Uswatun Hasanah

21
MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM RASULULLAH ADALAH USWATUN HASANAH BAGI UMAT MANUSIAKelas II : E Disusun Oleh : Argo Virgiawan W. (111210245) Changgih Adisaputro (111210246) Eko Adi Saputra (111210250) Hendra Darusman (111210257) Nur Azizah (111210286) Dosen Pembimbing, ( H. Turhan Faqih, M. Ag ) FAKULTAS TEKNIK

description

Rasulullah as Uswatun Hasanah (using Bahasa)

Transcript of Uswatun Hasanah

Page 1: Uswatun Hasanah

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

“RASULULLAH ADALAH USWATUN HASANAH

BAGI UMAT MANUSIA”

Kelas II : EDisusun Oleh :

Argo Virgiawan W. (111210245)

Changgih Adisaputro (111210246)

Eko Adi Saputra (111210250)

Hendra Darusman (111210257)

Nur Azizah (111210286)

Dosen Pembimbing,

( H. Turhan Faqih, M. Ag )

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI INFORMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN 2013

Page 2: Uswatun Hasanah

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,

karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas

tentang Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia. Makalah ini

diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu. Makalah ini

masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran

yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan

bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan terutama tentang agama Islam

bagi kita semua.

Lamongan, 1 Juni 2013

Tim penyusun

i

Page 3: Uswatun Hasanah

DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................i

Daftar Isi........................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................3

BAB II : LANDASAN TEORI....................................................................4

2.1 Makna Uswatun Hasanah........................................................................4

2.2 Ciri dari Paham Aliran Khawarij.............................................................5

2.3 Doktrin-doktrin dalam Aliran Khawarij..................................................7

BAB III : PENUTUP...................................................................................8

3.1 Kesimpulan..............................................................................................

3.2 Pesan dan Kesan......................................................................................

ii

Page 4: Uswatun Hasanah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ada sebuah fenomena alamiah dalam diri manusia untuk mencintai

seseorang yang dikaguminya. Kekaguman tersebut bisa lahir dari bentuk fisik

yang indah, wajah yang cantik atau tampan, suara yang merdu, perilaku yang

ramah dan santun, sikap yang tegas dan bijaksana, atau dari hal-hal yang

lainnya. Dari berbagai hal yang berpotensi untuk membangkitkan kekaguman

dan pada gilirannya menimbulkan rasa cinta tersebut, ada satu hal yang pada

umumnya bisa membangkitkan kekaguman dan rasa cinta yang mendalam dan

bertahan dalam waktu yang panjang. Hal tersebut adalah kesadaran yang tulus

dalam diri seseorang tentang perasaan berhutang budi dirinya kepada

seseorang yang telah dengan tulus dan tanpa pamrih meski sampai

mengorbankan jiwa dan raga memberikan sesuatu yang secara hakiki sangat

bermakna dan berharga. Cinta yang lahir karena hal yang digambarkan diatas

biasanya tidak muncul seketika, tidak seperti love at the first sight, akan tetapi

biasanya muncul setelah setelah melalui proses interaksi, baik langsung (face

to face), maupun secara tidak langsung (by oral or literal information).

Kemudian, perwujudan dari rasa cinta tersebut juga beragam, mulai dari

yang sangat sederhana dengan sekedar mengingat-ingat nama, sampai

kerelaan untuk mengorbankan apa saja demi orang yang di cintai. Selain itu,

posisi orang yang dikagumi atau dicintai tersebut menempati posisi yang

berbeda di mata pengagum atau pencintanya. Ada yang diposisikan sebagai

kekasih (pacar), sahabat, saudara dekat, atau idola.

Dalam konteks posisi yang istilahnya disebut terakhir di atas, yaitu idola,

ada kecenderungan umum yang dilakukan oleh seseorang berkaitan dengan

idolanya, yaitu “meniru” atau dalam istilah sosiologinya disebut “proses

identifikasi”. Artinya, Berupaya untuk berucap, bertindak, berpenampilan,

atau yang lainnya, sama persis dengan “objek identifikasi” atau idolanya itu.

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 1

Page 5: Uswatun Hasanah

Dalam kaitannya dengan masalah idola, yang kemudian berimplikasi pada

dijadikannya idola sebagai objek identifikasi, atau sosok yang dijadikan

contoh atau teladan, kita sebagai orang Islam, disamping karena diajarkan oleh

Al-Qur’an dan karena dorongan naluri alamiah kita, maka idola kita yang

utama adalah Rasulullah, khususnya Rasulullah Muhammad SAW. Hal

tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an :

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik

bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan)

hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah”(Q.S Al-Ahzaab : 21)[1].

Dengan demikian, sosok yang harus dijadikan sebagai idola yang paling

utama bagi orang Islam adalah Rasulullah SAW. Artinya, bukan berarti kita

tidak diperbolehkan mempunyai idola-idola lain selain Rasulullah Muhammad

SAW, akan tetapi kecintaan kita terhadap idola-idola yang lain tersebut tidak

boleh mengalahkan kecintaan kita kepada Rasulullah SAW.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Uswatun Hasanah?

1.2.2 Akhlaq seperti apa yang dapat dijadikan teladan dari Rasulullah

dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari?

1.2.3 Bagaimana cara agar manusia cinta dan menjadikan Rasullulah

teladan atau idola yang utama?

1[] Al-Qur’an Digital dan terjemahannya ver. 2.1

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 2

Page 6: Uswatun Hasanah

1.3 Tujuan Pembahasan

1.3.1 Untuk mengetahui makna Uswatun Hasanah.

1.3.2 Untuk mengetahui akhlaq yang dapat kita jadikan teladan dari

Rasulullah untuk diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

1.3.3 Untuk mengetahui cara atau tahapan untuk cinta dan menjadikan

Rasulullah teladan atau idola yang utama.

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 3

Page 7: Uswatun Hasanah

BAB II

LANDASAN TEORI

1.1 Makna Uswatun Hasanah

Secara terminologi, Uswatun Hasanah terdiri dari dua kata, yaitu al-uswah

yang berarti orang yang ditiru (teladan) dan hasanah yang berarti baik.

Dengan demikian, Uswatun Hasanah adalah contoh atau teladan yang baik

atau bisa juga disebut contoh identifikasi yang baik. Sedangkan arti kata

teladan sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti perbuatan yang

patut dicontoh atau ditiru.

Definisi Uswatun Hasanah juga dijelaskan di dalam Al-Qur’an :

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 4

Page 8: Uswatun Hasanah

“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan

orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum

mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa

yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata

antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya

sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada

bapaknya : "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan

aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah." (Ibrahim

berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan

hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami

kembali."(Q.S Al-Mumtahanah : 4)[2]

“Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang

baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan

(keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka

sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji.”(Q.S Al-

Mumtahanah : 6)[3]

Dari kedua ayat diatas, makna uswah menunjukkan Nabi Ibrahim sebagai

contoh.

1.2 Teladan dari Rasulullah

2[,3] Al-Qur’an Digital dan terjemahannya ver. 2.13

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 5

Page 9: Uswatun Hasanah

Berdasarkan Surat Al-Ahzaab ayat 21, Rasulullah SAW diutus sebagai

Uswatun Hasanah (panutan atau teladan yang baik) bagi umat manusia.

Selaku pembawa risalah Islam, Nabi Muhammad dinobatkan sebagai rasul

Allah yang dibekali dengan karakter / sikap / kepribadian / akhlaq yang baik

dan keteladanan yang sangat mulia. Sehingga, sepatutnya setiap mukmin

dituntut untuk merefleksikan, menghayati, dan mengamalkan berbagai sifat

dan perbuatan mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW. Contoh sifat atau

akhlaq yang bisa kita teladani dari Rasulullah, antara lain :

1.3.4 Shiddiq – Transparansi atau Jujur :

Merupakan kunci sukses dalam berbagai segi kehidupan. Orang

yang jujur akan memiliki wawasan hidup yang jernih, karena tidak

terkotori oleh upaya untuk menutupi suatu kebohongan. Selain itu,

orang yang jujur juga akan terhindar dari rasa gelisah. Contohnya

dalam kehidupan sehari-hari adalah kita sebagai seorang

mahasiswa sebaiknya dalam mengerjakan tugas tidak melakukan

plagiarism atau mencontek, karena mencontek akan merugikan diri

sendiri dan menambah kebohongan-kebohongan yang

disembunyikan dan juga akan menambah rasa gelisah.

1.3.5 Amanah – Terpercaya atau Kompetensi :

Memiliki komitmen dan kesungguhan dalam melaksanakan suatu

kepercayaan atau tugas. Contohnya dalam kehidupan sehari-hari

adalah kita sebagai mahasiswa mendapat amanah dari orang tua

kita untuk belajar sungguh-sungguh di kampus, maka ketika sudah

mendapat amanah seperti itu, kita wajib belajar sungguh-sungguh

pula. Jangan karena berorientasikan pada nilai, lantas kita hanya

memberikan orang tua nilai-nilai bagus akan tetapi tidak jelas

darimana nilai itu berasal, itu berarti kita tidak berhasil dalam

menjaga dan melaksanakan amanah yang telah diberikan oleh

orang tua kita.

1.3.6 Tabligh – Menyampaikan Kebenaran atau Komunikasi :

Kemampuan berkomunikasi akan memungkinkan terlaksananya

berbagai gagasan dan cita-cita luhur. Paling tidak, komunikasi atau

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 6

Page 10: Uswatun Hasanah

tabligh dapat menjadi sarana untuk hal-hal seperti mengumpulkan

informasi dan mengenali masalah, menghimpun dukungan dan

pastisipasi, mengelola pekerjaan besar secara kolektif dan

menyampaikan pesan moral agama, baik melalui syiar maupun

dakwah.

1.3.7 Fathanah – Intelegensi atau Kecerdasan :

Kecerdasan diperoleh karena adanya ketekunan dan keuletan dalam

mengerjakan suatu hal. Kecerdasan dibutuhkan untuk menghadapi

masalah-masalah yang besar dan kompleks, serta tantangan yang

datangnya mendadak.

Selain 4 akhlaq mulia dari Rasulullah diatas, masih banyak lagi akhlaq-

akhlaq dari Rasulullah yang patut kita teladani.

1.3 Cara Menjadikan Rasulullah Teladan yang Utama

Sesungguhnya tiru-meniru dalam Islam itu tidak dilarang selama dalam

koridor yang baik dan tidak bertentangan dengan agama. Sebenarnya, cukup

bagi kita (muslim) pernyataan dalam Al-Qur’an tentang ke“idola”an. Seorang

sosok yang datang membawa lentera, menerangi alam semesta dengan

keadilan dan kebenaran, menghapus gelapnya kebodohan akal dan hati yang

tersesat. Dialah sosok yang seharusnya dijadikan idola atau teladan. Selain itu,

Rasulullah SAW beserta keluarga beliau sendiri sudah memberikan banyak

contoh yang baik untuk kehidupan sehari-hari. Hidup sederhana, tidak

berlebihan, bisa menjadi manfaat (jalan kebaikan) bagi manusia dan alam

sekitar, dan masih banyak contoh lainnya. Semestinya hal seperti inilah yang

ditiru dan dipraktekkan oleh kaum Islam.

Akan tetapi dalam prosesnya, untuk menjadikan Rasulullah menjadi

teladan yang utama tidaklah gampang dan membutuhkan proses yang sangat

panjang. Dengan modal cinta dan taat kepadanya, kita akan mampu

meneladaninya dalam kehidupan kita sehari-hari. Meneladani beliau secara

sempurna, itu jelas tidak mungkin, karena beliau digambarkan sebagai insane

kamil (manusia sempurna) yang tidak ada bandingnya. Namun demikian, kita

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 7

Page 11: Uswatun Hasanah

harus berusaha semaksimal mungkin untuk meneladani sifat dan perilaku

beliau, apa pun hasilnya.

Cara-cara praktis yang dapat kita lakukan untuk meneladani Rasulullah

SAW diantaranya adalah sebagai berikut :

1.3.8 Kita harus bertaubat selalu bertaubat kepada Allah SWT atas

segala dosa dan kesalahan yang telah kita lakukan setiap hari.

Sebagai manusia biasa, kita harus menyadari bahwa kita selalu

berbuat kesalahan dan dosa baik kepada Allah SWT maupun

kepada sesama manusia. Rasulullah SAW yang jelas-jelas tidak

memiliki dosa saja selalu memohon ampun (beristighfar) dan

bertaubat kepada Allah. Karena itu, jika kita tidak mau bertaubat

kepada Allah, berarti kita tidak menyadari sifat kemanusiaan kita

dan kita termasuk orang-orang yang takabur.

1.3.9 Sebisa mungkin kita harus menjaga amanah yang diberikan Allah

kepada kita selaku manusia. Amanah apapun yang diberikan

kepada kita, harus kita lakukan sesuai dengan apa yang

dikehendaki oleh pemberi amanah tersebut. Karena itu, apapun

aktivitas yang kita lakukan, jangan sampai kita menyimpang dari

aturan-aturan yang sudah berlaku sesuai tuntunan Al-Qur’an dan

sunnah Rasul. Kita harus berusaha menjaga amanah ini

sebagaimana Rasulullah yang tidak pernah berkhianat walau sekali

pun.

1.3.10 Kita juga harus selalu memelihara sifat jujur dalam keseharian kita.

Jujur merupakan sifat yang mulia, tetapi memang tidak mudah

untuk diwujudkan. Terkadang orang dengan sengaja untuk tidak

berbuat jujur dengan alasan bahwa jujur akan mengakibatkan

kehancuran. Karena itu, dewasa ini kejujuran sulit ditemukan di

tengah peradaban manusia yang semakin maju. Orang-orang

berusaha mengesahkan perbuatan-perbuatan tidak jujur.

Seandainya kejujuran ini dapat terpelihara dengan baik, maka para

penuntu dan pembela hukum di negeri ini tidak akan terlalu sulit

untuk menerapkan dan mewujudkan keadilan di tengah-tengah

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 8

Page 12: Uswatun Hasanah

masyarakat. Rasulullah selalu berbuat jujur tidak hanya kepada

para sahabatnya tetapi juga pada lawan-lawannya. Dan inilah yang

menjadi kunci keberhasilan Rasulullah dalam misi risalah dan

kenabiannya.

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 9

Page 13: Uswatun Hasanah

BAB III

PENUTUP

1.4 Kesimpulan

1.4.1 Uswatun Hasanah memiliki makna teladan yang baik atau contoh

identifikasi yang baik. Sedangkan contoh uswatun hasanah bagi

seorang muslim adalah Nabi Muhammad SAW.

1.4.2 Rasulullah SAW adalah pembawa misi risalah Islam yang

memiliki 4 akhlaq mulia, yaitu siddiq, amanah, tabligh dan

fathanah. Keempat akhlaq itu patut kita teladani. Selain keempat

akhlaq tersebut, masih banyak perilaku atau akhlaq yang bisa kita

teladani dari Rasulullah yang dapat kita terapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

1.4.3 Untuk menjadikan Rasulullah sebagai teladan utama atau idola

sejati, maka kita harus memiliki rasa cinta dan taat kepada

Rasulullah. Selain itu, walaupun tidak bisa meneladani Rasulullah

secara sempurna, akan tetapi kita harus tetap berusaha semaksimal

mungkin untuk berperilaku sesuai dengan Al-Qur’an dan As-

Sunnah.

1.5 Pesan dan Kesan

Kunci utama dari keteladanan Rasulullah SAW, yaitu memberi contoh

(berbuat) sebelum menyuruh (mengatakan). Kita pun harus demikian, kita

harus memberi contoh yang baik terlebih dahulu sebelum menyerukannya

kepada orang lain. Sebagai saran, marilah kita masing-masing

mengaktualisasikan keteladanan Rasulullah SAW, agar kita benar-benar

menjadi 'teladan sejati' seperti halnya Rasulullah SAW. Wallahu a'lam.

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 10

Page 14: Uswatun Hasanah

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com

http://www.alquran-digital.com

http://eprints.uny.ac.id

http://www.scribd.com

Makalah Pendidikan Agama Islam “Rasulullah adalah Uswatun Hasanah bagi Umat Manusia”Semester II Teknik Informatika Universitas Islam Lamongan 2013 11