MAKALAH
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
NIRA
Dosen Pembimbing: Ir. Moh. Sabariman
Disusun oleh :
Kelompok 7
Aprilisa Siwi Lestari (2013340003)
Firda Shabrina (2013340054)
Puteri Maulani (2013340056)
UNIVERSITAS SAHID JAKARTATAHUN 2013
JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan bimbingan-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini dapat terselesikan
karena usaha dan kerjasama penulis serta kemahakuasaan-Nya.
Makalah ini berjudul “NIRA” yang merupakan salah satu hasil perkebunan. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Pangan (PBP) serta
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah ini,
khususnya mengetahui manfaat hasil perkebunan, seperti Nira dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing kami, Bapak Moh.
Sabariman yang telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah wawasan lebih
luas tentang Pengetahuan Bahan Pangan khususnya Nira.
Penulis merasa makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kami akan menerima
kritik dan saran dari semua pihak yang akan membantu penyempurnaan pembuatan makalah
ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk rekan-rekan mahasiswa serta dapat
menambah ilmu tentang bahan pangan.
Jakarta, Desember 2013
Penyusun,
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................1
1.2 Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II...................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
2.1 Nira........................................................................................................................................2
2.2 Sumber Nira...........................................................................................................................2
2.3 Nira Aren (Arenga pinnata merr)..........................................................................................4
2.4 Hasil produk nira aren............................................................................................................6
2.5 Sifat Fisik dan Kimia nira......................................................................................................7
2.6 Kerusakan nira.......................................................................................................................8
2.7 Pengawetan nira.....................................................................................................................9
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................11
Lampiran.............................................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia adalah negara yang kaya akan hasil pertanian, salah satunya
adalah komoditi hasil perkebunan yang keberadaannya dibutuhkan oleh masyarakat untuk
diolah dan dikonsumsi. Komoditi hasil perkebunan dapat dibagi menjadi tiga kelompok,
yaitu kelempok bahan pangan (nira dan penghasil minyak), kelompok bahan penyegar
(teh, kopi, dan coklat), dan kelompok bahan non pangan (karet dan kina).
Kelompok komoditi hasil perkebunan yang akan dibahas adalah kelompok bahan
pangan, salah satunya adalah nira. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga
beberapa tanaman penghasil nira. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti
aren, kelapa, tebu, buah lontar, saga, dll. Nira mengandung gula yang cukup besar
sehingga dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi produk tertentu. Oleh karena itu, dalam
prosesnya dibutuhkan penanganan yang baik agar tidak terjadi kontaminasi dan kerusakan
pada nira.
Pembahasan nira kali ini akan fokus pada nira yang dihasilkan oleh tanaman aren
karena tanaman tersebut banyak dikenal sebagai penghasil nira dan dimanfaatkan sebagai
bahan baku pembuatan gula merah yang umum digunakan oleh masyarakat.
1.2 Tujuan
Mengetahui tanaman penghasil nira.
Mengetahui manfaat nira dalam kehidupan sehari-hari.
Mengetahui keadaan fisik dan komposisi kimia nira.
Mengetahui penangan sebelum panen hingga pasca panen.
Mengetahui proses pengawetan dan produk hasil dari bahan tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Nira
Nira adalah cairan yang keluar dari bunga atau pohon penghasil nira yang disadap.
Nira sering juga disebut ‘lege’, kata ini berasal dari istilah bahasa Jawa, yaitu legi artinya
manis. Dalam keadaan segar nira mempunyai rasa yang manis, berbau harum, dan tidak
berwarna. Cairan ini biasanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Selain
digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula, nira juga digunakan sebagai bahan baku
asam cuka, minuman segar, dan minuman keras (tuak) serta pada akhir-akhir ini muncul
produk baru dari nira aren yaitu gula merah serbuk.
Dalam proses penyadapan baik sebelum ataupun sesudahnya, diperlukan
penanganan yang baik agar nira tidak mudah rusak dan terkontaminasi. Karena nira
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme seperti bakteri, kapang,
dan khamir. Walaupun pada saat cairan keluar dari bunga atau pohonnya dalam keadaan
steril, namun kerusakan nira dapat terjadi saat proses penyadapan, penampungan atau
penyimpanan sebelum diproduksi. Oleh karena itu diperlukan proses penanganan yang
baik untuk memperpanjang masa simpannya.
2.2 Sumber Nira
Nira dihasilkan dari beberapa tanaman, ciri tanaman yang menghasilkan nira
adalah tanaman yang berdaun hijau dan digunakan dalam metabolisme dari tanaman.
Pada tanaman tersebut nira disimpan di dalam akar, batang, bunga dan buah. Nira dalam
tanaman dapat berbentuk glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Sumber nira yang dapat
digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah:
1. Aren (Arenga pinnata merr)
Pada pohon aren niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga dan dapat disadap
(diambil) niranya pada umur 5-12 tahun. Dalam sehari pohon aren dapat disadap 2
kali dan menghasilkan 300-400 liter nira.
2. Kelapa (Cocos nucifera)
Pada pohon kelapa niranya diperoleh dari penyadapan tangkai bunga dan dapat
disadap niranya pada umur 6-8 tahun. Penyadapan dilakukan sepanjang tahun selama
2
4 bulan dan menghasilkan 2 kg/hari sadap. Rendemen nira yang dijadikan gula merah
yaitu sebesar 12-18%, gula merah yang dihasilkan antara 30-40 kg/pohon/tahun.
3. Tebu (Saccharum officinarum)
Pada tanaman tebu niranya tedapadat di batangnya. Tanaman tebu yang sudah cukup
masak yaitu batangnya telah mempunyai rendemen yang tinggi, sekitar umur 12-16
bulan dan siap dipanen untuk diambil niranya.
4. Sumber nira lainnya;
Buah lontar (Barassus sp.), pada buah lontar niranya diperoleh dari penyadapan
tangkai bunga atau buah dan mulai disadap saat umur 15 tahun.
Saga (Caryota urens), pada saga niranya diperoleh dari penyadaan tangkai bunga
dan mulai disadap saat umur 10 tahun, selama 15-20 tahun.
Karma (Phoenix sy/veris), pada karma niranya diperoleh dari penyadapan pangkal
tajuk tanaman dan dapat mulai disadap pada umur 8 tahun, lama penyadapan 25-4
tahun.
Bit gula (Beta vulgaris), pada bit gula niranya diperoleh dari umbi bit gula.
Penanaman bit dengan biji dan lamanya penanaman hingg proses panen adalah 5-
6 bulan. Bit gula mengandug 13-17% sukrosa.
Sorgum (Sorgum vulgare), pada sorgum niranya diperoleh dari batang sorgum
manis varietas saccharum. Hasil niranya diolah langsung menjadi sirup.
Maple (Acer saccharum), pada maple niranya diperoleh dari penyadapan kulit
pohon maple sepanjang 7,50 cm dan letaknya 130 cm di atas tanah.
Beriku adalah tabel komposisi kimia nira dari masing-masing tanaman:
Komposisi nira tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu varietas tanaman,
umur tanaman, kesehatan tanaman, keadaan tanah, iklim, pemupukan dan pengairan.
3
tanamanKomposisi kimia tanaman (%)
Air Karbohidrat Protein Lemak
Aren 87,20 11,28 0,20 0,02
Kelapa 84,40 14,35 0,10 0,17
Tebu 77-78 13,28 - -
Dari pembahasan di atas dapat diketahui bahwa banyak tanaman sumber penghasil nira
serta komposisi nira dari masing-masing tanaman tersebut, namun saat ini akan dibahas
lebih lanjut dan lebih dalam tentang nira yang dihasilkan oleh pohon aren, mulai dari
penanganan awal sebelum penyadapan hingga hasil produksi nira tersebut.
2.3 Nira Aren (Arenga pinnata merr)
Nira dari pohon aren banyak ditemukan dan digunakan dalam pembuatan gula aren
atau gula semut. Nira aren diperoleh dengan penyadapan pada tangkai bungan dan mulai
disadap pada umur 5-12 tahun. Tiap tanaman dapat disadap selama 3 tahun, setiap
tahunnya dapat disadap 3-4 tangkai bunga. Nira aren dapat menghasilkan 300-400
liter/musim tangkai bunga (3-4 bulan) atau 900-1600 liter nira/tahun.
Pada pohon aren niranya terdapat pada tangkai bunga yang tumbuh panjang dari
pelepah daun yang berupa cabang dengan arah pertumbuhan dari atas ke bawah. Bunga
aren adalah nomoceous unisexual yaitu bunga jantan dan betinanya terpisah pada
masing-masing tongkol. Letak buga betina mulai dari bunga yang mula-mula keluar
hingga tongkol ke empat atau ke lima, sedangkan letak bunga jantan setelah tongkol ke
empat atau ke lima hingga seterusnya. Bunga yang disadap adalah bunga jantan yang
berwarna kuning kecoklatan atau coklat. Sedangkan bunga betina yang berwarna hijau
atau hijau kekuningan tidak boleh disadap karena dapat menurunkan produksi nira.
Tahap selanjutnya setelah mengetahui bagian-bagian tangkai bunga adalah proses
penyadapan nira aren. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Proses peningguran (pemukulan)
Proses ini dilakukan dengan memukul tangkai bunga agar pori-pori bunga membesar
dan melunakkan bunga. Hal ini dilakukan untuk menghancurkan dinding sel
sehingga cairannya bisa keluar. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah alat
pemukul berbentuk silinder yang terbuat dari kayu pohon nangsi, mauhman, dadap
atau hanjuang. Tahap peningguran dan pengayunan ini berlangsung 3 hari sekali
selama 10 hari.
2. Pengujian
Proses ini dilakukan untuk mengetahui waktu yang tepat pada saat pemotongan atau
pemagasan, waktu yang tidak tepat dapat menyebabkan nira tidak keluar. Caranya
dengan mengiris tangkai bunga dengan pisau sadap.
9
3. Pemotongan (pemagasan)
Selain dengan cara pengujian ada cara lain untuk mengetahui kapan tangkai unga
akan di potong, yaitu dengan cara memperhatikan bentuk bunga. Pemotongan dapat
dilakukan dalam tahap bunga muda atau tua. Berikut ini adalah cara mengamati
bentuk bunga:
Tahap bunga muda
Pada tahap ini bunga berbentuk bulat dan susunan benang sarinya rapi dan pendek.
Bunga tersebut dapat dipagas jika warna bunganya terlihat gumircak bodas dan
setelah dilakukan pengujian tidak kelur air maka waktu pemagasan ditunggu
hingga berwarna gumircak koneng. Jika warna bunga sudah tumi odeng muda
sampai ligar maka waktu pemagasan sudah lewat dan tidak dapat dilakukan
pemagasan. Sehingga harus menunggu muncul bunga lainnya.
Tahap bunga tua
Pada tahap ini bunga berbentuk lonjong dan benang sarinya tersusun tidak teratur.
Pemagasan pada tahap ini tidak diperlukan uji pengirisan pada perubahan warna
tertentu (seperti pada bunga muda). Tetapi pengujian dilakukan pada saat bunga
berwarna tumi odeng muda, jika diiris keluar air maka tangkai bunga bisa langsung
dipagas dan jika air tidak keluar maka harus ditunggu hingga warnanya tumi odeng
tua hingga ligar. Setelah diuji pengirisan keluar cairan, tangkai bunga bisa
langsung dipagas. Tetapi jika tidak mengeluarkan cairan maka harus ditunggu
hingga muncul bunga yang lainnya.
Berikut ini adalah beberapa istilah tahap pertumbunhan bunga pada pohon aren:
a. Gumircak bodas : bagian dalam bunga yang berwarna putih seperti beras.
b. Gumircak koneng : bagian dalam bunga yang berwarna kuning dan berair.
c. Tumi odeng muda : bagian dalam bunga berwarna kuning muda tidak
berair tetapi kalau dipegang agak lengket.
d. Tumi odeng tua : bagian dalam bunga berwarna kuning tua.
e. Leucir : bagian dalam bunga berwarna kuning tidak berair dan
tidak lengket.
f. Hear : bagian dalam bunga sedikit berserbuk.
g. Humangit : bagian dalam bunga tercium bau harum.
h. Jumegang : bagian dalam bunga terdapat cairan seperti madu.
i. Ligar : bunga sudah tidak ada dan rontok.
9
Pada tahap a-b adalah tahap bunga muda dan tahap c-i adalah tahap bunga tua.
Gambar bunga aren dapat dilihat pada lampiran.
4. Pembungkusan
Proses pembungkusan tangkai bunga dengan ijuk agar tangkai bunga tidak diganggu
oleh tupai dan serangga. Kemudian diperiksa setiap hari, jika terdapat tetesan cairan
maka didiamkan selama 5-6 hari setelah itu ijuk dibuang dab dibungkus dengan daun
labu ataiu dadap agar air yang dikeluarkan lebih banyak, karena kedua daun tersebut
mengandung asam yang dapat menarik air. Pembungkusan berlangsung selama 3-6
hari. Proses ini dapat disebut pemokoan.
5. Pengambilan nira
Setelah nira yang keluar banyak, ujung tangkai bunga dapat diiris tipis dan cairan
nira yang keluar akan ditampung dalam lodong bambu. Nira yang diperoleh
sebaiknya langsung diproses menjadi gula atau produk lain agar hasilnya lebih baik.
Jika nira didiamkan terlebih dahulu maka akan mengalami proses fermentasi dan bila
dijadikan gula akan lembek.
2.4 Hasil produk nira aren
Umumnya nira aren dimanfaatkan menjadi gula yaitu gula aren dan gula semut. Berikut
ini adalah penjelasan pembuatn gula aren dan gula semut:
a. Gula aren cetak
Gula aren cetak atau gula merah banyak digunakan untuk bahan tambahan makanan
yaitu sebagai pemanis dalam masakan. Gula ini berasal dari nira aren yang segar,
berikut ini adalah cara pembuatannya:
Nira dengan kandungan pH 6-7 dilakukan penyaringan untuk memisahkan
dari kotoran, lalu dimasak dengan suhu 110-120C hingga kadar air nira berkurang.
Untuk memisahkan kotoran yang terdapat saat proses pemasakan dilakukan
penyaringan kembali hingga nira mengental namun tidak terdapat buih yang banyak.
Saat buihnya banyak, ditambahkan minyak kelapa, kemiri atau kacang tanah.
Kemudian dimasak hingga mengental dengan api yang kecil. Tandanya nira sudah
kental yaitu dengan meneteskan cairan nira ke dalam air. Nira yang kental terus
diaduk hingga terbentuk kristal yang meratahingga terbentuk warna coklat
kekuningan tetapi belum mengeras. Kemudian hasil pemanasan tersebut dimasukan
kedalam cetakan yang telah direndam air dingin agar mudah saat pelepasan dari
cetakannya. Gambar gula aren dapat dilihat pada lampiran.
9
b. Gula semut
Perbedaan gula aren dengan gula semut adalah bentuk dari gula semut adalah bubuk
dam kadar airnya lebih kecil. Pembuatan gula semut digunakan nira yang masih
segar dan kemudian disaring. Hasil saringan tersebut dimasak padasuhu 110C
sambil terus diaduk. Pada saat mulai mendidih akan terdapat busa, busa tersebut tidak
boleh meluap oleh karena itu harus diaduk dan ditambahkan 1 sendok minyak goreng
untuk mengurangi total padatan gula semut yang dihasilkan.
Pemasakan dilanjutkan sampai warnanya sedikit tua dari gula cetak, kemudian
didinginka selama 10 menit di wajan tanpa diaduk. Kemudian dilakukan pengadukan
dengan garpu, apabila terbentuk kristal gula pengadukan dilakukan lebih cepat agar
terbentuk gula serbuk atau butiran gula, sehingga gula tersebut disebut gula semut.
Gula yang telah jadi dipidahkan ke wadah lain dan dibiarkan dingin kemudan diayak
untuk memisahkan gula dengan butiran yang kecil dan besar. Apabila gula yang
dihasilkan masih basah harus dikeringkan agar kadar airnya sesuai dengan yang
diinginkan. Gambar gula semut dapat dilihat pada lampiran.
Berikut ini adalah tabel perbedaan antara gula aren dan gula semut.
Gula aren Gula Semut
Jenis gula merah yang berbentuk cetakan batangan silinder dan cetakan setengah bola
Jenis gula merah yang berbentuk bubuk dan sering pula disebut orang sebagai gula kristal
Mengandung kadar air yaitu rata-rata97,4%
Mengandung kadar air Kadar air 2-3% dalam bentuk kemasan
Mengandung sukrosa kurang lebih 84% Mengandung sukrosa sekitar 90-94%
Sukar larut Mudah larut
2.5 Sifat Fisik dan Kimia nira
Sifat fisik
Umumnya semua nira memiliki sifat fisik yang hampir sama. Sifat fisik nira yang
penting adalah warna atau kejernihan, aroma, rasa, kotoran dan kekentalan.
1. Warna atau kejernihan, aroma dan rasa
9
Pengamatan dilakukan secara organoleptik terhadap warna atau kejernihan, aroma
dan rasa atau tngkat kemanisan nira.
2. Kotoran
Menyaring sebanyak 100ml nira dengan menggunakan kapas, kemudian diamati
kotoran yang menenpel pada kapas penyaring.
3. Kekentalan
Mengukur viskometer dengan menggunakan viskometer.
Sifat Kimia
Sifat kimia nira yang penting dengan pembuatan gula merah adalah keasaman (pH) dan
kadar gula.
1. Keasaman (pH)
Mengukur suhu nira dengan termometer kemudian pH-nya diukur dengan pH meter.
Nira dikatakan baik apabila memiliki pH sekitar 5,5-6.
2. Total asam tertitrasi
Total asam tertitrasi diujikan untuk mengetahui kadar asam organik yang terdapat
pada nira tersebut dan dinyatakan sebagai ml titrasi NaOH/100ml nira.
3. Total gula
Kadar total gula diujikan untuk mengetahui kadar total gula dalam nira tersebut.
Biasanya pengujian ini dilakukan dengan alat refraktometer dan hasilnya dinyatakan
dalam satuan Brix.
2.6 Kerusakan nira
Nira yang ada pada tangkai bunga terdapat dalam keadaan steril, namun dalam
prosesnya kerusakan nira dapat terjadi pada saat nira mulai disadap dari pohon atau pada
saat proses penyimpanan sebelum pengolahan. Apabila nira didiamkan beberapa lama
akan terjadi prses fermentasi sukrosa oleh mikroorganisme menjadi alkohol dan lama
kelamaan menjadi asam.
Reaksi yang terjadi pada saat proses fermentasi berlangsung:
1. C12H22O11 + H2O C6H12O6 + C6H12O6
sukrosa air glukosa fruktosa
2. C6H12O6 + Saccharomyces ellipsoides 2 C6H5OH + CO2
glukosa etanol
3. C2H5OH + O2 + Acetobacter eceti CH3COOH + H2O
9
etanol asam asetat
Pada reaksi pertama, terjadi inversi sukrosa menjadi D-glukosa dan D-fruktosa, hal
ini dapat terjadi karena aktivitas enzim fruktoforanosidase (h-fruktosidase, invertase)
yang dihasilkan mikroba. Kemudian glukosa dan fruktsa hasil inversi dengan bantuan
mikroorganisme dirubah menjadi etanol. Pada reaksi ke tiga etanol dengan bantuan
mikroorganisme dirubah menjadi asam asetat dan kecenderungan nilai pH akan turun
dan kadar gula juga akan menurun.
Mikroba yang terdapat pada nira adalah khamir dan bakteri. Nira yang sudah
terfermentasi akan menghasilkan toddy wine atau palm wine atau orang indonesia sering
menyebutnya “tuak”. Khamir yang terdapat pada tuk adalah S. cereviceae, sedangkan
bakteri adalah genus Lactobacillus, Acetobacter, Sarcin, Streptococcus, dll. jenis khamir
yang terdapat pada nira tergantung pada jenis khamir yang dominan dan suhu nira.
2.7 Pengawetan nira
Pada umumnya para petani telah melakukan pengawetan dengan cara secepatnya
mendidihkan nira setelah melakukan penyadapan dan dengan menambahkan bahan alami
seperti laru janggut, kulit pohon manggis, buah manggis yang masih muda, kulit pohon
kosambi, dan kayu pohon nangka. Selain itu juga digunakan kapur untuk mencegah
kerusakan nira.
Kulit pohon digunakan karena memiliki senyawa tanin yang bersifat antimikrobia,
fungisida, dan menghambat adsorpsi permukaan oleh khamir. Kapur digunakan karena
kalsium hidroksida (Ca(OH)2) yang terbentuk bersifat desinfektan, menggumpalkan
protein dan asam nukleat serta merusak dinding sel mikroba.
Keasaman nira dapat dicegah dengan menambahkan beberapa larutan tersebut yang
telah diuji di laboratorium, yaitu:
1. Garam Na/K metabisulfit 0,2-0,25%
2. N.Na benzoat 0,05-0,2%
3. Kapur 0,7-1,2%
Senyawa sulfit digunakan sebagai penawet karena dalam bentuk efektifnya, yaitu asam
sulfit tidak akan terdisosiasi pada pH dibawah 3.
9
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Nira merupakan salah satu hasil perkebunan yang termasuk pada komoditi hasil
perkebunan pangan. Nira adalah cairan yang dikeluarkan dari bunga beberapa tanaman
penghasil nira. Nira banyak dimanfaatkan sebgai bahan baku pembuatan gula, asam cuka
dan tuak. Nira dapat dihasilkan dari beberapa tanaman seperti aren, kelapa, tebu, buah
lontar, saga, dll
Salah satu tanaman yang menghasilkan nira adalah pohon aren. Nira pohon aren
banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula. Sebelum nira aren digunakan
sebagai bahan baku, untuk mendapatkan nira tersebut dilakukan beberapa proses
penanganan seperti penanganan sebelum dan sesudah penyadapan, proses pengawetan
dan pengolahan nira aren.
Selain itu nira juga memiliki sifat fisik dan kimia yang hampir sama dari semua
jenis nira. Penanganan nira setelah proses penydapan harus dilakukan dengan baik agar
tidak terjadi kerusakan dan proses fermentasi yang berlebihan pada nira . Untuk
mencegah adanya kerusakan pada nira, beberapa bahan pengawet alami dan kimia dapat
mencegah terjadinya kerusakan sehingga dapat memperpanjang umur penyimpanan nira.
10
Daftar Pustaka
Aziz, Rizqi Al. NIRA. 2010. http://rizqi-aziz.blog.unsoed.ac.id/2011/06/25/nira/. [28 mei 2013]
Deptan. 1993. http://www.pustaka-deptan.go.id/agritek/ppua0141.pdf. [28 mei 2013]
Nurlela, Euis. 2002. Kajian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Warna Gula Merah. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB
R. Muchtadi, Tien et.al. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Bandung:Alfabeta CV. hal:304-317
Tanpa nama. Tinjauan pustaka aren. Reprositori IPB.
11
Lampiran
Buah aren
Tangkai Bunga Aren
Gula aren cetak Gula semut
12
Top Related