MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

18

Click here to load reader

Transcript of MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

Page 1: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

MAKALAH

Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH

Oleh :

Kelompok 10

1. Nanda Frenata S.W. (081311133007)

2. Skolastika Resti N. (081311133012)

3. Wahyu Dalu Dwi P. A. (081311133014)

4. Mega Rosita F. (081311133049)

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN

DEPARTEMEN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2013

BAB I

Page 2: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menjaga kebersihan bukanlah hal yang sulit untuk dilakukan. Namun,

pada nyatanya, hampir di setiap sudut jalan Surabaya terdapat sampah.

Sampah yang berserakan dan menggunung serta bergenangan di kali-kali

Surabaya, sudah menjadi pemandangan yang biasa. Sampah merupakan

barang sisa atau barang bekas yang telah berkurang maupun habis nilai

jualnya. Pada umumnya, masayarakat menganggap bahwa sampah

merupakan sesuatu yang tidak berguna bagi kehidupan. Sampah dianggap

sangat merugikan. Padahal, masih banyak sampah yang dapat diolah kembali

dan menghasilkan keuntungan yang besar. Contoh yang paling dekat adalah

pemulung. Secara umum, pemulung didefinisikan sebagai seseorang yang

memungut barang-barang bekas atau sampah tertentu. Tanpa disadari bahwa

sampah-sampah yang dianggap kotor memiliki kehidupan dan penghasilan

dibaliknya. Orang bisa menjadi sukses hanya dengan memungut sampah,

seakan-akan sampah tersebut disulap menjadi uang. Namun, pemulung sering

dikonotasikan negatif oleh masyarakat. Seperti yang diketahui pada

umumnya, pemulung erat sekali dengan penilaian kumuh ataupun kotor.

Tentu saja, karena kehidupan mereka berkutat pada sampah. Namun, ini tidak

berarti bahwa sampah merupakan kesejahteraan bagi kehidupan pemulung

atau memilih untuk menjadi pemulung merupakan satu-satunya jalan untuk

memenuhi kehidupan ditengah keterbatasan moral dan pendidikan. Dalam

makalah ini, akan dibahas mengenai peranan-peranan pemulung bagi

lingkungan masyarakat untuk menanggapi penilaian masyarakat. Hal inilah

yang menjadi alasan penyusun membuat makalah ini dengan mengangkat

judul ”Kehidupan di Balik Sampah”.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa peranan pemulung terhadap lingkungan masyarakat?

1

Page 3: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

2. Apa yang menjadi latar belakang masyarakat untuk memilih bekerja

sebagai pemulung?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui peranan pemulung terhadap lingkungan masyarakat.

2. Mengetahui berbagai latar belakang seseorang memilih bekerja

sebagai pemulung.

1.4 Luaran yang Diharapkan

1. Diharapkan masyarakat dapat merubah pola pikir yang negatif

terhadap pemulung.

2. Pemerintah mau membantu untuk meningkatkan kesejahteraan

pemulung.

3. Masyarakat mau ikut berkontribusi untuk mengurangi jumlah sampah

di lingkungan masing- masing.

1.5 Kegunaan

a. Untuk Mahasiswa

Meningkatkan kepekaan mahasiswa terhadap peranan pemulung

yang sesungguhnya di dalam lingkungan masyarakat.

b. Untuk Masyarakat

Menepis pandangan masyarakat tentang permukiman pemulung

yang dianggap kumuh dan kotor. 

BAB II

2

Page 4: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah

berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat

keterpakaiannya, dalam proses-proses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah,

yang ada hanya produk-produk yang dihasilkan setelah dan selama proses alam

tersebut berlangsung.

Permasalahan sampah berjalan seiring dengan perkembangan kebudayaan

masyarakat itu sendiri. Semakin maju tingkat penguasaan teknologi dan industri

suatu kelompok masyarakat maka sampah yang dihasilkannyapun semakin

banyak. Dalam bukunya Azrul (1990:39) menyatakan bahwa sampah berupa

sumber, bentuk, jenis dan komposisinya sangat dipengaruhi oleh tingkat budaya

masyarakat dan kondisi alamnya, semakin maju tingkat kebudayaannya semakin

komplek pula sumber dan macam sampah yang dihasilkan. Selain itu perubahan

gaya hidup bagi sebagian besar penduduk perkotaan yang cenderung lebih

konsumtif ikut memperbanyak kuantitas sampah.

Yang ada kaitannya erat dengan sampah adalah pemulung. Pemulung

adalah orang yang memungut barang-barang bekas atau sampah tertentu untuk

proses daur ulang. Pekerjaan pemulung sering dianggap memiliki konotasi

negatif. Ada dua jenis pemulung: pemulung lepas, yang bekerja sebagai swausaha,

dan pemulung yang tergantung pada seorang bandar yang meminjamkan uang ke

mereka dan memotong uang pinjaman tersebut saat membeli barang dari

pemulung. Pemulung berbandar hanya boleh menjual barangnya ke bandar. Tidak

jarang bandar memberi pemondokan kepada pemulung, biasanya di atas tanah

yang didiami bandar, atau di mana terletak tempat penampungan barangnya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3

Page 5: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode kualitatif.

Metode kualitatif yaitu suatu pendekatan yang juga disebut pendekatan investigasi

yaitu mengumpulkan data dengan cara bertatap muka langsung dan berinteraksi

dengan orang-orang di tempat penelitian. Metode ini ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisa fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,

kepercayaan, pola pikir secara individual maupun kelompok, sehingga dengan

metode ini dapat digambarkan dan dijelaskan kepada masyarakat mengenai tujuan

dan maksud dari pembuatan makalah ini. Metode kualitatif ini meliputi metode

pengumpulan data, diantaranya adalah :

1. Observasi

Observasi ini dilakukan dengan cara terjun langsung ke lapangan untuk

mengetahui bagaimana latar belakang kehidupan pemulung di suatu

daerah.

2. Wawancara

Wawancara ini dilakukan kepada pemulung dengan memberikan

beberapa pertanyaan mengenai kehidupan mereka dan faktor yag

membuat mereka memilih pekerjaan menjadi pemulung.

BAB IV

PELAKSANAAN PROGRAM

4

Page 6: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari : Sabtu, 5 Oktober 2013 – Senin, 7 Oktober 2013

Tempat : Jl. Kalijudan, Surabaya

4.2 Jadwal Faktual Pelaksaan

Waktu Keterangan

Hari : Sabtu

Pukul : 16.00 – selesai

Melakukan perjanjian wawancara

dengan pemulung.

Hari : Sabtu

Pukul : 16.00 – selesai

Menyusun pertanyaan yang akan

diwawancarakan.

Hari : Sabtu

Pukul : 16.00 – selesai

Melakukan wawancara.

4.3 Rancangan Biaya

Transportasi Rp 10.000,00

Print makalah Rp 4.000,00

Jilid makalah Rp 2.500,00

Revisi makalah Rp 9.000,00 +

Rp 25.500,00

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5

Page 7: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

5.1 Peranan Pemulung

Pemulung atau yang sering disebut sebagai pengais sisa bahan

konsumen masyarakat, merupakan bagian dari komponen masyarakat.

Aktivitas utama yang dilakukan pemulung adalah memungut barang-barang

bekas atau memilah-milah bahan sampah-sampah tertentu yang dapat didaur

ulang.

Banyak pandangan buruk masyarakat terhadap para pemulung.

Masyarakat cenderung apatis dengan kehadiran pemulung. Beberapa di antara

warga masyarakat beranggapan bahwa pemulung adalah kelompok pekerja

yang kurang mengerti dan tidak menanamkan budi pekerti dalam dirinya.

Masyarakat beranggapan bahwa pemulung itu panjang tangan, pemulung

sangat kumuh, dan sebagainya.

Padahal, kalau dicermati, pemulung merupakan komponen masyarakat

yang mempunyai peranan besar dalam masalah penyelamatan lingkungan.

Pemulung merupakan pihak penting dalam proses pengolahan sampah.

Karena peran pemulung pula, sampah-sampah organik dan nonorganik

dipisah-pisahkan.

Mereka memilah-milah sampah, sehingga benda-benda yang dianggap

sampah oleh masyarakat dapat dimanfaatkan kembali melalui proses daur

ulang sampah. Dengan demikian, volume sampah yang menggunung di

lingkungan kita yang notabene menjadi permasalahan yang tak kunjung

berakhir dapat diminimalisasikan oleh pemulung.

Para pemulung bisa jadi tidak memahami makna pahlawan yang

sesungguhnya. Pada kenyataannya, mereka telah mengaplikasikan nilai-nilai

kepahlawanan sejati kedalam setiap aliran darah, desahan napas, dan kucuran

keringatnya. Mereka rela berkorban untuk direndahkan martabatnya tanpa

mempunyai pamrih untuk menggugatnya. Mereka rela diberi persepsi negatif

sebagai maling tanpa punya pamrih untuk melakukan pemberontakan.

Mereka juga merelakan dirinya dipanggang terik matahari demi memenuhi

tuntutan perut sanak keluarganya.

5.2 Latar Belakang Seseorang Memilih Pekerjaan sebagai Pemulung

6

Page 8: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

Sebagian besar pemulung memilih pekerjaan ini biasanya karena

adanya himpitan ekonomi. Mereka menjadi pemulung karena tuntutan untuk

menyambung hidup agar kehidupannya dapat berputar sebagaimana

mestinya. Sebagaimana warga masyarakat pada umumnya, pemulung juga

memiliki keluarga.

Ada pula beberapa faktor yang menyebabkan seseorang memilih

bekerja sebagai pemulung :

a. Tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keterampilan.

Pendidikan merupakan dasar dari pengembangan produktivitas

kerja. Tingkat pendidikan yang rendah, membuat pola pikir yang

relatif sempit. Sebagian besar pemulung hanya tamat pendidikan

sekolah dasar. Padahal untuk memperoleh suatu pekerjaan yang

baik, seseorang harus memiliki pendidikan maupun keterampilan.

b. Faktor ekonomi (berasal dari keluarga yang kurang mampu).

Sebagian besar pemulung memiliki tingkat pendidikan yang

rendah karena mereka berasal dari keluarga yang kurang mampu,

sehingga untuk mendapatkan pendidikan yang baik dan pekerjaan

yang baik pun juga tidak mudah bagi mereka.

c.  Sulitnya mencari pekerjaan

Di samping itu, lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia juga

semakin sempit. Banyak masyarakat Indonesia yang berpendidikan

tinggi, memilih bekerja pada lapangan pekerjaan yang tersedia

(karyawan) dibandingkan menjadi wirausaha atau membuka

lapangan pekerjaan baru, sehingga masyarakat yang tingkat

pendidikannya rendah mengalami banyak kendala dalam

memperoleh pekerjaan.

d. Tidak ada modal untuk membuka suatu usaha.

7

Page 9: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

Dikarenakan oleh pendidikan yang rendah, faktor ekonomi

yang kurang, dan sulitnya mencari pekerjaan, masyarakat yang

memillih bekerja sebagai pemulung tidak memiliki cukup modal

untuk membuka suatu usaha, sehingga pekerjaan yang paling dekat

yang dapat mereka kerjakan adalah menjadi pemulung.

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

8

Page 10: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

6.1 Simpulan

Pemulung merupakan komponen masyarakat yang bekerja dengan

memungut barang-barang bekas atau sampah tertentu. Pemulung bukanlah

pekerjaan hina seperti penilaian masyarakat pada umumnya. Namun,

pemulung justru menjadi peranan penting dalam lingkungan masyarakat

karena dengan adanya pemulung, volume sampah yang menggunung di

lingkungan sekitar yang notabene menjadi permasalahan yang tak kunjung

berakhir dapat diminimalkan oleh pemulung.

Faktor yang melatarbelakangi seseorang memilih bekerja sebagai

pemulung adalah:

a. Tingkat pendidikan yang rendah dan tidak memiliki

keterampilan.

b. Faktor ekonomi (berasal dari keluarga yang kurang mampu).

c. Sulitnya mencari pekerjaan.

d. Tidak memiliki modal untuk membuka suatu usaha.

6.2 Saran

Sudah saatnya pemerintah memberikan konstribusi yang baik

bagi pemulung agar pemulung dapat dipandang positif oleh masyarakat.

Kontribusi tersebut dapat dilakukan dengan cara :

a. Memberikan penyuluhan dan pendampingan kepada pemulung

agar mereka dapat memiliki keterampilan yang dapat

dimanfaatkan.

b. Memberikan modal untuk membuka usaha hasil dari usaha

tersebut dapat mereka gunakan untuk memperoleh pendidikan

dan kehidupan yang lebih baik.

BAB VII

DAFTAR PUSTAKA

9

Page 11: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

www.suarakarya-online.com/news.html?id=265922. Diakses pada tanggal 07 Oktober 2013 pukul 20.35.

http://ppta.stikom.edu/upload/upload/file/07510160020makalah%20bidin.pdf.

Diakses pada tanggal 07 Oktober 2013 pukul 20.50.

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/44573/A06aam.pdf.

Diakses pada tanggal 17 November 2013 pukul 07.40.

http://www.isomwebs.net/2011/10/tentang-sampah/. Diakses pada tanggal 17

November 2013 pukul 08.20.

BAB VIII

10

Page 12: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

LAMPIRAN

1. Ketua Kelompok

Nama Lengkap : Nanda Frenata Sandy Wigati

NIM : 081311133007

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Lingkungan

Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga

Alamat rumah : Jl. Made Rejo gg III/08 Lamongan

No Telepon/ HP : 085707510313

Alamat E-mail : [email protected]

2. Anggota Kelompok

a. Nama Lengkap : Skolastika Resti Nugraheni

NIM : 081311133012

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Lingkungan

Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga

Alamat Rumah : Pacar Kembang 8 No. 22 Surabaya

No. Telepon/ HP : 089676001487

Alamat E-mail : [email protected]

b. Nama Lengkap : Wahyu Dalu Dwi Puji Astuti

NIM : 081311133014

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Lingkungan

Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga

Alamat Rumah : Jl. Kalijudan VIIb no. 92c

No. Telepon/ HP : 085655900387

Alamat E-mail : [email protected]

c. Nama Lengkap : Mega Rosita F.

NIM : 081311133049

Program Studi : Ilmu dan Teknologi Lingkungan

11

Page 13: MAKALAH KEHIDUPAN DI BALIK SAMPAH.docx

Perguruan Tinggi : Universitas Airlangga

Alamat Rumah : Dsn. Wonoayu Ds. Dukuhmojo

Kec. Mojoagung Jombang

No. Telepon/ HP : 085784591469

Alamat E-mail : [email protected]

12