Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

13
Kaidah Dasar Bioetik Bryan Raka Alim 102013145 C9 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510 PENDAHULUAN Istilah bioetika muncul sejak tiga dekade terakhir ini. Pemunculan istilah bioetika diakibatkan karena permasalahan dalam bidang kedokteran mengenai kehidupan semakin banyak dan rumit sehingga perlu adanya bioetika, yaitu cabang ilmu yang mempelajari etika kedokteran secara luas, mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, hukum, bahkan politik. Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang akan datang. Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah agar mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA angkatan 2013 mampu memahami tentang bioetik. Selain itu juga diharapkan agar mampu menerapkan kaidah dasar bioetik di kehidupan nyata.

description

a

Transcript of Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

Page 1: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

Kaidah Dasar Bioetik

Bryan Raka Alim

102013145

C9

Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510

PENDAHULUAN

Istilah bioetika muncul sejak tiga dekade terakhir ini. Pemunculan istilah bioetika

diakibatkan karena permasalahan dalam bidang kedokteran mengenai kehidupan semakin

banyak dan rumit sehingga perlu adanya bioetika, yaitu cabang ilmu yang mempelajari etika

kedokteran secara luas, mencakup isu-isu sosial, agama, ekonomi, hukum, bahkan politik.

Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang ditimbulkan oleh

perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan masalah-masalah yang

terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya masalah pada masa yang

akan datang. Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah agar mahasiswa Fakultas

Kedokteran UKRIDA angkatan 2013 mampu memahami tentang bioetik. Selain itu juga

diharapkan agar mampu menerapkan kaidah dasar bioetik di kehidupan nyata.

Page 2: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

Pembahasan

Beneficence

Dalam arti bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia,

dokter tersebut harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam kondisi sehat. Perlakuan

terbaik kepada pasien merupakan poin utama dalam kaidah ini. Kaidah beneficence

menegaskan peran dokter untuk menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien

mengambil langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik daripada hal yang buruk.

Prinsip prinsip yang terkandung didalam kaidah ini adalah;

1. Mengutamakan Alturisme

2. Menjamin nilai pokok harkat dan martabat manusia

3. Memandang pasien atau keluarga bukanlah suatu tindakan tidak hanya

menguntungkan seorang dokter

4. Tidak ada pembatasan “goal based”

5. Mengusahakan agar kebaikan atau manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan

suatu keburukannya

6. Paternalisme bertanggung jawab/kasih sayang

7. Menjamin kehidupan baik-minimal manusia

8. Memaksimalisasi hak-hak pasien secara keseluruhan

9. Menerapkan Golden Rule Principle, yaitu melakukan hal yang baik seperti yang

orang lain inginkan

10. Memberi suatu resep berkhasiat namun murah

11. Mengembangkan profesi secara terus menerus

12. Minimalisasi akibat buruk

Page 3: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

Contoh Kaidah beneficence yang ada dalam kasus dr. Bagus:

Dokter Bagus bertugas dari pagi hari hingga sore hari tetapi tidak menutup kemungkinan ia

harus mengobati pasien di malam hari bila ada warga desa yang membutuhkan. (Paragraf 1).

Dokter bagus melaksanakan prinsip yang mengutamakan alturisme.

Pasien pertama adalah seorang ibu, datang dengan keluhan demam sejak 2 hari yang lalu

disertai batuk dan pilek. Setelah memeriksa pasien tersebut dr. Bagus memberikan beberapa

macam obat dan vitamin serta istirahat yang cukup (Paragraf 2). Ia lebih mengutamakan

manfaat yang diterima oleh pasien daripada kerugian yang diderita oleh dokter.

Pasien kempat adalah seorang bapak berusia 55 tahun diantar oleh ank laki-lakinya atang

degan keluhan nyeri pada ulu hati dan terasa berat pada dada serta punggungnya. Dari hasil

pemeriksaan tekanan darah 150 / 90 dan nadi cepat tidak teratur. Dokter Bagus curiga pasien

tersebut menderita penyakit jantung sehingga ia membuat surat rujukan ke rumah sakit yang

berada di kota. Setelah menerima penjelasan tentang penyakit yang dideritanya, pasien

pulang dengan membawa surat rujukan tersebut (Paragraf 6). Ia lebih mengutamakan manfaat

yang diterima oleh pasien daripada kerugian yang diderita oleh dokter.

Dokter bagus juga melakukan penyelewengan. Waktu telah memasuki siang hari, pasien

kelima adalah seorang ibu muda yang sangat cerewet, karena begitu masuk si ibu tadi sudah

mengeluh berbagai macam keluhan (Paragraf 7). Ia tidak mendengarkan keluhan pasien dan

hanya melihat pasien hanya menguntungkan dokter.

Page 4: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

Non-maleficence

Non-malficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan

perbuatan yang memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya

bagi pasien yang dirawat atau diobati olehnya. Pernyataan kuno Fist, do no harm, tetap

berlaku dan harus diikuti. Non-malficence mempunyai ciri-ciri:

1. Menolong pasien emergensi

2. Mengobati pasien yang luka

3. Tidak membunuh pasien

4. Tidak memandang pasien sebagai objek

5. Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien

6. Melindungi pasien dari serangan

7. Manfaat pasien lebih banyak daripada kerugian dokter

8. Tidak membahayakan pasien karena kelalaian

9. Menghindari misrepresentasi

10. Memberikan semangat hidup

11. Tidak melakukan white collar crime (kejahatan dalam bidang kedokteran, misal

membuat laporan perincian biaya rumah sakit yang dilebih-lebihkan kepada pabrik

untuk mendapatkan keuntungan sendiri bagi dirinya)

Contoh Kaidah Non-maleficence dalam kasus dr. Bagus:

Ketika yang lain sibuk membaringkan pemuda yang tidak sadarkan diri tersebut, salah satu

orang mengatakan bahwa pemuda tersebut telapak tangan sebelah kanannya masuk kedalam

mesin penggilingan padi dan setelah 15 menit kemudian telapak tangan pemuda tersebut baru

dapat dikeluarkan dari mesin penggilingan padi. Pada pemeriksaan, dokter Bagus

mendapatkan telapak tangan pemuda tersebut hancur. Dokter Bagus bertanya kepada orang-

orang yang mengantar pemuda tadi apakah diantara mereka ada keluarga dari pemuda

Page 5: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

tersebut. Dari serombongan orang tadi keluar seorang perempuan, ia mengatakan bahwa ia

adalah istri dari pemuda tersebut. Dokter Bagus menjelaskan keadaan telapak tangan kanan

suaminya dan tindakan yang harus dilakukan adalah amputasi. (Paragraf 5). Disini dokter

Bagus menunjukkan usahanya yaitu melakukan amputasi dalam hal untuk meminimalisasi

akibat buruk yang akan merugikan pasien, seperti kehilangan nyawa akibat pendarahan.

Dokter bagus juga melakukan kesalahan atau penyelewengan pada kasus berikut. Dokter

Bagus tidak menanggapi keluhan si ibu muda tadi dan segera membuat surat rujukan untuk

ibu tersebut ke LAB KLINIK “Cepat tetap” langganannya yang berada di kota, jauh dari

puskesmas. Dari lab klinik ini dr. Bagus mendapat sejumlah uang ternyata sejajar jumlah nya

dengan pasien yang ia kirim ke situ. Pernah 2 bulan yang lalu dengan 20 pasien yang ia kirim

ia memperoleh Rp. 300.000,- (Paragraf 7) Penyelewengan telah terjadi karena dokter bagus

melakukan white collar crime dimana ia tidak mendengarkan keluhan pasien dan menyuruh

pasien tersebut ke Lab Klinik.

Autonomi

Prinsip autonomi mengakui hak pasien untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien

haruslah seseorang yang telah dewasa dan berkompeten dalam mengambil keputusan.

Apabila pasien mengalami tekanan akibat penyakit yang dideritanya dan ia menolak segala

macam perawatan, maka keputusan yang diambil harus didampingi oleh psikiater.3Dokter

tidak diperbolehkan mengintervensi pasien. Dokter juga harus bisa menjaga rahasia pasien

dan memberikan informed consent. Informed consent dapat berupa lisan maupun tertulis.

Apabila tindakan yang harus dilakukan merupakan tindakan yang memiliki risiko besar,

maka informed consent harus berupa tertulis. Kaidah Autonomi mempunyai prinsip – prinsip

sebagai berikut:

1. Menghargai hak menentukan nasib sendiri

2. Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan

3. Berterus terang

4. Menghargai privasi

Page 6: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

5. Menjaga rahasia pasien

6. Menghargai rasionalitas pasien

7. Melaksanakan Informed Consent

8. Membiarkan pasien dewasa dan kompeten mengambil keputusan sendiri

9. Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien

10. Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk

keluarga pasien sendiri

11. Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi

12. Tidak berbohong kepada pasien meskipun demi kebaikan pasien

13. Mejaga hubungan atau kontrak.

Contoh Kaidah Autonomi dalam kasus dr. Bagus:

Pasien kedua: anak balita tampak lemah digendong oleh ibunya. Ibunya mengatakan bahwa

anak tersebut sudah 2 hari buang-buang air besar. Setelah pemeriksaan anak

tersebut ,dr.Bagus menyarankan agar anak tersebut dirawat dirumah sakit yang ada dikota.

Namun ibu tersebut menolak karena tidak mempunyai uang untuk berobat “Baiklah kalau

begitu saya akan memberi ibu obat dan oralit untuk anak ibu, nanti ibu berikan obat tersebut

sesuai dengan aturan dan usahakan anak ibu minum oralit sesering mungkin, nanti sore

setelah selesai tugas saya akan mampir kerumah ibu untuk melihat kondisi keadaan anak

ibu”. (Paragraf 3). Dokter bagus menghargai dan tidak mengintervensi pasien dalam

mengambil keputusan. Selain itu dokter juga menjaga hubungan baik (kontrak) dengan

melihat ke rumah ibu tersebut untuk melihat kondisi anaknya.

Pasien ketiga adalah seorang anak laki-laki. Pasien tersebut menderita keganasan stadium

lanjut. Sebelumnya pasien tersebut pernah dilakukan pembedahan dirumah sakit. Namun

keluarga pasien menghentikan pengobatannya lebih lanjut. Orang tua pasien bukanlah orang

kaya sehingga mereka tak mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal. Tetapi

orang tua pasien ingin anaknya mendapatkan pegobatan lebih lanjut. Dokter Bagus

menjelaskan kepada orangtuanya bahwa kondisi anaknya kurang baik dan kemungkinan

untuk sembuh sangat kecil walaupun diberikan obat-obat kemoterapeutik (Paragraf 4).

Dokter bagus membiarkan pasien dewasa dan kompeten untuk mengambil keputusan. Selain

itu juga ia tidak mengintervensi pasien dalam mengambil keputusan.

Page 7: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

Justice

Keadilan atau Justice adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan

perlakuan sama rata serta adil untuk kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan

tingkat ekonomi, pandangan politik, agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial,

kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak boleh mengubah sikap dan pelayanan dokter

terhadap pasiennya. Justice mempunyai ciri-ciri :

1. Memberlakukan segala sesuatu secara universal

2. Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan

3. Memberikan kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama

4. Menghargai hak sehat pasien

5. Menghargai hak hukum pasien

6. Menghargai hak orang lain

7. Menjaga kelompok rentan

8. Tidak membedakan pelayanan terhadap pasien atas dasar SARA, status social, dan

sebagainya

9. Tidak melakukan penyalahgunaan

10. Memberikan kontribusi yang relatif sama dengan kebutuhan pasien

11. Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya

12. Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian secara adil

13. Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten

14. Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah atau tepat

15. Menghormati hak populasi yang sama sama rentan penyakit atau gangguan kesehatan

16. Bijak dalam makroalokasi.

Kaidah Justice dalam kasus dr. Bagus:

1. Pada suatu pagi hari, ketika ia datang ke puskesmas sudah ada 4 orang pasien yang

sedang mengantri. Dokter bagus memeriksa pasien sesuai nomor urut pendaftaran, hal

ini dilakukannya agar pemeriksaan pasien berjalan tertib teratur. (Paragraf 2).

Disini dokter Bagus menunjukkan keadilannya dalam menangani pasien, ia

memeriksa pasiennya secara teratur menurut nomor urut agar pemeriksaan berjalan

dengan tertib, lancar dan tidak membeda-bedakan pasien.

Page 8: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

2. “Pak mantri tolong bikinkan puyer untuk anak ibu ini dan setelah itu tolong jelaskan

cara membuat air oralit pada ibu ini” kata dokter Bagus kepada pak mantri. (Paragraf

3)

Dari percakapan dokter bagus diatas, dapat dilihat jika dokter Bagus menjalankan

prinsip Justice yang ke sepuluh, yaitu memberikan kontribusi yang relatif sama

dengan kebutuhan pasien

3. Dokter Bagus meminta kesediaan pasien keempat untuk menunggu diluar karena ia

akan terlebih dahulu memberi pertolongan pada pemuda tersebut. (Paragraf 5).

Di sini dokter bagus menjalankan prinsip Justice yang ketiga, yaitu memberi

kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama.

Page 9: Makalah Kaidah Dasar Bioetik Bryan

Penutup

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan kasus dr. Bagus dapat saya tarik kesimpulan bahwa dokter

Bagus secara keseluruhan telah melaksanakan apa yang kita sebut kaidah dasar bioetik. Ia

melakukannya berdasarkan prinsip-prinsip yang telah ada yaitu beneficience, non-

maleficience, justice dan autonomy. Walaupun dokter bagus juga melakukan penyelewengan

namun dokter juga melakukan apa yang seharusnya ia lakukan sebagai dokter. Tidak hanya

menyembuhkan orang namn ia juga memberi semangat kepada pasien. Dokter juga cermat

dalam melakukan tindakan, tindakannya terbukti baik dan efisien. Kaidah bioetik memang

tidak mudah dilakukan, ketika dilakukan di dunia nyata kaidah bioetik harus

diemplementasikan dengan bijak.

Daftar Pustaka

1. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed).

Jakarta: EGC.

2. Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2013. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika,

Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA.