Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang yang memiliki suatu benda pasti akan menghadapi suatu resiko yang dapat mengurangi atau menghilangkan benda tersebut baik diakibatkan oleh kerusakan dan lain sebagainya. Karena pada umumnya manusia tidak menyukai adanya resiko, sehingga mereka mencari solusi untuk mentranfer resiko tersebut. Salah satu caranya yaitu dengan mengasuransikan barang yang dinilai dapat menimbulkan kerugian tersebut. Karena dengan adanya asuransi maka dapat dikatakan kerugian itu akan diperingan atau dikurangi bahkan ditanggung oleh pihak lain dengan melakukan suatu perjanjian atau kontrak asuransi. Jika risiko tersebut benar-benar terjadi, maka pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. 1

description

manajemen keuangan lanjutan

Transcript of Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

Page 1: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orang yang memiliki suatu benda pasti akan menghadapi suatu resiko

yang dapat mengurangi atau menghilangkan benda tersebut baik diakibatkan oleh

kerusakan dan lain sebagainya. Karena pada umumnya manusia tidak menyukai adanya

resiko, sehingga mereka mencari solusi untuk  mentranfer resiko tersebut. Salah satu

caranya yaitu dengan mengasuransikan barang yang dinilai dapat menimbulkan

kerugian tersebut. Karena dengan adanya asuransi maka dapat dikatakan kerugian itu

akan diperingan atau dikurangi bahkan ditanggung oleh pihak lain dengan melakukan

suatu perjanjian atau kontrak asuransi.

Jika risiko tersebut benar-benar terjadi, maka pihak tertanggung akan

mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan

tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang

penuh dengan risiko.

1

Page 2: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

BAB II

PEMBAHASAN TEORI

2.1. Lima Langkah Proses Manajemen Risiko Perusahaan

Perusahaan telah mengerahkan usaha yang besar akhir-akhir ini dalam

merancang strategi untuk menilai dan mengelola risiko yang dihadapi dalam

pelaksanaan kegiatan bisnisnya. Berikut ini adalah lima langkah proses manajemen

risiko di perusahaan:

1. Mengidentifikasi dan memahami risiko-risiko utama perusahaan

Tidaklah mungkin mengelola risiko yang sebelumnya tidak diidentifikasi dan

dipahami. Langkah pertama dalam program manajemen risiko adalah untuk

mengembangkan pemahaman yang lengkap atas tipe risiko yang dihadapi

perusahaan. Sumber utama risiko adalah sebagai berikut:

a) Risiko Permintaan

Fluktuasi permintaan atas produk dan jasa karena faktor persaingan dan

dampak keadaan ekonomi suatu negara.

b) Risiko Komoditas

Fluktuasi harga komoditas yang penting untuk perusahaan dapat mengurangi

arus kas perusahaan.

c) Risiko Politik atau Negara

Tempat perusahaan beroperasi dapat menciptakan masalah karena adanya

ketidakstabilan politik atau intervensi pemerintah terhadap kegiatan bisnis

perusahaan.

d) Risiko Operasional

Biaya operasi yang jauh lebih tinggi daripada yang dianggarkan adalah

sumber volatilitas dari arus kas perusahaan.

e) Risko Nilai Tukar

Perubahan nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat mengakibatkan

penurunan arus kas perusahaan yang dramatis.

2

Page 3: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

Hanya risiko operasional yang merupakan risiko yang berasal dari kondisi

internal perusahaan, sedangkan keempat risiko yang lain adalah risiko yang berasal dari

luar perusahaan. Manajemen risiko lebih berfokus kepada risiko yang berasal dari luar

perusahaan.

2. Menentukan tipe risiko yang akan diterima dan ditransfer

Menentukan risiko apa saja yang dipertahankan dan risiko apa saja yang akan

dimitigasi dengan memindahkannya kepada pihak di luar perusahaan adalah hal

utama dalam manajemen risiko.

3. Memutuskan seberapa besar risiko yang harus ditanggung

Tidak ada formula layaknya seperti rumus NPV untuk memutuskan besarnya

risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan.

4. Memasukkan risiko dalam seluruh proses pengambilan keputusan

perusahaan

Setelah perusahaan memutuskan risiko-risiko yang akan dipertahankan dan yang

akan dipindahkan ke pihak eksternal, maka perusahaan kemudian menerapkan

sebuah sistem untuk mengendalikan risk exposure yang dihadapi perusahaan.

Hal ini berarti setiap keputusan investasi, operasi, dan pendanaan yang penting

untuk perusahaan harus mempertimbangkan dampaknya terhaddap risiko

keseluruhan perusahaan.

5. Memonitor dan mengelola risiko yang ditanggung perusahaan

Untuk meyakinkan perusahaan bahwa keputusan harian perusahaan konsisten

dengan profil risikonya maka sangat penting untuk menempatkan sistem

monitoring yang efektif. Perusahaan memusatkan tanggung jawab untuk

memonitor risiko perusahaan kepada Chief Risk Officer yang bertanggung jawab

secara langsung kepada CEO serta secara berkala menyampaikannya kepada

komisaris dan direksi lainnya.

3

Page 4: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

2.2. Pengelolaan Risiko dengan Kontrak Asuransi

2.2.1. Pengertian Asuransi

Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan

cara mengalihkan/transfer resiko dari satu pihak kepada pihak lain dalam hal ini adalah

perusahaan asuransi.

Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa “asuransi atau pertanggungan

adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan dirikepada

seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya

karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin

akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu”

Menurut Prof. Mehr dan Cammack “Asuransi merupakan suatu alat untuk

mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam

jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan.

Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang

tergabung”.

Menurut Prof. Mark R. Green “Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang

bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan

sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara

menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu”.

Menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, mendefinisikan asuransi

berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:

a) ”Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang

dilakukan oleh seorang penanggung”

b) ”Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau

badan  mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan : Asuransi artinya transaksi

pertanggungan, yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan penanggung. Dimana

penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan penggantian

terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari suatu

peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat

4

Page 5: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

ditentukan saat atau kapan terjadinya. Dimana si tertanggung di wajibkan membayar

sejumlah uang kepada si penanggung, yang biasa disebut sebagai “premi”.

Pada saat seseorang mengalihkan resikonya kepada perusahaan asuransi sebagai

penanggung, maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah semua resiko dapat

diasuransikan?? Tidak semua resiko dapat diasuransikan. 

Resiko yang dapat diasuransikan adalah :

1. Resiko yang dapat diukur dengan uang

2. Resiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh asuransi)

3. Resiko murni (risiko ini tidak mendatangkan keuntungan)

4. Resiko partikular (risiko dari sumber individu)

5. Resiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental) bukan karena direncanankan,

tetapi  murni karena misalnya meninggal karena kecelakaan 

6. Insurable interest artinya tertanggung memiliki kepentingan atas obyek

pertanggungan 

2.2.2. Prinsip Dasar Asuransi

Dalam asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi :

1. Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu

hubungan keuangan, antara  tertanggung dengan yang diasuransikan dan

diakui secara hukum.

2. Utmost good faith Tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan

lengkap, semua fakta yang material  (material fact) mengenai sesuatu yang

akan diasuransikan baik diminta maupun tidak.

3. Proximate cause adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan

rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi

suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.

4. Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi

finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan

yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian

5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung

setelah klaim dibayar.

5

Page 6: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

6. Contribution Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya

yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya

terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.

2.2.3. Tujuan Asuransi

1. Segi Ekonomi

a) Tujuannya yaitu mengurangi ketidakpastian dari hasil usaha yang

dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi

kebutuhan atau mencapai tujuan.

b) Tekniknya yaitu dengan cara mengalihkan risiko pada pihak lain dan

pihak lain mengkombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar,

sehingga dapat diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan

terjadinya kerugian.

2. Segi Hukum

a) Tujuannya yaitu memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek

atau suatu kegiatan bisnis kepada pihak lain.

b) Tekniknya yaitu melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada

penanggung dalam kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko

beralih kepada penanggung.

3. Segi Tata Niaga

a) Tujuannya yaitu membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta

program asuransi.

b) Tekniknya yaitu memindahkan risiko dari individu / perusahaan ke

lembaga keuangan yang bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan

asuransi), yang akan membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi

yang ditanganinya.

4. Segi Kemasyarakatan

a) Tujuannya yaitu menanggung kerugian secara bersama-sama antar

semua peserta program asuransi.

6

Page 7: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

b) Tekniknya yaitu semua anggota kelompok (kelompok anggota)

program asuransi memberikan kontribusinya (berupa premi) untuk

menyantuni kerugian yang diderita oleh seorang / beberapa orang

anggotanya.

5. Segi Matematis

a) Tujuannya yaitu meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko

dan hasil ramalan itu dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua

peserta (sekelompok peserta) program asuransi.

b) Tekniknya yaitu menghitung besarnya kemungkinan berdasarkan teori

kemungkinan ("Probability Theory"), yang dilakukan oleh aktuaris

maupun oleh underwriter.

2.2.4. Tipe-tip Kontrak Asuransi

Terdapat banyak tipe asuransi karena banyak kejadian yang ingin dijamin

dengan asuransi. Berikut ini adalah beberapa tip risiko berikut Asuransinya :

Tipe Risiko Tipe Asuransi yang digunakanKerusakan properti perusahaan yang

diakibatkan oleh kebakaran dan tindakan vandalisme

Asuransi Property

Kerugian bisnis karena adanya penutupan bisnis sementara yang disebabkan oleh

kebakaranAsuransi gangguan bisnis

Kerugian yang disebabkan oleh pegawai atau pimpinan perusahaan seperti

keputusan yang salah dan tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan perusahaan yang terkait dengan aktivitas perusahaan

Asuransi pegawai dan pimpinan

Kehilangan penghasilan karena cacat atau kematian yang terjadi terhadap pegawai

yang memiliki posisi kunciAsuransi kehidupan pegawai kunci

Kerugian karena kecelakan kerja yang dialami pekerja Asuransi kompensasi pekerja

2.2.5. Mengapa Membeli Asuransi?

Suatu perusahaan memutuskan untuk membeli asuransi, keputusan tersebut

adalah hasil dari analisi biaya-manfaat yang melibatkan perbandingan antara biaya

membeli kontrak asuransi dan biaya yang diperkirakan akan timbul karena

mempertahankan risiko yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi.

7

Page 8: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

Keputusan untuk mengasuransikan suatu risiko mempertimbangkan biaya

pembelian kontrak asuransi (besar premi) dan manfaat yang akan diperoleh karena

memiliki kontrak asuransi (menghindari dari kerugian yang diperkirakan).

2.3. Penilaian Opsi Dan Swap

2.3.1. Penilaian Opsi

Pada tahun 1973, Fisher Black dan Myron Scholes mengajukan suatu model

penilaian option yang dikenal sebagai Black and Scholes Model, model ini paling

banyak digunakan untuk menentukan harga suatu option (Bodie, Kane dan Marcus,

2001). Lebih lanjut, model ini pada mulanya ditujukan untuk menilai opsi bertipe

Eropa, namun pada perkembangan lebih lanjut diajukan beberapa modifikasi Black and

Scholes model, sehingga dapat digunakan untuk menghitung option bertipe Amerika

maupun option yang sahamnya membagikan dividen pada masa hidup option tersebut.

Lebih lanjut, suatu opsi dibagi menjadi dua yakni Call dan PutOption.

Di mana, Opsi Call menurut Bodie, Kane dan Marcus (2001) merupakan

pemberian hak, bukan kewajiban, kepada pemegangnya untuk membeli suatu aktiva

pada harga tertentu pada atau sebelum waktu tertentu. Sedangkan, Opsi Put menurut

Bodie et al. (2001) merupakan pemberian hak, bukan kewajiban, kepada pemegangnya

untuk menjual suatu aktiva pada harga tertentu pada atau sebelum waktu tertentu.

Adapun gambar Call dan Put Option dapat dilihat pada Gambar II.1 sebagai berikut

Dalam hal ini Bodie et al. (2001) menjelaskan bahwa suatu investasi pemegang

call akan pulang pokok jika pada waktu jatuh tempo call, harga pasar = harga call +

harga strike. Keuntungan diperoleh jika waktu jatuh tempo call, harga pasar > harga call

+ harga strike, demikian sebaliknya. Sedangkan, jika suatu investasi pemegang put akan

pulang pokok jika pada waktu jatuh tempo put, harga pasar = harga strike . harga put.

Keuntungan diperoleh jika waktu jatuh tempo call, harga pasar < harga strike . harga

8

Page 9: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

put, demikian sebaliknya. Secara umum pendekatan dari model Option dapat dilihat

melalui model Black dan Scholes (1973). Di mana, mereka mempublikasikan suatu

model option yaitu persamaan umumnya untuk Call adalah;

Dimana

Keterangan :

S = nilai underlying assetX = nilai exerciserf = suku bunga bebas risikoT = jangka waktu= standar deviasiN = distribusi normal

Adapun asumsi menurut Black dan Scholes (1973) yang dianut pada persamaan

ini adalah:

1. Suku bunga bebas risiko yang besarnya tetap sepanjang waktu option.

2. Return harga saham terdistribusi secara lognormal.

3. Volalitas tetap.

4. Tetap ada pembagian dividen.

5. Option adalah model .European Style., tidak dapat di eksekusi sebelum jatuh

tempo.

6. Tidak ada biaya transaksi.

7. Tidak ada penalti untuk short sales.

9

Page 10: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

Contoh Soal:

Pada Maret 6, 2001 Cisco System melakukan trading pada harga$13,62. Nilai call

option pada Juli 2001 $15, melakukan trading di Chicago Board of Trade pada hari

yang sama $2. Berikut adalah parameter dari opsi :

Annualized standard deviation pada Cisco Systems 81%. Standar deviasi ini

diperkirakan menggunakan stock price mingguan, jumlah yang dihasilkan

sebagai berikut:

Weekly Standard deviation = 1,556%

Annualized standard deviation = 1,556% x 52 = 81%

Masa berlaku opsi adalah Jumat, Juli 20, 2001. Kadaluarsa pada 103 hari

Annualized treasury bill rate pada umur opsi 4,63%

Jika diaplikasikan pada Black Scholes model adalah sebagai berikut

S = $ 13,62

X = $ 15

T = 103 / 365 = 0,2822

Rf = 4,63%

Jika dimasukan kedalam persamaan adalah sebagai berikut:

d1=ln (13,62

15 )+(0,0463+ 0,812

2 )× 0,2822

0,81×√0,2822

d1=0,0212

d2=0,0212−0,81√0,2822

d2=−0,4091

Setelah mendapatkan nilai d1 dan d2 kita mencari nilai N(d1) dan N(d2)

N(d1) = 0,5085

N(d2) = 0,3412

10

Page 11: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

Maka nilai opsi dapat dihitung sebagai berikut:

C=13,62× 0,5085−15e−(0,0463 ) ( 0,2822 )×0,3412

C=1,87

Jadi, menggunakan call saat trading $2 merupakan pilihan yang tepat

2.3.2. Penilaian Swap

Tukar menukar atau yang lebih dikenal sebagai swap dalam dunia keuangan

merupakan suatu instrumen derivatif, di mana terdapat dua pihak saling

mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya.

Nilai swap ini dihitung berdasarkan suatu nilai absolut atau notional amount

yaitu suatu nilai nominal yang digunakan untuk menghitung pembayaran terhadap suatu

swap dan produk manejemen risiko lainnya dimana nilai ini bukan suatu nilai yang

sesungguhnya (absolute).

Istilah swap ini sebenarnya berasal dari bahasa Inggris namun istilah ini

digunakan sebagai suatu istilah baku yang dikenal di Indonesia baik oleh lembaga yang

berwenang seperti Bank Indonesia. Swap ini seringkali digunakan sebagai suatu

instrumen lindung nilai atau risiko tertentu misalnya risiko gejolak nilai tukar mata uang

dan disamping itu juga digunakan sebagai instrumen spekulasi.

Kebanyakan swap diperdagangkan dalam perdagangan derivatif dan diluar bursa

(Over The Counter-OTC), dengan ketentuan dan tata cara yang berbeda-beda sesuai

kesepakatan para pihak. Beberapa jenis swap juga diperdagangkan pada bursa

berjangka. Sementara itu ada lima macam bentuk dasar dari swap jika ditinjau dari

sudut banyaknya kepentingan yaitu swap suku bunga, swap nilai tukar, swap kredit,

swap komoditi, dan swap ekuitas. Nilai dari suatu swap adalah merupakan nilai kini

bersih (net present value) dari seluruh arus kas dimasa depan (of all future cash flows).

Pada masa awalnya, suatu kontrak swap mempunyai nilai kini bersih dari arus kas

dimasa depan adalah sama dengan nol.

Misalnya pada pada kontrak swap suku bunga tetap, dimana Pihak A membayar

suku bunga tetap dan pihak B membayar suku bunga fluktiatif. Pada perjanjian tersebut

suku bunga tetap adalah merupakan nilai kini dari pembayaran kurs suku bunga tetap

11

Page 12: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

dimasa depan yang dibayarkan oleh pihak A, yang setara dengan nilai kini dari kurs

suku bunga fluktuatif yang diharapkan oleh pihak B. Menurut ketentuan fiskal, SWAP

menghasilkan keuntungan/kerugian bagi wajib pajak pada saat terjadinya realisasi

pembayaran (jatuh tempo).

Contoh Soal:

Pada tanggal 1 Feb 1999, PT Zaki menerima pinjaman dari luar negeri sebesar USD

10,000, dengan jangka waktu 1 tahun, bunga 9 % per tahun. Spot rate USD 1 adalah Rp

8.000,00. Selanjutnya, PT Zaki membuka kontrak SWAP dengan bank devisa jangka

waktu 12 bulan dengan premi 10% atau sebesar = (Rp 8.000,00 x 360 x 10)/(360 x 100)

= Rp 800,00. Apabila pada 1 Feb 2000 terjadi realisasi, maka keugian selisih kurs yang

terjadi adalah :

Penjualan devisa tanggal 1 Feb 1999 = 10,000 x Rp 8.000 Rp 80.000.000,00Pembelian devisa tanggal 1 Feb 2000 = 10,000 x Rp 8.800 Rp 88.000.000,00Kerugian selisih kurs Rp 8.000.000,00

12

Page 13: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

BAB III

KESIMPULAN

Setiap perusahaan pasti tidak menginginkan mengambil risiko. Banyak

diantaranya melakukan manajemen risiko agar risiko yang dihadapi seminimal

mungkin. Beberapa cara yang dilakukan perusahaan diantaranya memilih

mengasuransikan asetnya, atau melakukan opsi dan swap. Langkah-langkah dalam

mengelola manajemen risiko :

1. Mengidentifikasi dan memahami risiko-risiko utama perusahaan

2. Menentukan tipe risiko yang akan diterima dan ditransfer

3. Memutuskan seberapa besar risiko yang harus ditanggung

4. Memasukkan risiko dalam seluruh proses pengambilan keputusan perusahaan

5. Memonitor dan mengelola risiko yang ditanggung perusahaan

13

Page 14: Makalah Manajemen Risiko Perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus. 2006. Investments. Buku 1 dan 2,

Terjemahan Zulaini Dalimunthe dan Budi Wibowo. Jakarta: Penerbit Salemba

Empat.

Modul Chartered Accountant: Akuntansi Manajemen Lanjutan

http://finansial.bisnis.com/read/20140206/89/201432/apa-itu-transaksi-swap

http://gemblonknews.blogspot.co.id/2012/10/manajemen-resiko-asuransi.html

http://people.stern.nyu.edu/adamodar/pdfiles/valn2ed/ch5.pdf

14