MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

17
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karakter masyarakat Minangkabau yang lebih terbuka dan mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya membuat masyarakat Minangkabau berada pada posisi yang dapat dengan mudah menerima pengaruh kebudayaan luar secara cepat sejauh tidak bertentangan dengan nilai-nilai adat, budaya dan filosofi hidupnya, yang telah ada sejak dulu. Meski demikian, mereka juga sangat kritis terhadap setiap budaya yang masuk dari luar. Karena itu pula, setiap budaya yang datang dari luar yang tidak sesuai dengan budayanya tidak akan bertahan lama, seperti budaya dan ajaran yang dibawa oleh agama Hindu-Buddha. Minangkabau dengan kebudayaannya yang khas telah ada jauh sebelum Islam datang, bahkan juga jauh sebelum agama Buddha dan Hindu memasuki wilayah Nusantara (Indonesia). Dengan demikian, dapat dipahami bahwa budayanya itu telah mencapai bentuk yang terintegrasi sebelum agama Hindu dan Buddha serta agama islam datang. Adatnya yang didasarkan pada perasaan, hati nurani dan hukum alam yang termuat dalam “Tungko tigo sajarangan, yaitu alua jo patuik, anggo jo tango dan raso jo pareso”. 1

description

MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

Transcript of MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

Page 1: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karakter masyarakat Minangkabau yang lebih terbuka dan mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya membuat masyarakat

Minangkabau berada pada posisi yang dapat dengan mudah menerima pengaruh

kebudayaan luar secara cepat sejauh tidak bertentangan dengan nilai-nilai adat,

budaya dan filosofi hidupnya, yang telah ada sejak dulu. Meski demikian, mereka

juga sangat kritis terhadap setiap budaya yang masuk dari luar. 

Karena itu pula, setiap budaya yang datang dari luar yang tidak sesuai

dengan budayanya tidak akan bertahan lama, seperti budaya dan ajaran yang

dibawa oleh agama Hindu-Buddha. Minangkabau dengan kebudayaannya yang

khas telah ada jauh sebelum Islam datang, bahkan juga jauh sebelum agama

Buddha dan Hindu memasuki wilayah Nusantara (Indonesia). Dengan demikian,

dapat dipahami bahwa budayanya itu telah mencapai bentuk yang terintegrasi

sebelum agama Hindu dan Buddha serta agama islam datang. Adatnya yang

didasarkan pada perasaan, hati nurani dan hukum alam yang termuat dalam

“Tungko tigo sajarangan, yaitu alua jo patuik, anggo jo tango dan raso jo pareso”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan Kerajaan Minangkabau ?

2. Sejarah Islam di Minangkabau Sebelum Masuknya Islam di Kerajaan

Minangkabau?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk lebih mengetahui tentang kerajaan Minangkabau.

2. Untuk memnuhi tugas sekolah di MTs N Pasiripis Surade.

1

Page 2: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Islam di Minangkabau Sebelum Masuknya Islam di Kerajaan

Minangkabau

Puncak kejayaan Raja Minangkabau diketahui setelah abad 13 . Zaman ini

disebut zaman Jawa-Hindu ketika mendaratnya suatu laskar Jawa yang dikirim

raja Kertanegara dari Singosari dalam tahun Caka 1197 (1275 M). Ekspedisi ini

berhasil sebab 11 tahun itu ditepi Batang Hari di pusat Sumatera atas perintah raja

Jawa tersebut didirikan sebuah arca dari Amoghapaca dalam perkabaran yang

berhubungan dengan itu disebut sebagai raja dari rakyat Sumatera.

Mulawarmadewa yang dapat dianggap raja muda. Demikianpun Adityawarman

(kira kira 1346 – 1375) yang paling terkenal dari raja-raja sumatera ini dibawah

pengaruh kekuasaan Jawa, setidak tidaknya pada pemerintahan permulaan

pemerintahnya dalam negara Kertagama “Menangkabawa” disebut sebagai daerah

taklukkan dari kerajaan Majapahit. Salah satu bukti dari pengaruh Jawa Hindu

pada zaman Adityawarman terdapat banyak peninggalan Hindu yang sekarang

masih terdapat di Minangkabau. Tapi setelah zaman kejayaan itu tidak terdapat

sedikitpun peninggalan sejarah raja Minangkabau. Apa sebabnya dan kapan

berakhirnya kekuasaan raja Jawa Hindu itu meninggalkan Minangkabau tidak

diketahui. Kalau pun masih adanya candi hindu di ranah minang, penulis pernah

menanyakan hal ini kepada ulama yang merupakan salah satu keturunan ulama

penyebar islam di minangkabau, bahwasanya candi hindu sebenarnya masih ada.

Akan tetapi banyak candi yang di timbun dengan tanah, hal ini dilakukan Ulama

saat itu agar masyarakat tidak kembali pada kepercayaan agama sebelum islam

yaitu agama hindu dan menghindari penganut Hindu dari luar untuk menetap

disekitar candi di Minangkabau (contoh Candi Borobudur).

2

Page 3: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

2.2 Sesudah Masuknya Islam di Kerajaan Minangkabau

Setelah orang Belanda menetap di Sumatera dalam abad ke 17

terdengarlah kembali sesuatu terhadap kerajaan Minangkabau, berdasarkan

keterangan Van Bezel sekitar tahun 1680 saat meninggalnya kaisar Alif raja dari

Turki, akibatnya ada perselisisihan raja-raja Minangkabau, maka kerajaan

Minangkabau terbagi tiga yakni: Sungai Tarab, Saruaso dan Pagaruyuang. Pada

saat itu terjadi perpecahan dalam negeri dalam penetapan raja, hak untuk

menduduki tahta tidak diakui oleh beberapa pembesar kerajaan (dagregister 1680

hal 123, 716, 721). Kemungkinan pembagian kerajaan pada waktu itu tidak

terjadi.

Raja Aditiyawarman disebut-sebut sebagai raja pertama Pagaruyung yang

beragama Hindu di Minangkabau, dalam catatan Kato. Aditiyawarman ini

mempunyai pertalian darah dengan Dharmasraya. Sesaat setelah pecahnya perang

saudara sesudah wafatnya Raja Aditiyawarman yang paling berkharisma dan

besar pada masa itu, keluarga raja pindah ke Marapalam dan lambat laun

memantapkan kedudukannya sebagai mitra dagang Malaka yang di mana di

kerajaan yang besar dan menguntungkan. Anggota-anggota keluarga raja menetap

di berbagai tempat di lembah-lembah Sinamar dan Sumpurkudus di tepi Sumpur,

dan di tempat dulu yang disebut Pagaruyung, dekat Kumanis, dimana sungai

Sinamar bisa dilayari perahu dagang ke Indragiri. Pada waktu tinggal disinilah

keluarga raja berhubungan dengan pedagang muslim dan pikiran Islam, dan pada

akhir abad keenam belas secara bertahap mereka menjadi Islam, dan pada suatu

ketika fungsi kerajaan dibagikan pada tiga anggota keluarga, karena angka tiga

mempunyai arti tertentu dalam pemikiran Minangkabau, yaitu raja ibadat di

Sumpur Kudus, raja adat di Buo dan raja alam di Pagaruyung. Sumpur Kudus

mungkin yang paling awal memeluk agama Islam, karena adanya sungai Kampar

dan Inderagiri yang ramai untuk perdagangan, dalam masa jaya kesultanan

Malaka, sungai Kampar dan Inderagiri berkembang disekitar muara-muara sungai

induknya sebagai daerah jajahan sultan yang paling penting, yang terkait dengan

sultan Malaka dengan ikatan perkawinan dan hidup dari perdagangan transit emas

dan kain India

3

Page 4: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

Kedatangan pengaruh Hindu tidak merubah keadaan yang demikian itu.

Secara umum pengaruh Hindu terasa di Minangkabau hanya pada waktu raja yang

berkuasa seorang raja yang kuat seperti Adityawarman. Sesudah raja itu

meninggal, maka pengaruhnya makin lama makin hilang, karena adat

Minangkabau muncul kembali. Aditiyawarman merupakan seorang raja yang

besar dan berkuasa penuh atas kerajaannya, banyak prasasti yang ditinggalkan

menunjukan kebesaran kekuasaannya. Tetapi Putera Mahkota yang bernama

Ananggawarman tidak sempat lagi memerintah. karena telah digantikan oleh

orang Minangkabau sendiri yang dibantu oleh “BasaAmpat Balai” .

Sebaliknya pengaruh agama Islam membawa perubahan secara

fundamental terhadap adat Minangkabau. Tetapi sejak kapan pengaruh Islam

memasuki tubuh adat Minangkabau secara pasti, masih sukar dibuktikan.

Dengan masuknya agama Islam, maka aturan adat Minangkabau yang

bertentangan dengan ajaran agama Islam dihilangkan dan hal-hal yang pokok

dalam adat Minangkabau diganti dengan aturan agama Islam. Hal itu dapat terjadi,

karena sebetulnya antara adat Minangkabau dengan ajaran agama Islam tidak

terdapat pertentangan. Ajaran Agama Islam menambahkan aturan adat

Minangkabau yang hanya memperhatikan alam dan manusia yang menghuninya,

sedangkan masalah ke Tuhanan dan hari kemudian tidak terdapat.

Hal pokok yang berubah dari adat Minangkabau sesudah masuknya

pengaruh ajaran agama Islam, antara lain seperti yang disebutkan oleh papatah

adat : “Adat basandi syarak, syarakbasandi Kitabullah”, artinya adat Minangkabau

bersendikan pada agama Islam, sedangkan agama Islam bersendikan pada AI-

Quran. Pengaruh agama Islam sangat besar terhadap adat Minangkabau, karena

sendi-sendinya yang dirubah. Agama Islam melengkapi yang kurang,

membetulkan yang salah, mengulas yang singkat, mengurangi yang berlebih,

sehingga adat Minangkabau tidak menyimpang dari kebenaran sejati dan adat

yang seperti itulah yang dijalankan di Sumatera Barat sampai saat ini.

2.3 Proses Masuknya Islam di Ranah Minang

4

Page 5: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

Perkenalan pertama Minangkabau dengan Islam, sebagai yang masih

diasumsikan, adalah melalui dua jalur yaitu : pertama, pesisir timur Minangkabau

atau Minangkabau Timur antara abad ke-7 dan 8 Masehi, kedua, melalui pesisir

barat Minangkabau pada abad ke 16 Masehi

Teori jalur timur didasarkan oleh intensifnya jalur perdagangan melalui

sungai-sungai yang mengalir dari gugusan bukit barisan ke selat Malaka yang

dapat dilayari oleh pedagang untuk memperoleh komoditi lada dan emas. Bahkan

diperkirakan sudah ada pedagang-pedagang Arab muslim yang mencapai wilayah

pedalaman ini sejak abad ke 7/8 Masehi (lihat : Mansoer,dkk., 1970 : 44-45).

Kegiatan perdagangan ini, diperkirakan, adalah awal terjadinya kontak antara

budaya Minangkabau dengan Islam. Kontak budaya ini kemudian lebih intensif

pada abad ke 13 pada saat mana munculnya kerajaan Islam Samudra Pasai sebagai

kekuatan baru dalam wilayah perdagangan selat Malaka. Pada waktu ini,Samudra

Pasai bahkan telah menguasai sebagian wilayah penghasil lada dan emas di

Minangkabau Timur.

Sedangkan asumsi masuknya Islam melalui pesisir barat didasari oleh

intensifnya kegiatan perdagangan pantai barat Sumatera pada abad ke 16 M

sebagai akibat dari kejatuhan Malaka ke tangan Portugis. Pada waktu ini,

pengaruh kekuasan Aceh Darussalam (pelanjut kekuasan Pasai) sangat besar,

terutama pada wilayah pesisir barat Sumatera. Intensifnya pengembangan Islam

pada waktu inilah yang –oleh beberapa penelitian,-dijadikan sebagai dasar analisis

bagi awal masuknya Islam di Minangkabau dan menghubungkan dengan nama

Syekh Burhanuddin Ulakan yang –oleh beberapa penulis- dianggap sebagai tokoh

“pembawa” Islam pertama ke wilayah ini. Para penulis menyatakan Syekh

Burhanuddin adalah murid Syekh Abdur Rauf Singkil . Syekh Burhanuddin

dikenal sebagai pembawa aliran tarikat Syatariyah ke Minangkabau untuk pertama

kalinya. Setelah dilakukan penelitian terhadap ulama-ulama di Minangkabau,

mereka menyatakan merasa resah akan pernyatakan para penulis tersebut. Mereka

menyatakan bahwa Syekh Burhanuddin adalah berpaham Ahli Sunnah Waljamaah

bermazhab Syafi’i. Itu terbukti pada buku yang merupakan tulisan tangan beliau,

saat beliau meninggal yang diwasiatkan kepada Haji Muqaddam, kemudian

diwasiatkan pada anaknya yang bernama Buya Tuo, seterusnya Haji Harum

5

Page 6: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

Langik, selanjutnya buku tersebut di bawa oleh MUI yang diketuai Buya Hamka

untuk dilakukan bedah buku, maka terbukti ajaran Syekh Burhanuddin tidak ada

hubungannya dengan Tarikat Syatariyah maupun Tarikat naqsabandiyah. Yang

menjadi pertanyaan sampai saat ini, mengapa Buya Hamka tidak menyampaikan

hal ini kepada rakyat Minangkabau? tentunya banyak sekali masalah agama yang

belum tuntas untuk terselesaikan sampai saat ini dan menjadi misteri.

2.4 Proses masuknya Tarikat Syatariah ke Minangkabau

Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh, Aceh, 27 September 1636)

merupakan sultan yang paling besar dalam masaKesultanan Aceh, yang berkuasa

dari tahun 1607 sampai 1636.Aceh mencapai kejayaannya pada masa

kepemimpinan Iskandar Muda, dimana daerah kekuasaannya yang semakin besar

dan reputasi internasional sebagai pusat dari perdagangan dan pembelajaran

tentang Islam. Pada saat itu beliau sangat resah akan perkembangan Tarikat

Syatariah yang dibawa oleh Hamzah al-Fansuri yang berasal dari Ayuthaya,

ibukota lama kerajaan Siam. Tarekat Syattariyah adalah aliran tarekat yang

pertama kali muncul di India pada abad ke 15. Tarekat ini dinisbahkan kepada

tokoh yang mempopulerkan dan berjasa mengembangkannya, Abdullah asy-

Syattar. Awalnya tarekat ini lebih dikenal di Iran dan Transoksania (Asia Tengah)

dengan nama Isyqiyah. Sedangkan di wilayah Turki Usmani, tarekat ini disebut

Bistamiyah.

Sultan menganggap ajaran Hamzah al-Fansuri adalah sesat dan diluar dari

Islam. Oleh karena itu beliau memerintahkan prajuritnya untuk membunuh

Hamzah al-Fansuri. Dalam pelarian terakhirnya beliau memutuskan untuk

berdiam di Minangkabau . Setelah itu Hamzah al-Fansuri mengembangkan

ajarannya dipedalaman minangkabau dan pesisir barat. Pada saat Hamzah al-

Fansuri bertemu Syekh Burhanuddin, ternyata Syekh Burhanuddin menanyakan

apa sebab Hamzah al-Fansuri lari dari Aceh dan sekarang berada di Minangkabau.

Maka beliau menceritakan masalahnya terhadap Sultan Iskandar Muda, maka

terjadilah perdebatan masalah Tarikat Syatariyah tersebut. Dengan pemahaman

Syekh Burhanuddin adalah berpaham Ahli Sunnah Waljamaah bermazhab Syafi’i

6

Page 7: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

yang merupakan ajaran yang berasal dari Mekkah, bukan india. Maka Hamzah al-

Fansuri menyatakan kesalahannya dan bertaubat, dan dia sedih bahwa ajaran

Tarikat Syatariyah telah berkembang di Minangkabau. Tentunya dia sulit untuk

mengajak muridnya untuk kembali pada Islam yang benar. Setelah wafatnya

Syekh Burhanuddin dan Hamzah al-Fansuri, maka murid-murid Hamzah al-

Fansuri mengklaim bahwa Syekh Burhanuddin lah yang membawa ajaran Tarikat

Syatariyah. Oleh karena Syekh Burhanuddin sangat dekat dengan Hamzah al-

Fansuri pada saat beliau telah taubat.

Masuknya Tarikat Syatariyah Tarikat ini kemudian berkembang di

Minangkabau dengan persebaran surau-surau Syatariyah yang didirikan oleh

murid-murid Hamzah al-Fansuri sendiri. Jalur pengembangan tarikat Syatariah

yang berawal dari pesisir barat ini , termasuk pengembangannya ke wilayah

pedalaman. Kalau memang Syekh Burhanuddin yang menyebarkan Tarikat

Syatariyah di Minangkabau maka tentunya ajaran ini merupakan mayoritas saat

ini di Ranah Minang. Akan tetapi mengapa ajaran ini minoritas di Ranah

Minang ?

Negeri Sembilan, Malaysia dan Singapura.

2.5 Sistem hasil dari kebudayaan suku minangkabau

a. Kelahiran Silek Minang

Kelahiran Silek Minang terjadi pada saat bersamaan pada saat kelahiran

minangkabau itu sendiri.Silek didirikan oleh Datuak Marajo Panjang dari padang

panjang dan Datuak Bandaharo Kayo dari Pariangan.Silek adalah ilmu bela diri

yang digunakan untuk melawan musuh.

b. Menhir di Nagari Mahat

Nagari Mahat terletek di lembah yang luas dikelilinggi bukit.Bukit kecil

yang mempunyai luas 22.633 km2,terletak di kec Bukit Barisan kab Lima Puluh

kota Sumatera Barat.Nagari adalah istilah untuk menyebutkan suatu desa di

minangkabau.Nagari asal-usulnya bermula dari Tratak-Dusun-Koto-Nagari.

7

Page 8: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

Tratak : tempat awal oleh nenek moyang minangkabau menetap

Dusun : Masyarakat yang berkembang kemudian dengan adanya adat

Koto : Dusun berkembang karena bertambahnya populasi masyarakat maka

timbullah pemikiran untuk meningkatkan adat atau aturan masing-masing dusun

berbagai satu kata mufakat,maka daerah ini dinamakan sakato,kemudian

berdirilah beberapa koto

Nagari : Daerah yang terdiri dari beberapa koto diberi batas atau dipagari karena

tiap nagari memiliki aturan adat sendiri,dari kata pagar tersebut muncullah istilah

Nagari.

Penentuan tipologi menhir yang beragam di Nagari Mahat dilihat dari

variable-variabel atribut.Variabel tersebut adalah teknologi,bentuk,ukuran,dan

pola hias. Teknologi pembuatan menhir di Nagari Mahat dilakukan melalui proses

anostractive technology,yakni berupa proses pembentukan hasil melalui

pengurangan volume bahan (proses sentrifugal) sehingga menghasilkan bentuk

menhir yang sangat beragam.

2.6 Upacara-upacara adat minangkabau

* Batagak Panghulu

Batagak panghulu adalah upacara pengangkatan panghulu.sebelum

upacara peresmiannya, syarat-syarat berikut harus dipenuhi:

Baniah yaitu menentukan calon penghulu baru

Dituah Cilakoi yaitu diperbincangkan baik buruknya calon dalam sebuah rapat

Penyarahan baniah yaitu penyerahan calon penghulu

Manakok ari yaitu perencanaan kapan acara peresmiannya akan dilangsungkan.

Peresmian pengangkatan penghulu dilaksanakan dengan upacara adat.

Upacar ini di sebut malewakan gala. Hari pertama adalah batagak gadang yakni

upacara peresmian di rumah gadang yang dihadiri uang nan ampekjinih dan

8

Page 9: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

pemuka masayarakat. Panghulu baru menyampaikan pidato. Lalu panghulu tertua

memasang deta dan menyisipkan sebilah keris tanda serah terima jabatan.

Akhirnya panghulu tertua di ambil sumpahnya,dan di tutup dengan do’a. Hari

kedua adalah hari penjamuan. Hari berikutnya panghulu baru siarak ke rumah

bakonya diiringi bunyi-bunyian.

* Batagak Rumah

Batagak rumah adalah upacara mendirikan rumah gadang. Kegiatannya sebagai

berikut:

1. Mufakat awal

Upacara batagak rumah dimulai dengan mufakat orang sekaum,membicarakan

letak rumah yang tepat,ukurannya,serta kapan waktu mengerjakannya. Hasil

mufakat disampaikan pada panghulu suku,lalu panghulu suku ini menyampaikan

rencana mereka pada panghulu suku-suku yang lain.

2. Maelo kayu

Maelo kayu yaitu kegiatan untuk menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

Umumnya kayu-kayu. Penebangan dan pemotongan kayu dilakukan secara

gotong royong. Kayu yang dijadikan tiang utama direndam dulu dalam lumpur

atau air yang terus berganti. Tujuannya agar kayu-kayu itu awet dan sulit dimakan

rayap.

3. Macantak tiang tuo

Mancantak tiang tuo yaitu pekerjaan pertamaan dalam membuat rumah.

Bahan-bahn yang akan digunakan diolah lebih lanjut.

4. Batagak tiang

Batagak tiang dilakukan setelah bahan-bahan selesai diolah. Pertama

tiang-tiang di tegakkan dengan bergotong royong. Tiang rumah gadang tidak

ditanam di tanah,tetapi hanya di letakkan di atas batu layah (gepeng). Karena

itulah rumah gadang jarang rusak bila terjadi gempa atau angin badai.

5. Manaiakkan kudo-kudo

9

Page 10: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

Ini adalah melanjutkan pembangunan rumah setelah tiang-tiang

didirikan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kerajaan Pagaruyung adalah sebuah Kerajaan Islam Melayu yang pernah

berdiri di provinsi Sumatera Barat. Nama kerajaan ini dirujuk dari Tambo yang

ada pada masyarakat Minangkabau, yaitu nama sebuah nagari (Nagari adalah

pembagian wilayah administratif sesudah kecamatan di provinsi Sumatera Barat,

Indonesia. Istilah nagari menggantikan istilah desa, yang digunakan di provinsi

lain di Indonesia.) yang bernama Pagaruyung, dan juga dapat dirujuk dari

inskripsi cap mohor Sultan Tangkal Alam Bagagar dari Pagaruyung, yaitu pada

tulisan beraksara Jawi dalam lingkaran bagian dalam yang berbunyi sebagai

berikut: Sultan Tangkal Alam Bagagar ibnu Sultan Khalīfatullāh yang mempunyai

tahta kerajaan dalam negeri Pagaruyung Dārul Qarār Johan Berdaulat Zillullāh fīl

'Ālam.

3.2 Saran

Makalah yang ditulis adalah makalah yang jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan saran dari pembaca demi kemajuan dari

makalah tersebut.

10

Page 11: MAKALAH KERAJAAN MINANGKABAU

DAFTAR PUSTAKA

http://muliadinatad.blogspot.co.id/2014/06/sejarah-kerajaan-islam-

kesultanan.html

https://gadangdirantau.wordpress.com/2012/12/29/muasal-kerajaan-

minangkabau/

http://www.irhash.com/2009/02/islam-di-minangkabau.html

11