MAKALAH KATARAK

23
A. ANATOMI FISIOLOGI Mata adalah cerminan jiwa, demikian kata pepatah. Sehingga tidak ada salah jika kita membahas secara tuntas anatomi dan fisiologi mata. Anatomi dan fisiologi mata perlu diketahui lebih dalam, untuk mempelajari lebih lanjut kelainan- kelanainan yang biasa diderita yang berkaitan dengan kelainan pada mata. Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Perhatikan gambar dibawah ini: Gambar diatas adalah gambar anatomi mata. Bagian-bagian mata mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Fungsi-fungsi dari anatomi mata adalah sebagai berikut:

description

hghjbgh

Transcript of MAKALAH KATARAK

Page 1: MAKALAH KATARAK

A. ANATOMI FISIOLOGI

Mata adalah cerminan jiwa, demikian kata pepatah. Sehingga tidak ada salah jika kita

membahas secara tuntas anatomi dan fisiologi mata. Anatomi dan fisiologi mata perlu

diketahui lebih dalam, untuk mempelajari lebih lanjut kelainan-kelanainan yang biasa

diderita yang berkaitan dengan kelainan pada mata.

Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter ±2,5 cm dimana 5/6 bagiannya

terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar.

Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar diatas adalah gambar anatomi mata. Bagian-bagian mata mempunyai fungsi-fungsi

tertentu. Fungsi-fungsi dari anatomi mata adalah sebagai berikut:

Sklera: Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya

bola mata.

Otot-otot mata, adalah Otot-otot yang melekat pada mata, terdiri dari: muskulus rektus

superior (menggerakan mata ke atas) dan muskulus rektus inferior (mengerakan mata ke

bawah).

Kornea: memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya.

Page 2: MAKALAH KATARAK

Badan Siliaris: Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk

beroakomodasi, kemudian berfungsi juga untuk mengsekresikan aqueus humor.

Iris: Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen.

Lensa: Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.

Bintik kuning (Fovea): Bagian retina yang mengandung sel kerucut.

Bintik buta: Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata

Vitreous humor: Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata

Aquous humor: Menjaga bentuk kantong bola mata

Otot, Saraf dan Pembuluh darah Pada Mata

Otot yang menggerakan bola mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata

tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak bola mata terdiri

enam otot yaitu:

Muskulus oblik inferior memiliki aksi primer eksotorsi dalam abduksi, dan memiliki aksi

sekunder elevasi dalam adduksi, abduksi dalam elevasi.

Muskulus oblik superior memiliki aksi primer intorsi dalam aduksi, dan aksi sekunder

berupa depresi dalam aduksi, dan abduksi dalam depresi.

Page 3: MAKALAH KATARAK

Muskulus rektus inferior memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada abduksi, dan

memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekstorsi pada abduksi, dan aduksi dalam depresi.

Muskulus rektus lateral memiliki aksi gerakan abduksi.

Muskulus rektus medius memiliki aksi gerakan aduksi

Muskulus rektus superior memiliki aksi primer yaitu elevasi dalam abduksi dan aksi

sekunder berupa intorsi dalam aduksi serta aduksi dalam elevasi.

Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial

tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak

Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata

Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada

tulang orbita.

Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,

sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini

masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.

Struktur pelindung

Page 4: MAKALAH KATARAK

Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke

segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan

bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya

masih bisa masuk.

Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh

darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

Kelopak mata merupakan lipatan kulit

tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk

melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang.

Page 5: MAKALAH KATARAK

Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata

dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa

kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian

dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata.

Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi

membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang).

Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah

penguapan air mata.

Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan

menghasilkan air mata yang encer.

Page 6: MAKALAH KATARAK

Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus

memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi

menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil

yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah

terjadinya infeksi.

Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis

dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

Sklera

Sklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak

tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah

Page 7: MAKALAH KATARAK

lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi

bola mata dari gangguan.

Koroid

Koroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam merupakan lapisan yang berisi banyak

pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada

koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid

membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian

depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi

sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan

siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi

dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.

Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan

sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak.

Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Page 8: MAKALAH KATARAK

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua,

yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian

belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi

menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi

melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam

kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan

pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.

Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari

kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir,

garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah

masuknya mikroorganisme ke dalam mata.

Normalnya, sinar – sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata akan dibiaskan oleh

sistem optis bolamata dan terfokus dalam satu titik yang jatuh tepat pada retina. Kondisi ini

disebut emmetropia. Dari proses jatuhnya titik cahaya diretina inilah, yang biasanya

menyebabkan kelainan pada mata, baik itu kelainan dengan mata minus, ataupun mata dengan

positif, atau biasa disebut dengan rabun.

Lensa Mata

Lensa terdiri atas 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-serat lensa. Kapsul

lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun oleh serat-serat kolagen tipe IV dan

glikoprotein. Kapsul ini elastik, jernih dan kompak. Epitel subkapsul hanya terdapat pada

permukaan anterior lensa tepat di bawah kapsul lensa. Epitelnya terdiri atas selapis sel kuboid. Di

sebelah dalam dari epitel subkapsul terdapat serat-serat lensa yang di bentuk dari sel-sel yang

kehilangan inti dan organel sel lainnya. Serat-serat ini kemudian diisi dengan protein lensa

kristalin (crystallins). Adanya kristalin ini akan meningkatkan index refraksi lensa.

Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa diperoleh dari

humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat impermeabel, tetapi dapat ditembus cahaya

dengan mudah.

Pada orang tua sering dijumpai kekeruhan pada lensa yang menyebabkan menurunnya

kemampuan untuk melihat. Keadaan ini dikenal sebagai katarak. Kondisi mungkin disebabkan

Page 9: MAKALAH KATARAK

oleh bertumpuknya pigmen atau substansi lain dan keterpaparan sinar ultra violet secara

berlebihan. Di samping itu pada orang tua terjadi suatu keadaan yang dikenal sebagai presbiopia

yaitu ketidakmampuan mata untuk melihat benda-benda dalam jarak dekat yang disebabkan

karena menurunnya elastisitas lensa akibat proses penuaan. Sebagai akibatnya lensa tidak dapat

mencembung guna memfokuskan bayangan benda secara tepat pada retina. Keadaan ini dapat

diatasi dengan pemakaian kaca mata.

Lensa digantung ke korpus siliaris oleh penggantung lensa yang dikenal sebagai zonula Zinii.

Anatomi Tambahan pada Mata

Anatomi tambahan pada mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus

lakrimalis.

Alis mata: terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk

melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan.

Kelopak mata: ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari

kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak

mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain

yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang

antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan

“melotot” atau “sipit” nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut

Page 10: MAKALAH KATARAK

caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera

(keringat).

Bulu mata: ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow.

Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi

kelenjar ini disebut Lordholum (bintit).

Apparatus lacrimalis: terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis,

dan ductus nassolacrimalis.

B. DEFINISI

1. Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat

proses penuaan, tapi dapat timbul pada saat kelahiran (Katarak Kongenital). Dapat juga

berhubungan dengan trauma mata tajam maupun tumpul, pengguanaan kortikosteroid

jangka panjang, penyakit sistemik, seperti diabetes mellitus atau hipoparatiroidisme,

pemajanan radiasi, pemajanan sinar matahari (sinar ultraviolet) yang lama, atau kelainan

mata lain seperti uveitis anterior. (Keperawatan Medikal Bedah, Brunner and Suddart,

Edisi 8 Jilid 3, 2001)

2. Katarak setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi

(penambahan cairan) lensa, denaturasi protein lensa atau akibat dari kedua-duanya

biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif. (Kapita Selekta Kedokteran FKUI,

Edisi Ketiga Jilid 1, 2001, Media Aesculapius)

C. MANIFESTASI KLINIS

Keluhan yang timbul adalah penurunan tajam penglihatan secara progresif dan

penglihatan seperti berasap. Sejak awal, katarak dapat terlihat melalui pupil yang telah

berdilatasi dengan oftalmoskop, slit lamp atau shadow test. Setelah katarak bertambah

Page 11: MAKALAH KATARAK

matang maka retina menjadi semakin sulit dilihat sampai akhirnya reflex fundus tidak ada

dan pupil berwarna putih.

Pada katarak senile dikenal 4 stadium, yaitu insipient, imatur, matur dan hipermatur. Pada

stadium insipient dapat terjadi perbaikan penglihatan dekat akibat peningkatan indeks

refraksi lensa.

Stadium pada katarak senile

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah Noral Berkurang

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans (Hanya

bila zonula putus)

Bilik mata

depan

Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut Bilik

mata

Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopositif

Penyulit - Glaukoma - Uveitis, Glaukoma

Klasifikasi

Katarak dapat diklasifikasikan menjadi :

Berdasarkan penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :

1.Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolisme dasar

2.Sekunder, akibat tindakan Pembedahan lensa. katarak yang disebabkan oleh

konsumsi obat seperti prednisone dan kortikosteroid, serta penderita diabetes. Katarak

Page 12: MAKALAH KATARAK

diderita 10 kali lebih umum oleh penderita diabetes daripada oleh populasi secara

umum.

3.Komplikasi penyakit lokal ataupun umum

Berdasarkan usia pasien, katarak dapat dibagi dalam :

1.Katarak congenital, katarak yang terlihat pada usia dibawah 1 tahun

2.Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas 1 tahun dan di bawah 40

tahun.

3.Katarak presenil, yaitu katarak sesudah usia 30-40 tahun

4.Katarak senile, yaitu katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun

Berdasarkan lokasinya, terdapat 3 jenis katarak ini, yakni nuclear sclerosis, cortical,

dan posterior subcapsular. Nuclear sclerosis merupakan perubahan lensa secara

perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih

dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca

dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna,

terutama warna birru. Katarak jenis cortical terjadi bila serat-serat lensa menjadi

keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Posterior

subcapsular merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini

menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan

baca menurun.

D. PATOFISIOLOGI

Lensa mata mengandung tiga komponen anatomis : nucleus, korteks & kapsul. Nukleus

mengalami perubahan warna coklat kekuningan seiring dengan bertambahnya usia.

Disekitar opasitas terdapat densitas seperti duri dianterior & posterior nukleus. Opasitas

Page 13: MAKALAH KATARAK

pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna. Perubahan fisik

& kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi.salah satu teori menyebutkan

terputusnya protein lensa normal terjadi disertai infulks air kedalam lensa proses ini

mematahkan serabut lensa yang tegang & mengganggu transmisi sinar. Teori lain

mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peranan dalam melindungi lensa dari

degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien menderita katarak.

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk

kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga

komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nukleuas, di perifer ada korteks, dan

yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambah

usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opasitas

terdapat densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul

posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti kristal salju

pada jendela.

Perubahan fisik dan Kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya transparansi, perubahan

pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang dari badan silier ke sekitar daerah

di luar lensa Misalnya dapat menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan

Kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan koagulasi. Sehingga mengabutkan

pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan

terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa. Proses ini

mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. Teori lain

mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari

degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada

kebanyakan pasien yang menderita katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral, namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat

disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistematis, seperti DM, namun sebenarnya

merupakan konsekuensi dari proses penuaan yang normal. Kebanyakan katarak

berkembang secara kronik dan matang ketika orang memasuki decade ke tujuh. Katarak

Page 14: MAKALAH KATARAK

dapat bersifat congenital dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak didiagnosa dapat

menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanen. Faktor yang paling sering

yang berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ultraviolet B, obat-obatan,

alcohol, merokok, DM, dan asupan vitamin antioksidan yang kurang dalam jangka waktu

lama.

Page 15: MAKALAH KATARAK

E. PENATALAKSANAAN

Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga

mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma

dan uveitis.

Tekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa

dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks

dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan tekhnik ini

dapat timbul penyulit katarak sekunder. Dengan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler

tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat

dilakukan pada yang matur dan zonula zinn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan

pada pasien berusia kurang dari 40 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki zonula

zinn. Dapat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu

fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan

insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan

pasien meningkat.

Solusi untuk menyembuhkan penyakit katarak secara medis umumnya dengan jalan

operasi. Lapisan di mata diangkat dan diganti lensa buatan (lensa intraokuler). Operasi ini

cukup riskan dan tidak menjanjikan kesembuhan 100%. Baru-baru ini ditemukan

teknologi canggih, yakni operasi dengan sinar laser.

Operasi katarak mempunyai tingkat keberhasilan yang lumayan tinggi. Menurut laporan,

9 dari 10 orang yang menjalani operasi katarak, pulih penglihatannya seperti sedia kala.

Walaupun, beberapa diantaranya masih memerlukan kacamata.

Saat ini, setidaknya ada tiga macam teknik operasi katarak, yaitu:

1. Fakoemulsifikasi. Teknik operasi ini paling banyak digunakan. Keuntungannya adalah

lama operasi lebih singkat, yaitu kurang dari 30 menit. Selain itu, membutuhkan obat

pemati rasa lebih sedikit dan tidak perlu penjahitan. Pada fakoemulsifikasi, dengan

menggunakan mikroskop operasi, ahli bedah mata akan melakukan sayatan yang sangat

Page 16: MAKALAH KATARAK

kecil pada permukaan mata, dekat dengan kornea. Kemudian, melalui sayatan tersebut

dimasukkan bilah ultrasonik. Bilah tersebut akan bergetar dan menghancurkan lensa mata

yang telah mengeruh. Lensa yang telah hancur berkeping-keping kemudian diisap keluar,

juga melalui bilah ultrasonik tersebut. Setelah semua sisa lensa dikeluarkan, dipasang

sebuah lensa buatan pada posisi yang sama dengan posisi lensa mata sebelumnya.

2. Pembedahan ekstrakapsuler. Cara ini umumnya dilakukan pada katarak yang sudah

parah, dimana lensa mata sangat keruh sehingga sulit dihancurkan dengan teknik

fakoemulsifikasi. Selain itu, juga dilakukan pada tempat-tempat dimana teknologi

fakoemulsifikasi tidak tersedia. Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebih lebar, karena

lensa harus dikeluarkan dalam keadaan utuh. Setelah lensa dikeluarkan, lensa buatan

dipasang untuk menggantikan lensa asli, tepat di posisi semula. Teknik ini membutuhkan

penjahitan untuk menutup luka. Selain itu perlu penyuntikan obat pemati rasa di sekitar

mata.

3. Pembedahan intrakapsuler. Teknik ini membutuhkan sayatan yang lebih besar lagi

dibandingkan dengan teknik ekstrakapsuler. Pada teknik ini, ahli bedah akan

mengeluarkan lensa mata besarta selubungnya. Berbeda dengan kedua teknik

sebelumnya, pemasangan lensa mata buatan pada teknik pembedahan intrakapsuler bukan

pada tempat lensa mata sebelumnya, tapi ditempat lain yaitu di depan iris. Teknik ini

sudah jarang digunakan. Walaupun demikian, masih dilakukan pada kasus trauma mata

yang berat. (Kapita Selekta FKUI, Edisi Ketiga Jilid 1, 2001, Media Aesculapius)