MAKALAH JARAK 2012
Click here to load reader
-
Upload
muhammadkholiqzaki -
Category
Documents
-
view
164 -
download
3
description
Transcript of MAKALAH JARAK 2012
Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman.... 496 (Heniyati Hawalid)
RESPON PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN JARAK PAGAR (JATROPHA
CURCAS L) TERHADAP LAMA PERENDAMAN ZAT PENGATUR TUMBUH
ORGANIK
DAN KOMPOSISI MEDIA TANAM
Oleh :
Heniyati Hawalid
(Dosen PNSD pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan lama perendaman dalam zat pengatur tumbuh
organik terbaik dan komposisi media tanam yang terbaik untuk pertumbuhan bibit tanaman
jarak pagar (Jatropha curcas L.) dan dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2009.
Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF)
dengan 12 kombinasi perlakuan yang di ulang sebanyak 3 kali dan 5 tanaman contoh.
Perlakuan pertama adalah lama perendaman (L) yaitu: Perendaman 8 jam dengan air saja
(L0), Perendaman 8 jam dalam Zat Pengatur Tumbuh Organik (L1), Perendaman 12 jam
dalam Zat Pengatur Tumbuh Organik (L2), Perendaman 16 jam dalam Zat Pengatur Tumbuh
Organik (L3). Sedangkan Perlakuan kedua adalah Komposisi Media Tanam (M) yaitu: (M1)
= Tanah + Sekam Padi + Kompos Enceng Gondok (1 : 1 : 2), (M2) = Tanah + Sekam Padi +
Kompos Enceng Gondok (1 : 2 : 1) dan (M3) = Tanah + Sekam Padi + Kompos Enceng
Gondok (2 : 1 : 1). Hasil penelitian menunjukan bahwa perendaman benih dalam zat selama
12 jam dalam Organik memberikan pengaruh terbaik terhadap waktu keluarnya radikula dan
plumula tercepat dan panjang akar pada jarak pagar. Komposisi media tanam tanah : sekam
padi : bokashi enceng gondok dengan perbandingan (2:1:1) memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan bibit jarak pagar. Kombinasi perendaman benih selama 12 jam dalam
Zat Pengatur Tumbuh Organik dan komposisi tanam tanah : sekam padi : bokashi enceng
gondok dengan perbandingan (2:1:1) memberikan pengaruh terbaik terhadap waktu
keluarnya radikula dan plumula tercepat dan panjang akar pada jarak pagar.
Keyword : ZPT, lama perendaman, komposisi media, jarak pagar
PENDAHULUAN
Menurut Susilo (2006), biodisel
merupakan sumber alternatif pengganti
solar yang terbuat dari minyak tumbuhan,
tidak mengandung sulfur, tidak beraroma
dan ramah lingkungan karena
pembakarannya yang lebih sempurna
sehingga berpotensi untuk di kembangkan
sebagai sumber bahan baku biodisel
dibandingkan tanaman lain karena
produktivitasnya yang cukup tinggi dan
mudah dalam pembudidayaannya.
Air memegang peranan penting
dalam proses perkecambahan benih yang
dapat melunakan kulit benih, sehingga
menyebabkan pengembangan embrio dan
memberikan jalan bagi oksigen untuk
masuk secara difusi ke dalam sel. Menurut
(Wiguna, 2006), kulit biji tanaman jarak
pagar cukup tebal untuk ditembus oleh air.
Tanpa perendaman benih jarak pagar akan
berkecambah 2-3 minggu setelah tanam.
Perkecambahan ini dapat dipersingakat
dengan melakukan perendaman dalam air
atau zat pengatur tumbuh. Selanjutnya
Jurnal Rafflesia Vo. 19 No. 1, Januari 2012 ISSN 1411-2434 497
Prawinata dan Roy (2006), dalam
Apriyanti (2006) menyatakan bahwa
perendaman benih selama 12 jam dengan
air atau zat pengatur tumbuh dengan
merek dagang Atonik akan mempercepat
perkecambahan benih dan pertumbuhan
bibit tanaman jarak pagar yang seragam.
Sedangkan dari hasil penelitian Apriyanti
(2001). Perendaman benih jarak pagar
dalam air kelapa selama 8 jam memberikan
hasil terbaik terhadap pertumbuhan
tanaman jarak.
Salah satu zat pengatur tumbuh
organik dengan merek dagang “Biokatalis”
yang terbuat dari bahan alami seperti cairan
biji jagung muda yang masih berwarna
kuning, urine sapi, air kelapa. Kandungan
senyawa yang terdapat pada biokatalis
adalah IAA (Indole Acetid Acid: Auxin,
citokinin, gibelerine) (Brosur Biokatalis).
Salah satu sumber bahan organik
adalah sekam padi, sekam padi adalah kulit
padi yang terdiri dari lemma dan palea atau
disebut juga bagian terluar dari buah padi
yang berfungsi sebagai penyedia unsur
hara phospor dan kalium. Bahan yang
dapat digunakan sebagai sumber bahan
organik antara lain sekam padi, enceng
gondok, azolla, jerami padi, bungkil
kacang tanah. Enceng gondok (Eichornia
crassipes L) merupakan salah satu gulma
air yang pemanfaatannya kurang mendapat
perhatian, tetapi bila dikomposkan, enceng
gondok dapat menghasilkan kandungan
hara yang cukup tingi, yaitu sekitar 0,92%
nitrogen, 0,5 kalium dan 0,16% fosfor
(Wibowo, 1993 dalam Wahyudi, 2006).
Hasil penelitian Murtopo (2009)
menunjukan bahwa komposisi media
tanam tanah PMK, sekam padi dan kompos
enceng gondok dengan perbandingan
(2:1:1) memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan bibit kelapa sawit
dan mahkota dewa.
Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan lama perendaman benih jarak
pagar terbaik dalam zat pengatur tumbuh
organik dan komposisi media tanam yang
terbaik untuk pertumbuhan bibit tanaman
jarak pagar (Jatropha curcas L).
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode
Penelitian ini telah di laksanakan
di lahan pekarangan salah satu rumah
warga di Talang kelapa, Palembang yang
di mulai bulan April sampai Juli 2009.
Penelitian ini menggunakan Rancangan
Acak Kelompok (RAK), yang disusun
secara faktorial dengan 12 kombinasi
perlakuan dan 3 ulangan serta 5 tanaman
contoh. Perlakuan Satu adalah Lama
Perendaman Benih dalam Zat Pengatur
Tumbuh Organik (L) : L0 = Perendaman
Benih dengan air selama 8 jam ; L1 =
Perendaman Benih dalam ZPT Organik
selama 8 jam ; L2 = perendaman Benih
dalam ZPT Organik selama 12 jam ; L3 =
perendaman Benih dalam ZPT Organik
selama 16 jam. Perlakuan Dua adalah
Komposisi Media Tanam (M) : M1 =
Tanah + Sekam Padi + Kompos Enceng
Gondok (1 : 1 : 2) ; M2 = Tanah + Sekam
Padi + Kompos Enceng Gondok (1 : 2 : 1) ;
M3 = Tanah + Sekam Padi + Kompos
Enceng Gondok (2 : 1 : 1)
B. Cara Kerja 1. Persiapan Tempat Penelitian, 2.
Pembuatan Bokashi Enceng Gondok, 3.
Persiapan Media Tanam, 4. Perlakuan
Perendaman Benih, 5. Penanaman Benih
6. Pemeliharaan.
C. Peubah yang Diamati
1. Waktu Keluar Radikula (hst). 2. Waktu
Keluar Plumula (hst), 3. Jumlah Daun
(helai), 4. Tinggi Tanaman (cm), dan 5.
Panjang Akar (cm).
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Hasil BNJ pengaruh lama
perendaman dapat dilihat pada Tabel 1 dan
BNJ pengaruh komposisi media tanam
dapat dilihat pada Tabel 2.
Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman.... 498 (Heniyati Hawalid)
Tabel 1. Respon lama perendaman terhadap peubah yang diamati
Perlakuan Waktu keluar
radikula (hst)
Waktu keluar
plumula (hst)
Jumlah
Daun (helai)
Tinggi
tanaman (cm)
Panjang
akar (cm)
L0
L1
L2
L3
6,07 b
5,27 a
5,24 a
6,13 b
14,47 a
14,40 a
13,13 a
14,73 a
7,10 a
6,80 a
7,33 a
7,01 a
19,28 a
19,67 a
19,80 a
19,78 a
21,27 a
21,68 a
22,99 a
22,23 a
BNJ 0,05 =
0,01 =
0,71
0,97
1,49
2,03
3,05
4,82
3,05
4,82
3,05
4,82
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata
Tabel 2. Respon komposisi media tanam terhadap peubah yang diamati
Perlakuan Waktu keluar
radikula (hst)
Waktu keluar
plumula (hst)
Jumlah
Daun (helai)
Tinggi
tanaman (cm)
Panjang
akar (cm)
M1
M2
M3
5,98 b
4,87 a
6,18 b
16,82 b
12,23 a
13,47 a
6,32 a
6,57 a
6,95 a
18,47 a
19,72 ab
20,23 b
21,24 a
23,38 a
22,28 a
BNJ 0,05 =
0,01 =
0,62
0,84
3,44
5,72
3,44
5,72
3,44
5,72
3,44
5,72
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata
B. Pembahasan
Hasil analisis tanah sebelum
penelitian di Laboratorium Kimia, Biologi
dan Kesuburan Fakultas Pertanian Unsri
menunjukkan bahwa tanah tersebut
mengandung pH 4,79 (masam), N-total
0,27 %, P-Bray 6,89 ppm, K-dd 0,99
me/100g. Hal ini menunjukkan bahwa
tanah pada penelitian ini memiliki
kesuburan tanah yang rendah dengan
ditunjukkan dari hasil analisis tanah yang
memiliki pH masam dan kandungan unsur
hara yang rendah, oleh karena itu tanah
pada penelitian ini harus diberi sekam padi
dan kompos enceng gondok.
Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa lama perendaman zat
pengatur tumbuh organik berpengaruh tidak
nyata terhadap peubah yang diamati,
namun demikian secara tabulasi terlihat
bahwa lama perendaman benih dalam ZPT
organik selama 12 jam menunjukkan waktu
keluar radikula dan waktu keluar plumula
tercepat dan panjang akar terpanjang. Hal
ini disebabkan bahwa lama perendaman zat
pengatur tumbuh organik selama 12 jam
merupakan waktu yang cukup bagi benih
tanaman jarak pagar untuk menyerap air
dan larutan zat pengatur tumbuh dan
oksigen sehingga proses perombakan
cadangan makanan karbohidrat di dalam
benih dan translokasinya ke titik tumbuh
berjalan lebih cepat, sehingga dapat
mempercepat waktu keluar radikula (bakal
akar, yaitu bagian dari embrio benih yang
berkembang menjadi akar primer) dan
plumula dalam perkecambahan.
Jurnal Rafflesia Vo. 19 No. 1, Januari 2012 ISSN 1411-2434 499
Perlakuan lama perendaman benih
dalam air selama 8 jam memberikan
pengaruh yang rendah terhadap peubah
waktu keluar radikula, waktu keluar
plumula dan panjang akar. Hal ini dapat
dilihat dari pertumbuhan bibit tanaman
jarak pagar pada peubah yang diamati,
seperti waktu keluar radikula 6,07 hst ,
waktu keluar plumula 14,22 hst, panjang
akar 21,27 cm (Tabel 1).
Hal ini disebabkan benih tanaman
jarak pagar hanya direndam dengan air
saja, tanpa penambahan dari ZPT organik
dari luar, sehingga benih hanya
memanfaatkan hormon yang ada pada
tanaman itu sendiri, yang menyebabkan
benih kekurangan hormon auksin untuk
mempercepat waktu keluarnya radikula dan
plumula. Hal ini sejalan dengan Wattimena
(1992), auksin sintetik perlu ditambahkan
karena auksin yang terbentuk secara alami
sering tidak mencukupi untuk pertumbuhan
jaringan akar tanaman.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan lama perendaman benih
dengan ZPT organik selama 8 jam
memberikan pengaruh yang rendah bila
dibandingkan dengan lama perendaman
benih dengan ZPT organik selama 12 jam
terhadap peubah waktu keluar radikula,
waktu keluar plumula, jumlah daun dan
panjang akar. Hal ini disebabkan karena
pada perlakuan lama perendaman dengan
ZPT organik selama 8 jam belum cukup
bagi benih untuk menyerap larutan ZPT
organik sampai batas yang dibutuhkan
benih untuk proses perkecambahan
sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan bibit tanaman jarak pagar.
Perlakuan lama perendaman benih
dengan ZPT organik selama 16 jam
menghasilkan waktu keluar radikula, waktu
keluar plumula, dan panjang akar pada
tanaman jarak pagar lebih rendah
dibandingkan dengan perlakuan lama
perendaman benih dengan ZPT organik
selama 12 jam. Hal ini disebabkan karena
benih tanaman jarak pagar menyerap
larutan ZPT organik melampaui batas
optimal, sedangkan benih tanaman jarak
pagar juga telah mempunyai hormon,
dengan adanya penambahan ZPT dari luar
(eksogen) yang berlebihan akan memacu
berbagai jenis sel tumbuh untuk
menghasilkan etilen, yang dapat
menyebabkan proses perkecambahan benih
terhambat dan pertumbuhan yang
dihasilkanpun terhambat (hal ini dapat
dilihat dari peubah yang diamati).
Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa
komposisi media tanam tanah + sekam padi
+ kompos enceng gondok (1:2:1)
memberikan pengaruh terbaik terhadap
peubah waktu keluar radikula, waktu keluar
plumula, panjang akar. Hal ini dapat
terlihat dari tingginya tingkat pertumbuhan
bibit tanaman jarak pagar seperti waktu
keluar radikula tercepat (4,87 hst), waktu
keluar plumula tercepat (12,23 hst) dan
panjang akar terpanjang (23,38 cm). Hal
ini disebabkan bahwa komposisi media
tanam tanah + sekam padi + kompos
enceng gondok (1:2:1) merupakan
komposisi media tanam yang cocok bagi
bibit tanaman jarak pagar untuk tumbuh
dengan baik. Hal ini disebabkan perlakuan
komposisi media tanam tersebut merupakan
komposisi media tanam yang tepat dan
seimbang dalam mendukung pertumbuhan
bibit tanaman jarak pagar karena pada
media tanam tersebut dapat menciptakan
kondisi aerase dan draenase yang baik
sehingga lebih memudahkan sistem
perakaran tanaman untuk berpenetrasi dan
mengabsorbsi (menyerap) hara yang
dilepaskan dari kompos enceng gondok
dan air, sehingga pertumbuhan bibit
tanaman jarak pagar lebih baik.
Penambahan kompos enceng
gondok dapat membantu juga dalam
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah. Menurut Hanafiah (2005),
penggunaan kompos dapat membuat tanah
menjadi gembur sehingga mudah terjadi
sirkulasi udara dan mudah ditembus
perakaran tanaman.
Hasil analisis komposisi media
tanam menunjukkan bahwa perlakuan
komposisi media tanam tanah + sekam padi
+ kompos enceng gondok (1:2:1)
Respon Pertumbuhan Bibit Tanaman.... 500 (Heniyati Hawalid)
mengandung unsur hara yang cukup bagi
media untuk memanfaatkan hara yang ada
serta hara yang telah ada sebelumnya di
media sehingga memberikan pengaruh
yang baik bagi pertumbuhan tanaman jarak
pagar. Hal ini sesuai dengan pendapat
Agoes (1994), bahwa media untuk
pembibitan harus mempunyai persyaratan
seperti memliki porositas yang baik dan
menyediakan unsur hara yang cukup.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa perlakuan komposisi media tanam
tanah + sekam padi + kompos enceng
gondok (1:1:2) memberikan pengaruh
terendah terhadap pertumbuhan bibit
tanaman jarak pagar dibandingkan dengan
komposisi media tanam tanah + sekam padi
+ kompos enceng gondok (1:2:1). Hal ini
disebabkan karena kondisi media tanam
yang tidak mendukung atau tidak cocok
bagi pertumbuhan bibit tanaman jarak
pagar. Hal ini terlihat dari rendahnya
tingkat pertumbuhan bibit tanaman jarak
pagar pada setiap peubah yang diamati
seperti waktu keluar plumula terlama
(16,82 hst), jumlah daun sedikit (6,32
helai), tinggi tanaman paling rendah (18,47
cm), dan panjang akar terpendek (21,24
cm). Pada media tanam ini komposisi
bagian kompos enceng gondok dua kali
lebih banyak bila dibandingkan dengan
bagian tanah dan sekam padi. Dengan
banyaknya kompos enceng gondok yang
ada di media tanam dapat menyebabkan
media tanam menjadi lebih gembur dan
daya ikat partikel tanah menjadi lemah.
Hasil analisis keragaman
menunjukkan bahwa interaksi perlakuan
lama perendaman benih dalam ZPT
organik dengan komposisi media tanam
berpengaruh tidak nyata terhadap semua
peubah yang diamati. Hal ini diduga
masing-masing perlakuan memberikan
respon pada waktu yang tidak bersamaan.
Perlakuan lama perendaman benih dalam
ZPT organik dapat membantu waktu keluar
radikula dan plumula lebih cepat dan
selanjutnya komposisi media tanam yang
mengandung tanah, sekam padi dan
kompos enceng gondok membantu dalam
memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi
tanah dan pertumbuhan vegetatif tanaman.
Selain itu tanaman yang digunakan adalah
tanaman jarak pagar atau tergolong
tanaman tahunan yang lambat memberikan
respon terhadap perlakuan yang diberikan.
KESIMPULAN
1. Perlakuan lama perendaman benih
dalam zat pengatur tumbuh organik
selama 12 jam memberikan waktu
keluar radikula dan plumula tercepat
dan panjang akar terpanjang.
2. Perlakuan komposisi media tanam
tanah + sekam padi + kompos enceng
gondok (1:2:1) memberikan hasil
yang terbaik terhadap pertumbuhan
bibit tanaman jarak pagar.
3. Interaksi antara perlakuan lama
perendaman benih dalam zat pengatur
tumbuh organik selama 12 jam
dengan komposisi media tanam tanah
+ sekam padi + kompos enceng
gondok (1:2:1) memberikan waktu
keluar radikula dan plumula tercepat
dan panjang akar terpanjang.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, D. Dasar-dasar Pengetahuan
Tentang Zat Pengatur Tumbuh.
Angkasa. Bandung.
Apriyanti, R. 2007. Pengaruh Lama
Perendaman Air Kelapa dan
Takaran Kompos Enceng Gondok
Terhadap Pertumbuhan Bibit Jarak
Pagar (Jatropha curcas L.). Skripsi.
Fakultas Pertanian Universitas
Muhammadiyah Palembang.
Palembang (tidak dipublikasi).
Hanafiah, K.A. 2005. Dasar-dasar Ilmu
Tanah. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.
Jurnal Rafflesia Vo. 19 No. 1, Januari 2012 ISSN 1411-2434 501
Murtopo, A. 2009. Pengaruh Lama
Perendaman Dalam Zat Pengatur
Tumbuh dan Komposisi Media
Tanam Terhadap Pertumbuhan
Bibit Mahkota Dewa (Phelaria
macrocarpa (Sheff.) Broel). Skripsi
Mahasiswa Pertanian Universitas
Muhammadiyah Palembang. (tidak
dipublikasikan).
Suriatna, G. 1992. Pupuk dan Pemupukan.
Mediyatama Sarana Perkasa,
Jakarta.
Susilo, B. 2006. Biodisel Pemanfaatan
Jarak Pagar Sebagai Alternatif
Bahan Bakar. Trubus Agrisarana.
Surabaya.
Sutanto, R. 2002. Penerapan Pertanian
Organik. Kanisius. Yogyakarta.
Tim Penulis Penebar Swadaya. 2006. Jarak
Pagar Tanaman Penghasil Biodisel.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Wahyudi, S. 2006. Pengaruh Bokashi
Enceng Gondok dan Interval
Pemberian Air Terhadap
Pertumbuhan Kelapa Sawit (Elaeis
guineensis) pada Pre Nursery.
Skripsi Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah
Palembang. (tidak dipublikasikan).
Wattimena, G.A. 1988 Zat Pengatur
Tumbuh Tanaman. Pusat Antar
Universitas. IPB. Bogor.
Wiguna. 2006. Permintaan Minyak Jarak
tak terbatas.
http//:www.biodiseljarak.wig.com
Jakarta (on line). Diakes tanggal 24
Juni 2010.