MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori pembagian kekuasaan yang selama ini dikenal, datang dari Montesquieu yang membagi kekuasaan negara ke dalam 3 bagian penting. Legislatif yang bertugas membuat Undang-undang, Eksekutif yang bertugas menjalankan Undang-Undang dan Yudikatif adalah pengawas terhadap Eksekutif. Teori ini tentu sudah sangat dikenal, bahkan dari sejak saya menginjakkan kaki di Sekolah Dasar. Tujuan dari teori ini tentu untuk membatasi kekuasaan yang absolut, sehingga ada fungsi check and balance. Tetapi yang menjadi pertanyaan mendasar adalah, ketika ketiga fungsi kekuasaan tersebut sudah “menyatukan diri kedalam sebuah “kesepakatan” yang tidak tertulis, terjebak kedalam suatu sistem yang “tahu sama tahu”, maka apakah gunanya pemisahan kekuasaan? Eksekutif yang korup membuat rakyat berharap kepada Yudikatif untuk mengawasi. Ternyata Yudikatif juga tidak lebih baik. Sebagai lembaga yang menegakkan hukum dan perundang-undangan, hati ini miris melihat suatu lembaga yang harusnya menegakkan hukum dan perundangan juga terlibat pada sistem yang “tahu sama 1

description

MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

Transcript of MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

Page 1: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teori pembagian kekuasaan yang selama ini dikenal, datang dari

Montesquieu yang membagi kekuasaan negara ke dalam 3 bagian penting.

Legislatif yang bertugas membuat Undang-undang, Eksekutif yang bertugas

menjalankan Undang-Undang dan Yudikatif adalah pengawas terhadap Eksekutif.

Teori ini tentu sudah sangat dikenal, bahkan dari sejak saya menginjakkan kaki di

Sekolah Dasar.

Tujuan dari teori ini tentu untuk membatasi kekuasaan yang absolut,

sehingga ada fungsi check and balance. Tetapi yang menjadi pertanyaan mendasar

adalah, ketika ketiga fungsi kekuasaan tersebut sudah “menyatukan diri kedalam

sebuah “kesepakatan” yang tidak tertulis, terjebak kedalam suatu sistem yang

“tahu sama tahu”, maka apakah gunanya pemisahan kekuasaan?

Eksekutif yang korup membuat rakyat berharap kepada Yudikatif untuk

mengawasi. Ternyata Yudikatif juga tidak lebih baik. Sebagai lembaga yang

menegakkan hukum dan perundang-undangan, hati ini miris melihat suatu

lembaga yang harusnya menegakkan hukum dan perundangan juga terlibat pada

sistem yang “tahu sama tahu”. Pada akhirnya, harapan itu bergantung pada

Legislatif, lembaga yang membuat Undang-undang, lembaga yang disebut juga

sebagai rumah rakyat. Lalu apa yang terjadi? rumah rakyat yang mewah itu

dipenuhi oleh “tikus-tikus” yang selalu berbicara untuk membela rakyat, yang

haus akan kekuasaan dan yang “tidak kompeten” membuat Undang-undang itu

sendiri (karena sebagian besar atau mungkin seluruh draft Undang-undang disusun

oleh Eksekutif).

1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian Yudikatif

2. Pembagian perubahan dalam kewenangan lembaga negara UUD 1945

yang telah di amandemenka.

1

Page 2: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Lembaga Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan

(Yudikatif)

Lembaga yang melaksanakan fungsi yudikatif atau kekuasaan kehakiman

dalam sistim politik indonesia adalah mahkamah agung (MA), mahkamah

konstitusi, dan badan peradilan yang berada di bawahnya (pengadilan tinggi dan

pengadilan tingkat pertama) dan lingkungan peradillan umum, lingkungan

peradilan agama, lingkungan peradilan militer, dan lingkungan peradilan tata

usaha negara.

Pembahasan mengenai kekuasaan kehkiman telah dibahas pada semester

sebelumnya, yaitu pada kelas Xa Bab II tentang sistem hukum dan peradilan

nasional. Coba anda buka kembali mengenai materi tersebut.

Hal yang harus selalu di ingat bahwa kekuasaan kehakiman merupakan

kekuasaan yang merdeka untuk menyelengarakan peradilan guna

menyelengarakan hukum dan keadilan. Selainlembaga-lembaga tersebut, maih ada

lagi lembaga yang masuk dalam suprastruktur politik di indonesia, yaitu badan

pemeriksaan ke uangan (BPK) dan komisi yudisial (KY). Keberadaan BPK di atur

dalam uud 1945 bab VIIIA pasal 23E,23F, dan 23G. Adapun mengenai KY diatur

dalam pasal 24B UUD 1945.

BPK merupakan lembaga negara yang dalam pelaksanaan tugasnya

terlepas dari pengaruh dan kekuasaan negara. Adapun tugas dari BPK adalah

memeriksa pengolaan dan tanggung jawab pemerintah tentang keuangan negara,

sehinga di harapkan BPK menjadi auditor eksternal keuangan negara yang bebas

dan mandiri, profesional, efektif, efisien, dan modern sesuai dengan praktik

internasional terbaik.

UUD mempermudah pemahaman anda , berikut ini adalah bagan susunan

lembaga negara menurut UUD 1945 hasil amandemen.

2

Page 3: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

2.2 Infrastruktur Politik (He Sicio Political Party)

Infrastruktur merupakan kompleksitas dari hal-hal yang berangkut paut

dengan pengelompoan warga negara atau anggota masyarakat ke dalam berbagai

macam golonagan yang biasanya di sebut sebagai kekuatan sosial politik dalam

masyarakat. Yang termasuk dalam infrastruktur politik adalah partai politik,

kelompok kepentingan, kelompok penekan, alat komunikasi politik, dan tokoh

politik.

2.2.1 Partai politik

Partai politik adalah suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-

anggotanyamempunyai crientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuan

kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut

kedudukan poliltik untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka dan biasanya

dangan cara konstitusional.

2.2.2 Menurut UU

Partai politik berfungsi sebagia sarana :

a. pendidikan politik bagi anggota dn masyarakat agar menjadi WNI yang

sadar akan hak dan kewajibanya,

b. Penciptaan iklim yang kondusif dan alat pemersatu bangsa guna

menyejahterakan masyarakat,

c. Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara

konstituonal guna merumuskan dan menerapkan kebijakan negara,

d. Partisipasi politik warga negara, dan

e. Rekruitmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui

mekanisme demokrasi.

2.2.3 Kelompok Kepentingan (Interest Group)

Kelompok Kepentingan adalah sekolompok manisia yang bersatu

ataumengadakan persekutuan karena adanya kepentingan-kepentingan tertentu

3

Page 4: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

baik itu merupakan kepentingan umum atau masyarakat luas,maupun kepentingan

untuk kelompok tertentu.

Kelompok kepentingan ini dapat di bedakandalam bentuk-bentuk sebagai berikut.

a. Kelompok kepentingan asosiasi yaitu suatu kelompok kepentingan yang

didirikan secara khusus untuk memperjuangkan kepentingan-kepentingan tertentu,

namun masih mencangkup beberapa bidang yang misi pendirian dari golongan

kepentingan semacam ini sifatnya masih luas. Misalnya ormas (organisasi masa).

b. Kelompok kepentingan institusi yaitu terdiri dari berbagai kelompok

manusia yang berasal dari lembaga yang ada. Tujuan yang hendak di capai adalah

memperjuangkankepentingan-kepentingan yang menjadi anggota lembaga yang di

maksudkan. Contohnya adalah kelompok-kelompok profesi, seperti IKADIN,

IDI,IKAHI, dan lain sebagainya.

c. Kelompok kepentingan nonasosiasi kelompok kepentingan semacam ini

tidak didirikan secara khusus. Kegiatannya tidak di jalankan secara teratur dan

berkesinambungan. Ktifitsnya hanya terlihat keluar apabila kepentingan

mesyarakat memerlukan dan dalam keadaann mendesak. Yang dimaksud

masyarakat di sini, misalnya :

masyarakat setempat tinggal;

masyarakat seketurunan;

masyarakat seasal pendidikan;

masyarakat paguyuban (gemeinschaft);

masyarakat patembayan (gesellschaft);

2.2.4 Kelompok Penekanan (Pressure Group)

Pada dasarnya kelompok penekanan hampir sama dengan kelompok

kepentingan. Namun pada kelompok penekanan, sama sekali tidak berkeinginan

untuk pengisian jabatan-jabatanpolitik. Kelompok ini biasanya memulai keinginan

untu memaksakan kehendaknya kepada pihak penguasa. Kelompok penekan

selalu menempatkan dirinya sebagai kaum oposan yang selalu menentang

kebijakan dan politik pihak penguasa.

4

Page 5: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

Kelompok penekan di antaranya adalah:

Ormas keagamaan

Organisasi kepemudaan

Organisasi pembelaan hukum dan ham

LSM, dan

Yayasan atau badan hukum lainya.

2.2.5 Alat Komunikasi Politik (Political Communication Media)

Alat komunikasi politik merupakan media massa yang yang dapa

dijadikan sebagai penyalur sekaligus sebagai pembawa suara rakyat dalam akiitas

politik maupun mencipotakan opini publik yang bertema politik dalam arti luas.

Fungsi utama dari alat komunikasi politik adalah seebagai sarana

penghubung dan pemersatu bagi masing masing golongan. Bagi partai politik,

fungsi alat kkomunikasi politik adalah sebagai alat penyebar luasan konsep-

konsep, ajaran-ajaran, doktrin-doktrin, ideologi-ideologi,dan pogram-pogram kerj

a kepada seluruh anggota simpatisannya. Alat komunikai politik ini bisa berupa

surat kabar, buletin, brosur, pamflet, media elektronik, dan sebagainya.

2.2.6 Tokoh Politik (Political Figure)

Tokoh politik adalah orang yang terkena latar belakang sejarahnya, sepak

terjangnya dalam perjuangan, dan idealimenya dikenal oleh masyarakat sehingga

setiap pendapat/ pikiran dan perbiatan di ikuti ole banyak orang. Biasanya ia

mempunyai kemampuan orateris kharismatik,

yang mampu memersatukan (integratif skill), juru penengah (mediation skill), dan

pandai memanipulai simbol-simbol sehingga dapa mengendalilkan massa. Hal ini

di sebabkan karena ia bisa tidak meningkatkan diri secara formal (independen)

pad salah satu kekuatan politik melainkan berdiri di tengah-tengah.

2.3 YUDIKATIF DI INDONESIA

5

Page 6: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

Dalam sistem Trias Politika dikenal istilah pembagian kekuasaan yaitu

Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif. Istilah pembagian kekuasaan ini, tidak

sepenuhnya diadopsi oleh Indonesia, melainkan digunakan istilah pemisahan

kekuasaan (separation of power) dengan tujuan untuk menjaga keseimbangan

tugas dan wewenang di masing – masing lembaga.

Dalam perkembangannya, ketiga lembaga tersebut memiliki catatan

tersendiri. Hal ini juga dikarenakan adanya perubahan sistem pemerintahan yang

terjadi dalam kurun waktu 64 tahun sejak Indonesia merdeka. Masing – masing

lembaga tersebut pernah mengalami perubahan, baik dalam hal kedudukan

maupun tugas dan kewenangan.

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya hal tersebut adalah adanya

perubahan dalam konstitusi atau UUD yang kita gunakan. Perubahan tersebut

sangat mempengaruhi sistem pemerintahan seperti yang telah dikemukakan di

atas. Hal yang paling dapat kita amati adalah bagaimana perubahan yang sangat

signifikan terjadi setelah lengsernya era orde baru dan dilakukannya amandemen

terhadap UUD kita. Perubahan tersebut dapat dilihat dari sistem ketatanegaraan

kita, terutama yang menyangkut kedudukan dan kewenangan lembaga tinggi

Negara.

Lembaga yudikatif menjadi lembaga yang mengalami perubahan cukup

signifikan dari segi kelembagaan, terutama karena dibentuknya lembaga –

lembaga baru yang memiliki kewenangan tersendiri. Hal inilah yang kemudian

melatar belakangi penulis untuk membuat suatu perbandingan antara kedudukan

dan kewenangan lembaga tinggi yudikatif baik sebelum dan sesudah dilakukannya

amandemen UUD 1945.

Adapun beberapa masalah yang akan dibahas tulisan ini adalah:

1. Bagaimana kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif sebelum

amandemen UUD 1945?

2. Bagaimana perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif

terutama setelah dilakukannya amandemen UUD 1945?

6

Page 7: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

2.4 Kedudukan Dan Kewenangan Lembaga Yudikatif Sebelum

Dilakukannya Amandemen UUD 1945.

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, dikenal beberapa istilah

kelembagaan yaitu lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Bahkan, dulu

sebelum adanya amandemen UUD dikenal pula istilah lembaga tertingi negara

dan lembaga tinggi negara. Semua lembaga tersebut memiliki tugas dan

wewenang masing – masing yang diatur dalam konstitusi kita yaitu UUD 1945.

Pada pembahasan kali ini, hanya akan dibahas mengenai lembaga yudikatif.

Meskipun demikian, Karena berbicara mengenai kedudukan, maka paling tidak

akan disinggung pula mengenai lembaga – lembaga lain yang memiliki

keterkaitan dan hubungan dengan lembaga yudikatif. Jadi secara umum yang

perlu dibahas mengenai lembaga yudikatif baik sebelum maupun sesudah

amandemen adalah kedudukan, kewenangan, serta lembaga apa saja yang

termasuk dalam lembaga yudikatif.

Seperti telah dikemukakan di atas, sebelum adanya amandemen UUD

1945, sistem kelembagaan ketatanegaraan kita mengenal istilah lembaga tertinggi

negara dan lembaga tinggi negara. Yang dimaksud lembaga tertinggi negara

adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), dan yang termasuk sebagai

lembaga tinggi negara adalah :

1. Presiden

2. Dewan Pertimbangan Agung (DPA)

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

4. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

5. Mahkamah Agung (MA)

Berdasarkan kedudukan lembaga tersebut, maka Mahkamah Agung

sebagai satu – satunya lembaga tinggi yudikatif, termasuk dalam lembaga tinggi

negara.

7

Page 8: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

Sebagai lembaga tinggi negara, tugas dan kewenangan Mahkamah Agung sebagai

lembaga yudikatif sebelum amandemen UUD 1945 diatur dalam Pasal 24 UUD

1945. Mahkamah Agung adalah lembaga tinggi negara yang merupakan lembaga

peradilan tertinggi di Indonesia. Oleh karena itu MA bertugas mengawasi kegiatan

– kegiatan lembaga peradilan lain yang berada di bawahnya. Tugas MA tersebut

sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 yang menetukan bahwa

“kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain – lain

badan kehakiman menurut undang – Undang.”

Mahkamah Agung dan badan – badan kehakiman lain bertugas

menegakkan tertib hukum yang sudah digariskan oleh rakyat melalui wakil –

wakilnya. Maka dalam menjalankan tugasnya, lembaga – lembga tersebut bebas

dari pengaruh lembaga – lembaga lain (termasuk pemerintah). Dibebaskannya

lembaga – lembaga penegak hukum tersebut dari pengaruh lembaga atau

kekuasaan lain adalah untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan tugasnya.

Dengan demikian diharapkan agar keputusan yang diambil melalui proses

peradilan adalah keputusan yang adil bagi semua pihak.

2.2 Kedudukan dan kewenangan lembaga yudikatif sesudah adanya amandemen

UUD 1945.

Setelah adanya amandemen UUD 1945 terjadi banyak perubahan dalam

sistem ketatanegaraan di Indonesia. Hal yang paling menonjol adalah

dihapuskannya kedudukan MPR sebagai lembaga tertinggi negara serta adanya

beberapa lembaga negara baru yang dibentuk, yaitu Dewan Perwakilan Daerah,

Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial. Adapun lembaga – lembaga yang

tercantum sebagai lembaga tinggi negara menurut UUD 1945 yang telah

diamandemen adalah :

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

2. Presiden

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD)

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

8

Page 9: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

6. Mahkamah Agung (MA)

7. Mahkamah Konstitusi (MK)

8. Komisi Yudisial (KY)

Kedelapan lembaga negara tersebut merupakan lembaga negara yang

kedudukannya sejajar satu sama lain. Dua lembaga yang baru dibentuk yaitu

Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial merupakan lembaga yang masuk

dalam lingkup lembaga yudikatif. Ini menandakan bahwa amandemen UUD 1945

memberikan pengaruh besar dalam sistem kelembagaan ketatanegaraan di

Indonesia khususnya terhadap lembaga yudikatif. Selain itu, perubahan yang

dimaksud dan diamanatkan oleh amandemen UUD 1945 juga terjadi pada

kewenangan Mahkamah Agung sebagai lembaga peradilan tertinggi di Indonesia.

Terkait dengan kewenangan lembaga tinggi negara khususnya lembaga yudikatif,

2.5 Beberapa Perubahan Pada Kewenangan Lembaga Negara UUD 1945

Yang Telah Di Amandemen

A. Mahkamah Agung (MA)

Menurut Pasal 24 ayat (2) UUD 1945 yang telah diamandemen,

Mahkamah Agung adalah lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman,

yaitu kekuasaan yang menyelenggarakan peradilan untuk menegakkan hukum dan

keadilan. Hal ini diimplementasikan dengan kewenangan untuk mengadili pada

tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-undang

dan wewenang lain yang diberikan Undang-undang. (Pasal 24 A ayat (1)

Perubahan ke III UUD 1945). Selain itu, menurut Pasal 24 ayat (2) UUD 1945

yang telah diamandemen terdapat beberapa badan peradilan yang berada dibawah

lingkup Mahkamah Agung meliputi :

1. Peradilan umum

2. Peradilan Agama

3. Peradilan Militer

4. Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)

9

Page 10: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

B. Mahkamah Konstitusi (MK)

Mahkamah konstitusi merupakan lembaga negara yang dibentuk setelah

adanya amandemen UUD 1945. Keberadaanya dimaksudkan sebagai penjaga

kemurnian konstitusi (the guardian of the constitution). (Saiz, 2007) Tugas dan

wewenang MK diatur dalam pasal 24 C ayat (1) dan (2) UUD NRI 1945 yaitu :

1. Menguji UU terhadap UUD

2. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara.

3. Memutus pembubaran partai politikmemutus sengketa hasil pemilu

4. Memberi putusan atas pendapat DPR mengenai pelanggaran oleh

presiden dan / atau Wakil presiden menurut UUD

Hakim Konstitusi terdiri dari 9 orang yang diajukan masing-masing

oleh Mahkamah Agung, DPR dan pemerintah dan ditetapkan oleh

Presiden, sehingga mencerminkan perwakilan dari 3 cabang kekuasaan

negara yaitu yudikatif, legislatif, dan eksekutif.

C. Komisi Yudisial

Komisi yudisial yang lahir melalui amandemen ketiga UUD 1945 Pasal

24B, merupakan lembaga negara yang mandiri serta mempunyai kewenangan

untuk mengusulkan pengangkatan hakim agung dan wewenang lainnya dalam

rangka menjaga dan menegakkan kehormatan keluhuran martabat serta perilaku

hakim. Walalupun komisi yudisial bukanlah penyelenggara kekuasaan kehakiman,

namun KY memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan kekuasaan

kehakiman yang merdeka dan bebas dari campur tangan penguasa.

2.6 KEKUASAAN DALAM NEGARA DEMOKRASI

Demokrasi itu sendiri secara etimologi berasal dari bahasa Yunani

kuno demokratia. Kata “demokrasi” merupakan gabungan dari dua kata,

yaitu demos yang berarti rakyat dan kratos atau cratein yang artinya pemerintahan

atau kekuasaan.

10

Page 11: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

Jika digabungkan, demokrasi berarti pemerintahan rakyat, yaitu pemerintahan

yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Jadi, demokrasi adalah

keadaan di mana kedaulatan atau kekuasaan tertinggi suatu negara berada di

tangan rakyat.

Pengertian luasnya demokrasi adalah pemerintahan yang segenap kegiatan

pengelolaannya dijalankan dengan menjadikan rakyat sebagai subjek dan titik

tumpu penentu perpolitikan dan kepemerintahan di negara tersebut.

Seorang negarawan dari Athena yang hidup pada tahun 430 SM bernama Pericles

menguraikan beberapa kriteria penting mengenai demokrasi. Menurut Pericles

demokrasi mengandung beberapa kriteria, di antaranya:

Pemerintah suatu Negara dibangun dari dukungan dan partisipasi yang

mayoritas secara langsung.

Adanya kesamaan warga Negara dibawah hokum.

Adanya penghargaan dan perlindungan terhadap pemenuhan HAM.

Ada tiga prinsip dasar dalam sistem politik yang demokratis, yaitu:

Ditegakannya etika dan moralitas dalam politik sebagai landasan kerja

sistem politik, ekonomi, dan sosial di dalam negara.

Dipakainya prinsip konstitusionalisme dengan tegas dalam pelaksanaannya

serta adanya kepatuhan terhadap supremasi hukum yang berlaku.

Pemberlakuan akuntabilitas publik. Memposisikan orang-orang yang

memegang jabatan publikdan pemerintahan sebagai pemegang amanat dari

rakyat yang dapat dimintai pertanggungjawabannya oleh rakyat.

Prinsip-prinsip demokrasi dirincikan oleh Inu Kencana Syafiie sebagai

berikut; diberlakukakannya pembagian kekuasaan, pemilihan umum yang bebas,

manajemen yang terbuka, kebebasan individu, peradilan yang bebas, pengakuan

hak minoritas, pemerintahaan yang berdasarkan hukum, pers yang bebas, adanya

berbagai macam partai politik, konsensus, persetujuan, pemerintahan yang

berdasarkan konstitusional, ketentuan tentang pendemokrasian, pengawasan

terhadap administrasi negara, perlindungan HAM, pemerintahan yang mayoritas,

11

Page 12: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

persaingan keahlian, terbentuknya mekanisme politik, kebebasan kebijaksanaan

negara, dan yang terpenting pemerintah harus mengutamakan musyawarah.

Demokrasi adalah kata kunci tersendiri dalam kaitannya dengan bidang

ilmu politik. Indikator perkembangan suatu negara bisa dilihat dari berjalannya

demokrasi di negara tersebut. Demokrasi menjadi hal yang sangat vital terutama

dalam pembagian kekuasaan di suatu negara. Para pemegang kekuasaaan dituntut

agar menggunakan kekuasaanya untuk kesejahteraan rakyat.

2.7 Trias Politika

Dalam pembagian kekuasaan di pemerintahan, demokrasi biasanya

menggunakan konsep dan prinsiptrias politika. Trias politika merupakan salah

satu pilar demokrasi yang prinsipnya adalah membagi kekuasaan ke dalam tiga

bagian.

Doktrin trias politika pertama kali dirumuskan oleh John Locke (1632-

1704 M) dan Montesquieu (1689 – 1755 M). Doktrin ini ditafsirkan sebagai

pemisahan kekuasaan. John Locke merumuskan trias politika di dalam bukunya

yang berjudul Two Treatises on Civil Government, di mana buku tersebut sebagai

upaya kritikan terhadap kekuasaan absolut. John Locke membagi kekuasaan ke

dalam tiga hal, yaitu kekuasaan legislatif, kekuasaan eksekutif, dan kekuasaan

federatif.

Tiga bagian kekuasaan itu punya tugas dan wewenang yang berbeda.

Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan politik yang berwenang untuk membuat

peraturan dan undang-undang. Kekuasaan Eksekutif mempunyai tugas untuk

melaksanakan undang-undang dan berwenang dalam mengadili. Sedangkan

kekuasaan federatif bertugas untuk menjaga keamanan negara dalam hubungan

dengan negara lain.

12

Page 13: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Lembaga Yudikatif adalah lembaga yang melaksanakan penegakan hukum

(kepolisian, kejaksaan, Pengadilan).

Tugas-tugas pokok dan wewenang lembaga yudikatif adalah melakukan

proses penegakan hukum bagi orang atau lembaga yang melakukan suatu

pelanggaran perdata atau pidana baik itu hukumanya berupa teguran atau penjara.

Lembaga yudikatif menjadi lembaga yang mengalami perubahan cukup

signifikan dari segi kelembagaan, terutama karena dibentuknya lembaga –

lembaga baru yang memiliki kewenangan tersendiri. Hal inilah yang kemudian

melatar belakangi penulis untuk membuat suatu perbandingan antara kedudukan

dan kewenangan lembaga tinggi yudikatif baik sebelum dan sesudah dilakukannya

amandemen UUD 1945.

3.2 Saran

Dari makalah diatas masih banyak sekali kekuranga baik dari pengunaan

kata-kata ataupun penulisannya maka dari itu kami minta kepada Bapak / Ibu

Dosen untuk lebih membimbing lagi dalam membuat makalah yang sipatnya

membangun.

13

Page 14: MAKALAH LEMBAGA PELAKSANAAN

DAFTAR PUSTAKA

http://www.pdfchaser.com/pdf/tugas-dan-fungsi-yudikatif.html

http://politik.kompasiana.com/2010/01/25/legislatif-eksekutif-yudikatif-media/

http://www.jevuska.com/topic/tugas+dan+fungsi+yudikatif.html

14