Makalah Manajemen Program Partisipatif

22
MAKALAH MANAJEMEN PROGRAM PARTISIPATIF PEMBELAJARAN ORANG DEWASA Disusun oleh MUNTAYAH (07140200040) SAVITRI SOFIA ALMUKAROMAH (07140200041) KENTI TANJUNG SAR (07140200050) NITTA SARI (07140200043) HERMA MARTINA (07140200053) DEDE CHANDRA SUSILA MENALA (07140200044) RAFIKA KUSUMAWARDANI 07140200054) DWI INDAH NURFITRIANA( 07140200045) SITI CHOERIAH (07140200055) DIAN EKAWATI (07140200047) SAFITRI NURMAOLA HERMAWAN (07140200057) MIRA LAURA(07140200048) PIPIH WULANDARI (07140200049) D4 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju Tahun Ajaran 2015/2016

description

Makalah

Transcript of Makalah Manajemen Program Partisipatif

Page 1: Makalah Manajemen Program Partisipatif

MAKALAH MANAJEMEN PROGRAM PARTISIPATIF

PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Disusun oleh

MUNTAYAH (07140200040)

SAVITRI SOFIA ALMUKAROMAH (07140200041)

KENTI TANJUNG SAR (07140200050)

NITTA SARI (07140200043)

HERMA MARTINA (07140200053)

DEDE CHANDRA SUSILA MENALA (07140200044)

RAFIKA KUSUMAWARDANI 07140200054)

DWI INDAH NURFITRIANA( 07140200045)

SITI CHOERIAH (07140200055)

DIAN EKAWATI (07140200047)

SAFITRI NURMAOLA HERMAWAN (07140200057)

MIRA LAURA(07140200048)

PIPIH WULANDARI (07140200049)

D4 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Tahun Ajaran 2015/2016

Page 2: Makalah Manajemen Program Partisipatif

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan

makalah tentang Kehamilan Post Term ini dengan baik, meskipun banyak

kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Aida, Mkes

selaku Dosen mata kuliah Manajemen Program Partisipatif yang telah

memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai Kehamilan Post Term, dan juga

bagaimana cara mendiagnosa serta penangananya. Kami juga menyadari

sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi

perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat

tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami

sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila

terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan

saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Jakarta , Juni 2015

Kelompok III

Page 3: Makalah Manajemen Program Partisipatif

Daftar Isi

COVER

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1; Latar Belakang

2; Rumusan Masalah

3; Tujuan dan Manfaat

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA

I; Pengertian Andragogi

II; Pengertian model

III; Pengertian model pembelajaran

BAB III PEMBAHASAN

A; Metode Pembelajaran orang dewasa

B; Tujuan Pembelajaran Orang dewasa

C; Ruang lingkup Pembelajaran orang dewasa

D; Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran orang dewasa

E; Prinsif-prinsif belajar orang dewasa

F; Masalah pembelajaran orang dewasa

G; Model pembelajaran orang dewasa

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Page 4: Makalah Manajemen Program Partisipatif

BAB I

PENDAHULUAN

1; Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan aspek terpenting bagi kemajuan sebuah

negara tetapi Sumber daya manusia di negara indonesia masih rendah dan

menyebabkan negara indonesia belum menjadi negara yang maju. Di negara

indonesia masih banyak masyarakat yang hidup di garis bawah kemiskinan dan

masih banyak para orang dewasa yang buta huruf. Sumber daya manusia harus

ditingkatkan agar masyarakat indonesia bisa bersaing dengan negara maju lainnya

dan dengan adanya SDM yang meningkat maka akan menjunjung kemajuan

negara Indonesia.

Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen

yang saling berhubungan satu dengan yang lainya. Pembelajaran tersebut harus

diperhatikan oleh guru dalam memilih atau menentukan pendekatan dan model

pembelajaran. Proses belajar mengajar orang dewasa adalah suatu proses

berlangsungnya kegiatan yang dilakukan oleh pelajar atau peserta didik dan

pengajaran yang dilakukan oleh pendidik atau pembimbing terhadap orang

dewasa.Masyarakat di Indonesia butuh perhatian di dalam bidang pendidikan karena

rakyat yang buta huruf dan hanya lulusan SD, SMP, dan SMA masih sangat

banyak. Akibat adanya buta huruf dan masih banyaknya masyarakat hanya lulusan

SD, SMP, SMA maka juga semakin meningkat jumlah pengangguran di

Indonesia, sehingga dibutuhkan pembelajaran untuk masyarakat baik itu anak-

anak, orang dewasa, dan orang tua (Sepanjang hayat), Karna Proses belajar bagi

anak-anak dan orang dewasa tidak sama. Belajar bagi anak-anak bersifat untuk

mengumpulkan pengetahuan sebanyak-banyaknya. Sedangkan bagi orang dewasa

lebih menekankan untuk apa iabelajar.

Konsep diri pada seorang anak adalah bahwa dirinya tergantung pada orang lain.

Page 5: Makalah Manajemen Program Partisipatif

Ketika ia beranjak menuju dewasa, ketergantungan kepada orang lain mulai

berkurang dan ia merasa dapat mengambil keputusan sendiri. Selanjutnya sebagai

orang dewasa, ia memandang dirinya sudah mampu sepenuhnya mengatur diri

sendiri.

Dalam proses pembelajaran orang dewasa (andragogi), ia menghendaki

kemandirian dan tidak mau diperlakukan seperti anak-anak, misalnya ia diberi

ceramah oleh orang lain tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak

boleh dilakukan. Apabila orang dewasa dibawa pada situasi belajar yang

memperlakukan dirinya dengan penuh penghargaan, maka ia akan melakukan

proses belajar dengan penuh penghargaan pula. Ia akan melakukan proses belajar

dengan pelibatan dirinya secara mendalam. Situasi tersebut menunjukkan orang

dewasa mempunyai kemauan sendiri untuk belajar.Dalam makalah ini kami dari

kelompok III akan membahas tentang model pembelajaran untuk orang dewasa

dan metode pembelajaran orang dewasa ..

2; Rumusan Masalah

; Apas saja metode – metode yang dipakai dalam proses pembelajaran

orang dewasa.

; Apa saja model – model pembelajaran dalam proses pembelajaran orang

dewasa.

3. Tujuan dan manfaat

Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan menambah

pengetahuan tentang model pembelajaran apa saja yang sesuai untuk

pembelajaran orang dewasa serta metode apa saja yang bisa diterapkan bagi

pembelajaran orang dewasa. Orang dewasa juga memerlukan pembelajaran, agar

orang dewasa tersebut tidak ketinggalan jaman dan bisa meningkatkan kualitas

hidupnya kearah yang lebih maju.

Page 6: Makalah Manajemen Program Partisipatif

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

I. Pengertian Andragogi

Andragogi berasal dari bahasa Yunani, andros (berarti orang dewasa) dan

agogos (berarti memimpin). Menurut Kartini Kartono (1997), andragogi adalah

ilmu membentuk manusia: yaitu membentuk kepribadian seutuhnya, agar mereka

mampu mandiri di tengah lingkungan sosialnya. Pada banyak praktik, mengajar

orang dewasa dilakukan sama saja dengan mengajar anak. Prinsip-prinsip dan

asumsi yang berlaku bagi pendidikan anak dianggap dapat diberlakukan bagi

kegiatan pendidikan orang dewasa. Hampir semua yang diketahui mengenai

belajar berasal dari penelitian belajar yang terkait dengan anak. Begitu juga

mengenai mengajar, berasal dari pengalaman mengajar anak-anak, misalnya

dalam kondisi wajib hadir. Semua teori mengenai interaksi dosen dan mahasiswa

didasari oleh suatu definisi bahwa pendidikan merupakan proses pemindahan

pengetahuan. Orang dewasa yang sudah matang sebagai pribadi mempunyai

kebutuhan dalam hal menetapkan kebutuhan belajarnya masing-masing.

Jika dilihat dari pengertian andragogi, maka andragogi secara harfiah dapat

diartikan sebagai seni dan pengetahuan mengajar orang dewasa. Namun karena

orang dewasa sebagai individu yang dapat mengarahkan diri sendiri, maka dalam

andragogi yang lebih penting adalah kegiatan belajar dari peserta didik, bukan

kegiatan mengajar dosen.

II. Pengertian Model

Model adalah pola (contoh, acuan, ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau

dihasilkan. Definisi lain dari model adalah abstraksi dari sistem sebenarnya,

dalam gambaran yang lebih sederhana serta mempunyai tingkat prosentase yang

Page 7: Makalah Manajemen Program Partisipatif

bersifat menyeluruh, atau model adalah abstraksi dari realitas dengan hanya

memusatkan perhatian pada beberapa sifat dari kehidupan sebenarnya.

III. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Dapat juga

diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Jadi,

sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang sama dengan pendekatan,

strategi atau metode pembelajaran.

Model pembelajaran adalah pola atau rencana yang dapat digunakan untuk

mengoperasikan kurikulum. Merancang materi pembelajaran, dan untuk

membimbing belajar dalam setting kelas atau lainnya.

· Pengertian model pembelajaran menurut para ahli

Model mengajar menurut Joyce dan Weil adalah “suatu deskripsi dari

lingkungan belajar yang menggambarkan perencanaan kurikulum, kursus-kursus,

desain unit-unit pelajaran dan pembelajaran, perlengkapan belajar, buku-buku

pelajaran, buku-buku kerja, program multimedia dan bantuan belajar melalui

program komputer”.

Sedangkan model pembelajaran menurut Kardi dan Nur ada lima model

pemblajaran yang dapat digunakan dalam mengelola pembelajaran, yaitu:

pembelajaran langsung; pembelajaran kooperatif; pembelajaran berdasarkan

masalah; diskusi; dan learning strategi.

Page 8: Makalah Manajemen Program Partisipatif

BAB III

PEMBAHASAN

A. Metode pembelajaran orang dewasa

Dalam pembelajaran orang dewasa banyak metode yang diterapkan. Untuk

keberhasilan pembelajaran semacam ini, apa pun metode yang diterapkan

seharusnya mempertimbangkan faktor sarana dan prasarana yang tersedia untuk

mencapai tujuan akhir pembelajaran, yaitu agar peserta didik dapat memiliki suatu

pengalaman belajar yang bermutu. Merupakan suatu kekeliruan besar jika dalam

hal ini, pembimbing secara kurang wajar menetapkan pemanfaatan metode hanya

karena faktor pertimbangannya sendiri, yaitu menggunakan metode yang

dianggapnya paling mudah, atau hanya disebabkan oleh keinginannya agar

dikagumi oleh peserta di kelas itu, ataupun mungkin ada kecenderungan hanya

menguasai satu metode tertentu saja (supriadi, 2006). Penetapan pemilihan

metode yang tepat seharusnya mempertimbangkan aspek tujuan yang ingin

dicapai, yaitu mengacu pada garis besar program pembelajaran yang dibagi

menjadi dua jenis.

1; Proses pembelajaran yang dirancang untuk mendorong orang dewasa

mampu menata dan mengisi pengalaman baru dengan berpedoman pada

masa lalu yang pernah dialami. Serta mampu memberi wawasan baru

bagi masing-masing individu untuk dapat memanfaatkan apa yang sudah

diketahuinya. Contoh: latihan keterampilan melaui tanya jawab,

wawancara, konsultasi, latihan kepekaan, dan lain-lain,2; Proses pembelajaran yang dirsancang untuk meningkatkan transfer

pengetahuan baru, pengalaman baru, dan keterampilan baru sehingga

dapat mendorong masing-masing individu dewasa guna meraih

Page 9: Makalah Manajemen Program Partisipatif

semaksimal mungkin ilmu penetahuan yang diinginkanya, apa yang

menjadi kebutuhanya, serta keterampilan yang diperlukan. Contoh:

belajar dengan menggunakan program komputer yang dibutuhkan di

tempat mereka bekerja.

Metode pembelajaran kuliah, seminar/diskusi/ presentasi, praktikum/ studi

lapangan, computer aidedlearning, dan belajar mandiri hasilnya akan kurang

optimal jika tidak berfokus pada kompetensi yang akan dicapai oleh peserta didik.

Unsur-unsur lain yang perlu diperhatikan dalam memilih metode pembelajaran

adalah sarana/prasarana, bahan kajian atau materi ajar, serta tingkat kemampuan

mahasiswa. Terdapat beragam model pembelajaran dengan pendekatan student

centre learning yang bisa diaplikasikan seperti small group discussion, role play

and simulation, case study, discovery learning (DL), self directed learning (SDL),

cooperative learning (CL), collaborative learning (CbL), contextual instruction

(CI), project based learning (PjBL), dan problem based learning (PBL).

Dalam mennetukan metode pembelajaran yang sesuai, maka perlu

dilakukan kajian mendalam terhadap kebutuhan peserta didik dengan

mengintegrasikan konsep andragogi di atas, berikut ini uraian ringkas beberapa

ciri model pembelajaran di atas.

Model Belajar Hal yang Dilakukan Peserta Didik Hal yang Dilakukan PengajarSmall Group

Discussion

· Membentuk kelompok (5-10

orang). · Memilih bahan diskusi. · Mempresentasikan makalah dan

mendiskusikannya di kelas.

· Membuat rancangan diskusi. · Menjadi moderator sekaligus

mengulas hasil diskusi mahasiswa pada

setiap akhir sesi.

Simulasi · Mempelajari dan menjalankan

suatu peran yang ditugaskan kepadanya. · Mempraktikkan/mencoba

berbagai model (komputer) yang telah

disiapkan.

· Merancang situasi/ kegiatan

yang mirip dengan yang sesungguhnya,

bisa berupa bermain peran, model

komputer, atau berbagai latihan

simulasi. · Membahas kinerja mahasiswa

Discovery

learning

· Mencari, mengumpulkan, dan

menyusun, informasi yang ada untuk

· Menyediakan data atau

petunjuk (metode) untuk menelusuri

Page 10: Makalah Manajemen Program Partisipatif

mendeskripsikan suatu pengetahuan. suatu pengetahuan yang harus dipelajari

oleh mahasiswa. · Memeriksa dan memberi

ulasan terhadap hasil belajar mandiri

mahasiswa.Self-Direct

Learning

· Merencanakan kegiatan belajar,

melaksanakan, dan menilai pengalaman

belajarnya sendiri.

· Sebagai fasilitator.

Cooperative

learning

· Membahas dan menyimpulkan

masalah/ tugas yang diberikan dosen

secara berkelompok.

· Merancang dan memantau

proses belajar dan hasil belajar

kelompok mahasiswa. · Menyiapkan suatu

masalah/kasus atau bentuk tugas untuk

diselesaikan oleh mahasiswa secara

berkelompok.

Collaborative

Learning

· Bekerja sama dengan anggota

kelompoknya dalam mengerjakan tugas. · Membuat rancangan proses dan

bentuk penilaian berdasarkan konsensus

kelompoknya sendiri.

· Merancang tugas yang

bersifat open ended · Sebagai fasilitator dan

motivator.

Cotextual

Instruction

· Membahas konsep

(teori)berkaitan dengan situasi nyata. · Melakukan studi lapangan/terjun

di dunia nyata untuk mempelajari

kesesuaian teori.

· Menjelaskan bahan kajian

yang bersifat teori dan mengaitkanya

dengan situasi nyata dalam kehidupan

sehari-hari, kerja profesional,

manajerial, atau entrepreneurial. · Menyusun tugas untuk studi

mahasiswa terjun ke lapangan.Project Based

Learning

· Mengerjakan tugas (berupa

proyek) yang telah dirancang secara

sistematis. · Menunjukkan kinerja dan

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya

di forum.

· Merancag suatu tugas

(proyek) yang sistematis agar

mahasiswa belajar pengetahuan dan

keterampilan melalui proses pencarian/

penggalian (inquiry) yang terstruktur

dan kompleks.

Page 11: Makalah Manajemen Program Partisipatif

· Merumuskan dan melakukan

proses pembimbingan. Problem Based

Learning

· Belajar dengan menggali/

mencari informasi (inquiry) serta

memanfaatkan informasi tersebut untuk

memecahkan masalah faktual atau yang

dirancang oleh dosen.

· Merancang tugas untuk

mencapai komptensi tertentu. · Membuat petunjuk (metode)

untuk mahasiswa dalam mencari

pemecahan masalah yang dipilih oleh

mahasiswa sendiri atau yang

diterapkan.

Supaya dapat memberikan pengajaran yang optimal, maka kita perlu

memahami karakter dari peserta didik dewasa seperti yang dijelaskan di bawah

ini.

1. Orang dewasa mempunyai pengalaman yang berbeda-beda.2. Orang dewasa lebih suka menerima saran daripada digurui.3. Orang dewasa lebih memberikan perhatian pada hal-hal yang menarik bagi

mereka dan menjadi kebutuhanya.4. Orang dewasa lebih suka dihargai daripada diberi hukuman atau disalahkan.5. Orang dewasa yang pernah mengalami putus sekolah, mempunyai

kecenderungan untuk menilai lebih rendah kemampuan belajarnya.6. Apa yang bisa dilakukan orang dewasa menunjukkan tahap pemahamannya.7. Orang dewasa secara sengaja mengulang hal yang sama.8. Orang dewasa suka diperlakukan dengan kesungguhan itikad yang baik, adil,

dan masuk akal.9. Orang dewasa sudah belajar sejak kecil tentang cara mengatur hidupnya, oleh

karena itu, mereka lebih cenderung tidak mau bergantung pada orang lain. 10. Orang dewasa menyukai hal-hal yang praktis.11. Orang dewasa membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat akrab dan menjalin

hubungan dekat dengan teman baru.

Keberhasilan andragogi juga ditentukan oleh kemampuan pengajar dalam

menciptakan suasana kelas yang kondusif. Keyakinan pengajar akan potensi

manusia dan kemampuan semua peserta didik untuk belajar dan berprestasi

merupakan hal yang penting yang perlu diperhatikan. Pengajar harus memahami

bahwa perasaan dan sikap peserta didik akan terlibat dan berpengaruh kuat pada

Page 12: Makalah Manajemen Program Partisipatif

proses belajarnya. Secara umum karakteristik pengajar pada oarang dewasa

diantaranya sebagai berikut.

1; Menjadi bagian dari kelompok yang diajar.

2; Mampu menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar mengajar.

3; Mempunyai ras tanggung jawab yang tinggi, pengabdian, dan idealisme

untuk kerjanya.

4; Menirukan/mempelajari kemampuan orang lain.

5; Menyadari kelemahan, tingkat keterbukan, dan kekuatannya. Mereka tahu

bahwa kekuatan yang dimiliki dapat menjadi kelemahan pada situasi

tertentu.

6; Dapat melihat permasalahan dan menetukan pemecahannya.

7; Peka dan mengerti perasan orang lain melalui pengamatan.

8; Mengetahui bagaimana menyakinkan dan memperlakukan orang lain.

9; Selalu optimis dan mempunyai itikad baik terhadap orang lain.

10; Menyadari bahwa “perannya bukan mengajar, tetapi menciptakan iklim

untuk belajar.”

11; Menyadari bahwa segala sesuatu mempunyai segi positif dan negatif.

B. Tujuan Pembelajaran Orang Dewasa

Menurut Lunandi (dalam Asmin, 2005), menyatakan proses pendidikanorang dewasa bertujuan untuk mengembangkan kemampuan, memperkayapengetahuan, meningkatkan kualifikasi teknis, dan jiwa profesionalisme parapesertanya. Proses pendidikan orang dewasa harus mengakibatkan perubahansikap dan perilaku yang bersifat (dapat dikategorikan) sebagai perkembanganpribadi, dan peningkatan partisipasi sosial dari individu yang bersangkutan.

Setiana (2005) menyatakan bahwa tujuan dari pendidikan orang dewasapada hakekatnya adalah terjadinya proses perubahan perilaku menuju ke arahyang lebih baik dan menguntungkan hanya dapat terjadi apabila ada perubahan-

Page 13: Makalah Manajemen Program Partisipatif

perubahan yang cukup mendasar dalam bentuk atau peningkatan pengetahuan,keterampilan dan sekaligus sikap.

Topatimasang (dalam Asmin, 2005) berpendapat bahwa tujuan pendidikandidasarkan pada anggapan bahwa tujuan utama pendidikan adalah menghasilkankeseluruhan pengetahuan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Asumsi inimenyiratkan dua hal, yakni:

1; Jumlah pengetahuan cukup sedikit untuk dikelola secaramenyeluruh oleh sistem pendidikan.

2; Kecepatan perubahan yang terjadi dalam tata budaya ataumasyarakat cukup lambat sehingga memungkinkan untukmenyimpan pengetahuan dalam kemasan tertentu sertamenyampaikannya sebelum pengetahuan itu sendiri berubah.

C. RUANG LINGKUP PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Pendidikan merupakan kebutuhan vital dan mutlak diperlukan baik olehanak-anak maupun orang dewasa. Pendidikan merupakan proses belajar sepanjanghayat. Belajar tidak hanya menerima pengetahuan dari pengajar atau pendidik, tetapibelajar juga berasal dari pengalaman yang pernah dialami. Belajar juga merupakanproses berulang tanpa henti untuk mengatasi masalah dan berbagai konflik sosial danlingkungan. Masalah-masalah sosial yang dihadapi orang dewasa lebih banyak danlebih serius dibandingkan masalah yang dihadapi pada anak-anak. Hal inimenunjukkan bahwa kebutuhan orang dewasa untuk memecahkan masalah jauh lebihbesar. Kebutuhan pemecahan masalah ini dapat diperoleh melalui proses pendidikan.

Setiap orang diharapkan dapat memerankan perannya masing-masing denganbaik di tengah masyarakat dan lingkungan kerjanya. Jika tidak mampu melakukanperannya dengan baik, berbagai konsekuensi akan menimpa dirinya. Pendidikanmada masa lalu umumnya disejajarkan dengan anak usia sekolah. Masyarakat danpara pendidik menganggap sepele terhadap pendidikan orang dewasa. Akan tetapidengan perkembangan ilmu pengetatahuan dan teknologi dibidang sosial, ekonomi,ikut mempengaruhi dunia pendidikan. Pendidikan tidak hanya untuk anak-anak,tetapi pendidikan untuk semua manusia dari anak sampai akhir hayat atau lebihdikenal dengan pendidikan sepanjang hayat.

Pendidikan untuk anak-anak dan orang dewasa yang dilaksanakan padasaat ini terjadi dari berbagai situasi dan melalui berbagai kegiatan. Sekolah danlembaga sejenis bukan satu-satunya yang berhak untuk mendidik, tetapi masihbanyak institusi lain seperti keluarga, tempat ibadah, tempat kerja, media masa,perpustakaan dan masih banyak institusi yang lain. Pendidikan seharusnya beradadi semua institusi dan saling berinteraksi untuk membantu individu dalammeningkatkan diri selama hidupnya.

Selama ini konsep pendidikan sepanjang hayat secara konvensional hanyaterbatas pada usia sekolah dan dilaksanakan di sekolah yang digunakan untuk

Page 14: Makalah Manajemen Program Partisipatif

menyiapkan anak mencapai kedewasaan. Padahal, kondisi masyarakatmemerlukan implikasi pendidikan sesuai dengan kebutuhan orang dewasa,terutama bagi mereka yang tidak lagi mengikuti pendidikan di lembagapersekolahan.

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBELAJARANORANG DEWASA

Faktor-faktor yang mempengaruhi orang dewasa dalam belajar dapatbersifat psikologis dan fisiologis. Faktor psikologis mencakup kebutuhan,kecerdasan, motivasi, perhatian, berfikir, ingat dan lupa. Sedangkan faktorfisiologis mencakup pendengaran, penglihatan, dan kondisi fisiologis.

Beberapa faktor psikologis dapat diberikan contoh sebagai berikut:

1; Harapan masa depan

Harapan masa depan peserta paket dapat mempengaruhi semangat belajar.Adanya keterkaitan dengan pengembangan kariernya di masa depan akanmemacu semangat belajar peserta paket.

2; Latar belakang sosial

Lingkungan sosial yang merupakan masyarakat belajar dapatmempengaruhi peserta. Kesempatan belajar akan dirasakan sebagaipeluang berharga untuk menambah kepercayaan dirinya di lingkungansosialnya.

3; Keluarga

Bagi para peserta, latar belakang keluarga merupakan faktor yang cukupdominan. Keluarga yang utuh dan harmonis serta penuh syukur akanberpengaruh positif terhadap dirinya, begitupun sebaliknya. Keluargadengan banyak anak dan yang sedikit anak akan menimbulkan masalahyang berbeda, hal tersebut juga mempengaruhi sikap belajar.

4; Daya ingat

Diakui banyak orang bahwa makin lanjut usia dibarengi dengan penurunandaya ingat. Orang dewasa lebih mudah lupa dibanding anak-anak.Ada ungkapan tentang perbedaan anak dan orang dewasa dalam belajarbahwa anak belajar ibarat mengukir di atas batu. Artinya anak-anak lebihlama untuk memahami sesuatu tetapi kalau sudah paham terus diingatnyadan sulit untuk dilupakan. Sedangkan pada orang dewasa, ia mudahmemahami sesuatu tetapi belum beberapa lama sudah terlupakan. Ibaratmengukir di atas air, oleh karena itu dalam proses belajar orang dewasacatatan dan resume atau rangkuman materi pelajaran sangatlah membantupeserta.

Sedangkan faktor fisiologis merupakan faktor yang mempengaruhi pendidikanorang dewasa yang disebabkan oleh berkurangnya ketahanan fisik orang dewasa.

Page 15: Makalah Manajemen Program Partisipatif

Bertambahnya usia mempengaruhi ketahanan fisik terutama penglihatan,pendengaran, artikulasi, dan penyakit. Berikut ini beberapa faktor fisiologis yangmempengaruhi pendidikan orang dewasa.

1. Faktor penglihatanPada umumnya orang lanjut usia (40 – 60 tahun), ketajaman penglihatanberkurang oleh karena itu pengelompokan peserta jangan terlalu banyak.Usahan setiap kelompok antara 15 – 25 orang, sehingga dimungkinkanpenataan tempat duduk lebih dekat dengan sumber belajar. Media pembelajaranseperti OHP, flipchart, slide, dan lain-lain agar dibuat sedemikian rupasehingga peserta dapat melihat dengan jelas.

2. Faktor pendengaran

Tak dipungkiri pada usia lanjut fungsi pendengaran juga menurun. Dalam halini perlu pengaturan secara baik dari fasilitator maupun media yang digunakanseperti radio, kaset, dan lain-lain harus memungkinkan semua peserta dapatmendengar dengan jelas.

3. Faktor artikulasi

Artikulasi dipengaruhi oleh struktur alat-alat ucap di dalam rongga mulut. Padausia lanjut, banyak yang sebagian giginya tanggal, tenggoroan yang tidaksesempurna pada masa remaja. Apalagi yang mendapat gangguan syaraf akibatstroke, bibir menurun, dan pipi cekung serta tidak jarang secara reflek bergetar,dan lain-lain. Kondisi seperti ini mempengaruhi pelafalan seseorang. Pelafalanyang tidak tepat mempengaruhi makna bahasa. Hal tersebut perlu disadarinoleh fasilitator agar pelafalan kata diupayakan dengan tepat.

4. Faktor penyakit

Bertambah usiapun sering dibarengi dengan penyakit yang disebabkan fungsiorgan tubuh mulai berkurang. Biasanya penyakit yang mengiringi usia ituadalah gula darah, kolesterol, tekanan darah yang meninggi atau menurun, danlain-lain. Gangguan penyakit ini mengurangi stamina fisik dan ketahananpsikis. Dengan kondisi ini perlu diperhatikan: Agenda pelajaran perludipertimbangkan untuk tidak menjadwalkan proses belajar hingga larut malam,latihan fisik yang berlebihan dan pengaturan menu makanan yang cocok.

E. PRINSIP-PRINSIP BELAJAR ORANG DEWASA

Orang dewasa belajar berdasarkan prinsip-prinsip tertentu, bila prinsipbelajar ini tidak dipenuhi, maka proses pembelajaran cenderung mengalamikegagalan. Oleh karena itu bagi pemateri/fasilitator yang sering melatih dalamdiklat orang dewasa perlu memperhatikan prinsip-prinsip belajar orang dewasa.Ada beberapa prinsip belajar bagi orang dewasa yaitu sebagai berikut:

1. Nilai manfaat

Page 16: Makalah Manajemen Program Partisipatif

Orang dewasa akan belajar dengan baik bila apa yang dipelajari bermanfaatbagi dirinya.

2. Sesuai dengan pengalamanOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari sesuaidengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

3. Masalah sehari-hariOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari berpusatpada maslalah yang dihadapi sehari-hari.

4. PraktisOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari bersifatpraktis dan mudah diterapkan.

5. Sesuai kebutuhanOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari

6. MenarikOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari menarikbaginya.

7. Berfarisipasi aktifOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila bahan yang dipelajari iamengambil bagian atau berperan aktif dalam pembelajaran.

8. Kerja samaOrang dewasa akan belajar dengan baik apabila terdapat kerjasama dan salingmenghargai antara pemateri dan peserta.

9. Lakukan perhatian dalam suasana informalOrang dewasa suka pelatihan yang akrap, santai, dan tidak kaku. Suasana yangnyaman perlu diciptakan dalam pelatihan.

10. Variasikan metode pembelajaranLakukan perubahan pada kecepatan dan teknik pelatihan dari waktu ke waktu.Gunakan variasi metode pembelajaran dan penyampaian.

11. Hilangkan factor ketakutanSetiap orang akan mencapai kesuksesan belajar bila factor ketakutan dapatdihilangkan atau dikurangi seminimal mungkin.

12. Arahkan dan berikan motivasiBerilah pertolongan kepada orang dewasa dengan cara menyebutkan referensi,memberi contoh, dan memberikan dorongan.

13. Tunjukkan antusiasmeTunjukkan antusiasme dalam mengajar kepada orang dewasa, agar merekajuga bersemangat dalam belajar.

Malcolm Knowles (1986), menyebutkan ada 4 (empat) prinsip pembelajaranorang dewasa, yakni:

1; Orang dewasa perlu terlibat dalam merancang dan membuat tujuanpembelajaran. Mereka mesti memahami sejauh mana pencapaian hasilnya.

Page 17: Makalah Manajemen Program Partisipatif

2; Pengalaman adalah asas aktivitas pembelajaran. Menjadi tanggung jawabpeserta didik menerima pengalaman sebagai suatu yang bermakna.

3; Orang dewasa lebih berminat mempelajari perkara-perkara yang berkaitansecara langsung dengan kerja dan kehidupan mereka.

4; Pembelajaran lebih tertumpu pada masalah (problem-centered) danmembutuhkan dorongan dan motivasi.

Sedangkan Miller (1904), menyebutkan prinsip pembelajaran bagi orang dewasa, adalah sebagai berikut:

1; Peserta didik perlu diberikan motivasi bagi mengubah tingkah laku.Peserta didik perlu sedar tingkah laku yang tidak diingini dan mempunyaigambaran jelas berkenaan dengan tingkah laku yang diingini.

2; Peserta didik mempunyai peluang mencoba tingkah laku yang baru.

3; Peserta didik membutuhkan bahan-bahan pembelajaran yang dapatmembantu kebutuhannya.

F. MASALAH PEMBELAJARAN ORANG DEWASA

Orang dewasa mempunyai permasalahan yang lebih banyak banyak dankomplek dibanding dengan anak-anak, oleh karena itu pendidikan danpembelajaran orang dewasa juga lebih sulit dan harus sesuai dengan kebutuhanorang tersebut. Ada beberapa masalah pokok dalam pedidikan orang dewasa yaitu,masalah yang menyangkut motivasi, masalah yang mennyangkut melupakankebiasaan, masalah yang menyangkut daya ingat yang buruk, dan masalah yangmenyangkut penolakan perubahan.

1. Masalah yang Menyangkut motivasi

Banyak orang dewasa yang merasa sudah tua yakin bahwa mereka lebih sukardilatih. Mereka kurang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan dan terlalu tua untuk belajar. Sifat ini akan lebih menekan apabila mereka diperlakukanseperti anak-anak. Orang tua yang diperlakukan seperti anak-anak akanmenimbulkan banyak masalah seperti motivasi yang rendah, serta bakan danpengalaman mereka tidak dapat dimanfaatkan dan dikembangkan. Untukmenghadapi orang dewasa seperti ini diperlukan suatu metode ataupendekatan yang tepat serta menggunakan teknik-teknik partisipatif. Orangdewasa akan lebih siap belajar apabila mempunyai dorongan untuk ingin tahusesuatu, sehingga pendidikan/pembelajaran orang dewasa perlu dirancanguntuk dapat menimbulkan rangsangan keingintahuan.

2. Hal yang Menyangkut Melupakan Kebiasaan.Orang dewasa sering mempunyai kesulitan untuk memperbaiki kesalahanyang telah menjadi kebiasaannya. Mereka cenderung mengulangi kesalahanwalaupun sudah mengetahui kesalahan yang diperbuat.

3. Permasalahan yang Menyangkut Daya Ingat yang Buruk.Orang dewasa cenderung memberi nilai rendah terhadap kemampuannyamempelajari sesuatu, terutama hal-hal yang baru. Orang dewasa akan belajardengan kemampuan maksimal bila yang dipelajari sesuai dengan kepentingan

Page 18: Makalah Manajemen Program Partisipatif

dan kebutuhan mereka. Bila orang dewasa sedang memusatkan perhatiantetntang sesuatu yang dipelajari dan kemudian mendapat gangguan, makamereka akan segera melupakan apa yang sedang dipelajari.

4. Permasalahan yang Menyangkut Penolakan terhadap Perubahan.Orang dewasa seolah-olah sudah yakin terhadap apa yang pernah dipelajari,sehingga cinderung untuk menolak hal-hal yang sifatnya baru. Mereka sulitmenerima gagasan, konsep, metode, dan prinsip yang baru. Hal ini yang menyebabkan mereka bertindak secara otoriter sebagai cara untukmempertahankan diri.

G. Model pembelajaran orang dewasa

Dalam pembelajaran orang dewasa mengacu pada karakteristik yang melekat

sebagai pelajar. Berbagai model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan,

diantaranya model pembelajaran:

1) Model Daur Pengalaman Berstruktur dan Analisis Peran,Yaitu model pembelajarn analisis dan partisipatif. Dengan beberapa tahap,

yaitu pengenalan dan penghayatan,mengungkapkan, pengolahan, hingga

penyimpulan cara pemecahan masalah, kebutuhan peningkatan mutu program,

dan kemampuan menurut pelajar.

Merujuk pada model pembelajaran ini untuk analisis peran peserta dapat

menggunakan metode ATMAP (Arah, Terapan, Masalah dan Peran). ATMAP

yaitu upaya peningkatan kemampuan analisis dan sekaligus penghayatan peserta

terhadap perannya dalam menyelenggarakan program dalam masyarakat.

Aplikasinya berupa:

; Arah program dan arah tugas.

; Terapan program dan tugas/

; Masalah terapan program dan terapan tugas.

; Alternatif Pemecahan masalah terapan Program dan Terapan tugas.

Page 19: Makalah Manajemen Program Partisipatif

; Peran petugas

2) Model Latihan Penyelidikan (Inquiry Training Model) meliputi lima fase yaitu :

1; Menghadapi pelajar untuk berkonfrontasi dengan situasi teka teki .2; Fase operasi pengumpulan data untuk verifikasi hakikat objek. Kondisi,

miliki dan situasi masalah yang dikumpulkan dari pelajar.3; Operasi pengumpulan data untuk eksperimentasi meliputi : mengisolasi

variable dan kondisi melalui eksperimentasi, mengajukan hipotesis untuk

menguji hubungan kausal melalui eksperimen, dimulai dan melanjutkan

kegiatan sebelumnya. Mengajarkan bagaimana membuat perencanaan

sistematis.4; Mengumpulkan informasi dengan data dan menjelaskan masalah yang ada

dengan tepat.5; Pengajar dan pelajar bekerjasama menganalisis setiap strategi.

3) Model Advance Organizer, yaitu diberikan pengenalan materi terlebih dahulu sebelum memberikan

tugas pembelajaran yang tingkat abstraksinya lebih tinggi. Hal ini untuk

menjelaskan, mengintegrasikan dan menghubungkan materi dalam tugas

pembelajaran dengan materi yang telah dipelajari.

Advance Organizer umumnya didasarkan pada konsep dan aturan disiplin. Dan

dikaitkan dengan materi yang bersifat actual (kurang abstrak) terlebih dahulu.

Model ini juga digunakan untuk menyiapkan perspektif baru.

Beberapa fase dalam penerapan Advance Organizer, yaitu :

; Penyajian advance organizer meliputi kegiatan :

; Menjelaskn tujuan pembelajaran

; Menyajikan model pembelajaran, mencakup : identifikasi batasan atribut,

pemberian contoh, dan menyediakan berbagai konteks.

; Penyajian Materi tugas pelajaran :

Page 20: Makalah Manajemen Program Partisipatif

; Menyusun urutan materi pelajaran

; Memberikan perhatian pada pelajar

; Menyiapkan bahan belajar yang bersifat eksplisit.

; Memperkuat organisasi kognitif.

; Menggunakan prinsip-prinsip rekonsiliasi secara terintegrasi .

; Mengintensifkan pembelajaran penerimaan aktif.

; Berpikir kritis terhadap pengetahuan yang dipelajari.

4) Pemerolehan Konsep

Yaitu model pembelajaran mencakup penganalisaan proses berpikir dan diskusi

mengenai atribut perolehan konsep.

Page 21: Makalah Manajemen Program Partisipatif

BAB IVKESIMPULAN

1; KESIMPULAN

Belajar pada hakekatnya adalah kegiatan yang dilakukan secarasadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku padadirinya sendiri, baik dalam bentuk ketrampilan, pengetahuan, maupunsikap. Selama berlangsungnya terjadilah proses interaksi antara orang yangmelakukan kegiatan belajar, yaitu warga belajar dengan sumber belajar.

Pendidikan untuk anak-anak dan orang dewasa yang dilaksanakanpada saat ini terjadi dari berbagai situasi dan melalui berbagai kegiatan.Sekolah dan lembaga sejenis bukan satu-satunya yang berhak untukmendidik, tetapi masih banyak institusi lain seperti keluarga, tempatibadah, tempat kerja, media masa, perpustakaan dan masih banyak institusiyang lain. Pendidikan seharusnya berada di semua institusi dan saling berinteraksi untuk membantu individu dalam meningkatkan diri selamahidupnya.

Orang dewasa mempunyai keterbatasan yang sangat mempengaruhiproses pembelajaran. Secara umum ada dua factor yang mempengaruhiproses pembelajaran orang dewasa, yaitu faktor psikologis dan faktorfisiologis. Factor fisiologis menyangkut ketahanan fisik orang sepertipendengaran dan penglihatan, sedangkan factor psikologis menyangkurtentang bakat/kecerdasan, motivasi, perhatian, berfikir, dan daya ingat.

Page 22: Makalah Manajemen Program Partisipatif

Untuk itu pembelajaran bagi orang dewasa harus memperhatikanberbagai hal yang menyangkut dengan prinsip-prinsip dasar pembelajaranorang dewasa. Prinsip-prinsip tersebut seperti nilai manfaat, sesuai denganpengalaman, sesuai dengan masalah yang dihadapi, praktis, sesuai dengankebutuhan, menarik, dan fartisisipasi aktif dalam belajar.

Ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan pada pembelajaranorang dewasa yaitu masalah motivasi, kesulitan melupakan kebiasaan,daya ingat yang buruk, dan kecenderungan menolak terhadap hal yangbaru.

DAFTAR PUSTAKA

Arief S. Sadiman, 1990. Media Pendidikan. Jakarta: Pustekom Dekdikbud, CVRajawali.

Dimyati dan Mudjiono, 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka cipta.

……………, 2007. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: Lembaga AdministrsiNegara.

……………, 2007. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Lembaga AdministrasiNegara.

Ditentis (1998), Metode belajar orang dewasa. Modul. Jakarta

Knowles, M.(19986). The adult leaner a neglected species. London. gulf Publishing Company.

Kuntoro, Sodiq A. (1999). Andragogi : teori pembelajaran orang dewasa. Makalah. Yogyakarta.

Soedomo.(1989). Pendidikan Luar sekolah ke arah pengembangan sistem belajar masyarakat. Jakarta. Ditjen Dikti, Depdikbud.

Srinivasan. Lyra (1977). Perspectives on nonformal adult learning. New York. World Educational.

Syamsu M, dkk. (1994). Teori belajar orang dewasa. Jakarta, Depdikbud. - See more at: http://visiuniversal.blogspot.com/2013/12/strategi-dan-model-pembelajaran-orang.html#sthash.3imBP1P6.dpuf