Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

30
MAKALAH AGAMA ISLAM “KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM” Disusun Oleh : 1. Hera Wijaya 140511041 2. Norman Esa 140511 3. Ary 140511 FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON OKTOBER 2014

description

Tugas Makalah AIK (Al-Islam Studi Kemuhamdiyaan)

Transcript of Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

Page 1: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

MAKALAH AGAMA ISLAM

“KONSEP AQIDAH DALAM ISLAM”

Disusun Oleh :

1. Hera Wijaya 140511041

2. Norman Esa 140511

3. Ary 140511

FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON

OKTOBER 2014

Page 2: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah yang maha megetahui dan maha bijaksana yang telah

memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya dan hanya kepada-Nya.

Salawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW yang

membimbing umat nya degan suri tauladan-Nya yang baik .

Dan segalah Syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan

anugrah,kesempatan dan pemikiran kepada kami untuk dapat menyelesaikan makalah

ini . makalah ini merupakan pengetahuan tentang konsep aqidah dalam islam, semua ini

di rangkup dalam makalah ini , agar pemahaman terhadap permasalahan lebih mudah di

pahami dan lebih singkat dan akurat .

Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi atas

materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut .Selanjutnya , membaca akan

masuk pada inti pembahasaan dan di akhiri dengan kesimpulan , saran dan makalah ini.

Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang konsep aqidah

islam, Kami penyusun mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu proses pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaaat bagi kita

semua.

Terimakasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Cirebon 13 Oktober 2014

Page 3: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Aqidah adalah pokok-pokok keimanan yang telah ditetapkan oleh Allah, dan

kita sebagai manusia wajib meyakininya sehingga kita layak disebut sebagai orang yang

beriman (mu’min).

Namun bukan berarti bahwa keimanan itu ditanamkan dalam diri seseorang

secara dogmatis, sebab proses keimanan harus disertai dalil-dalil aqli. Akan tetapi,

karena akal manusia terbatas maka tidak semua hal yang harus diimani dapat diindra

dan dijangkau oleh akal manusia.

Para ulama sepakat bahwa dalil-dalil aqli yang haq dapat menghasilkan

keyakinan dan keimanan yang kokoh. Sedangkan dalil-dalil naqli yang dapat

memberikan keimanan yang diharapkan hanyalah dalil-dalil yang qath’i.

Makalah ini menampilkan beberapa bahasan yang bisa membantu siapa saja yang ingin

memahami aqidah.

2. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan aqidah ?

2. Apa landasan filosofis dan religiusnya?

3. Apa saja ruang lingkup aqidah?

4. Apa kaidah dari aqidah?

5. Apa fungsi dan peran aqidah?

6. Apa prinsip aqidah ?

7. Apa Aliran Aqidah Islam?

Page 4: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

3. Tujuan Makalah

1. Menjelaskan pengertian aqidah

2. Menjelaskan landasan filosofis dan religiusnya

3. Menerangkan tentang ruang lingkup aqidah

4. Memaparkan delapan kaidah aqidah

5. Menyampaikan fungsi dan peran aqidah

6. menyampaikan prinsip Aqidah

7. mempaparkan prinsip Aqidah

Page 5: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DAN LANDASAN FILSOFIS AQIDAH ISLAM

1.1. Pengertian Aqidah Islam

Secara etimologi (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada – ya’qidu – ‘aqdan

yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah

berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu

tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.

Secara terminologis (isthilahan), terdapat beberapa definisi (ta’rif) antara lain:

1. Menurut Hasan al-Banna:

يقينا وتكون نفسك اليها وتطمئن قلبك بها يصدق أن يجب التى األمور هي العقائد

شك واليخالطه ريب يمازجه ال عندك

“Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh

hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak

bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan”

2. Munurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:

, , والفطرة والسمع بالعقل المسلمة البدهية الحق قضايا من مجموعة هي العقيدة

, , وثبوتها بوجودها قاطعا بصحتها جازما صدره عليها ويثنى قلبه اإلنسان عليها يعقد

أبدا يكون أو يصح أنه خالفها اليرى

“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma)

oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan

oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya secara

pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu”

Page 6: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

Untuk lebih memahami kedua definisi di atas maka perlu dikemukakan beberapa

catatan tambahan:

1. Ilmu terbagi dua: pertama ilmu dharuri, kedua ilmu nazhari. Ilmu yang

dihasilkan oleh indera, dan tidak memerlukan dalil disebut ilmu dharuri. Misalnya anda

melihat meja di hadapan mata, anda tidak lagi memerlukan dalil atau bukti bahwa benda

itu ada. Sedangkan ilmu yang memerlukan dalil atau pembuktian itu disebut ilmu

nazhari. Misalnya 1+1=2, tentu perlu dalil untuk orang yang belum tahu teori itu. Di

antara ilmu nazhari itu, ada hal-hal yang karena sudah sangat umum dan terkenal maka

tidak memerlukan lagi adanya dalil, misalnya sepeda bannya ada dua sedangkan mobil

bannya ada empat, tanpa dalil siapapun pasti mengetahui hal tersebut. Hal inilah yang

disebut badihiyah. Badihiyah adalah segala sesuatu yang kebenarannya perlu dalil

pembuktian, tetapi karena sudah sangat umum dan mendarah daging maka kebenaran

itu tidak perlu pembuktian lagi.

2. Setiap manusia memiliki fithrah mengakui kebenaran (bertuhan), indera untuk

mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan memerlukan wahyu untuk

menjadi pedoman menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Tentang Tuhan,

misalnya, setiap manusia memiliki fithrah bertuhan, dengan indera dan akal dia bisa

buktikan adanya Tuhan, tapi hanya wahyulah yang menunjukkan kepadanya siapa

Tuhan yang sebenernya.

3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan. Sebelum seseorang

sampai ke tingkat yakin dia akan mengalami lebih dahulu Syak (50%-50% antara

membenarkan dan menolak), kemudian Zhan (salah satu lebih kuat sedikit dari yang

lainnya karena ada dalil yang menguatkan), kemudian Ghalabatuz Zhan (cenderung

Page 7: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

menguatkan salah satu karena dalilnya lebih kuat, tapi masih belum bisa menghasilkan

keyakinan penuh), kemudian Ilmu/Yakin (menerima salah satu dengan sepenuh hati

karena sudah meyakini dalil kebenarannya). Keyakinan yang sudah sampai ke ringkat

ilmu inilah yang disebut aqidah.

4. Aqidah harus mendatangkan ketenteraman jiwa. Artinya lahiriyah seseorang bisa saja

pura-pura meyakini sesuatu, akan tetapi hal itu tidak akan mendatangkan ketenangan

jiwa karena dia harus melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan keyakinannya.

Kawin paksa misalnya, hidup satu rumah dengan orang yang tidak pernah dia sukai,

secara lahiriyah hubungan mereka telah sukses karena berakhir dipelaminan namun jiwa

mereka tidaklah tenteram seperti kelihatan.

5. Bila seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus menolak segala yang

bertentangan dengan kebenaran itu. Artinya seseorang tidak akan bisa meyakini

sekaligus dua hal yang bertentangan. Misalnya ada meyakini gula itu rasanya manis,

tentunya anda akan menolak untuk meyakini bahwa gula itu rasanya asin, tidak

mungkin anda yakin bahwa gula itu rasanya manis dan asin.

6. Tingkat keyakinan (aqidah) seseorang tergantung kepada tingkat pemahamannya

terhadap dalil. Misalnya:

– Anda akan meyakini adanya beasiswa bila anda mendapatkan informasi tentang

beasiswa tersebut dari orang yang anda kenal tidak pernah berbohong.

– Keyakinan itu akan bertambah apabila anda mendapatkan informasi yang sama dari

beberapa orang lain, namun tidak menutup kemungkinan bahwa anda akan meragukan

kebenaran informasi itu apabila ada syubuhat (dalil dalil yang menolak informasi

tersebut).

Page 8: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

– Bila anda melihat pengumuman beasiswa di fakultas maka bertambahlah keyakinan

anda sehingga kemungkinan untuk ragu semakin kecil

– Apabila anda diberi formulir pengajuan beasiswa maka keyakinan anda semakin

bertambah dan segala keraguan akan hilang bahkan anda tidak mungkin ragu lagi

bahkan anda tidak akan merubah pendirian anda sekalipun semua orang menolaknya

– Ketika anda bolak balik mengurus segala yang terkait dengan beasiswa maka

bertambahlah pengetahuan dan pengalaman anda tentang beasiswa yang diyakini tadi.

1.2. Landasan Filosofis Aqidah Islam

Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan As-

Sunnah.

Allah mengutus (Rasul) yang membawa pesan dari-Nya untuk disampaikan kepada

seluruh umat manusia. Pesan Allah itu ditulis dalam Al-Kitab (Al-Qur’an). Allah

menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia untuk mengenal

adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil perbuatan-Nya Yang

Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan berhati-hati. Yang

menerima hikmah-hikmai inilah yang disebut “Hukuman” atau “Filosof.

Berikut beberapa pendapat para filosof barat tentang Tuhan:

Pendapat Xenophanes

Xenophanes menyatakan: “Tuhan hanya satu, yang terbesar di antara dewa dan

manusia, tidak serupa dengan makhluk yang fana.”

“Tuhan Yang Esa itu tidak dijadikan tidak bergerak dan berubah-ubah, dan ia mengisi

seluruh alam. Dia melihat semuanya, mendengar semua dan memikirkan seluruhnya.

Mudah sekali Ia memimpin alam ini dengan kakuatan fikirNya.”

Page 9: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

Pendapat Socrates

Socrates menyatakan: “Tuhan pencipta ala mini bukanlah hanya untuk memikirkan dan

memperhatikan manusia saja, tapi ialah roh bagi manusia. Jika tidak begitu cobalah

sebutkan padaku, hewan manakah yang dapat mengetahui adanya Tuhan yang mengatur

susunan tubuh yang mempunyai sifat-sifat tinggi seperti ini! Coba katakana hewan

mana selain manusia yang dapat dibawa akalnya menyembah dan berkhidmah kepada

Tuhan?”

Pendapat Descartes

Descartes menyatakan: “Saya tidak menjadikan diri saya sendiri. Sebab kalau saya

menjadikan, tentulah saya dapat memberikan segala sifat kesempurnaan kepada diri

saya itu. Oleh sebab itu tentu saya dijadikan oleh Dzat yang lain. Dan sudah pasti pula

Dzat lain itu menjadikan saya mempunyai sifat-sifat kesempurnaan, kalau tidak akan

sama halnya dengan diri saya.”

“Saya selalu merasa diri saya dalam kekurangan, dan pada waktu itu juga diri saya

merasa tentu ada Dzat yang tidak kekurangan, yakni sempurna. Dan Dzat yang

sempurna itu ialah Allah”

Mari kita kaji Al-Qur’an lalu kita perhatikan kandungannya, bahwa apa yang

dinyatakan oleh para filosof di atas, semakna dengan apa yang dinyatakan oleh Allah di

dalam Al-Qur’an:

Dan Apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik

air(ma

Dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata:

“Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?”

Page 10: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama.

dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk. [QS.36:77-79].

Maka hendaklah manusia memperhatikan dari Apakah Dia diciptakan?

Dia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki

dan tulang dada perempuan.

Sesungguhnya Allah benar-benar Kuasa untuk mengembalikannya (hidup sesudah

mati). [QS.86:5-8]

Dari uraian di atas, nyatalah bahwa pada hakikatnya landasan aqidah Islam adalah Al-

Qur’an dan Sunnah.

B. FUNGSI DAN PERANAN AKIDAH ISLAM

a. Fungsi akidah islam ,diantaranya yaitu :

1. Sebagai pondasi untuk mendirikan bangunan Islam.

2. Merupakan awal dari akhlak yang mulia. Jika seseorang memiliki aqidahyang kuat

pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia, dan

bermu’amalat dengan baik.

3. Semua ibadah yang kita laksanakan jika tanpa ada landasan aqidah maka ibadah kita

tersebut tidak akan diterima

b. Sedangkan peran akidah dalam islam meliputi :

1. Aqidah merupakan misi pertama yang dibawa para rasul Allah.

Allah berfirman:Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat

(untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (QS. An-Nahl:

36).

Page 11: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

2. Manusia diciptakan dengan tujuan beribadah kepada Allah.

Allah berfirman:”Dan tidaklah aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk

menyembah-Ku”. (QS. Adz-Dzariyat: 56).

3. Aqidah yang benar dibebanrkan kepada setiap mukallaf.

Nabi bersabda:”Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi

bahwasanya tiada sesembahan yang sebenarnya selain Allah dan bahwasanya

Muhammad adalah rasul utusan Allah.” (Muttafaq ‘alaih).

4. Berpengang kepada aqidah yang benar merupakan kewajiban manusia seumur hidup.

Allah berfirman:”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami ialah Allah

kemudian merkea beristiqomah (teguh dalam pendirian mereka) maka para malaikat

akan turun kepada mereka (seraya berkata) : “Janganlah kamu merasa takut dan

janganlah kamu merasa sedih dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga

yang dijanjikan Allah kepadamu.”(QS. Fushilat: 30).

5. Aqidah merupakan akhir kewajiban seseorang sebelum meninggalkan dunia yang

fana ini.

Nabi saw bersabda:“Barangsiapa yang akhir ucapannya “Tiada sesembahan yang

berhak disembah selain Allah niscaya dia akan masuk surga”. (HSR. Al-Hakim dan

lainnya).

6. Aqidah yang benar telah mampu menciptakan generasi terbaik dalam sejarah umat

manusia, yaitu generasi sahabat dan dua generasi sesusah mereka.

Allah berfirman:”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, kamu

menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada

Allah.” (QS. Ali-Imran: 110).

Page 12: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

7. Kebutuhan manusia akan aqidah yang benar melebihi segala kebutuhan lainnya

karena ia merupakan sumber kehidupan, ketenangan dan kenikmatan hati seseorang.

Dan semakin sempurna pengenalan serta pengetahuan seorang hamba terhadap Allah

semakin sempurna pula dalam mengagungkan Allah dan mengikuti syari’at-Nya.

1.3. Landasan Religius Aqidah Islam

Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Artinya apa saja yang disampaikan

oleh Allah dalam Al-Qur’an dan oleh Rasulullah dalam Sunnahnya wajib diimani

(diyakini dan diamalkan).

Akal pikiran tidaklah menjadi sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-

nash yang terdapat dalam kedua sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan –

membuktikan secara ilmiah kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun

harus didasari oleh suatu kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu

yang terbatas/akal tidak akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas. Misalkan,

saat ditanya, kekal [sesuatu yang tidak terbatas] itu sampai kapan?, maka akal tidak

akan mampu menjawabnya karena akal itu terbatas.

Aqidah itu mempunyai sifat keyakinan dan kepastian sehingga tidak mungkin ada

peluang bagi seseorang untuk meragukannya. Dan untuk mencapai tingkat keyakinan

ini, aqidah Islam wajiblah bersumber pada dua warisan tersebut [Al-Qur’an Hadits]

yang tidak ada keraguan sedikit pun padanya. Dan akal bukanlah bagian dari sumber

yang tidak ada keraguan padanya. Dengan kata lain, untuk menjadi sumber aqidah,

maka asal dan indikasinya haruslah pasti dan meyakinkan, tidak mengandung sedikut

pun keraguan. Jika kita memandang Al-Qur’an dari segi wurud, maka ia adalah pasti

lagi meyakinkan karena telah ditulis selagi Rasulullah masih hidup dan juga dihafal

Page 13: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

serta sejumlah besar sehabat yang mustahil mereka sepakat berdusta untuk

memalsukannya. Dan juga karena itu, tidak pernah timbul perselisihan tentang

kesahihan Al-Qur’an di kalangan umat Islam sejak dahulu hingga sekarang.[7] Tidak

pernah ada yang berbeda pendapat bahwa Tuhan itu ada, bahwa Tuhan itu satu, bahwa

Tuhan itu mahakuasa.

Aqidah atau iman itu mempunyai peran dan pengaruh dalam hati. Ia mendorong

manusia untuk melakukan amal-amal yang baik dan meninggalkan perbuatan keji dan

mungkar. Ia mengawal dan membimbing manusia ke jalan yang lurus dan benar serta

menjaganya untuk tidak tergelincir ke dalam lembah kesesatan; dan juga menanamkan

dalam dirinya kecintaan kepada kebenaran dan kebaikan. Sesungguhnya hidayah Allah

hanya diberikan kepada manusia yang hatinya telah dimasuki iman.

Allah berfirman dalam Surat al-Taghabun/64:11 :

التغابن . . .( . . . قلبه يهد بالله يؤمن )11ومن

“Dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Allah akan memberi hidayah

kepada hatinya.”

Pada hakikatnya, iman yang dalam hati itu atau aqidah ibarat nur atau cahaya yang

menerangi hati dan sangat diperlukan oleh manusia dalam kehidupannya di dunia.

Tanpa cahaya itu hati sangat gelap, sehingga akan sangat mudah orang tergelincir dalam

lembah maksiat. Ibarat orang yang berjalan pada waktu malam tanpa lampu atau

cahaya, ia akan sangat mudah terperosok ke dalam lobang atau jurang. Demikianlah

peranan iman yang merupakan bangunan bawah/fondasi utama dari kepribadian yang

kukuh dan selalu mengawal serta membuat hati agar selalu baik dan bersih, sehingga

dapat memberi bimbingan bagi manusia ke arah kehidupan yang tenteram dan bahagia.

Page 14: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

2. RUANG LINGKUP, KAIDAH, FUNGSI SERTA MANFAAT AQIDAH ISLAM

1. Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah

Meminjam sistimatika Hasaln al-Banna maka ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:

1. Ilahiyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilah

(Tuhan, Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, af’al Allah dan

lainnya.

2. Nubuwat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Nabi

dan Rasul, termasuk tentang Kitab-Kitab Allah, mu’jizat, karamat dan lain sebagainya.

3. Ruhaniyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan alam

metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syetan, Roh dan lain sebagainya.

4. Sam’iyyat. Yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat

Sam’i (dalil naqli berupa Al-Qur’an dan Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab

kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka dan lain sebagainya.

Di samping sistimatika di atas, pembahasan aqidah bisa juga mengikuti sistimatika

arkanul iman (rukun iman) yaitu:

1. Iman Kepada Allah SWT.

2. Iman Kepada Malaikat (termasuk juga makhluk ruhani lain seperti Jin, Iblis dan

Syetan).

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah.

4. Iman Kepada Nabi dan Rasul.

5. Iman Kepada Hari Akhir.

6. Iman Kepada Takdir Allah.

Page 15: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

3. Delapan Kaidah Aqidah

1. Apa yang saya dapat dengan indera saya, saya yakin adanya, kecuali bila akal saya

mengatakan “tidak” berdasarkan pengalaman masa lalu.

Misalnya, bila saya untuk pertama kali melihat sepotong kayu di dalam gelas berisi air

putih kelihatan bengkok, atau melihat genangan air di tengah jalan [fatamorgana], tentu

saja saya akan membenarkan hal itu. Tapi bila terbukti kemudian bahwa hasil

penglihatan indera saya salah maka untuk kedua kalinya bila saya melihat hal yang

sama, akal saya langsung mengatakan bahwa yang saya lihat tidak demikian adanya.

2. Keyakinan, di samping diperoleh dengan menyaksikan langsung, juga bias melalui

berita yang diyakini kejujuran si pembawa berita.

Banyak hal yang memang tidak atau belum kita saksikan sendiri tapi kita meyakini

adanya. Misalnya anda belum pernah ke Thailand, Afrika atau Yaman, tapi anda

meyakini bahwa negeri-negeri tersebut ada. Atau tentang fakta sejarah, tentang Daulah

Abbasiyah, Umayyah atau tentang kerajaan Majapahit, dan lain-lain, anda meyakini

kenyataan sejarah itu berdasarkan berita yang anda terima dari sumber yang anda

percaya.

3. Anda tidak berhak memungkiri wujudnya sesuatu, hanya karena anda tidak bisa

menjangkaunya dengan indera anda. Kemampuan alat indera memang sangat terbatas.

Telinga tidak bisa mendengar suara semut dari jarak dekat sekalipun, mata tidak bisa

menyaksikan semut dari jarak jauh. Oleh karena itu, seseorang tidak bisa memungkiri

wujudnya sesuatu hanya karena inderanya tidak bisa menyaksikannya.

4. Seseorang hanya bisa menghayalkan sesuatu yang sudah pernah dijangkau oleh

inderanya.

Page 16: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

Khayal manusiapun terbatas. Anda tidak akan bisa menghayalkan sesuatu yang baru

sama sekali. Waktu anda menghayalkan kecantikan seseorang secara fisik, anda akan

menggabungkan unsur-unsur kecantikan dari banyak orang yang sudah pernah anda

saksikan.

5. Akal hanya bisa menjangkau hal-hal yang terikat dengan ruang dan waktu.

Tatkala mata mengatakan bahwa tiang-tiang listrik berjalan waktu kita menyaksikannya

lewat jendela kereta api akal dengan cepat mengoreksinya. Tapi apakah akal bisa

memahami dan menjangkau segala sesuatu? Tidak. Karena kemampuan akalpun

terbatas. Akal tidak bisa menjangkau sesuatu yang tidak terikat dengan ruang dan

waktu.

6. Iman adalah fithrah setiap manusia.

Setiap manusia memiliki fithrah mengimani adanya Tuhan. Pada saat seseorang

kehilangan harapan untuk hidup, padahal dia masih ingin hidup, fithrahnya akan

menuntun dia untuk meminta kepada Tuhan. Misalnya bila anda masuk hutan, dan

terperosok ke dalam lubang, pada saat anda kehilangan harapan untuk bisa keluar dari

lubang tiu, anda akan berbisik “Oh Tuhan!”

7. Kepuasan materil di dunia sangat terbatas.

Manusia tidak akan pernah puas secara materil. Seorang yang belum punya sepeda ingin

punya sepeda. Setelah punya sepeda ingin punya motor dan seterusnya sampai mobil,

pesawat, dan lain lain. Bila keinginan tercapai maka akan berubah menjadi sesuatu yang

“biasa”, tidak ada rasa kepuasan pada keinginan itu. Selalu saja keinginan manusia itu

ingin lebih dari apa yang sudah di dapatnya secara materil. Dan keinginan manusia akan

dipuaskan secara hakiki di alam sesudah dunia ini.

Page 17: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

8. Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya

Allah.

Jika anda beriman kepada Allah, tentu anda beriman dengan segala sifat-sifat Allah,

termasuk sifat Allah Maha Adil. Kalau tidak ada kehidupan lain di akhirat, bisakah

keadilan Allah itu terlaksana? Bukankah tidak semua penjahat menanggung akibat

kejahatannya di dunia ini? Bukankah tidak semua orang yang berbuat baik merasakan

hasil kebaikannya?. Bila anda menonton film, ceritanya belum selesai tiba-tiba saja

dilayar tertulis kalimat “Tamat”, bagaimana komentar anda? Oleh sebab itu, iman anda

dengan Allah menyebabkan anda beriman dengan adanya alam lain sesudah alam dunia

ini yaitu Hari Akhir.

4. Fungsi Aqidah

Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan

yang akan didirikan harus semakin kokoh pula fondasi yang dibuat. Kalau fondasinya

lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa fondasi.[10]

Kalau ajaran Islam kita bagi dalam sistimatika Aqidah Ibadah Akhlak dan Mu’amalat,

atau Aqidah Syari’ah dan Akhlak, atau Iman Islam dan Ihsan, maka ketiga/keempat

aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sama sekali. Satu sama lain saling terkait.

Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan

tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang

tidak akan diterima oleh Allah swt kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Misalnya orang

nonmuslim memberi beras kepada seorang yang miskin, amal ibadah orang itu nilainya

Page 18: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

NOL di hadapan Allah, Allah tidak menerima ibadahnya karena orang itu tidak punya

landasan aqidah.

Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban formal, misalnya zakat,

tapi dia tidak akan bisa menghindar dari aqidah. Misalnya, aqidah mewajibkan orang

percaya bahwa Tuhan itu cuma satu yaitu Allah, orang yang menuhankan Allah dan

sesuatu yang lain [uang misalnya] maka akan kelihatan nanti, tidak bisa ditutup-tutupi,

tidak bisa direkayasa. Entah dari bicaranya yang seolah-olah uang telah membantu

hidupnya, tanpa uang dia tidak akan nisa hidup, atau dari perilakunya yang satu minggu

sekali datang ke pohon besar dan berdoa disitu.

Itulah sebabnya kenapa Rasulullah SAW selama 13 tahun periode Mekah memusatkan

dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh. Sehingga bangunan Islam

dengan mudah berdiri di periode Madinah. Dalam dunia nyatapun ternyata modal untuk

membangun sebuah bangunan itu lebih besar tertanam di fondasi.

Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka

syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

E. ALIRAN AKIDAH ISLAM

Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih + 120 H.pada abad permulaan kedua hijriah di kota

Basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, karena paham ini mampu menyusup ke

dalam masyarakat Islam di Barat dan di Timur bahkan sampai ke Indonesia.

Pokok-pokok pendirian mu’tazillah setiap orang yang memeluk aliran mu’tazillah

diharusan untuk memegang kepada lima ajaran :

a. Tauhid (Ke-Esaan)

Page 19: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

b. Al-Adlu (Keadilan )

c. Wal-wal Wa’id (Janji dan Acaman)

d. Al-Manzilah Bainal Manziladaini (tempat diantara dua)

e. Amar Ma’rup Nahi Munkar (Menyuruh krbaikan dan melarang kejelekan)

Ahli sunnah dan jama’ah ini kelihatannya timbul sebagaireaksi terhadap paham-paham

glongan mu’tazilah yang telah dijelaskan sebelumnya dan terhadap sikap mereka dalam

menyiarkan ajaran-ajaran itu. Aliran ini terdiri dari beberapa ajaran, diantaranya :

1. Ajaran-Jaran Al-asy’ariyah

2. Ajaran Maturi

Page 20: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam keseluruhan bangunan Islam, aqidah dapat diibaratkan sebagai fondasi. Di mana

seluruh komponen ajaran Islam tegak di atasnya. Aqidah merupakan beberapa prinsip

keyakinan. Dengan keyakinan itulah seseorang termotivasi untuk menunaikan

kewajiban-kewajiban agamanya. Karena sifatnya keyakinan maka materi aqidah

sepenuhnya adalah informasi yang disampaikan oleh Allah Swt. melalui wahyu kepada

nabi-Nya, Muhammad Saw.

Pada hakikatnya filsafat dalam bahasan aqidah tetap bersumber pada Al-Qur’an dan

Sunnah. Allah menganugerahkan kebijakan dan kecerdasan berfikir kepada manusia

untuk mengenal adanya Allah dengan memperhatikan alam sebagai bukti hasil

perbuatan-Nya Yang Maha Kuasa. Hasil perbuatan Allah itu serba teratur, cermat dan

berhati-hati.

Sumber aqidah Islam adalah Al-Qur’an dan Sunnah. Akal pikiran tidaklah menjadi

sumber aqidah, tetapi hanya berfungsi memahami nash-nash yang terdapat dalam kedua

sumber tersebut dan mencoba –kalau diperlukan – membuktikan secara ilmiah

kebenaran yang disampaikan Al-Qur’an dan Sunnah. Itupun harus didasari oleh suatu

kesadaran bahwa kemampuan akal sangat terbatas. Sesuatu yang terbatas/akal tidak

akan mampu menggapai sesuatu yang tidak terbatas.

Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka

syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

Page 21: Makalah Konsep Aqidah Dalam Islam