Makalah mengenai pengetahuan lingkungan

25
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya, saya bisa menyusun dan menyajikan makalah yang berisi tentang “Dampak Pembangunan Terhadap Kesehatan Masyarakat” sebagai salah satu tugas Pengetahuan Lingkungan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengetahuan Lingkungan yang telah memberikan bimbingannya kepada kami dalam proses penyusunan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi. Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya. Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis. Kupang, Maret 2014 Penulis i

description

berisi tentang dampak yang ditimbulkan

Transcript of Makalah mengenai pengetahuan lingkungan

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya, saya bisa menyusun dan menyajikan makalah yang berisi tentang Dampak Pembangunan Terhadap Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu tugas Pengetahuan Lingkungan. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengetahuan Lingkungan yang telah memberikan bimbingannya kepada kami dalam proses penyusunan makalah ini. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna menyempurnakan makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam menyusun makalah-makalah atau tugas-tugas selanjutnya.

Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud penulis.

Kupang, Maret 2014Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................DAFTAR ISI ................................................................................................................BAB I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................................

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 1.3 Tujuan..

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Amdal.

2.2. Dampak Lingkungan

2.3. Manfaat Amdal....

BAB III.PEMBAHASAN 3.1. Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat..BAB IV.KESIMPULAN..DAFTAR PUSTAKA..

BAB I. PENDAHULUAN1.1Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan lingkungan secara umum ditandai dengan masih tingginya angka kesakitan dan kematian yaitu penyakit-penyakit di masyarakat yang tergolong berbasis lingkungan baik yang erat kaitannya dengan permasalahan sanitasi dasar (classical risk) maupun akibat modernisasi (modern risk). Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan permasalahan sanitasi dasar seperti diare, keracunan makanan, demam berdarah dengue, ISPA, TB paru pada umumnya berkaitan erat dengan masalah air bersih, pengelolaan limbah cair, pengelolaan sampah, pencemaran makanan oleh mikroba dan telor cacing, bencana alam (kebakaran hutan, gunung meletus, banjir, dll), vektor penyakit yang belum dapat terkendali (nyamuk. Lalat, lipas, rodent), dan lain-lain. (Setiadi: 2002)Kajian atau analisis dampak kesehatan lingkungan merupakan suatu pendekatan yang efektif dalam menekan timbulnya pencemaran lingkungan dan timbulnya berbagai penyakit dan atau gangguan kesehatan masyarakat. Kajian tersebut diarahkan kepada 2 (dua) sasaran kegiatan yaitu terhadap suatu rencana usaha dan atau kegiatan yang direncanakan agar dapat meminimasi kemungkinan dampak yang akan timbul. (Setiadi: 2002)Analisis/kajian ini merupakan bagian dari dokumen AMDAL. Sedangkan sasaran kedua adalah analisis terhadap masalah lingkungan saat ini atau di masa lalu (misal lokasi tercemar), yakni analisis yang diawali dengan keresahan masyarakat karena adanya kasus gangguan kesehatan dan diikuti dengan pengujian bahaya potensial atau analisis yang diawali dengan identifikasi bahaya potensial dan kemudian menguji dampaknya pada kesehatan manusia. (Setiadi: 2002)Kesehatan masyarakat merupakan kondisi ketahanan fisik dan psikis dan suatu komunitas di daerah tertentu yang merupakan implementasi dan interaksi antara perilaku yang merupakan cermin dan kebiasaan hidup, dengan kualitas kesehatan Iingkungannya. Sedangkan kesehatan lingkungan merupakan kondisi dan berbagai media lingkungan (air, udara, tanah, makanan, manusia, vektor penyakit, matenal) yang tercermin dalam sifat fisik, biologis dan kimia dan kualitas parameter-parameter lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. (Bapedal no. 124)Untuk menggambarkan potensi besarnya dampak dan keterkaitan (asosiasi) antara parameter lingkungan dengan masyarakat yang terpajan, dapat dipergunakan pendekatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan, yang menggambarkan kondisi pengukuran pada sumber, emisi/ambien, masyarakat terpajan (biomarker), dan dampak interaksi (prevalensi dan insidensi penyakit, kejadian keracunan, dan kecelakaan). (Bapedal no. 124)1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah bagaimana dampak pembangunan yang terjadi terhadap kesehatan Masyarakat ?

1.3Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dampak pembangunan terhadap kesehatan masyarakat.BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian AMDAL

AMDAL adalah salah satu studi yang mengidentifikasi, memprediksi, menginterpretasi dan mengkomunikasikan pengaruh dari suatu kegiatan manusia terhadap lingkungan. (Komisi AMDAL: 1994) Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1993 dikenal istilah Analisis mengenai Dampak Lingkungan yang disingkat dengan AMDAL yang berarti hasil studi mengenai dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup, yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan. Di samping pengertian tersebut, dewasa ini dikenal pengertian :

a) AMDAL Kegiatan Terpadu/Multi Sektor yaitu hasil studi mengenai dampak penting kegiatan yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

b) AMDAL Kawasan yaitu hasil studi dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung jawab.

c) AMDAL Regional yaitu hasil studi dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona rencana pengembangan wilayah sesuai rencana umum tata ruang daerah dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab. (Komisi AMDAL: 1994)AMDAL merupakan keseluruhan proses yang meliputi penyusunan berturut-turut:a) Kerangka Acuan bagi penyusunan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL).b) Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL).c) Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL).d) Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).\2.2Dampak LingkunganDampak lingkungan adalah perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Pada mulanya dampak lingkungan digambarkan sebagai adanya benturan antara dua kepentingan yaitu kepentingan antara perlunya pelaksanaan kegiatan dan kepentingan usaha melestarikan kualitas lingkungan yang baik. Benturan kepentingan tersebut hanyalah mencerminkan adanya dampak yang merugikan (negatif) saja. Dalam perkembangannya kemudian, yang dianalisis bukan hanya dampak negatifnya saja tapi juga dampak positif suatu kegiatan dengan bobot analisis yang sama.

Sedangkan dampak penting adalah perubahan lingkungan yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu kegiatan. Berkenaan dengan dampak lingkungan suatu kegiatan ada dua hal pokok yang perlu dipahami yaitu :

a) Dampak setiap kegiatan bersifat khas dan unik (site specific), artinya dampak lingkungan suatu kegiatan hanya berlaku untuk ekosistem tertentu dan kelompok sosial tertentu yang menghuni ruang dan waktu tertentu. Asumsi ini berangkat dari suatu pengertian bahwa AMDAL hanya terfokus pada ruang tertentu dan kurun waktu tertentu yang dihipotesakan terkena dampak suatu kegiatan. Implikasi dari asumsi ini adalah walaupun jenis kegiatannya sama, dampak yang ditimbulkan akan berbeda bila berada di ruang yang berbeda.b) Dampak suatu kegiatan bersifat kompleks. Asumsi ini berangkat dari pengertian bahwa, setiap komponen lingkungan satu sama lain saling terkait. Perubahan atau tekanan yang dialami oleh satu komponen lingkungan akan mempengaruhi komponen lainnya.

Hubungan sebab akibat ini semakin sulit ditelusuri apabila dampak yang ditimbulkan pada suatu komponen bersifat kumulatif dan baru tampak setelah kurun waktu yang cukup lama. Implikasi hal ini adalah bahwa studi AMDAL harus dilakukan secara lintas disiplin sesuai dengan karakteristik dampak yang ditimbulkan. Jadi diperlukan spesialis yang mengkaji masing-masing disiplin dari aspek yang terkait dan ahli analisis sistim yang mengintegrasikan hasil kajian para spesialis dalam kesatuan analisis.

2.3Manfaat AMDAL

Telah disebutkan terdahulu bahwa AMDAL diperlukan bagi proses pengambilan keputusan suatu kegiatan. Ini berarti bahwa dokumen AMDAL merupakan salah satu bahan pertimbangan, untuk menetapkan apakah suatu kegiatan itu memungkinkan untuk dilaksanakan ditinjau dari sudut kepentingan kelestarian lingkungan hidup. Dengan demikian maka AMDAL bermanfaat untuk:

a) Mengetahui adanya dampak suatu rencana kegiatan terhadap kualitas lingkungan hidup yang melampaui ambang batas yang telah ditetapkan ataupun yang tidak dapat ditolerir serta membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia.

b) Mengetahui adanya dampak suatu rencana kegiatan terhadap kegiatan lainnya yang dapat menimbulkan pertentangan.

c) Memberikan masukan bagi studi kelayakan teknis dan kelayakan ekonomi sehingga dapat dilakukan optimasi, terutama dalam rangka mengendalikan dampak negatif dan mengembangkan dampak positifnya.

d) Memberikan informasi sejauh mana keadaan lingkungan dapat menunjang perwujudan suatu rencana kegiatan, terutama informasi tentang sumber daya yang diperlukan bagi kegiatan tersebut, seperti energi, tenaga manusia, sarana dan prasarana angkutan dan sebagainya.

e) Pelaksanaan upaya pengelolaan lingkungan berdasarkan hasil pendugaan dan evaluasi dampak lingkungan yang dilakukan dalam proses penyusunan AMDAL.

f) Pelaksanaan pemantauan lingkungan yang diperlukan bagi penilaian ataupun pengawasan pelaksana pengelolaan lingkungan.

BAB III. PEMBAHASAN

3.1Kajian Aspek Kesehatan MasyarakatKesehatan masyarakat merupakan kondisi ketahanan fisik dan psikis dan suatu komunitas di daerah tertentu yang merupakan implementasi dan interaksi antara perilaku yang merupakan cermin dan kebiasaan hidup, dengan kualitas kesehatan Iingkungannya.

Kajian aspek kesehatan masyarakat yang ditelaah meliputi:1. Parameter Lingkungan yang Diperkirakan Terkena Dampak Rencana Pembangunan dan Berpengaruh Terhadap KesehatanMetoda pendekatan analisis dampak kesehatan lingkungan dapat dipergunakan untuk identifikasi dampak potensial dan suatu asosiasi atau hubungan antara parameter lingkungan, media lingkungan (ambien, emisi), penduduk yang terpajan dan dampaknya terhadap kesehatan. Dengan demikian karakteristik spesifik dampak penting dan setiap rencana usaha atau dapat diprediksi secara ebih cermat dan akurat

a) Pengukuran parameter sumber dampak Dimaksudkan untuk mengetahui pemahaman terhadap jenis parameter sumber dampak, jumlah dan sumbernya. Informasi tentang sumber dampak dapat diperoleh dari uraian rencana kegiatan/usaha yang bersumber dari perencanaan pemrakarsa, misalnya luas lahan dan jumlah serta bahan baku yang akan digunakan.

b) Pengukuran kualitas ambient Metode analisis mencakup kualitas dan kuantitas air, kualitas udara, vektor, parasit, mikroba, dan gizi makanan.

Beberapa contoh diantaranya adalah sebagai berikut :a. Parameter fisik-kimia kualitas air dan macam metode analisisnya.

No.Parameter fisik-kimiaMetode Analisis

1

2.

3.PH Kertas indikator Pestisida Gas Sulfat GrafimetripH meter

kromatografi

Turbidimetri

b. Parameter fisik-kimia kualitas udara dan metode analisisnya

No.Parameter fisik-kimia kualitas udaraMetode Analisis

1

2.

3.

4. Sulfur dioksisa (SO2) 24 jam Karbonmonoksida (CO) 8 jam Nitrogen dioksida (NO2) 24 jam Timbal (Pb) 24 jamPararosanilin

NDIR

Slatzman

Gravimetri. Ekstraktiv

c. Parameter vektor dan parasit

No.ParameterMetode Analisis

1

Aedes spp

Survai jentik Indeks container Indeks rumah, Indeks bruto,Penangkapan nyamuk Landing rate Kepadatan

No.ParameterMetode Analisis

2.

Lalat Fly grill Jml lalat per alatPemasangan emergence trap Trap succes dan rata-rata jml lalat tiap jenis

d. Metode analisis bakteri pada air dan tanah

No.ParameterMetode Analisis

1.

2.

3.Coli tinja Coli form group

Bakteri parasit dan pathogenFermentasi Indkes MPN

Fermentasi Indeks MPNFermentasi Indeks MPN

c) Data yang diperoleh dari Puskesmas ataupun RS tidak dapat digunakan sebagai sumber informasi utama dalam kegiatan AMDAL. a. Pengukuran dampak pada manusia terdiri dari

b. Pengukuran behavioral exposure.

c. Pengukuran bio indikator.

d. Pengukuran/identifikasi kasus/penderita sesuai isu pokok.

2. Proses dan Potensi Terjadinya Pemajanan

Kemungkinan titik pemajanan untuk tiap media lingkungan mencakup:

a) air tanah: penggunaan sumur untuk kebutuhan domestik, industri dan pertanian, kegiatan rekreasi air.b) Air permukaan : irigasi dan penyediaan air untuk masyarakat umum dan industry.

c) Tanah: titik pemajanan bagi pekerja di lokasi; tanah di bawah permukaan menjadi titik pemajanan bagi pekerja pengeboran dan penggalian; permukaan tanah di permukiman merupakan titik pemajanan bagi penduduk. d) Udara: melibatkan pencemar yang mudah menguap atau terabsorbsi oleh partikel airbone dan bisa terjadi secara indoor atau outdoor. Wilayah di bagian hilir aliran angin merupakan titik pemajanan udara ambien.

e) Rantai makanan: terjadi bila seseorang mengkonsumsi tanaman, hewan, atau produk makanan yang telah kontak dengan media tercemar.

Cara pemajanan atau cara pencemar masuk kedalam tubuh manusia, meliputi:

a) Tertelannya pencemar dalam air tanah, air permukaan, tanah dan makanan.

b) Inhalasi pencemar dalam air tanah atau air permukaan melalui uap dan aerosol, udara, atau tanah. c) Kontak kulit dengan pencemar dalam air, tanah, udara, makanan dan media lain.

d) Adsorbsi kulit dari pencemar dalam air, tanah, udara, makanan, dan media lain.

Tiap jalur pemajanan harus dikaitkan dengan populasi yang mungkin kontak dengannya, mereka harus diidentifikasi setepat mungkin. Misalnya, bila satu- satunya jalur pemajanan adalah melalui tanah yang tercemar di daerah permukiman sepanjang batas sebelah selatan lokasi, maka hanya populasi yang ada permukiman di daerah tersebut yang perlu diperhatikan untuk jalur tersebut, bukan semua pemukim.

Namun semua pemakai air yang disediakan oleh PDAM merupakan populasi terpajan bila sumber air PDAM tercemar. Bila sumur pribadi tercemar, maka populasi terpajan adalah hanya penduduk yang menggunakan sumur pribadi tersebut. Bila lebih dari satu jalur melibatkan suatu elemen reseptor, perlu dibuat perkiraan masing-masing jalur. Bila populasi memang tidak ada hubungan dengan jalur pemajanan, jalur pemajanan itu tidak relevan.

Jalur pemajanan riil terjadi bila terdapat lima elemen jalur pemajanan yang menghubungkan sumber pencemar ke populasi reseptor. Bila ada jalur pemajanan riil pada masa lalu, kini atau masa depan, maka populasi dianggap terpajan. Jalur pemajanan potensial adalah bila satu atau lebih dari lima elemen itu tidak ada, atau modeling digunakan mengganti data sampling sebenarnya ( Membuat model data air tanah menggunakan data tanah atau data air tanah yang lain).3. Potensi Besarnya Dampak Timbulnya Penyakit (angka kesakitan & angka kematian)Informasi potensi dampak ditentukan atau diukur dengan mengacu kepada indikator yang sudah ditentukan beberapa indikator kesehatan dapat dikemukakan antara lain :

a) Angka kematian kasar (crude death rate)

Adalah jumlah semua kematian yang ditemukan pada satu jangka waktu tertentu (satu tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk pada pertengahan waktu yang bersangkutan dalam persen rumus:

b) Angka kematian bayi (infant mortality rate)

Adalah jumlah seluruh kematian bayi (umur dibawah 1 tahun) pada satu jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh kelahiran hidup dalam persen rumus :

c) Angka kematian ibu (maternal mortality rate)

Adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan nifas dalam satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama dalam persen rumus :

d) Umur harapan hidup

Dengan adanya berbagai program di bidang kesehatan, angka harapan hidup orang indonesia menunjukan peningkatan. umur harapan hidup didaerah-daerah di indonesia masih memiliki range yang lebar, hal ini dihubungkan dengan faktor-faktor :a. perbedaan tingkat keberhasilan sosial ekonomi menurut heterogenitas wilayah b. perbedaan tingkat keberhasilan upaya kesehatan menurut heterogenitas wilayahc. perbedaan kondisi lingkungan di masing-masing masingwilayahd. perbedaan tingkat keberhasilan pembangunan sektor-sektor yang mempunyai kaitan baik sektorlangsung maupun tidak langsung dengan kualitas hidup, seperti keberhasilan pendidikan, pertanian, perhubungan, dll

e) Angka kesakitan (morbiditas)

Insiden: gambaran tentang frekuensi penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu waktu tertentu disekelompok manusia

a. angka insiden b. angka seranganc. angka serangan sekunder

Prevalensi: gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada jangka waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan jangka waktu yang bersangkutan dalam persen

a. angka prevalensi periodeb. angka prevalensi point

f) Angka prevalensi kurang kalori proteing) Berat badan bayi lahir rendah (BBLR)4. Karakteristik Spesifik Penduduk yang Berisiko

Setiap daerah memiliki karakteristik penduduk yang berbeda-beda, sehingga membutuhkan pemahaman terhadap lingkungan sosial penduduk pada suatu daerah sebelum melakukan AMDAL.5. Sumber Daya Kesehatan

Sumber daya kesehatan merupakan unsur terpenting didalam peningkatan pembangunan kesehatansecara menyeluruh, sumber daya kesehatan terdiri dari tenaga, sarana dan dana yang tersedia untuk pembangunan kesehatan. peningkatan sumber daya kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan diseluruh tingkat pelayanan kesehatan baik di desa, puskesmas dan rumah sakit. Perkembangan dan hambatan situasi sumber daya kesehatan sebagai berikut :

a) Ketenagaan

Tenaga kesehatan merupakan bagian terpenting didalam peningkatan pelayanan kesehatan, peningkatan kualitas harus menjadi prioritas utama sehingga peningkatan pelayanan kesehatan dapat dicapai sepenuhnya.b) Pembiayaan KesehatanPembiayaan terhadap pelayanan kesehatan menjadi salah satu faktor utama didalam peningkatan pelayanan kesehatan, baik untuk belanja modal maupun belanja barang. Didalam upaya peningkatan pembiayaan terhadap sektor kesehatan dianggarkan melalui dana APBN, APBD Provinsi dan Kabupaten, serta sumber lainnya.

c) Sarana Kesehatan Dasar

Komponen lain didalam sumber daya kesehatan yang paling penting adalah ketersedian sarana kesehatan yang cukup secara jumlah/kuantitas dan kualitas bangunan yang menggambarkan unit sarana pelayanan kesehatan yang bermutu baik bangunan utama, pendukung dan sanitasi lingkungan. Pembangunan sarana kesehatan harus dilengkapi dengan peralatan medis, peralatan nonmedis, peralatan laboratorium beserta reagensia, alat pengolah data kesehatan, peralatan komunikasi, kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua.

Unit pelayanan kesehatan dibagi atas beberapa kategori yaitu Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Rumah Sakit Umum dan unit pelayanan tehnis kesehatan lainnya. Setiap pembangunan unit-unit pelayanan yang ada harus dapat memenuhi keterjangkauan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Pembangunan unit pelayanan berdasarkan katagori diatas harus mempertimbangkan populasi penduduk yang akan dilayani sehingga fungsi unit pelayanan kesehatan dapat berjalan sesuai target yang iharapkan. Selain fasilitas pelayanan kesehatan tersebut juga dibangun dan dikembangkan fasilitas pelayanan berbasis masyarakat antara lain Pondok Bersalin Desa (Polindes) dan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).6. Kondisi Sanitasi LingkunganSanitasi pada umumnya berhubungan dengan upaya penataan lingkungan hidup yang juga bergantung pada penduduk yang mendiami suatu daerah tertentu. 7. Status Gizi Masyarakat

Status Gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan (intake) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis: (pertum-buhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliha-raan kesehatan, dan lainnya)

Indikator Status Gizi:

Tanda-tanda yang dapat memberikan gambaran tentang keadaan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan zat gizi oleh tubuh: contoh: pertumbuhan fisik ukuran tubuh antropometri (berat badan, tinggi badan, dan lainnya)

Macam-macam Status Gizi

a) Status Gizi Normal: keadaan ttubuh yang mencerminkankeseimbangan antara konsumsi dan penggunaan gizi oleh ttubuh

b) Malnutrition:: keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau llebih zat gizii..

Ada empat bentuk::

a. Undernutriton:: kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode ttertentu

b. Specificdeficiency:: kekurangan zat gizii ttertentu,, misalnya kekurangan iiodium

c. Overnutrition:: kelebihan konsumsi pangan untuk periodettertentu

d. Imbalance:: keadaan disproporsi zat gizi, misalnya ttinggi kolesterol karena ttidak imbangnya kadar LDL,, HDL dan VLDL.Metode Penilaian Status Gizi Langsung:a) Metode Biokimiawi/Biofisik:

untukmengetahui terjadinya defisiensi berupa berkurangnya derajat simpanan zat gizi dalamjaringan atau cairan tubuh atau pengukuran fungsi fisiologis/tingkah laku yang berkaitan dengan zat gizi tertentu.

b) Metode antropometri:

digunakan untuk mengukur defisiensi gizi berupa penurunan tingkat fungsional dalamjaringan, terutama untuk mengetahui ketidak seimbangan protein dan energi kronik dan malnutrisi sedang, dan dapat menunjuk riwayat gizi masa lalu.c) Mettode klinik: digunakan untuk mendeteksi tanda-tanda klinik dan tanda anatomik sebagai gejalamalnutrisi, dengan cara melihat riwayat medis dan pemeriksan fisik.Metode Penilaian Status Gizi Tidak Langsung:

a) Metode Survei Konsumsi:

Mengidentifikasi tahap pertama dari defisiensi gizi, yaitu ketidakseimbangan diet (dietary inadequacy) dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

b) Metode Statistik Vital:

Mengidentifikasi outcome (berupa morbiditas dan mortalitas) yang diakibatkan oleh defisiensi gizi melalui berdasarkan statistik kesehatan

c) Metode Faktor Ekologi:

Mengidentifikasi factor non gizi yang yang dapatmempengaruhi status gizi masyarakat, meliputi faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.8. Kondisi Lingkungan yang Dapat Memperburuk Proses Penyebaran Penyakit

Yang berhubungan dengan perindukan vektor (binatang perantara penyakit)

a) Perubahan lahan yang dapat menimbulkan genangan air.b) Perubahan vegetasi yang menunjang atau menghambat.c) Berkembang biaknya vector.d) Telaah data atau informasi dan studi kesehatan lingkungan.e) Survei malarlometrik dan studi epidemiologi tentang penyakit

f) Bersumber binatang.g) Pengalaman negara lain untuk kasus sejenis.BAB. IV

KESIMPULAN

Kajian kesehatan masyarakat dalam AMDAL adalah:

1. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.2. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.3. Potensi besarnya dampak terjadinya penyakit (angka kesakitan & angka kematian).4. Karakteristik spesifik penduduk yang berisiko.5. Sumber daya kesehatan.6. Kondisi sanitasi lingkungan.7. Status gizi masyarakat.8. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.DAFTAR PUSTAKAKomisi AMDAL. 1994. Penyusunan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) Rumah Sakit dan Penatalaksanaannya. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

Setiadi, Sukiswo. 2002. Teknik Pelaksanaan ADKL dalam AMDAL. Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia.

Keputusan Kepala Bapedal no. 124 tahun 1997 tanggal : 29 Desember 1997 tentang : panduan kajian aspek kesehatan masyarakat dalam penyusunan amdal.Fandeli, Chafid. 2007. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Prinsip Dasar Dalam Pembangunan. Yogyakarta: Liberty.

Suratmo, Gunarwan. 2004. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta: Gajdah Mada University Press.

Mulia, Ricki. 2005. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.Dirjend Penyehatan Lingkungan. 2002. Modul Pelatihan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan Dalam Kejadian Pencemaran. Materi Modul 19. Jakarta : Ditjend. PPM & PL Depkes RI.

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 872/MENKES/SK/VIII/1997 tanggal 15 Agustus 1997 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan.

Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor ; KEP-124/12/1997 tanggal 29 Desember 1997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.ii