Makalah Interaksi BARUUUU
-
Upload
fhy-and-fhyanovic -
Category
Documents
-
view
167 -
download
6
Transcript of Makalah Interaksi BARUUUU
Makalah
Interaksi Obat pada Obat Tradisional (Obat Herbal)
Oleh :
Kelompok II
Syamdiwarna N21111681Yuliana Ruslan N21111Dwi Puspa Rini N21111713Isnaini Fitri Wahyuni N21111710Arfiani Arifin N21111761Ansir Mustawa N21111648Abd. Malik Mahading N21111707Musriani N21111661Nina Elyana N21111699Aisyah M Rizal N21111709Lufita Purnama Sari N21111Ida Fitriyani N21111Jumarni Samandi N21111705
PROGRAM PROFESI APOTEKERFAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar belakang
Setiap manusia pada hakekatnya mendambakan hidup sehat dan
sejahtera lahir dan batin. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia, disamping kebutuhan akan sandang, pangan, papan dan
pendidikan, karena hanya dengan kondisi kesehatan yang baik serta tubuh
yang prima manusia dapat melaksanakan proses kehidupan untuk tumbuh
dan berkembang menjalankan segala aktivitas hidupnya. Maka tidak terlalu
berlebihan, jika ada selogan “Kesehatan memang bukan segala-galanya,
tetapi tanpa kesehatan anda tidak bisa berbuat apa-apa, bahkan segala-
galanya itu mungkin akan sirna”.
Bertolak dari hal itu maka upaya kesehatan terpadu (sehat jasmani,
rokhani dan sosial) mutlak diperlukan baik secara pribadi maupun kelompok
masyarakat untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010. Keterpaduan upaya
kesehatan tersebut meliputi pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) serta peningkatan kesehatan
(promotif). Berbagai cara bisa dilakukan dalam rangka memperoleh derajat
kesehatan yang optimal, salah satunya dengan memanfaatkan tanaman obat
yang dikemas dalam bentuk jamu atau obat tradisional.
Adapun yang dimaksud dengan obat tradisional adalah obat jadi atau
ramuan bahan alam yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, sediaan
galenik atau campuran bahan-bahan tersebut yang secara tradisional telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Pada kenyataannya
bahan obat alam yang berasal dari tumbuhan porsinya lebih besar
dibandingkan yang berasal dari hewan atau mineral, sehingga sebutan obat
tradisional (OT) hampir selalu identik dengan tanaman obat (TO) karena
sebagian besar OT berasal dari TO. Obat tradisional ini (baik berupa jamu
maupun TO) masih banyak digunakan oleh masyarakat, terutama dari
kalangan menengah kebawah. Bahkan dari masa ke masa OT mengalami
perkembangan yang semakin meningkat, baik dalam bentuk sediaannya serta
cara pengolahannya ( herbal terstandar dan fitofarmaka ), terlebih dengan
munculnya isu kembali ke alam (back to nature) serta krisis yang
berkepanjangan. Namun demikian dalam perkembangannya sering dijumpai
ketidak tepatan penggunaan OT karena kesalahan informasi maupun
anggapan keliru terhadap OT dan cara penggunaannya. Selain itu, kadang
kala obat tradisional digunakan secara bersamaan dengan obat modern (obat
sintetik) oleh masyarakat awam dengan harapan efek terapi atau proses
penyembuhan lebih cepat tercapai. Persepsi seperti itu harus diluruskan agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengobatan (medication error). Fakta
dilapangan membuktikan bahwa penggunaan obat tradisional dengan obat
sintetik secara bersamaan dapat menyebabkan dampak negatif pada pasien
dan dapat berkibat fatal jika tidak ditanggulangi secara benar. Oleh karena
itu, peninjauan lebih lanjut mengenai interaksi obat pada penggunaan obat
tradisional dengan obat sintetik perlu dikaji untuk mencegah dampak buruk
maupun memanfaatkan dampak positif dari penggunaan bersamaan kedua
jenis obat ini.
Dewasa ini, penggunaan obat bahan alam atau obat herbal semakin
marak di masyarakat kita. Anggapan bahwa obat bahan alam lebih aman dari
obat kimia atau penggunaan yang bersamaan antara obat bahan alam dan obat
kimia tidak memberikan reaksi yang merugikan, tampaknya perlu dicermati
kembali kebenarannya. Buletin WHO Drug Information telah secara khusus
mencantumkan adanya banyak laporan mengenai reaksi yang merugikan pada
penggunaan yang bersamaan antara obat herbal dan obat kimia. Badan
Regulasi Produk Obat Herbal di Kanada sejak Januari 2004 telah menetapkan
aturan yang diberlakukan secara bertahap selama 6 tahun, yaitu mewajibkan
pelaporan efek samping obat bahan alam oleh semua industri. Profesional
kesehatan dan konsumen juga disarankan untuk lebih waspada terhadap
kejadian efek samping akibat penggunaan obat bahan alam dan ikut berperan
dalam memberikan laporannya ke badan regulasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Sifat interaksi obat herbal
Sebagian besar produk alami, tidak seperti obat sintetik, adalah
campuran kompleks kandungan kimia. Seringkali karakterisasi senyawa
bioaktif lengkap dari tumbuh-tumbuhan tidak diketahui. Selain itu, komposisi
kimia produk alami bervariasi tergantung pada bagian tanaman yang
digunakan (kulit kayu, batang, daun, akar, rimpang), iklim, kondisi tumbuh,
panen, dan kondisi penyimpanan. Kombinasi produk yang terdiri dari produk
alami memperumit beberapa masalah lebih lanjut.
Tidak hanya sifat produk alami yang kompleks menyulitkan
penentuan interaksi herbal-obat, tetapi juga proses produksi (misalnya,
metode pengeringan dan ekstraksi) berkontribusi kompleksitas keseluruhan.
Seperti disebutkan sebelumnya, karena produk herbal tidak diatur oleh FDA,
tidak ada standar untuk produk herbal. Produk herbal yang ditemukan
disalahartikan dan / atau diubah atau dicampur dengan produk sintetik lain
atau senyawa lain yang tidak diinginkan. Baru-baru ini, FDA mengeluarkan
surat perintah untuk penyitaan ginseng impor yang digunakan untuk
pembuatan suplemen makanan karena kontaminasi oleh pestisida.
Identifikasi kesalahan dapat terjadi jika pemanen berpengalaman
memilih pabrik yang salah. Misalnya, sejumlah perempuan Eropa
mendapatkan nefrotoksisitas parah setelah mengkonsumsi produk penurunan
berat badan Cina yang mengandung Aristolochia fangchi, yang mungkin tidak
persis digantikan oleh Tetranda stephania. Kesalahan diantisipasi mungkin
terjadi karena kebingungan dengan nama-nama Cina untuk 2 tanaman (Guang
ji ji taring taring dan Han, masing-masing) .FDA menanggapi dengan
mengeluarkan peringatan dan penarikan semua suplemen yang mengandung
asam aristolochic.
Faktor lain yang membatasi penting dari interaksi-obat herbal adalah
keandalan bukti yang ada. Sebuah survei terhadap 44 dari produsen suplemen
makanan terkemuka mengungkapkan bahwa hanya 10 dari 15 responden
menganggap interaksi menjadi isu penting, dan hanya 2 produsen yang
mengalokasikan dana untuk mempelajari interaksi obat-obatan herbal.
Peninjauan secara sistematis terhadap laporan kasus yang dipublikasikan, seri
kasus, atau uji klinis interaksi obat herbal-menemukan bahwa hanya 13%
yang terdokumentasi dengan baik menggunakan 10-poin sistem penilaian
yang dinilai kemungkinan interaksi yang dikembangkan oleh Fugh-Berman
dan Ernst.
Kemanjuran, keamanan, dan kualitas suplemen diet telah menjadi
perhatian beberapa organisasi. Farmakope Amerika dan formularium Nasional
(USP-NF) telah mengembangkan monograf pejabat publik untuk suplemen
gizi dan diet, dan juga meluncurkan Program Verifikasi Tambahan Diet
(DSVP). Dalam DSVP, suplemen diet dievaluasi oleh USP sesuai dengan
ketat manufaktur praktek. Jika produk memenuhi standar DSVP, maka akan
diberikan tanda sertifikasi DSVP. tanda sertifikasi DSVP menandakan produk
tersebut mengandung materi yang tercantum pada label dalam jumlah yang
ditetapkan dan kekuatan, bahwa produk yang dibuat di bawah GMPs menurut
USP-NF, bahwa produk tersebut memenuhi standar kemurnian ketat, dan
bahwa produk tersebut memenuhi kontaminan tertentu batas. DSVP tanda
sertifikasi ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan keselamatan atau
kemanjuran bahan suplemen makanan, tetapi harus membantu untuk
menjamin konsumen, profesional kesehatan, dan pengecer produk suplemen
dibuat di bawah GMPs untuk kemurnian dan telah diuji untuk kontaminan
potensial dan bahan presisi labeling. Daftar USP - Verified Suplemen Diet
tersedia di situs Web USP.
Meskipun banyak interaksi obat sintetik-obat tradisional (obat herbal)
cenderung negatif di alam, adalah penting untuk menyadari bahwa beberapa
interaksi mungkin memiliki efek bermanfaat pada terapi obat. Misalnya,
"statin" obat mengurangi biosintesis endogen koenzim Q10, dan efek samping
akibat terapi statin mungkin sekunder terhadap penurunan tingkat jaringan
dari koenzim Q10. Dengan demikian, suplementasi dengan koenzim Q10,
pasien pada terapi statin mungkin membantu mencegah efek samping. Contoh
lain adalah penggunaan silymarin (susu thistleextract) untuk pencegahan obat-
hepatotoksisitas yang diinduksi. Para peneliti telah menemukan bahwa
silymarin 800 mg per hari dikaitkan dengan penurunan yang signifikan dalam
malondialdehid (produk-produk asam lemak tak jenuh oksidasi ganda) dan tes
fungsi hati meningkat pada wanita yang menerima fenotiazin jangka panjang
atau terapi buyrophenone. Suplemen diet yang meningkatkan khasiat obat atau
mengurangi efek samping tidak selalu diprediksi dan, karenanya, hanya dalam
kasus yang jarang dapat menggunakan jenis kombinasi dianjurkan.
II.2 Bukti interaksi obat herbal
Data dari NHIS didasarkan pada 31.044 orang dewasa AS selama 18
tahun, menemukan bahwa penggunaan 19% produk alami pada tahun 2002,
Suplemen makanan untuk digunakan pada tahun 2002 disajikan pada Tabel 2.
Ada beberapa studi klinis tentang interaksi herbal-obat dengan suplemen
makanan. Bukti interaksi antara seperti suplemen diet yang umum digunakan
sering didasarkan pada aktivitas farmakologis yang diharapkan, data yang
diperoleh dari studi in vitro atau hewan, atau anekdot laporan kasus tunggal
dan kasus seri. Oleh karena itu, ada informasi terbatas untuk memandu
pengambilan keputusan klinis dan untuk menginformasikan isu-isu
keselamatan pasien yang berhubungan dengan interaksi herbal-obat sintetik.
II.3 Mekanisme interaksi obat herbal
Interaksi antara jamu dan obat sintetik dapat disebabkan oleh salah
satu mekanisme farmakodinamik atau farmakokinetik. Interaksi
farmakodinamik dapat terjadi ketika produk herbal menghasilkan aktivitas
tambahan, sinergis, atau antagonis dalam kaitannya dengan kedokteran
konvensional dengan tidak mengubah baik konsentrasi plasma atau produk
obat herbal. Interaksi farmakodinamik yang terkait dengan aktivitas
farmakologis agen berinteraksi dan dapat mempengaruhi sistem organ, situs
reseptor , atau enzim. Sebuah interaksi farmakodinamik dapat terjadi ketika
tumbuhan yang memiliki aktivitas antiplatelet dikelola dengan antiplatelet /
pengobatan antikoagulan, sehingga meningkatkan risiko perdarahan. Contoh
lain adalah ketika bumbu yang menekan sistem saraf pusat (SSP), seperti
kava, yang diberikan dengan obat depresan SSP atau ketika tumbuhan yang
dapat menurunkan glukosa darah diberikan dengan obat antidiabetes. Contoh
interaksi antagonis adalah ketika ramuan dengan kadar kafein tinggi, seperti
guarana, dilengkapi dengan sedatif-hipnotik. Selain itu, tumbuh-tumbuhan
dengan potensi untuk menyebabkan toksisitas organ dapat menyebabkan
risiko lebih lanjut toksisitas ketika obat dengan toksisitas yang sama diberikan
bersamaan, seperti comfrey herbal hepatotoksik ketika diberikan dengan dosis
besar dan berkepanjangan acetaminophen interaksi farmakokinetik terjadi
ketika perubahan penyerapan herbal, distribusi, metabolisme, protein yang
mengikat, atau ekskresi obat yang berakibat pada perubahan di tingkat obat
atau metabolit. Sebagian besar bukti sebagai interaksi obat farmakokinetik
melibatkan enzim metabolisme obat dan interaksi obat transporters.20
Walaupun mungkin melibatkan enzim seperti glutathione-transferases S dan
uridin transfereases diphosphoglucuronyl (UGTs), sebagian besar interaksi
obat herbal yang berhubungan dengan metabolisme oksidatif oleh sitokrom P-
450 sistem (CYP) atau dengan efek pada obat herbal transporter penghabisan
P-glycoprotein sistem CYP adalah sebuah keluarga enzim monooxygenase
terutama ditemukan dalam sel-sel usus dan hati dan mengkatalisis beberapa
Tahap I proses metabolisme, termasuk oksidasi, hidroksilasi, S-dan O-
demethylation, dan deaminasi oksidatif lebih dari 70% dari obat resep. 22
CYP isoenzim, yang telah ditemukan untuk terlibat dalam reaksi
farmakokinetik signifikan pada manusia, termasuk CYP1A2, CYP2C9,
CYP2C19, CYP2D6, CYP2E1, dan CYP3A4. Lebih dari separuh dari semua
metabolisme obat oleh CYP3A4. Karena beberapa jamu dan obat-obatan
mungkin berbagai substrat dari isoenzyme CYP yang sama, produk baik dapat
menghambat atau menginduksi aktivitas CYP isoenzyme ketika ditelan secara
bersamaan.
Obat transporter P-glikoprotein adalah glikoprotein dikode oleh gen
MDR1 dan berfungsi sebagai transporter penghabisan transmembran bahwa
pompa obat keluar dari glikoprotein cells.24-P banyak ditemukan dalam
jaringan dan terutama di organ yang bertanggung jawab untuk penyerapan
obat atau penghapusan, seperti hati, usus, dan ginjal. Dalam saluran usus,
molekul obat mencoba untuk lulus dari lumen melalui dinding usus ke dalam
sistem darah portal, P-glikoprotein bisa mengangkut molekul kembali ke
dalam lumen dan enzim CYP lokal. Obat kemudian dapat dieliminasi dari
tubuh. Jadi, obat penghabisan-dimediasi P-glikoprotein memiliki efek
membatasi laju dan tingkat penyerapan obat dari saluran usus. Obat sering
mempengaruhi substrat CYP3A4-glikoprotein P juga.
Penyerapan obat bisa terganggu ketika herbal yang mengandung serat
hydrocolloidal, gusi, dan lendir yang diambil bersama. herbal ini termasuk gel
lidah buaya, biji rami, marshmallow, psyllium, dan dapat mengikat rhubarb.
Obat herbal yang dapat mencegah penyerapan dan, kemudian, mengurangi
ketersediaan sistemik. Sebagai contoh, psyllium dapat menghambat
penyerapan lithium, dan tidak ada kasus yang dilaporkan konsentrasi serum
lithium berkurang ketika diambil dalam kaitan dengan lithium psyllium.
Demikian juga, pencahar herbal seperti lateks aloe, buckthorn, Cascara
Sagrada, rhubarb, dan senna kemungkinan dapat menyebabkan kehilangan
cairan dan kalium dan berpotensi dapat meningkatkan risiko toksisitas dengan
digoksin
Potensi interaksi farmakokinetik dapat terjadi dengan perpindahan obat
dari tempat protein pengikat. Perpindahan obat yang terikat dengan protein,
senyawa lain dapat mengakibatkan perpindahan aktivitas obat meningkat.
Meskipun perpindahan obat-terikat protein telah digambarkan sebagai sumber
untuk interaksi obat yang potensial, tidak ada laporan didokumentasikan obat
herbal-obat sintetik, interaksi obat yang timbul dari perpindahan tempat
pengikatan protein.
Perubahan mekanisme clearance ginjal obat lain potensial untuk
menghasilkan interaksi herbal-obat. Herbal yang dapat menghambat
penyerapan tubular atau cara lain yang dapat merusak ginjal clearance obat
harus dipertimbangkan memiliki potensi untuk menghasilkan interaksi
farmakokinetik obat-obatan herbal
Membuat keputusan tentang apakah interaksi obat herbal terjadi
berdasarkan data dari in vitro atau hewan uji model tidak memadai. Hasil dari
model ini harus dievaluasi lebih lanjut menggunakan uji klinis juga dilakukan
untuk memvalidasi signifikansi klinis. Bahkan masih, keandalan studi klinis
juga harus dinilai. Para peneliti memeriksa sejauh mana diterbitkan, uji coba
terkontrol secara acak dinilai isi suplemen herbal yang digunakan dalam
penelitian. Mereka menemukan bahwa hanya 12 (15%) dari 81 studi yang
dilaporkan melakukan tes untuk mengukur kandungan yang sebenarnya. Hasil
uji coba terkontrol mungkin banyak memiliki nilai yang kecil kerena
kemurnian identitas, kekuatan, kualitas, dan komposisi suplemen tidak
dikonfirmasi
II.4 Risiko interaksi obat herbal
Membuat keputusan tentang apakah interaksi obat herbal berdasarkan
data dari in vitro atau uji pada hewan percobaan biasa tidak memadai. Hasil
pelaporan dari model tersebut harus dievaluasi lebih lanjut menggunakan uji
klinis lebih lanjut juga dilakukan untuk memvalidasi signifikansi klinis. Masih
Bahkan, keandalan studi klinis juga harus dinilai. Para peneliti memeriksa
tingkat diterbitkan, uji coba terkontrol secara acak dinilai isi peralatan
suplemen herbal. Pada penelitian Yang Kesawan, mereka menemukan bahwa
hanya 12 (15%) dari 81 studi yang dilaporkan dalam ujian untuk mengukur
konten yang sebenarnya. hasil uji coba terkontrol mungkin memiliki banyak
nilai kecil karena Identitas kemurnian, kekuatan, kualitas, dan komposisi
suplemen biasa tidak dikonfirmasi menjalani prosedur bedah, pasien dengan
hati atau penyakit ginjal, dan pasien yang menerima obat yang banyak
BAB III
PEMBAHASAN
1. Lidah Buaya (Aloe vera L.)
KlasifikasiKingdom: Plantae Subkingdom: Tracheobionta Super Divisi: Spermatophyta Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida Ord o: Asparagales Fa mili: Asphodelaceae Ge nus: Aloe Spe sies: Aloe vera L
Kandungan kimia Anthranoids , Chromones, Konstituen utama adalah aloesin (2-acetonyl-5-metil-8-glucosyl chromone) dan aloeresin E, fenil pyrones, Glikosida termasuk aloenin dan aloenin B. Asam sinamat dan 1-methyltetralin.
Khasiat Sebagai pencahar. Efek aloe vera dapat dikaitkan dengan kandungan glikosida anthranoid. Glikosida yang dimetabolisme oleh glycosidases dalam flora usus akan membentuk anthrone aktif. Tindakan pencahar ini disebabkan peningkatan motilitas usus besar dengan menghambat pompa Na + / K + dan saluran ion klorida, sekresi cairan ditingkatkan karena stimulasi sekresi lendir dan ion klorida.
Interaksi Hipokalemia dapat terjadi jika digunakan bersama glikosida jantung dan dengan obat antiaritmika, misalnya quinidine.
Penggunaan secara bersama dengan diuretik thiazide, adrenocorticosteroids dan akar manis akan menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
2. Kava (Piper methysticum)
Kingdom : Plantae
(Unranked) : Angiosperma
(Unranked) : Magnoliids
Order : Piperales
Keluarga : Piperaceae
Genus: : Piperaceae
Spesies : P. methysticum
Kandungan kimiaKavalactones, Alkaloid , Chalcones, Flavonoid Pinostrobin, 5,7-dimethoxyflavanone. Steroid, Sitosterol, stigmasterol, stigmastanol. Ester Bornyl sinamat dan bornyl 3,4 methylenedioxycinnamate. Alifatik alcohol, Cinnamylideneacetone.
Khasiat Kava telah diteliti sebagian besar untuk efek ansiolitik, meskipun juga mempunyai efek sistem saraf pusat, seperti sifat antikonvulsan dan analgesik. Kavalactones diyakini konstituen aktif utama kava.
Interaksi Kandungan kavalactones dari Kava diteliti secara invitro merupakan penghambat enzim sitokrom P450 CYP3A4. Oleh karen itu harus diperhatikan penggunaan kava bersamaan dengan obat yang dimetabilosme oleh enzim sitokrom P450 CYP3A4.
Struktur
3. Kecubung ( Datura methel L. )
Kerajaan :Plantae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Datura
Spesies : D. metel
Kandungan Kimia :
Alkaloid turunan tropane, hiosiamin dan skopolamin yang besifat
antikholinergik.
Khasiat :
Alkaloid turunan tropane dapat melebarkan kembali saluran
pernapasan yang menyempit akibat serangan asma. Lalu, skopolamin juga
mempunyai aktivitas depresan untuk susunan saraf pusat, sehingga kerap
digunakan sebagai obat antimabuk. Senyawa alkaloid ini terdapat di semua
bagian tumbuhan kecubung, mulai dari akar, tangkai, daun, bunga, buah,
hingga bijinya. Namun, kandungan terbesar terdapat pada akar dan biji.
Interaksi :
Berdasarkan beberapa penelitian dalam daun kecubung mengandung senyawa
alkaloid skopolamina, meteloidina, hiosiamina, norhiosiamina, dan
kuskohirgia. Alkaloid-alkaloid tersebut berkhasiat sebagai obat pereda kejang
(spasmolitikum), dengan demikian efek sinergisme dapat diperoleh jika
dikombinasi dengan obat antikolonergik atau simpatomimetik ( atropine
sulfat, nicotine, dll) Efek antagonis dapat diperoleh jika dikombinasikan
dengan obat kolinergik (pilokarpine) atau antiadrenergik ( alfa boker, beta
bloker, dll ).
Skopolamin
4. Seledri (Apium graviolens)
Kingdom : Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Divisi :
Magnoliophyta
Super Divisi :
Spermatophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L.
Kandungan kimia :
Herba seledri mengandung flavonoid, saponin, tannin 1%, minyak atsiri
0,033%, flavo-glikosida (apiin), apigenin, kolin, lipase, asparagines, zat pahit,
vitamin (A,B dan C).
Khasiat :
Apigen memiliki efek pelebaran pembuluh darah perifer dan apigenin yaitu
senyawa aktif yang dapat menurunkan tekanan darah (berfungsi sebagai
calcium antagonis).
Interaksi :
Pemberian per-oral dan intravena cairan segar seluruh bagian tanaman dapat
menurunkan tekanan darah anjing sampai sebesar 50%. Efek penurunan
tekanan darah tersebut disebabkan karena terjadinya stimulasi pada reseptor
kimia (chemoreceptor) pada "carotid body" dan "aorticarch". Dan efek ini ada
kaitannya dengan sistem penghambatan saraf simpatik. Oleh karena itu,
tanaman ini bersifat sinergis jika diberikan bersamaan dengan agen kolinergik
( pilokarpine, fisostigmin ) atau antagonis adrenergic ( alfa bloker dan beta
bloker ). Efek antagonis dapat ditemukan jika dikombinasi dengan
antikolinergik ( atropine sulfat ) atau agonis adrenergic (
Epinefrin/Norepinefrin )
Apigen
5. Kayu Manis (Cinnamomum cassia)
Kingdom :Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Super Divis i:
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Cinnamomum
Spesies: Cinnamomum burmannii
Kandungan kimia:
Kayu manis atau cinnamon memiliki kandungan berbagai senyawa kimia,
yaitu minyak atsiri eugenol, safrole, juga kandungan sinamaldehyde, tanin,
kalsium oksalat, damar, dan penyamak.
Khasiat :
Kayu manis juga mengandung senyawa kimia yang disebut PTP1B yang
bekerja mengaktifkan senyawa di pankreas dengan cara mengaktifkan sel beta
yang berfungsi menghasilkan insulin.
Interaksi obat:
Obat-obatan hepatotoksik
Penggunaan dosis besar dari kayu manis mungkin dapat membahayakan
hati, terutama pada orang dengan gangguan pada hati. Penggunaan
bersamaan dengan obat-obatan hepatotoksik dapat meningkatkan resiko
terjadinya kerusakan hati. Beberapa obat yang dapat membahayakan hati
mengandung acetaminophen (Tylenol dan lain-lain), amiodarone
(Cordarone), carbamazepine (Tegretol), isoniazid (INH), metotreksat
(Rheumatrex), methyldopa (Aldomet), flukonazol (Diflucan), itraconazole
(Sporanox), eritromisin (Erythrocin, Ilosone, lain-lain), phenytoin
(Dilantin), lovastatin (Mevacor), pravastatin (Pravachol), simvastatin
(Zocor), dan banyak lainnya.
Obat antidiabetes
Kayu manis dapat menurunkan kadar gula darah, sementara obat diabetes
juga digunakan untuk menurunkan kadar gula darah. Penggunaan
bersamaan menyebabkan kadar gula darah turun terlalu rendah sehingga
perlu dilakukan monitor secara teratur. Mungkin juga perlu dilakukan
penurunan dosis obat diabetes. Beberapa obat yang digunakan untuk
diabetes termasuk glimepiride, glyburide, insulin, metformin, pioglitazon,
rosiglitazon, klorpropamid, glipizide, tolbutamid, dll. Dosis yang tepat
untuk kayu manis tergantung pada beberapa faktor seperti usia, kondisi
kesehatan dll. Saat ini belum ada informasi ilmiah yang cukup dalam
penentuan dosis yang tepat.
PTB 1B
6. Buah Pare (Momordica charantia)
Kingdom : Plantae
Subkingdom :
Tracheobionta
Super Divisi :
Spermatophyta
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Annona
Spesies : Annona reticulata L.
Kandungan kimia:
Daun pare mengandung momordisin, momordin, asam trikosanik, resin, asam
resinat, saponin, vitamin A dan C serta minyak lemak terdiri dari asam oleat,
asam linoleat, asam stearat. Buah pare mengandung alkaloid, momordisin,
karoten, glikosida, saponin, terpenoid. Biji Pare mengandung momordisin,
saponin, alkaloid, triterpenoid, asam momordial, kukurbitasin, momorkurin,
kukurbitin, kukurbitan. Akarnya mengandung asam momordial dan asam
oleanolat.
Khasiat :
Pare (juga dikenal sebagai bitter melon, bitter gourd, balsam pear,
cundeamor) adalah buah Momordica charantia yang berasal dari Asia dan
Amerika selatan. Efek penurunan glukosa darah dari pare mungkin karena
kandungan dari polipeptida P, suatu peptida penurun glukosa darah, juga
dikenal sebagai insulin sayuran (v-insulin). Zat ini efektif jika diberikan
subkutan. Tetapi aktivitas oralnya belum pasti. Senyawa penurun glukosa
darah lainnya yang telah diisolasi dari karela termasuk charantin (glukosida
sterol campuran pada buah) dan suatu vicine pirimidin nukleosida ditemukan
pada biji. Buah pare mungkin memiliki kedua efek, insulin-like effect dan
perangsangan pengeluaran insulin.
Efek hipoglikemik meningkat bila digunakan bersama dengan obat hipoglikemik
karena efek yang diamati dalam studi hewan. Namun, laporan kasus masih
kurang. Sedikit efek pada enzim sitokrom P450 dan glutathione S-transferase
diamati pada 1 percobaan.
Interaksi obat:
Insulin dan obat-obatan hipoglikemia
Penggunaan bersama dapat menyebabkan interaksi aditif
Momordine
7. Bawang Putih (Allium sativum)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi :
Magnoliophyta
Sub Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum L.
Kandungan kimia :
Minyak atsiri, alisin
Khasiat :
Alisin mempunyai spektrum luas, artinya disamping membunuh kuman
penyakit juga bisa melicinkan, mencairkan dan memperlancar bekuan darah.
Keluhan hipertensi, kolesterol, migrain, stroke, bisa disembuhkan dengan
bawang putih tunggal. Scordinin dalam bawang putih tunggal meningkatkan
kekebalan dan stamina tubuh.
Interaksi Obat :
Alisin telah dilaporkan berinteraksi dengan warfarin yang menyebabkan
efikasi dari warfarin menurun ( antagonis ). Kasus di salah satu rumah sakit
Amerika menyatakan bahwa pasien yang mengkonsumsi warfarin bersama
dengan noni jus terjadi penurunan INR (internasional normalized ratio) yakni
indicator untuk anticoagulant dalam darah.
8. American ginseng (Panax quinquefolius)
Kandungan kimia:
Ginseng Amerika mengandung ginsenosides jenis dammarane sebagai
senyawa aktif biologis utama. ginsenosides tipe Dammarane meliputi 2
klasifikasi: 20 (S)-protopanaxadiol [ppd] dan 20 (S)-protopanaxatriol [ppt]
klasifikasi. Ginseng Amerika mengandung tingkat tinggi Rb1, Rd (klasifikasi
ppd) dan Re (klasifikasi ppt) ginsenosides - lebih tinggi dari ginseng P. dalam
satu penelitian.
Khasiat:
American ginseng mengandung komponen steroid ginsenoside memiliki
khasiat sebagai antiplatelet. Ginsenosides ini memiliki sifat menghambat CYP
2C9 dan CYP 3A4.
Interaksi obat:
Obat antidiabetes + American ginseng
Terjadi penurunan kadar gula darah sehingga mengganggu efektivitas
obat antidiabetes termasuk insulin dan agen hipoglikemik oral
Blood thinning medication + American ginseng
Beberapa laporan menunjukkan bahwa ginsenosides mungkin dapat
menurunkan efektivitas warfarin
Ada pula penelitian yang dipublikasikan pada journal Annals of Internal
Medicine Juli 2004 yang menyebutkan bahwa ginseng Amerika dapat
menurunkan efek antikoagulan dari warfarin. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan desain “randomized, double blind, placebo-control
trial” dan dilakukan selama 4 minggu serta melibatkan 20 orang sehat
yang diberi warfarin selama 3 hari pada minggu pertama dan keempat.
Pada awal minggu kedua, pasien diberi ginseng Amerika atau placebo.
Kemudian INR (International Normalized Ratio) dan kadar warfarin
dalam plasma diukur. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa INR
pasien menurun secara signifikan setelah pemberian ginseng selama 2
minggu dibandingkan dengan placebo. (Perbedaan antara kelompok
ginseng da placebo, -0,19 (CI 95%, Deviasi - 0,36 s/d -0,07, P= 0,0012).
Begitu pula dengan kadar warfarin dalam plasma juga menurun secara
signifikan di kelompok ginseng, dibanding dengan kelompok placebo.
INR dan kadar warfarin dalam plasma berbanding lurus. Penelitian
dilakukan di General Clinical Research Center, University of Chicago,
Chicago - Illinois. Walaupun penelitian ini dilakukan pada orang sehat,
namun hasil penelitian ini dapat menjadi peringatan bagi para tenaga
kesehatan seperti dokter dan apoteker agar menginformasikan
kemungkinan terjadinya interaksi antara ginseng dan warfarin kepada
pasien yang harus minum warfarin. Pada publikasi Lancet tahun 2000,
telah disebutkan pula bahwa kasus perdarahan selain disebabkan oleh
penggunaan yang bersamaan antara ginkgo dan warfarin, dapat pula
akibat penggunaan yang bersamaan antara warfarin dengan garlic (Allium
sativum), dong quai (Angelica sinensis) atau danshen (Salvia
miltiorrhiza).
Ginsenosides
9. Asian ginseng (Panax ginseng)
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Upafamili:
Genus:
Plantae
Magnoliophyta
Magnoliopsida
Apiales
Araliaceae
Aralioideae
Panax
L.
Kandungan kimia:
Lebih dari 25 glikosida saponin triterpenoid yang disebut Ginsenosida
(meningkatkan aktivitas protein dan neurotransmitter pada otak). Aksi
glikosida pada kelenjar adrenal dapat mencegah hipertropo adrenal.
Flavonoid, glycans (panaxans), maltol, peptides, polysaccharide fraction
DPG-3-2, vitamins A, vitamins B6 and other B vitamins, volatile oil, Zinc
Khasiat:
American ginseng mengandung komponen steroid ginsenoside memiliki
khasiat sebagai antiplatelet. Ginsenosides ini memiliki sifat menghambat CYP
2C9 dan CYP 3A4.
Interaksi obat:
Pengobatan jantung + Asian ginseng
Terjadi perubahan efek dari obat-obatan tekanan darah termasuk calcium
chanel bloker
Blood thinning medications + Asian ginseng
Terjadi penurunan efektifitas walfarin, selain itu ginseng dapat
menghambat aktivitas trombosit. Untuk alasan ini, sebaiknya juga tidak
digunakan bersama aspirin.
Kafein + Asian ginseng
Kafein dapat merangsang sistem saraf pusat, penggunaan bersama ginseng
dapat menambah efek depresen SSP sehingga menyebabkan kegelisahan,
berkeringat, insomnia, atau denyut jantung tidak teratur.
Psychiatric medication + Asian ginseng
Penggunaan bersama akan meningkatkan efek dari obat antipsikotik. Ada
laporan tentang kemungkinan interaksi antara ginseng Asia dan obat
antidepressan, phenelzine (yang termasuk kelas yang dikenal sebagai
inhibitor monoamine oxidase), sehingga gejala mulai dari episode manik-
seperti sakit kepala dan tremulousness.
Morfin + Asian ginseng
Asian ginseng dapat memblok efek penghilang rasa sakit dari morfin.
Ginsenosides
10. St. John’s Wort (Hypericum perforatum)
Kingdom: Plantae
Ordo: Malpighiales
Family: Hypericaceae
Genus: Hypericum
Species: H. perforatum
Kandungan kimia :
Phloroglucinols (hyperforin), Naphtodianthones, xanthones. Hyperforin
berkhasiat sebagai antidepresan dengan mekanisme menghambat ambilan
kembali serotonin dan memacu saraf dopaminergik, serta meningkatkan
sensitivitas reseptor GABA
Khasiat :
Hyperforin berkhasiat sebagai antidepresan dengan mekanisme menghambat
ambilan kembali serotonin dan memacu saraf dopaminergik, serta
meningkatkan sensitivitas reseptor GABA. Hyperforine menginduksi CYP
A12, CYP 2C9, CYP C19, CYP 3A4.
Interaksi Obat :
Pada kasus penggunaan tanaman obat St. John’s wort, penggunaan bersamaan
dari obat-obat yang merupakan zat CYP3A4 dengan tanaman ini akan
menyebabkan penurunan kadar obat-obat ini dalam plasma karena tanaman St.
John’s wort merupakan penginduksi sitokrom P450 yang sangat kuat.
Penurunan kadar dalam plasma dari obat - obat tersebut menyebabkan
perlunya dilakukan penyesuaian dosis bila digunakan bersamaan dengan St.
John’s wort. Selain dari itu, tanaman ini dapat menginduksi sindrom serotonin,
yang mengakibatkan peningkatan penghambatan ‘reuptake’ serotonin (5-HT),
jika diberikan bersama-sama dengan obatobat inhibitor 5-HT ‘reuptake’
Terdapat 45 laporan reaksi obat yang tidak diinginkan yang diduga akibat
penggunaan dari St. John’s wort. Reaksi-reaksi yang umum terjadi adalah
reaksi yang gangguan sistem saraf pusat dan perifer dan gangguan kejiwaan.
Dua kasus merupakan sindroma serotonin akibat penggunaan yang bersamaan
dengan sertralin (inhibitor 5-HT ‘reuptake’) dan interaksi dengan venlafaksin.
Terdapat dua kasus lainnya yang merupakan kasus mania, akibat interaksi St.
John’s wort dengan lithium pada satu kasus dan interaksi dengan bupropion
pada kasus lainnya. Efek sinergisme pada obat antidepresan, agonis adrenergik
(menyebabkan tremor, sakit kepala, gelisah). Menurunkan kadar digoxin jika
diberikan bersamaan dengan St. John Wort. Terjadi penolakan pd proses
transplantasi jantung jika diberikan bersamaan dengan cyclosporine
(Imunosupresive)
1. Warfarin, ciclosporin, digoksin, teofilin dan antikonvulsan
(carbamazepine, fenobarbital dan fenitoin)
Ada risiko efek terapi berkurang, misalnya risiko penolakan
transplantasi, kejang dan hilangnya kontrol asma. Disarankan
untuk memeriksa konsentrasi obat dalam dan menghentikan terapi
St John wort. Selain itu, penyesuaian dosis mungkin juga
diperlukan.
2. HIV protease inhibitor (indinavir, nelfinavir, ritonavir dan
saquinavir) dan non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
HIV (efavirenz dan nevirapine)
Ada risiko konsentrasi darah berkurang dengan
kemungkinan kehilangan penekanan HIV. Saran adalah untuk
mengukur load HIV RNA virus dan untuk menghentikan wort St
John.
3. Oral kontrasepsi
Ada risiko konsentrasi darah yang berkurang, perdarahan
terobosan dan kehamilan yang tidak diinginkan. Saran adalah
untuk menghentikan wort St John.
4. Triptans (sumatriptan, naratriptan, rizatriptan dan zolmitriptan)
dan selective serotonin reuptake inhibitor (citalopram, fluoxetine,
fluvoxamine, paroxetine dan sertraline)
Ada risiko efek serotonergik meningkat dengan kemungkinan
peningkatan risiko efek samping. Disarankan untuk
menghentikan wort St John.
Hiperforin
11. Buah Mengkudu ( Morinda cirifilia )
Kingdom : Plantae
Subkingdom: Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas: Asteridae
Ordo : Rubiales
Famili : Rubiaceae
Genus : Morinda
Spesies : Morinda citrifolia L.
Kandungan kimia :
Batang: Saponin,tanin, glucoside, calsium oksalat, sulfur, asam format,
peroksidase. Daun: Tanin, sulfur, asam format, peroksidase, calsium oksalat,
kalium sitrat, Vitamin K.
Khasiat :
Buah Noni mengandung sejenis fitonutrien, yaitu scopoletin yang berfungsi
untuk memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan
serta membersihkan endapan penyebab arteroklerosis dalam pembuluh darah
(penyempitan/penyumbatan pembuluh darah). Kandungan vitamin K yang
tinggi juga bermanfaat sebagai factor pembekuan darah.
Interaksi Obat :
Kandungan vitamin K pada buah mengkudu (noni jus) telah dilaporkan
berinteraksi dengan warfarin yang menyebabkan efikasi dari warfarin
menurun ( antagonis ). Kasus di salah satu rumah sakit Amerika menyatakan
bahwa pasien yang mengkonsumsi warfarin bersama dengan noni jus terjadi
penurunan INR (internasional normalized ratio) yakni indicator untuk
anticoagulant dalam darah.
12. Ginkgo Biloba
Kerajaan : Plantae
Divisi : Ginkgophyta
Kelas :
Ginkgoopsida
Ordo : Ginkgoales
Famili : Ginkgoaceae
Genus : Ginkgo
Spesies : Ginkgo biloba L.
Kandungan Kimia :
Tiklopidin
Khasiat :
Untuk meningkatkan memori dan untuk mengobati gangguan peredaran
darah
Interaksi Obat :
Terdapat 21 laporan yang merupakan laporan kasus reaksi yang tidak
diinginkan dari penggunaan ginkgo biloba. Sebagian besar merupakan reaksi
gangguan pembekuan darah, perdarahan dan platelet. Hal ini sesuai dengan
kemampuan ginkgo untuk menghambat faktor pengaktifan platelet. Satu
laporan kasus fatal merupakan kasus perdarahan saluran cerna, dimana
produk yang diduga menjadi penyebabnya adalah tiklopidin dan ginkgo.
Keduanya diminum selama 2 tahun, bersama-sama juga dengan obat-obat
lain. Ada juga laporan kejadian stroke pada pasien yang mengkonsumsi
klopidogrel, asetosal bersamasama dengan ginkgo. Oleh sebab itu, harus
menjadi perhatian yang khusus bila ginkgo digunakan bersamaan dengan
obat-obat yang berpengaruh terhadap agregasi platelet, seperti misalnya
warfarin, asetosal, OAINS, tiklopidin dan klopidogrel. Pasien juga perlu
diberi informasi bahwa penggunan ginkgo harus dihentikan sekurang-
kurangnya 36 jam sebelum dilakukan tindakan operasi.
Tiklopidin
DAFTAR PUSTAKA
1. Williamson Elizabeth. Stockley's Herbal Medicines Interactions
1st Edition. Pharmaceutical Press, London 2009
2. HERBAL DRUG INTERACTION.
3. Merrily A. Kuhn. Herbal Remedies: Drug-Herb Interactions. American
Association of Critical-Care Nurses. 2002
4. Mary L. Chavez, Pharm.D. Herbal-Drug Interactions. Department of
Pharmacy Practice Midwestern University College of Pharmacy-
Glendale Glendale, Arizona.
5. Badan Pengawas Obat dan Obat Tradisional & Suplemen Makanan dengan
Efek Mirip Hormon Volume 10 No 1. Makanan Republik Indonesia.
Jakarta Pusat 2009.
6. http://www.plantamor.com
Lampiran
Tabel 1. Data Interaksi Obat Herbal
HERBAL OBAT INTERAKSIPinang (Areca catechu) Procyclidine ↓ efek obatBoldo (Peumus boldus) (dalam kombinasi dengan fenugreek)
Warfarin ↑ risiko perdarahan
Capsicum (Capsicum annuum) ACE inhibitor ↑ toksisitas obatDanshen (Salvia miltorrhiza) Warfarin ↑ efek obatDong quai (Angelica sinensis) Warfarin ↑ efek obatFenugreek (Trigonella jenis) yang Warfarin ↑ risiko perdarahan
dikombinasikan dengan boldoFiddlehead Warfarin ↓ efek obat
Bawang putih (Allium sativum)Warfarin ↑ efek obatSaquinavir ↓ efek obat
Jahe (Zingiber officinale) Phenprocoumon ↑ risiko perdarahan
Ginkgo (Ginkgo biloba)
Aspirin ↑ risiko perdarahanHaloperidol ↓ toksisitas obatIbuprofen ↑ risiko perdarahanOmeprazole ↓ efek obatTrazodone ↑ efek obatValproik asam ↑ toksisitas obat
Ginseng, Amerika (Panax quinquefolius)
Warfarin ↓ efek obat
Ginseng Asia (Panax ginseng) Phenelzine ↑ toksisitas obatGinseng, Siberian (Eleutherococcus senticosus)
Digoxin Tidak ada efek
Teh hijau (Camellia sinensis) Warfarin ↓ efek obat
Kava (Piper methysticum)Alprazolam ↑ efek obatLevodopa ↓ efek obat
Lycium (Lycium barbarum) Warfarin ↑ risiko perdarahanJuice noni (Morinda citrifolia) Warfarin ↓ efek obatPepaya Warfarin ↑ efek obatMinyak peppermint (Mentha piperita)
Nifedipin ↑ efek obat
Psyllium (Plantago spesies)Carbamzepine ↓ efek obatLithium ↓ efek obat
Kedelai (Glycine max) Warfarin ↓ efek obat
St John's Wort (Hypericum perforatum)
Alprazolam ↓ efek obatAmitriptyline ↓ efek obatBuspirone ↑ toksisitas obatChlorzoxazone ↓ efek obatSiklosporin ↓ efek obatDigoxin ↓ efek obatFenoxfenadine ↓ efek obatGeneralanesthetic agen (fentanyl, propofol,
↑ toksisitas obat
sevoflurance)sImatinib ↓ efek obatIndinavir ↓ efek obatIrinotecan ↓ efek obatLoperamide ↑ toksisitas obatMephytoin ↓ efek obatMetadon ↑ toksisitas obatMidazolam ↓ toksisitas obatNefazodone ↑ toksisitas obatNevirapine ↓ efek obatOmeprazole ↓ efek obatOral kontrsasepsi
↓ efek obat
Paroxetine ↑ toksisitas obatPhenprocoumon ↓ efek obatRosiglitazone ↓ efek obatSertraline ↑ toksisitas obatSimvastatin ↓ efek obatTacrolimus ↓ efek obatTeofilin ↓ efek obatTrazodone ↑ toksisitas obatVenlafaxine ↓ efek obatVerapamil ↓ efek obatVorikonazol ↓ efek obatWarfarin ↓ efek obat