makalah malapraktik

9
BAB I PENDAHULUAN

Transcript of makalah malapraktik

BAB I PENDAHULUAN

BAB IILAPORAN KASUS

Ny. S, 35 tahun, datang berobat ke sebuah klinik bedah dengan keluhan utama tidak dapat buang air kecil. Setiap kali ingin BAK, perlu ditolong dengan memakai kateter. Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap, termasuk dengan kolonoskopi, ditemukan adanya tumor pada daerah kolon yang mendesak vesika urinaria sehingga mengakibatkan kesulitan BAK. Dokter menganjurkan untuk dilakukan tindakan pembedahan pengangkatan tumor mengingat tumornya belum seberapa besar. Ny. S dan keluarganya setuju dengan saran dokter dan menandatangani informed consent.Saat pembedahan dilakukan, dokter menemukan banyak terjadi perlengketan dan ternyata karsinoma primernya ada pada ovarium kiri. Di hadapkan pada kenyataan yang ada saat itu dan kondisi pasien yang tampak melemah, dokter segera memutuskan untuk melakukan reseksi kolon dan mengangkat ovariumnya tanpa konsultasi dulu dengan dokter obgyn.

BAB IIIPEMBAHASAN KASUSIdentitasNama: Ny. SJenis Kelamin: PerempuanUmur: 35 tahunAlamat: -AnamnesisKeluhan utama: Tidak dapat buang air kecilKeluhan tambahan: Setiap kali ingin BAK perlu ditolong dengan memakai kateterPemeriksaan Fisik LengkapPemeriksaan PenunjangLengkap termasuk kolonoskopi: ditemukan adanya tumor pada daerah kolon yang mendesak vesika urinaria sehingga mengakibatkan kesulitan BAK.Diagnosis KerjaCa KolonDiagnosis TambahanSetelah dilakukan pembedahan ditemukan karsinoma primer pada ovarium sinistraTatalaksanaReseksi colonPengangkatan ovarium??

Masalah yang terdapat pada kasus ini1. Informed consent pengangkatan overium tidak dilakukan2. Kemungkinan salah diagnosis3. Kemungkinan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penungjang tidak lengkap4. Informed Consent yang tidak cacat hukum: persetujuan pasien terhadap prosedur tindakan medis harus bebas dan berdasarkan informasi yang akurat.Syarat legal informed consent:1. Ada izin pasien2. Ada alasan medis3. Tenaga medis tidak boleh memaksa4. Menjelaskan tindakan-tindakan yang akan dilakukanElement-element informed consent:1. Threshold element: harus yang kompeten (pasien lebih dari 21 tahun/sudah menikah, compos mentis, dan tidak terdapat gangguan mental.2. Information element: memberikan informasi (disclosure) sedemikian rupa agar pasien dapat mencapai pemahaman (understanding) yang adekuat.3. Consent element: terdiri dari 2 bagian, yaitu voluntariness (kesukarelaan, kebebasan) dan authorization (persetujuan)

Informed Consent, merupakan Prinsip etik yang dikukuhkan dalam suatu aturan hukum Hukum kebiasaan yang berubah menjadi hukum positifInformed consent tertulis Adanya informed consent tertulis, tidak berarti dokter telah bebas dari gugatan malapraktik, jiika terbukti adanya kelalaian Tanggung jawab informed consent pada dokter, karena adanya hubungan dokter-pasien sebagai pribadi, bukan pada institusi/RS

Aspek Bioetika tentang Informed consentBerdasarkan 4 Prinsip Bioetika Berbuat baik (beneficence): menolong pasien agar sembuh Tidak merugikan (non-maleficence) Keadilan(justice) Menghormati otonomi pasien(autonomy) :pasien berhak mendapat informasi.Aspek Hukum tentang Informed consentUU RI no 29 tahun 2004 pasal 45 :Persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi1. Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan oleh dokter atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.2. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan setelah pasien mendapat penjelasan secara lengkap.3. Penjelasan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 sekurang-kurangnya mencakup: a. Diagnosis dan tatacara tindakan medisb. Tujuan tindakan medis yang dilakukanc. Alternatif tindakan lain dan risikonyad. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan4. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat diberikan baik secara tertulis maupun lisan.5. Setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.6. Ketentuan mengenai tata cara persetujuan tindakan kedokteran atau kedokteran gigi sebagaimana dimaksud pada ayat 1, 2, 3, 4, dan 5 diatur dengan peraturan menteri.Dasar hukum Kepercayaan pasien kepada dokter Hak untuk menentukan nasib sendiri Perikatan medis

Bila tanpa persetujuan dianggap penganiayaanUU Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 56: Perlindungan Pasien(1) Setiap berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap.(2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak berlaku pada:b. Keadaan seseorang yang tidak sadarkan diriPERMENKES 585/89: PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIKpasal 6: Informasi1. Tindakan invasif atau operatif, harus oleh dokter operator itu sendiri2. Bila dokter operator tidak ada, oleh dokter lain dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter penanggung jawab3. Tindakan non-invasif boleh oleh dokter lain atau perawat, dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter penanggung jawab.

Aspek Agama tentang Informed consentIslamAdab seorang dokter terhadap pasien Hubungan pribadi dengan Allah dan hubungan antar manusia Memposisikan kaidah-kaidah fikih kedokteran terutama sikap dokter dalam mengambil tindakan medis terhadap pasiennya Diperbolehkan bila kemaslahatannya lebih banyak dari kemudharatannyaKRISTEN Goal pengobatan Kristen not just cure but care (holistic care) Memandang manusia bukan sebagai objek atau meteri Tidak hanya penyembuhan etiologi medisKATOLIK Bukan Tuhan yang menyebabkan manusia sakit tetapi karena kelalaian manusia Berusaha mencari kesembuhan untuk menjaga tubuhnya Kehidupan dan kesehatan merupakan hal yang bernilai yang dipercayakan Tuhan kepada manusia. Oleh karena itu , manusia harus merawatnya dengan bijaksana ( KGK 2288).HINDU Sifat- sifat utama kedewaan ( bebas dari rasa ketakutan, pikiran yang suci, keteguhan dalam pengetahuan dan penusatan pikiran, kemurahan hati, penguasaan diri dan pengorbanan, dll.) itu hendaknya dapat pula dijadikan dasar untuk melaksanakan tugas kedokteran.BUDDHA Dokter wajib berusaha meringankan atau membebaskan pasien dari penyakit yang diderita pasien Menganjurkan agar pasien rela menerima segala yang datang, namun tetap optimis Tidak memberikan beban tambahan Mencegah lebih baik dari menyembuhkanPRO Pasien tampak lemah Risiko dan pembiayaan pembedahan dapat lebih besarKONTRA Tindakan dokter di luar kompetensi TIndakan dokter tidak lege artis karena tanpa sepengetahuan pasien melakukan operasi overium Prosedur awal sudah salah, pemeriksaan tidak menyeluruh Seharusnya dokter minta izin pada keluarga Harusnya melakukan biopsy untuk diagnosis karsinoma (standard SOP belum lengkap) Pengetahuan dokter kurangKesalahan diagnosis1. No-Fault errorDiagnosis sulit ditegakkan karena:-Atypical presentation-Silent illnes2. System related errorKelemahan system pelayanan kesehatan-Peralatan tidak cukup-Tidak ada SOP3. Cognitive errorPengetahuan atau kompetensi dokter kurang-Salah menyimpulkan data klinis