Makalah Ilmu Pangan Lanjut
-
Upload
nurul-nazahah -
Category
Documents
-
view
134 -
download
28
description
Transcript of Makalah Ilmu Pangan Lanjut
MAKALAH ILMU PANGAN LANJUT
Penyimpanan Bahan Pangan dan Pengolahan Bahan Pangan
Kelompok 5
Anggota : 1. Nurul Nazahah (P23131114033)
2. R. Muhammad Alfan F (P23131114036)
Dosen Pembimbing:
Marzuki Iskandar,S.TP,M.TP
Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II
Jurusan Gizi 2014
BAB I Penyimpanan Bahan Pangan
1.1 Definisi Penyimpanan Bahan Pangan
Penyimpanan bahan makanan adalah upaya yang dilakukan untuk
memperlambat dan atau mempertahankan karakteristik fisik dan kimiawi bahan
pangan sehingga terhindar dari kebusukan dan kerusakan pangan. Penyimpanan
bahan makanan juga merupakan suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara
bahan makanan kering dan basah serta mencatat serta pelaporannya.
Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima harus segera dibawa ke
ruangan penyimpanan, gudang atau ruangan pendingin. Apabila bahan makanan
langsung akan digunakan, setelah ditimbang bahan makanan dibawa ke
ruangan persiapan bahan makanan.
Penyimpanan bahan makanan merupakan satu dari 6 prinsip higiene dan
sanitasi makanan. Penyimpanan bahan makanan yang tidak baik, terutama dalam
jumlah yang banyak (untuk katering dan jasa boga) dapat menyebabkan kerusakan
bahan makanan tersebut.
2.2 Prinsip Penyimpanan Bahan Pangan
Adapun Prinsip penyimpanan bahan makanan yang baik menurut higiene dan
sanitasi makanan adalah sebagai berikut:
A. Suhu penimpanan yang baik
Setiap bahan makanan mempunyai spesifikasi dalam penyimpanan
tergantung kepada besar dan banyaknya makanan dan tempat penyimpanannya.
Sebagian besar dapat dikelompokkan menjadi:
1. Makanan jenis daging, ikan, udang dan olahannya
Menyimpan sampai 3 hari : -50 sampai 00 C
Penyimpanan untuk 1 minggu : -190 sampai -50 C
Penyimpanan lebih dari 1minggu : dibawah -100 C
2. Makanan jenis telor, susu dan olahannya
Penyimpanan sampai 3 hari : -50 sampai 70 C
Penyimpanan untuk 1 minggu : dibawah -50 C
Penyimpanan paling lama untuk 1 minggu : dibawah -50 C
3. Makanan jenis sayuran dan minuman dengan waktu penyimpanan paling
lama 1 minggu yaitu 70 sampai 100 C
4. Tepung, biji-bijian dan umbi kering pada suhu kamar (250C).
B. Tata cara Penyimpanan
1. Peralatan penyimpanan
a. Penyimpanan suhu rendah dapat berupa:
Lemari pendingin yang mampu mencapai suhu 100 – 150 C untuk
penyimpanan sayuran, minuman dan buah serta untuk display penjualan
makanan da minuman dingin.
Lemari es (kulkas) yang mampu mencapai suhu 10 - 40 C dalam
keadaanisi bisa digunakan untuk minuma, makanan siap santap dan telor.
Lemari es (Freezer) yang dapat mencapai suhu -50 C, dapat digunakan
untuk penyimpanan daging, unggas, ikan, dengan waktu tidak lebih dari 3
hari.
Kamar beku yang merupakan ruangan khusus untuk menyimpan
makanan beku (frozen food) dengan suhu mencapai -200 C untuk
menyimpan daging dan makanan beku dalam jangka waktu lama.
b. Penyimpanan suhu kamar
Untuk makanan kering dan makanan terolahan yang disimpan dalam
suhu kamar, maka rang penyimpanan harus diatur sebagai berikut:
Makanan diletakkan dalam rak-rak yang tidak menempel pada dinding,
lantai dan langit-langit, maksudnya adalah untuk sirkulasi udara agar
udara segar dapat segera masuk keseluruh ruangan, mencegah
kemungkinan jamahan dan tempat persembunyian tikus, untuk
memudahkan pembersihan lantai, untuk mempermudah dilakukan stok
opname
Setiap makanan ditempatkan dalam kelompoknya dan tidak bercampur
baur
Untuk bahan yang mudah tercecer seperti gula pasir, tepung,
ditempatkan dalam wadah penampungan sehigga tidak mengotori
lantai.
C. Cara penyimpanan
1. Setiap bahan makanan yan disimpan diatur ketebalannya, maksudnya agar
suhu dapat merata keselutuh bagian
2. Setiap bahan makanan ditempatkan secara terpisah menurut jenisnya, dalam
wadah (container) masing-masing. Wadah dapat berupa bak, kantong plastik
atau lemari yang berbeda.
3. Makanan disimpan didalam ruangan penyimpanan sedemikian hingga terjadi
sirkulasi udara dengan baik agar suhu merata keseluruh bagian. Pengisian
lemari yang terlalu padat akan mengurangi manfaat penyimpanan karena
suhunya tidak sesuai dengan kebutuhan.
4. Penyimpanan didalam lemari es:
a. Bahan mentah harus terpisah dari makanan siap santap
b. Makanan yang berbau tajam harus ditutup dalam kantong plastik yang
rapat dan dipisahkan dari makanan lain, kalau mungin dalam lemari
yang berbeda, kalau tidak letaknya harus berjauhan.
c. Makanan yang disimpan tidak lebih dari 2 atau 3 hari harus sudah
dipergunakan
d. Lemari tidak boleh terlalu sering dibuka, maka dianjurkn lemari untuk
keperluan sehari-hari dipisahkan dengan lemari untuk keperluan
penyimpanan makanan
5. Penyimpanan makanan kering:
a. Suhu cukup sejuk, udara kering dengan ventilasi yang baik
b. Ruangan bersih, kering, lantai dan dinding tidak lembab
c. Rak-rak berjarak minimal 15 cmdari dinding lantai dan 60cm dari langit-
langit
d. Rak mudah dibersihkan dan dipindahkan
e. Penempanan dan pengambilan barang diatur dengan sistem FIFO (firs in
first out) artinya makanan yang masuk terlebih dahulu harus dikeluarkan
lebih dulu
contoh lemari penyimpanan bahan pangan
D. Administrasi penyimpanan
Setiap barang yang dibeli harus dicatat dan diterima oleh bagian gudang
untuk ketertiban adminisrasinya. Setiap jenis makanan mempunyai kartu stock,
sehingga bila terjadi kekurangan barang dapat segera diketahui.
3. Tujuan Penyimpanan Bahan Pangan
Tujuan penyimpanan Bahan Pangan antara lain :
• siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat sesuai dengan
perencanaan.
• Melindungi bahan pangan dari serangan hama
• Memudahkan handling (penanganan)
• Memudahkan tindakan pengendalian hama
• Mempertahankan mutu dan gizi bahan pangan yang disimpan
• Memperpanjang masa simpan bahan pangan
• Melindungi bahan pangan dari perubahan suhu dan RH yang ekstrim
4. Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Penyimpanan Bahan Pangan
• Jenis Bahan Pangan
• Kadar Air
• Suhu
• Kelembaban
• Teknik / Cara Penyimpanan
BAB II Pengolahan Bahan Pangan
1. Pengertian Pengolahan Bahan Pangan
Pengolahan bahan pangan adalah kumpulan metode dan teknik yang
digunakan untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah
makanan menjadi bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau oleh industri
pengolahan makanan. Pengolahan makanan membutuhkan ladang bersih dan
telah panen atau produk hewan yang disembelih dan penjual daging dan
menggunakannya untuk memproduksi produk makanan menarik, dapat
dipasarkan dan tahan lama. Proses yang sama digunakan untuk membuat pakan
hewan.
Dalam pengolahan bahan makanan kita harus mengetahui bagaimana cara
pengolahan bahan makanan, sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pengolahan
bahan makakanan. Tidak hanya mekanisme pengolahan bahan makanan kita juga
harus memeperhatikan bagaimanan jenis dan perlakuan dalam pengolahan bahan
makanan. Serta dalam pengolahan makanan kita juga harus mempertimbangkan
perubahan akibat perlakuan dalam pengolahan berbagai perubahan yang
mungkin terjadi pada komponen makro.
2. Prinsip Pengolahan Bahan Makanan
A. Mempersiapkan Bahan-Bahan Olahan
Bahan olahan yang akan dimasak harus melalui beberapa proses penyiapan.
Minimal bahan harus dicuci terlebih dahulu. Hal ini hendaknya dijadikan kebiasaan
setiap kali melakukan kegiatan memasak. Selain itu pada beberapa bahan makanan
hendaknya di cuci dahulu lalu disiangi atau dipotong-potong.
B. Menimbang Bahan
Dalam proses memasak, menimbang bahan adalah hal yang penting karena ini
erat hubungannya dengan food cost, agar tidak mengalami kerugian. Penimbangan
juga berhubungan dengan portion control, hal ini akan menunjukkan bahwa
konsumen juga tidak merasa dirugikan dengan uang yang dikeluarkan untuk
membeli makanan tersebut.
Menurut jenis yang ditakar maka dibedakan antara takaran yang
berbentuk solid (bahan padat) dan yang berbentuk liquid (cairan). Misalnya sayuran,
daging, dan ikan ditimbang dengan takaran gram, kilogram, pound (lbs). sedangkan
untuk cairan menggunakan takaran liter, desiliter, cc, milliliter, pints, gill, dst.
C. Pembumbuan Bahan
Bagian memasak yang penting setelah pencucian dan pemotonagn adalah
proses membumbui makanan sesuai denagn resepnya sehingga makanan menjadi
lezat. Proses ini disebut dengan seasoning. Menggunakan bumbu tertentu dengan
takaran tertentu. Bumbu yang sulut diukut disebut dengan istilah season to
taste atau takaran secukupnya.
3. Tujuan Pengolahan Pangan
Meningkatan kualitas dan memperpanjang masa simpan
Agar makanan mudah dicerna oleh tubuh, karena tidak semua bahan
paangan bisa di konsumsi dalam keadaan mentah. Misalnya, telur akan lebih
baik dicernakan oleh tubuh jika dimakan setengah masak dari pada mentah.
Memperbaiki aroma, warna, bentuk, dan tekstur bahan makanan.
Meningkatkan gizi makanan, ada sebagian bahan pangan yang nilai gizinya
bertambah setelah di masak, contohnya buah tomat. Lycopene pada buah
tomat lebih efektif dikonsumsi setelah di masak daripada saat mentah
Membebaskan makanan dari jasad-jasad renik dan bahan-bahan yang
membahayakan kesehatan.
4. Penerapan Teknik Dasar Pengolahan Bahan Pangan
Teknik dasar pengolahan bahan pangan adalah mengolah bahan makanan
dengan berbagai macam teknik atau cara. Adapun teknik dasar pengolahan
makanan dibedakan menjadi 2 yaitu, teknik pengolahan makanan panas basah
( moist heat ) dan teknik pengolahan panas kering ( dry heat cooking ).
1. Teknik Pengolahan Makanan Panas Basah ( Moist Heat )
Teknik pengolahan makanan panas basah adalah mengolahan makanan
dengan bantuan cairan. Cairan tersebut dapat berupa kaldu ( stock ), air, susu,
santan dan bahan lainnya. Teknik pengolahan makanan panas basah ini memiliki
berbagai cara di antaranya :
a. Teknik Boiling
Boiling adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah mendidih.
Untuk melakukan teknik boiling ada syarat tertentu yang harus dipenuhi , yaitu
sebagai berikut :
1. Cairan harus mendidih
2. Alat perebus disesuaikan dengan cairan dan jumlah bahan makanan yang akan
diolah.
3. Alat perebus harus ditutup agar menghemat energi.
4. Buih yang ada diatas permukaan harus dibuang untuk mencegah bersatunya
kembali dalam cairan sehingga memengaruhi mutu makanan.
Teknik boiling dapat dilakukan pada beberapa bahan makanan seperti , daging
segar, daging awet, telur, pasta, sayuran, dan tulang.
b. Teknik Poaching
b. Teknik Poaching
Selain teknik boiling, dikenal juga teknik poaching dalam pengolahan
makanan. Poaching adalah merebus bahan makanan dibawah titik didih dalam
menggunakan cairan yang terbatas jumlahnya. Proses poaching berlangsung sedikit
lama dan suhu dalam air berkisar 83 ◦c – 95 ◦c. Untuk melakukan poaching, perlu
memperhatikan syarat berikut ini :
1. Suhu poaching dibawah titik didih berkisar 83 ◦c – 95 ◦c.
2. Cairan yang digunakan sesuai dengan banyaknya bahan makanan.
3. Makanan harus tertutup dari cairan.
4. Peralatan untuk poaching harus bersih dan tidak luntur.
Teknik dasar pengolahan poaching, dapat dilakukan untuk mengolah berbagai
jenis makanan seperti daging, unggas, telur, ikan, buah-buahan, dan sayur.
c. Teknik Braising
Teknik braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan cairan sedikit,
kira-kira setengah dari bahan yang akan direbus dalam panci penutup dan api kecil
secara perlahan-lahan. Untuk melakukan teknik braising, perlu memperhatikan
beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
1. Teknik merebus dalam cairan yang sedikit.
2. Bahan yang diolah harus dipotong rapi dan sama besarnya.
3. Dalam pengolahan daging daging, caranya memasukan daging dalam braising
pan, lalu siram dengan kaldu secukupnya, jangan sampai terendam seluruhnya.
4. Jika menggunakan sauce pan, caranya cairkan mentega dalam sauce pan, lalu
masukkan daging dan balik hingga warnanya kecoklatan. Untuk sayuran aduk
sambil dibolak – balik.
5. Jika proses pengolahan dalam oven, braising pan ditutup rapat dan masukan
dalam oven. Apabila diolah diatas kompor ( perepian ), posisi braising pan
tertutup.
Syarat –syarat menggunakan teknik braising ,yaitu sebagai berikut :
1. Teknik ini cocok menggunakan daging bagian paha.
2. Daging disaute dengan mentega hingga warnanya kecoklatan.
3. Cairan pada proses braising dipakai untuk saus pada saat menghidangkan.
4. Selama proses braising berlangsung, boleh ditambah cairan bila telah
berkurang.
d. Teknik Stewing
Stewing ( menggulai ) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu
ditumis bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dengan api sedang.
Pada proses stewing ini, cairan yang dipakai yaitu susu, santan, dan kaldu. Cairan
dapat dikentalkan sebelum atau selama proses stewing berlangsung. Dalam
pemberian garam, sebaiknya dimasukkan pada akhir stewing, karena dalam dagin
dan sayur sudah terkandung garam. Untuk mengolah makanan dengan teknik ini,
perlu memperhatikan beberapa hal, diantaranya sebagai berikut :
1. Daging harus diblansir terlebih dahulu dalam air mendidih, agar kotorannya
hilang
2. Potongan bahan disesuaikan dengan jenis yang akan diolah.
3. Saus untuk stewing dikentalkan dengan memakai tepung maizena.
4. Pengolahan daging dengan teknik ini harus sering diaduk, sedangkan pada ikan
mengaduknya hati-hati karena ikan mudah hancur.
e. Steaming
Steaming adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih. Teknik ini
bisa dikenal dengan mengukus. Bahan makanan diletakkan pada steamer atau
pengukus, kemudian uap air panas akan mengalir le sekeliling bahan makanan yang
sedang dikukus. Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat
berikut :
1. Alat pengukus harus dipanaskan terlebih dahulu diatas air hingga mendidih dan
mengeluarkan uap.
2. Kapsitas alat pengukus harus disesuaikan dengan jumlah bahan yang dikukus.
3. Makanan harus dibungkus apabila tidak membutuhkan sentuhan uap air
langsung.
4. Air untuk mengukus harus mencukupi. Jika air kukusan habis, makanan yang
dikukus akan beraroma hangus.
5. Untuk hasil yang baik, waktu pengukusan harus tepat.
2. Teknik Pengolahan Panas Kering ( Dry Heat Cooking )
Teknik pengolahan panas kering ( dry heat cooking ) adalah mengohah makanan
tanpa bantuan cairan. Misalnya deep frying, shallow frying, roasting, baking, dan
grilling.
A. Deep frying
Deep frying adalah mengolah makanan dengan menggoreng menggunakan
minyak dalam jumlah banyak. Pada teknik ini yang digoreng betul-betul tenggelam
dalam minyak dan meperoleh hasil yang krispi atau kering.
B. Shallow Frying
Shallow frying adalah proses mengoreng yang dilakukan dengan cepat dalam
minyak goreng yang sedikit. Untuk melakukan teknik ini, perlu memperhatikan
beberapa syarat, yaitu sebagai berikut :
1. Dalam menggoreng, menggunakan minyak goreng berbentuk cairan: minyak
kelapa, minyak salad, minyak jagung, atau minyak zaitun.
2. Selama proses menggoreng, menggunakan minyak yang sedikit.
3. Saat menggoreng, pastikan minyak telah panas sesuai suhu yang
diinginkan.
4. Proses menggoreng dilakukan dengan cepat.
Terdapat 2 cara dalam pengolahan shallow frying, yaitu cara pan frying dan
sauteing. Pan frying merupakan cara menggoreng dengan minyak sedikit dan
mempergunakan frying pan. Makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain
telur mata sapi, daging, ommelet scrambled eggs, serta unggas yang lunak dan
dipotong tipis. Sauteing adalah mengolah bahan makanan dengan menggunakan
sedikit minyak sambil diaduk dan dilakakukan sacara cepat. Teknik ini sering
dilakukan pada masakan cina, dan dipakai sebagai teknik penyelesaian pada
sayuran kontinental. Pada pengolahan sayuran Indonesia disebut oseng-oseng
(tumisan). Bahan makanan yang dimasak dengan cara ini, antara lain
onion chopped (bawang bombay cincang),daging, sayuran, dan bumbu.
C. Roasting
Roasting adalah teknik mengolah bahan makanan dengan cara memanggang
bahan makanan dalam bentuk besar didalam oven. Roasting bentuk seperti oven.
Sumber panasnya berasal dari kayu bakar, arang, gas, listrik, atau micriwave oven.
Waktu meroasting sumber panas berasal dari seluruh arah oven. Selama proses
meroasting berjalan, harus disiram lemak berulaang kali untuk memelihara
kelembutan daging dan unggas tersebut.
Untuk melakukan teknik ini, perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai
berikut :
1. Pada saat pengolahan harus dibolak-balik agar matangnya merata.
2. Daging jenis lain jangan sering dibolak-balik untuk mencegah pengerutan.
3. Jika pada saat meroasting makanan menjadi kering, perlu dibasahi
permukaannya dengan lemak atau cairan lemak yang keluar dari makanan
tersebut.
4. Daging ditusuk dengan alat pengukur tingkat kematangan daging untuk
mengetahui tingkat kematangan daging.
5. Daging utuh tidak berlemak, perlu dilarding.
D. Baking
Baking adalah pengolahan bahan makanan didalam oven dengan panas dari
segala arah. Dalam teknik baking ini ada yang menggunakan loyang yang berisi air
didalam oven, yaitu bahan makanan diletakkan dalam loyang. Contoh : puding
karamel, hot puding franfrurt.
Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat yaitu sebagai
berikut :
1. Sebelum bahan dimasukkan, oven dipanaskan sesuai suhu yang dibutuhkan.
2. Makanan didalam oven harus diletakkan dengan posisi yang tepat.
3. Selama proses baking, suhu harus terus diperiksa.
4. Kualitas makanan akan bergantung pada penanganan selama proses baking.
5. Sebelum diangkat dari oven, periksa kembali makanan.
Penerapan teknik dasar baking dajpat dilakukan pada berbagai bahan makanan,
diaantaranya kentang, roti, sponge, cake, biskuit, ikan, sayuran.
E. Grilling
Grilling adalah teknik mengolah makanan diatas lempengan besi panas (gridle)
atau diatas pan dadar (teflon) yang diletakkan diatas perapian. Suhu yang
dibutuhkan untuk grill sekitar 292 ◦c. Grill juga dapat dilakukan diatas bara langsung
dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya. Dalam teknik ini, perlu diberikan
sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah mauoun pada alat yang
digunakan.
Untuk melakukan teknik ini perlu memperhatikan beberapa syarat, yaitu sebagai
berikut :
1. Memilih bagian daging yang berkualitas dan empuk. Daging direndam dengan
bumbu (dimarinade) sebelum digrill.
2. Kemudian mengolesi permukaan gridle dan bahan makanan dengan minyak
goreng untuk menghindari lengket.
3. Pergunakan jepitan untuk membalik makanan.
Penerapan teknik dasar grilling dapat dilakukan pada berbagai bahan makanan
diantaranya daging, daging cincang,ikan, dan ayam.
5. Faktor yang Mempengaruhi Pengolahan Pangan
1. Baik tidaknya kondisi bahan makanan
2. Teknik pengolahan makanan yang digunakan
3. Pengukuran atau penimbangan bahan makanan
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.goodshomedesign.com/innovative-solution-kitchen-
grand-larder-unit/
2. https://putraprabu.wordpress.com/2009/01/05/penyimpanan-
bahan-makanan-prinsip-food-hygiene/
3. http://himateta.lk.ipb.ac.id/2010/12/penyimpanan-bahan-
makanan-merupakan-satu-dari-6-prinsip-higiene-dan-sanitasi-
makanan-by-anonim-tep45/
4. https://www.academia.edu/8752050/
TEKNIK_DASAR_PENGOLAHAN
5. http://elyunizar.blogspot.com/2014/04/teknik-pengolahan-bahan-
pangan.html