Makalah kb dalam islam wa ida

21
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Indonesia merupakan Negara dengan pertumbuhan penduduk terbesar serta menghadapi masalah jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per tahun. Untuk mengatasi peledakan yang tidak terkendali pemerintah mencetuskan program Keluarga Berencana. Esensi tugas program Keluarga Berenacana (KB) dalam hal ini telah jelas, yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Program KB menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kependudukan dan peran serta masyarakat melalaui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan social budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Paradigma baru program Keluarga Brencana Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berencana tahun 2015”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha ii

Transcript of Makalah kb dalam islam wa ida

Page 1: Makalah kb dalam islam wa ida

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Latar belakang

Indonesia merupakan Negara dengan pertumbuhan penduduk terbesar serta menghadapi

masalah jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) dengan kelahiran 5.000.000 per

tahun. Untuk mengatasi peledakan yang tidak terkendali pemerintah mencetuskan program

Keluarga Berencana. Esensi tugas program Keluarga Berenacana (KB) dalam hal ini telah

jelas, yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi

terwujudnya kebahagian dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia.

Program KB menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang kependudukan dan pembangunan

keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kependudukan dan peran serta masyarakat

melalaui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan

keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Program KB adalah bagian yang terpadu dalam program pembangunan nasional dan

bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan social budaya penduduk

Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.

Paradigma baru program Keluarga Brencana Nasional telah diubah visinya dari

mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “Keluarga Berencana tahun 2015”.

Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki

jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab, harmonis dan taqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa. Namun pro dan kontra mengenai penggunaan alat kontrasepsi

sebagai upaya melaksanakan Keluarga Berencana masih menjadi salah satu topic utama yang

diangkat oleh sebagian para ahli agama di Indonesia seperti kaum ulama. Sehingga

pelaksanaan program KB masih harus dilihat dari pandangan hukum islam. Padahal telah

jelas disebutkan bahwa tujuan umum untuk tiga tahun kedepan mewujudkan visi dan misi

program KB yaitu membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana

program KB di masa mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2015.

2.      Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :

1. Mengetahui definisi tentang Keluarga Berencana,makna Keluarga Berencana, dan

Metode/ Alat Kontrasepsi serta Hukum Penggunaannya

2. Mengetahui pandangan hukum Islam tentang Keluarga Berencana meurut pandangan

Al-Qur’an, Al Hadist dan ulama.

3. Mengetahui cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang oleh Islam

ii

Page 2: Makalah kb dalam islam wa ida

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keluarga Berencana

keluarga berencana berarti pasangan suami istri yang telah mempunyai perencanaan

yang kongkrit mengenai kapan anaknya diharapkan lahir agar setiap anaknya lahir disambut

dengan rasa gembira dan syukur dan merencanakan berapa anak yang dicita-citakan, yang

disesuaikan dengan kemampuannya dan situasi kondisi masyarakat dan negaranya.

B. Pandangan Hukum Islam tentang Keluarga Berencana

1.      Hukum Ber-KB

KB secara prinsipil dapat diterima oleh Islam, bahkan KB dengan maksud menciptakan

keluarga sejahtera yang berkualitas dan melahirkan keturunan yang tangguh sangat sejalan

dengan tujuan syari`at Islam yaitu mewujudkan kemashlahatan bagi umatnya. Selain itu, Kb

juga memiliki sejumlah manfaat yang dapat mencegah timbulnya kemudlaratan. Bila dilihat

dari fungsi dan manfaat KB yang dapat melahirkan kemaslahatan dan mencegah

kemudlaratan maka tidak diragukan lagi kebolehan KB dalam Islam.Namun persoalannya

kemudian adalah : sejauh mana ia diperbolehkan? dan apa saja batasannya?. Hal tersebut

akan terjawab pada penjelasan dibawah ini.

2.      Makna Keluarga Berencana

Para ulama yang membolehkan KB sepakat bahwa Keluarga Berencan (KB) yang

dibolehkan syari`at adalah suatu usaha pengaturan/penjarangan kelahiran atau usaha

pencegahan kehamilan sementara atas kesepakatan suami-isteri karena situasi dan kondisi

tertentu untuk kepentingan (maslahat) keluarga. Dengan demikian KB disini mempunyai arti

sama dengan tanzim al nasl (pengaturan keturunan). Sejauh pengertiannya adalah tanzim al

nasl (pengaturan keturunan), bukan tahdid al nasl (pembatasan keturunan) dalam arti

pemandulan (taqim) dan aborsi (isqot al-haml), maka KB tidak dilarang. Pemandulan dan

aborsi yang dilarang oleh Islam disini adalah tindakan pemandulan atau aborsi yang tidak

didasari medis yang syari`i. Adapun aborsi yang dilakukan atas dasar indikasi medis, seperti

aborsi untuk menyelamatkan jiwa ibu atau karena analisa medis melihat kelainan dalam

kehamilan, dibolehkan bahkan diharuskan. Begitu pula dengan pemandulan, jika dilakukan

dalam keadaan darurat karena alasan medis, seperti pemandulan pada wanita yang terancam

jiwanya jika ia hamil atau melahirkan maka hukumnya mubah. Kebolehan KB dalam batas

pengertian diatas sudah banyak difatwakan , baik oleh individu ulama maupun lembaga-

ii

Page 3: Makalah kb dalam islam wa ida

lembaga ke Islaman tingkat nasional dan internasional, sehingga dapat disimpulkan bahwa

kebolehan KB dengan pengertian /batasan ini sudah hampir menjadi Ijma`Ulama. MUI

(Majelis Ulama Indonesia) juga telah mengeluarkan fatwa serupa dalam Musyawarah

Nasional Ulama tentang Kependudukan, Kesehatan dan Pembangunan tahun 1983.

Betapapun secara teoritis sudah banyak fatwa ulama yang membolehkan KB dalam arti

tanzim al-nasl, tetapi kita harus tetap memperhatikan jenis dan cara kerja alat/metode

kontrasepsi yang akan digunakan untuk ber-KB.

3.      Metode/ Alat Kontrasepsi dan Hukum Penggunaannya

Ada lima 5 persoalan yang terkait dengan penggunaan alat kontrasepsi, yaitu :

1. Cara kerjanya, apakah mencegah kehamilan (man’u al-haml) atau menggugurkan

kehamilan (isqat al-haml)?

2. Sifatnya, apakah ia hanya pencegahan kehamilan sementara atau bersifat pemandulan

permanen (ta’qim)?

3. Pemasangannya, Bagaimana dan siapa yang memasang alat kontrasepsi tersebut? (Hal ini

berkaitan dengan masalah hukum melihat aurat orang lain).

4. Implikasi alat kontrasepsi terhadap kesehatan penggunanya.

5. Bahan yang digunakan untuk membuat alat kontrasepsi tersebut.

Alat kontrasepsi yang dibenarkan menurut Islam adalah yang cara kerjanya mencegah

kehamilan (man’u al-haml), bersifat sementara (tidak permanen) dan dapat dipasang sendiri

olrh yang bersangkutan atau oleh orang lain yang tidak haram memandang auratnya atau oleh

orang lain yang pada dasarnya tidak boleh memandang auratnya tetapi dalam keadaan darurat

ia dibolehkan. Selain itu bahan pembuatan yang digunakan harus berasal dari bahan yang

halal, serta tidak menimbulkan implikasi yang membahayakan (mudlarat) bagi kesehatan.

Alat/metode kontrasepsi yang tersedia saat ini telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut

diatas, oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa KB secara substansial tidak bertentangan

dengan ajaran Islam bahkan merupakan salah satu bentuk implementasi semangat ajaran

Islam dalam rangka mewujudkan sebuah kemashlahatan, yaitu menciptakan keluarga yang

tangguh, mawardah, sakinah dan penuh rahmah. Selain itu, kebolehan (mubah) hukum ber-

KB, dengan ketentuan-ketentuan seperti dijelaskan diatas, sudah menjadi kesepakatan para

ulama dalam forum-forum ke Islaman, baik pada tingkat nasional maupun Internasional

(ijma’al-majami).

Sumber: Drs.H. Aminudin Yakub,MA-Wakil Sekretaris Komisi Fatwa MUI Pusat

ii

Page 4: Makalah kb dalam islam wa ida

C. KB Menurut Pandangan Islam

A.     Pandangan Al-Qur’an Tentang Keluarga Berencana

Dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang memberikan petunjuk yang perlu kita

laksanakan dalam kaitannya dengan KB diantaranya ialah :

Surat An-Nisa’ ayat 9:

عليهم خافوا ضعافا ذرية خلفهم من تركوا لو الذين وليخششش

سديدا واليقولوا فليتقواالله“Dan hendaklah takut pada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang

mereka anak-anak yang lemah. Mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab

itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan

perkataan yang benar”.

Selain ayat diatas masih banyak ayat yang berisi petunjuk tentang pelaksanaan KB

diantaranya ialah surat al-Qashas: 77, al-Baqarah: 233, Lukman: 14, al-Ahkaf: 15, al-Anfal:

53, dan at-Thalaq: 7.

Dari ayat-ayat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang perlu dilaksanakan

dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri, mempertimbangkan kepentingan anak,

memperhitungkan biaya hidup brumah tangga.

B. Pandangan al-Hadits Tentang Keluarga Berencana

Dalam Hadits Nabi diriwayatkan:

لتكففون عالة تدرهم أن من خير أغنياء ورثك تدر إنك

( عليه ( متفق الناس“sesungguhnya lebih baik bagimu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan berkecukupan

dari pada meninggalkan mereka menjadi beban atau tanggungan orang banyak.”

Dari hadits ini menjelaskan bahwa suami istri mempertimbangkan tentang biaya rumah

tangga selagi keduanya masih hidup, jangan sampai anak-anak mereka menjadi beban bagi

orang lain. Dengan demikian pengaturan kelahiran anak hendaknya dipikirkan bersama.

C. Menurut Pandangan Ulama’

1)      Ulama’ yang memperbolehkan

Diantara ulama’ yang membolehkan adalah Imam al-Ghazali, Syaikh al-Hariri, Syaikh

Syalthut, Ulama’ yang membolehkan ini berpendapat bahwa diperbolehkan mengikuti

progaram KB dengan ketentuan antara lain, untuk menjaga kesehatan si ibu, menghindari

ii

Page 5: Makalah kb dalam islam wa ida

kesulitan ibu, untuk menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan

keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan karena pembunuhan itu berlaku ketika janin

mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Mereka mendasarkan pendapatnya pada surat al-

Mu’minun ayat: 12, 13, 14.

2)      Ulama’ yang melarang

Selain ulama’ yang memperbolehkan ada para ulama’ yang melarang diantaranya ialah Prof.

Dr. Madkour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang mengikuti KB karena perbuatan itu

termasuk membunuh keturunan seperti firman Allah:

وإياهم نرزقكم نحن إملق من أوالدكم تقتلوا وال“Dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut (kemiskinan) kami akan

memberi rizkqi kepadamu dan kepada mereka”.

D. Hukum Keluarga Berencana

a. Menurut al-Qur’an dan Hadits

Sebenarnya dalam al-Qur’an dan Hadits tidak ada nas yang shoreh yang melarang atau

memerintahkan KB secara eksplisit, karena hukum ber-KB harus dikembalikan kepada

kaidah hukum Islam, yaitu:

تحريمها ا على الدليل على يدل حتى االباحة األشياء فى صل الTetapi dalam al-Qur’an ada ayat-ayat yang berindikasi tentang diperbolehkannya mengikuti

program KB, yakni karena hal-hal berikut:

•     Menghawatirkan keselamatan jiwa atau kesehatan ibu. Hal ini sesuai dengan firman

Allah:

البقرة ( : التهلكة إلى بأيديكم تلقوا )195وال“Janganlah kalian menjerumuskan diri dalam kerusakan”.

•     Menghawatirkan keselamatan agama, akibat kesempitan penghidupan hal ini sesuai

dengan hadits Nabi:

كفرا تكون أن الفقر كادا“Kefakiran atau kemiskinan itu mendekati kekufuran”.

Menghawatirkan kesehatan atau pendidikan anak-anak bila jarak kelahiran anak

terlalu dekat sebagai mana hadits Nabi:

ضرار وال ضرر وال“Jangan bahayakan dan jangan lupa membahayakan orang lain.

ii

Page 6: Makalah kb dalam islam wa ida

E.     Cara KB yang Diperbolehkan dan Yang Dilarang oleh Islam

1      Cara yang diperbolehkan

Ada beberapa macam cara pencegahan kehamilan yang diperbolehkan oleh syara’ antara lain,

menggunakan pil, suntikan, spiral, kondom, diafragma, tablet vaginal , tisue. Cara ini

diperbolehkan asal tidak membahayakan nyawa sang ibu. Dan cara ini dapat dikategorikan

kepada azl yang tidak dipermasalahkan hukumnya.

       Dari salah satu kasus yang telah dipaparkan diatas Banyak hal yang seyogyanya

membuat kita ragu tentang masalah KB ini. Untuk lebih mendalami Masalah ini berikut

uraian – uraian yang dapat disampaikan:

  Alasan tidak diperbolehkannya KB

Hukum KB bisa haram jika menggunakan alat atau dengan cara yang tidak dibenarkan dalam

syariat islam.

Ada beberapa ulama yang menolak KB dengan alasan antara lain, yaitu:

1. KB sama dengan pembunuhan bayi.

2. KB merupakan tindakan tidak wajar (non-alamiah) dan bertentangan dengan fitrah.

3. KB mengindikasikan pada ketidakyakinan akan perintah dan ketentuan Tuhan.

4. KB berarti mengabaikan doa Nabi agar umat islam memperbanyak jumlahnya.

5. KB akan membawa petaka konsekuensi-konsekuensi sosial.

6. KB adalah suatu jenis konspirasi Imperialis Barat terhadap negara-negara yang

berkembang.

7. KB dilakukan karena niat yang tidak baik misalnya takut mengalami kesulitan

ekonomi dan susah mendidik anak.

       Para ulama sepakat bahwa menggunakan metode KB yang bersifat permanen hukumnya

haram. Metode permanen adalah metode yang bersifat mantap, yang meliputi tindakan :

1. Vasektomi atau vas Ligation

2. Tubektomi atau Tubal Ligation (operasi ikat saluran telur)

3. Histerektomi (operasi pengangkatan rahim)

      Ulama mengharamkan metode kontrasepsi permanent ini karena menilainya sebagai

bentuk pengebirian yang dilarang oleh Rasulullah saw. Sesuai dengan sabda Rasulullah :

Tidaklah termasuk golongan kami (umat islam) orang yang mengebiri orang lain atau

ii

Page 7: Makalah kb dalam islam wa ida

mengebiri dirinya sendiri. Disamping itu, tindakan sterilisasi juga dianggap sebagai

mengubah firth kejadian manusia yang dilarang dalam islam.

2)      Cara yang dilarang

Ada juga cara pencegahan kehamilan yang dilarang oleh syara’, yaitu dengan cara merubah

atau merusak organ tubuh yang bersangkutan. Cara-cara yang termasuk kategori ini antara

lain, vasektomi, tubektomi, aborsi. Hal ini tidak diperbolehkan karena hal ini menentang

tujuan pernikahan untuk menghasilakn keturunan.

  Alasan diperbolehkannya KB

       Menurut kelompok ulama yang membolehkan, dari segi nash, tidak ada nash yang sharih

secara eksplisit melarang ataupun memerintahkan ber-KB.

Mereka juga beralasan dari sudut pandang ekonomi dan kesehatan, antara lain, sebagai

berikut:

a. Untuk memberikan kesempatan bagi wanita beristirahat antara dua kehamilan.

b. Jika salah satu atau kedua orang pasangan suami istri memiliki penyakit yang dapat

menular.

c. Untuk melindungi kesehatan ibu.

d. Jika keuangan suami istri tidak mencukupi untuk membiayai lebih banyak anak.

e. Imam al-ghazali menambahkan satu lagi, yaitu menjaga kecantikan ibu.

       Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan membolehkan KB.

Majelis Ulama Indonesia menjelaskan, bahwa ajaran islam membenarkan Keluarga

Berencana. Argumen yang membolehkannya adalah untuk menjaga kesehatan ibu dan anak,

pendidikan anak agar menjadi anak yang sehat, cerdas, dan sholeh. Majelis Tarjih

Muhamadiyah memandang KB sebagai jalan keluar dari keadaan mendesak, dibolehkan

sebagai hukum pengecualian, yakni:

a. Untuk menjaga keselamatan jiwa atau kesehatan ibu.

b. Untuk menjaga keselamatan agama, orang tua yang dibebani kewajiban mencukupi

keperluan hidup keluarga dan anak-anaknya.

c. Untuk menjaga keselamatan jiwa, kesehatan atau pendidikan anak-anak.

       Ulama-ulama NU termasuk memperbolehkan KB didasarkan pada prinsip kemaslahatan

keluarga (Mashalihul Usrah) bagi pengembangan kemaslahatan umum (al-mashalihul

‘Ammah). Sedangkan menurut ulama PERSIS, KB dalam pengertian pengaturan jarak

kelahiran hukumnya ibadah, dan tidak terlarang.

       Bagi Negara, program KB dapat mengurangi beban negara. Contohnya sebelum tahun

1990 diprediksikan, tanpa program KB jumlah penduduk Indonesia tahun 2000 akan

mencapai 285 juta jiwa. Namun dengan program KB, sensus pada tahun itu menunjukkan

ii

Page 8: Makalah kb dalam islam wa ida

jumlah penduduk hanya 205 juta jiwa. Artinya, ada penghematan energi, pangan, dan sumber

daya lain yang semestinya digunakan oleh 80 juta jiwa. Oleh karena itu program KB terus

digalakkan oleh pemerintah.

b. Macam-macam Alat Kontrasepsi

Dalam pelaksanaan KB harus menggunakan alat kontrsepsi yang sudah dikenal diantaranya

ialah:

1. Pil, berupa tablet yang berisi progrestin yang bekerja dalam tubuh wanita untuk

mencegah terjadinya ovulasi dan melakukan perubahan pada endometrium.

2. Suntikan, yaitu menginjeksikan cairan kedalam tubuh. Cara kerjanya yaitu

menghalangi ovulasi, menipiskan endometrin sehingga nidasi tidak mungkin terjadi

dan memekatkan lendir serlak sehingga memperlambat perjalanan sperma melalui

canalis servikalis.

3. Susuk KB, levermergostrel. Terdiri dari enam kapsul yang diinsersikan dibawah kulit

lengan bagian dalam kira-kira sampai 10 cm dari lipatan siku. Cara kerjanya sama

dengan suntik.

4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) terdiri atas lippiss loop(spiral) multi load

terbuat dari plastik harus dililit dengan tembaga tipis cara kerjanya ialah membuat

lemahnya daya sperma untuk membuahi sel telur wanita.

5. Sterelisasi (Vasektomi/ tubektomi) yaitu operasi pemutusan atau pengikatan saluran

pembuluh yang menghubungkan testis (pabrik sperma) dengan kelenjar prostat

(gudang sperma menjelang diejakulasi) bagi laki-laki. Atau tubektomi dengan operasi

yang sama pada wanita sehingga ovarium tidak dapat masuk kedalam rongga rahim.

Akibat dari sterilisasi ini akan menjadi mandul selamanya. Alat-alat konrasepsi lainnya

adalah kondom, diafragma, tablet vagmat, dan tiisu yang dimasukkan kedalam vagina.

Disamping itu ada cara kontrasepsi yang bersifat tradisional seperti jamuan, urut dsb.

ii

Page 9: Makalah kb dalam islam wa ida

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan visi dan misi yang telah sampaikan dalam pembahasan makalh ini,

Program Keluarga Berencana Nasional mempunyai kontribusi penting dalam upaya

meingkatkan kualitas penduduk. Kontribusi Program Keluarga Berencana Nasional tersebut

dapat dilihat dalam pelaksanaan program Making Pregnancy Safer sehingga Keluarga

Berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventive yang paling dasar dan utama.

Namun dalam pelaksanaannya, timbul perdebatan dari kaum ulama Islam serta pihak-pihak

yang bersangkutan terhadap jalannya program KB ini yang mempertimbangkan tentang

hokum penggunaan alat kontrasepsi / ber-KB dari sudut pandang hukum Islam. Program

keluarga berencana dilaksanakan atas dasar sukarela serta tidak bertentangan dengan agama,

kepercayaan dan moral Pancasila. Dengan demikian maka bimbingan, pendidikan serta

pengarahan amat diperlukan agar masyarakat dengan kesadarannya sendiri dapat menghargai

dan, menerima pola keluarga kecil sebagai salah satu langkah utama untuk meningkatkan

kesejahteraan hidupnya. Oleh karena itu pelaksanaan program keluarga berencana tidak

hanya menyangkut masalah tehnis medis semata-mata, melainkan meliputi berbagai segi

penting lainnya dalam tata hidup dan kehidupan masyarakat.

2. Kesimpulan

Demikian makalah ini penulis buat. Menyadari bahwa tugas makalah ini masih

terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu segala kritik dan saran yang konstruktif selalu

diharapkan demi kesempurnaan tugas makalah ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penggarapan tugas makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan berbagai pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr,Wb

ii

Page 10: Makalah kb dalam islam wa ida

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Drs. H. Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah (PT Toko Gunung Agung : Jakarta.

1997), h. 54

2. M. Ali Hasan, Masail Fiqhiyah (PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. 1997), h. 29

3. Prof. Abdurrahman Umran, Islam dan KB (PT Lentera Basritama: jakarta. 1997),h. 99

4. Drs. Musthafa Kamal, Fiqih Islam (Citra Karsa Mandiri: Yogyakarta. 2002), h. 293

5. Dr. H. Chuzamah, T. Yangro dkk. (ed), Problematika Hukum Islam Kontemporer

(Pustaka Firdaus: Jakarta. 2002), h. 164-165

6. Abul Fadl Mohsin Ebrahim, Aborsi, Kontrasepsi dan Mengatasi Kemandulan (Mizan:

Bandung. 1997), h. 70

7. Luthfi As-syaukani, Politik, Ham dan Isu-isu Fiqih Kontemporer (Pustaka Hidayah:

Bandung. 1998), h. 157

ii

Page 11: Makalah kb dalam islam wa ida

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat yang telah

diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kami tentang

“Pandangan Islam Mengenai KB”. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Drs. Muhajir sebagai dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Agama, serta tidak

lupa terima kasih juga untuk teman-teman yang telah bekerjasama dengan baik dalam

pembuatan makalah ini.

Makalah ini tentunya belum cukup sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik

dan sarannya dari pembaca yang bersifat membangun.Penulis berharap, semoga makalah ini

bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Raha, November 2013

Penulis

ii

Page 12: Makalah kb dalam islam wa ida

DAFTAR ISI

Kata Pengantar..................................................................................................................... i

Daftar Isi.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang................................................................................................................ 1

2. Tujuan............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian KB................................................................................................................ 2

B. Pandangan Hukum Islam tentang KB............................................................................... 3

C. KB Menurut Pandangan islam......................................................................................... 4

D. Hukum KB.................................................................................................................... 5

E. cara KB yang diperbolehkan dan yang dilarang dengan islam....................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN................................................................................................................9

3.2 SARAN............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................10

ii

Page 13: Makalah kb dalam islam wa ida

MAKALAH KELUARGA BERENCANA

DALAM PANDANGAN ISLAM

DI SUSUN OLEH:NAMA : WA IDA NIM : 2013.IB.0041TINGKAT : I A.

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHAKABUPATEN MUNA

2013 / 2014

ii