Makalah Kimpang(Uswatun, Ika, Indah THP UMBY)

33
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup dalam masyarakat menjadi sadar akan pangan dan gizi serta sadar untuk menjadi konsumen yang baik. Dewasa ini, masyakat bukan hanya tertarik pada aspek apakah bahan pangan membarikan cita rasa enak, apakah anak-anak mau menikmati pangan yang disajikan, tetapi lebih dari itu masyarakat telah tertarik pada hal-hal apakah bahan pangan itu baik untuk dikonsumsi dan komponen apa saja yang terdapat didalamnya. Pangan pada hakikatnya merupakan kebutuhan dasar yang penting untuk kehidupan manusia dan yang paling hakiki untuk mempertahankan hidupnnya. Pada umumnya dalam pengolahan pangan diberikan beberapa perlakuan dengan berbagai cara antara lain dengan penambahan bahan tambahan dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan, memperbaiki tekstur, kelezatan atau kenampakan. Teknologi pengolahan pangan di Indonesia sekarang berkembang cukup pesat,diiringi dengan penggunaan 1

description

makalah ini untuk memenuhi makul kimpang

Transcript of Makalah Kimpang(Uswatun, Ika, Indah THP UMBY)

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangKita hidup dalam masyarakat menjadi sadar akan pangan dan gizi serta sadar untuk menjadi konsumenyang baik. Dewasa ini,masyakat bukanhanya tertarikpada aspek apakah bahan pangan membarikan cita rasa enak, apakah anak-anak mau menikmati pangan yang disajikan, tetapi lebih dari itu masyarakat telah tertarik pada hal-hal apakah bahan pangan itu baik untuk dikonsumsi dan komponen apa saja yang terdapat didalamnya.Pangan pada hakikatnya merupakan kebutuhan dasar yang penting untuk kehidupan manusia dan yang paling hakiki untuk mempertahankan hidupnnya. Pada umumnya dalam pengolahan pangan diberikan beberapa perlakuan dengan berbagai cara antara lain dengan penambahan bahan tambahan dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan, memperbaiki tekstur, kelezatan atau kenampakan. Teknologi pengolahan pangan di Indonesia sekarang berkembang cukup pesat,diiringi dengan penggunaan bahan tambahan pangan yang juga makin meningkat. Berkembangnya produk pangan awet saat ini, hanya mungkin terjadi karena semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap berbagai jenis makanan yang praktis dan awet. Kesalahan teknologi dan penggunaan bahan tambahan yang diterapkan, baik sengaja maupun tidak disengaja dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan atau keamanan konsumen. (Anggraini, 2008). Munculnya masalah keamanan pangan salah satu penyebabnya adalah adanya bahan kimia berbahaya yang masuk ke dalam tubuh manusia yang berasal dari bahan tambahan dan kontaminan. Penggunaan bahan tambahan pangan yang baik dan sesuaidengan ketentuan, menjadi harapan para konsumen. Oleh karena itu, penulis inginmengetahui lebih lanjut mengenai bahan tambahan pangan (BTP).

B. Rumusan MasalahRumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Apa definisi Bahan Tambahan Pangan (BTP)?2. Apa tujuan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)?3. Apa saja jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP) beserta kegunaannya?4. Bagaimana ketentuan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)?5. Apa dampak yang ditimbulkan dari penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP) bagi kesehatan?

C. TujuanTujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Bahan Tambahan Pangan (BTP).2. Antuk mengetahui tujuan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)3. Untuk mengetahui jenis dari Bahan Tambahan Pangan (BTP) beserta fungsinya.4. Untuk mengetahui ketentuan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)?5. Untuk mengetahui dampak yang timbul sebagai akibat dari penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)

D. Manfaat Dengan penulisan makalah yang berjudul Bahan Tambahan Pangan (BTP) diharapkan dapat menambah wawasan penulis dan pembaca tentang Bahan Tambahan Pangan (BTP) yang didalamnya menakup definisi, tujuan, jenis, fungsi, ketentuan penggunaan dan dampak dari pemakaian Bahan Tambahan Pangan (BTP) itu sendiri. Sehingga kita dapat melakukan pengolahan pangan untuk mengasilkan produk pangan yang aman dan layak dikonsumsi.

BAB IIISI DAN PEMBAHASAN

A. Definisi Bahan Tambahan Pangan (BTP)Definisi bahan tambahan pangan dalam peraturan menteri kesehatan RI No.772/ MENKES/ PER / IX/ 88 NO. 1168/ MENKES / PER / X / 1999 secara umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan biasanya bukan merupakan komponenkhas makanan, mempunyai atau tidak mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan kedalam bahan makanan untuk maksud teknologi pada pembuatan, pengolahan, penyiapan, perlakuan, pengepakan, pengemasan, dan penyimpanan.BahanTambahanMakanan(BTM)atauseringpuladisebutBahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan yang ditambahkan ke dalam makanan untuk mempengaruhi sifat ataupun bentuk makanan (Yuliarti, 2007). Penambahan bahantambahan pada makanan memiliki dosis tertentu karena bahan tambahan makanan dapat menyebabkan bahaya kesehatan.Peraturan pemerintah nomor 28 tahun 2004 tentang keamanan, mutu, dan gizi pangan pada bab 1 pasal 1 menyebutkan, yang dimaksud dengan bahantambahan pangan adalah bahan yang ditambahkan kedalam makanan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan atau produk pangan.Menurut FAO di dalam Furia (1980), bahan tambahan pangan adalah senyawa yang sengaja ditambahkan kedalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu danterlibat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan. Bahan iniberfungsi untuk memperbaiki warna, bentuk,cita rasa,dan tekstur, sertamemperpanjang masa simpan, dan bukan merupakan bahan (ingredient) utama. Menurut Codex, bahan tambahan pangan adalah bahan yang tidak lazim dikonsumsi sebagai makanan, yang dicampurkan secara sengaja pada proses pengolahan makanan. Bahan ini ada yang memiliki nilai gizi dan ada yang tidak (Saparinto, 2006).Sejak pertengahan abad ke-20 ini, peranan bahan tambahan pangan (BTP) khususnya bahan pengawet menjadi semakin penting sejalan dengan kemajuan teknologi produksi bahan tambahan pangan sintesis. Banyaknya bahan tambahan pangan dalam bentuk lebih murni dan tersedia secara komersil dengan harga yang relative murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang berarti meningkatkan konsumsi bahan tersebut bagi setiap individu.Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) dalam proses produksi pangan perlu diwaspadai bersama, baik oleh produsen maupun oleh konsumen. Dampak penggunaanya dapat berakibat positif maupun negative bagi mastyarakat. Penyimpangan penggunaanya dapat membahayakan penggunanya, khususnya generasi muda sebagai penerus pembangun bangsa. Bidang pangan diharapka dapat memberikan sesuatu yang lebih baik untuk masa yang akan datang yang aman dan layak untuk dikonsumsi, bergizi serta mampu bersaing dalam pasar global.B. Tujuan Penggunaan BTPTujuan penggunaan bahan tambahan pangan adalah dapat meningkatkan atau mempertahankan nilai gizi dan kualitas daya simpan. Bahan tambahan pangan yang digunakan hanya dapat dibenarkan apabila, tidak digunakan untuk menyembunyikan atau menutupi penggunaan bahan yang salah atau yang tidak memenuhi persyaratan dan tidak digunakan untuk menyembunyikan cara kerja yang bertentangan dengan cara produksi yang baik untuk pangan serta tidak digunakan untuk menyembunyikan kerusakan bahan pangan (BPOM, 2003).Menurut Winarno (1980 ) BTP atau food additive yang digunakan harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :1. Dapatmempertahankannilaigizimakanantersebut2. Tidakmengurangizat-zatessensialdalammakanan.3. Dapatmempertahankanataumemperbaikimutumakanan.4. Menarikbagikonsumendantidakmerupakanpenipuan.Dalam kehidupan sehari-hari BTP sudah umum digunakan namun sering terjadi kontroersi karena banyak produsen pangan menggunakan bahan tambahan pangan yang berbahaya bagi kesehatan serta melebihi dari dosis yang diizinkan dalam industri. Bahan tambahan pangan bukan merupakan bahan pokok dalam suatu poses pengolahan makanan. Secara khusus tujuan penggunaan BTP dalam pangan adalah untuk:1. Mengawetkanmakanandenganmencegahpertumbuhanmikrobaperusakpangan atau mencegah terjadinya reaksi kimia yang dapat menurunkanmutu pangan.2. Membentukmakananmenjadilebihbaik,renyahdanenakdimulut3. Memberikanwarnadanaromayanglebihmenarik4. Meningkatkankualitaspangan.5. Menghematbiaya.

C. Jenis Bahan Tambahan Pangan (BTP) dan kegunaannyaBahan tambahan pangan (BTP) memiliki jenis dan kegunaan yang sangat beragam mulai dari pengawet, pemanis, antioksidan, dst. Jenis bahan tambahan pangan (BTP) yang sering digunakan dalam industri pengolahan pangan adalah sebagai berikut :1. Asam 2. Basa 3. Garam dan Sistem Buffer4. Chelating agents (Sequestrants)5. Antioksidan6. Agen Antimikroba7. Penguatan pemanis tidak bergizi dan pemanis rendah kalori8. Alcohol polyhydric pembentuk tekstur dan pemanis pengurang kalori9. Penstabil dan pengental10. Zat pengganti lemak11. Masticatory substance12. Pembentuk tekstur kenyal/kencang13. Pengontrol kenampakan dan agen penjernih14. Agen pemutih tepung dan pengembang roti15. Agen anti kempal (Anticaking agents)16. Gas dan bahan bakarDari 16 jenis BTP dapat digolongkan menjadi 10 golongan bahan tambahan pangan (BTP) yaitu sebagai berikut:1. ZatpewarnaUntuk memperbaiki warna makanan atau minuman. Contoh zat warna : karmin, klorofil, tartrazin, karotein, titanium diroksida.2. ZatpengawetUntuk mencegah atau menghambat tumbuhnya bakteri sehingga tidak terjadi pembusukan, pengsaman atau peruraian makanan.Contoh pengawet : asam benzoat dan nitrit.3. PemanisUntuk memberikan rasa manis atau dapat membantu mempertajam penerimaan lidah terhadap rasa manis.Contoh pemanis yang biasa di gunakan : sakarin dan siklamat.4. PenyedaprasadanaromaUntuk menambah atau mempertegas rasa danaroma makanan.Contoh : essence monosodium glutamate dan lain-lain.5. PembentukseratUntuk membuat makanan lebih berserat sehingga lebih mudah di kunyah dan di rasakan oleh mulut. Contoh :emulsifiers.6. AntioksidanUntuk mencegah bau tengik, untuk mencegah atau menghambatketengikan pada produk misal minyak goreng. Contoh : lesitin dan asam askorbat yang merupakan bahan alami atau buatan seperti BHA dan BHT.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang Bahan Tambahan Makanan, Antioksidan adalah bahan tambahan makanan yang dapat mencegah atau menghambat oksidasi. Antioksidan adalah bahan tambahan yang digunakan untuk melindungi komponen komponen makanan yang bersifat tidak jenuh (mempunyai ikatan rangkap), terutama lemak dan minyak. Meskipun demikian antioksidan dapat pula digunakan untuk melindungi komponen lain seperti vitamin dan pigmen, yang juga banyak mengandung ikatan rangkap di dalam strukturnya. Adanya ion logam, terutama besi dan tembaga, dapat mendorong terjadinya oksidasi lemak. Ion-ion logam ini seringkali diinaktivasi dengan penambahan senyawa pengkelat, dan dapat juga disebut bersifat sinergistik dengan antioksidan karena menaikkan efektivitas antioksidan utamanya. Untuk dapat digunakan sebagai antioksidan, suatu senyawa harus mempunyai sifat-sifat : tidak toksik, efektif pada konsentrasi rendah (0,01-0,02%), dapat terkonsentrasi pada permukaan/lapisan lemak (bersifat lipofilik) dan harus dapat tahap pada kondisi pengolahan pangan umumnya.7. AntiKempalUntuk mencegah penggumpalan pada bahan makanan dalam tepng atau butiran yang menyerap air.Beberapa agen pendingin yang digunakan untuk mempertahankan karakteristik mengalir bebas dari bentuk granular dan bubuk dari makanan yang bersifat higroskopis. Kalsium silikat (CaSiO3 XH2O) digunakan untuk mencegah penggumpalan dalam baking powder (sampai 5%), dalam garam meja (sampai 2%), dan dalam makanan lain dan bahan makanan. Kalsium silikat halus menyerap cairan dalam jumlah sampai 2 kali berat dan masih tetap bebas mengalir. Selain menyerap air, kalsium silikat juga efektif menyerap minyak dan senyawa organik nonpolar lainnya. Karakteristik ini membuatnya berguna dalam bubuk campuran kompleks dan rempah-rempah tertentu yang mengandung minyak esensial gratis.Kalsium stearat sering ditambahkan ke bubuk makanan untuk mencegah aglomerasi, untuk mempromosikan arus bebas selama pemrosesan, dan untuk memastikan kebebasan dari penggumpalan selama masa simpan produk jadi. Kalsium stearat pada dasarnya tidak larut dalam air tetapi melekat dengan baik untuk partikel dan memberikan lapisan anti-air parsial untuk partikel. Bubuk stearat Komersial memiliki kerapatan curah yang tinggi (sekitar 27 kg / m3) dan memiliki area permukaan besar yang memanfaatkan mereka sebagai pendingin (0,5-2,5%) cukup ekonomis. Kalsium stearat juga digunakan sebagai pelumas pelepas (1%) dalam pembuatan tablet ditekan-bentuk permen.Agen anticaking lain yang digunakan dalam industri makanan termasuk natrium silicoaluminate, trikalsium fosfat, magnesium silikat, dan magnesium karbonat. Bahan-bahan ini pada dasarnya tidak larut dalam air dan menunjukkan kemampuan variabel untuk menyerap kelembaban. Tingkat Penggunaan mereka adalah sama dengan yang untuk agen anticaking lainnya (misalnya, sekitar 1% natrium silicoaluminate digunakan dalam gula bubuk). Bubuk selulosa mikrokristalin digunakan untuk mencegah keju terparut atau robek dari penggumpalan. Agen Anticaking yang baik dimetabolisme (pati, stearat) atau tidak menunjukkan tindakan beracun pada tingkat yang digunakan dalam aplikasi makanan.8. Pengaturankeasamanyang terdiridari penetral danpendapar pengasaman digunakan untuk penegas rasa dan aroma, serta dapat mencegah sisa rasa asam yang tidak disukai atau mempertahankan deajat keasaman pada makanan. 9. PemutihataupematangtepungAdalah bahan tambahanmakanan yang dapatbersifat oksidator sehingga menghilangkan bercakbercak pada produk, juga dapat meningkatkan daya kembang pada tepung serta mematangkan tepung dan memperbaiki mutu pemanggangan.Pemutihan Tepung terutama melibatkan oksidasi pigmen karotenoid. Hal ini menyebabkan terganggunya sistem ikatan rangkap terkonjugasi karotenoid ke sistem berwarna kurang terkonjugasi. Tindakan adonan meningkatkan agen pengoksidasi diyakini melibatkan oksidasi gugus sulfidril pada protein gluten. Oksidator yang digunakan dapat berpartisipasi dalam pemutihan saja, baik pemutihan dan adonan perbaikan, atau dalam perbaikan adonan saja. Umumnya digunakan satu agen pemutihan tepung, benzoyl peroxide [(C6H5CO)2O2], tindakan pemutihan atau pelunturan bereran tetapi tidak mempengaruhi pembakaran properti. Bahan yang bertindak sebagai pemutihan dan meningkatkan agen termasuk gas klor (Cl2), klorin dioksida (ClO2), nitrosyl klorida (NOCl), dan oksida nitrogen (nitrogen dioksida, NO2, dan ferri nitrogen, N2O4) .10. PerenyahdanpengisiBahan tambahan makanan yang membuat makanan tetap renyah, biasanya diberikan pada bah-buahan, sayur acar, asinan, dan lain-lain.Pengolahan termal atau pembekuan jaringan tanaman biasanya menyebabkan pelunakan karena struktur selular dimodifikasi. Stabilitas dan integritas jaringan ini bergantung pada pemeliharaan sel utuh dan ikatan molekul tegas antara konstituen dinding sel. Zat pektin (bab. 4 dan 16) secara luas terlibat dalam struktur stabilisasi melalui ikatan silang mereka dari kelompok gugus karboksil bebas melalui kation polivalen. Meskipun jumlah yang cukup kation polivalen hadir secara alami, garam kalsium (0,1-0,25% kalsium) sering ditambahkan. Hal ini meningkatkan ketegasan sejak ditingkatkan hasil silang di peningkatan damounts relatif tidak larut kalsium pektinat dan Pektat. Struktur stabil mendukung massa jaringan, dan integritas dipertahankan bahkan melalui pengolahan panas. Buah-buahan, termasuk tomat, beri, dan irisan apel, pasti ditambahi satu atau lebih garam kalsium sebelum pengalengan atau pembekuan. Garam yang paling umum digunakan termasuk kalsium klorida, kalsium sitrat, kalsium sulfat, kalsium laktat, dan mono kalcium fosfat. Kebanyakan garam kalsium yang sedikit larut, dan beberapa berkontribusi rasa pahit pada konsentrasi yang lebih tinggi.

11. ZatPemantapBahan tambahan makanan yang dapat mengikat ion logam sehingga memantapkan warna, aroma dan serat makanan. Penyedap rasa dan aroma adalah bahan tambahan pangan yang dapat memberikan, menambah atau mempertegas rasa dan aroma (menkes RI, 1988).Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.722/MenKes/Per/IX/88, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.239/MenKes/Per/V/85, Bahan Tambahan Makanan dapat dibedakan menjadi 3,yaitu berdasarkan asal bahan, bahan penambahan, dan aturan pengunaan.1. Berdasarkanasalbahana. Bahanalami diperoleh dari hasil ekstraksi bahan-bahan alami. Dan memiliki sifatlebih aman dan mudah didapat, relatif kurang stabil, serta perlu jumlahbanyak.Contoh : gula, garam, bawang putih, kunyit, khlorofil daun (sebagaipewarna), molase (sebagai pemanis), dan pandan (pemberi aroma).b. Bahan identik alami. Terbuat dari bahan sintetis tetapi struktur kimianya identik dengan bahan alami. Contoh : pewarna yang berasal dari karotenoid murni yaitu Santoxantin(merah), Apokarotin (merah orange), dan beta karotin (kuning). c. Bahansintesis Biasanya merupakan hasilsintesis secara kimia. Memiliki keuntungan yaitu lebih stabil, lenih pekat, jumlah penggunaan sedikit, serta menimbulkan efek samping. Contoh: Sakarin dan siklamat yang fungsinya sebagai pemanis. BHA dan BHT (bersifat karsinogenik), formalin dan boraks (pengawet dan pengenyal), rhodamin B (pewarna), sakarin maksimal 300 mg/kg (efekkarsinogenik), siklamat maksimal 1 g/kg (efek karsinogenik), asam askorbat, serta asam asetat glasial.2. Berdasarkanbahanpenambahana. Sengajaditambahkan contoh :pestisida, insektisida, pupukb. Tidaksengajaditambahkan contoh : antioksidan, pengawet, pewarna, pengental3. Berdasarkanaturanpengunaana. Amanatau Generally Recognized As Safe(GRAS)Penggunaan termasuk aman (dosis bebas).b. Memakaiaturanpengunaan(Non-GRAS)Penggunaan diatur dalam UU (Men-Kes) karena tingkat bahaya dan ancaman yang ditimbulkan

D. Ketentuan penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)1. Ketentuan penggunaan Penyedap RasaPenyedap rasa dan aroma (flavor) terdiri dari 75 jenis. Ini dapat dilihat di PERMENKES No.722/Menkes/Per/IX/88. Contoh: Alil Isotiosianat, Alil Kaproat, Alil Sikloheksil, dan lain-lain.Penguat Rasa (flavor Enhancer) Contoh: Guanilat (garam kalium dan garam natrium), Lglutamat (serta garam kalsium, garium kalium dan garam natrium), Inosinat (garam kalium dan garam natrium), kalium dan natrium Ribonucleotida. Dalam peraturan menteri Kesehatan No 722/Menkes/RI/Per/IX/88 penggunaan MSG dibatasi secukupnya, artinya tidak boleh berlebih.Kadar MSG yang diperlukan untuk membuat rasa gurih pada masakan biasanya sekitar 0,2% sampai 0,8 %. Karena MSG bersifat self limiting, penggunaan MSG yang berlebihan pada masakan tidak diperlukan, karena kelebihan menggunakan MSG akan mengganggu cita rasa makanan itu sendiri, dengan kata lain, makanan menjadi tidak enak. Sama halnya dengan garam dapur atau gula, orang akan menggunakan gula atau garam dapur menurut seleranya dan akan membatasi penggunaanya apabila terlalu manis atau terlalu asin.

2. Tabel Dosis pemakaian antioksidanNo.Nama AntioksidanPenggunaan Dalam PanganUkuran Maksimum yang diijinkan

1.AskorbatKaldu1 gr/kg

Daging Olahan, Jam, Jelly500 mg/kg

Ikan Beku400 mg/kg

2.Butil Hidroksianisol (BHA)Lemak dan minyak makan serta mentega200 mg/kg

Margarin100 mg/kg

3.Butil HidroksitoluenIkan Beku1 gr

Minyak, Mentega, Margarine200 mg/kg

4.Propil GalatLemak, minyak makan, margarine, dan mentega100 mg/kg

5.TokoferolPangan Bayi300 mg/kg

3. Tabel Dosis penggunaan anti kempalNo.Nama Bahan AntikempalPenggunaan Dalam PanganUkuran Maksimum Yang Diijinkan

1.Alumunium Siklatsusu dan Krim Bubuk1 gr/kg

2.Kalsium Alumunium SilikatSerbuk Garam dengan Rempah dan Merica20 gr/kg

Gula Bubuk15 gr/kg

Garam Meja10 gr/kg

3.Magnesium KarbonatSama seperti Kalsium Silikat

4.Magnesium Oksida dan Magnesium SilikatSama seperti Alumunium Silikat

4. Tabel Dosis penggunaan pengatur keasamanNo.Nama Pengatur KeasamanPenggunaan Dalam PanganUkuran Maksimum Yang Diijinkan

1.Aluminium, ammonium/kalium/natriumSoda kueSecukupnya

2.Asam LaktatPangan Pelengkap Serelia15 gr/kg

Pangan Bayi Kaleng2 gr/kg

3.Asam SitratCoklat dan coklat bubuk5 gr/kg

4.Kalium dan Natrium BikarbonatMentega2 gr/kg

Jam/Jelly, Soda Kue, dan Pangan BayiSecukup

5. Tabel Dosis Pemakaian BTP Pemutih & Pematang Tepung

NoNamaPenggunaan Dalam PanganUkuran Maksimum Yang Diijinkan

1.Asam AskorbatTepung200 mg/kg

2.Natrium Steroi-2-laktatAdonan kue5 mg/kg

Roti dan sejenisnya3.75 gr/kg tepung

Wafer dan tepung campuran3 gr/kg bahan kering

6. Tabel Dosis Pemakaian BTP Pengeras

No.Nama Bahan PengerasPenggunaan Dalam PanganUkuran Maksimum Yang Diijinkan

1.Kalsium GlukonatUntuk mengeraskan buah-buahan dan sayuran dalam kaleng800 mg/kg

Jam dan Jelly250 mg/kg

2.Kalsium KloridaSama dengan Kalsium Glukonat

3.Kalsium SulfatApel dan Sayuran kaleng260 /kg

7. Dosis Pemakaian Pengelmulsi, Pemantap, Pengental

No.Nama Pengemulsi, Pemantap, dan PengentalPenggunaan Dalam PanganUkuran Maksimum yang diijinkan

1.AgarSardine dan sejenisnya2 gram/kg

Es krim, es puter dan sejenisnya10 gram/kg

Keju8 gram/kg

Yogurt5 gram/kg

2.DekstrinEs Krim30gr/kg

Keju10gr/kg

Kaldusecukupnya

3.GelatinKeju10 gr/kg

Yogurt5 gr/kg

4.GomEs Krim10 gr/kg

Keju8 gr/kg

Saus Selada7.5 gr/kg

Yogurt5 gr/kg

5.KaragenSardine20 gr/kg

Es Krim10 gr/kg

Yogurt5 gr/kg

6.LecitinMinuman hasil olahan susu, roti, dan margarineSecukupnya

7.Karboksimetil selulosa (CMC)Sardine20 gr/kg

Es Krim10 gr/kg

Keju5 gr/kg

8.PektinEs Krim30 gr/kg

Yogurt dan sayuran kaleng yang mengandung mentega

8. Tabel Dosis Pemakaian BTP Pengawet

No.Nama PengawetPenggunaan dalam PanganUkuran Maksimum yang diijinkan

1.Benzoat (dalam bentuk asam, atau garam kalium atau natrium benzoat)Untuk mengawetkan minuman ringan dan kecap600 gr/kg

Sari buah, saus tomat, saus sambal, manisan, jem dan jelly1 gr/kg

2.Propionat (dalam bentuk asam, atau garam kalium atau natrium propionat)Keju olahan3 gr/kg

3.Nitrit dan NitratUntuk mengawetkan daging olahan atau yang diawetkan seperti sosis125 mg nirit/kg atau 500 mg nitrat/kg

4.SorbatUntuk mengawetkan margarin1 gr/kg

5.SulfitPekatan sari nenas500 kg/kg

9. Tabel Dosis Pemakaian BTP SekuestranNoNama Bahan SekuestranPenggunaan Dalam PanganUkuran Maksimum Yang Diijinkan

1Asam FosfatProduk Kepiting Kalengan5 gr/kg

Lemak dan Minyak Makan100 mg/kg

2Isopropil SitratLemak dan Minyak Makan, serta Margarine100 mg/kg

3Etilen Diamin Tetra (EDTA)Udang Kaleng150 mg/kg

Jamur Kaleng200 mg/kg

4Monokalium FosfatKentang Goreng Beku100 mg/kg

Beberapa bahan tambahan yang dilarang digunakan dalam makanan menurut PerMenkes RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88, sebagai berikut :1.Natrium tetraborat (boraks)2.Formalin (formaldehyd)3.Minyak nabati yang dibrominasi (brominated vegetable oils)4.Kloramfenikol (chlorampenicol)5.Kalium klorat (pottasium clorate)6.Dietilpirokarbonat (diethylpyrocarbonate, DEPC)7.Nitrofuranzon (nitrofuranzone)8.P-Phenetil Karbamida (p-Phenethycarbamide, dulcin, 4-ethoxyphenyl urea)9.Asam salisilat dan garamnya (salicylic acid and its salt)Sedangkan menurut Menteri Kesehatan RI nomor 1168/Menkes/PER/X/1999, selain bahan tambahan diatas masih ada tambahan kimia yang dilarang seperti Rhodamin B (Pewarna merah, methanyl yellow (pewarna kuning), Dulsin (pemanis sintetis) dan kalsium bromat (pengeras).

E. Dampak dari pemakaian Bahan Tambahan Pangan (BTP)Bahan Tambahan Pangan dapat berupa ekstrak bahan alami atau hasil sintesis kimia. Bahan yang berasal dari alam umumnya tidak berbahaya, sementara Bahan Tambahan Pangan artifisial atau sintetik mempunyai risiko terhadap kesehatan jika disalahgunakan pemakaiannya. Produsen pangan skala rumah tangga atau industri kecil memakai Bahan tambahan yang dinyatakan berbahaya bagi kesehatan karena alasanbiaya. Tidakjarang,produkpanganditambahkanzatyang bukanuntukmakanantapi untuk industri lain, misalnya untuk tekstil, dan cat. Penggunaan bahan kimia berbahaya atau bahan ambahan pangan tersebut apabila melebihi ambang batas maka menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, diantaranya: 1. Penggunaan BahanPengawetPenggunaan zat pengawet yang berlebihan dapat mengurangi daya tahan tubuh terhadap penyakit, penggunaan bahan pengawet di satu sisi menguntungkankarena bahan makanan dapat terbebas dari kehidupan mikroba, baik yang bersifat pantogen yaitu yang dapat menyebabkan keracunan atau gangguan kesehatan lainnya maupun mikroba yang bersifat nonpatogen yang dapat menyebabkan kerusakan bahan makanan. Bahan pengawet yang sangat luas pemakaiannnya yaitu belerang yang dioksidasi dapat menyebabkan luka pada usus, selain itu penggunaan nitrit dan nitrat pada daging kalengan dan keju dapat menyebabkan kanker, hal ini dikarenakan nitrit merupakan senyawa yang tergolong sebagai racun, apabila terserap oleh darah akan mengubah hemoglobin menjadi mitrose haemoglobin atau methaemoglobin yang tidak mampu lagi untuk mengangkut oksigen. Penderita penyakit ini terlihat daritanda-tanda perubahan pada kulit yang berubah menjadi biru, sesak nafas, muntah dan shock bahkan dapat menyebabkan kematian apabila kandungan methaemoglobin lebih tinggi dari 70%. 2. Penggunaan bahan pewarna pada makanan Pemakaian bahan pewarna sintesis dalam makanan walaupun memiliki dampak positif bagi produsen dan konsumen, yaitu dapat membuat suatu makanan lebih menarik, meratakan warna makanan dan mengembalikan warna dari bahan dasar yang hilang atau berubah selama pengolahan, ternyata dapat pula menumbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan bahkan memberi efek negatif bagi kesehatan manusia. Beberapa hal yang dapat menimbulkan dampak negatif tersebut apabila terjadi :a. Bahan pewarna sintesis yang terdapat dalam makanan ini dikonsumsi dalamjumlah kecil, namun berulang.b. Bahan pewarna sintesis yang terdapat dalam makanan ini dikonsumsi dalamjangka waktu lama.c. Kelompok masyarakat luas dengan daya tahan yang berbeda-beda, yaitu tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, mutu pangan sehari-hari,dan keadaan fisik.d. Berbagai lapisan masyarakat yang mungkin menggunakan bahan pewarnasintesis secara berlebih.e. Penyimpanan bahan pewarna sintesis oleh pedagang bahan kimia yangtidakmemenuhi persyaratan. Efek kronis yang dapat ditimbulakan dari pewarna sintetis ini adalah apabila dikonsumsi dalam jangka waktu lama akan menyebabkan kanker hati.3. PenggunaanBahanPemanisPenggunaan bahan pemanis sintesis masih diragukan keamanannya bagi kesehatan konsumen, hal ini dikarenakan pemanis sintesis tersebut bersifat karsinogenik.Hasil penelitian Natural Academy of Science tahun 1968 menyatakan bahwa konsumsi sakarin oleh orang dewasa sebanyak 1 gram atau lebih rendah tidakmenyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, tetapi penelitian ini jugamenyebutkan bahwa sakarin dalam dosis tinggi dapat menyebabkan kanker kantong kemih hal ini dikarenakan sakarin yang mengendap dalam ginjalmemicu pertumbuhan kanker mukosa kandung kemih. Para pakar epidemiolog dan kesehatan tidak merekomendasikan panggunaan sakarin untuk makanandan minuman konsumsi karena terbukti membahayakan kesehatan, begitu puladengan siklamat yang dapat merangsang pertumbuhan tumor. Penelitian yanglebih baru menunjukan bahwa siklamat dapat menyebabkan atropi, yaitupecahnya sel kromoson dalam medium biakan sel leukosit.4. PenggunaanPenyedapRasadanAromaPenyedap alami sebagian besar tidak menimbulkan efek yang membahayakan bagi kesehatan, namun ada beberapa penyedap rasa sintesis yang banyak beredar dipasaran yang apabila dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan efek terhadap kesehatan, misalnya penggunaan Monosodium Glutamate (MSG) dalam dosis tinggi (0,5 g/kg/berat badan/hari) atau dalam dosis yang lebih tinggi maka dapat mengakibatkan kerusakan beberapa selsyaraf khususnya dibagian otak yang disebut hypothalamus.5. PenggunaanAntikempalAntikempaldapatdimetabolismedalamtubuhatautidakmenunjukkanakibatkeracunan pada tingkat penggunaan yang tepat, akan tetapi adanya ferrosianidadalam golongan antikempal dapat membahayakan jika dikonsumsi.

6. PenggunaanAntioksidanPenggunaan antioksidan secara berlebihan dapat menyebabkan lemah otot,mual-mual, pusing-pusing dan kehilangan kesadaran, sedangkan penggunaan dalam dosis rendah secara terus-menerus dapat menyebabkan tumor kandung kemih, kanker sekitar lambung, dan kanker paru-paru akan tetapi dari segipositifnya penggunaan antioksidan dapat mencegah bautengik pada makanan.7. PenggunaanPengemulsi,Pemantap,danPengentalEfek terhadap kesehatan penggunaan pengemulsi, pemantap dan pengentaltersebut yaitu dapat menimbulkan keracunan tertentu pada anak-anak karenaanak-anak tidak tahan terhadap laktosa, tetapi tidak ditemukan sifat racunapabila dikonsumsi oleh orang dewasa.8. PenggunaanPengaturKeasamanBeberapa bahan asam sifatnya sangat korosif, sehingga saat masuk ke dalammulut akan terasa panas yang membakar disertai dengan rasa sakit yang tidakterhingga.Gejala racun dari pengatur keasaman ini adalah :a. Korosif pada selaput lender mulut, kerongkongan, disertai dengan sakit, dansukar menelan.b. Sakit didaerah lambung.c. Luka yang bergelembung.Gelembung yang terjadi pada kulit tersebut dapat pecah danterjadi peradangan.

9. PenggunaanPemutih,PematangTepungdanPengerasBeberapa efek bahan tambahan makanan pemutih, pematang tepung, serta pengeras terhadap kesehatan adalah dapat mengakibatkan terjadinya diare, penyakit seborrhea, kerapuhan kuku atau jaringan tanduk (keratin) dan gangguan pada ginjal dan apabila kadar kalsium dalam darah turun dibawah normal maka kalsium dalam tulang akan dimobilisasi sehingga pembentukkan tulang baru akan terhambat.

BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan 1. Bahan Tambahan Pangan (BTP)adalah senyawa yang sengaja ditambahkan ke dalam makanan dengan jumlah dan ukuran tertentu dan teribat dalam proses pengolahan, pengemasan, dan atau penyimpanan.

2. BTP secara umum bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi makanan, memperbaiki nilai estetika dan sensori makanan. Dan memperpanjang umur simpan (shelf life) makanan.

3. Fungsi BTP berdasarkan yaitu sebagai: Antioksidan; Antikempal; Pengasam,penetral dan pendapar; Enzim; Pemanis buatan; Pemutih dan pematang; Penambah gizi; Pengawet; Pengemulsi, pemantap dan pengental; Pengeras; Pewarna sintetis dan alami; Penyedap rasa dan aroma, Sekuestran; dll

4. BTP yang dilarang penggunaannya:Boraks, formalin, minyak nabati yang dibrominasi, dietilpirokarbonat kloramfenikol, kalium klorat, nitrofurazon,dulcin, asam salisilat dan garamnya.

B. Saran Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami butuhkan. Untuk ke depannya diharapkan makalah ini lebih diperbaiki susunannya serta diberi penjelasan yang lebih rinci.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 722/Menkes/Per/IX/1988 tentang BahanTambahan MakananPeraturan Menteri Kesehatan Nomor : 1168/Menkes/Per/X/1999 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan No.722/Menkes/Per/IX/1988tentangBahan Tambahan MakananAnggraini, Feky. 2008. Hubungan Gaya Hidup dengan Status Kesehatan Lansia. FKM Universtas Indoneia. Depok.Fajri, Septika. 2013. Bahan Tambahan Makanan. Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II. Jakarta.Fennema, O. R. 1985. Food Chemistry. Marcel-Dekker Inc., New York.Kaunang, Jurike. Dkk. 2012. Identifikasi Dan Penetapan Kadar Pengawet Benzoat Pada Saus Tomat Produksi Lokal Yang Beredar Di Pasaran Kota Manado. Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado : ManadoSaparinto C dan D. Hidayati. 2006. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta : Kanisius.Winarno, F. G. 1992. Kimia Pangan. Gramedia. Jakarta.Yuliarti, N. 2007. Awas! Bahaya Lezatnya di Balik Makanan. Penerbit Andi : Yogyakarta.1

2