Perhitungan mikroba

64
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jumlah mikroorganisme yang ada di dalam suatu bahan sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. Jumlah mikroorganisme dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu sevara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan ruang hitung dan dengan preparat olesan (Smear Count). Sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan turbidimetri, kimia, cara volum total, cara berat kering, dan dengan cara plate count. Hasil perhitungan dari tiap-tiap metode yang digunakan akan didapatkan berbeda jumlah mikroorganisme dari suatu sampel juga berbeda-beda akibat sterilisasi dari sampel. Maka untuk mengetahui

description

mikroba

Transcript of Perhitungan mikroba

BAB IPENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang

Jumlah mikroorganisme yang ada di dalam suatu bahan sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. Jumlah mikroorganisme dapat dihitung dengan beberapa cara yaitu sevara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung yaitu dengan ruang hitung dan dengan preparat olesan (Smear Count). Sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan turbidimetri, kimia, cara volum total, cara berat kering, dan dengan cara plate count.

Hasil perhitungan dari tiap-tiap metode yang digunakan akan didapatkan berbeda jumlah mikroorganisme dari suatu sampel juga berbeda-beda akibat sterilisasi dari sampel. Maka untuk mengetahui apakah suatu bahan terdapat mikroorganisme serta berapa banyak, maka dilakukan percobaan ini.I.2.Maksud dan Tujuan PercobaanI.2.1. Maksud Percobaan

Mengetahui dan memahami cara perhitungan mikroorganisme dengan metode langsung maupun tidak langsung.

I.2.2.Tujuan Percobaan

1. Menentukan jumlah sel bakteri dan kapang pada sampel Yakult dengan metode ALT

2. Menentukan jumlah sel bakteri Escerichia coli pada sampel Yakult dengan metode MPN (Most Problem Number)

3. Menentukan jumlah jamur Candida albicans dengan metode turbidimetri.

I.3.Prinsip Percobaan

1.Turbidimetri

Penentuan jumlah sel jamur Candida albicans berdasarkan kekeruhan dari sampel, dimana sumber cahayanya yang mengenai sel bakteri di dalam sampel akan dihamburkan, sedangkan cahaya yang lolos akan diteruskan dan akan mengaktivasi foto tabung yang akan mencatat %T dalam spektrofotometer.2.Metode SPC

a.Uji ALT bakteri

Penentuan jumlah bakteri yang terdapat dalam Yakult dengan cara menghitung jumlah pembentukan koloni bakteri pada cawan Petri yang berisi medium NA (Nutrien Agar) dan diinkubasikan pada suhu 37oC selama 1x24 jam.

b. Uji ALT kapang

Penentuan jumlah kapang yang terdapat dalam Yakult dengan cara menghitung pertumbuhan kapang pada cawan Petri yang berisi medium PDA (Potato Dekstrosa Agar) dan diinkubasikan pada suhu 25oC selama 3x24 jam.

c.Metode MPN

Pengujian berdasarkan pertumbuhan selektif bakteri Coliform pada suhu 37oC menghasilkan gas dalam tabung durham dan yang ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi kuning. BAB IITINJUAN PUSTAKA

II.1.Teori Umum

Jumlah mikroorganisme yang ada di dalam suatu bahan sangat bervariasi, tergantung dari jenis bahan itu sendiri dan kondisi lingkungannya. (1)

Flora mikroba di lingkungan mana saja pada umumnya jarang dijumpai pada dunia spesies organisme tertentu. Pertama-tama harus dipindahkan pada organisme lain yang umumnya dijumpai dari habitatnya. (2)

Pengukuran jumlah sel biasanya dilakukan pada organisme yang bersel tunggal (bakteri), sedangkan penentuan massa sel dapat dilakukan tidak hanya bagi organisme bersel tunggal tetapi juga pada organisme berfilamen misalnya kapang (2)

Tetapi metode ini sukar diterapkan pada bahan yang mengandung komponen-komponen yang menyebabkan kekeruhan, sehingga kekeruhan tidak seimbang dengan jumlah mikroba yang terdapat di dalamnya. (3)

Jumlah mikroorganisme dapat dihitung dengan beberapa cara : (1:54)

A. Secara langsung

1.Dengan ruang hitung (Counting Chamber)

2.Dengan cara preparat

B.Secara tudak langsung

1.Dengan turbidimetri

2.Dengan cara kimia

3.Dengan cara volume total

4.Dengan cara berat kering

5.Dengan cara plate count

Untuk menghitung secara kuantitatif mikrobiologis suatu bahan dapat dilakukan atas beberapa kelompok, yaitu : (4)

A.Perhitungan jumlah sel

- Hitungan cawan

-MPN (Most Probable Number)

-Hitungan mikroskopik

B.Perhitungan massa sel secara langsung

-Volumetrik

-Gravimetrik

-Kekeruhan (Turbidimetri)

C.Perhitungan massa sel secara tidak langsung

-Analisis komponen sel (Protein, DNA, ATP, dsb)

-Analisis produk katabolisme (metabolit primer, sekunder, atau panas)

-Analisis konsumsi nutrien (Karbon, nitrogen, oksigen, asam amino, mineral, dsb)

Dalam perhitungan massa sel secara langsung, jumlah sel mikroorganisme dapat dihitung jika medium pertumbuhannya tidak mengganggu pertumbuhan. Sebagai contoh adalah dalam volumetrik dan gravimetrik. Pengukuran volume dan berat sel dilakukan dengan terlebih dahulu menyaring sel-sel mikroorganisme. Oleh karena jika substrat tempat tumbuh banyak mengandung padatan, misalnya bahan pangan, maka sel-sel mikroorganisme tidak dapat diukur dengan menggunakan metode volumetrik, gravimetrik maupun turbidimetri. (5)

Perhitungan massa sel secara tidak langsung sering digunakan dalam mengamati pertumbuhan sel selama proses fermentasi, dimana komposisi substratnya atau bahan yang difermentasikan dapat diamati dan diukur dengan teliti. (4)

Untuk metode perhitungan cawan, didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat hidup akan berkembang menjadi suatu koloni. Jadi, jumlah koloni yang muncul pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam suspensi. Teknik yang harus dikuasai dalam metode ini ialah pengenceran sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah koloni masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih untuk perhitunmgan koloni yang mengandung 30-300 koloni. (3)

Karena jumlah mikroorganisme sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk memperoleh suatu cawan yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederetan pengenceran dan pencawanan. Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dalam faktor pengenceran pada cawan. (3)

Kelemahan perhitungan mikroskopik langsung adalah sulitnya menghitung sel yang berukuran kecil seperti bakteri, ketebalan hemasitometer tidak memungkinkan objektif dengan minyak. (6)

II.2.Uraian Bahan

1. Air suling (7:96)

Nama resmi:Aqua Destillata.

Nama lain:Air suling/aquades.

RM/BM:H2O/18,02.

Pemerian :Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan:Sebagai pelarut

3. Pepton (7:721)

Pemerian:Serbuk; kuning kemerahan sampai coklat; bau khas tidak busuk.

Kelarutan:Larut dalam air; memberikan larutan berwarna coklat kekuningan yang bereaksi agak asam; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P.

Kegunaan:Sebagai komposisi medium.

4.Dekstrosa (7:300)

Nama resmi:Dextrosum

Nama lain:Dekstrosa, Glukosa

RM/BM:C6H12O6 / 180,16

RB:

CH2OH

OHPemerian:Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau; rasa manis.

Kelarutan:Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan:Sebagai komposisi medium.

5.Agar (7:74)

Nama resmi:Agar

Nama lain:Agar-agar

Pemerian:Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput dan berlekatan, atau berbentuk keeping, serpih atau butiran; jingga lemah kekuningan, abu-abu kekuningan sampai kuning pucat atau tidak berwarna; tidak berbau atau berbau lemah; rasa berlendir; jika lembab liat; jika kering rapuh.

Kelarutan:Praktis tidak larut dalam air; larut dalam air mendidih.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan:Sebagai komposisi medium.

6.Ekstrak daging sapi (8:1152)

Kaldu daging sapi konsentrat diperoleh dengan mengekstraksi daging sapi segar tanpa lemak, dengan cara merebus dalam air dan menguapkan kaldu pada suhu rendah dalam hampa udara sampai terbentuk residu kental berbentuk pasta.

Pemerian: Massa berbentuk pasta, berwarna coklat kekuningan sampai coklat tua, bau an rasa seperti daging, sedikit asam.

Penyimpanan:Wadah tidak tembus cahaya, tertutup rapat.

7.Alkohol (7:65)

Nama resmi:Aethanolum.

Nama lain:Etanol/Alkohol.

Pemerian :Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan mudah bergerak; bau khas; rasa panas. Mudah terbakar dengan memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari nyala api.

Kegunaan:Sebagai pencuci.

8. Laktosa (7:338)

Nama resmi:Lactosum

Nama lain:Laktosa, Saccharum Lactis

RM/BM:C12H22O11 / 36,30RB:

CH2OH H OH

H HHH O OH

H H H H H

H CH2OHPemerian:Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak berbau; rasa manis.

Kelarutan:Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut dalam etanol mendidih; sukar larut dalam etanol.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan:Sebagaia komposisi medium.

9.Sukrosa (7:762)

Nama resmi:Sucrosum

Nama lain:Sakarosa

RM/BM:C12H22O11/ 342,30

RB:

CH2OH

HO

O

CH2OH

OHPemerian:Hablur putih atau tidak berwarna; massa hablur atau berbentuk kubus, atau serbuk hablur putih; tidak berbau, rasa manis, stabil di udara. Larutannya netral terhadap lakmus.

Kelarutan:Sangat mudah larut dalam air; lebih mudah larut dalam air mendidih; sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan:Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan :Sebagai komposisi

II.3.Uraian MikrobaII.3.1. Klasifikasi Mikroba

a. Escherichia coli (5)

Kingdom : Protista.

Phylum : Protophyta.

Kelas : Schyzomycetes.

Ordo : Eubacteriales.

Famili : Enterobacteriaceae.

Genus : Escherichia.

Spesies : Escherichia coli.b. Salmonella thyposa (5)

Kingdom : Protista.

Phylum : Protophyta (schyzophyta).

Class : Schyzomycetes.

Ordo : Entero.

Famili : Enterobacteriaceae.

Genus : Salmonella.

Spesies : Salmonella thyposa.c. Staphylococcus aureus (5)

Kingdom : Protista.

Phylum : Protophyta (schizophyta).

Class : Schyzomycetes.

Ordo : Eubacteriales.

Famili : Micrococcaceae.

Genus : Staphylococcus.

Spesies : Staphylococcus aureus.

d. Streptococcus epidermidis (5)

Divisio: Protista

Subdivisio: Protophyta

Klass: Schizomycetes

Ordo: Eubacteriales

Famili: Lactobacilliaceae

Genus : Streptococcus

Species: Streptococcus epidermidise.Candida albicans (5)

Divisio: Mycomycetes

Class: Deutromycetes

Ordo: Moniliales

Famili: Cryptococcaceae

Genus : Candida

Species: Candida albicans

f. Bacillus subtilis (5)

Regnum : Procaryotae

Divisio : Protophyta

Class : Acetyledoneae

Ordo : Eubacteriales

Familia : Bacillaceae

Genus : Bacillus

Species : Bacillus subtilisII.3.2. Morfologi Mikroba

a. Escherichia coli

Batang lurus, 1,1 1,5 m x 2,0 6,0 m, motil dengan flagelum peritritikus atau non motil. Gram negatif. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana. Laktose difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas. Koloninya utamanya pada nutrien gelatin, buram tidak tembus cahaya sampai sebagian translusent, smooth dan seragam konsistensinya. Jika ditumbuhkan pada medium Eosin Metilen Biru Agar, koloninya tampak seperti logam kemilau.

b. Salmonella thyposa

Batang, biasanya motil dengan flagelum peritrikus, catalse positif. Kebanyakan galur akan tumbuh pada medium sintesis tanpa faktor tumbuh khusus, dan dapat menggunakan sitrat sebagai sumber karbon. Fakultatif anaerob.

c. Staphylococcus aureus

Sel-sel berbentuk bola, berdiameter 0,5 sampai 1,5 m terdapat tunggal dan berpasangan, dan secara khas membelah diri pada lebih dari satu bidang sehingga membentuk gerombol yang tidak teratur. Non motil. Tidak diketahui adanya stadium istirahat. Gram positif. Dinding sel mengandung dua komponen utama : peptidoglikan serta asam tekoat yang berkaitan dengannya. Kemoorganotrof. Metabolisme dengan respirasi dan fermentatif. Anaerob fakultatif, tumbuh lebih cepat dan lebih banyak dalam keadaan aerobik. Suhu optimum 35 400C. Terutama berasosiasi dengan kulit, dan selaput lendir hewan berdarah panas. Pertumbuhan pada medium agar abundant, dan koloninya buram dan tidak tembus cahaya, smooth, dan berkilauan dalam penampakannya. Beberapa staphylococcus bentuk lipochrome pigmen yang memberikan koloni kuning emas atau kuning lemon dimana yang lainnya tidak dan putih.d. Streptococcus epidermidisMerupakan gram positif, bacil atau coccus yang bergandengan atau merupakan tetrad, umumnya merupakan saprobe. e. Candida albicansMerupakan khamir yang berbentuk lonjong berukuran 3-6 cm, bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dala jaringan. Candida adalah flora normal selaput lender saluran pencernaan dan genetalis wanita.

f. Bacillus subtilisTermasuk bakteri kelompok batang aerobik, motil karena flagella. Ciri pembeda yang menonjol dari bakteri ini ialah kemampuannya membentuk endospor

BAB III

METODE KERJA

III.1. Alat dan Bahan

III.1.1. Alat-alat yang digunakan

Autoklaf

Botol pengenceran

Cawan petri

Erlenmeyer

Inkubator

Lampu spiritus

Lumpang dan alu

Ose bulat

Oven

Rak tabung

Spektrofotometer

Spoit 3 mL dan 5 mL

Tabung durham

Tabung reaksi

Timbangan Ohaus

III.I.2. Bahan-bahan yang digunakan

Air suling

Alkohol 70%

Aluminium foil

Biakan bakteri E. coli Kapas

Kertas label

Medium NA, PDA dan LB

Yakult

III.2. Cara Kerja

A. Pengenceran sampel

1. Disiapkan alat dan bahan.

2.Diambil Yakult sebanyak 1 ml

3.Dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 mL air suling (pengenceran 10-1), dihomogenkan.

4.Dipipet larutan sampel pengenceran 10-1 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 mL air suling (pengenceran 10-2), dihomogenkan.

5.Dipipet larutan sampel pengenceran 10-2 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 mL air suling (pengenceran 10-3), dihomogenkan.

6.Dipipet larutan sampel pengenceran 10-3 sebanyak 1 mL lalu dimasukkan ke dalam botol pengencer yang berisi 9 mL air suling (pengenceran 10-4), dihomogenkan.

B. Penguji

Metode ALT bakteri

1.Disiapkan alat dan bahan.

2. Ke dalam 3 cawan Petri steril, masing-masing dimasukkan 1 mL dari tiga pengenceran terakhir (10-2, 10-3 dan 10-4).3.Dimasukkan medium `NA ke dalam masing-masing cawan, dihomogenkan dan dibiarkan memadat.

4.Digoreskan sampel Yakult

5. Diinkubasikan pada suhu 37oC selama 1x24 jam

6. Diamati dan dihitung koloni bakteri yang tumbuh.

Metode ALT kapang

1.Disiapkan alat dan bahan.

2. Ke dalam 3 cawan Petri steril, masing-masing dimasukkan 1 mL dari tiga pengenceran pertama (10-1, 10-2 dan 10-3).3.Dimasukkan medium PDA ke dalam masing-masing cawan, dihomogenkan dan dibiarkan memadat.

4.Digoreskan sampel Yakult

5. Diinkubasikan pada suhu 25oC selama 3x24 jam

6. Diamati dan dihitung kapang yang tumbuh. Metode MPN (Most Probable Number)

1.Disiapkan alat dan bahan

2. Ke dalam 3 seri tabung (masing-masing seri tabung terdiri dari 3 buah tabung reaksi) yang berisi medium LB, indikator Bromtimol biru dan tabung durham, dimasukkan masing-masing 1 mL dari tiga pengenceran terakhir (10-2, 10-3 dan 10-4) lalu dihomogenkan.3. Diinkubasikan dalam inkubator pada suhu 37oC selama 1x24 jam.

4.Diinokulasikan bakteri Escerichia coli4.Diamati perubahannya. Bila terjadi perubahan warna medium dari hijau menjadi kuning dan timbul gas maka positif ada bakteri E. coli.

Metode Turbidimetri

1.Disiapkan alat dan bahan.

2. Dibuat suspensi jamur Candida albicans dengan 9 mL air steril (1:10).

3.Ose bulat dipijarkan lalu digoreskan secara pelan pada permukaan medium suspensi jamur dan dihomogenkan.

4.Diambil suspensi jamur yang telah homogen dengan menggunakan spoit sebanyak 5 mL kemudian diisi kedalam tabung reaksi yang telah berisi 5 mL aquadest steril, lalu dihomogenkan (1:20).

5.Diambil sebanyak 5 mL larutan dari tabung reaksi (1:20) kemudian diisi kedalam tabung reaksi lain yang telah berisi 5 mL aquadest steril, lalu dihomogenkan (1:40).

6. Diambil sebanyak 5 mL larutan dari tabung reaksi (1:40) kemudian diisi kedalam tabung reaksi lain yang telah berisi 5 mL aquadest steril, lalu dihomogenkan (1:80).

7. Diambil sebanyak 5 mL larutan dari tabung reaksi (1:80) kemudian diisi kedalam tabung reaksi lain yang telah berisi 5 mL aquadest steril, lalu dihomogenkan (1:160).

8. Diambil sebanyak 5 mL larutan dari tabung reaksi (1:160) kemudian diisi kedalam tabung reaksi lain yang telah berisi 5 mL aquadest steril, lalu dihomogenkan (1:320).

9.Masing-masing pengenceran bakteri di atas diukur %T-nya dengan menggunakan spektrofotometer.

10.Dihitung dengan persamaan nilai OD (Optical Density).

DAFTAR PUSTAKA1. Djide MS, Apt., Drs. M. Natsir., (2003), Diktat Kuliah Mikrobiologi Farmasi,

Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Unhas, makassar.2.Volk dan Wheeler, (1988), Mikrobiologi Dasar, Edisi V Jilid I, Erlangga, Jakarta

3. Sunarirya, Unus, (1998), Pengantar Mikrobiologi Umum, Angkasa Bandung

4.Oetomo, Hadi, Ratnasari, (19900.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan Prosedur dalam Laboratorium, PT. Gramedia, Jakarta

5.

Baedah Madjid, I, Sp.MK, (2001), Kuliah Mikrobiologi I, Universitas Hasanuddin, Makassar.6. Risco Budji, Djide, M, Natsir, (1999), Penuntun Praktikum Mikrobiologi Umum, Jurusan Farmasi Unhas, Makassar

7.Ditjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI: Jakarta

8.Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI: Jakarta

BAB VPEMBAHASAN

Ada berbagai macam pengukuran jumlah sel, antara lain dengan menggunakan perhitungan cawan, metode MPN dan metode mikroskopik. Metode lain yang digunakan untuk menghitung jumlah sel dalam suatu larutan adalah metode turbidimetri dengan menggunakan spektrofotometri. Perhitungan massa sel secara langsung atau tidak langsung, banyak dilakukan untuk megukur pertumbuhan selama proses fermentasi. Ada pula yang menggunakan metode SPC dan turbidimetri atau spektrofotometer. Dan sampel yang digunakan yaitu Steptrococcus aureus.

Dalam percobaan ALT dikenal juga metode pengenceran. Dengan pengenceran disiapkan beberapa botol pengencer yang berisi aqua steril 9 ml. dan juga tabung reaksi berisi 9 ml aqua steril. Untuk SPC (ALT) kapang digunakan konsentrasi 10-1, 10-2, dan 10-3, sedangkan untuk bakteri 10-2, 10-3, dan 10-4. Bakteri digunakan konsentrasi mulai 10-2 sebab pada konsentrasi 10-1 konsentrasinya terlalu pekat sehingga nantinya sulit untuk diamati.

Pada metode SPC (Standar Plate Count) yaitu uji angka lempeng total bakteri pada sampel Yakult 920koloni/ml. Hasil tersebut diperoleh karena dari ketiga pengenceran hanya ada satu yang memenuhi syarat (masuk range), maka dikalikan dengan konsentrasi tertinggi (10-2) = 10, sehingga pelaporannya yaitu 92 x 10 = 920 koloni/ml.

Keuntungan dari metode SPC (Standar Plate Count) ini yaitu hanya sel yang masih hidup yang dihitung. Beberapa jenis mikroorganisme dapat dihitung sekaligus dan dapat digunakan untuk mengisolasi dan mengidentifikasikan mikroorganisme. Sedangkan kerugiaannya yaitu hasil perhitungannya tidak menunjukkan jumlah sel yang sebenarnya. Medium dan kondisi inkubasi yang berbeda menghasilkan nilai yang berbeda, dan memerlukan persiapan dan waktu inkubasi relatif lama.

Perhitungan dari turbidimetri ini dilakukan dengan cara menghitung mikroorganisme dengan mengukur persentase cahaya yang melewati larutan yang diperiksa. Persentasecahaya yang lewat merupakan perbandingan langsung dari konsentrasi sel yang dinyatakan dengan OD (Optical Density), yang mana dapat dinyatakan dengan rumus, yaitu OD = 2-log T, dimana T adalah persentase cahaya yang dilewatkan.

Prinsip dari turbidimetri yaitu cahaya yang mengenai sel-sel mikroorganisme di dalam sampel, akan dihamburkan, sedangkan cahaya yang lolos atau diteruskan setelah melewati sampel yang akan mengaktiviasi foto tabung yang kemudian akan mencatat %T pada galvanometer.

Keuntungan dari metode turbidimetri ini yaitu pelaksaannya tepat tidak memerlukan banyak alat dan waktu. Sedangkan kerugiannya yaitu tdapat dibedakan mikroorganisme yang hidup dan yang telah mati, selain itu mikroorganisme dalam sampel tidak dapat ditentukan dengan pasti. Kekeruhan dari atau pada suspensi jamur diasumsikan sebagai jumlah sel mikroba.

Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme tertentu yang terdapat di antara campuran mikroorganisme lainnya. Pada metode ini digunakan medium yang berbentuk cair, dalam hal ini medium yang digunakan yaitu LB (Laktosa Broth), yang diisi dengan tabung durham. Adanya bakteri yang dapat memfermentasi laktosa ditunjukkan dengan terbentuknya gas di dalam tabung durham. Juga digunakan indicator Bromtimol Biru sebagai indicator perubahan warna. Pada percobaan ini digunakan 3 seri tabung. Cara ini digunakan untuk menentukan MPN coliform terhadap air atau minuman, karena bakteri coliform termasuk bakteri yang dapat memfermentasi laktosa. Cara perhitungannya didasarkan pada terjadinya perubahan warna larutan dari hijau menjadi kuning dan terbentuknya gas. Jika pada tabung menghasilkan perubahan tersebut maka tabung itu memberikan nilai positif. Adanya perubahan warna disebabkan karena adanya proses fermentasi dari laktosa oleh bakteri sedangkan terbentuknya gelembung gas akibat dari hasil fermentasi yang terbentuk. Gelembung gas terlihat di dalam tabung durham. Tabung durham yang terdapat di dalam tabung reaksi diletakkan terbalik, dengan maksud agar bila terbentuk gelembung gas maka gelembung itu dapat terlihat karena gelembung itu terkumpul di dalam tabung yang terbalik. Jika tabungnya tidak terbalik maka gas tidak dapat terlihat sebab gas itu akan terlepas ke larutan.

Dari hasil percobaan tidak terdapat satu pun tabung yang memberikan hasil positif terhadap bakteri coliform dan diperoleh nilai MPN yaitu 30 koloni/g sampel. Dimana diperoleh dari nilai tabel 0,3 x 103 dikalikan dengan satu per faktor pengenceran (10). Karena medium yang digunakan adalah Laktosa Broth (LB), maka hasil proses fermentasi berupa asam. Asam yang dihasilkan akan menurunkan nilai pH biakan. Uji MPN dikatakan negative yaitu jika terjadi perubahan warna pada medium dari hijau menjadi kuning dan juga dengan terbentuknya gas pada tabung durham.

Di dalam praktikum ini dilakukan berbagai macam pengenceran yaitu untuk menghilangkan pengawet juga untuk mengaktivasi dengan menambahkan bahan kimia tertentu.

Optical density yang baik untuk bakteri yaitu 30 sampai 300 koloni / g dan optical density yang baik untuk jamur ialah 10 sampai 150 koloni / g. Hal ini tidak sesuai dengan pengamatan yang dilakukan yang mungkin disebabkan karena kesalahan saat mengencerkan yaitu pengenceran yang kurang atau berlebih. Mungkin juga karena terkontaminasinya dengan mikroba dari udara yang mempengruhi hasil perhitungan. BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1.Tabel Pengamatan

1. SPC Bakteri

NoSampel10-210-310-4

1.

2.

3.

4.

5.Jamu kencur

RotiYakultSusuDonat6746641143254419640

130021486492300TBUD

2. SPC Kapang

NoSampel10-210-310-4

1.

2.

3.

4.

5.Jamu kencur

RotiYakultSusuDonat

3. MPN

NoSampel10-210-310-4

1.

2.

3.

4.

5.Jamu kencur

RotiYakultSusuDonat

4. TurbidimetriPengenceran% T

1 : 11 : 21 : 41 : 81 : 161 : 32

IV.2. Perhitungan

1. Metode SPC/ ALT

Medium NASampel10-210-310-4

Mountea 177 16

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 30 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=17 x 1/10-2

=17 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 17 x 102 koloni/ml Sampel10-210-310-4

Ekstra jos11119

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 30 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=11 x 1/10-2

=11 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 11 x 102 koloni/ml Sampel10-210-310-4

Buahvita 101-

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 30 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=10 x 1/10-2

=10 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 10 x 102 koloni/ml

Sampel10-210-310-4

Coki-coki4-2

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 30 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=4 x 1/10-2

=4 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 4 x 102 koloni/ml

Sampel10-210-310-4

Momogi 84106

Karena jumlah koloni yang diperoleh pada pengenceran masuk dalam range yaitu 106 (30-300) maka diambil yang memenuhi range.

Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=106 x 1/10-4

=106 x 104 koloni/ml

Hasil pelaporan = 106 x 104 koloni/ml

Sampel10-210-310-4

Ades 1985

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 30 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=19 x 1/10-2

=19 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 19 x 102 koloni/ml

Sampel10-210-310-4

Biskuat 000

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 30 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=0 x 1/10-2

=0 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 0 x 102 koloni/ml

2. Metode SPC/ ALT

Medium PDASampel10-110-210-3

Mountea 11 1

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 10 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=1 x 1/10-2

=1 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 1 x 102 koloni/ml Sampel10-110-210-3

Ekstra jos010

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 10 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=0 x 1/10-2

=0 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 0 x 102 koloni/ml

Sampel10-110-210-3

Buahvita 4257TBUD

Karena pada data ada 2 yang memenuhi syarat maka hasil rata-ratanya 13,57 artinya lebih besar dari 2 sehingga jumlah koloni yang diambil adalah pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=42 x 1/10-2

=42 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 42 x 102 koloni/ml

Sampel10-110-210-3

Coki-coki632

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 10 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=6 x 1/10-2

=6 x 102 koloni/ml

Hasil pelaporan = 6 x 102 koloni/ml

Sampel10-110-210-3

Momogi 1031

Jumlah koloni setiap pengenceran memenuhi syarat.

Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=10 x 1/10-1

=10 x 101 koloni/ml

Hasil pelaporan = 100 koloni/ml

Sampel10-110-210-3

Ades 1924

Jumlah koloni setiap pengenceran memenuhi syarat

Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=24 x 1/10-3

=24 x 103 koloni/ml

Hasil pelaporan = 24x 103 koloni/ml

Sampel10-110-210-3

Biskuat 321

Karena jumlah koloni setiap pengenceran kurang dari 10 maka yang diambil adalah jumlah koloni pada pengenceran terendah.Nilai SPC=jumlah koloni x 1/ fp

=3 x 1/10-1

=3 x 10 koloni/ml

Hasil pelaporan = 30 koloni/ml

3. Metode MPN

a. MOUNTEA 000 (0,03)

Jumlah koloni = MPN x 1/ fp tengah

= 0,03 x 1/ 10-1

= 0,03 x 101

= 0,3 koloni /mlb. EKSTRA JOS 000 (0,03)

Jumlah koloni = MPN x 1/ fp tengah

= 0,03 x 1/ 10-1

= 0,03 x 101

= 0,3 koloni /ml

c. BUAHVITA 000 (0,036)

Jumlah koloni = MPN x 1/ fp tengah

= 0,036 x 1/ 10-1

= 0,036 x 101

= 0,36 koloni /ml

d. COKI-COKI 000 (0,03)

Jumlah koloni = MPN x 1/ fp tengah

= 0,03 x 1/ 10-1

= 0,03 x 101

= 0,3 koloni /mle. MOMOGI 000 (0,03)

Jumlah koloni = MPN x 1/ fp tengah

= 0,03 x 1/ 10-1

= 0,03 x 101

= 0,3 koloni /ml

f. ADES 000 (0,03)

Jumlah koloni = MPN x 1/ fp tengah

= 0,03 x 1/ 10-1

= 0,03 x 101

= 0,3 koloni /ml

g. BISKUAT 000 (0,036)Jumlah koloni = MPN x 1/ fp tengah

= 0,036 x 1/ 10-1

= 0,036 x 101

= 0,36 koloni /ml4. Turbidimetri

OD =2 - log % TOD1=2 - log % T1OD4=2 - log % T4

=2 - log 1,3

=2 - log 61,2

=1,886

=0,213OD2=2 - log % T2OD5=2 - log % T5

=2 - log 17,2

=2 - log 76,5

=0,764

=0,116OD3=2 - log % T3

=2 - log 38,2

=0,417

BAB IV

HASIL PENGAMATANIV.1 Data Pengamatan

1. SPC / ALT

- Medium NA

No. Sampel 10-210-310-4

1Mountea 17718

2Ekstra jos11119

3Buahvita 101-

4Coki-coki4--

5Momogi 84106

6Ades 1985

7Biskuat 000

2. Medium PDANo.Sampel 10-110-210-3

1Mountea 111

2Ekstra jos010

3Buahvita 4257TBUD

4Coki-coki632

5Momogi 1031

6Ades 1924

7Biskuat 321

3. MPNNo.Sampel 10-210-310-4

1Mountea000

2Ekstra jos000

3Buahvita100

4Coki-coki00-

5Momogi000

6Ades000

7Biskuat100

4. Turbidimetri

Pengenceran Transmittan

1 : 201,3

1 : 4017,2

1 : 6038,2

1 : 8061,2

1: 10076,5

BAB VIPENUTUP

VI.1.Kesimpulan

1. Nilai transmitan SPC dari bakteri adalah 10 x 102 koloni/ml.2. Nilai transmitan SPC dari kapang adalah 42 x 102 koloni/ml.3. Nilai MPN 0,36 x 10-1 koloni/ml.4. Nilai OD dari hasil pengukuran turbidimetri transmitan adalah OD1= 1,886; OD2= 0,764; OD3 = 0,417; OD4= 0,213; OD5 = 0,116..VI.2.Saran

Untuk asisten-asisten :

a. Rahmad Aksa : Kurangi pantulan jangan sampai pantulan yang diberikan

memenuhi sampul depan laporan.

b.Lily Muliani : Jangan mi kodong pakai tipus dari internet karena tidak

berhubungan dengan percobaan yang dilakukan.

c. Farida Intang : Kenapa minusnya banyak sekali?????? Kebetulan

sama pembahasanku dengan Memet dan itu tidak disengaja.

d. Karlina Rasyid : Tolong diperbolehkan untuk diwakilkan kalau kami

mengumpul laporan jadi tidak tertunda walaupun tidak

dikumpul sendiri.IV.2Gambar Pengamatan

1. SPC / ALT Bakteri

SPC / ALT Kapang

2. M P N

Keterangan :

1. Tabung durham

2. Tabung reaksi3. Medium LB4. Koloni4. Turbidimetri

BAB VIPENUTUP

VI.1 Kesimpulan

1. Nilai transmittan SPC dari bakteri Streptococcus aureus ialah pada

pengenceran 10 x 102 koloni / ml.

2. Nilai MPN dari sampel minuman Buahvita ialah 0,36 x 102 koloni / ml.

3. Nilat transmittan dari pengukuran turbidimetri ialah 0,503.

VI.2 Saran Untuk asisten-asisten :

a. Rahmad Aksa : Kurangi pantulan jangan sampai pantulan yang diberikan

memenuhi sampul depan laporan.

b.Lily Muliani : Jangan mi kodong pakai tipus dari internet karena tidak

berhubungan dengan percobaan yang dilakukan.

c. Farida Intang : Kenapa minusnya banyak sekali?????? Kebetulan

sama pembahasanku dengan Memet dan itu tidak disengaja.

e. Karlina Rasyid : Tolong diperbolehkan untuk diwakilkan kalau kami

mengumpul laporan jadi tidak tertunda walaupun tidak

dikumpul sendiri.c. Grafik TurbidimetriO

OH

OH

OH

OH H

H

O

OH

OH

O

OH

O

HOCH2

O

HO

OH

OH

Keterangan :

Sumbat kapas

Tabung reaksi

Perbandingan 1 : 1

Perbandingan 1 : 2

Perbandingan 1 : 4

Koloni

Bakteri:Bacillus subtilis

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Keterangan :

Sumbat kapas

Tabung reaksi

Perbandingan 1 : 8

Perbandingan 1 : 16

Perbandingan 1 : 32

Koloni

Medium : Laktosa Broth (LB)

Pengenceran : 10-4

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Medium : Laktosa Broth (LB)

Pengenceran:10-4

LABORATORIUM

MOKROBIOLOGI FARMASI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

Keterangan :

Sumbat kapas

Tabung reaksi

Medium LB

Koloni

Keterangan :

Tabung durham

Tabung reaksi

Medium LB

Koloni

Medium : Laktosa Broth (LB)

Pengenceran:10-3

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Keterangan :

Tabung durham

Tabung reaksi

Medium LB

Koloni

Medium : Laktosa Broth (LB)

Pengenceran:10-2

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Medium : Potato Dekstrosa Agar

Pengenceran:10-3

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Keterangan :

Cawan Petri

Medium PDA

Koloni

Medium : Potato Dekstrosa Agar

Pengenceran:10-2

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Keterangan :

Cawan Petri

Medium PDA

Koloni

Medium : Potato Dekstrosa Agar

Pengenceran:10-1

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Keterangan :

Cawan Petri

Medium PDA

Koloni

Medium : Nutrien Agar (NA)

Pengenceran:10-3

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Medium : Nutrien Agar (NA)

Pengenceran:10-4

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Keterangan :

Cawan Petri

Medium NA

Koloni bakteri

Keterangan :

Cawan Petri

Medium NA

Koloni bakteri

Keterangan :

Cawan Petri

Medium NA

Koloni bakteri

Medium : Nutrien Agar (NA)

Pengenceran:10-2

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS

Bakteri:Bacillus subtilis

LABORATORIUM

MIKROBIOLOGI FARMASI

JURUSAN FARMASI UNHAS