MAKALAH KEL.3.docx

download MAKALAH KEL.3.docx

of 18

Transcript of MAKALAH KEL.3.docx

MAKALAH VARIABEL PENELITIAN

DISUSUN OLEHKELOMPOK 31. BAGUS PANUNTUN2. EVA DWI YUNI SUPRIYANI3. HANIK LATHIFATUN SHOLIHAH4. M.RYAN KURNIAWAN5. NURUL KHASANAH6. RIZKI ANA SANTI7. SAYYIDATI ASAMA NINGRUM8. ZIYYA FAHREKHA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUSTAHUN AKADEMIK2015/2016

KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikanmakalah ini dengan judul VARIABEL PENELITIAN tanpa ada halangan suatu apapun.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.

Kudus, 11 September 2015

Penulis

DAFTAR ISII. CoverII. Kata PengantarIII. Daftar IsiIV. BAB I PendahuluanA. Latar BelakangB. Rumusan MasalahC. TujuanV. BAB II Pembahasan1. Pengertian dan jenis variabel penelitian2. Hubungan antar variabel dan variabel perancu 3. Skala pengukuran variable dan difinisi operasional variable4. Pengertian hipotesis dan manfaat rumusan hipotesis5. Apa saja sumber hipotesis dan karakteristik hipotesis6. Alur merumuskan hipotesis dan apa jenisnyaVI. BAB III PenutupKesimpulanVII. Daftar Pustaka

BAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGVariabel merupakan pada waktu sebuah konsep didefinisikan dan metode pengukurannya telah diidentifikasi pada waktu mempelajari suatu hubungan variable terikat adalah konsekuensi dari variable bebas yang mendahului. Didalam variable penelitian terdapat pola hubungan antar variable dan pengendalian variable perancu. Didalam penelitian terdapat skala pengukuran variable. Dan setelah itu dilakukan tindakan rumusan hipotesis.B. PERUMUSAN MASALAH1. Apa pengertian dan jenis variable penelitian2. Apa pola hubungan antar variable,variable perancu dan pengendaliannya3. Apa saja skala pengukuran variable dan apa pengertian dari operasional variable4. Apa pengertian hipotesis dan manfaat rumusan hipotesis5. Apa saja sumber hipotesis dan karakteristik hipotesis6. Apa alur merumuskan hipotesis dan apa jenisnyaC. TUJUAN1. Untuk mengetahui variable penelitian dan sub-sub yang ada didalamnya2. Untuk melengkapi tugas mata kuliah pngantar riset keperawatan

BAB IIPEMBAHASANA. PENGERTIAN DAN JENIS VARIABEL PENELITIANadalah suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Dengan penggunaan variabel, kita dapat dengan mudah memperoleh dan memahami permasalahan.Pada waktu sebuah konsep didefinisikan dan metode pengukurannya telah diidentifikasi , maka konsep tersebut disebut variable. Sebagai contoh, keberhasilan akademik kemampuan untuk lulus dalam suatu lingkungan universitas seperti diukur dengan grade point averge atau indeks Prestasi Kumulatif adalah suatu variable dalam studi yang menyelidiki dua pendekatan pendidikan yang berbeda pada keperawatan.Jenis-jenis variable penelitian antara lain:a. Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau sebab perubahan timbulnya variabel terikat (dependen). Variabel Independen disebut juga dengan variabel perlakuan, kausa, risiko, variabel stimulus, antecedent, variabel pengaruh, treatment, dan variabel bebas. Dapat dikatakan variabel bebas karena dapat mempengaruhi variabel lainnya. Contoh Variabel Bebas (Independen) seperti "Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan",b. Variabel Despenden (Variabel Terikat) adalah variabel yang dipengaruhi, akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas). Variabel Despenden disebut juga dengan variabel terikat, variabel output, Konsekuen, variabel tergantung, kriteria, variabel terpengaruh, dan variabel efek. Contoh Variabel Terikat (Despenden) seperti Pengaruh Terapi Musik terhadap Penurun Tingkat Kecemasanc. Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi baik itu memperkuat atau memperlemah hubungan antara Variabel bebas dan terikat. Variabel Moderator juga disebut dengan Variabel Independen Kedua. Skema variabel moderator yaitu Variabel Bebas (Independen) - Moderator - Despenden.Contoh Variabel Moderator adalah Hubungan motivasi dan prestasi belajar akan semakin kuat bila peranan dosen dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik, dan hubungan semakin rendah bila peranan dosen kurang baik dalam menciptakan lingkungan belajar. d. Variabel Intervening adalah variabel yang mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat secara teoritis, tetapi tidak dapat diamati dan diukur. Variabel intervening merupakan variabel antara/penyela pada variabel bebas dan variabel terikat, sehingga variabel bebas tidak langsung mempengaruhi perubahan variabel terikat. Contoh Variabel Intervening adalah Hubungan antara Kualitas Pelayanan dengan kepuasan konsumen dan Loyalitas (Dependen)

B. HUBUNGAN ANTAR VARIABEL DAN VARIABEL PERANCU Ada tiga kategori hubungan variabel, yakni hubungan simetris, hubungan tidak simetris, dan hubungan timbal balik. 1. Hubungan SimetrisHubungan Simetris adalah hubungan manakala variabel yang satu tidak disebabkan oleh variabel lainnya. Hubungan variabel yang tidak simetris mempunyai ciri- ciri sebagai berikut: Kedua variabel merupakan indikator dari konsep yang sama Misalnya : Kualifikasi guru yang baik adalah tingkat pendidikan dan pengalaman mengajarnnya. Variabel tingkat pendidikan dan variabel pengalaman mengajar merupakan hubungan simetris, sebab kedua variabel tidak saling mempengaruhi. Tingkat pendidikan tidak dipengaruhi oleh tingkat mengajar, demikian pula sebaliknya. Variabel merupakan akibat dari faktor yang sama Misalnya : Tes seleksi masuk universitas yang ketat menyebabkan banyak calon yang jatuh, tetapi juga dapat meningkatkan prestasi mahasiswa. Hubungan tersebut adalah simetris, karena tidak ada hubungan antara calon mahasiswa yang jatuh dengan kenaikan prestasi mahasiswa. Kedua variabel memiliki ikatan fungsional Misalnya : Kekuasaan mengalami kaitan fungsi dengan tugas dan tanggung jawab.Akan tetapi tidak berarti kekuasaan dipengaruhi oleh tugas dan tanggung jawab. Atau sebaliknya, tugas dan tanggung jawab ditentukan dan dipengaruhi kekuasaan. Hubungan kebetulan Misalnya : Anak pandai tidak lulus, tetapi anak bodoh lulus dengan baik. Jadi, tidak ada hubungan antara bodoh dengan kelulusan, dan pandai dengan kegagalan. Hubungan simetris dengan empat ciri di atas jarang digunakan dalam penelitian ilmu sosial, termasuk penelitian pendidikan.2. Hubungan Tak SimetrisHubungan tak simetris ditandai dengan adanya hubungan atau kaitan antar variabel yang satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut bisa hubungan pengaruh, sumbangan, atau kontribusi, ataupun hubungan sebab akibat. Oleh karena itu hubungan tak simetris merupakan inti dari penelitian ilmu sosial, termasuk penelitian pendidikan. Hubungan yang terjadi biasanya dalam bentuk hubungan positif dan fungsional. Hubungan positif biasanya terdapat hubungan yang searah. Misalnya, makin tinggi tingkat pendidikan guru, maka makin tinggi kualitas pengajaran. Demikian pula makin rendah kompetensi guru, makin rendah hasil belajar siswa. Akan tetapi makin tinggi kompetensi guru makin rendah hasil belajar. Maka hubungan tersebut adalah negatif atau berbanding terbalik.Sedangkan yang dimaksud dengan hubungan fungsional adalah kedua variabel (variabel bebas dan variabel terikat) menunjukkan adanya kaitan fungsi. Misalnya, adanya pengaruh, adanya sunbangan atau kontribusi, atau menjadi penyebab variabel lainnya. Secara statistik sumbangan ataupun pengaruh dapat dihitung besarnya.

Ada beberapa ciri dari hubungan tidak simetris, antara lain sebagai berikut: Hubungan stimulus-respon Stimulus bersal dari luar individu, sedangkan respons adalah reaksi atau jawaban dari individu. Hubungan yang terjadi biasanya dalam bentuk pengaruh dan efek dari variabel pengaruh atau variabel bebas terhadap variabel terikat atau terpengaruh / respons. Misalnya : Pengaruh metode belajar terhadap hasil belajar, pengaruh bimbingan kelompok terhadap kesanggupan menyesuaikan diri, pengaruh kepemimpinan demokratis terhadap kepuasan kerja.Penelitian dapat menggunakan metode eksperimen atau metode ex post de facto. Hubungan disposisi-responsApabila stimulus datan dari luar, disposisis sudah berada dalam diri individu itu sendiri, yakni berupa kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu pada situasi tertentu. Contoh disposisi antara lain sikap, kebiasaan, dorongan, kepercayaan, nilai. Sedangkan respons ditunjukkan dalam bentuk perilaku individu. Misalnya : Hubungan antara kebiasaan membaca dengan kemampuan berbahasa, hubungan antar sikap antara profesi keguruan dengan kemampuan mengajar, hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar yang dicapainya. Hubungan ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan. Hubungan karakteristik individu Yang dimaksud dengan karakteristik di sini adalah sifat atau sikap yang relatif menetap dalam individu, misalnya jenis kalamin, tingkat pendidikan, agama, usia, pengalaman kerja, keahlian atau jurusan. Contohnya adalah jenis kelamin, tingkat pendidikan dan keahlian guru dalam hubungannya dengan sikap terhadap profesi keguruan. Jenis hubungan karakteristik individu dengan perilaku dapat pula dikombinasikan dengan ciri hubungan pertama dengan ciri hubungan kedua. Caranya ialah dengan memasukkan karakteristik individu sebagai variabel kontrol. Misalnya : Pengaruh kompetisi guru terhadap prestasi belajar siswa ditinjau dari tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Hubungan antara cara dengan tujuan Misalnya : Hubungan antara lamanya belajar dengan hasil belajar yang dicapainya, hubungan antara banyaknya pekerjaan rumah dengan prestasi belajar di sekolah.Penelitian di bidang ilmu sosial dan pendidikan pada umumnya menggunakan hubungan tak simetris, seperti disposisi-respons, karakteristik individu dengan perilaku, stimulus-respons, dan dalam hal tertentu hubungan antara tujuan dengan cara.3. Hubungan Timbal BalikHubungan timbal balik adalah hubungan yang ada pada suatu saat variabel yang satu menjadi penyebab variabel yang lain, dan pada saat lain terjadi sebaliknya. Jadi pada suatu saat variabel X mempengaruhi variabel Y, dan pada saat yang lain variabel Y mempengaruhi variabel X.Misalnya : Siswa yang biasanya belajar teratur ternyata berprestasi tinggi. Pada suatu saat tiba giliran bahwa suatu siswa yang berprestasi tinggi menyebabkan belajar teratur.Di antara ketiga pola hubungan antar variabel di atas, yauti hubungan simetris, hubungan tak simetris, dan hubungan timbal balik, hubungan yang paling banyak digunaka dalam penelitian ilmu sosial dan pendidikan adalah pola hubungan tak simetris dan hubungan timbal balik.

C. SKALA PENGUKURAN VARIABLE DAN DIFINISI OPERASIONAL VARIABLE SKALA PENGUKURANPada dasarnya terdapat 4 jenis skala pengukuran, yaitu :1.SKALA NOMINALAdalah skala yang memungkinkan peneliti mengelompokkan subyek kedalam katagori atau kelompok. Misal gender responden dapat dikelompokkan dalam 2 katagori : Pria dan wanita. Skala gender dapat dinyatakan dalam angka : Pria = 1 dan Wanita = 2. Skala Nominal bersifat mutualy exlusivedan masing-masing anggota himpunan tersebut tidak ada perbedaan nilai.2.SKALA ORDINALSkala Ordinal tidak hanya menyatakan katagori tapi juga menyatakan peringkat katagori tersebut.Skala Ordinal menjawab atas suatu pertanyaan, responden diminta untuk memberikan urutan alternatif jawaban yang paling sesuai. Misal rangking jawaban yang dibuat berdasarkan preferensi Responden :1. Senang sekali, 2. Senang, 3. Kurang senang, 4. Kurang senang sekali. ( beda antara dua titik tidak dapat diukur).3.SKALA INTERVALSkala Interval memungkinkan mengukur beda antara dua titik dalam skala, menghitung means dan standar deviasi data. Contoh :Jarak waktu jam.08.00 10.00 adalah sama dengan jarak waktu 16.00 18.00. Tetapi kita tidak dapat menyatakan bahwa jam.16.00 dua kali lebih lambat dibandingkan jam.08.00.4.SKALA RASIOSkala Rasio merupakan kedudukan data yang tertinggi, dimana memiliki nilai nol yang orisinal. Misal : Jika aset perusahaan A sebanyak Rp. 10 Milyar dan aset perusahaan B sebanyak Rp. 5 Milyar, maka rasio A & B adalah2 : 1. DEFINISI OPERASIONAL VARIABELDefinisi suatu konsep atau constract merupakan suatu definisi yang menyatakan secara jelas dan akurat mengenai bagaimana suatu konsep atau constract tersebut diukur.Pengukuran dengan melihat dimensi perilaku, aspek, atau karakteristik yang ditunjukkan oleh suatu konsep.Merumuskan definisi operasional variabel perlu memperhatikan definisi teoritiknya dan kebutuhan kondisi teknik di lapangan. Jadi perlu memperhatikan keterkaitan dengan standarisasi pengukuran misalnya : pengertiannya, bagaimana cara mengukur, apa alat ukurnya, dan kriteria hasil pengukuran.

D. PENGERTIAN HIPOTESIS DAN MANFAAT RUMUSAN HIPOTESIS Pengertian HipotesisKata hipotesis berasal dari bahasa Yunani yaitu hypo yang artinya di bawah dan thesis yang artinya pendirian, pendapat yang ditegakkan. Menurut Sekaran (2005), mendefinisikan hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkap dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis menurut Toto Syatori Nasehuddien dalam bukunya yang berjudul Metodologi Penelitian: Sebuah Pengantar, adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara dua variabeel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan variabel yang satu dan variable yang lain. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang telah dirumuskan.Hipotesis ilmiah mencoba mengutarakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti. Hipotesis menjadi teruji apabila semua gejala yang timbul tidak bertentangan dengan hipotesis tersebut. Dalam upaya pembuktian hipotesis, peneliti dapat saja dengan sengaja menimbulkan/ menciptakan suatu gejala. Kesengajaan ini disebut percobaan atau eksperimen. Hipotesis yang telah teruji kebenarannya disebut teoriContoh:Apabila terlihat awan hitam dan langit menjadi pekat, maka seseorang dapat saja menyimpulkan (menduga-duga) berdasarkan pengalamannya bahwa (karena langit mendung, maka) sebentar lagi hujan akan turun. Apabila ternyata beberapa saat kemudia hujan benar turun, maka dugaan terbukti benar. Secara ilmiah, dugaan ini disebut hipotesis. Namun apabila ternyata tidak turun hujan, maka hipotesisnya dinyatakan keliru.Ketika berfikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan, perkiraan, dugaan, dan sebagainya. Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa diantara sejumlah fakta ada hubungan tertentu Proposisi inilah yang akan membentuk proses terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu diantaranya yaitu Penelitian sosial.Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebuah Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji. Kegunaan HipotesisKegunaan hipotesis secara garis besar adalah sebagai berikuta) Memberikan batasan dan memperkecil jangkauan penelitian serta kerjapenelitian.b) Mensiagakan peneliti pada kondisi fakta dan hubungan antarfakta.c) Sebagai alat sederhana dalam memfokuskan fakta terpisah-pisah tanpa koordinasi ke dalam suatu kesatuan penting dan menyeluruh.d) Sebagai panduan dalam pengujian dan penyesuaian dengan fakta dan antarfakta.Tinggi rendahnya kegunaan hipotesis sangat tergantung dari:a) Pengamatan si peneliti yang tajamb) Imajinasi dan pemikiran kreatif si penelitic) Kerangka analisis yang digunakan si penelitid) Metode dan desain penelitian yang dipilih si peneliti

E. SUMBER HIPOTESIS DAN KARAKTERISTIK HIPOTESIS Sumber hipotesis1. Ilmu pengetahuan dan pengertian yang mendalam tentang ilmu2. Wawasan serta pengertian tentang suatu wawasan3. Imajinasi dan angan-anaga4. Materi bacaan dan literature5. Pengetahuan kebiasaan atau kegiatan didaerah yang diselidiki 6. Data yang tersedia 7. Kesamaan

Karakteristik hipotesis1. Hipotesis dapat diuji apabila hipotesis tersebut dirumuskan dengan benar2. Kegagalan merumuskan hipotesis akan menggambarkan hasil penelitian3. Meskipun hipotesis telah memenuhi syarat secra proposional ,juika hipotesis tersebut masih abstrak bukan saja membingungkan prosedur penelitian melainkan juga sukar di uji secra nyata

F. ALUR MERUMUSKAN HIPOTESIS DAN JENIS HIPOTESIS Alur 1 Perumusan Masalah Perumusan Hipotesis Pengujian Hipotesis Hasil Pada alur ini, tahapan yang dilakukan tidaklah terlalu panjang. Hanya menggunakan tiga tahapan saja. Langkah awal merumuskan masalah, hal apa yang akan diteliti dan menjadi acuan dalam penelitian ini. Kemudian langsung merumuskan hipotesis, hipotesis adalah dugaan dari awal sebuah hasil penelitian. Hipotesis disini adalah harapan yang akan terjadi diakhir penelitian. Setelah merumuskan hipotesis, lalu melakukan pengujian hipotesis tersebut. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan kriteria kebenaran korespondesi dan alur berfikir induksi. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah hipotesis yang dibuat sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Alur 2 :Perumusan Masalah Penyusunan Kerangka Berfikir Perumusan Hipotesis Pengujian Hipotesis - HasilUntuk alur kedua ini, penelitian akan lebih sistemasis dikarenakan terdapat tahapan penyusunan kerangka berfikir yang memudahkan dalam melakukan penelitian.Lagkah awal sama seperti pada alur 1 yaitu merumuskan masalah yang akan diteliti. Setelah itu masalah yang telah dirumuskan disusun sistematis dengan metode kerangka berfikir. Ini akan memudahkan dalam penelitian, karena akan lebih sistematis dan akan tersusun rapih. Setelah itu, merumuskan hipotesis dengan menggunakan kriteria kebenaran korespondensi dan alur berfikir induksi. Hasil dari pengujian ini adalah ditolak atau diterima. Ketika hasilnya ditolak, maka akan ditinjau ulang ditahapan kerangka berfikir, lalu melakukan tahapan yang sama dengan sebelumnya. Alur 3 :Perumusan Masalah Khasanah Pengetahuan Ilmu Penyusunan Kerangka Berfikir Perumusan Hipotesis Pengujian Hipotesis Hasil Alur ke-3 adalah alur lengkap dalam metode ilmiah. Semua tahapan dilalui dengan pemikiran matang yang terperinci. Hasil yang dihasilkan pun akan lebih mendekati kepada sumber karena tahapan yang terperinci.Langkah awal yaitu sama seperti alur sebelumnya, yaitu merumuskan masalah. Masalah yang diteliti pun adalah masalah yang mesih hangat diperbincangkan atau masalah yang memiliki nilai pengetahuan yang luas. Dalam menentukan sebuah masalah ada beberapa triknya, biasanya masalah akan muncul ketika timbul perbedaan yang sangat kontras antara pendapat yang pro dan kontra. Karena sesuatu hal dikatakan penting jika hal tersebut menyangkut kemaslahatan umat. Kemudian hal itu pun bukan sesuatu yang sudah lama atau tidak jaman lagi. Sehingga hasil penelitian pun masih relevan dengan masanya.Kemudian setelah merumuskan masalah, langkah berikutnya adalah mencari sumber-sumber yang berhubungan dengan masalah. Pada tahap ini adlah pembeda dari tahap-tahap sebelumnya. Lalu dengan kriteria kebenaran koheren dan alur berfikir deduktif, mulailah menyusun kerangka berfikir yang akan menjadi poin-poin yang akan dilalui ketika melakukan penelitian. Setelah itu melakukan perumusan hipotesis, dimana berupa dugaan awal untuk sebuah hasil dari penelitian yang sedang dilakukan. Hipotesis dibagi menjadi dua yaitu hipotesis penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang biasa dibuat atau dugaan sementara untuk hasil penelitian yang akan dilakukan, sedangkan hipotesis statistik adalah dugaan awala terkait sesuatu yang tak mungkin terjadi pada hasil penelitian.Langkah berikutnya adalah melakukan pengujian hipotesis dengan kriteria kebenaran korespondensi dan alur berfikir induksi. Pengujian hipotesis ini berupa eksperimen terkait masalah yang diteliti. Setelah dari pengujian hipotesis ini akan menghasilkan sebuah hasil. Jika hasilnya tidak sesuai dengan semestinya atau ditolak, maka akan ada peninjauan dibagian kerangka berfikir. Bisa jadi terdapat poin-poin kerangka berfikir yang belum terlaksana atau tidak terlaksana dengan sempurna sehingga hasilnya ditolak. Jika hasil pengujian diterima, ini akan menjadi khasanah pengetahuan ilmiah baru yang bisa menjadi sumber-sumber untuk penelitian berikutnya. JENIS-JENIS HIPOTESISa) Hipotesis tentang perbedaan vs hubunganHipotesis jenis ini merupakan hipotesis tentang hubungan analitis yakni secara analisis menyatakan hubungan atau perbedaan satu sifat dengan sifat lainnya. Hipotesis tentang hubungan adalah pernyataan rekaan yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian korelasional atau regresi. Hipotesis tentang perbedaan adalah pernyataan yang menyatakan adanya ketidaksamaan antarvariabel tertentu karena adanya pengaruh yang berbeda-beda. Hipotesis ini mendasari teknik penelitian komparatif.b) Hipotesis kerja vs hipotesis nolHipotesis kerja adalah pernyataan rekaan yang hasil pengujiannya diterima, sedangkan hipotesis nol adalah penyataan rekaan yang hasil pengujiannya ditolak. Dalam rangka pengolahan data hipotesis ini disebut hipotesis stastistik. Jadi dalam sebuah penelitian dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif, terdapat dua macam hipotesis, yaitu :1) Hipotesis penelitian yang diungkapkan dalam bentuk kalimat pernyataan. Misalnya, terdapat hubungan atau perbedaan anatara variabel x dengan variabel y. hipotesis tersebut dilambangkan dengan Ha atau H1 apabila terdapat hubungan dan H0 apabila tidak terdapat hubungan atau perbedaan.2) Hipotesis statistik adalah hipotesis yang dilambangkan dengan rumus-rumus statistik. Misalnya, terdapat hubungan antara variabel x dengan variabel y, untuk H0 dilambangkan dengan Py = 0 dan Ha / H1 dilambangkan dengan Py > 0. Sedangkan apabila hipotesis penelitiannya terdapat perbedaan variabel x dengan variabel y, maka hipotesis statistiknya untuk H0 dilambangkan dengan M = 0 dan untuk Ha / H1 dilambangkan dengan M 0.

BAB IIIPENUTUPI. KESIMPULANPada makalah ini dapat ditarik kesimpulan yaitu pengertian variable yaitu suatu besaran yang dapat diubah atau berubah sehingga dapat mempengaruhi peristiwa atau hasil penelitian. Didalam variable tersebut ada jenis-jenis variable dan variable saling berhubungan. Setelah itu munculnya suatu hipotesis dan ada alur-alur untuk menentukan sebuah penelitian.