Makalah Kebakaran

60
KEBAKARAN MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Dasar-Dasar Kesehatan Kerja Yang dibina oleh Bapak Prof. DR. Ir. Djoko Kustono M.Kes dan Drs. Solichin, ST., M.Kes Oleh: Bima Pramana Jati (130612607870) Fajar Ni’Syinta Armadani (130612607881) Gebby Dwi Puspita Rini (130612607883) Tanjung Hidayat (130612607867)

Transcript of Makalah Kebakaran

Page 1: Makalah Kebakaran

KEBAKARAN

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH

Dasar-Dasar Kesehatan Kerja

Yang dibina oleh Bapak Prof. DR. Ir. Djoko Kustono M.Kes

dan Drs. Solichin, ST., M.Kes

Oleh:

Bima Pramana Jati (130612607870)

Fajar Ni’Syinta Armadani (130612607881)

Gebby Dwi Puspita Rini (130612607883)

Tanjung Hidayat (130612607867)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

JANUARI 2014

Page 2: Makalah Kebakaran
Page 3: Makalah Kebakaran

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

DAFTAR ISI……………………………………………………………………. i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.................................................................................... 2

C. Tujuan...................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebakaran……………………............................................... 4

B. Konsep Dasar Terjadinya Api.................................................................. 5

1) Definisi Api………………………………………………………….. 5

2) Teori Dasar Api………………………………………........................ 5

C. Penyebab Kebakaran ………………………………………………….. 7

1) Faktor Manusia………………………………………………………. 7

2) Faktor Teknis………………………………………………………… 7

3) Faktor Alam……………………………………………………......... 8

D. Klasifikasi Kebakaran………………………………………………….. 8

E. Klasifikasi Bahaya Kebakaran………………………………………….. 9

1) Bahaya Kebakaran Ringan……………………………………………9

2) Bahaya Kebakaran Sedang…………………………………............... 10

3) Bahaya Kebakaran Berat…………………………………...…………11

F. Kerugian Akibat Kebakaran…………………………………………..... 12

1) Kerugian Materil……………………………………………...............12

2) Kerugian Jiwa……………………………………………………….. 13

3) Menurunya Produktivitas……………………………………………..13

4) Gangguan Bisnis…………………………………………………….. 13

i

Page 4: Makalah Kebakaran

5) Kerugian Sosial……………………………………………………… 13

G. Sarana Proteksi Aktif………………………………………………....... 14

1) Sarana Pendeteksi dan Peringatan Kebakaran……………...….......... 15

2) Sarana Pemadam Kebakaran………………………………………… 16

H. Penanggulangan dan Pencegahan Bahaya Kebakaran………………….. 21

I. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Tentang Kebakaran…......... 25

J. Cara atau Metode Memadamkan Api…………………………………. 27

K. Penyakit Akibat Kebakaran……………………………………………. 27

BAB III PENUTUP

A. Simpulan.................................................................................................. 29

B. Saran........................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 30

LAMPIRAN PERTANYAAN…………………………………………………. 31

LAMPIRAN JAWABAN………………………………………………………. 33

ii

Page 5: Makalah Kebakaran

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kebakaran merupakan suatu bencana yang merugikan bagi banyak

pihak yang dapat mengakibatkan kerugian materil dan berpotensi terhadap

kematian yang cukup besar sehingga memerlukan perhatian akan keselamatan

masyarakat. Namun sampai saat ini penanganan terhadap kebakaran di

Indonesia masih memiliki berbagai kendala yang mengakibatkan kejadian

kebakaran sering berakibat fatal dan berulang.

Adanya peningkatan jumlah kejadian kebakaran di wilayah kota

Surabaya rata-rata 250 kejadian kebakaran per tahun disebabkan oleh

beberapa hal (Perda Surabaya, 2004), yaitu rendahnya pemahaman dan

kesadaran masyarakat akan bahaya kebakaran, masih kurangnya kesiapan

masyarakat untuk menghadapi dan menanggulangi bahaya kebakaran,

rendahnya sistem proteksi kebakaran yang dimiliki gedung dan bangunan,

sistem penanganan kebakaran belum terwujud dan terintegrasi, yaitu

akselerasi kecepatan unit pemadam kebakaran tiba di lokasi bencana

dikarenakan jauhnya pos PMK dengan lokasi bencana dan kemacetan

lalulintas.

Pengetahuan tentang upaya penanggulangan bahaya kebakaran sejak

dini sangat penting karena untuk mengetahui adanya potensi bahaya

kebakaran di semua tempat, kebakaran merupakan peristiwa berkobarnya api

yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian. Dengan demikian

usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap individu dan unit kerja agar

jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah kecelakaan

dapat dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik. Dengan

mengidentifikasi potensi penyebab kebakaran di lingkungan tempat kerjanya

dan melakukan upaya pemadaman kebakaran dini. Kebakaran terjadi akibat

bertemunya 3 unsur yaitu bahan yang dapat terbakar, suhu penyalaan/titik

1

Page 6: Makalah Kebakaran

nyala dan zat pembakar (O2 atau udara). Untuk mencegah terjadinya

kebakaran adalah dengan mencegah bertemunyan salah satu dari dua unsur

lainnya.

Saat ini, masalah kebakaran bukan saja merupakan masalah pribadi,

akan tetapi sudah merupakan masalah nasional, apalagi kalau kita melihat data

timbulnya kebakaran akhir-akhir ini yang selain disebabkan oleh karena

peledakan kompor, listrik, dan kelengahan-kelengahan lainnya, juga dapat

merupakan usaha subversi yang sangat membahayakan keamanan sosial dan

politik, juga sangat berpengaruh terhadap kestabilan ekonomi yang yang pada

akhirnya akan merusak dan menghambat pelaksanaan pembangunan nasional.

Kerugian akibat musibah kebakaran di Jakarta saja selama 2013 dikutip dari

Kompas.com tercatat 124 miliar, sedangkan di kota Bandung 27,2 miliar, di

Jambi mencapai 4 miliar, dan masih banyak lagi daerah-daerah yang

mengalami musibah kebakaran dengan kerugian besar.

Oleh karena itu, untuk mengurangi kasus kebakaran perlu adanya

pengetahuan oleh setiap individu dan masyarakat tentang kebakaran dan

bagaimana cara mencega, menghadapi dan menanggulangi adanya kebakaran.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan kebakaran?

2. Bagaimana konsep dasar terjadinya api?

3. Apa penyebab kebakaran?

4. Bagaimana klasifikasi kebakaran?

5. Bagaimana klasifikasi bahaya kebakaran?

6. Apa Kerugian akibat kebakaran?

7. Apa saja Sarana Proteksi Aktif?

8. Bagaimana Cara Menanggulangi dan Mencegah Bahaya Kebakaran?

9. Apa saja Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah Tentang Kebakaran?

10. Apa saja Penyakit Akibat Kebakaran?

2

Page 7: Makalah Kebakaran

C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi kebakaran

2. Untuk mengetahui konsep dasar terjadinya api

3. Untuk mengetahui penyebab kebakaran

4. Untuk mengetahui klasifikasi kebakaran

5. Untuk mengetahui klasifikasi bahaya kebakaran

6. Untuk mengetahui kerugian-kerugian akibat kebakaran

7. Untuk mengetahui sarana proteksi aktif kebakaran

8. Untuk mengetahui cara menanggulangi dan mencegah bahaya kebakaran

9. Untuk mengetahu undang-undang dan peraturan pemerintah tentang

kebakaran

10. Untuk mengetahui penyakit-penyakit akibat kebakaran

3

Page 8: Makalah Kebakaran

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KEBAKARAN

a. Kebakaran adalah api yang tidak terkendali, yang berarti diluar

kemampuan dan keinginan manusia. Api tidak terjadi begitu saja tetapi

merupakan suatu proses kimiawi antara uap bahan bakar dengan oksigen

dan bantuan panas. Teori ini dikenal sebagai segitiga api (fire triangle)

(respository.usu.ac.id).

Menurut teori ini, kebakaran terjadi karena adanya 3 faktor yang menjadi

unsur api, yaitu: bahan bakar (fuel), sumber panas (heat), dan oksigen.

Kebakaran dapat terjadi jika ketiga unsur api tersebut saling bereaksi satu

dengan lainnya. Tanpa adanya salah satu unsur tersebut, api tidak dapat

terjadi. Bahkan masih ada unsur ke empat yang disebut reaksi berantai,

karena tanpa adanya reaksi pembakaran maka api tidak akan dapat hidup

terus menerus. Keempat unsur api ini sering disebut juga Fire Tetrahedron

(respository.usu.ac.id).

b. Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang

tidak kita kehendaki, merugikan, pada umumnya sukar dikendalikan

(Perda DKI, 1992).

c. Kebakaran adalah suatu nyala api atau bencana yang tidak dikehendaki

bersama, karena dapat menimbulkan bencana bagi masyarakat

(Departemen penerangan RI, 1978).

4

Page 9: Makalah Kebakaran

B. KONSEP DASAR TERJADINYA API (The Fire Ttriangle)

1. Definisi Api

Api adalah “Suatu massa zat gas yang timbul karena adanya reaksi

eksotermis dan dapat menghasilkan panas, nyala, cahaya, asap, dan bara.”

Suatu reaksi kimia yang diikuti radiasi chaya dan panas. Reaksi kimia

disini mengandung pengertian adaya proses yag sedang berlangsung

secara kimiawi. (Dinas Kebakaran DKI Jakarta, 1994).

Untuk menimbulkan api awalnya diperlukan 3 (tiga) unsur :

a. Benda / bahan bakar (fuel) : harus menjadi uap terlebih dahulu

b. Panas (heat/energy) : harus cukup untuk menentukan titik nyala

c. Oksigen : sebagai oksidator

2. Teori Dasar Api

Teori dasar api menurut Dinas Kebakaran DKI Jakarta, (1994) terdiri dari

segitiga api atau dikenal dengan nama The Fire Triangle of Combustion

yaitu:

a. Panas (Heat/energy)

1) Api terbuka (Open Flame)

2) Sinar matahari (Sun Light)

3) Energi mekanik

a) Gesekan (Friction) antara dua benda n

b) Bantuan dua buah benda

b. Kompersi (Compression)

1) Pemampatan udara dan gas

2) Pemimpitan benda-benda padat seperti timbunan sampah

c. Listrik (Elektrik)

1) Beban lebih pada kabel listrik

2) Peralatan listrik (keompor setrika dan las listrik)

d. Proses kimia

1) Kapur sirih dengan air

5

Page 10: Makalah Kebakaran

2) Asam sulfat dengan air

e. Panas Berpindah (Heat Transfer)

1) Radiasi (Radiation)

Panas berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara

memancarkan melalui udara kesemua arah

2) Konduksi (Conduction)

Panas berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara

menjalar malalui badan (logam) kesemua arah

3) Konveksi (Convection)

Panas berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cara

mangalir malalui atau pada udara atau cairan kesemua arah.

4) Direct Burning (Direct Flame Contect)

Panas berpida dari satu tempat ke tempat lain dengan cara

langsung terkena lidah api atau dikarenakan lompatan api bara atau

nyala.

f. Oksigen- zat asam

Terdapat bebasa di udara berdasarkan penyelidikan dinudara terdapat

(terkandung):

1) 20% kadar oksigen

2) 79% kadar nitrogen (N2)

3) 1% campuran dari Neon, Xenon, Argon, Krypton, Hydrogen, dan

zat air

g. Benda / bahan (fuel)

1) Titik nyala (Flash Point)

2) Suhu penyalaan (Auto Ignition Temperature)

3) Daerah yang bisa terbakar (Flammable Range)

Berdasarkan bentuknya benda yang dapat terbakar di bagi menjadi tiga

(3) golongan yaitu :

6

Page 11: Makalah Kebakaran

a. Benda padat

b. Benda cair

c. Benda gas

Berdasarkan suhu penyalaan benda menurut Dinas Kebakaran DKI

Jakarta, (1994) dapat dibagi menjadi dua (2) kelompok besar yaitu:

a. Benda yang mudah terbakar yaitu benda yang memunyai

suhu penyalaan rendah

b. Benda yang sukar terbakar yaitu benda yang mempunyai

suhu penyalaan tinggi

C. PENYEBAB KEBAKARAN

Kebakaran disebabkan oleh berbagai faktor, secara umum dikelompokkan

sebagai berikut:

1) Faktor Manusia

Manusia sebagai salah satu faktor penyebab kebakaran antara lain:

manusia yang kurang peduli terhadap keselamatan dan bahaya kebakaran,

menempatkan barang atau menyusun barang yang mungkin terbakar tanpa

menghiraukan norma – norma pencegahan kebakaran, pemakaian tenaga

listrik melebihi kapasitas yang telah ditentukan, kurang memiliki rasa

tanggung jawab dan disiplin, dan adanya unsur- unsur kesengajaan.

2) Faktor Teknis

Kebakaran juga dapat disebabkan oleh faktor teknis khususnya kondisi

tidak aman dan membahayakan yang meliputi:

1. Proses fisik/mekanis

Faktor penting yang menjadi peranan dalam proses ini adalah

timbulnya panas akibat kenaikan suhu atau timbulnya bunga api,

misalnya pekerjaan perbaikan dengan menggunakan mesin las atau

kondisi instalasi listrik yang sudah tua atau tidak memenuhi standar.

7

Page 12: Makalah Kebakaran

2. Proses kimia

Kebakaran dapat terjadi ketika pengangkutan bahan - bahan kimia

berbahaya, penyimpanan dan penanganan tanpa memerhatikan

petunjuk - petunjuk yang ada.

3) Faktor Alam

Salah satu faktor penyebab adanya kebakaran dan peledakan akibat faktor

alam adalah petir dan gunung meletus yang dapat menyebabkan kebakaran

hutan yang luas dan juga perumahan – perumahan yang dilalui oleh lahar

panas dan lain-lain

(Anonim, 2010).

D. KLASIFIKASI KEBAKARAN

a. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

Per-04/MEN/1980, tanggal 14 April 1980 tentang syarat – syarat

pemasangan dan pemeliharaaan Alat Pemadam Api Ringan, kebakaran

dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 2.1. Klasifikasi Kebakaran di Indonesia

Kelas Jenis Contoh

Kelas A Bahan Padat Kebakaran dengan bahan bakar padat

bukan logam

Kelas B Bahan Cair dan

Gas

Kebakaran dengan bahan bakar cair

atau gas mudah terbakar

Kelas C Listrik Kebakaran instalasi listrik bertegangan

Kelas D Bahan Logam Kebakaran dengan bahan bakar logam

b. Menurut peraturan daerah DKI tahun 1971 yang di maksud dengan

klasifikasi kebakaran yaitu :

8

Page 13: Makalah Kebakaran

a. Kelas A

Yang termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang

mudah terbakar biasa, misalnya: kertas, kayu, maupun plastic. Cara

mengatasinya yaitu bisa dengan menggunakan air untuk menurunkan

suhunya sampai di bawah titik penyulutan, serbuk kering untuk

mematikan proses pembakaran atau menggunakan halogen untuk

memutuskan reaksi berantai kebakaran.

b. Kelas B

Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan seperti cairan

combustible dengan cairan flammable, seperi bensin, minyak tanah,

dan bahan serupa lainnya. Cara mengatasi dengan bahan foam.

c. Kelas C

Kebakaran yag di sebabkan ole listrik yang bertegangan untuk

mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan pemadam kebakaran

non kodusif agar terhindar dari sengatan listrik.

d. Kelas D

Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium,

alumumium, magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu

powder khusus kelas ini.

E. KLASIFIKASI BAHAYA KEBAKARAN

Menurut Perda DKI Jakarta, (2008) terdiri dari:

1. Bahaya Kebakaran Ringan

Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai nilai dan kemudahan

terbakar rendah, apabila kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga

penjalaran api lambat. Yang dimaksud bahaya kebakaran ringan ialah

hunian:

a. Tempat ibadah

b. Perkantoran

c. Pendidikan

9

Page 14: Makalah Kebakaran

d. Ruang makan

e. Ruang rawat inap

f. Penginapan

g. Hotel

h. Museum

i. Penjara

j. Perumahan

2. Bahaya Kebakaran Sedang

a. Bahaya Kebakaran Sedang I

Ancaman bahaya kebakaran mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan

tinggi tidak lebih dari 2,5 (dua setengah) meter dan apabila terjadi

kebakaran melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api sedang.

Yang dimaksud bahaya kebakaran Sedang I ialah bangunan: tempat

penjualan dan penampungan susu, restoran, ppabrik gelas/kaca, pabrik

asbestos, pabrik balok beton, pabrik es, pabrik kaca/cermin, pabrik

garam, restoran/kafe, penyepuhan, pabrik pengalengan ikan, daging,

buah-buahan dan tempat pembuatan perhiasan.

b. Bahaya Kebakaran Sedang II

Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar sedang, penimbunan bahan yang mudah terbakar dengan

tinggi tidak lebih dari 4 (empat) meter dan apabila terjadi kebakaran

melepaskan panas sedang, sehingga penjalaran api sedang.

Yang dimaksud dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam

bahaya kebakaran Sedang II antara lain: penggilingan produk biji-

bijian, pabrik roti/kue, pabrik minuman, pabrik permen, pabrik

destilasi/penyulingan minyak atsiri, pabrik makanan ternak, pabrik

pengolahan bahan kulit, pabrik mesin, pabrik batrai, pabrik bir, pabrik

10

Page 15: Makalah Kebakaran

susu kental manis, konveksi, pabrik bohlam dan neon, pabrik pabrik

film/fotografi, pabrik kertas ampelas, laundry dan dry cleaning,

penggilingan dan pemanggangan kopi, tempat parkir mobil dan motor,

bengkel mobil, pabrik mobil dan motor, pabrik the, toko bir/anggur

dan aspirtus, perdagangan retail, pelabuhan, kantor pos tempat

penerbitan dan percetakan, pabrik ban, pabrik rokok, pabrik perakitan

kayu, teater dan auditorium, tempat hiburan/diskotik, karaoke, sauna,

dank klab malam.

c. Bahaya Kebakaran Sedang III

Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar agak tinggi, menimbulkan panas agak tinggi serta penjalaran

api agak cepat apabila terjadi kebakaran.

Yang dimaksud dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam

bahaya kebakaran Sedang III antara lain: pabrik yang membuat barang

dari karet, parik yang membuat barang dari plastic, pabrik karung,

pabrik pesawat terbang, pabrik peleburan metal. Pabrik sabun, pabrik

gula, pabrik lilin, pabrik pakaian, toko dengan pramuniaga lebih dari

50 orang, pabrik tepung terigu, pabrik kertas, pabrik semir sepatu,

pabrik sepatu, pabrik karpet, pabrik minyak ikan, pabrik dan perakitan

elektronik, pabrik kayu lapis dan papan partikel, tempat penggergajian

kayu.

3. Bahaya Kebakaran Berat

a. Bahaya Kebakaran Berat I

Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan

terbakar tinggi, menimbulkan panas tinggi serta penjalaran api cepat

apabila terjadi kebakaran.

11

Page 16: Makalah Kebakaran

Yang dimaksud dengan bangunan gendung yang diklasifikasikan

dalam bahaya kebakaran Berat I antara lain: bangunanbawah

tanah/bismen, subway, hangar pesawat terbang, pabrik korek api gas,

pabrik pengelasa, pabrik foam plastic, pabrik foam karet, pabrik resin

dan terpentin, kilang minyak, pabrik wool kayu, tempat yang

menggunakan fluida hidrolik yang mudah terbakar, pabrik pengecoran

logam, pabrik yang menggunakan bahan baku yang mempunyai titik

nyala 37,9oC (100oF), pabrik tekstil, pabrik benang, pabrik yang

menggunakan bahan peapis dengan foam plastic (Upholstering with

plastic foams).

b. Bahaya Kebakaran Berat II

Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai jumlah dan kemudahan

ter Bakar sangat tinggi, menimbulkan panas sangat tinggi serta

penjalaran api sangat cepat apabila terjadi kebakaran. Yang dimaksud

dengan bangunan gedung yang diklasifikasikan dalam bahaya

kebakaran Berat II antara lain: pabrik selulosa nitrat, pabrik yang

menggunakan dan/atau menyimpan bahan berbahaya.

F. KERUGIAN AKIBAT KEBAKARAN

Kebakaran menimbulkan kerugian baik terhadap manusia, aset, maupun

produktivitas.

(usu.ac.id)

1. Kerugian Materi

Dampak kebakaran juga menimbulkan kerugian materi yang sangat besar.

Di DKI kerugian materi akibat kebakaran sepanjang tahun mencapai di

atas Rp 100 milyar. Angka kerugian ini adalah kerugian langsung yaitu

nilai aset atau bangunan yang terbakar. Disamping itu, kerugian tidak

12

Page 17: Makalah Kebakaran

langsung justru jauh lebih tinggi, misalnya gangguan produksi, biaya

pemulihan kebakaran, biaya sosial dan lainnya.

13

Page 18: Makalah Kebakaran

2. Kerugian Jiwa

Kebakaran dapat menimbulkan korban jiwa baik yang terbakar secara

langsung maupun sebagai dampak dari suatu kebakaran. Berdasarkan data

– data di DKI, korban kebakaran yang meninggal dunia rata – rata 25

orang pertahun. Namun data di USA jauh lebih tinggi yaitu mencapai rata

– rata 3000 orang setiap tahun.

3. Menurunnya Produktivitas

Kebakaran juga memengaruhi produktivitas nasional maupun keluarga.

Jika terjadi kebakaran proses produksi akan terganggu bahkan dapat

terhenti secara total. Nilai kerugiannya akan sangat besar yang

diperkirakan 5 – 50 kali kerugian langsung.

4. Gangguan Bisnis

Menurunnya produktivitas dan kerusakan aset akibat kebakaran

mengakibatkan gangguan bisnis sangat luas.

5 Kerugian Sosial

Kebakaran dapat mengakibatkan sekelompok masyarakat korban

kebakaran akan kehilangan segala harta bendanya, menghancurkan

kehidupannya dan mengakibatkan keluarga menderita. Kegiatan sosial

juga mengalami hambatan yang berakibat turunnya kesejahteraan

masyarakat.

Kerugian akibat kebakaran menurut Depnaker ILO, (1980) meliputi :

a. Asap

b. Gas beracun

c. Kekuragan oksigen

d. Panas

e. Terbakar

14

Page 19: Makalah Kebakaran

Menurut Depnaker UNDP ILO, (1987) menyebutkan kerugian akibat

kebakaran dan segala akibat yang ditimbulkan disebabkan adanya

ketimpangan sebagai berikut:

a. Tidak adanya sarana deteksi/ alarm

b. Sistim deteksi/alarm tidak berfungsi

c. Alat pemadam Api tidak sesuai / tidak memadai

d. Alat pemadam Api tidak berfungsi

e. Sarana evakuasi tidak tersedia

f. Dan banyak faktor lain seperti manajemen K3, program inpeksi, dan

pemeliharaan.

G. SARANA PROTEKSI AKTIF

Sistim perlindungan terhadap kebakaran yang di laksanakan dengan

mempergunakan peralatan yang dapat bekerja secara omatis maupun manual,

digunakan oleh mpenghuni atau petugas pemadam kebakaran dalam

melaksanakan operasi pemadaman , selain itu sistim itu digunakan dalam

melaksanakan penangguangan awal kebakaran (Perda DKI Jakarta, 2008).

Saran yang terdapat pada bangunan gedung yang digunakan untuk

menyelamatkan jiwa dari kebakaran dan bencana lain (Perda DKI

Jakarta,2008).

Sesuai dengan peratuan yang berlaku (Kep.Men PU No.10/KPTS/2000),

setiap bangunan gedung harus melaksanakan peraturan pengamanan terhadap

bahaya kebakaran mulai dari perencanaan pelaksanaan pembangunan sampai

taha pemanfaatan sehingga bangunan gedung senantiasa aman dan berkualitas

sesuai dengan fungsinya. Salah satu dari pelaksanaan pengamanan ini adalah

melengkapi gedung dengan sarana proteksi akif kebakaran, yang terdiri dari:

(upn.ac.id)

15

Page 20: Makalah Kebakaran

1. Sarana pendeteksi dan peringatan kebakaran

a. Detektor dan alarm kebakaran

Berdasarkan SNI 0-3985-2000 Alarnm kebakaran adalah

komponen dari sistem yang memberikan isyarat /tanda setelah

kebakaran terdeteksi.

Komponen dari sistem deteksi dan alarm kebakaran yang berfungsi

untuk mengontrol bekerjanya sistem, menerima dan menunjukan

adanya isyarat kebakaran, mengaktifkan alarm kebakaran, meanjutkan

ke fasilitas lain terkait, dan lain-lain. Panel kontrol dapat terdiri dari

satu panel saja dapat pula terdiri dari beberapa panel kontrol.

Titik panggil manual adalah alat yang di operasikan secara

manual guna memberi isyarat adanya kebakaran. Untuk kepentingan

standar ini , detektor kebakaran otomaik diklasifikasikan sesuai

dengan jenisnya sepeti tersebut di bawah ini :

a) Detektor panas yaitu alat yang mendeteksi temperatur tinggi atau

laju kenaikan temperatur yang tidak normal.

b) Detektor asap yaitu aat yang mendeteksi peartikel yang terlihat

atau yang tidak terlihat dari satu pembakaran.

c) Detektor nyala api yaitu alat yang mendeteksi sinar infa merah,

ultra violet, ata radiasi yang terlihat yang di timbulkan oleh suatu

kebakaran.

d) Detekor gas kebakaran yaitu alat untuk mendeteksi gas-gas yang

terbentuk leh suatu kebakaran.

e) Dalam detektor kebakaran lainnya yaitu alat yang mendeteksi

suatu gejala selain panas, asap, nyala api, atau gas yang

ditimbulkan oleh kebakaran.

16

Page 21: Makalah Kebakaran

b. Jalan petugas

Diperlukan bagi petugas yang datang menggunakan kendaraan

pemadam kebakaran, kadang harus mondar-mandir/keluar masuk

mengambil air, sehingga perlu jalan yang memadai, keras dan lebar,

juga untuk keperluan evakuasi. Untuk itu diperlukan fasilitas:

1) Daun pintu dapat dibuka keluar

2) Pintu dapat dibuka dari dalam tanpa kunci

3) Lebar pintu dapat dilewati 40 orang/menit

4) Bangunan beton strukturnya harus mampu terbakar minimal 7 jam.

2. Sarana pemadam kebakaran

a. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana

1) Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan

(side effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk

memadamkan kebakaran. Persedian air dilakukan dengan

cadangan bak-bak iar dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan

berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.

2) Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara

tidak masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan

pada benda yang terbakar menggunakan sekop atau ember

3) Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk

menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah

tangga, luasnya minimal 2 kali luas potensi api.

4) Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu

penyelamatan dan pemadaman kebakaran.

b. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)

APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu

orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran.

17

Page 22: Makalah Kebakaran

Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan

konstruksinya. Berdasarkan Peratuan Mentri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi No: PER.04/mMEN/1980, Alat pemadam api ringan

ialah alat yang ringan serta mudah di layani oleh satu rang

memadamkan api pada mulai terjadi kebakaran.

Kebakaran dapat di golongan:

1) Kebakaran bahan padat kecuali logam (Golongan A);

2) Kebakaran bahan cair atau gas yang mudh terbakar (Golongan B);

3) Kebakaran instalasi listrik bertegangan (Golongan C);

4) Kebakarang logam (Golngan D).

Jenis alat pemdam api ringan tediri :

a) Jenis cairan

b) Jenis busa

c) Jenis teung kering

d) Jenis gas (hydrcarbon berhalgen dan sebagainya)

Berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar

bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung

karena dorongan gas bertekanan.

Konstruksi APAR sebagai berikut :

18

Page 23: Makalah Kebakaran

i. Karakteristik APAR :

1) APAR jenis tertentu bukan merupakan pemadam untuk segala

jenis kebakaran, oleh karena itu sebelum menggunakan APAR

perlu diidentifikasi jenis bahan terbakar.

2) APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat,

APAR kimiawi ideal dioperasikan pada suhu kamar

3) Waktu ideal: 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu

maksimum terus menerus 8 detik.

4) Bila telah dipakai harus diisi ulang

5) Harus diperiksa secara periodik, minimal 2 tahun sekali

ii. Petunjuk Pemilihan APAR

Pilih

yang

sesuai

Zat kimia kering (Dry

Chemical)

CO2 Halo

n

Air Zat kimia basah

(Wet Chemical)

Multi

propos

e

Sodium

bikarbon

at

Purpl

e K

Carbo

n

dioxid

e

Halo

n

1211

Water Pump

Tank

Loaded

Stream

Serba

guna

NaHCO3 CO2 Air

bertekan

an

Tanki&

Pompa

Busa

Bertekan

an

A Ya Tidak Tida

k

Tidak Tida

k

Ya Ya Ya

B Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Ya

C Ya Ya Ya Ya Ya Tidak Tidak Tidak

Keterang

an

Bekerja dengan cepat

disarankan tersedia pada

gudang bahan bakar

minyak dan gas, mobil

serta bahan mudah

Bahan ini

tidak

meninggalkan

bekas. Sesuai

alat

Murah, sesuai untuk

bahan bangunan,

rumah, gedung,

sekolah,

perkantoran dsb.

Sesuai

untuk

lab. Dan

tempat

bahan

19

Page 24: Makalah Kebakaran

terbakar lainya elektronik

dan gudang

bahan

pemakaian

kimia

Petunjuk

Pemakain

Lepas pena kunci,

genggam handel dan

arahkan moncong di

bawah api

Lepas pena

kunci,

genggam

handel

& arahkan

moncong ke

sumber api

Lepas

pena

kunci,

genggam

handel

& guyur

bahan

bakar

Pegang

moncon

g.

Dipomp

a, guyur

bahan

terbakar

Lepas

pena

kunci,

genggam

handel

& guyur

bahan

bakar

c. Alat Pemadam Kebakaran Besar

Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula yang bekerja secara

otomatis.

1) Hidran Kebakaran

Instalasi Hidran kebakaran adalah suatu sistem pemadam kebakaran tetap

yang menggunakan media pemadaman air bertekanan yang di airkan

memlalui pipa-pipa dan selang kebakaran. Sistim ini terdiri dari

persediaan air, pompa perpipaan, kopling, outlet dan inlet serta selang dan

nozzle (SNI 225-1987).

Sedangkan berdasarkan jenis dan penempatanya hidran menurut SNI 225-

1987 terdiri dari:

a) Hidran gedung

Hidran gedung tediri dari dua persyaratan yaitu:

iii. Persyaratan teknis

Diameter selang maksimal 1,5 inci

Minimal debit air 380 liter/menit

Tekanan air maksimal ,5 kg/cm2

20

Page 25: Makalah Kebakaran

Diameter pipa (kopling) 2,5 inci

iv. Persyaratan umum

Letak kotak hidran dalam gedung mudah dilihat

Letak kotak hidran dalam gedung mudah dicapai, tidak

terhalang

Kotak hidran mudah di buka

Panjang selang maksimal 30m

Selang dalam kndisi baik (tidak membelit bila di tarik)

Pipa pemancar (nozzel) terasang pada selang

Pipa hidran bercat merah

Kotak hidran di beri tulisan “hydrant” berwarna putih

b) Hidran halaman

i. Persyaratan teknis

Debit hidran 950 liter / menit

Tekanan maksimal 7kg/cm dan tekanan minimum 4,5kg/cm

Diameter selang 2,5 inci

ii. Persyaratan umum

Pilar hidran di pasang pada ketinggian 50cm dari permukaan

tangga

Jarak pilar hidran di pagar 1 m

Hidran haaman mudah terihat, mudah dicapai, tidak terhalang

oleh benda- benda lain

Pilar hidran harus di cat merah

Selang hidraan dalam keadaan baik

21

Page 26: Makalah Kebakaran

2) Sistem penyembur api (Sprinkler System)

Kombinasi antara sistem isyarat alat pemadam kebakaran. Merupakan alat

pemercik air otomatis (Springkler), Springkler adalah alat pemancar air

untuk pemadam kenbakaran yang mempunyai tudung berbentuk deflrktor

pada ujung mulut pancarnya, sehingga air dapat memacar ke semua arah

secara merata (KepMen PU No.10/KPTS/2000).

H. PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN

Dalam upaya rosedur tanggap darurat secara garis bsar meliputi rencana /

rencana dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan latihan

penangulagan keadaan darurat, pendidikan dan latihan penanggulangan

keadaan darurat seperti proses evakuasi atau pemindahan dan penutupan

(Jusuf,1999).

Penceghahan kebakaran dan cara penagulangan korban kebakran tergantung

lima (5) prinsip pokok (Suma’mur,1996) sebagai berikut :

a) Pencegahan kecelakaan sebagai akibat kecelakaan atas keadaan panik

b) Pembuatan bangunan tahan api

c) Pengawasan yang teratur dan berkala

d) Penemuan kebakaran pada tingat awal dan pemadamanny

e) Pengendalian kerusakan untuk membatasi kersakan sebagai akibat

kebakaran

22

Page 27: Makalah Kebakaran

Sedangkan menurut Suprapto, (1995) ketentan dan persyaratan terknis dalam

proteksi kebakaran pada bangunan mliputi :

a) Melakukan pemeriksaan dan pengecekan kondisi dan keadaan sarana dan

peralatan sistem proteksi kebakaran

b) Melengkapi sarana dan peralatan proteksi ddidasari atas analisi resiko

bahaya dan stadart serta ketentan yang berlaku

c) Standar dan ketentuan teknis proteksi kebakaran harus diterapkan dan

disebarluaskan

d) Setiap gedung harus dilengkapi dengan sarana pengamanan terhadap

kebakaran secara lengkap dan memenuhi sandart dan ketentuan teknis

yang berlaku.

e) Perlu dilakkukan pemeriksaan dan pemeliharaan secara berkala untuk

menjamin agar sarana dan peralatan proteksi kebakaran dalam kondisi siap

pakai.

1. Pedoman Singkat Antisipasi dan Tindakan Pemadaman Kebakaran

a) Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan, mudah

dijangkau dan mudah dilihat, tidak terlindung benda/perabot seperti

lemari, rak buku dsb. Beri tanda segitiga warna merah panjang sisi 35

cm.

b) Siagakan APAR selalu siap pakai.

c) Bila terjadi kebakaran kecil: bertindaklah dengan tenang, identifikasi

bahan terbakar dan tentukan APAR yang dipakai.

d) Bila terjadi kebakaran besar: bertindaklah dengan tenang, beritahu

orang lain untuk pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi petugas

pemadam kebakaran.

e) Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara tepat

dan tenang.

23

Page 28: Makalah Kebakaran

2. Pencegahan Secara Umum Agar Tidak Terjadi Kebakaran

a) Alat-alat elektrik adalah penyebab utama kebakaran di rumah tangga.

b) Belilah alat pemadam kebakaran yang praktis, jika mungkin, dan

letakkan dekat kompor atau di dalam dapur serta ajarkanlah semua

orang di rumah anda bagaimana menggunakannya sewaktu-waktu

dibutuhkan.

c) Jangan pernah meninggalkan masakan yang belum matang di atas api,

jika anda tidak bisa mengawasinya secara langsung karena harus ke

ruangan lain. Lebih baik matikan kompor.  Hal ini terutama pada

makanan yang digoreng, karena minyak goreng cepat menyebabkan

kebakaran jika dibiarkan panas. Jika terjadi kebakaran karena minyak

goreng terlalu panas, jangan disiram dengan air karena berbahaya dan

api malah semakin menjadi-jadi; tetapi tutuplah wajan dengan penutup

yang aman untuk mencegah oksigen.

d) Tidak melakukan aktifitas lain pada saat memasak.

e) Saat ini sudah banyak  orang memasang detektor asap (smoke

detector) di rumahnya , terutama di setiap ruangan tertutup dan di

setiap lantai. Cek setiap bulan, ganti battery-nya minimal sekali

pertahun dan gantilah detektor setiap 5 tahun sekali.

f) Simpan benda-benda yang mudah terbakar seperti spray pengharum

ruangan, cat dan lainnya jauh dari sumber api. Jangan sampai lupa:

Gas, Bensin dan Propane harus disimpan di luar ruangan, jangan di

dalam rumah.

g) Buatlah rencana evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran dan

latihlah semua anggota keluarga.

h) Buatlah tempat berkumpul  yang diketahui semua keluarga jika

sewaktu-waktu terjadi kebakaran dan semua orang harus keluar rumah.

Misalnya di rumah tetangga anda.

24

Page 29: Makalah Kebakaran

i) Buatlah daftar barang berharga anda, dengan foto dan video jika

mungkin dan taruh di luar rumah di tempat yang aman (misalnya jika

anda mampu menyewa safety box  di bank, taruhlah bersama benda

dan kertas berharga lainnya). Ini akan membantu jika anda akan

mengklaim asuransinya.

3. Jika Kebakaran Terjadi

a) Jika anda rasa kebakaran masih bisa diatasi karena baru terjadi atau

belum menjalar, gunakan alat pemadam kebakaran dan arahkan ke

bagian bawah api, bukan di atasnya karena itulah akarnya. Hal ini akan

percuma jika kebakaran sudah terjadi beberapa lama.

b) Tutup ruangan yang terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke ruang

lainnya.

c) Sebelum memasuki ruang lainnya, sentuh bagian atas pintu karena jika

terasa panas berarti ruang itu sudah terbakar.

d) Dengan cepat tetapi tanpa membuat keributan, keluarkan seluruh

anggota keluarga. Keributan akan membuat panik dan semua orang

tidak bisa menyelamatkan diri dengan baik.

e) Jika kebakaran terjadi di malam hari, tutupi tubuh anda dengan selimut

segera dibanding mencari baju luar.

f) Carilah jalan keluar lalu pergilah ke tempat berkumpul dan teleponlah

pemadam kebakaran.

4. Jika Kebeakaran Telah Selesai

a) Jangan masuk ke rumah yang telah rusak oleh api. Strukturnya

mungkin lemah dan akan cepat roboh. Ini berbahaya bagi keselamatan

anda sendiri.

b) Kontak pemerintah setempat agar mereka bisa mengontak anda dan

memberi bantuan yang diperlukan (jika ada).

25

Page 30: Makalah Kebakaran

c) Kontak perusahaan asuransi anda dan  jika anda membeli barang-

barang pengganti yang telah terbakar, simpanlah semua tanda terima

agar mendapat ganti rugi.

I. UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN TENTANG KEBAKARAN

(Redaksi. 1978)

1. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3317);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247;

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

5. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan

Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4828);

26

Page 31: Makalah Kebakaran

7. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532);

8. Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008

Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4833);

9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang

Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja

Kementerian Negara Republik Indonesia;

10. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004

tentang Kabinet Indonesia Bersatu;

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tahun 2006

Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum;

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 25/PRT/M/2008 Tahun 2008

Tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi

Kebakaran;

14. Perda DKI No.(1).03 Tahun 1992

15. Perda DKI No.(1).08 Tahun 2008

16. Perda Kabupaten Serang No.03 Tahun 2010

17. Perda Kabupaten Depok No.10 Tahun 2010

18. Perda Kota Bekasi No.01 Tahun 2011

19. Perda Kotamadya Pekanbaru Tingkat II No.20 Tahun 1998

20. Undang-Undang No.1 Tahun 1960, Pasal 188 Kitab UU Hukum Pidana

27

Page 32: Makalah Kebakaran

J. CARA /METODE MEMADAMKAN API

Pemadaman api pada perinsipnya adalah menghilangkan salah satu atau lebih

dari ke-3 faktor tersebut dengan melakukan salah satu / lebih cara-cara

sebagai berikut:

1) Cooling

2) Menghilangkan factor panas dengan mendinginkan api sampai pada titik

uap api / panas tidak lagi diproduksi.

3) Smothering

4) Menghilangkan factor panas dengan memisahkan udara oksigen hingga

mematikan pembakaran.

5) Starving

6) Menyingkirkan bahan bakar / bahan yang mudah terbakar sampai pada

titik dimana tidak terdapat apapun yang dapat terbakar.

7) Breaking chain reaction

8) Mencegah reaksi nyala api dengan menyingkirkan rangkaian reaksi kimia

di daerah nyala api. Dengan demikian proses pembakaran akan terhenti.

K. PENYAKIT AKIBAT KEBAKARAN

Dampak penyakit/gangguan kesehatan akibat kebakaran (Andriyan, 2011),

(Universitas Sumatera Utara) :

1) Gangguan pernafasan kronis : iritasi pada hidung dan tenggorokan, flu,

batuk, syaraf pembau terganggu, batuk berdahak, radang saluran

pernafasan, dada terasa sakit/nyeri sementara, pernafasan tersengal –

sengal.

2) Gangguan pernafasan akut: sesak nafas, batuk parah (menahun),

kerusakan permanen syaraf pembau, pendarahan pada saluran

pernafasan, batuk darah, infeksi dan peradangan pada paru-paru.

3) Sakit kepala, pusing, gangguan konsentrasi, gangguan tidur (insomnia)

4) Iritasi pada kulit, gatal-gatal pada kulit.

28

Page 33: Makalah Kebakaran

5) Kelelahan, tegang pada otot dan badan terasa lemah.

6) Iritasi pada mata, sakit pada mata.

7) Gangguan pencernaan : mual, muntah, gangguan metabolisme.

8) Nafsu makan berkurang, berat badan menurun.

9) Kehilangan kesadaran, pingsan.

10) Gangguan pada jantung.

11) Demam.

29

Page 34: Makalah Kebakaran

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang

tidak kita kehendaki, merugikan, pada umumnya sukar dikendalikan.

Kebakaran merupakan suatu bencana yang merugikan bagi banyak pihak

yang dapat mengakibatkan kerugian materil dan berpotensi terhadap

kematian yang cukup besar sehingga memerlukan perhatian akan

keselamatan masyarakat. Adanya kasus kebakaran yang terus meningkat

menyebabkan pemerintah mengeluarkan undang-undang dan peraturan

pemerintah yang berkaitan dengan kebakaran. Oleh karena itu,

pengetahuan tentang kebakaran dan upaya penanggulangan bahaya

kebakaran sejak dini sangat penting agar masyarakat mengetahui adanya

potensi bahaya kebakaran di semua tempat, antara lain, di rumah, tempat

kerja, tempat ibadah, tempat-tempat umum dan lain-lain. Sehingga, kasus

kebakaran di Indonesia bisa diminimalisir.

3.2 SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami materi

dan persoalan kebakaran dan menambah wawasan pengetahuan mengenai

kebakaran dan bagaimana upaya untuk menanggulangi dan mencegah

kebakaran sehingga kasus kebakaran dapat diminimalisir. Selain itu,

dengan adanya makalah ini diharapkan dapat dilakukan penelitian dan

penulisan lebih lanjut mengenai pengkajian ini.

30

Page 35: Makalah Kebakaran

DAFTAR PUSTAKA

______, 2009. Kebakaran. Jakarta. Universitas Pembangunan Nasional

______,2010. Resiko K3 dan Kebakaran . Sumatra. Universitas Sumatra Utara

Hargiyarto, Putut, 2003. Pencegahan dan dan Pemadaman Kebakaran. Yogyakarta.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Redaksi. 1978. Usaha Mencegah Bahaya Kebakaran. Proyek Pusat Publikasi

Pemerintah Departemen Penerangan RI.

31

Page 36: Makalah Kebakaran

PERTANYAAN

MULTIPLE CHOICE

1. Jenis apar apakah yang sesuai untuk kebakaran listrik ?

a. Apar air

b. Apar Halon

c. Apar CO2

d. Apar kimia

e. Pilihan b dan c benar

2. Api tidak bisa terbentuk tanpa adanya 3 unsur, yaitu ….

a. Panas, bahan bakar, oksigen

b. Panas, gesekan, oksigen

c. Panas, bahan bakar, karbondioksida

d. Gesekan, udara, bahan bakar

e. Arang, minyak, dan helium

3. Kebakaran karena Magnesium termasuk dalam kebakaran kelas…

a. Kelas a

b. Kelas b

c. Kelas c

d. Kelas d

e. Pilihan a dan b benar

4. Pemberian sanksi administrasi terhadap perusahaan yang tidak melaksanakan

syarat teknis bangunan sesuai Kepmen PU Nomor : 441/KPTS/1998, dapat

berupa..

a. Peringatan tertulis

b. Pembatasan kegiatan

32

Page 37: Makalah Kebakaran

c. Pengehentian sementara kegiatan

d. Pencabutan izin yang telah dikeluarkan

e. Benar semua

5. Menurut KepMen PU No.10/KPTS/2000 alat pemancar yang digunakan untuk

pemadam kebakaran adalah...

a. Hydran

b. Sprinkler system

c. APAR

d. Pipa air

e. Selang hydro

ESSAY

1. Apa yang di maksud APAR menurut PER.04/MEN/1980 serta jelaskan

masing-masing jenis apar ?

2. Apa yang akan kamu lakukan jika terjadi kebakaran dan bagaimanakah cara

mencegah kebakaran agar tidak terjadi kebakaran kembali ?

3. Sebut dan jelaskan klasifikasi kebakaran sesuai dengan bahan bakar yang

terbakar dan jenis APAR yang sesuai untuk masing-masing jenis kebakaran ?

4. Menurut Perda DKI Jakarta, (2008) apa yang dimaksud bahaya kebakaran

ringan ? dan sebutkan hunian yang termasuk bahaya kebakaran ringan !

5. Kebakaran menimbulkan kerugian baik terhadap manusia, aset, maupun

produktivitas ?

33

Page 38: Makalah Kebakaran

JAWABAN:

1. E2. A3. D4. E5. B

1. Berdasarkan Peratuan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No:

PER.04/mMEN/1980, Alat pemadam api ringan (APAR) ialah alat yang

ringan serta mudah di layani oleh satu rang memadamkan api pada mulai

terjadi kebakaran.

Jenis alat pemdam api ringan tediri :

a) Jenis cairan

b) Jenis busa

c) Jenis tepung kering

d) Jenis gas (hydrcarbon berhalogen dan sebagainya)

2. Tindakan Ketika Kebakaran Terjadi

Jika anda rasa kebakaran masih bisa diatasi karena baru terjadi atau belum

menjalar, gunakan alat pemadam kebakaran dan arahkan ke bagian bawah api,

bukan di atasnya karena itulah akarnya. Hal ini akan percuma jika kebakaran

sudah terjadi beberapa lama.

Tutup ruangan yang terjadi kebakaran agar tidak menjalar ke ruang lainnya.

Sebelum memasuki ruang lainnya, sentuh bagian atas pintu karena jika terasa

panas berarti ruang itu sudah terbakar.

Dengan cepat tetapi tanpa membuat keributan, keluarkan seluruh anggota

keluarga. Keributan akan membuat panik dan semua orang tidak bisa

menyelamatkan diri dengan baik.

34

Page 39: Makalah Kebakaran

Carilah jalan keluar lalu pergilah ke tempat berkumpul dan teleponlah

pemadamkebakaran.

Pencegahan Secara Umum Agar Tidak Terjadi Kebakaran

Alat-alat elektrik adalah penyebab utama kebakaran di rumah tangga.

Belilah alat pemadam kebakaran yang praktis, jika mungkin, dan letakkan

dekat kompor atau di dalam dapur serta ajarkanlah semua orang di rumah

anda bagaimana menggunakannya sewaktu-waktu dibutuhkan.

Jangan pernah meninggalkan masakan yang belum matang di atas api, jika

anda tidak bisa mengawasinya secara langsung karena harus ke ruangan lain.

Lebih baik matikan kompor.  Hal ini terutama pada makanan yang digoreng,

karena minyak goreng cepat menyebabkan kebakaran jika dibiarkan panas.

Jika terjadi kebakaran karena minyak goreng terlalu panas, jangan disiram

dengan air karena berbahaya dan api malah semakin menjadi-jadi; tetapi

tutuplah wajan dengan penutup yang aman untuk mencegah oksigen.

Tidak melakukan aktifitas lain pada saat memasak.

Saat ini sudah banyak  orang memasang detektor asap (smoke detector) di

rumahnya , terutama di setiap ruangan tertutup dan di setiap lantai. Cek setiap

bulan, ganti battery-nya minimal sekali pertahun dan gantilah detektor setiap 5

tahun sekali.

Simpan benda-benda yang mudah terbakar seperti spray pengharum ruangan,

cat dan lainnya jauh dari sumber api. Jangan sampai lupa: Gas, Bensin dan

Propane harus disimpan di luar ruangan, jangan di dalam rumah.

Buatlah rencana evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi kebakaran dan latihlah

semua anggota keluarga.

Buatlah tempat berkumpul  yang diketahui semua keluarga jika sewaktu-

waktu terjadi kebakaran dan semua orang harus keluar rumah. Misalnya di

rumah tetangga anda.

Buatlah daftar barang berharga anda, dengan foto dan video jika mungkin dan

taruh di luar rumah di tempat yang aman (misalnya jika anda mampu

35

Page 40: Makalah Kebakaran

menyewa safety box  di bank, taruhlah bersama benda dan kertas berharga

lainnya). Ini akan membantu jika anda akan mengklaim asuransinya.

3. Klasifikasi Kebakaran:

Kelas A

Yang termasuk dalam kelas ini adalah kebakaran pada bahan yang

mudah terbakar biasa, misalnya: kertas, kayu, maupun plastik. Cara

mengatasinya yaitu bisa dengan menggunakan air untuk menurunkan

suhunya sampai di bawah titik penyulutan, serbuk kering untuk mematikan

proses pembakaran atau menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi

berantai kebakaran.

Kelas B

Kebakaran pada kelas ini adalah yang melibatkan bahan seperti cairan

combustible dengan cairan flammable, seperi bensin, minyak tanah, dan

bahan serupa lainnya. Cara mengatasi dengan bahan foam.

Kelas C

Kebakaran yag di sebabkan ole listrik yang bertegangan untuk

mengatasinya yaitu dengan menggunakan bahan pemadam kebakaran non

kodusif agar terhindar dari sengatan listrik.

Kelas D

Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti titanium,

alumumium, magnesium, dan kalium. Cara mengatasinya yaitu powder

khusus kelas ini.

4. Ancaman bahaya kebakaran yang mempunyai nilai dan kemudahan terbakar

rendah, apabila kebakaran melepaskan panas rendah, sehingga penjalaran api

lambat. Yang dimaksud bahaya kebakaran ringan ialah hunian:

Tempat ibadah

36

Page 41: Makalah Kebakaran

Perkantoran

Pendidikan

Ruang makan

Ruang rawat inap

Penginapan

Hotel

Museum

Penjara

Perumahan

5. Kerugian yang diakibatkan adalah:

Kerugian Materi

Dampak kebakaran juga menimbulkan kerugian materi yang sangat

besar. Angka kerugian ini adalah kerugian langsung yaitu nilai aset

atau bangunan yang terbakar. Disamping itu, kerugian tidak langsung

justru jauh lebih tinggi, misalnya gangguan produksi, biaya pemulihan

kebakaran, biaya sosial dan lainnya.

Kerugian Jiwa

Kebakaran dapat menimbulkan korban jiwa baik yang terbakar secara

langsung maupun sebagai dampak suatu kebakaran.

Menurunnya Produktivitas

Kebakaran juga mempengaruhu produktivitas baik di skala nasional

atau keluarga. Jika kebakaran terjadi, proses produksi akan terganggu

bahkan dapat terhebti secara total. Nilai kerugiannya akan sangat besar

dengan perkiraan adalah 5-50 kali kerugian langsung.

Gangguan Bisnis

Akibat dari menurunnya produktivitas dan kerusakan beberapa aset

akan menggangu jalannya sebuah bisnis.

Kerugian Sosial

37

Page 42: Makalah Kebakaran

Kebakaran dapat mengakibatkan sekelompok masyarakt korban

kebakaran akan kehilangan harta bendanya, menghancurkan

kehidupannya, dan mengakibatkan keluarga menderita.

38