Makalah Kerajaan Gowa Tallo

14
0 MAKALAH SEJARAH INDONESIA KERAJAAN GOWA TALLO (1528-1670-an) KELOMPOK 5 Anggota : Delza Abdul Haris (09) Dewi Puspitasari (11) Erika Vernanda S (15) Kifka Aredesya Putri (33) Kelas : X MIA 2 Pelajaran : Sejarah

Transcript of Makalah Kerajaan Gowa Tallo

Page 1: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

0

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

KERAJAAN GOWA TALLO

(1528-1670-an)

KELOMPOK 5

Anggota :

Delza Abdul Haris (09)

Dewi Puspitasari (11)

Erika Vernanda S (15)

Kifka Aredesya Putri (33)

Kelas : X MIA 2

Pelajaran : Sejarah

Page 2: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

rahmat dan karuniaNyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“Kerajaan Gowa Tallo” untuk memenuhi tugas Bab Islamisasi dan Silang Budaya

di Nusantara semester-2 tahun pelajaran 2014-2015. Kami berharap karya tulis

sederhana ini, dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta

pengetahuan kita mengenai Perkembangan Kerajaan Islam Gowa Tallo di

Indonesia. Meskipun karya tulis ini masih jauh dari sempurna, semoga karya tulis

sederhana ini dapat dipahami dan bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.

Kami juga berterimakasih kepada Ibu Anny Wahyuni, S.Pd, selaku guru

Sejarah sekaligus pembimbing dalam penulisan, sehingga karya tulis sederhana

ini dapat selesai dengan lancar. Dan tidak lupa pula penulis mohon maaf atas

kekurangan disa sini dari makalah yang penulis buat ini. Mohon kritik serta

sarannya. Terimakasih

Depok, Januari 2015

Penulis

Page 3: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

2

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………..…………...…1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………....2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………..…….3

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………..4

1.3 Tujuan……………………………………………………………...….4

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo……………………..5

2.2 Perkembangan Kerajaan Gowa Tallo…….………………....…………6

2.3 Kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan Gowa

Tallo ……..…………………………………………………………....7

2.4 Hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo.…...…......…...8

2.5 Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo…………………………………….10

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………….…………..11

3.2. Saran……………………………………………………………........12

3.3 Daftar Pustaka………………………....…………………………......13

Page 4: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesultanan Gowa adalah salah satu kerajaan besar sukses yang terdapat di

daerah Sulawesi Selatan. Rakyatnya berasal dari suku Makassar yang terdapat

diujung selatan dan pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada

dibawah Kabupaten Gowa dan daerah sekitarnya yang dalam bingkai

negarakesatuan RI dimekarkan menjadi Kota Madya Makassar dan kabupaten

lainnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan

Hasanuddin, yang saat itu melakukan perperangan yang dikenal dengan Perang

Makassar (1666-1669) terhadap Belanda yang dibantu oleh kerajaan Bone yang

berasal dari Suku Bugis dengan rajanya Arung Palaka. Tapi perang ini bukan

berarti perang antar suku Makassar- Suku Bugis, karna dipihak Gowa ada sekutu

Bugisnya demikian pula dipihak Belanda-Bone, ada sekutu Makassarnya. Politik

Divide et Impera Belanda, terbuktu sangat ampuh disini. Perang Makassar ini

adalah perang terbesar Belanda yang pernah dilakukan di abad itu. Pada awalnya

didaerah Gowa terdapat 9 komunitas yang dikenal dengan nama Bate Kalapang (9

bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan Gowa: Tembolo, Lakiung,

Prang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui

berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk

membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh

Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain,

menyebutkan 4 orang yang mendahului datangnya Tumanurung, 2 orang pertama

adalah Batara Guru dan saudaranya. Masing-masing kerajaan tersebut membentuk

persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah satunya adalah Kerajaan

Gowa dan Tallo membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga melahirkan

suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan Kerajaan Makassar. Nama Makassar

sebenarnya adalah ibukota dari Kerajaan Gowa dan sekarang masih digunakan

Page 5: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

4

sebagai nama ibukota Provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis daerah

Sulawesi Selatan memiliki provinsi yang sangat strategis karena berada dijalur

pelayaran (perdagangan) nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat

persinggahan para pedagang baik yang berasal dari bagian Indonesia bagian

Timur maupun yang berasal dari Indonesia bagian Barat. Dengan posisi strategis

tersebut, maka Kerajaan Makassar berkembang menjadi kerajaan besar dan

berkuasa atas jalur perdagangan nusantara

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo?

1.2.2 Bagaimana perkembangan Kerajaan Gowa Tallo?

1.2.3 Bagaimana kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya Kerajaan

Gowa Tallo?

1.2.4 Jelaskan hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo!

1.2.5 Jelaskan sebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo!

1.3 Tujuan

1.3.1 Mengetahui latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo

1.3.2 Mengetahui perkembangan Kerajaan Gowa Tallo

1.3.3 Mengetahui kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya

Kerajaan Gowa Tallo

1.3.4 Mengetahui hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo

1.3.5 Mengetahui sebab runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo

Page 6: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

5

BAB II

PEMBAHASAN

1.2.1 Bagaimana latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo?

2.1 Latar belakang berdirinya Kerajaan Gowa Tallo

Di Sulawesi Selatan pada abad ke 16 terdapat beberapa kerajaan mandiri

diantaranya Gowa, Tallo, Bone, Sopeng, Wajo, dan Sidenreng. Setiap kerajaan

tersebut membentuk persekutuan sesuai dengan pilihan masing-masing. Salah

satunya adalah Kerajaan Gowa dan Tallo. Keduanya membentuk persekutuan

pada tahun 1528, sehingga melahirkan apa yang lebih dikenal dengan sebutan

Kerajaan Gowa-Tallo atau Kerajaan Makassar. Raja Gowa, Daeng Manrabia

menjadi raja bergelar Sultan Allaudin dan Raja Tallo, Karaeng Mantoaya menjadi

perdana menteri bergelar Sultan Abdullah kaarena pusat pemerintahannya

terdapat di Makassar, Kerajaan Gowa dan Tallo sering disebut sebagai Kerajaan

Makassar. Wilayah kerajaan ini sekarang berada dibawah Kabupaten Gowa dan

sekitarnya.

Karena posisinya yang strategis diantara wilayah barat (Malaka) dan timur

nusantara (Maluku), Makassar menjadi bandar pertama untuk memasuki

Indonesia Timur yang kaya rempah-rempah. Kerajaan ini memiliki pelaut-pelaut

tangguh yang memperkuat barisan pertahanan Laut Makassar

Sumber asing tertulis pertama dari catatan Tome Pires. Dalam catatannya

dia melukiskan kemampuan pelayaran dan perdagangan orang-orang

Makassar.Pires menulis : “Orang-orang Makassar telah berdagang sampai ke

Malaka, Jawa, Borneo, Negeri Siam dan juga semua tempat yang terdapat antara

Pahang dan Siam. “(Swang: 2005,72)”

Kesultanan ini disebut-sebut kaya akan beras, bahan-bahan makanan

lainnya, daging, dan kapur barus hitam. Mereka memasok barang dagangan dari

Page 7: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

6

luar, antara lain jenis pakaian dari cambay, bengal, dan keling. Dan penemuan

banyak jenis keramik dari asal Dinasti Sung dan Ming di daerah Sulawesi Selatan

juga membuktikan kerajaan ini telah menjalin hubungan dagang dengan Cina

1.2.2 Bagaimana perkembangan Kerajaan Gowa Tallo?

2.2 Perkembangan Kerajaan Gowa Tallo

Pada awalnya, Kerajaan Gowa – Tallo yang lebih dikenal sebagai Kerajaan

Makassar terdiri dari beberapa kerajaan yang bercorak Hindu, antara lain, Gowa,

Tallo, Wajo, Bone, Soppeng, dan Luwu. Dengan adanya dakwah dari Dato'ri

Bandang dan Dato' Sulaiman, Sultan Alauddin (Raja Gowa) masuk Islam. Setelah

raja memeluk Islam, rakyat pun segera ikut memeluk Islam.

Kerajaan Gowa dan Tallo kemudian menjadi satu dan lebih dikenal dengan nama

Kerajaan Makassar dengan pemerintahannya yang terkenal adalah Sultan

Hasanuddin (1653 – 1669). Ia berhasil memperluas pengaruh Kerajaan Makassar

sampai ke Matos, Bulukamba, Mondar, Sulawesi Utara, Luwu, Butan, Selayar,

Sumbawa, dan Lombok. Hasanuddin juga berhasil mengembangkan pelabuhannya

dan menjadi bandar transito di Indonesia bagian timur pada waktu itu. Hasanuddin

mendapat julukan Ayam Jantan dari Timur. Karena keberaniannya dan semangat

perjuangannya, Makassar menjadi kerajaan besar dan berpengaruh terhadap

kerajaan di sekitarnya.

Page 8: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

7

1.2.3 Bagaimana kondisi sosial-politik, ekonomi dan sosial budaya

Kerajaan Gowa Tallo?

2.3 Kondisi Sosial Politik Kerajaan Gowa Tallo

Pada awal abad ke 16, datanglah Dato’ ri Bandang, Ulama Islam dari

Sumatera Barat. Ia menyebarkan ajaran Islam di makassar. Raja Makassar, Daeng

Manrabia memeluk agama Islam, dan namanya diubah menjadi Sultan Alauddin.

Dibawah pemerintahannya ( Pemerintah 1591-1638) Kesultanan Makassar

berkembang menjadi Negara Maritim yang kuat. Pada masa ini pula orang mulai

mengenal jenis perahu layar Lambo dan Pinisi

Kerajaan mencapai puncaknya pada masa Sultan Muhammad Said (1639-

1653) dan Sultan Hasanuddin (1653-1669). Kedua Sultan ini membawa Makassar

sebagai daerah dagang yang maju. Wilayah kekuasaannya meluas sampai ke Fores

dan Pulau Solor di Nusa Tenggara. Secara khusus dibawah Hasanuddin, kerajaan-

kerajaan kecil di sekitar Makassar seperti Kerajaan Wajo, Bone, Luwu, dan

Sopeng berhasil dikuasai

2.3 Kerajaan Gowa Tallo dari segi Ekonomi dan Sosial Budaya

Kerajaan ini memperoleh kemajun ekonomi yang amat pesat, terutama

dibidang perdagangan. Kemajuan di bidang perdagangan ini disebabkan antara

lain:

Banyak pedagang hijrah ke Makassar setelah Malaka jatuh ke

tangan Portugis pada tahun 1511.

Orang-orang Makassar dan Bugis terkenal sebagai pelaut ulung

yang dapat mengamankan wilayah lautnya.

Tersedia banyak rempah-rempah (dari Maluku).

Makassar berkembang sebagai pelabuhan internasional. Banyak oedagang

asing seperti Portugis, Inggris, Denmark datang berdagang di Makassar dengan

tipe perahunya seperti pinisi dan lombo, pedagang-pedagang Makassar memegang

Page 9: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

8

peran penting dalam perdagangan di Nusantara, meski akhirnya untuk itu harus

terlibt perang dengan VOC. Sementara itu, untuk menjamin dan mengatur

perdagangan dan pelayaran di wilayahnya, Makassar mengeluarkan UU dan

hukum perdagangan yang disebut Ade Allopiloping Bacanna Pabalue, yang

dimuat dalam buku Lontana Amanna Coppa.

Meski memiliki kebebasan dalam mencapai kesejahteraan hidup, dalam

kehidupan sosial sehari-hari mereka sangat terikat dengan norma adat yang

mereka anggap sakral. Norma kehidupan sosial Makassar diatur berdasarkan adat

dan agama Islam yang disebut Pangadakkang. Selain norma tersebut, masyarakat

Makassar juga mengenal pelpisan sosial; lapisan atas yang merupakan golongan

bangsawan dan keluarganya disebut “Anakarung/Karaeng”, sedangkan rakyat

kebanyakan disebut “to maradeka”, dan masyarakat lapisan bawah yaitu para

hamba-sahaya disebut golongan “ata”.

Mengingat statusnya sebagai negara maritim, sebagian besar

kebudayaannya bercorak maritim. Hasil kebudayaannya yang terkenal adalah

perahu pinisi. Perahu-perahu ini berlayar tidak saja berlayar di perairan

Indonesia, tapi juga sampai ke mancanegara.

2.4 Hubungan antara VOC dengan Kerajaan Gowa Tallo

Perang Makassar (1666-1669)

Pada masa pemerintahan Hasanuddin, Kesultanan Gowa Tallo terlibat

perang besar dengan VOC, yang terkenal dengan nama Perang Makassar Perang

ini termasuk perang terbesar yang dialami oleh VOC abad ke abad ke-17. Perang

tersebut dilatar belakangi cita-cita Hassanudin menjadikan Makassar pusat

kegiatan perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini mengancam aktivitas

ekonomi Belanda. Pertama bagi Belanda kehadiran kesultanan, Gowa Tallo saja

mengancam lalu lintas perdagangan mereka dari Maluku ke Batavia. Kedua,

Page 10: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

9

rencana Hasanuddin mengancam eksistensi dan penguasaan ekonomi mereka di

Maluku. Sudah lama Belanda yang merasa berkuasa atas Maluku sebagai seumber

rempah-rempah menganggap Makassar sebagai pelabuhan gelap karna ikut juga

memperjual belikan rempah-rempah dari Maluku

Diawali perlucutan dan perampasan terhadap armada Belanda di Maluku

oleh pasukan Hasanuddin, Belanda kemudian menyerang Makassar setelah

sebelumnya mendapat kepastian bantuan dari Sultan Bone, Aru Palaka. Aru

Palaka bersedia membantu Belanda tetapi Sempat terdesak, Belanda akhirnya

berhasil memaksa Hasanuddin menyepakati Perjanjian Bongaya pada tahun 1667,

yang isinya :

VOC (Serikat dagang Belanda) memperoleh monopoli perdagangan di

Makassar.

Belanda mendirikan benteng di Makassar (kelak bernama benteng

Rotterdam).

Makassar melepaskan daerah jajahannya seperti Bone dan pulau-pulau

disekitar Makassar.

Makassar mengakui Aru Palaka sebagai raja Bone.

Keberanian Hasanuddin memorak-porandakan pasukan Belanda di

Maluku membuatnya mendapat julukan “Ayam Jantan Dari Timur”.

Sepeninggal Hasanuddin, Makassar dipimpin oleh putranya bernama

Mapasomba. Sama seperti ayahnya, sultan ini menentang kehadiran Belanda di

Makassar, bahkan lebih keras. Konon, sultan Hasanuddin menasehati Mapasomba

agar dapat bekerjasama dengan Belanda dengan tujuan menjamin eksistensi

Kesultanan Makassar. Namun, Mapasomba gigih pada tekadnya : Mengusir

Belanda dari Makassar. Sikapnya yang keras dan tidak mau bekerja sama menjadi

alasan Belanda mengerahkan pasukan secara besar-besaran. Pasukan Mapasomba

berhasilkan dihancurkan dan Mapasomba sendiri tidak diketahui nasibnya.

Belanda pun berkuasa sepenuhnya atas Kesultanan Makassar.

Page 11: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

10

2.5 Runtuhnya Kerajaan Gowa Tallo

Daerah kekuasaan Makassar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia

timur dapat dikuasainya. Sultan Hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti

kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli

yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hungan

antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi

oleh adanya Kerajaan Makassar. Dengan kondisi tersebut maka timbul

pertentangan antara sultan Hasanuddin dengan VOC. Bahkan menyebabkan

terjadinya perperangan, perperangan tersebut terjadi didaerah Maluku.

Dalam perperangan melawan VOC, Sultan Hasanuddin memimpin sendiri

pasukannya untuk memporak-porandakan pasuka Belanda di maluku. Akibatnya

kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan Hasanuddin

tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam Jantan dari

Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri perperangan dengan Makassar yaitu

dengan melakukan politik adu domba antara Makassar dengan Kerajaan Bone

(daerah kekuasaan Makassar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang merasa dijajah

oleh Makassar meminta bantuan kepada VOC untuk melepaskan diri dari

kekuasaan Makassar. Sebagai akibatnya Aru Palaka bersekutu dengan VOC untuk

menghancurkan Makassar.

Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota

Kerajaan Makassar. Dan secara terpaksa Kerajaan Makassar harus mengakui

kekalahannya dan menandatangani perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya

tentu sangat merugikan Kerajaan Makassar.

Walaupun perjanjian telah diadakan, tetapi perlawanan Makassar terhadap

Belanda tetap berlangsung. Bahkan pengganti dari Sultan Hasanuddin yaitu

Mapasomba (Putera Hasanuddin) meneruskan perlawanan melawan Belanda.

Untuk mengahadapi perlawanan Rakyat Makassar, Belanda mengerahkan

pasukannya secara besar-besaran. Akhirnya Belanda dapat menguasai sepenuhnya

Kerajaan Makassar, dan Makassar atau Kerajaan Gowa Tallo mengalami

kehancuran

Page 12: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

11

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesultanan Gowa atau kadang ditulis goa adalah salah satu kerajaan besar

dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi selatan. Rakyat dari kerajaan

ini berasal dari suku makassar yang berdiam diujung selatan dan pesisir barat

Sulawesi. Sejak Gowa Tallo sebagai pusat perdagangan laut, kerajaan ini menjalin

hubungan dengan ternate yang sudah menerima islam dari gresik. Raja ternate

yakni baabullah mengajak Raja Gowa Tallo untuk masuk islam, tapi gagal. Baru

pada masa raja datu ri bandang datang kekerajaan gowa tallo, agama islam mulai

masuk ke kerajaan ini.

Setaun kemudian hampir seluruh penduduk gowa tallo memeluk islam.

Mubaligh yang berjasa menyebarkan islam adalah Abdul kodir khotib tunggal

yang berasal dari Minangkabau. Makassar mencapai puncak kebesarannya pada

masa pemerintahan sultan hasanuddin(1653-1669). Daerah kekuasaan makassar

luas seluruh jalur perdagangan di Indonesia timur dapat dikuasainya. Sultan

hasanuddin terkenal sebagai raja yang sangat anti kepada dominasi asing. Dalam

peperangan melawan voc, sultan hasanuddin memimpin sendiri pasukannya untuk

memporak-porandakan pasukan belanda di maluku. Akibatnya kedudukan

belanda semakin terdesak. Atas keberanian sultan hasanuddin tersebut maka

belanda memberikan julukan padanya sebagai ayam jantan dari timur.

Demikian gowa telah mengalami pasang surut dalam perkembangan sejak

raja gowa pertama, Tumanurung (abad 13) hingga mencapai puncak keemasannya

pada abad 18 kemudian sampai mengalami transisi setelah bertaun taun berjuang

menghadapi penjajahan. Dalam pada itu, sistem pemerintahan pun mengalami

transisi dimasa raja gowa xxxvi andi itjo karaeng lalolang, setelah menjadi bagian

Page 13: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

12

republik Indonesia yang bersatu, berubah bentuk dari kerajaan menjadi daerah

tingkat II otonom. Sehingga dengan perubahan tersebut, andi itjo pun tercatat

dalam sejarah sebagai raja gowa terakhir dan sekaligus bupati gowa pertama.

3.2 Saran

Saran yang bersifat membangun dari para guru, pembaca dan teman-teman

lainnya kami harapkan demi perbaikan makalah tentang Kerajaan Gowa Tallo ini.

Kami pun mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan dan kata-kata.

Sekian dan Terimakasih

Page 14: Makalah Kerajaan Gowa Tallo

13

3.3 Daftar Pustaka

1. Adil M, Hapsari Ratna. 2014. Sejarah Indonesia Jilid 1 Kelompok Wajib

untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga

2. Alfian Magdalia, Nurliana S Nana, Suhartono Sudarini. 2006. Sejarah

untuk SMA dan MA Kelas XI Progam IPS. Jakarta: Erlangga

3. Rizal Syamsul, Suhartono. 2007. Sejarah untuk SMA dan MA Kelas XI

Progam IPA. Jakarta: Widya Utama