Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang mencakup bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik meskipun bukan termasuk sel. Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memung-kinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit. Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan peran sebagai bukti keberadaannya. Begitu banyak dan dominannya peranan mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan mikrobiologi. Dengan semakin 1

description

Mikrobiologi lingkungan

Transcript of Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

Page 1: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikrobiologi merupakan ilmu tentang mikroorganisme yang mencakup

bermacam-macam kelompok organisme mikroskopik yang terdapat sebagai sel

tunggal maupun kelompok sel, termasuk kajian virus yang bersifat mikroskopik

meskipun bukan termasuk sel.

Sebagaimana kita ketahui sebelumnya mikroorganisme adalah organisme

hidup yang berukuran mikroskopis sehingga tidak dapat dilihat dengan mata

telanjang. Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memung-

kinkan terjadinya kehidupan, disegala lingkungan hidup manusia. Mereka ada di

dalam tanah, di lingkungan akuatik, dan atmosfer (udara) serta makanan, dan

karena beberapa hal mikroorganisme tersebut dapat masuk secara alami ke dalam

tubuh manusia, tinggal menetap dalam tubuh manusia atau hanya bertempat

tinggal sementara. Mikroorganisme ini dapat menguntungkan inangnya tetapi

dalam kondisi tertentu dapat juga menimbulkan penyakit.

Dalam sejarah kehidupan, mikroorganisme telah banyak sekali memberikan

peran sebagai bukti keberadaannya. Begitu banyak dan dominannya peranan

mikroorganisme dalam kehidupan ini menjadi salah satu unsur dalam cakupan

mikrobiologi. Dengan semakin majunya teknologi mikroskop, semakin mendu-

kung perkembangan mikrobiologi, sehingga pembahasan tentang ilmu ini semakin

luas dan mendalam. Bahkan mikrobiologi telah dibagi menjadi beberapa cabang,

seperti salah satu disiplin ilmu yang mempelajari tentang peranan mikroorganisme

di dalam lingkungan. Lingkungan yang termasuk dalam mikrobiologi lingkungan

adalah air, tanah, dan udara.

Udara, sebagai salah satu komponen lingkungan merupakan kebutuhan

yang paling utama untuk mempertahankan kehidupan. Udara bukan merupakan

habitat asli dari mikroba, tetapi udara sekeliling kita sampai beberapa kilometer di

atas permukaan bumi mengandung bermacam-macam jenis mikroorganisme

dalam jumlah yang beragam. Peran udara dapat juga sebagai sarana infeksi

1

Page 2: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

nosokomial (infeksi rumah sakit). Setiap kegiatan manusia menimbulkan bakteri

di udara. Maka dari itu, hal inilah yang melatar belakangi penulis dalam

penyusunan makalah ini yaitu untuk mempelajarai mikroorganisme yang hidup di

udara yang dapat memberi keuntungan ataupun kerugian bagi kehidupan manusia.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun yang rumusan masalah makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan mikrobiologi lingkungan udara?

2. Bagaimana distribusi mikroba di udara?

3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan mikroba di udara?

4. Apa jenis penyakit serta bagaimana cara penyebarannya melalui udara?

5. Bagaimana pengendalian penyakit yang terbawa udara?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengertian mikrobiologi lingkungan udara.

2. Untuk mengetahui distribusi mikroba di udara.

3. Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi keberadaan mikroba di

udara.

4. Untuk mengetahui jenis penyakit serta cara penyebarannya melalui udara.

5. Untuk mengetahui pengendalian penyakit yang terbawa udara.

2

Page 3: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mikrobiologi Lingkungan Udara

Mikrobiologi udara adalah ilmu yang mempelajari kehidupan dan peranan

mikroba di udara (berguna untuk bidang-bidang kedokteran/ kesehatan, industri,

ruang-angkasa dll).

Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu medium

tempat mikroorganisme tumbuh, tetapi merupakan pembawa bahan partikulat

debu dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati mikroba. Untuk

mengetahui atau memperkirakan secara akurat berapa jauh pengotoran udara

sangat sukar karena memang sulit untuk menghitung organisme dalam suatu

volume udara. Namun ada satu teknik kualitatif sederhana, menurut Volk, dkk

(1989) yaitu mendedahkan cawan hara atau medium di udara untuk beberapa saat.

Selama waktu pendedahan ini, beberapa bakteri di udara akan menetap pada

cawan yang terdedah. Semakin banyak bakteri maka bakteri yang menetap pada

cawan semakin banyak. Kemudian cawan tersebut diinkubasi selama 24 jam

hingga 48 jam maka akan tampak koloni-koloni bakteri, khamir dan jamur yang

mampu tumbuh pada medium yang digunakan.

Mikroba yang terdapat diudara berasal dari tanah yang disebabkan oleh

percikan tanah dan akibat tiupan angin. Daerah yang terbebas dari mikroba tanah

atau disebut juga daerah steril yaitu terdapat pada: 100-1000 m diatas permukaan

tanah (kecuali jika ada pesawat lewat) 100 m dibawah permukaan tanah.

Udara merupakan media penyebaran bagi mikroorganisme. Mereka

terdapat dalam jumlah yang relatif kecil bila dibandingkan dengan di air atau di

tanah. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri,

adanya bakteri di udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering

ataupun terhembus oleh tiupan angin.

Kelompok mikroba yang paling banyak berkeliaran di udara bebas adalah

bakteri, jamur dan juga mikroalge. Kehadiran jasad hidup tersebut di udara, ada

yang dalam bentuk vegetatif ataupun dalam bentuk generatif . Belum ada mikroba

3

Page 4: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

yang habitat aslinya di udara. Udara dibagi menjadi dua bagian yaitu udara luar

dan udara dalam ruangan. Udara dalam ruang atau indoor air adalah udara dalam

ruang gedung (rumah, sekolah, restoran, hotel, rumah sakit, perkantoran) yang

ditempati sekelompok orang dengan tingkat kesehatan yang berbeda-beda selama

minimal satu jam. Sedangkan udara luar atau outdoor air adalah udara yang

bergerak bebas di atmosfer dan jumlahnya lebih banyak dari udara dalam suatu

ruangan (Budiyanto. 2001).

Kualitas udara dalam ruangan (indoorair quality) juga merupakan masalah

yang perlu mendapat perhatian karena akan berpengaruh terhadap kesehatan

manusia. Timbulnya permasalahan yang mengganggu kualitas udara dalam

ruangan umumnya disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kurangnya ventilasi udara

(52%) adanya sumber kontaminasi di dalam ruangan (16%) kontaminasi dari luar

ruangan (10%), mikroba (5%), bahan material bangunan (4%) , lain-lain (13%)

CDC-NIOSH.

Mikroorganisme yang berasal dari luar misalnya serbuk sari, jamur dan

spora, yang bisa juga berada di dalam ruangan. Selain itu cemaran dalam ruangan

yang berasal dari mikroorganisme dalam ruangan seperti serangga, jamur pada

ruangan yang lembab, bakteri. Mikroorganisme yang tersebar di dalam ruangan

dikenal dengan istilah bioaerosol.

Bioaerosol adalah mikroorganisme atau partikel, gas, substansi dalam gas

atau organisme hidup yang hidup atau terdapat dalam udara. Contoh bioaerosol di

udara bakteri (Legionella, Actinomycetes), jamur (Histoplasma, Alternaria,

Penicillium, Aspergillus, Stachybotrys, Aflatoxins), protozoa (Naegleria,

Acanthamoeba), virus (Influenza (flu)). Pada jumlah terbatas, keberadaan

bioaerosol tidak akan menimbulkan efek apapun, akan tetapi dalam jumlah

tertentu dan terhirup akan menimbulkan infeksi pernapasan misalnya asma, alergi

Dari semua lingkungan, udara merupakan lingkungan yang paling

sederhana. Komposisi normal udara terdiri atas gas nitrogen 78,1 %, oksigen

20,93 % dan karbondioksida 0.03 %, sementara selebihnya berupa gas argon,

neon, kripton, xenon dan helium. Udara juga mengandung uap air, debu, bakteri,

spora dan sisa-sisa tumbuhan. Meskipun terdapat bakteri di udara, belum

4

Page 5: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

ditemukan bakteri yang berhabitat asli dari udara. Udara bukanlah lingkungan

alami bagi bakteri, karena tidak mengandung cukup air dan nutrisi untuk

mendukung pertumbuhan dan reproduksinya. Udara dalam ruang tertutup

mengandung lebih sedikit bakteri dari jenis yang sama dibandingkan yang

ditemukan di udara terbuka. Bakteri tersebut sebagian besar adalah saprofit dan

bersifat non patogenik, tetapi dengan bertambahnya bakteri non patogenik dalam

jumlah yang relatif besar dapat berpotensi sama seperti bakteri patogenik. Pada

mulanya udara jarang mengandung bakteri patogenik, tetapi dalam perkembangan

selanjutnya menjadi sasaran penularan sejumlah spesies utama yang menyebebkan

infeksi pada saluran pernafasan.

Dalam hal ini droplet berperan sebagai sumber bakteri patogen di udara.

Bakteri dalam mulut yang keluar bersama batuk dan bersin dapat tersebar,

kemudian menguap pada waktu jatuh sehingga meninggalkan droplet nuklei (inti

tetesan) yang mampu bertahan dalam sirkulasi udara di dalam ruangan selama

berjam-jam, bahkan berhari-hari.

2.2  Distribusi Mikroba di Udara 

Kelompok mikroba yang paling banyak di udara adalah bakteri, jamur

(termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalga. Kehadiran jasad hidup tersebut

di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun dalam

bentuk generatif (umumnya spora). Mikroba udara dapat dipelajari dalam dua

bagian, yaitu mikroba di luar ruangan dan mikroba di dalam ruangan. Mikroba

paling banyak ditemukan di dalam ruangan (Pudjiastuti, dkk. 1998).

Belum ada mikroba yang habitat aslinya di udara. Pada sub pokok bahasan

sebelumnya mikrooganisme di udara dibagi menjadi 2, yaitu mikroorganisme

udara di luar ruangan dan mikroorganisme udara di dalam ruangan. Mikroba

paling banyak ditemukan di dalam ruangan.

1.  Mikroba Di Luar Ruangan

Mikroba yang ada di udara berasal dari habitat perairan maupun terestrial.

Mikroba di udara pada ketinggian 300-1,000 kaki atau lebih dari permukaan bumi

adalah organisme tanah yang melekat pada fragmen daun kering, jerami, atau

5

Page 6: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

partikel debu yang tertiup angin.  Mikroba tanah masih dapat ditemukan di udara

permukaan laut sampai sejauh 400 mil dari pantai pada ketinggian sampai 10.000

kaki. Mikroba yang paling banyak ditemukan yaitu spora jamur, terutama

Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus. Mereka dapat ditemukan baik di daerah

kutub maupun tropis.

Mikroba yang ditemukan di udara di atas pemukiman penduduk di bawah

ketinggian 500 kaki yaitu spora Bacillus dan Clostridium, yeast, fragmen dari

miselium, spora fungi, serbuk sari, kista protozoa, alga, Micrococcus, dan

Corynebacterium, dan lain-lain (Budiyanto. 2001).

2.  Mikroba Di Dalam Ruangan

            Dalam debu dan udara di sekolah dan bangsal rumah sakit atau kamar

orang menderita penyakit menular, telah ditemukan mikroba seperti bakteri

tuberkulum, streptokokus, pneumokokus, dan staphylokokus.  Bakteri ini tersebar

di udara melalui batuk, bersin, berbicara, dan tertawa. Pada proses tersebut ikut

keluar cairan saliva dan mukus yang mengandung mikroba. Virus dari saluran

pernapasan dan beberapa saluran usus juga ditularkan melalui debu dan udara.

Patogen dalam debu terutama berasal dari objek yang terkontaminasi cairan yang

mengandung patogen.  Tetesan cairan (aerosol) biasanya dibentuk oleh bersin,

batuk dan berbicara. Setiap tetesan terdiri dari air liur dan lendir yang dapat berisi

ribuan mikroba. Diperkirakan bahwa jumlah bakteri dalam satu kali bersin

berkisar antara 10.000 sampai 100.000.  Banyak patogen tanaman juga diangkut

dari satu tempat ke tempat lain melalui udara dan penyebaran penyakit jamur pada

tanaman dapat diprediksi dengan mengukur konsentrasi spora jamur di udara. 

3. Mikroorganisme Udara di Rumah Sakit

Meskipun rumah sakit adalah tempat pengobatan berbagai penyakit, ada

kasus dimana penyakit menular tambahan diderita pasien pada saat rawat inap.

Udara di dalam rumah sakit dapat bertindak sebagai reservoir mikroorganisme

patogen yang ditularkan oleh pasien.  Infeksi yang diperoleh selama perawatan di

rumah sakit tersebut disebut infeksi nosokomial dan patogen yang terlibat disebut

sebagai patogen nosokomial. Infeksi, diwujudkan oleh gejala terkait, setelah tiga

hari dirawat di rumah sakit bisa dianggap sebagai infeksi nosokomial. Terdapat

6

Page 7: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

dua cara utama penyebaran patogen nosokomial, yaitu dengan kontak (baik

langsung atau tidak langsung), dan penyebaran melalui udara.

Infeksi nosokomial di rumah sakit mungkin dibawa oleh staf atau pasien

yang masuk ke rumah sakit. Infeksi nosokomial yang banyak ditemukan yaitu

berasal dari Haemophilus.influenzae, Streptococcus pneumoniae, Staphylococcus

aureus, Pseudomonas aeruginosa, anggota Enterobacteriaceae dan virus

pernafasan.

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Mikroba Di Udara

Sejumlah faktor intrinsik dan lingkungan mempengaruhi distribusi jenis

mikroba di udara. Faktor intrinsik meliputi sifat dan keadaan fisiologis

mikroorganisme dan juga keadaan suspensi. Spora relatif lebih banyak dari pada

sel vegetatif.  Hal ini terutama karena sifat spora dorman yang memungkinkan

mereka untuk mentolerir kondisi yang tidak menguntungkan seperti pengeringan,

kurangnya nutrisi yang cukup dan radiasi ultraviolet. Demikian pula spora fungi

berlimpah di udara karena spora merupakan alat penyebaran penyebaran fungi.  

Ukuran mikroorganisme merupakan faktor yang menentukan jangka

waktu mereka untuk tetap  melayang di udara. Umumnya mikroorganisme yang

lebih kecil dapat dengan mudah dibebaskan ke udara dan tetap udara dalam

jangka waktu yang lama. Miselium fungi memiliki ukuran yang lebih besar dan

karena itu tidak dapat bertahan lama di udara.  Keadaan suspensi memainkan

peran penting keberadaan mikroorganisme di udara. Semakin kecil suspensi,

semakin besar kemungkinan mereka untuk tetap berada di udara.  Biasanya

mereka melekat pada partikel debu dan air liur. Mikroorganisme yang ada dalam

partikel debu di udara hanya hidup untuk waktu yang singkat. Tetesan yang

dibuang ke udara melalui batuk atau bersin juga hanya dapat bertahan di udara

untuk waktu singkat. Namun jika ukuran suspensi menurun, mereka dapat

bertahan lama di udara.

            Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroba udara adalah suhu

atmosfer, kelembaban, angin, ketinggian, dan lain-lain. Temperatur dan

kelembaban relatif adalah dua faktor penting yang menentukan viabilitas dari

7

Page 8: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

mikroorganisme dalam aerosol. Studi dengan Serratia marcesens dan E. coli

menunjukkan bahwa kelangsungan hidup mikroba udara terkait erat dengan suhu

(Setyaningsih, dkk. 2003). 

Pengaruh angin juga menentukan keberadaan mikroorganisme di udara.

Pada udara yang tenang, partikel cenderung turun oleh gravitasi. Tapi sedikit

aliran udara dapat menjaga mereka dalam suspensi untuk waktu yang relatif lama.

Angin penting dalam penyebaran mikroorganisme karena membawa mereka lebih

jauh.  Arus juga memproduksi turbulensi udara yang menyebabkan distribusi

vertikal mikroba udara. Pola cuaca global juga mempengaruhi penyebaran

vertikal. Ketinggian membatasi distribusi mikroba di udara. Semakin tinggi dari

permukaan bumi, udara semakin kering, radiasi ultraviolet semakin tinggi, dan

suhu semakin rendah sampai bagian puncak troposfer. Hanya spora yang dapat

bertahan dalam kondisi ini, dengan demikian, mikroba yang masih mampu

bertahan pada ketinggian adalah mikroba dalam fase spora dan bentuk-bentuk

resisten lainnya.

2.4 Penyakit Serta Cara Penyebarannya Melalui Udara

Bakteri yang tersebar bersama-sama dengan aerosol yang ada di udara

dikenal dengan istilah bioaerosol. Dampak kesehatan dari bioaerosol, pada

dasarnya berbeda-beda tergantung dari bahan-bahan di dalamnya. Kebanyakan

dari bioaerosol adalah non pathogen dan hanya dapat dirasakan oleh orang yang

sensitif. Setiap bakteri pathogen, selalu dapat menginfeksi pada keadaan tertentu.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri di udara ruang diklasifikasikan sebagai

penyakit yang menular lewat udara (air borne diseases). Beberapa bakteri yang

disebabkan airborne diseases ditampilkan dalam tabel berikut ini:

8

Page 9: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

1. Tuberkulosis atau TBC

Tuberkulosis atau TBC adalah penyakit yang sangat mudah sekali dalam

penularannya. Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika

sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak

yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat

juga melalui debu. Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala

penyakit dari yang berbulan-bulan sampi tahunan membuat penyakit ini

digolongkan penyakit kronis.

2. Meningitis

Meningitis adalah peradangan yang

terjadi pada meninges, yaitu membrane atau

selaput yang melapisi otak dan syaraf tunjang.

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat

ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman,

sharing makan 1 sendok, pemakaian sikat gigi

bersama dan merokok bergantian dalam satu

batangnya. Maka bagi anda yang mengetahui

rekan atau disekeliling ada yang mengalami

meningitis jenis ini haruslah berhati-hati. Mancuci tangan yang bersih sebelum

makan dan setelah ketoilet umum, memegang hewan peliharaan.

3. Flu Burung

Avian Influenza atau flu burung adalah suatu penyakit menular yang

disebabkan oleh virus influenza H5N1. Virus yang membawa penyakit ini

terdapat pada unggas dan dapat menyerang manusia. Penularan virus flu burung

berlangsung melalui saluran pernapasan. Unggas yang terinfeksi virus ini akan

mengeluarkan virus dalam jumlah besar di kotorannya. Manusia dapat terjangkit

virus ini bila kotoran unggas bervirus ini menjadi kering, terbang bersama debu,

lalu terhirup oleh saluran napas manusia.

9

Page 10: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

4. Pneumonia

Pneumonia

atau yang dikenal dengan nama penyakit

radang paru-paru ditandai dengan gejala

yang mirip dengan penderita selesma atau

radang tenggorokan biasa, antara lain

batuk, panas, napas cepat, napas berbunyi

hingga sesak napas, dan badan terasa

lemas. Penyakit ini umumnya terjadi akibat bakteri Streptococus pneumoniae dan

Hemopilus influenzae yang berterbangan di udara terhirup masuk ke dalam tubuh.

Bakteri tersebut sering ditemukan pada saluran pernapasan, baik pada anak-anak

maupun orang dewasa.

5. Sars

Sindrom pernapasan akut parah atau Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS) merupakan penyakit yang ditandai dengan gejala awal gangguan

pernapasan berupa napas pendek dan terkadang disertai batuk. Penyebab SARS

adalah Coronavirus, yaitu virus yang bersifat menular dan umumnya menyerang

saluran pernapasan atas, virus ini juga dapat menyebabkan flu. Penyebaran

terbanyak penyakit ini adalah di Asia, terutama Cina dan Hong Kong. Sementara

itu, di Indonesia sendiri, menurut data terakhir Badan Kesehatan Dunia (WHO)

baru ditemukan 7 kasus suspect, 2 kasus probable, dan belum ada satu pun kasus

kematian akibat penyakit ini.

Sars adalah stadium lanjut dari pneumonia sehingga gejala awal yang

dialami penderita juga mirip dengan flu biasa. Namun, demam yang menyerang

penderita SARS dapat mencapai 38 derajat Celcius yang terkadang disertai

dengan menggigil, sakit kepala, perasaan lesu, serta nyeri tubuh.

Pada stadium awal penyakit biasanya penderita akan mengalami gangguan

pernapasan ringan selama tiga sampai tujuh hari. Jika tidak segera diatasi, besar

kemungkinan penderita mengalami batuk kering yang dapat menimbulkan

kekurangan oksigen dalam darah. Pada beberapa kasus, penderita akan

10

Page 11: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

memerlukan napas bantuan mengunakan ventilator (alat bantu pernapasan).

Belum ditemukan vaksin untuk mencegah penyakit ini, sehingga yang dibutuhkan

adalah sikap waspada agar tidak terjangkit. Beberapa cara yang dapat dilakukan

antara lain:

Mencuci tangan sesering mungkin. Bila bersentuhan dengan sesuatu yang

banyak mengandung kuman atau kotoran, gunakan alkohol untuk membunuh

bakteri yang menempel di kulit.

Hindari menyentuh mulut, mata, hidung dengan tangan yang kotor.

Gunakan masker apabila menderita batuk/pilek agar kuman dan bakteri tidak

menyebar ke orang lain. Sebagian besar infeksi terjadi di rumah sakit, karena itu

kurangi frekuensi mengunjungi ruangan dengan tingkat infeksi tinggi.

2.5 Pengendalian penyakit yang terbawa udara

1) Imunisasi. Dengan pemberian vaksin rubella pada anak-anak laki-laki dan

perempuan sejak dini

2) Pengubahan kandungan jasad penyebab infeksi di udara dengan penyaringan,

sterilisasi atau pengenceran. Penyaringan udara yang diputar ulang dengan

mengalirkan jumlah udara melalui penyaring dengan memerlukan sistem

ventilasi komplek ditambah penggunaan energi yang besar. Teknik pengen-

dalian di udara dengan pengenceran dengan melakukan penggantian udara

dalam dengan udara luar secara terus-menerus. Terdapat juga metode untuk

mengendalikan penyakit yang disebarkan melalui udara, yaitu :

a)  Metode sinar ultraviolet

Digunakan pada ruangan yang sesak dengan daya tembus jelek, merusak

mata sehingga sinar harus diarahkan ke langit-langit

b)  Metode aliran udara satu arah

Digunakan di laboratorium industri ruang angkasa dengan batasan mahal

untuk pemanasan atau pengaturan udara

c)  Metode sirkulasi ulang, udara tersaring

Digunakan di tempat apa saja dengan batasan penyaring harus sering

diganti.

11

Page 12: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

d)  Metode pembakaran

Digunakan pada ventilasi udara dari cerobong yang didalamnya terdapat

organisme yang menginfeksi sedang dipindahkan (Volk, dkk. 1989).

Upaya untuk membebaskan udara dalam ruangan dari mikroba yaitu saat ini telah

banyak dijual penyejuk udara/ AC dengan kemampuan anti mikroba. Cara

sterilisasi udara yang digunakan pada penyejuk udara tersebut antara lain sebagai

berikut:

1. Mengalirkan udara melalui filter yang mengandung Leuconostoc Citreum

(bahan efektif untuk menangkal avian influenza dari tumbuhan kimchii), Ag-Z

(nano silver zeolite), Houttuyina (tumbuhan obat alami dari Korea),  dan 

Triclosan (pembunuh jamur, bakteri, dan kuman). Keempat zat kimia itu akan

bekerja secara efektif membunuh semua jenis bakteri, kuman, dan virus flu

burung.

2.  Mengalirkan udara melewati tetesan air yang telah dialiri arus listrik.

3.  Mengalirkan udara melewati ion perak.

12

Page 13: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah mikroba di udara bersifat

sementara dan beragam. Pemindah sebaran mikroba melalui udara serimg

dinamakan infeksi asal udara dan infeksinya ditularkan melalui udara. Wahana

pemindahan sebaran ini adalah tetesan air liur, sekresi pernafasan lain, debu

tercemar dan fomit (benda mati yang tercemat oleh pathogen dan membantu

penyebaranya). Penyebaran infeksi asal debu, dapat menjadi bertambah bila orang

bergerak ketempat-tembat dengan fentilasi yang kurang baik. Setiap kegiatan

yang menimbulkan debu, seperti melepskan pakaian, mengatur tempat tidur,

menyapu lantai menambah resiko infeksi asal debu.

Beberapa penyakit asal udara tidak dapat bertahan hidup di luar tubuh

manusia. Penularan mikroba ini, bergantung pada pemindah sebaran asal udara

yang cepat dari satu orang ke orang lain, kadang-kadang dengan pemindahan

langsung seperti melalui ciuman. Misal virus campak. Namun mikroba lain,

seperti bakteri tuborkulosis dapat bertahan hidup untuk jangka waktu lama di luar

tubuh

3.2 Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas

maka disarankan untuk senantiasa menjaga kesehatan pribadi dan tetaplah

menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal. Cegahlah tubuh anda dengan

senantiasa mengonsumsi makanan yang sarat gizi, pengadaan ventilasi yang

memadai di dalam rumah sehingga memungkinkan terjadinya sirkulasi udara

bersih, dan membiasakan diri hidup bersih dan sehat.

13

Page 14: Makalah Mikroba Lingkungan Udara Fitha

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, 2001.  Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang

Pudjiastuti, L. Rendra, S. Santosa, H.R. 1998. Kualitas Udara dalam Ruang. Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Hal 27.

Setyaningsih, Y. Soebijanto, Soedirman. 2003. Hubungan Antara Kualitas Udara dalam Ruangan Berpendingin Sentral dan Sick Building Syndrome. Jurnal Sains Kesehatan. Hal 16;3; 373-388.

Volk. Wheeler. 1989. Mikrobiologi Dasar Edisi kelima. Erlangga. Jakarta.

14