Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

23
Bab I Pendahuluan Konsep mengenai pembenaran telah menjadi perdebatan yang panjang didalam kalangan teologi. Pada dasarnya konsep pembenaran adalah pekerjaan Allah di mana kebenaran Kristus diperhitungkan sebagai kebenaran orang berdosa sehingga orang berdosa bisa dideklarasikan oleh Allah sebagai orang benar berdasarkan Hukum Taurat (Roma 4:3; 5:1,9; Galatia 2:16; 3:11). Kebenaran ini tidak dapat diperoleh atau pun dipertahankan dengan usaha manusia. Pembenaran adalah kejadian seketika dengan hasil berupa hidup yang abadi. Pembenaran ini didasarkan sepenuhnya hanya pada pengorbanan Kristus di kayu salib (1 Petrus 2:24) dan diterima hanya dengan iman (Efesus 2:8-9). Tidak ada usaha apa pun yang diperlukan untuk memperoleh pembenaran. Jika sebaliknya, itu bukan lagi disebut anugerah (Roma 6:23). Karenanya, kita dibenarkan oleh iman (Roma 5:1). Dalam surat-surat yang ditulis oleh rasul paulus berulang kali paulus menjelaskan mengenai konsep pembenaran ini, salah satunya adalah surat roma. Surat roma merupakan surat yang berisikan pemikiran-pemikiran pokok teologis paulus. Dalam surat ini juga paulus menjelaskan tetang dasar dari kosep pembenaran yang dilakukan oleh Allah terhadap manusia. Secara kronologis paulus menceritakan tentang alasan pembenaran Allah kepada manusia terutama dalam Roma 5:16. Berdasarkan pada Roma 5:16 ini penulis mencoba mengali isi pemikiran paulus mengenai konsep pembenaran, unyuk menjadi titik

Transcript of Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

Page 1: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

Bab I Pendahuluan

Konsep mengenai pembenaran telah menjadi perdebatan yang panjang didalam kalangan

teologi. Pada dasarnya konsep pembenaran adalah pekerjaan Allah di mana kebenaran Kristus

diperhitungkan sebagai kebenaran orang berdosa sehingga orang berdosa bisa dideklarasikan

oleh Allah sebagai orang benar berdasarkan Hukum Taurat (Roma 4:3; 5:1,9; Galatia 2:16;

3:11). Kebenaran ini tidak dapat diperoleh atau pun dipertahankan dengan usaha manusia.

Pembenaran adalah kejadian seketika dengan hasil berupa hidup yang abadi. Pembenaran ini

didasarkan sepenuhnya hanya pada pengorbanan Kristus di kayu salib (1 Petrus 2:24) dan

diterima hanya dengan iman (Efesus 2:8-9). Tidak ada usaha apa pun yang diperlukan untuk

memperoleh pembenaran. Jika sebaliknya, itu bukan lagi disebut anugerah (Roma 6:23).

Karenanya, kita dibenarkan oleh iman (Roma 5:1).

Dalam surat-surat yang ditulis oleh rasul paulus berulang kali paulus menjelaskan mengenai

konsep pembenaran ini, salah satunya adalah surat roma. Surat roma merupakan surat yang

berisikan pemikiran-pemikiran pokok teologis paulus. Dalam surat ini juga paulus menjelaskan

tetang dasar dari kosep pembenaran yang dilakukan oleh Allah terhadap manusia. Secara

kronologis paulus menceritakan tentang alasan pembenaran Allah kepada manusia terutama

dalam Roma 5:16.

Berdasarkan pada Roma 5:16 ini penulis mencoba mengali isi pemikiran paulus mengenai

konsep pembenaran, unyuk menjadi titik tolak bagi kita menuju pokok-pokok pikiran paulus

mengenai kosnep pembenaran yang di tulis dalam surat-surat yang lainnya.

Page 2: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

Bab II Definisi Pembenaran

Pembenaran adalah tindakan hukum di mana Allah mengumumkan bahwa orang berdosa

menjadi tidak bersalah atas dosa-dosa mereka. Bukan berarti pendosa-pendosa ini kini tidak

berdosa lagi, tetapi mereka "diumumkan/ dinyatakan" sebagai tidak berdosa lagi.  Pernyataan

pembenaran ini dibenarkan di hadapan Allah.  Pembenaran ini berdasarkan darah Kristus yang

tercurah, "...karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya..." (Roma 5:9) di mana Yesus

disalibkan, mati, dikuburkan, dan bangkit kembali (1 Korintus 15:1-4).  Allah mempertalikan

(memperhitungkan kepada kita) kebenaran Kristus.  Pada saat yang sama dosa - dosa kita juga

dibebankan kepada Kristus ketika ia disalibkan.  Itulah mengapa 1 Petrus 2:24 berkata, "Ia

sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya di kayu salib, supaya kita, yang telah mati

terhadap dosa, hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.."  Juga, 2

Korintus 5:21 berkata, "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena

kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah."  Sebagai tambahan, kita dibenarkan oleh

iman (Roma 5:1) di luar usaha kita mematuhi Hukum Taurat (Roma 3:28).1

A. PEMAHAMAN “PEMBENARAN/PENEBUSAN” BERDASARKAN ALKITAB

1. Dalam Perjanjian Lama, pemahaman tentang Pembenaran/Penebusan, paling tepat kalau

kita bertitik tolak dari fakta historis Exodus, yaitu peristiwa keluaran/pembebasan Bangsa

Israel dari perbudakan di Mesir menjadi umat Allah. Untuk peristiwa keluaran tersebut

dapat kita catat beberapa hal mengenai tindakan Allah:2

a) Allah membawa umatNya keluar dari Mesir. Kata Kerja Ibrani ; Yasya =

mengeluarkan, melepaskan (Bd. Kel. 6:5). Dari pengertian ini diandaikan Bangsa Israel

sebagai orang-orang tahanan yang terbelenggu dan Allah bertindak mengeluarkan,

melepaskan sehingga menjadi bangsa yang bebas dan merdeka dari perbudakan.

b) Mengeluarkan, melepaskan adalah sama artinya dengan membebaskan dan bahkan

menebus. Kata Kerja Ibrani : gaal atau pada (menebus atau penebusan) menunjuk

kepada tindakan Allah yang dengan sukarela menebus, membebaskan, memerdekakan

umatNya.

1 Alister E. Mcgrath. Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006). Hal. 1172

Page 3: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

c) Tindakan Allah menebus umat Israel dari perbudakan di Mesir adalah berdasar

hukumNya sendiri, (keadilan dan kebenaran Allah), sehingga keadilan dan kebenaran

Allah merupakan landasan dari tindakan Allah untuk menebus umatNya dari Mesir.

Jadi, peristiwa keluaran menekankan bahwa Pembenaran/Penebusan telah menjadi

fakta sejarah keselamtan, bahwa Allah telah datang, sedang dan masih terus bertindak

untuk mebenarkan/menebus manusia dari belenggu dosa.

2. Dalam Perjanjian Baru, Pembenaran/Penebusan dapat dimengerti dari fakta Kristus,

khususnya melalui kematian dan kebangkitanNya. Dengan kematian dan kebangkitan

Kristus, Allah menyatakan karya penyelamatan atas manusia melalui

Pembenaran/Penebusan di dalam dan melalui Yesus Kristus. Dalam hal ini, ada beberapa

catatan yang dapat memperjelas karya penyelamatan Allah melalui Pembenaran/Penebusan

di dalam dan melalui Yesus Kristus.3

a) Pembenaran/Penebusan dalam konteks Perjanjian Baru, bertalian dengan penghukuman

dan pengadilan, bahwa manusia yang nyata di dalam kondisi berdosa harus menerima

ganjaran hukuman mati. Namun di dalam pengadilan Allah, Yesus Kristus bertindak

sebagai Pembela dan Pengantara, mengambil alih hukuman mati atas diriNya sebagai

ganti kita (Bnd. I Tim. 2:6; Titus 1:14).

b) Dengan kematian Kristus di kayu salib sebagai ganti kita, Allah menyatakan Kebenaran

Forensis, dalam arti bahwa di forum Pengadilan Allah, Allah bertindak sebagai Hakim,

yang sesudah mengadili manusia menjatuhkan putusan, bahwa orang yang diadili

dipandang sebagai orang benar, tidak bersalah dan, oleh karenanya tidak mendapat

hukuman. Kebenaran Forensis sebagai kebenaran di Forum Pengadilan Allah,

didasarkan kepada tiga hal, yaitu : Sola Gratia (Hanya oleh Anugerah/kasih), Solus

Christus (Hanya oleh Kristus) dan Sola Fide (Hanya oleh Iman).

c) Jadi, dasar Pembenaran/Penebusan itu adalah pada fakta Kristus. Bahwa Kristus sudah

menyelesaikan karya penyelamatanNya melalui Pembenaran/Penebusan manusia dari

hukuman mati. Dan karya penyelamatan Allah berlanjut melalui kedatangan dan

pekerjaan Roh Kudus, yang membuahkan kebenaran Allah dan iman kepada Yesus

Kristus.

3 Donald Guthrie. Teologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008) hal. 123-124

Page 4: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

B. AKTUALISASI PEMBENARAN/PENEBUSAN DALAM REALITAS HIDUP ORANG

PERCAYA4

1. Pembenaran/Penebusan manusia dari belenggu dosa adalah merupakan perbuatan Allah

dan bersifat Kharis/Anugerah, yang selalu merupakan pemberian Allah. Diberi kepada

orang percaya kepada Yesus Kristus dan hanya kepadanya. Oleh karenanya, setiap orang

yang menerima anugerah Pembenaran/ Penebusan, di dalam merealisasikan existensi

kehidupannya mempunyai makna penyelamatan atas dirinya dan bagi orang lain.

2. Orang percaya sebagai yang dikenai karya Pembenaran/Penebusan oleh Allah, tidak boleh

tidak, harus menyatakan existensinya sebagai yang telah dibenarkan/ ditebus oleh iman

kepada Yesus Kristus. Itu berarti bahwa seluruh aspek kehidupan orang percaya di dalam

realisasi existensi kehidupannya, merupakan jawaban “YA” terhadap karya penyelamatan

Allah. Dengan kata lain satu-satunya cara manusia untuk menjawab “YA” terhadap karya

Penyelamatan Allah adalah melalui kehidupan yang etis yakni : Hidup benar dan damai di

hadapan Allah dan sesama manusia

Bab III Latar Belakang Surat Roma

4 Dr. Nico Syukur Dister, OFM. Pustaka Teologi TEOLOGI SISTEMATIKA 1, Allah Penyelamat (yogyakarta: Kanisius, 2004) Hal. 189-191

Page 5: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

A. Latar Belakang

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan

paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini diletakkan di depan ketiga

belas suratnya yang lain. Paulus menulis surat ini dalam rangka pelayanan rasulinya kepada

dunia bukan Yahudi. Bertentangan dengan tradisi gereja Katolik-Roma, jemaat di Roma

tidak didirikan oleh Petrus atau rasul yang lain. Jemaat di Roma ini mungkin didirikan oleh

orang dari Makedonia dan Asia yang bertobat di bawah pelayanan Paulus, mungkin juga oleh

orang-orang Yahudi yang bertobat pada hari Pentakosta (Kis 2:10). Paulus tidak memandang

Roma sebagai wilayah khusus dari rasul lain (Rom 15:20).

Di surat Roma Paulus meyakinkan orang percaya di Roma bahwa dia sudah berkali-kali

merencanakan untuk memberitakan Injil kepada mereka, namun hingga saat itu

kedatangannya masih dihalangi (Rom 1:13-15; Rom 15:22). Dia menegaskan kerinduan yang

sungguh untuk mengunjungi mereka sehingga menyatakan rencananya untuk datang dengan

segera (Rom 15:23-32).

Ketika menulis surat ini, menjelang akhir perjalanan misioner yang ketiga (bd. Rom

15:25-26; Kis 20:2-3; 1Kor 16:5-6), Paulus berada di Korintus di rumah Gayus (Rom 16:23;

1Kor 1:14). Sementara menulis surat ini melalui pembantunya Tertius (Rom 16:22), dia

sedang merencanakan kembali keYerusalem untuk hari Pentakosta (Kis 20:16; sekitar musim

semi tahun 57 atau 58) untuk menyampaikan secara pribadi persembahan dari gereja-gereja

non-Yahudi kepada orang-orang kudus yang miskin di Yerusalem (Rom 15:25-27). Segera

setelah itu, Paulus mengharapkan dapat pergi ke Spanyol untuk menginjil dan mengunjungi

gereja di Roma pada perjalanannya untuk memperoleh bantuan dari mereka bila makin ke

barat (Rom 15:24,28).5

B. Tujuan6

Paulus menulis surat ini untuk mempersiapkan jalan bagi pelayanannya di Roma serta

rencana pelayanan ke Spanyol. Tujuannya lipat dua.

1. Karena jemaat Roma rupanya mendengar kabar angin yang diputarbalikkan mengenai

berita dan ajaran Paulus (mis.Rom 3:8; Rom 6:1-2,15), Paulus merasa perlu untuk

menulis Injil yang telah diberitakannya selama dua puluh lima tahun.

5 Van Den End Th. Dr.. Tafsiran Alkitab Surat Roma (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008). Hal. 1-36 Ibid. hal. 4

Page 6: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

2. Dia berusaha untuk memperbaiki beberapa persoalan yang terjadi di dalam gereja

karena sikap salah orang Yahudi terhadap mereka yang bukan Yahudi (mis. Rom 2:1-

29; Rom 3:1,9) dan orang bukan Yahudi terhadap orang Yahudi (mis. Rom 11:11-36).

C. Survai7

Tema Surat Roma diketengahkan dalam Rom 1:16-17, yaitu bahwa di dalam Tuhan

Yesus dinyatakan kebenaran Allah sebagai jawaban terhadap murka-Nya kepada dosa.

Kemudian Paulus menguraikan kebenaran-kebenaran dasar dari Injil. Pertama, Paulus

menekankan bahwa persoalan dosa dan kebutuhan manusia akan kebenaran adalah umum

(Rom 1:18--3:20). Karena baik orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi berada di bawah

dosa dan karena itu di bawah murka Allah, tidak ada seorang pun yang dapat dibenarkan di

hadapan Allah terlepas dari karunia kebenaran melalui iman kepada Yesus Kristus (Rom

3:21--4:25).

Setelah dibenarkan secara cuma-cuma oleh kasih karunia melalui iman dan setelah

mendapatkan keyakinan akan keselamatan kita (pasal 5; Rom 5:1-21), karunia kebenaran

Allah itu dinyatakan dalam kematian kita bagi dosa dengan Kristus (pasal 6; Rom 6:1-23),

pembebasan kita dari pergumulan untuk mencapai kebenaran menurut hukum Taurat (pasal

7;Rom 7:1-26), pengangkatan kita sebagai anak-anak Allah dan hidup baru kita "melalui

Roh" yang menuntun kita kepada kemuliaan (pasal 8; Rom 8:1-39). Allah sedang

mengerjakan rencana penebusan-Nya kendatipun ketidakpercayaan Israel (pasal 9-11; Rom

9:1--11:36).Akhirnya, Paulus menyatakan bahwa kehidupan yang diubah dalam Kristus

mengakibatkan penerapan kebenaran dan kasih pada semua bidang kelakuan -- sosial, sipil,

dan moral (pasal 12-14; Rom 12:1--14:23). Paulus mengakhiri Surat Roma dengan

keterangan tentang rencananya pribadi (pasal 15; Rom 15:1-33) dan ucapan salam pribadi

yang panjang, nasihat terakhir, dan sebuah kidung pujian (pasal 16; Rom 16:1-27).

D. Ciri-ciri Khas

Tujuh ciri utama menandai surat ini.8

7 Ibid. hal. 12-138 Willy Marxsen. Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2008) hal. 106-108

Page 7: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

1. Surat Roma merupakan surat Paulus yang paling sistematis, surat teologis yang paling

hebat dalam PB.

2. Paulus menulis dengan gaya tanya-jawab atau gaya diskusi (mis. Rom 3:1,4-6,9,31).

3. Paulus memakai PL secara luas sebagai kekuasaan alkitabiah dalam menyampaikan

sifat sesungguhnya dari Injil.

4. Paulus menyampaikan "kebenaran Allah" sebagai inti penyataan Injil (Rom 1:16-17):

Allah membereskan segala sesuatu di dalam dan melalui Yesus Kristus.

5. Paulus memusatkan perhatian kepada sifat rangkap dari dosa bersama dengan

persediaan Allah di dalam Kristus untuk masing-masing aspek:

a. dosa sebagai pelanggaran pribadi (Rom 1:1--5:11), dan

b. prinsip "dosa" (Yun. he hamartia), yaitu kecenderungan bawaan yang alami untuk

berbuat dosa yang tinggal dalam hati setiap orang sejak kejatuhan Adam (Rom

5:12--8:39).

6. Roma 8 (Rom 8:1-39) adalah uraian yang paling luas dalam Alkitab mengenai peranan

Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.

7. Surat Roma berisi pembahasan yang paling berbobot mengenai penolakan Kristus oleh

orang Yahudi (terkecuali suatu golongan sisa), dan tentang rencana penebusan Allah

yang bermula dari Israel dan akhirnya menuju kembali kepada Israel (pasal 9-11; Rom

9:1--11:36).

Bab IV Analisis Konsep pembenaran

Menurut Paulus Berdasarkan Roma 5:16

Page 8: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

Untuk mengerti Roma 5:16 maka kita perlu melihat kembali kepada ayat-ayat sebelum

roma 5;16 dan sesudahnya dalam perikop ini. Pada ayat 12, Paulus menjelaskan, “Sebab itu,

sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut,

demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat

dosa.” Di sini, Paulus kembali menjelaskan konsep dosa yang sudah dijelaskannya tetapi dengan

penekanan pembeda antara manusia lama yaitu di dalam Adam dengan manusia baru yaitu di

dalam Kristus. Di ayat ini, Paulus menjelaskan tentang ngerinya dosa dengan tiga bagian

penjelasan, yaitu:9

Pertama, dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang. Kata “oleh” menurut bahasa

Yunaninya lebih tepat diterjemahkan through (melalui), sehingga arti aslinya adalah dosa telah

masuk ke dalam dunia melalui satu orang. Satu orang yang dimaksud adalah Adam (Kejadian

3:6). Kalau kita melihat kembali Kejadian 3:6, “Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu

baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi

pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada

suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.”, kita mendapati

yang pertama kali berdosa tentu adalah Hawa, tetapi Adam juga ikut bersalah karena taat kepada

istrinya, Hawa. Inilah dosa manusia pertama, yaitu ketidaktaatan (akan dijelaskan pada Roma

5:18-21) dan pembalikan posisi/ordo yang seharusnya. Dalm roma 5:14 Paulus mengatakan

bahwa Adam yang telah berbuat dosa, karena Adam sebagai perwakilan umat manusia yang

berdosa, karena dia dahulu yang mendapat mandat dari Allah untuk tidak memakan buah

pengetahuan baik dan jahat (Kejadian 2:16-17). Adam yang telah menerima mandat itu

seharusnya mengajar Hawa dan menegur tindakannya ketika Hawa berbuat salah/dosa, karena

yang menerima mandat dari Allah adalah suami/pria, tetapi realita yang terjadi adalah Adam

tidak menegur Hawa malah menyetujui tindakan Hawa. Itulah dosa. Di dalam Kejadian 3:6, ada

beberapa dosa yang dilakukan Hawa, yaitu: pertama, melihat dengan bayang-bayang yang tidak

beres. Dosa dimulai ketika seseorang mulai melihat apa yang tidak seharusnya dilihat dengan

motivasi yang tidak beres. Melihat perempuan yang cantik dan seksi tidak ada larangannya,

tetapi melihat perempuan yang cantik dan seksi serta menginginkannya, Tuhan Yesus

mengajarkan bahwa hal itu adalah dosa perzinahan (Matius 5:28). Hal yang sama juga dilakukan

oleh Hawa, yaitu melihat buah pengetahuan yang baik dan jahat dengan bayangan bahwa buah

9 Van Den End Th. Dr.. Tafsiran Alkitab Surat Roma (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008). Hal. 275

Page 9: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

itu enak/sedap dimakan dan memberikan “pengertian”. Kedua, setelah melihat dengan bayangan

yang tidak beres, Hawa memutuskan untuk mengambil buah itu dan memakannya. Kalau di titik

pertama, sesuatu dikatakan dosa jika melihat dengan motivasi/bayangan yang tidak beres, maka

Hawa lebih kurang ajar lagi, karena ia berani mengambil keputusan yang lebih berdosa, yaitu

mengambil buah itu dan memakannya. Permasalahan terjadi bukan ketika makan buah lalu

berdosa, tetapi esensi masalah terletak pada ketidaktaatan Hawa (dan tentu Adam). Ketidaktaatan

menghasilkan keputusan yang tidak taat/tidak beres. Dan lagi, ketiga, Hawa tidak mau

“sendirian” berdosa, ia juga “membagikan” dosanya kepada Adam dengan memberikan buah itu

kepada Adam. Itulah dosa manusia. Manusia tidak mau berdosa sendirian, ingin mengajak orang

lain juga ikut berdosa. Tidak usah heran, banyak agama dan gereja yang tidak beres selalu

menarik pengikut sebenarnya bukan untuk makin mengenal Tuhan dan Firman-Nya (Alkitab),

malahan menjerumuskan mereka ke dalam kesesatan demi kesesatan. Dan yang paling parah,

kesalahan Hawa diterima/disetujui oleh Adam. Begitu juga dengan dunia kita, ketika setan

menawarkan filsafat postmodernisme, atheisme, hedonisme, materialisme, dualisme, dll, banyak

manusia bahkan tidak sedikit orang “Kristen” tergiur dan akhirnya menyetujui filsafat-filsafat

tersebut. Itu saya sebut sebagai dosa kedua. Dosa pertama adalah ketidaktaatan, dan dosa kedua

adalah kelanjutan dari dosa pertama, yaitu mencoba mencari jalan keluar sendiri di luar Allah.

Roma 6:23). Ketika Allah menciptakan manusia, Ia menciptakan dengan amat baik (Kejadian

1:31). Tentu artinya, Ia menciptakan manusia dengan kapasitas kelengkapan (bukan

kesempurnaan), berarti manusia tidak dapat mati atau memiliki hidup kekal. Tetapi sayangnya,

akibat ketidaktaatan kepada Allah (dosa), manusia akhirnya harus mati, karena ia sendiri yang

dengan bodohnya memutuskan hidupnya. Kematian manusia disebabkan karena dosa, sehingga

jangan pernah menyalahkan Tuhan ketika kita atau orang yang kita kasihi meninggal. Itu adalah

suatu konsekuensi wajar dari dosa (meskipun kematian tetap diizinkan Allah). Kalau kita

kembali ke Kejadian 3, maka kita membaca bahwa setelah Adam dan Hawa berdosa, meskipun

mereka masih “hidup” tetapi secara rohani mereka sudah mati (terputusnya hubungan antara

Allah dengan manusia) dan nantinya, mereka akan mati secara fisik secara perlahan-lahan.

Dengan kata lain, kata “maut” atau kematian mempunyai beberapa arti, yaitu pertama, mati

secara fisik, yaitu ketika kita meninggal dan dikuburkan ; kedua, mati secara rohani, yaitu

terputusnya hubungan antara Allah dengan manusia dan ketiga, mati kekal adalah kematian

selama-lamanya di neraka. Dan dosa manusia mengakibatkan ketiga macam kematian itu.

Page 10: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

Orang-orang yang masih menyangkal dan di luar Kristus pun pasti mengalami tiga jenis

kematian ini. Ini membuktikan kengerian efek dari dosa.

Kedua, dosa menghasilkan maut. Geneva Bible Translation Notes memberikan keterangan

bahwa dosa yang telah dilakukan manusia pertama menghasilkan perasaan bersalah (guiltiness)

dan perasaan bersalah itu menghasilkan maut (upah dosa ialah maut)

Ketiga, maut telah menjalar kepada semua orang karena semua orang telah berbuat dosa.

Dosa mengakibatkan maut dan maut itu juga telah menjalar kepada semua orang. Kata

“menjalar” sama artinya dengan merambat/meluas (International Standard Version: spread).

Ketika manusia pertama harus mati akibat dosa, maka kita yang hidup di zaman postmodern pun

harus mati.

Paulus di dalam ayat 13, “Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia.

Tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum Taurat.” Dari Taurat lah, kita

mengenal dosa.10

Bukan hanya dosa, maut pun dijelaskan Paulus di ayat 14, “telah berkuasa dari zaman

Adam sampai kepada zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang

sama seperti yang telah dibuat oleh Adam, yang adalah gambaran Dia yang akan datang.” Kata

“berkuasa” dalam bahasa Yunani basileuo identik dengan kerajaan/kekuasaan raja. Dengan kata

lain, kematian mau tidak mau harus dialami oleh semua orang, bahkan para nabi Allah sekalipun

(kecuali atas perizinan Allah, seperti kasus Henokh—Ibrani 11:5). Inilah universalitas dosa dan

universalitas maut. Universalitas maut dijelaskan Paulus tetap menguasai orang-orang yang

“tidak berbuat dosa” sekalipun (atau tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang

Adam lakukan). Artinya, mereka yang juga tidak berdosa seperti Adam pun harus menanggung

akibat Adam, karena yang namanya dosa tetap harus dihukum.

Jalan keluar dari masalah dosa ini sudah disebutkan sedikit oleh Paulus di ayat 14 yaitu

“Dia yang akan datang.”11 Hal ini dijelaskan lagi secara rinci di ayat 15 “Tetapi karunia Allah

tidaklah sama dengan pelanggaran Adam. Sebab, jika karena pelanggaran satu orang semua

orang telah jatuh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-

Nya, yang dilimpahkan-Nya atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus.” Di sini,

Paulus membandingkan sekaligus memisahkan dua hal yaitu antara karunia Allah dan

pelanggaran (bahasa Yunaninya berarti penyelewengan) Adam/manusia. Karunia Allah pada

10 Ibid. Hal. 27811 Ibid. Hal. 280

Page 11: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

kalimat pertama menggunakan bahasa Yunani charisma yang bisa berarti deliverance (from

danger or passion) (=pembebasan/pelepasan dari bahaya atau nafsu {jahat}) Ini berarti karunia

Allah (King James Version/KJV: free gift) menunjuk pada dibebaskannya umat pilihan Allah

dari belenggu kegelapan dosa dan dibawanya mereka kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus

2:9). Hal ini jelas berbeda total dari penyelewengan Adam yang membawa manusia yang

diwakilinya bukan kepada terang Allah tetapi kepada kegelapan dosa (“jatuh di dalam kuasa

maut”). Selain itu, kasih karunia Allah juga dilimpahkan-Nya atas semua orang. Kata semua

orang lebih tepat diterjemahkan banyak orang (KJV memakai kata many, dan bukan all). Ini

adalah sebuah konsekuensi logis. Kalau dosa manusia pertama membawa malapetaka bagi

keturunannya, maka anugerah Allah di dalam Adam Kedua, yaitu Kristus membawa berkat bagi

keturunannya (semua umat pilihan-Nya di dalam Kristus). Berkat ini adalah berkat pembenaran

melalui iman (ayat 16).12

Dampak dari pembedaan kasih karunia Allah vs penyelewengan Adam adalah pembenaran

oleh iman vs penghukuman. Hal ini dipaparkan Paulus di ayat 16,13 “Dan kasih karunia tidak

berimbangan dengan dosa satu orang. Sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah

mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu

mengakibatkan pembenaran.” Di titik awal pada ayat ini, Paulus sudah menegaskan bahwa

karunia Allah tidak dapat diimbangkan/disamakan dengan dosa satu orang. Di mana letak

ketidakberimbangan/ketidaksamaan itu? Dengan arti yang cukup baik, Bahasa Indonesia Sehari-

hari menerjemahkan, “...Sebab sesudah satu orang melakukan pelanggaran, keluarlah vonis,

"Bersalah". Tetapi sesudah banyak orang berbuat dosa datanglah hadiah dari Allah yang

menyatakan, "Tidak bersalah".” Dengan kata lain, penghakiman berlaku atas satu orang yang

melakukan dosa/pelanggaran/penyelewengan atau karena satu orang berdosa, maka Allah

memvonis mereka “bersalah/berdosa”, tetapi pembenaran oleh iman dari Allah berlaku bagi

banyak orang yang sudah berdosa atau meskipun banyak orang berdosa (tidak hanya satu orang

saja), Allah dengan kedaulatan, kasih dan keadilan-Nya menyatakan bahwa mereka tidak

bersalah lagi atau dinyatakan benar (righteous). Inilah letak keunggulan anugerah Allah yang

jauh lebih indah dan berharga daripada apapun juga. Pembenaran oleh iman menunjukkan kasih

sekaligus keadilan-Nya kepada manusia pilihan-Nya. Pembenaran melalui iman menunjukkan

kasih-Nya, karena Ia mengetahui bahwa dengan usaha sendiri, manusia tak mungkin bisa

12 Ibid. Hal. 281-28313 Ibid. Hal. 284-285

Page 12: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

mencari jalan keluar dari jerat dosa, sehingga Ia mengaruniakan Putra Tunggal-Nya, Tuhan

Yesus Kristus untuk mati disalib demi menebus dosa manusia pilihan-Nya, sehingga mereka

(umat pilihan-Nya) cukup bertobat dan beriman di dalam Kristus dengan sungguh-sungguh,

mereka pasti dibenarkan dan diselamatkan. Pembenaran melalui iman menunjukkan keadilan-

Nya, karena hanya umat pilihan-Nya yang menerima pembenaran oleh iman, dan sisanya secara

otomatis “dibuang” oleh-Nya. Saya bisa menyimpulkan hal ini karena di ayat ini, pembenaran

oleh iman dikatakan berlaku bagi banyak orang (bukan semua orang)! Kata “banyak orang” tentu

menunjuk kepada orang-orang yang telah dipilih-Nya sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4).

Bukan hanya pembenaran melalui iman, orang-orang pilihan-Nya juga menerima hidup

sejati dan kuasa karena Kristus (ayat 17). King James Version menerjemahkan, “For if by one

man's offence death reigned by one; much more they which receive abundance of grace and of

the gift of righteousness shall reign in life by one, Jesus Christ” Selain dibenarkan melalui iman,

umat pilihan-Nya juga menerima anugerah Allah yang berkelimpahan dan pemberian kebenaran

keadilan yang berkuasa di dalam kehidupan kita melalui Satu Orang, Yesus Kristus. Ini

menunjukkan adanya hak istimewa (privilege) kita sebagai anak-anak Allah yaitu memiliki

hidup yang penuh dengan kelimpahan anugerah Allah sekaligus pemberian kebenaran keadilan.

Hal ini juga diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri, “Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup,

dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yohanes 10:10b). Hidup berkelimpahan jangan

diartikan hidup sukses, kaya, penuh uang, dll. Itu bukan yang sedang diajarkan oleh Tuhan Yesus

di dalam perikop tersebut. Hidup berkelimpahan adalah hidup yang sungguh-sungguh hidup di

dalam anugerah dan pemeliharaan Allah. Orang yang hidup berkelimpahan tidak tentu hidupnya

kaya, banyak uang, dll, tetapi orang yang hidup berkelimpahan adalah orang yang sungguh-

sungguh mengerti hidup (hidup yang sungguh-sungguh hidup) di dalam kerangka anugerah,

pemeliharaan dan kedaulatan Allah. Banyak orang dunia hidup tetapi sebenarnya mereka mati

(hidup yang tidak sungguh-sungguh hidup), karena mereka hidup seperti mesin di luar kehendak

dan jalan Allah. Tetapi anak-anak Allah mengerti makna hidup, karena mereka benar-benar

hidup di dalam kerangka kedaulatan Allah yang memimpin hidupnya sehari-hari. Hidup yang

dipimpin oleh Allah Roh Kudus adalah hidup yang berkelimpahan yang tak bisa dibandingkan

dengan kekayaan materi, kekuasaan, atau apapun juga.

Page 13: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

Bab V Kesimpulan

Pembenaran adalah Allah menyatakan mereka yang menerima Yesus sebagai orang yang

benar, berdasarkan kebenaran Kristus yang diimputasikan bagi mereka yang menerima Kristus.

Meskipun pembenaran secara prinsip terdapat di seuruh bagian Kitab Suci, bagian utama yang

menggambarkan pembenaran dalam hubungannya dengan orang-orang percaya adalah Roma

3:21-26. Namun sekarang Allah telah menunjukkan jalan yang lain untuk dibenarkan dalam

pandanganNya - bukan dengan menaati Taurat namun dengan cara yang telah dijanjikan dalam

Kitab Suci sejak dahulu kala. Kita dibenarkan dalam pandangan Allah ketika kita percaya kepada

Yesus Kristus yang menghapus dosa kita. Dan kita semua dapat diselamatkan dengan cara yang

sama, siapapun kita atau apapun yang telah kita lakukan. Semua orang telah berdosa, semua

tidak mencapai standar kemuliaan Allah. Namun Allah di dalam kemurahan dan anugrahNya

menyatakan kita tidak bersalah. Dia telah melakukan ini melalui Yesus Kristus, yang telah

membebaskan kita dengan menyingkirkan dosa-dosa kita. Allah telah mengutus Yesus untuk

menanggung hukuman dosa kita dan memuaskan murka Allah terhadap kita. Kita dijadikan

benar dengan Allah ketika kita percaya bahwa Yesus mencucurkan darahNya, mengorbankan

hidupNya untuk kita. Allah bertindak dengan adil dan benar ketika Dia tidak menghukum

mereka yang berdosa pada jaman dahulu. Dan Dia juga benar dan adil ketika pada masa sekarang

Dia membenarkan orang-orang berdosa dalam pandanganNya karena mereka percaya kepada

Yesus Kristus. 

Kita dibenarkan, dinyatakan tidak bersalah, pada saat momen keselamatan kita.

Pembenaran tidak membuat kita tidak bersalah, tapi menyatakan bahwa kita tidak bersalah.

Kebenaran kita berasal dari iman kepada karya Yesus Kristus yang sudah selesai.

PengorbananNya menutupi dosa-dosa kita, mengijinkan Allah memandang kita sempurna dan

tak bercela. Karena sebagai orang-orang percaya kita berada di dalam Kristus, Allah melihat

kebenaran Kristus ketika Dia memandang kita. Hal ini memenuhi tuntutan Allah untuk

kesempurnaan; dan karena itu Dia menyatakan kita tidak bersalah Dia membenarkan kita.

Dalam Roma 5:16 rasul Paulus memberikan penjelasan yang juga menjadi dasar dan

kesimpulan dari perikop ini bahwa Pembenaran yang dilakukan oleh Allah terhadap manusia

didasarkan pada prinsip anugerah atau Kasih karunia.

Page 14: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

DAFTAR PUSTAKA

Alister E. Mcgrath. Sejarah Pemikiran Reformasi (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006)

Page 15: Makalah Kosep Pembenaran Menurut Paulus

Donald Guthrie. Teologi Perjanjian Baru 2 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008)

Dr. Nico Syukur Dister, OFM. Pustaka Teologi TEOLOGI SISTEMATIKA 1, Allah

Penyelamat (Yogyakarta: Kanisius, 2004)

Willy Marxsen. Pengantar Perjanjian Baru (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2008)

Van Den End Th. Dr.. Tafsiran Alkitab Surat Roma (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008).