MAKALAH IUFD

38
TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS INTRA UTERINE FETAL DEADTH (IUFD) Nama Kelompok : 1. Erlia Pratiwi (2012102010..) 2. Muhammad Riyandani (2012102010..) 3. Trie Wahyu Agustina (201210201072) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

description

keperawatan maternitas

Transcript of MAKALAH IUFD

Page 1: MAKALAH IUFD

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

INTRA UTERINE FETAL DEADTH (IUFD)

Nama Kelompok :

1. Erlia Pratiwi (2012102010..)

2. Muhammad Riyandani (2012102010..)

3. Trie Wahyu Agustina (201210201072)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

YOGYAKARTA

2014/2015

Page 2: MAKALAH IUFD

BAB I

PENDAHULUAN

Page 3: MAKALAH IUFD

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi intra uterine fetal deadth (IUFD)

intra uterine fetal deadth (IUFD) atau kematian janin dalam rahim adalah kematian janin

dalam kehamilan sebelum terjadi proses persalinan pada usia kehamilan 28 minggu ke

atas atau berat janin 1000 gram. (Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis

Obstetri, Obstetri Fisiologis dan Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku

Kedokteran EGC, 1998; 279)

 IUFD adalah kematian intrauterin sebelum seluruh produksi konsepsi manusia

dikeluarkan, ini tidak diakibatkan oleh aborsi terapeutik atau kematian janin juga disebut

kematian intrauterin dan mengakibatkan kelahiran mati. (Wiknjosastro, Hanifa. 2007.

Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP)

 IUFD adalah keadaan tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin dalam kandungan baik

pada kehamilan yang besar dari 20 minggu atau kurang dari 20 minggu. (Rustam

Muchtar, 1998).

IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan sempurna dari rahim

ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan. (Sarwono, 2005).

B. Etiologi intra uterine fetal deadth (IUFD)

1. Faktor Pecetus IUFD

a. Perdarahan antepartum seperti plasenta previa dan solusio plasenta

b. Pre eklamsi dan eklamsi

c. penyakit kelainan darah

d. Penyakit infeksi menular

e. Penyakit saluran kencing

f. Penyakit endokrin sperti DM dan hipertiroid

g. Malnutrisi

2. Faktor predisposisi IUFD

Page 4: MAKALAH IUFD

a) Factor ibu (High Risk Mothers)

1) status social ekonomi yang rendah

2) tingkat pendidikan ibu yang rendah

3) umur ibu yang melebihi 30 tahun atau kurang dari 20 tahun

4) paritas pertama atau paritas kelima atau lebih

5) tinggi dan BB ibu tidak proporsional

6) kehamilan di luar perkawinan

7) kehamilan tanpa pengawasan antenatal

8) ganggguan gizi dan anemia dalam kehamilan

9) ibu dengan riwayat kehamilan / persalinan sebelumnya tidak baik

seperti bayi lahir mati

10) riwayat inkompatibilitas darah janin dan ibu

b) factor Bayi (High Risk Infants)

1) bayi dengan infeksi antepartum dan kelainan congenital

2) bayi dengan diagnosa IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)

3) bayi dalam keluarga yang mempunyai problema social

c) factor yang berhubungan dengan kehamilan

1) abrupsio plasenta

2) plasenta previa

3) preeklamsi / eklamsi

4) polihidramnion

5) inkompatibilitas golongan darah

6) kehamilan lama

7) kehamilan ganda

8) infeksi

9) diabetes

10) genitourinaria

C. Diagnosis

1. Anamnesa/keluhan

a. Ibu tidak merasakan gerakan janin

Page 5: MAKALAH IUFD

b. Perut tidak bertambah besar

2. Inspeksi Tidak tampak gerakan janin

3. Palpasi

a. TFU lebih rendah dari tuanya kehamilan

b. Tidak teraba gerakan janin

c. Krepitasi pada tulang kepala janin

4. Auskultasi

a. DJJ (-)

5. Reaksi kehamilan

a. test kehamilan (-)

6. Rontgen foto abdomen

a. Adanya akumulasi gas dalam jantung dan pembuluh darah janin

b. Tanda nojosk     : angulasi yang tajam pada tulang belakang janin

c. Tanda gernard     : hiperekstensi kepala janin

d. Tanda spalding     : overlapping sutura

7. USG   

a. Gerak anak tidak ada

b. Denyut jantung anak tidak ada

c. Tampak bekuan darah pada ruang jantung janin

8. Laboratorium

a. Reaksi biologis negative setelah 10 hari janin mati

b. Hipofibrinogenemia setelah 4-5 minggu janin mati

Kalau janin mati pada kehamilan yang telah lanjut terjadilah perubahan-

perubahan sebagai berikut :

1) Rigor mortis

Berlangsung 21/2  jam setelah mati kemudian lemas lagi.

2) Maserasi Tingkat I

Timbul lepuh-lepuh pada kulit. Lepuh ini mula-mula berisi cairan

jernih. Tapi kemudian menjadi merah. Berlangsung sampai 48 jam

setelah mati.

3) Maserasi Tingkat III

Page 6: MAKALAH IUFD

Lepuh pecah dan mewarnai air ketuban menjadi merah coklat,  jam

setelah anak mati.

4) Maserasi Tingkat III

Terjadi kira-kira 3 minggu setelah anak mati. Badan janin sangat

lemas, hubungan antar tulang-tulang sangat longgar. Edema di

bawah kulit.

D. Tanda dan gejala

1. Terhentinya pertumbuhan uterus, atau penurunan TFU

2. Terhentinya pergerakan janin

3. Terhentinya denyut jantung janin

4. Penurunan atau terhentinya peningkatan berat badan ibu.

5. Perut tidak membesar tapi mengecil dan terasa dingin

6. Terhentinya perubahan payudara

E. Komplikasi

1. Trauma emosional yg cukup berat terjadi bila wktu antara kematia janin &

persalinan cukup lama

2. Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah

3. Dapat terjadi koagulasi bila kematian janin berlangsung lebih dari 2minggu.

4. Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak memvbahayakan ibu.

Setelah lewat 4 minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah

(hipofibrinogenemia) akan lebih besar. Kematian janin akan menyebabkan desidua

plasenta menjadi rusak menghasilkan tromboplastin masuk kedalam peredaran darah

ibu, pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel pembuluh darah oleh

trombosit terjadilah pembekuan darah yang meluas menjadi Disseminated

intravascular coagulation hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen  < 100 mg%).

Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700 mg%. Akibat

kekurangan fibrinogen maka dapat terjadi hemoragik postpartum. Partus biasanya

berlangsung 2-3 minggu setelah janin mati.

F. Penanganan Terapi

Page 7: MAKALAH IUFD

1. Selama menunggu diagnosa pasti, ibu akan mengalami syok dan ketakutan

memikirkan bahwa bayinya telah meninggal. Pada tahap ini bidan berperan sebagai

motivator untuk meningkatkan kesiapan mental ibu dalam menerima segala

kemungkinan yang ada.

2. Diagnosa pasti dapat ditegakkan dengan berkolaborasi dengan dokter spesialis

kebidanan melalui hasil USG dan rongen foto abdomen, maka bidan seharusnya

melakukan rujukan.

3. Menunggu persalinan spontan biasanya aman, tetapi penelitian oleh Radestad et al

(1996) memperlihatkan bahwa dianjurkan untuk menginduksi sesegera mungkin

setelah diagnosis kematian in utero. Mereka menemukan hubungan kuat antara

menunggu lebih dari 24 jam sebelum permulaan persalinan dengan gejala kecemasan.

Maka sering dilakukan terminasi kehamilan.

a. Pengakhiran kehamilan  jika ukuran uterus tidak lebih dari 12 minggu

kehamilan.

Persiapan:

1) Keadaan memungkinkan yaitu Hb > 10 gr%, tekanan darah baik.

2) Dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu:pemeriksaan

trombosit, fibrinogen, waktu pembekuan, waktu perdarahan, dan

waktu protombin.

Tindakan:

a) Kuretasi vakum

b) Kuretase tajam

c) Dilatasi dan kuretasi tajam

3) Pengakhiran kehamilan  jika ukuran uterus lebih dari 12 minggu

sampai 20 minggu 

a) Misoprostol 200mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6

jam sesudah pemberian pertama.

b)  Pemasangan batang laminaria 12 jam sebelumnya.

c) Kombinasi pematangan batang laminaria dengan misoprostol

atau pemberian tetes oksitosin 10 IU dalam 500 cc dekstrose 5%

Page 8: MAKALAH IUFD

mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes per menit.

Catatan: (dilakukan kuretase bila masih terdapat jaringan ) .

4) Pengakhiran kehamilan  jika lebih dari 20 – 28 minggu

a) Misoprostol 100 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6

jam sesudah pemberian pertama.

b) Pemasangan batang laminaria selama 12 jam.

c) Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20

tetes per menit sampai maksimal 60 tetes per menit.

d) Kombinasi cara pertama dan ketiga untuk janin hidup maupun

janin mati.

e) Kombinasi cara kedua dan ketiga untuk janin mati.

Catatan: dilakukakan histerotomi bila upaya melairkan

pervaginam dianggap tidak berhasil atau atas indikasi ibu,

dengan sepengetahuan konsulen.

5) Pengakhiran kehamilan  jika lebih dari 28 minggu kehamilan

a) Misoprostol 50 mg intravaginal

Pemberian dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian

pertama.

b) Pemasangan metrolisa 100 cc 12 jam sebelum induksi untuk

pematangan serviks (tidak efektif bila dilakukan pada KPD).

c)  Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20

tetes per menit sampai maksimal 60 tetes untuk primi dan

multigravida, 40 tetes untuk grande multigravida sebanyak 2

labu.

d) Kombinasi ketiga cara diatas.

Catatan: dilakukan SC bila upaya melahirkan pervaginam tidak

berhasil, atau bila didapatkan indikasi ibu maupun janin untuk

menyelesaikan persalinan.

6) Periksa ulangan (follow up)

Dilakukan kunjungan rumah pada hari ke 2, 6, 14, atau 40 hari.

Dilakukan pemeriksaan nifas seperti biasa. Mengkaji ulang tentang

Page 9: MAKALAH IUFD

keadaan psikologis, keadaan laktasi (penghentian ASI), dan penggunaan

alat kontrasepsi.

DAFTAR PUSTAKA

1)            Cunningham, F. Gary [et.al..]. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC

2)            Harrison . 1999. Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

3)            Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP – SP

4)            Mansjoer A,et al. 2001. Kapita Selekta. Jakarta : Penerbit Media Aesculapius FKUI

5)            Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

6)            Norwitz, Errol dan John O Schorge. 2008. At A Glance Obstetri  & Ginekologi. Jakarta :

Penerbit Erlangga.

7)            Moechtar R. Pedarahan Antepartum. Dalam: Synopsis Obstetri, Obstetri Fisiologis dan

Obstetri Patologis, Edisi II. Jakarta:Penerbit Buku Kedokteran EGC, 1998; 279

8)            WHO. Managing Complications in Pregnancy and Childbirth. Geneva: WHO, 2003. 518-20.

9)            K. Varney, helen. 2006. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta : EGC

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/04/intra-uterine-fetal-deadth-

iufd.html#ixzz3H1hJSYqX

DIAGNOSIS

      1.    Anamnesis

a.    Ibu tidak merasakan gerakan janin dalam beberapa hari, atau gerakan janin sangat berkurang.

b.    Ibu merasakan perutnya tidak bertambah besar, bahkan bertambah kecil atau kehamilan tidak

seperti biasa.

c.    Ibu merasakan belakangan ini perutnya sering menjadi keras dan

Page 10: MAKALAH IUFD

merasa sakit-sakit seperti mau melahirkan. 

     2.    Inspeksi 

Tidak kelihatan gerakan-gerakan janin, yang biasanya dapat terlihat terutama pada ibu yang

kurus.

     3.    Palpasi

a.    Tinggi fundus lebih rendah dari seharusnya tua kehamilan, tidak teraba gerakan-gerakan janin.

b.    Dengan palpasi yang teliti, dapat dirasakan adanya krepitasi pada

tulang kepala janin.

       4.    Auskultasi

Baik memakai stetoskop, monoral maupun dengan doptone tidak terdengar denyut jantung

janin (DJJ)

       5.    Reaksi kehamilan

Reaksi kehamilan baru negatif setelah beberapa minggu janin mati dalam kandungan. (1)

E.   KOMPLIKASI

1.    Trauma emosional yangg cukup berat terjadi bila waktu antara kematia janin & persalinan

cukup lama

2.    Dapat terjadi infeksi bila ketuban pecah

3.    Dapat terjadi koagulasi bila kematian janin berlangsung lebih dari 2 minggu.

4.    Kematian janin dalam kandungan 3-4 minggu, biasanya tidak membahayakan ibu. Setelah lewat

4 minggu maka kemungkinan terjadinya kelainan darah (hipofibrinogenemia) akan lebih besar.

Kematian janin akan menyebabkan desidua plasenta menjadi rusak menghasilkan tromboplastin

masuk kedalam peredaran darah ibu, pembekuan intravaskuler yang dimulai dari endotel

pembuluh darah oleh trombosit terjadilah pembekuan darah yang meluas menjadi Disseminated

intravascular coagulation hipofibrinogenemia (kadar fibrinogen  < 100 mg%).

Kadar normal fibrinogen pada wanita hamil adalah 300-700 mg%. Akibat kekurangan fibrinogen

maka dapat terjadi hemoragik postpartum. Partus biasanya berlangsung 2-3 minggu setelah janin

mati. (2)

Page 11: MAKALAH IUFD

F.    PEMERIKSAAN PENUNJANG

 

         1.    Ultrasonografi

Tidak ditemukan DJJ (Denyut Jantung Janin) maupun gerakan janin, seringkali tulang-tulang

letaknya tidak teratur, khususnya tulang tengkorak sering dijumpai overlapping cairan ketuban

berkurang.

a)  Rontgen foto abdomen

b)  Tanda Spalding

         Tanda Spalding menunjukkan adanya tulang tengkorak yang saling tumpang tindih 

(overlapping) karena otak bayi yang sudah mencair, hal ini terjadi setelah bayi meninggal

beberapa hari dalam kandungan.

c)  Tanda Nojosk

        Tanda ini menunjukkan tulang belakang janin yang saling melenting (hiperpleksi).

d)  Tampak gambaran gas pada jantung dan pembuluh darah.

e)  Tampak udema di sekitar tulang kepala(3)

2.    Pemeriksaan darah lengkap, jika  dimungkinkan kadar fibrinogen (Achadiat 2004). (5)

G.   PENANGANAN KEMATIAN JANIN DALAM KANDUNGAN 

1.    Terapi

a.    Selama menunggu diagnosa pasti, ibu akan mengalami syok dan ketakutan memikirkan bahwa

bayinya telah meninggal. Pada tahap ini bidan berperan sebagai motivator untuk meningkatkan

kesiapan mental ibu dalam menerima segala kemungkinan yang ada.

b.    Diagnosa pasti dapat ditegakkan dengan berkolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan

melalui hasil USG dan rongen foto abdomen, maka bidan seharusnya melakukan rujukan.

c.    Menunggu persalinan spontan biasanya aman, tetapi penelitian oleh Radestad et al (1996)

memperlihatkan bahwa dianjurkan untuk menginduksi sesegera mungkin setelah diagnosis

kematian in utero. Mereka menemukan hubungan kuat antara menunggu lebih dari 24 jam

Page 12: MAKALAH IUFD

sebelum permulaan persalinan dengan gejala kecemasan. Maka sering dilakukan terminasi

kehamilan.

         1)    Pengakhiran kehamilan  jika ukuran uterus tidak lebih dari 12 minggu kehamilan.

a)    Persiapan:

(1)  Keadaan memungkinkan yaitu Hb > 10 gr%, tekanan darah baik.

(2)  Dilakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu:pemeriksaan trombosit, fibrinogen, waktu

pembekuan, waktu perdarahan, dan waktu protombin.

b)    Tindakan:

(1)  Kuretasi vakum

(2)  Kuretase tajam

(3)  Dilatasi dan kuretasi tajam

          2)    Pengakhiran kehamilan  jika ukuran uterus lebih dari 12 minggu sampai 20 minggu 

a)    Misoprostol 200mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama.

b)    Pemasangan batang laminaria 12 jam sebelumnya.

c)    Kombinasi pematangan batang laminaria dengan misoprostol atau pemberian tetes oksitosin 10

IU dalam 500 cc dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal 60 tetes per menit.

Catatan: dilakukan kuretase bila masih terdapat jaringan.

           3)    Pengakhiran kehamilan  jika lebih dari 20 – 28 minggu

a)    Misoprostol 100 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama.

b)    Pemasangan batang laminaria selama 12 jam.

c)    Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal

60 tetes per menit.

d)    Kombinasi cara pertama dan ketiga untuk janin hidup maupun janin mati.

e)    Kombinasi cara kedua dan ketiga untuk janin mati.

Page 13: MAKALAH IUFD

Catatan: dilakukakan histerotomi bila upaya melairkan pervaginam dianggap tidak berhasil atau

atas indikasi ibu, dengan sepengetahuan konsulen.

          4)     Pengakhiran kehamilan  jika lebih dari 28 minggu kehamilan

a)    Misoprostol 50 mg intravaginal, yang dapat diulangi 1 kali 6 jam sesudah pemberian pertama.

b)    Pemasangan metrolisa 100 cc 12 jam sebelum induksi untuk pematangan serviks (tidak efektif

bila dilakukan pada KPD).

c)    Pemberian tetes oksitosin 5 IU dalam dekstrose 5% mulai 20 tetes per menit sampai maksimal

60 tetes untuk primi dan multigravida, 40 tetes untuk grande multigravida sebanyak 2 labu.

d)    Kombinasi ketiga cara diatas.

Catatan: dilakukan SC bila upaya melahirkan pervaginam tidak berhasil, atau bila didapatkan

indikasi ibu maupun janin untuk menyelesaikan persalinan.

2.    Periksa Ulangan (Follow Up)

Dilakukan kunjungan rumah pada hari ke 2, 6, 14, atau 40 hari. Dilakukan pemeriksaan

nifas seperti biasa. Mengkaji ulang tentang keadaan psikologis, keadaan laktasi (penghentian

ASI), dan penggunaan alat kontrasepsi.

Saifuddin, Abdul Bari. 2009. IlmuKebidanan. Jakarta: PT BinaPustakaSarwonoPrawirohardjo (1)

Cunningham, F. Gary [et.al..]. 2005. Obstetri Williams. Jakarta : EGC (2)

L., K. Varney, helen. 2006. Buku ajar asuhan kebidanan. Jakarta : EGC(3)

Dr.Rosfanty. Jurnal intra uterine fetal death. (4)

Masruroh, S.ST. Jurnal intra uterine fetal death. (5)

  Biodata

A.    Identitas Ibu

Nama                                 : Ny. C

Umur                                 :  26 tahun

Agama                               :  Islam

Page 14: MAKALAH IUFD

Kebangsaan                       :  Indonesia

Status Perkawinan             :  Kawin

Pendidikan                        :  SMA

Pekerjaan                           :  IRT

Alamat                               :  Lampaseh

No. CN                              :  757085

DX                                     :  Plasenta Previa

Tanggal masuk                   :  13 Desember 2010

Tanggal pengkajian            :  21 Desember 2010

B.     Identas Suami

Nama                                 : Tn. Z

Umur                                 :  32 tahun

Agama                               :  Islam

Kebangsaan                       :  Indonesia

Pendidikan                        :  SMA

Pekerjaan                           :  Swasta

Alamat                               :  Lampaseh

II.                Riwayat Kesehatan Saat Ini

A.    Keluhan Utama

Pasien mengeluh keluar darah melalui vaginanya, pusing, lemas, keluar darah berwarna merah

segar, masih merasakan gerakan janin.

B.     Riwayat Penyakit Sekarang

Page 15: MAKALAH IUFD

Pasien datang bersama suaminya kerumah sakit RSA dengan keluhan keluar darah melalui

vagina, pasien tidak tau penyebabnya, pasien mengatakan cemas dengan kejadian ini, dan darah

yang keluar berwarna merah segar dan tidak disertai rasa nyeri.

C.     Riwayat Kesehatan Yang Lain

Sebelumnya pasien pernah keguguran sekali tahun 2008 anak ke- 2 umur kehamilan 3 bulan.

D.    Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit seperti yang diderita pasien.

E.     Riwayat Perkawinan

Pasien mengatakan sudah menikah ± 4 tahun dan pasien hanya memiliki suami yang dicintainya.

F.      Riwayat Menstruasi

Pasien menyatakan dalam sebulan selama 5 hari dan lancar tetapi pada tanggal 21 Maret 2010

pasien tidak mentruasi dan dinyatakan (+) hamil, mentruasi pertama kali umur 12 tahun.

G.    Riwayat Persalinan Yang Lain

Pasien mengatakan anak yang pertama lahir secara persalinan normal BB = 3,7 kg dengan jenis

kelamin laki-laki.

H.    Riwayat Ginekologi

Pasien mengatakan tidak ada riwayat tumor, kista ataupun mioma uteri.

I.       Pasien mengatakan memeriksa kehamilannya ketenaga medis yang ke 2x dan sudah di USG,

kehamilan anak pertama sering memeriksa kehamilan di bidan desa, sebulan 2x.

J.       Pola Kebiasaan

1.      Pola nutrisi

Page 16: MAKALAH IUFD

Pasien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari, pasien juga makan bauh-buahan dan cemilan,

sejak sakit nafsu makan menurun, pasien mengatakan ½ porsi yang diberikan, mual (-), muntah

(-), minum sehari 2 gelas aqua kecil = 500 cc.

2.      Pola Euminasi

Pasien mengatakan sebelum sakit tidur terganggu, kadang-kadang pasien BAB dan BAK jarang

2 hari sekali, BAK berwarna agak kemerahan, BAB dengan konsistensi agak lunak berwarna

coklat.

3.      Pola Istirahat dan Tidur

Pasien mengatakan sebelum sakit tidur terganggu, kadang-kadang pasien merasakan nyeri pada

pinggang, sering pusing bahkan cepat lelah sejak sakit pasien gedrest total, pusing

4.      Pola Kebersihan Diri

Pasien mengatakan sebelum sakit mandi lebih dari 3 x 4 sehari, sejak sakit pasien jarang mandi

dan hanya seka. Kuku bersih, performa rapi, rambut disisir.

5.      Pola Aktivitas

Sebelum sakit pasien melakukan aktivitas mandiri, sejak sakit aktivitas dibantu keluarga, nyeri

sendi.

K.    Riwayat Psikologis

Pasien mengatakan cemas dengan kondisinya dan juga kondisi kehamilannya yang sekarang,

karena waktu kehamilan yang pertama pasien tidak pernah keluar darah seperti sekarang ini,

pasien takut keguguran karena banyak darah yang keluar, pasien tampak cemas, dan sering

menanyakan tentang kondisi kehamilannya.

L.     Riwayat Sosial

Pasien mengatakan sebelum sakit akrab dengan masyarakat dan mengikuti kegiatan sosial, sejak

sakit tidak pernah, hanya komunikasi dengan suami dan perawat, interaksi dengan pasien satu

ruangan tidak ada.

Page 17: MAKALAH IUFD

M.   Riwayat Spiritual

Pasien mengatakan sebelum sakit menjalankan shalat 5 waktu dan berdoa agar kehamilannya

tidak ada masalah, sejak sakit pasien shalat 5 waktu jarang dan berdoa demi kesembuhannya.

III.             Pemerikasan Umum

a.       K/U                             :  Baik

b.      Kesadaran                   :  compos mentis

c.       TTU                             : 

Td                          :  100/70 mmHg

N                           :  82 x/i

RR                         :  20 x/i

T                            :  36,2 oC

d.      BB                               :  50 kg selama dirawat

e.       TTP                              :  28 Desember 2010

f.       C3P1A1

g.      Gerakan janin (+)

IV.             Pemeriksaan Khusus

A.    Inspeksi

Kepala                  : bersih dan rambut berwarna hitam, ketombe tidak ada

Mata                     : konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik

Leher                    : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Penyudara            : simettis, benjolan (-), putting susu menonjol ke luar

Paru-paru              : simetris, bunyi nafas teratur

Abdomen             : tidak terdapat luka Op urea (-)

5

 

Page 18: MAKALAH IUFD

5

 

5

 

5

 

Ekstremitas atas dab bawah = bisa bergerak bebas tanpa dibantu, kekuatan otot =

B.     Palpasi

Leopoid    I          : 3 jari diatas pusat

Leopoid    II         : puka, DJJ = 155x/i

Leopoid    III       : Kepala

Leopoid    IV       : Konvergen

V.                Laboratorium

         Pemeriksaan Hematologi

Dara Rutin

WBC               : 14,0 x 103 UL

HGB               : 7,6   9 / dl

PLT                 : 88 x 103 UL

         Foto Abdomen     : USG

VI.             Therapy / Pengobatan

IVFD RL        =          20 HS/i                        inj. Dexametaon 6 mg/6 jam

Prentin PVS                1 x 1

SF                                1 x 1

PCT k/p                       3 x 1

Page 19: MAKALAH IUFD

Mepedipin                   3 x 2

ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1.DS = -  Pasien mengatakan keluar darah

melalui vaginanya

-    Pasien mengatakan darah yang

keluar berwarna merah segar

DO = -  Keluar darah (+)

-                      TD            =     100/70

mmHg

     N          =   80 x/i

     RR        =   20 x/i

     T           =   36,2 oC

-    IUFD RL 20 HS/i

-    HB            = 7,9  9/dl

Perdarahan Resiko tinggu

kekurangan

volume darah

2.DS = -  Pasien mengatakan banyak keluar

darah melalui vagina

-    Pasien mengatakan masih

merasakan gerakan janin

DO = -  Gerakan Janin (+)

-         DJJ  = 155 x/i

-    TFU = 3 jari diatas pusar

-    Ps berdrest total

Kelainan letak

plasenta

Resiko terjadi

distres janin

3.DS = -  Pasien mengatakan cemas dengan

kehamilannya sekarang

-    Pasien mengatakan takut keguguran

Kurangnya

pengetahuan

tentang

Ansietas

Page 20: MAKALAH IUFD

karna banyak darah yang keluar

DO = -  Pasien tampak cemas

-    Pasien sering menanyakan tentang

kondisi kehamilannya

kehamilan yang

bermasalah

RENCANA KEPERAWATAN

No DX.

Kep

Tujuan/KH Intervensi Rasional Implementasi

1. I -        Pasien

melaporkan tidak

keluarnya darah

-        Pasien tampak

rileks

       Kaji tentang banyak

pengeluaran darah

       Observasi tanda-tanda

vital

       Observasi tanda-tanda

kekurangan cairan dan

monitor perdarahan

       Pantau kadar elektrolit

darah

       Periksa golongan

darah untuk antisipasi

       Untuk mengetahui

banyaknya pengeluaran darah

dan penentuan intervensi

yang sesuai

       Ketidaknormalan Ttu

dapat mengakibatkan sesuatu

yang tidak diinginkan

       Untuk mencegah

terjadinya hipoksia dan syok

hipovolemik

       Untuk mengetahui

kondisi/tingkah keparahan

yang dirasakan pasien

       Persiapan untuk

kekurangan darah

       Mengkaji tentang

banyaknya

pengeluaran darah

       Mengukur TTU

Page 21: MAKALAH IUFD

transfusi

       Jelaskan pada pasien

untuk mempertahankan

cairan yang masuk

dengan banyak minum

       Untuk mencukupi cairan

yang hilang

2. II -        Merasakan

adanya gerakan

janin

       Observasi tanda-tanda

vital

       Monitor perdarahan

dan statsu janin

       Pertahankan

hidrasi/pemasukan cairan

       Pertahankan tirati

baring

       Persiapan untuk SC

       Ketidaknormalan TTU

dapat mengambatkan hal-hal

yang tidak diinginkan

       Untuk mengetahui tingkat

keparahan dan kondisi

janinnya

       Untuk mempertahankan

pemasukan cairan dan

menghindari dehidrasi

       Untuk mencegah

terjadinya abitus

       Untuk keselamatan ibu

dan bayi yang dikandung

       Mempertahankan

hidrasi/pemasukan

cairan

       Mempertahankan

tirati bareng

3 III -        Pasien tampak

tenang dan rileks

       Beri dukungan dan

penkes tentang kehamilan

bermasalah

       Untuk meningkatkan

pemahaman dan kerja sama

dengan tetap memberikan

       Memberi

dukungan dan

penkes tentang

Page 22: MAKALAH IUFD

       Pertahankan koltan

mata dan berkomunikasi

dengan tentang, hangat

dan empati yang tepat

       Pertahankan hubungan

saling percaya dengan

komunikasi terbuka

       Jelaskan tentang

proses keperawatan dan

prognosa penyakit

       Identifikasi koping

yang konstruksi

       Ajarkan teknik

relaksasi nasaf dalam

informasi tentang status janin

       Untuk mengurangi

kecemasan yang dirasakan

pasien

       Akan membuat klien

mudah mengungkapkan

perasaannya  dan mau

bekerja sama

       Untuk mengurangi

ansietas dan ketidaktahuan

       Dapat membantu klien

dalam menyelesaikan

masalahnya

       Menurunkan

perhatian/meningkatkan

relaksasi dan meningkatkan

kemampuan keping

kehamilan yang

bermasalah

       Menjelaskan

tentang keperawatan

dan prognosa

penyakit

CATAT PERKEMBANGAN

Nama     :   Ny. C

Page 23: MAKALAH IUFD

Ruang    :   Rawat Ibu

DX        :   Plasenta Previa

No DX. Kep Tanggal Waktu Evaluasi

1. I 22/12/10 22.30

03.00

S= -   Pasien mengatakan keluar darah melalui

vaginanya

-     Pasien mengatakan pendarahan

berkurang dan darah keluar berwarna

merah segar

-     Pasien mengatakan demam

O = keluar darah (+)

     TD = 100/70 mmHg

     N    = 84 x/i

     RR = 22 x/i

     T    = 38,4 oC

IUFD RL 20 HS/i

HB     = 7,9  g/dl

A= Resiko tinggi kekurangan volume darah

P= Intervensi dilanjutkan

I = Memasang tranfusi darah dan memberi

obat PCT

= Mengganti cairan infus NaCL

E= - Pasien mengatakan masih keluar darah

melalui vaginanya

   Pasien mengatakan demam berkurang

   TD           = 100/70 mmHg

Page 24: MAKALAH IUFD

   N                         = 82 x/i

   RR           = 22 x/i

   T              = 37,5 oC

Masalah teratasi sebagian

2. II

22.45

S= -   Pasien mengatakan darah yang keluar

melalui vaginanya berkurang

-     Pasien mengatakan masih merasakan

gerakan janin

O= -   gerakan janin (+)

       Tfu = 3 jari diatas pusar

       Pasien berdrest total

A= Resiko terjadinya distres janin

P= Intervensi dilanjutkan

I=  Menganjurkan pasien banyak minum dan

banyak istirahat

E= - Pasien mengatakan akan banyak minum

dan istirahat

   Pasien masih merasakan gerakan janin

   Gerakan janin (+)

Masalah teratasi sebagian

3. III 22/12/10 22.50S= -   Pasien mengatakan cemas berkurang

-     Pasien mengatakan takut keguguran

karena darah masih keluar

Page 25: MAKALAH IUFD

O= -   Pasien tampak cemas

-      Pasien sering menanyakan tentang

kehamilannya

A= Ansietas

P= Intervensi dilanjutkan

I=  memberi penkes kepada pasien dan

keluarganya

E= - pasien mengatakan sudah mengetahui

tentang penyakitnya

-   Pasien terlihat mendengar pasien saran

dengan baik

Masalah teratasi sebagian

1. I 23/12/10 S= -   Pasien mengatakan masih keluar darah

melalui vaginanya

-     Pasien mengatakan tidak demam lagi

O = keluar darah (+)

     TD = 100/70 mmHg

     N    = 80x/i

     RR = 20 x/i

     T    = 36,5 oC

A= Resiko tinggi kekurangan volume darah

Page 26: MAKALAH IUFD

P=   Intervensi dihentikan, karena pasien

dirujuk ke RUZA

Masalah teratasi sebagian

2. II S= -   Pasien mengatakan perdarahan berkurang

-     Pasien mengatakan masih merasakan

gerakan janin

O= -  Gerakan janin (+)

  Pasien bedrest total

A= Resiko terjadi distress janin

P=   Intervensi dihentikan, karena pasien

dirujuk ke RUZA

Masalah teratasi sebagian

3. III S= -   Pasien mengatakan cemas berkurang

-     Pasien mengatakan masih sakit

keguguran

O= -  pasien terlihat cemas

-   Pasien menanyakan bagaimana

kehamilannya

A= Ansietas

P=   Intervensi dihentikan, karena pasien

Page 27: MAKALAH IUFD

dirujuk ke RUZA

Masalah teratasi sebagian

http://irwansyahluppia.blogspot.com/2011_11_01_archive.html