makalah kurikulum

18
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kehidupan manusia dengan cepat berubah dari waktu ke waktu. Demikian juga dengan kehidupan anak/generasi muda, yang bahkan kadang-kadang perubahan itu sangat kompleks. Di lain pihak dengan kemajuan di bidang komunikasi (termasuk telekomunikasi ), melalui film, TV, radio, surat kabar, telepon, komputer, internet, d1l. Anak-anak sekarang sudah lebih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar. Sehingga sekarang ini kehidupan kita senantiasa dibayangi oleh perkembangan IPTEKS (baca: Ilmu, Teknologi dan Seni) dengan akselerasi laju yang luar biasa, yang menyebabkan terjadinya ledakan informasi. Akibatnya pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi kadaluwarsa hanya dalam tempo kira-kira 2,5 tahun. Dari gambaran di atas kiranya jelas bahwa dunia yang dihadapi peserta didik pada saat ini, sangat kompleks. Wajarlah jika secara periodik kurikulum senantiasa harus selalu ditinjau kembali, dan senantiasa ada pembaharuan di bidang kurikulum. Karena lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Sehingga Kurikulum ini dapat mengarahkan pendidikan menuju arah 1

Transcript of makalah kurikulum

Page 1: makalah kurikulum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dewasa ini kehidupan manusia dengan cepat berubah dari waktu ke waktu.

Demikian juga dengan kehidupan anak/generasi muda, yang bahkan kadang-kadang

perubahan itu sangat kompleks. Di lain pihak dengan kemajuan di bidang

komunikasi (termasuk telekomunikasi ), melalui film, TV, radio, surat kabar,

telepon, komputer, internet, d1l. Anak-anak sekarang sudah lebih banyak

dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar.

Sehingga sekarang ini kehidupan kita senantiasa dibayangi oleh

perkembangan IPTEKS (baca: Ilmu, Teknologi dan Seni) dengan akselerasi laju

yang luar biasa, yang menyebabkan terjadinya ledakan informasi. Akibatnya

pengetahuan dalam bidang tertentu menjadi kadaluwarsa hanya dalam tempo kira-

kira 2,5 tahun.

Dari gambaran di atas kiranya jelas bahwa dunia yang dihadapi peserta didik

pada saat ini, sangat kompleks. Wajarlah jika secara periodik kurikulum senantiasa

harus selalu ditinjau kembali, dan senantiasa ada pembaharuan di bidang kurikulum.

Karena lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan

tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Sehingga Kurikulum ini dapat

mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan

pembelajaran secara menyeluruh.

B. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk menjelaskan tentang proses

penciptaan alam, dimana tercakup dalam :

1. Untuk mengetahui karekteristik kurikulum 1994

2. Untuk mengetahui karekteristik kurikulum 2006 (KTSP)

3. Mampu membedakan kurikulum1994 dengan kurikulum 2006 (KTSP)

C. Rumusan Masalah

1

Page 2: makalah kurikulum

Untuk mencapai sasaran penulisan yang lebih terarah dan dapat

dipertanggungjawabkan, maka penulis membatasi permasalahan pada :

1. Menjelaskan karekteristik kurikulum 1994

2. Menjelaskan karekteristik kurikulum 2006 (KTSP)

3. Mengidentifikasi perbedaan kurikulum 1994 dengan kurikulum 2006 (KTSP)

D. Sistematika Penulisan

Sistematika pembahasan ini dibuat agar dapat memberikan gambaran secara

garis besar tentang masalah yang akan dibahas di dalam makalah ini. Untuk itu

makalah ini akan dibagi dalam 3 ( tiga ) bab, dan masing-masing bab akan terbagi lagi

atas beberapa subbab disesuaikan dengan kebutuhan, sehingga antara bab yang satu

dengan bab yang lainnya tidaklah sama permasalahannya tetapi masih merupakan satu

rangkaian yang erat kaitannya.

Adapun garis besar dari masing-masing bab adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang penulisan, rumusan masalah,

tujuan masalah dan sistematika pembahasan.

BAB II : PEMBAHASAN

Dalam bab ini dijelaskan tentang hal yang akan dibahas berkaitan dengan

judul makalah.

BAB III : PENUTUP

Pada bab ini diuraikan tentang kesimpulan dari isi makalah serta saran.

BAB II

2

Page 3: makalah kurikulum

PEMBAHASAN

A. Karakteristik kurikulum 1994

Ralph Tyler (1949) mengemukakan asas yang digunakan sebagai landasan

untuk pengembangan kurikulum yaitu azas filosofis yakni filsafat suatu bangsa. Bagi

bangsa Indonesia, azas filosofisnya adalah pancasila. Salah satu aliran filsafat adalah

perenialisme yang lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan

keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan

dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan

yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal

yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.

Kurikulum 1994 sesuai dengan aliran filsafat perenialisme, karena pada kurikulum

1994 lebih fokus kepada aspek kognitif.

Kurikulum 1994 pada dasarnya dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum

1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang no. 2 tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu

pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan

sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap

diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi

pelajaran cukup banyak.

Pada kurikulum tahun 1994 model administratif disebut dengan model garis

staff atas ke bawah. Karena inisiatif dan gagasan datang dari pemerintah pusat. Jadi

pemerintah pusat yang menyusun kurikulum yang akan dijalankan oleh setiap satuan

pendidikan. Guru hanya sekedar menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh

pemerintah.

Dalam kurikulum tahun 1994, materi pembelajaran mempunyai karakter yang

khas, struktur materi sudah disesuaikan dengan psikologi perkembangan anak, materi

keahlian seperti komputer semakin mendalam, model-model pembelajaran kehidupan

disajikan dalam berbagai pokok bahasan. Pembelajaran saat itu mengedepankan

tekstual materi namun tidak melupakan hal-hal kontekstual yang berkaitan dengan

materi. Soal-soal menjadi sajian menarik disetiap akhir pokok bahasan, hal ini

3

Page 4: makalah kurikulum

diberikan dengan pertimbangan agar siswa mampu menyelesaikan permasalahan

kehidupan yang dihadapi sehari-hari.

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di

antaranya sebagai berikut :

1. Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan

2. Pembelajaran di sekolah lebih berorientasi kepada materi pelajaran/isi, sehingga

materi pelajaran cukup padat

3. Memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia.

Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat

mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan

kebutuhan masyarakat sekitar.

Dalam pelaksanaan kegiatan, guru dapat memilih dan menggunakan strategi

yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.

Dalam mengaktifkan siswa, guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah

kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu

jawaban), dan penyelidikan.

Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan

kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga

diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada

pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan

soal dan pemecahan masalah. Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak,

dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang

komplek. Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk

pemantapan pemahaman siswa.

Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan,

terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi

(content oriented), di antaranya sebagai berikut :

1. Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan

banyaknya materi/substansi setiap mata pelajaran

4

Page 5: makalah kurikulum

2. Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat

perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan

aplikasi kehidupan sehari-hari

3. Kegiatan belajar cenderung didalam kelas

4. Proses pembelajaran bersifat klasikal dengan tujuan menguasai materi pelajaran,

guru sebagai pusat pembelajaran (sumber ilmu utama) metode menoton

(ceramah)

5. Target pembelajaran pada penyampaian materi

6. Evaluasi atau sistem penilaian menekankan pada kemampuan kognitif.

Keberhasilan siswa diukur dan dilaporkan atas dasar perolehan nilai yang dapat

diperbandingkan dengan nilai siswa lain. Ujian hanya menggunakan teknik paper

and pencil test.

B. Karakteristik kurikulum 2006 (KTSP)

Dalam standar nasional pendidikan (SNP pasal 1, ayat 15) dijelaskan bahwa

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-

masing satuan pendidikan. Beberapa hal yang berhubungan dengan makna kurikulum

operasional:

1. Dalam pengembangannya, KTSP tidak akan lepas dari ketetapan yang telah

disusun pemerintah secara nasional. Artinya, walaupun daerah diberi

kewenangan itu hanya sebatas pada kewenangan operasional saja.

2. Sedangkan yang menjadi rujukannya itu sendiri ditentukan oleh pemerintah. Para

pengembang KTSP dituntut harus memperhatikan ciri khas kedaerahan

3. Sebagai kurikulum operasional, para pengembang kurikulum di daerah memiliki

keleluasaan dalam mengembangkan kurikulum menjadi unit-unit pelajaran

4. Dalam menentukan media pembelajaran dalam menentukan evaluasi yang

dilakukan termasuk dalam menentukan beberapa kali pertemuan dan kapan suatu

topik materi harus di pelajari siswa agar kompetensi dasar yang telah ditentukan

dapat tercapai.

KTSP merupakan bentuk operasional pengembangan kurikulum dalam

konteks desentralisasi pendidikan dan otonomi daerah, yang akan memberikan

5

Page 6: makalah kurikulum

wawasan baru terhadap sistem yang sedang berjalan selama ini. Hal ini diharapkan

dapat membawa dampak terhadap peningkatan efisiensi dan efektivitas kinerja

sekolah, khususnya dalam meingkatkan kualitas pembelajaran. Mengingat peserta

didik datang dari berbagai latar belakang kesukuan dan tingkat sosial, ekonomi,

mapun politik. Di sisi lain, sekolah juga harus meningkatkan efisiensi, partisipasi, dan

mutu, serta bertanggung jawab kepada masyarakat.

Karakteristik KTSP bisa diketahui antara lain dari bagaimana sekolah dan

satuan pendidikan dapat mengoptimalkan kinerja, profesionalisme tenaga

kependidikan, serta sistem penilaian. Berdasarkan uraian di atas, dapat dikemukakan

beberapa karakteristik KTSP antara lain :

1. Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan Pendidikan

KTSP memberikan otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan,

disertai seperangkat tanggung jawab untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan

kondisi setempat. Sekolah dan satuan pendidikan juga diberi kewenangan dan

kekuasaan yang luas untuk mengembangkan pembelajaran sesuai dengan kondisi dan

kebutuhan peserta didik serta tuntutan masyarakat. Selain itu, sekolah dan satuan

pendidikan juga diberikan kewenangan untuk menggali dan mengelola sumber daya

sesuai dengan prioritas kebutuhan. Melalui otonomi yang luas, sekolah dapat

meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dengan menawarkan partisipasi aktif

mereka dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab bersama dalam

pelaksanaan keputusan yang di ambil secara proporsinal dan profesinal.

2. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi

Dalam KTSP, pelaksaan kurikulum didukung oleh partisipasi masyarakat dan

orang tua peserta didik yang tinggi. Orang tua peserta didik dan masyarakat tidak

hanya mendukung sekolah melalui komite sekolah dan dewan pendidikan

merumuskan seta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan

kualitas pembelajaran. Masyarakat dan orang tua menjalin kerja sama untuk

membantu sekolah sebagai nara sumber pada berbagai kegiatan sekolah untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Kepemimpinan yang demokratis dan profesionalis

6

Page 7: makalah kurikulum

Dalam KTSP, pengembangan dan pelaksanaan kurikulum didukung oleh

adanya kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. Kepala sekolah dan

guru-guru sebagai tenaga pelaksana kurikulum merupakan orang-orang yang memiliki

kemampuan dan integritas profesional. Kepala sekolah adalah manajer pendidikan

profesional direkrut komite sekolah untuk mengelola segala kegiatan sekolah

berdasarkan kebijakan yang ditetapkan. Guru-guru yang direkrut oleh sekolah adalah

pendidik profesional dalam bidangnya masing-masing, sehingga mereka bekerja

berdasarkan pola kinerja profesional yang disepakati bersama untuk memberi

kemudahan dan mendukung bersama untuk memberi kemudahan dan mendukung

keberhasilan pembelajaran peserta didik. Dalam proses pengambilan keputusan,

kepala sekolah mengimplementasikan proses “bottom-up” secara demokratis,

sehingga semua pihak memiliki tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil

beserta pelaksanaanya.

4. Team-kerja yang kompak dan transparan

Dalam KTSP, keberhasilan menghasilkan pengembangan kurikulum dan

pembelajaran didukung oleh kinerja team yang kompak dan transparan dari berbagai

pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dalam dewan pendidikan dan komite sekolah

misalnya, pihak-pihak yang terlibat bekerja sama secara harmonis sesuai dengan

posisinya masing-masing untuk mewujudkan suatu “sekolah yang dapat dibanggakan”

oleh semua pihak. Mereka tidak saling menunjukkan kuasa atau paling berjasa, tetapi

masing-masing berkontribusi terhadap upaya peningkatan mutu dan kinerja sekolah

secara keseluruhan. Dalam pelaksanaan pembelajaran misalnya, pihak-pihak terkait

bekerja sama secara profesional untuk mencapai tujuan-tujuan atau target yang

disepakati bersama. Dengan demikian, keberhasilan KTSP merupakan hasil sinergi

(sinergetic effect) dari kolaborasi team yang kompak dan transparan. Dalam konsep

KTSP yang utuh kekuasaan yang dimiliki sekolah dan satuan pendidikan, terutama

mencakup pengambilan keputusan tentang pengembangan kurikulum dan

pembelajaran serta penilaian hasil belajar peserta didik.

5. Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan pendidikan.

7

Page 8: makalah kurikulum

6. Mendorong guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah untuk semakin

meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan program-program

pendidikan.

7. KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan dan

mengembangkan mata pelajaran tertentu yang aksep tabel bagi kebutuhan siswa.

8. KTSP akan mengurangi beban belajar siswa yang sangat padat dan memberatkan

kurang lebih 20%.

9.KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah plus untuk

mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

Disamping beberapa karakteristik di atas, terdapat beberapa faktor penting

yang perlu diperhatikan dalam pengembangan KTSP, terutama berkaitan dengan

sistem informasi, serta sistem penghargaan dan hukuman.

1. Sistem informasi yang jelas dan transparan

Sekolah dan satuan pendidikan yang mengembangkan dan melaksanakan

KTSP perlu memiliki informasi yang jelas tentang program yang netral dan transparan

karena dari informasi tersebut seseorang akan mengetahui kondsi dan posisi sekolah.

Informasi ini diperlukan untuk monitoring, evaluasi, dan akuntabilitas pembelajaran.

Informasi yang amat penting utnuk dimiliki sekolah antara lain berkaitan dengan

kemampuan guru, prestasi peserta didik, sumber-sumber belajar, kepuasan orang tua

dan peserta didik, serta visi dan misi sekolah.

2. Sistem penghargaan dan hukuman

Sekolah dan satuan pendidikan yang mengembangkan dan melaksanakan

KTSP perlu menyusun sistem penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) bagi

warganya untuk mendorong kinerjanya. Sistem ini juga diharapkan dapat

meningkatkan motivasi dan produktivitas warga sekolah, khususnya orang yang

berkaitan dengan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, sistem penghargaan

dan hukuman yang dikembangkan harus bersifat proporsional, adil dan transparan.

8

Page 9: makalah kurikulum

C. Perbedaan Kurikulum 1994 dengan Kurikulum 2006

Setelah mengetahui karekteristik dari masing-masing kurikulum, maka kita dapat

membedakan aspek-aspek yang terdapat dari kedua kurikulum tersebut. Aspek-aspek

tersebut adalah :

ASPEK KURIKULUM 1994 KURIKULUM 2006

1. Landasan Hukum Undang-Undang no. 2

tahun 1989 tentang

Sistem Pendidikan

Nasional

UU No. 20/2003 –

Sisdiknas

PP No. 19/2005 –

SPN

Permendiknas No.

22/2006 – Standar Isi

Permendiknas No.

23/2006 – Standar

Kompetensi Lulusan

2. Implementasi/

Pelaksanaan Kurikulum

Semua aspek

kurikulum ditentukan

oleh Departemen

(Pusat)

Secara disentralisasi,

sehingga pemerintah

dan masyarakat

bersama-sama

menentukan standar

pendidikan

3. Ideologi Pendidikan

yang dianut

Perenialisme, karena

pada kurikulum 1994

lebih fokus kepada

aspek kognitif.

Liberalisme

Pendidikan :

terciptanya SDM yang

cerdas, kompeten,

profesional dan

kompetitif

4.Pendekatan Berbasis konten

Penguasaan ilmu

pengetahuan, yang

menekankan pada isi

atau materi, berupa

pengetahuan,

pemahaman, aplikasi,

analisis, sintesis, dan

Berbasis Kompetensi

Sehingga peserta

didik berada dalam

perkembangan yang

berkelanjutan dan

potensi-potensi

berkembang

9

Page 10: makalah kurikulum

evaluasi yang diambil

dari bidang-bidang

ilmu pengetahuan

5. Struktur Nama SMP diganti

mejadi SLTP

(Sekolah Lanjutan

Tingkat Pertama) dan

SMA diganti SMU

(Sekolah Menengah

Umum)

Mata pelajaran PSPB

dihapus

program pengajaran

SD dan SLTP disusun

dalam 13 mata

pelajaran

Program pengajaran

SMU disusun dalam

10 mata pelajaran

Penjurusan SMA

dilakukan di kelas II

yang dari program

IPA, program IPS,

dan program Bahasa

Penambahan mata

pelajaran untuk

Mulok dan Pengem-

bangan diri untuk

semua jenjang sekolah

Ada pengurangan

mata pelajaran (Misal

TIK di SD)

Ada perubahan nama

mata pelajaran

KN dan IPS di SD

dipisah lagi

Ada perubahan

jumlah jam pelajaran

setiap mata pelajaran

6. Objektif Keutuhan Ilmu Keutuhan Ilmu

pengetahuan,

pengalaman, serta

keaktifan siswa dalam

belajar

7. Struktur

pengelompokkan

Tatanan pohon ilmu Competent

8. Kemampuan Berkarya Tidak terici secara

jelas

Keutuhan kompetensi

berkarya

10

Page 11: makalah kurikulum

Guru merupakan

kurikulum yang

menentukan segala

sesuatu yang terjadi di

dalam kelas

Guru sebagai

fasilitator yang

bertugas

mengkondisikan

lingkungan belajar

9. Hasil Pembelajaran Menekankan pada

kemampuan kognitif

Dengan paper and

pencil test

Acuan norma dan tes

obyektif

Ditentukan pada

beberapa kali

pertemuan dan kapan

suatu topik materi

harus di pelajari siswa

agar kompetensi dasar

yang telah ditentukan

dapat tercapai

11

Page 12: makalah kurikulum

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perbedaan kurikulum 1994 dengan kurikulum 2006 yaitu, pada kurikulum

1994 tahapan pembagian pelajaran dengan sistem caturwulan sedangkan pada

kurikulum 2006 dengan sistem semester setahun dibagi menjadi dua tahapan.

Metode pembelajaran pada kurikulum 1994 lebih berorientasi pada penyampaian isi

materi dengan perantara guru sebagai sumber ilmu, dibandingkan dengan kurikulum

2006 yang lebih mementingkan ketercapaian tujuan belajar dan siswa disini

sangatlah berperan aktif dalam proses belajar mengajar.

B. Saran

Setelah kita mengetahui karekteristik dan perbedaan kedua kurikulum tersebut, sebaiknya kita sebagai calon pendidik dianjurkan untuk menerapkan kurikulum dengan baik dan benar serta menjadikan kurikulum ini sebagai acuan proses belajar dan mengajar dengan tepat. Dan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua orang khususnya untuk pemakalah dan pembaca.

12

Page 13: makalah kurikulum

13