makalah manajemen keuangan
description
Transcript of makalah manajemen keuangan
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang sudah memberi taufik, hidayah, serta
inayah sehingga kita semua masih bisa beaktifitas sebagaimana seperti biasanya termasuk
juga dengan penulis, hingga penulis bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah
Manajemen Keuangan dengan judul “Tingkat Bunga dan Penilaian Obligasi” yang
merupakan salah satu tugas terstruktur Manajemen Keuangan pada semester tiga.
Dalam menyelesaikan tugas ini. Tim Penulis telah banyak mendapat bantuan dan
masukan dari berbagai pihak. Oleh kareana itu, dalam kesempatan ini Tim Penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Rizka Fitriasari, MSA., Ak selaku Dosen mata kuliah Manajemen Keuangan yang
telah memberi tugas ini dan hal itu sangat bermanfaat bagi penulis karena telah
menambah wawasan kepada saya selaku penulis.
2. Pihak-pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga tugas ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang
tepat.
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun demikian telah memberikan manfaat bagi tim penulis. Akhir kata kami selaku tim
penulis berharap karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan sran yang
bersifat membangun akan Tim Penulis terima dengan senang hati
Malaang, 21 Oktober 2015
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dalam bentuknya yang paling dasar, suatu obligasi adalah instrumen keuangan yang
sederhana. Anda meminjamkan perusahaan sejumlah uang, misalnya $1000. Perusahaan
kemudian membayarkan bunga kepada anda secara teratur, dan suatu hari di masa yang akan
datang, perusahaan akan membayarkan nilai yang pertama kali dipinjam dari anda, yaitu
$1000 tadi. Akan tetapi, obligasi mempunyai beberapa bentuk yang lebih rumit dan pada
tahun 2008, obligasi bernama mortgage-backed security atau MBS telah menyebabkan
kekacauan dalam sistem keuangan dunia.
Obligasi umumnya mendapatkan bunga yang tetap yang disebut dengan kupon.
Karena obligasi mendapatkan bunga yang besarnya tetap, maka obligasi juga termasuk dalam
investasi dengan pendapatan tetap. Istilah pendapatan tetap ini sering menyesatkan investor
yang beranggapan bahwa nilai investasinya tidak akan berkurang bahkan selalu akan
bertambah dengan pendapatan tetap ini. Kenyataannya nilai investasinya dapat berkurang
dari nilai investasi awalnya. Contohnya adalah banyak investor tertarik membeli reksa dana
pendapatan tetap yang isinya berupa beberapa obligasi, dengan pemikiran akan memberikan
pendapatan yang tetap di samping investasi awal yang tetap tidak berubah. Misalnya mereka
menginvestasikan dana sebesar Rp1 juta dan penyelenggara reksa dana menyatakan dari
pengalaman-pengalaman masa lalu, reksa dana ini memberikan return sebesar 20% per tahun
dengan perbandingan return dari deposito hanya sebesar 6% setahun pada saat itu. Tertarik
dengan perbandingan return ini, banyak inevestor memasukkan dana mereka ke reksa dana
pendapatan tetap dibandingkan ke deposito pada tahun 2004. Pertengahan tahun 2005, isu
pemerintah akan menaikkan suku bunga merebak di pasar dan harga-harga obligasi mulai
merosot turun. Drastisnya adalah triliunan rupiah ditarik oleh investor dari reksa dana
pendapatan tetap. Akibatnya nilai bersih reksa dana pendapatan tetap ini turun. Kenyataannya
nilai Rp1 juta yang diinvestasikan beberapa bulan yang lalu pada saat itu turun menjadi
kurang dari Rp1 juta. Investor menjadi kecewa karena anggapan mereka akan mendapatkan
pendapatan yang tetap dengan investasi awal yang tidak akan berkurang, kenyataannya
sekarang investasi mereka menyusut. Di mana permasalahannya? Sebenarnya reksa dana ini
sudah memberikan pendapatan tetap dari nilai bunga yang diberikan oleh obligasi-
obligasinya. Akan tetapi pendapatan tetap bunga ini lebih kecil dari besarnya penurunan
harga-harga obligasinya, sehingga total return yang diperoleh investor menjadi negatif
dengan akibat mengurangi nilai investasi awalnya.
I.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari obligasi dan penilaian obligasi ?
2. Apa saja karakteristik – karakteristik dari obligasi ?
3. Apa yang dimaksud dengan peringkat obligasi ?
4. Apa saja jenis – jenis dari obligasi ?
5. Apa pengertian dari pasar obligasi ?
6. Apa yang dimaksud dengan inflasi dan tingkat bunga ?
7. Apa saja yang termasuk determinan imbal balik obligasi ?
I.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Keuangan oleh dosen
pembimbing.
2. Untuk menambah pengetahuan tim penulis maupun pembaca makalah Mata Kuliah
Manajemen Keuangan khususnya mengenai “Tingkat Bunga dan Penilaian Obligasi”
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 OBLIGASI DAN PENILAIAN OBLIGASI
1. KARAKTERISTIK DAN HARGA OBLIGASI
Ketika sebuah perusahaan atau pemerintah ingin meminjam uang dari publik dalam
jangka waktu yang panjang, biasanya mereka akan menerbitkan atau menjual sekuritas utang
yang biasanya disebut sebagai obligasi. Dalam obligasi terdapat istilah kupon (coupons)
obligasi. Kupon memiliki jumlah yang konstan dan dibayarkan tiap tahun, jenis kupon ini
disebut dengan obligasi kupon rata (level coupon bond). Jumlah yang akan dilunasi pada
akhir pinjaman disebut nilai nominal (face value), atau nilai pari (par value) obligasi.
Obligasi pemerintah sering kali memiliki nilai nominal, atau pari yang lebih besar.
Jumlah tahun sampai nilai nominal tersebut dibayar disebut waktu obligasi samapai jatuh
tempo (maturity). Obligasi perusahaan sering kali memiliki waktu jatuh tempo 30 tahun
ketika pertama kali diterbitkan, namun waktu ini bisa bervariasi dengan jumlah tahun sampai
obligasi jatuh tempo akan turun seiring dengan berjalannya waktu.
2. NILAI DAN IMBAL HASIL OBLIGASI
Nilai obligasi akan mengalami fluktuasi seiring dengan waktu karena perubahan
tingkat bunga di pasar yang berubah. Tetapi, arus kas dari sebuah obligasi akan tetap sama.
Ketika tingkat bunga naik, nilai dari arus kas obligasi sekarang yang masih tersisa akan turun,
dan obligasi tersebut akan berkurang. Ketika tingkat bunga turun, obligasi itu akan memiliki
nilai yang tinggi. Harga – harga obligasi dan tingkat bunga selalu bergerak dengan arah yang
berkebalikan
Tingkat bunga yang diminta pasar atas suatu obligasi disebut imbal hasil sampai jatuh tempo
(yield to maturity – YTM) obligasi. Jika obligasi membayarkan bunga yang lebih rendah
daripada tingkat bunga yang berlaku, maka investor hanya bersedia untuk meminjamkan
jumlah yang lebih kecil dari janji pelunasan. Obligasi yang dijual dengan harga lebih rendah
dari nilai nominalnya disebut obligasi disagio (discount bond).
Adapun persamaan umum dari nilai suatu obligasi adalah :
Nilai obligasi = C x [1 – 1/(1 + r)t]/r + F/(1 + r)t
Nilai obligasi = Nilai sekarang kupon + Nilai sekarang nilai nominal
dimana :
C = kupon yang dibayarkan di tiap periode
r = tingkat bunga per periode
t = jumlah periode
F = nilai nominal obligasi
3. RISIKO TINGKAT BUNGA
Besar risiko tingkat bunga dari sebuah obligasi akan tergantung pada sensitifitas
harganya terhadap perubahan tingkat bunga. Risiko tingkat bunga adalah risiko yang timbul
bagi pemilik obligasi dari tingkat bunga yang berfluktuasi. Sensifitas harga berhubungan
langsung dengan dua hal yaitu waktu jatuh tempo dan kupon.
Perubahan tingkat bunga dalam jumlah kecil sekalipun dapat memberikan dampak
yang signifikan pada nilai sekarang. Sebagai akibatnya, nilai sekarang dari jumlah nominal
akan jauh lebih tidak stabil pada obligasi dengan jangka waktu yang lebih lama. Dapat
diketahui pula bahwa obligasi dengan jangka waktu 30 tahun memiliki risiko tingkat bunga
yang besar karena memiliki jatuh tempo yang lama, namun perbedaan risiko itu relatif kecil.
Nilai dari sebuah obligasi akan tergantung pada nilai sekarang dari kupon dan nilai
sekarang dari nilai nominalnya. Jika dua obligasi dengan tingkat kupon yang berbeda
memiliki waktu jatuh tempo yang sama, maka nilai dari obligasi dengan kupon yang lebih
rendah secara proporsional akan lebih bergantung pada jumlah nominal yang akan diterima
saat jatuh tempo. Obligasi dengan kupon yang lebih tinggi memiliki arus kas yang lebih
besar di awal hidupnya, sehingga nilainya akan kurang sensitive terhadap perubahan tingkat
bunga.
4. MENGHITUNG IMBAL HASIL JATUH TEMPO (YTM)
Obligasi dapat dituliskan sebagai penjumlahan dari komponen anuitas dan lump sum-
nya. Imbal hasil sampai jatuh tempo suatu obligasi tidak bisa diartikan dengan imbal hasil
saat ini (current yield), yang berupa kupon tahunan suatu obligasi dibagi dengan harganya.
Jika imbal hasil saat ini terlalu rendah adalah karena hanya mempertimbangkan porsi kupon
dari pengembalian, tidak melihat keuntungan dari disagio harga. Untuk obligasi agio, yang
berlaku adalah kebalikannya, yang artinya imbal hasil saat ini akan lebih tinggi karena
mengabaikan kerugian yang terjadi.
Jika nilai obligasi, kupon, jangka waktu hingga jatuh tempo, dan nilai nominal
diketahui, kita akan dapat menghitung tingkat diskonto implicit, atau imbal hasil sampai jatuh
tempo, hanya dengan cara coba – coba. Untuk melakukan hal ini, cobalah berbagai tingkat
diskonto sampai nilai obligasi sama dengan nilai yang diberikan (atau menggunakan
kalkulator finansial untuk menghitung harga dan imbal hasil obligasi).
II.2. Karakteristik Dasar Obligasi, Utang atau Ekuitas?
1. UTANG DAN EKUITAS
Sekuritas yang diterbitkan oleh perusahaan secara garis besar dapat dibagi menjadi
sekuritas ekuitas dan sekuritas utang ( euquity security and debt security). Berikut adalah
perbedaan utama antara utang dan ekuitas :
1. Utang bukanlah kepemilikan dari perusahaan. Para kreditur umumnya tidak memiliki
kekuatan untuk memberikan suara.
2. Pembayaran bunga atas utang yang dilakukan oleh perusahaan dipandang sebagai biaya
dalam berbisnis dan dapat sepenuhnya mnjadi pengurang pajak.
3. Utang yang belum dibayar merupakan kewajiban dasar perusahaan. Jika utang tersebut
tidak dibayar, kreditur dapat secara legal mengklaim asset perusahaan. Tindakan ini dapat
menyebabkan terjadinya likuidasi atau reorganisasi, atau pailit.
Perusahaan kadang meciptakan sekuritas yang memiliki karakteristik ekuitas namun
diakui sebagai utang. Hal ini karena tujuan perpajakan, dimana tujuan perusahaan
menciptakan sekuritas utang yang sebenarnya merupakan ekuitas adalah untuk mendapatkan
manfaat pajak dari utang dan manfaat pailit dari ekuitas.
Sekuritas utang pada umumnya disebut wesel (notes), surat utang (debentures), atau
obligasi (bonds). Menurut teori, obligasi adalah utang yang dijamin. Perbedaan wesel dengan
obligasi adalah bahwa penerbitannya dengan jangka waktu jatuh tempo awal 10 tahun atau
kurang, sedangkan obligasi adalah penerbitannya dengan jangka lebih panjang.
Dua bentuk utang jangka panjang adalah emisi public (public issue) dan penempatan
terbatas (privace placement). Perbedaan emisi public dengan utang yang ditempatkan secara
terbatas adalah bahwa yang terakhir ditempatkan secara langsung kepada pemberi pinjaman
dan tidak ditawarkan kepada public. Terdapat banyak dimensi lain dalam utang jangka
panjang, termasuk jaminan, penebusan kembali (call), dana pelunasan (sinking funds),
peringkat, dan perjanjian perlindungan (protective covenant).
2. INDENTURE
Indenture adalah perjanjian tertulis antara perusahaan (peminjam) dengan krediturnya
atau juga disebut perjanjian dengan wali amanat (deed of trust). Biasanya, pengawas
keuangan (trustee), ditunjuk oleh perusahaan untuk mewakili para pemegang obligasi.
Perusahaan pengawas harus :
1. memastikan ketentuan – ketentuan dalam perjanjian telah dipatuhi
2. mengelola dana pelunasan
3. mewakili pemegang obligasi dalam kegagalan pembayaran.
Indenture obligasi adalah suatu dokumen yang legal. Dokumen ini beberapa ratus
halaman panjangnya dan umumnya merupakan bahan bacaan membosankan. Persyaratan
dokumen tersebut adalah harus memuat :
a. Persyaratan dasar obligasi.
Obligasi perusahaan biasanya memiliki nilai nominal sebesar $1.000. Nilai poko ini
tertera pada sertifikat obligasi. Nilai pari dari suatu obligasi selalu sama dengan nilai
nominalnya. Obligasi perusahaan biasanya dalam bentuk tercatat (registered form). Artinya
perusahaan memiliki pencatat yang akan mencatat kepemilikan dari setiap obligasi dan
mencatat segala perubahan kepemilikan.
b. Jumlah total emisi obligasi.
Bentuk emisi obligasi dimana obligasi diterbitkan tanpa catatan tentang nama
pemilik, pembayaran dilakukan kepada pemegang obligasi. Jumlah total emisi obligasi berisi
tentang seluruh emisi yang dihasilkan dari obligasi.
c. Uraian tentang harta yang digunakan sebagai jaminan.
Sekuritas utang dikelompokkan menurut agunan dan hipotek yang digunakan untuk
melindungi pemegang obligasi. Agunan adalah jaminan yang diagunkan sebagai jaminan atas
pembayaran utang. Sekuritas hipotek dijamin oleh hipotek atas property rill peminjam yang
berupa real estat seperti tanah atau bangunan.
Obligasi sering kali mencerminkan kewajiban perusahaan yang tidak dijamin.
Debenture adalah obligasi yang tidak dijamin, dimana tidak diberikan jaminan property
secara spesifik. Istilah wesel umumnya digunakan untuk instrument seperti itu jika waktu
tempo obligasi tidak dijamin kurang dari 10 tahun ketika obligasi itu pertam kali diterbitkan.
d. Kesepakatan pelunasan.
Obligasi apat dilunasi saat jatuh tempo, dimana saat itu pemegang obligasi akan
menerima nilai nominal, atau yang dinyatakan dari obligasi, atau mereka bisa dilunasi
sebagian atau keseluruhan sebelum jatuh tempo.
Dana pelunasan adalah suatu rekening yang dikelola pengawas obligasi dengan
tujuan untuk melunasi obligasi. Terdapat berbagai jenis kesepakatan dana pelunasan, yaitu :
1. beberapa dan pelunasan di mulai sekitar 10 tahun setelah penerbitan awal.
2. beberapa dana pelunasan akan meminta pembayaran dengan jumlah yang sama sepanjang
umur obligasi.
3. beberapa emisi obligasi berkualitas tinggi memiliki pembayaran kepada dana pelunasan
yang tidak mencukupi untuk menebus keseluruhan emisi.
e. Ketentuan – ketentuan penebusan kembali.
Terdapat beberapa ketentuan dalam penebusan obligasi, yaitu ketentuan penebusan
yang ditangguhkan (deffered call provision), yaitu suatu ketentuan penebusan yang melarang
perusahaan menebus kembali obligasi sebelum satu tanggal tertentu, dan obligasi yang
diproteksi dari penebusan(call protected bond), yaitu suatu obligasi yang selama satu periode
tertentu, tidak dapat ditebus oleh emitennya. Ada satu jenis ketentuan penebusan baru yang
dsebut make – whole. Dengan sistem ini, pemegang obligasi akan menerima kurang lebih
nilai obligasi jika nilai obligasi ditebus. Pemegang obligasi tidak mengalami kerugian jika
ditebus sehingga disebut make – whole atau impas.
f. Rincian perjanjian perlindungan.
Perjanjian perlindungan dibagi menjadi dua jenis, janji negative dan jani positif.Janji
negative adalah janji yang membatasi atau melarang tindakan perusahaan. Berikut contoh :
1. Perusahaan harus membatasi jumlah dividen yang dibayarkan meurut rumus
tertentu.
2. Perusahaan tidak dapat menjaminkan asset kepada pemberi pinjaman lain.
3. Perusahaan tidak dapat bergabung dengan perusahaan lain.
4. Perusahaan tidak apat menjual atau menyewakan semua asset tanpa
persetujuan pemberi Pinjaman.Perusahaan tidak dapat menerbitkan utang
jangka panjang tambahan.
Janji positif adalah janji yang menyetujui tindakan perusahaan. Contohnya :
1. Perusahaan harus menjaga modal kerjanya pada tingkat minimum yang
dditentukan.
2. Perusahaan memberikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada pemberi
pinjaman secara berkala.
3. Perusahaan harus menjada semua agunan atau jaminan dalam kondisi yang baik.
II.3 PERINGKAT OBLIGASI
Peringkat obligasi hanya berkaitan dengan kemungkinan gagal bayar. Peringkat
obligasi dibuat dari informasi yang diberikan perusahaan. Peringkat obligasi tertinggi yang
dapat dimiliki utang sebuah perusahaan adalah AAA atau Aaa, dan utang seperti ini memiliki
kualitas yang terbaik dan tingkat risiko yang rendah.
Bagian yang cukup besar dari pinjaman perusahaan berbentuk obligasi bernilai
rendah, atau sampah. Jika obligasi perusahaan bernilai rendah ini diberikan peringkat,
obligasi ini akan diberi peringkat di bawah kualitas investasi oleh badan – badan pemeringkat
utama.
Peringkat kredit suatu obligasidapat berubah seiring dengan semakin menguat atau
merosotnya keuangan emiten. Peringkat kredit penting karena gagal bayar memang dapat
terjadi, dan ketika gagal bayar itu terjadi, investor dapa mengalami kerugian yang sangat
besar.
II.4. JENIS OBLIGASI LAINNYA
1. OBLIGASI PEMERINTAH
Ketika pemerintah ingin meminjam uang untuk jangka waktu lebih dari satu tahun,
pemerintah akan menjual apa yang dikenal dengan surat utang Negara dan obligasi kepada
publik. Saat ini, surat utang Negara dan obligasi yang beredar memiliki waktu jatuh tempo
awal mulai dari 2 hingga 30 tahun. Sebagian besar emisi surat utang negara merupakan
obligasi kupon biasa. Beberapa emisi yang lebih tua dapat ditebus kembali, dan sedikit
diantaranya memeiliki beberapa karakteristik yang tidak umum. Pemerintah daerah dan local
juga meminjam uang dengan menjual wesel an obligasi. Emisi – emisi ini disebut wesel dan
obligasi pemerintah daerah atau muni. Muni memiliki tingkat risiko gagal bayar yang
berbeda – beda, dan pada kenyataan, muni diberi peringkat sama seperti emisi perusahaan.
Muni juga selalu hampir dapat ditebus. Kupon muni dikecualikan dari pajak penghasilan
pemerintah pusat, yang membuat investor tertarik dengan penghasilan tinggi dengan
kelompok tariff pajak yang tinggi.
Karena besarnya keuntungan pajak yang diberikan, imbal hasil obligasi pemerintah daerah
jauh lebih rendah dari pada imbal hasil obligasi kena pajak.
2. OBLIGASI KUPON NOL
Suatu obligasi yang tidak membayar kupon sama sekali harus ditawarkan dengan
harga yang jauh lebih rendah daripada nilai yang dinyatakannya yang disebut sebagai obligasi
kupon nol (zero coupon bonds).
Untuk tujuan perpajakan, emiten obligasi kupon nol mengurangkan bunga setiap
tahunnya bahkan meskipun tidak ada bunga yang dibayarkan. Demikian pula pemilik harus
membayar pajak atas bunga yang masih belum dibayarkan setiap tahun, meskipun sebenarnya
belum ada bunga yang diterima.
Menurut undang – undang perpajakan, bunga implicit akan ditentukan dengan
mengamortisasi pinjaman dengan menghitung nilai obligasi pada awal setiap tahun. Bunga
implicit setiap tahun hanyalah perubahan nilai obligasi selama tahun tersebut. Obligasi kupon
nol lebih menarik karena pengurangan untuk beban bunga lebih besar dalam tahun – tahun
awal.
3. OBLIGASI TINGKAT MENGAMBANG
Dengan obligasi tingkat mengambang (floating rate bonds) atau floater, pembayaran
kupon akan data disesuaikan. Penyesuaian dikaitkan dengan suatu indeks tingkat bunga
seperti tingkat bunga surat utang Negara atau tungkat bunga obligasi pemerintah 30 tahun.
Nilai dari suatu obligasi mengambang akkan tergantung pada penyesuaian pembayaran
kupon. Kupon akan disesuaikan dengan selang waktu terhadap sautu tingkat dasar. Mayoritas
floater akan memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pemegang memiliki hak untuk menebus wesel dengan nilai pari pada tanggal pembayaran
kupon setelah jangka waktu yang telah ditentukan.
2. Tingkat kupon memiliki batas atas dan bawah, yang artinya kupon tersebut menjadi subyek
dari suatu nilai minimum dan maksimum.
4. JENIS – JENIS OBLIGASI LAIN
Banyak obligasi memiliki karakteristik yang tidak umum atau eksotis. Obligasi
bencana atau kat (catastrophe), adalah salah satu contoh. Kebanyakan obligasi kat melindungi
ari bencana alam, seperti melindungi kerugian dari topan, badai, dan gempa bumi. Beberapa
jenis obligasi lain adalah seperti berikut :
1. Obligasi laba (income bonds) mirip dengan obligasi konvensional, kecuali pembayaran
kuponnya akan tergantung pada laba perusahaan atau jika laba mencukupi.
2. Obligasi konvertibel (convertible bonds) dapat ditukar dengan saham dalam jumlah tetap
setiap saat sebelum jatuh tempo sesuai dengan pilihan pemegangnya.
3. Obligasi put memungkinkan pemegangnya memaksa emitenn membeli kembali obligasi
pada harga yang telah ditentukan.
II.5. PASAR OBLIGASI
Kebanyakan obligasi diperdagangkan di luar bursa. Diler di berbagai pelosok dunia
siap untuk melakukan pembelian dan penjualan. Berbagai diler ini terhubung secara
elektronik. Salah satu alasan pasar obligasi begitu besar karena jumlah obligasi yang
diterbitkan jauh lebih besar dari pada jumlah lembar saham. Perusahaan besar dapat dengan
mudah memiliki selusin atau lebih emisi wesel dan obligasi yang beredar serta pinjaman
pemerintah pusat, daerah dan local juga sangat banyak jumlahnya.
Pasar obligasi tidak atau hanya sedikit transaparan. Transaksi dinegosiasikan secara
tertutup dan tidak ada pelaporan transaksi tersebut. Hanya sebagian kecil total emisi obligasi
yang sebenarnya diperdagangkan pada satu hari tertentu dan juga sulit untuk mendapatkan
harga terakhir dari masing – masing obligasi, khususnya emisi pemerintah daerah atau
perusahaan.
Untuk pelaporan, diler obligasi perusahaan kini harus melaporkan informasi
perdagangan melalui apa yang dikenal sebagai Transactions Report and Compliance Engine
(TRACE). Terdapat bagian dalam TRACE, yaitu spread, bid, dan ask price. Spread adalah
estimasi imbal hasil selama emisi obligasi atau perbedaan antara harga penawaran dan
permintaan. Spread dilaporkan dalam basis poin, dimana 1 poin adalah 0,01 persen. Bid price
atau harga penawaran adalah harga yang bersedia dibayarkan oleh diler untuk membayar
suatu sekuritas. Ask price adalah harga yang bersedia diterima oleh diler untuk suatu
sekuritas.
II.6. INFLASI DAN TINGKAT BUNGA
1. TINGKAT RIIL DAN TINGKAT NOMINAL
Tingkat nominal disebut nominasi karena tingkat tersebut belum disesuaikan dengan
inflasi. Tingkat riil adalah tingkat yang telah disesuaikan dengan inflasi. Untuk melihat
tingkat inflasi, misalkan saat ini harga – harga mengalami kenaikan atau inflasi sebesar 5
persen per tahun. Ada suatu investasi yang akan memiliki nilai $115,50 dalam waktu satu
tahun. Investasi itu sekarang memiliki harga $100. Investasi ini memiliki tingkat
pengembalian sebesar 15,5 persen. Akan tetapi, dalam menghitung tingkat pengembalian
15,5 persen, tidak mempertimbangkan pengaruh inflasi, sehingga ini merupakan tingkat
nominal.
Tingkat nominal dari suatu investasi adalah perubahan persentase dalam jumlah
dolar, sedangkan tingkat riil dari suatu investasi adalah perubahan persentase dalam beberapa
banyak yang dapat anda beli dengan uang, atau dengan kata lain perubahan persentase daya
beli.
2. EFEK FISHER
Hubungan antara tingkat riil dan tingkat nominal disebut sebaga efek Fisher. Karena
para investor pada akhirnya akan berkepentingan dengan apa yang dapat mereka beli dengan
uang mereka, mereka membutuhkan kompensasi untuk inflasi. Jika R sebagai tingkat
nominal dan r sebagai tingkat riil. Efek Fisher mengatakan bahwa hubungan antara tingkat
nominal, tingkat riil, dan inflasi dapat ditulis menjadi :
1 + R = (1 + r) x (1 + h)
R = r + h + r x h
dimana h adalah tingkat inflasi.
Tingkat nominal memiliki tiga komponen, yaitu, terdapat tingkat riil dari investasi,
terdapat kompensasi untuk penurunan nilai dari uang yang awalnya diinvestasikan akibat
inflasi, h, serta kompensasi yang dikarenakan oleh adanya fakta bahwa dolar yang diterima
dari investasi memiliki nilai yang lebih rendah karena adanya inflasi.
Tingkat – tingkat keuangan seperti tingkat bunga, tingkat diskonto, dan tingkat
pengembalian, hampir selalu dinyatakn secara nominal.
3. INFLASI DAN NILAI SEKARANG
Perhitungan pengaruh inflasi pada nilai sekarang adalah dengan mendiskontokan arus
kas nominal pada tingkat nominal atau mendiskontokan arus kas riil dengan tingkat riil.
Untuk menghitung nilai sekarang dengan menggunakan arus kas riil, harus membutuhkan
tingkat diskonto riil dengan menggunakan persamaan Fisher atau persamaan anuitas
pertumbuhan.
II.7. DETERMINAN – DETERMINAN IMBAL HASIL OBLIGASI
1. STRUKTUR WAKTU TINGKAT BUNGA
Tingkat bunga jangka pendek dan jangka panjang berbeda. Hubungan antara tingkat
bunga jangka pendek dan jangka panjang disebut sebagai struktur waktu tingkat bunga (term
structure of interest rates). Struktur waktu tingkat bunga menjelaskan pada tingkat bunga
nominal berapa obligasi diskonto murni bebas gagal bayar dari semua waktu jatuh tempo.
Struktur waktu menjelaskan nilai waktu dari uang yang sebenarnya untuk berbagai rentang
waktu.
Ketika tingkat bunga jangka panjang lebih tinggi daripada tingkat bunga jangka
pendek, bisa dikatakan bahwa struktur waktu akan menanjak, begitu sebaliknya. Ada tiga
komponen dasar untuk menentukan struktur waktu, yaitu tingkat bunga riil dan tingkat
inflasi, dan risiko tingkat bunga. Ketika tingkat bunga riil tinggi, semua tingkat bunga
cenderung akan lebih tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jadi, tingkat bunga riil tidak
sepenuhnya menentukan bentuk struktur waktu dan mempengaruhi tingkat keseluruhan
tingkat bunga.
Obligasi dengan jangka waktu panjang memiliki risiko kerugian yang lebih besar
aakibat perubahan dalam tingkat bunga dibandingkan obligasi dengan jangka waktu yang
lebih pendek. Investor meminta kompensasi tambahan dalam bentuk tingkat bunga yang lebih
tinggi karena menanggungnya. Kompensasi tambahan ini disebut premi risiko tingkat bunga (
interest rate risk premium).
Struktur waktu mencerminkan gabungan pengaruh tingkat bunga riil, premi inflasi,
dan premi risiko tingkat bunga. Pada waktu yang bersamaan, premi risiko tingkat bunga naik
dengan tingkat yang semakin menurun, sehingga gabungan pengaruhnya akan menghasilkan
struktur waktu yang sangat menanjak ke atas. Perkiraan tingkat bunga riil di masa depan
dapat lebih besar atau lebih kecil daripada tingkat bunga tiil saat ini.
2. IMBAL HASIL OBLIGASI DAN KURVA IMBAL HASIL
Kurva imbal hasil Pemerintah (treasury yield curve) adalah pemetaan imbal hasil
wesel dan obligasi pemerintah relative terhadap waktu jatuh tempo. Wesel dan obligasi
Pemerintah memiliki tiga karakteristik penting. Obligasi tersebut bebas gagal bayar, dapat
dikenakan pajak, dan sangat likuid. Investor menyadari emiten selain Pemerintah bisa atau
mungkin tidak bisa melakukan seluruh pembayaran yang dijanjikan atas suatu obligasi,
sehingga mereka meminta imbal hasil yang lebih tinggi sebagai kompensasi atas risiko.
Kompensasi ini disebut premi risiko gagal bayar (default risk premium), yaitu bagian dari
suatu tingkat bunga atau imbal hasil nominal obligasi yang mencerminkan kompensasi atas
kemungkinan gagal bayar.
Obligasi pemerintah daerah bebas dari kebanyakan pajak dan memiliki imbal hasil
yang lebih rendah daripada obligasi kena pajak. Investor pun meminta kompensasi tambahan
yaitu premi kena pajak (taxability premium) atas perlakuan pajak yang kurang
menguntungkan.
Obligasi memiliki tingkat likuiditas yang berbeda – beda. Investor lebih menyukai
asset yang likuid dibandingkan dengan yang tidak likuid, sehingga mereka meminta premi
likuiditas (liquidity premium) disamping premi lain. Obligasi yang kurang likuid memiliki
imbal hasil yang lebih tinggi dari pada obligasi yang lebih likuid.
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Imbal hasil obligasi akan mencerminkan gabungan pengaruh dari enam hal, yaitu yang
pertama adalah tingkat bunga riil. Setelah tingkat bunga riil, ada lima premi yang
mencerminkan kompensasi untuk (1). Perkiraan inflasi dimasa depan, (2) risiko tingkat
bunga, (3) risiko gagal bayar, (4) kena pajak, (5) kurangnya likuiditas. Sebagai akibatnya,
menentukan imbal hasil yang tepat atas suatu obligasi akan membutuhkan analisis yang
seksama dari masing – masing pengaruh diatas.
III.2 Saran
Setelah disusunnya makalah mengenai tingkat bunga dan penilaian obligasi, diharapkan dapat
menambah wawasan pembaca khususnya dimata kuliah manajemen keuangan. Begitu juga
alangkah baiknya apabila kita mencari sumber referensi lebih banyak dari berbagai sumber
sehingga ilmu dan wawasan yang kita dapatkan semakin luas.
DAFTAR PUSTAKA
http://indopeacebook.blogspot.co.id
Ross, Westerfield, Jordan. Pengantar Keuangan Peusahaan. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.