Makalah Hukum Pasar Modal

46
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam pembangunan adalah bergairahnya sektor usaha. Kemajuan pada sektor usaha dengan sendirinya memerlukan dana investasi yang cukup besar dalam rangka melakukan pengembangan-pengembangan usaha. Pasar modal adalah salah satu alternatif atau sarana dalam memobilisasi dana masyarakat serta sekaligus sebagai sarana investasi bagi pemilik modal. Menurut Munir Fuady, pasar modal adalah “Suatu pasar dan dana-dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri diperdagangkan. Danadana jangka panjang yang merupakan utang biasanya berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang biasanya berbentuk saham” 1 . Sedangkan I Nyoman Tjager menyebutkan bahwa “Pasar Modal disamping sebagai sumber pembiayaan dunia usaha juga merupakan wahana investasi bagi masyarakat pemodal, sehingga melalui pasar modal potensi dan kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menjadi suatu kekuatan yang nyata bagi peningkatan 1 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum) , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996, h. 8. 1

description

sorry repost

Transcript of Makalah Hukum Pasar Modal

Page 1: Makalah Hukum Pasar Modal

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu indikator keberhasilan suatu negara dalam pembangunan adalah

bergairahnya sektor usaha. Kemajuan pada sektor usaha dengan sendirinya

memerlukan dana investasi yang cukup besar dalam rangka melakukan

pengembangan-pengembangan usaha. Pasar modal adalah salah satu alternatif

atau sarana dalam memobilisasi dana masyarakat serta sekaligus sebagai sarana

investasi bagi pemilik modal. Menurut Munir Fuady, pasar modal adalah “Suatu

pasar dan dana-dana jangka panjang baik utang maupun modal sendiri

diperdagangkan. Danadana jangka panjang yang merupakan utang biasanya

berbentuk obligasi, sedangkan dana jangka panjang biasanya berbentuk saham”1.

Sedangkan I Nyoman Tjager menyebutkan bahwa “Pasar Modal

disamping sebagai sumber pembiayaan dunia usaha juga merupakan wahana

investasi bagi masyarakat pemodal, sehingga melalui pasar modal potensi dan

kreasi masyarakat dapat dikerahkan dan dikembangkan menjadi suatu kekuatan

yang nyata bagi peningkatan kemakmuran rakyat untuk mewujudkan masyarakat

indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945”2.

Pasar modal adalah industri yang sangat dinamis, atraktif, selalu berubah

dan mempunyai interdepedensi yang sedemikian tinggi dengan sektor jasa

keuangan lainnya di tingkat domestik, regional maupun global. Karakteristik

tersebut membawa konsekuensi terhadap perlunya regulator yang independen

serta siap menghadapi dinamika dari perubahan tersebut3. Garis-garis Besar

1 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,

1996, h. 8.

2I Nyoman Tjegger, Pokok-pokok Materi Undang-undang Pasar Modal, Universitas Udayana,

Bali, h. 97

3 Republik Indonesia, Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009, Bapepam, Jakarta,

2005, h. 5.

1

Page 2: Makalah Hukum Pasar Modal

Haluan Negara (GBHN) tahun 1999-2004 menyebutkan bahwa untuk

menciptakan industri pasar modal yang efektif dan efisien perlu dibentuk suatu

lembaga independen yang mengawasi kegiatan di bidang pasar modal. Selain itu,

berdasarkan Pasal 34 ayat (1) Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999

sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank

Indonesia, disebutkan bahwa pengawasan industri pasar modal dilakukan oleh

lembaga pengawas sektor jasa keuangan.

Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAPEPAM yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur,

wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

Kemudian dalam Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 606/KMK.01./2005

tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, organisasi unit eselon I Badan Pengawas

Pasar Modal (Bapepam) dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

(DJLK) digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Penggabungan

kedua badan/lembaga tersebut dimaksudkan agar lebih efektif dan efisien dalam

menjalankan regulasi sektor keuangan, disamping dalam kerangka mengikuti

perkembangan dunia pasar modal yang semakin cepat dan atraktif.

Dari uraian tersebut, maka menarik untuk dikaji mengenai kedudukan dan

wewenang Bapepam-LK sebagai badan otoritas di bidang pasar modal dan

lembaga keuangan.

B. Rumusan Masalah

2

Page 3: Makalah Hukum Pasar Modal

Untuk identifikasi masalah dalam membahas mengenai kedudukan dan

wewenang Bapepam-LK sebagai badan otoritas di bidang pasar modal dan

lembaga keuangan, pembahasan difokuskan pada dua hal :

1. Kedudukan Bapepam-LK dan Pihak-Pihak yang Terkait dalam

Penanaman Modal

Bagaimana kedudukan Bapepam-LK dan pihak-pihak yang terkait

sebagai badan otoritas di bidang pasar modal dan lembaga keuangan ? Apa

saja organ yang dimiliki dalam menunjang aktivitasnya ?

2. Wewenang Bapepam-LK dan Pihak-Pihak yang terkait dalam

Penanaman Modal

Apa saja wewenang Bapepam-LK sebagai badan otoritas di bidang

pasar modal, lembaga keuangan dan pihak-pihak yang terkait dalam

penanaman modal ?

BAB II

3

Page 4: Makalah Hukum Pasar Modal

PEMBAHASAN

A. Kedudukan Bapepam-LK

Ketika pasar modal diaktifkan kembali oleh pemerintah Indonesia pada

tahun 1976, dibentuklah Bapepam yang pada saat itu kepanjangannya adalah

Badan Pelaksana Pasar Modal. Menurut Keppres No.52 tahun 1976, Bapepam

bertugas mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan

menjual saham-sahamnya melalui pasar modal, apakah telah memenuhi

persyaratan yang ditentukan dan apakah perusahaan dalam keadaan sehat serta

baik. Selain itu juga menyelenggarakan Bursa Pasar Modal yang efektif dan

efisien, serta secara terus-menurus mengikuti perkembangan perusahaan-

perusahaan yang menjual sahamsahamnya melalui pasar modal. Bapepam

dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh Presiden dan dalam

melaksanakan tugasnya ia bertanggung-jawab kepada Menteri Keuangan.

Selain bertindak sebagai penyelenggara, pada saat itu Bapepam sekaligus

merupakan pembina dan pengawas. Namun setelah dikeluarkannya Keppres 53

tentang Pasar Modal dan SK Menkeu No. 1548 tahun 1990, dualisme fungsi

Bapepam tersebut dihapus dengan harapan Bapepam dapat lebih memfokuskan

diri pada pengawasan dan pembinaan pasar modal. Sementara penyelenggara

pasar bursa diserahkan pada pihak swasta.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 606/KMK.01./2005

tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas

Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, organisasi unit eselon I Badan Pengawas

Pasar Modal (Bapepam) dan unit eselon I Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan

(DJLK) digabungkan menjadi satu organisasi unit eselon I, yaitu menjadi Badan

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK). Penggabungan

ini sebagai respon atas semakin terintegrasinya industri jasa keuangan.

Bapepam-LK berkedudukan sebagai badan otoritas di bidang pasar modal

dan lembaga keuangan, berada di bawah Menteri Keuangan dengan tugas

membina, mengatur, dan mengawasi kegiatan pasar modal serta merumuskan dan

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan,

4

Page 5: Makalah Hukum Pasar Modal

sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam menjalankan tugasnya, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan memiliki beberapa organ pelaksana. Struktur organisasi Bapepam-LK

terdiri dari :

1. Ketua Bapepam dan LK

2. Sekretaris Bapepam dan LK

3. Biro Perundang-Undangan dan Bantuan Hukum

4. Biro Riset dan Teknologi Informasi

5. Biro Pemeriksaan dan Penyidikan

6. Biro Pengelolaan Investasi

7. Biro Transaksi dan Lembaga Efek

8. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa

9. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan

10. Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan

11. Biro Perbankan, Pembiayaan, dan Penjaminan

12. Biro Perasuransian

13. Biro Dana Pensiun

B. Wewenang Bapepam-LK

Kecenderungan diterapkannya sistem pengawasan industri jasa keuangan

secara terpadu di banyak negara memicu regulator di Indonesia menyesuaikan diri

dengan perubahan tersebut. Jika sebelumnya pengawasan pasar modal dilakukan

oleh institusi khusus pengawas pasar modal, maka saat ini pengawasan dilakukan

oleh suatu institusi pengawas terpadu yang mengawasi seluruh kegiatan sektor

keuangan.

Institusi pengawasan terpadu ini dibentuk dengan maksud untuk

menciptakan lembaga pengawas yang terintegrasi bagi pasar modal, perbankan,

dana pensiun, asuransi serta lembaga keuangan lainnya. Hal ini ditujukan dalam

rangka mengurangi tingkat risiko di sektor keuangan dan mengantisipasi

berkembangnya universal product, meningkatkan kepercayaan pasar,

5

Page 6: Makalah Hukum Pasar Modal

perlindungan konsumen, transparansi, standar praktik bisnis keuangan, dan

mengurangi kejahatan di bidang keuangan4.

Bapepam-LK memiliki wewenang untuk membina, mengatur, dan

mengawasi kegiatan pasar modal serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan

dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan. Dalam melaksanakan

wewenang tersebut Bapepam-LK menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :5

1. Penyusunan peraturan di bidang pasar modal;

2. Penegakan peraturan di bidang pasar modal;

3. Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin

usaha, persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang

bergerak di pasar modal;

4. Penetapan prinsip-prinsip keterbukaan perusahaan bagi Emiten dan

Perusahaan Publik;

5. Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan

sanksi oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian;

6. Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;

7. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;

8. Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai dengan

ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

9. Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang

lembaga keuangan;

10. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga

keuangan;

11. Pelaksanaan tata usaha Badan.

Berdasarkan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal,

pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari pasar modal dilakukan oleh

4Fuad Rahmany, Makalah Seminar Pasar Modal Cides, Cides, Jakarta, 07 April 2008, h. 4.

5 Nindyo Pramono, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 1997, h. 52.

6

Page 7: Makalah Hukum Pasar Modal

Bapepam yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur,

wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Dalam

melaksanakan fungsi tersebut, Bapepam mempunyai kewenangan untuk

memberikan izin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal,

memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan

pelaksanaan dari perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan

penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-

undangan di bidang Pasar Modal.

Dalam pasal 5 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 disebutkan bahwa

Bapepam berwenang untuk :

a. memberi :

1) izin usaha kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian, Reksa Dana, Perusahaan, Efek, Penasihat

investasi, dan Biro Administrasi Efek;

2) izin orang perseorangan bagi Wakil Penjamin Emisi Efek, Wakil Perantara

Pedagang Efek, dan Wakil Manajer Investasi; dan

3) persetujuan bagi Bank Kustodian;

b. mewajibkan pendaftaran Profesi Penunjang Pasar Modal dan Wali Amanat;

c. menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk

sementara waktu komisaris dan atau direktur serta menunjuk manajemen

sementara Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta Lembaga

Penyimpanan dan Penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan atau

direktur yang baru.

d. menetapkan persyaratan dan tata cara Pernyataan Pendaftaran serta

menyatakan, menunda, atau membatalkan efektifnya Pernyataan Pendaftaran;

e. mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap Pihak dalam hal

terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-undang

ini dan / atau peraturan pelaksanaannya.

f. mewajibkan setiap Pihak untuk :

1) menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan

kegiatan di Pasar Modal; atau

7

Page 8: Makalah Hukum Pasar Modal

2) mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang

timbul dari iklan atau promosi dimaksud;

g. melakukan pemeriksaan terhadap :

1) setiap Emiten atau Perusahaan Publik yang telah atau diwajibkan

menyampaikan Pernyataan Pendaftaran kepada Bapepam; atau

2) Pihak yang dipersyaratkan memiliki ijin usaha, izin orang perseorangan,

persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan Undang-undang ini.

h. menunjuk Pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka

pelaksanaan wewenang Bapepam sebagaimana dimaksud dalam huruf g;

i. mengumumkan hasil pemeriksaan;

j. membekukan atau membatalkan pencatatan suatu Efek pada Bursa Efek atau

menghentikan Transaksi Bursa atas Efek tertentu untuk jangka waktu tertentu

guna melindungi kepentingan pemodal;

k. menghentikan kegiatan perdagangan Bursa Efek untuk jangka waktu tertentu

dalam hal keadaan darurat;

l. memeriksa keberatan yang diajukan oleh Pihak yang dikenakan sanksi oleh

Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan atau Lembaga Penyimpanan dan

Penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan

pengenaan sanksi dimaksud;

m. menetapkan biaya perizinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan, dan

penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan Pasar Modal;

n. melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat

sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan dibidang Pasar Modal;

o. memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas Undang-undang

ini atau peraturan pelaksanaannya;

p. menetapkan instrumen lain sebagai Efek selain yang telah ditentukan dalam

Pasal angka 5; dan

q. melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan pada Undang-undang

Pasar Modal.

Selain diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar

Modal, wewenang dan fungsi Bapepam-LK juga diatur pada :

8

Page 9: Makalah Hukum Pasar Modal

1. Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 1995 tentang

penyelenggaraan kegiatan di bidang pasar modal.

2. Peraturan Pemerintah nomor 46 tahun 1995 tentang tata cara

pemeriksaan di bidang pasar modal.

3. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 503/KMK.01/1997

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal.

4. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 606/KMK.01./2005

tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan.

Dengan terintegrasikannya Bapepam dan Lembaga Keuangan dalam satu

institusi, maka diharapkan Bapepam-LK dapat melaksanakan wewenang dan

fungsinya dengan lebih efektif dan efisien, sehingga dapat menjadi otoritas di

bidang pasar modal dan lembaga keuangan yang independen dan profesional,

serta mampu mewujudkan industri pasar modal dan lembaga keuangan non bank

sebagai penggerak perekonomian nasional yang tangguh dan berdaya saing

global.

  Ketentuan tindak kejahatan manipulasi pasar diatur di dalam pasal 91 s.d.

pasal 93 UU Pasar Modal. Manipulasi pasar merupakan tindak pidana yang

pengaturannya hanya berlaku bagi kegiatan di bursa efek saja, khususnya terkait

perdagangan efek/saham terdaftar di bursa efek. Publikasi yang selalu dilakukan

atas harga efek dan keadaan pasar dimaksudkan agar masyarakat mendapatkan

gambaran yang real dan objektif tentang pasar, bukan merupakan sesuatu yang

direkayasa. Manipulasi pasar dapat berbentuk manipulasi terhadap perdagangan

efek dan manipulasi terhadap harga efek. Tindakan manipulasi pasar dan

manipulasi harga merupakan tindakan yang dilakukan dengan perantaraan

anggota bursa, baik secara sendiri maupun secara bersama-sama, yang dapat

memberikan gambaran bahwa transaksi efek atau harga efek yang terjadi adalah

sesuai dengan kekuatan pasar.

Gambaran semu dan menyesatkan dalam transaksi dapat dilakukan oleh

anggota bursa dengan cara melakukan transaksi efek tanpa mengakibatkan

perubahan kepemilikan atas efek tersebut (wash sales), atau melakukan

penawaran (jual-beli efek) pada harga tertentu yang sudah disepakati sebelumnya.

9

Page 10: Makalah Hukum Pasar Modal

Transaksi semu ini dapat dilakukan dengan atau tanpa barang sama sekali.

Dengan demikian dalam kasus ini, penjual tidak menyerahkan saham kepada

pembeli, dan pembelinya pun tidak menerima saham yang dijual. Transaksi ini

dimaksudkan untuk menciptakan “a misleading appearance of active trading

(penampilan menyesatkan perdagangan aktif)”.

Tindakan manipulasi pasar sudah semestinya dilarang, karena yang

diinginkan oleh masyarakat adalah gambaran real tentang pasar, yang dapat

menjadi pertimbangan bagi masyarakat bersangkutan dalam berinvestasi. Dengan

kata lain, investor ingin agar apa yang terjadi di pasar memang merupakan

cerminan dari kekuatan penawaran dan permintaan, bukan sesuatu yang dibuat-

buat, seolah-olah cerminan kekuatan pasar tersebut adalah gambaran yang nyata

dan benar tentang pasar.

Salah satu kewenangan yang diberikan kepada Bapepam oleh UU Pasar

Modal adalah mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak

dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap Undang-

undang Pasar Modal dan atau peraturan pelaksanaannya. Wewenang Bapepam

untuk melakukan pemeriksaan dan penyidikan dijabarkan lebih lanjut di dalam

pasal 100 dan pasal 101 UU Pasar Modal. Bahkan, berdasarkan pasal 102 UU

Pasar Modal, Bapepam diberikan kewenangan untuk menjatuhkan sanksi

administratif kepada pihak yang melanggar UU Pasar Modal dan peraturan

pelaksanaannya. Dari kewenangan yang dimiliki oleh Bapepam, dapatlah kita

katakan bahwa Bapepam adalah polisi khusus bagi pasar modal. Kendatipun

demikian, dapatkah wewenang ini dijalankan secara maksimal oleh Bapepam?

Kewenangan yang dimiliki oleh Bapepam, cukup untuk menjadikannya

sebagai lembaga yang efektif untuk memberantas kejahatan-kejahatan yang terjadi

di pasar modal. Terhadap beberapa kasus, Bapepam berhasil membuktikan

pelanggaran pihak-pihak tertentu terhadap UU Pasar Modal dan peraturan-

peraturan pelaksanaannya serta menjatuhkan sanksi administratif bagi pihak-pihak

tersebut.

10

Page 11: Makalah Hukum Pasar Modal

C. Wewenang dan Kewajiban Pihak-Pihak yang terkait dengan Pasar Modal

Kegiatan profesi penunjang pasar modal dilakukan oleh (lihat Pasal 56 PP No.45 Tahun 1995) :

1. Akuntan;

2. Konsultan hukum

3. Pemilik;

4. Notaris.

Namun tidak semua pihak yang berfungsi sebagaimana profesi tersebut di

atas dapat menjadi profesi penunjang pasar modal. Agar supaya dapat menjadi

Konsultan pasar modal, maka pihak-pihak yang menyandang profesi Konsultan

hukum haruslah mendaftarkan diri di Bapepam. Hal tersebut sebagaimana diatur

dalam ketentuan Pasal 64 ayat 2 Undang-undang No. 8 Tahun 1995 Jo. Pasal 56

PP No.: 45 Tahun 1995. Dalam rangka melaksanakan tugasnya di dalam kegiatan

pasar modal, maka setiap Konsultan hukum pasar modal wajib melakukan hal-hal

sebagai berikut:

1. Adanya kewajiban untuk mentaati kode etik dan standar profesi yang

ditetapkan oleh asosiasi profesi masing-masing, sebagaimana ditentukan di

dalam Pasal 66 UU No. 8 Tahun 1995. Kode etik dan standar profesi ini

dimaksudkan sebagai suatu standar pemenuhan kualitas minimal jasa yang

diberikan kepada kliennya, dan merupakan suatu kewajiban bagi setiap Profesi

Penunjang Pasar Modal untuk mentaatinya. Berkenaan dengan hal tersebut,

konsultan hukum terwadahi dalam asosiasi profesinya yang disebut HKPM.

Pada umumnya standar profesi penunjang pasar modal memiliki tiga unsur

utama yaitu :

a. Adanya integritas, yaitu yang bersangkutan menjalankan usahanya

dengan integritas yang tinggi;

b. Adanya keharusan bersikap hati-hati dan teliti, serta memiliki

tanggung jawab penuh sesuai dengan keahliannya (duty skill of care);

11

Page 12: Makalah Hukum Pasar Modal

c. Memegang prinsip know your costumer atau mengetahui latar

belakang klien atau nasabahnya yang berinvestasi. Dengan demikian

kode etik standart profesi dari konsultan hukum, dan setiap Profesi

Penunjang Pasar Modal, harus dijaga seketat mungkin di dalam kegiatan

pasar modal. Hal tersebut dimaksudkan agar supaya tidak pernah terjadi

kompromi atau kolusi antara konsultan hukum pasar modal dengan

emiten, yang sebenarnya menjadi sumber pendapatan dari konsultan

hukum pasar modal tersebut dan diharapkan jangan terjadi adanya

laporan dari konsultan hukum pasar modal tersebut yang sepertinya

direkayasa untuk memenuhi selera emiten, misalnya adanya pendapat

hukum (legal opinion) yang tidak berdasarkan pada data atau fakta yang

telah diungkapkan dalam pemeriksaan hukum (legal audit).

2. Adanya kewajiban untuk memberikan pendapat dan penilaian yang

independen, sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 67 UU No. 8 Tahun 1995.

Hal tersebut dimaksdukan agar supaya pendapat dan penilaian yang diberikan

oleh Konsultan hukum Pasar Modal dilakukan secara profesional dan bebas

dari pengaruh pihak yang memberikan tugas, sehingga pendapat atau penilaian

yang diberian obyketif dan wajar, serta harus menghindari benturan

kepentingan (conflick of inferest), yang mempengaruhi kebebasan dan

independen. Hal tersebut berakibat adanya larangan bagi konsultan hukum

pasar modal, antara lain memberikan jasa-jasa bagi emiten yang terafiliasi,

membuat perjanjian bagi kepentingan dalam efek atau bagian dari laba emiten.

Adapun yang dimaksudkan dengan pihak terafiliasi adalah : (Pasal 1 angka 1

UU No. 8 Tahun 1995).

a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keterunan sampai derajat

kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

b. hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari

pihak tersebut;

c. hubungan antara 2 (dua ) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih

anggota direksi atau dewan komisaris yang sama;

12

Page 13: Makalah Hukum Pasar Modal

d. hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak

langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut;

e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung

maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama;

f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.

Dengan demikian dituntut adanya kejujuran dari setiap konsultan hukum

pasar modal untuk betul-betul berpraktek secara indenpenden, dan diharapkan

tidak menjadi kepanjangan tangan dari emiten. Hal tersebut dimungkinkan karena

adanya tendensi untuk membuat suatu jasa pelayanan profesional dalam bisnis

pasar modal, yang keberadaan dalam satu atap, dimana melibatkan emiten sebagai

pemilik modalnya. Untuk itu setiap konsultan hukum pasar modal dalam rangka

penjalankan tugasnya dituntut untuk mengkaji dan mempelajari semua dokumen

dari cara emiten, bukan sekedar percaya kepada keterangan/informasi yang

diberikan oleh direksi dan/atau komisaris, yang biasanya hanya berupa fotocopy

dokumen.

3. Adanya kewajiban dalam melakukan due diligence. Due diligence

merupakan kewajiban mutlak bagi piohak yang berkepentingan, dalam hal ini

Konsultan hukum pasar modal, untuk memverifikasikan keakuratan dari

prinsip keterbukaan yang berhubungan dengan sekuritas perusahaan dan

merupakan standar untuk penyelidikan dan penelitian yang merupakan bagian

dari proses go public. Dengan demikian due diligence dapat dimaknakan

sebagai suatu penelitian yang mendalam, yang dilakukan oleh Konsultan

hukum  pasar modal dalam proses penawaran umum oleh Emiten. Tujuan

utama adanya kewajiban due diligence ini adalah:

a. untuk memastikan bahwa perusahaan itu telah lulus dan telah

memenuhi persyaratan untuk dapat menawarkan efeknya;

b. merupakan persiapan untuk melakukan pembelaan diri bagi setiap

setiap profesi penunjang pasar modal apabila terjadi tuntutan atau

13

Page 14: Makalah Hukum Pasar Modal

gugatan dari pihak-pihak yang dirugikan dalam rangka penawaran umum

efek tersebut.

Hal ini sejalan dengan ketentuan di dalam penjelasan Pasal 80 UU No. 8 Tahun

1995, yang menentukan diantaranya sebagai berikut:

“profesi penunjang pasar modal tidak dapat dituntut ganti rugi atas kerugian yang

diderita oleh pemodal apabila … telah melakukan langkah-langkah konkrit yang

diperlukan untuk memastikan kebenaran dari pernyataan atau keterangan yang

diungkapkan dalam Pernyataan Pendaftaran”.

Selanjutnya dalam rangka pelaksaan due diligence tersebut, hal-hal pokok

yang menjadi perhatian Konsultan hukum pasar modal dapat diperinci sebagai

berikut :

a. Konsultan hukum wajib untuk meneliti keabsahan dokumen-dokumen

penting perusahaan, seperti izii-izin dari lembaga pemerintah, sertifikat

tanah dan bangunan, lisensi-lisensi serta lingkungan hidup;

b. Konsultan hukum wajib untuk meneliti keabsahan Akta Pendirian

berserta perubahan-perubahannya, untuk memastikan tidak ada

perubahan yang menyebabkan kerugian bagi perusahaan, seperti

pengendalian perusahaan, tata cara pemilikan organ perseroan;

c. Konsultan hukum wajib untuk meneliti Anggaran Dasar perusahaan

berserta perubahan-perubahan, untuk memastikan tidak ada ketentuan

dalam pasal-pasalnya yang akan membawa akibat yang kurang baik

bagui proses penawaran umum efek perusahaan;

d. Konsultan hukum wajib untuk meneliti catatan-catatan/risalah rapat

(RUPS/direksi, untuk dapat mengetahui keputusan rapat dan segala hal

yang terjadi sewaktu rapat tersebut berlangsung;

14

Page 15: Makalah Hukum Pasar Modal

e. Konsultan hukum wajib untuk meneliti Perjanjian hutang untuk

memastikan adanya tidak adanya perjanjian yang berakibat tidak baik

terhadap hukum dimasa yang akan datang;

f. Konsultan hukum wajib untuk meneliti Kontrak-kontrak dengan

pemasok, untuk menjamin tidak ada kontrak-kontrak yang

disembunyikan yang akan berakibat merugikan perusahaan dimasa yang

akan datang;

g. Konsultan hukum wajib untuk meneliti Proses hukum yang sedang

berjalan dan mungkin akan terjadi, yang dapat mengancam kelancaran

bisnis perusahaan.

D. Peranan Konsultan Hukum Pasar Modal

Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan hukum pasar modal mempunyai

peranan sebagai berikut:

1. Membantu membereskan segala aspek hukum suatu perusahaan yang akan

go publik, dengan jalan memberikan nasehat dan pendapat yang diperlukan

oleh emiten, juga pendapatnya tentang emiten sendiri yang dimuat dalam

prospektus yang diterbitkan dalam rangka emisi. Hal tersebut diwujudkan

dengan pembuatan legal audit (pemeriksaan hukum) dan legal opinion

(pendapat hukum). Legal audit dipakai oleh seorang Konsultan hukum pasar

modal sebgai landasan untuk membuat legal opinion. Serta legal opinion ini

wajib dimuat dalam prospektus yang dibuat oleh Emiten. Sebagaimana

ditentukan dalam Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-51/PM/1996, bahwa

pendapat dari Konsultan hukum pasar modal antara lain meliputi:

a. keabsahan akta pendirian serta Anggaran Dasar dan perubahan-

perubahannya;

b. keabsahan perjanjian-perjanjian dalam rangka Penawaran Umum dan

perjanjian penting lainnya;

15

Page 16: Makalah Hukum Pasar Modal

c. apakah semua izin dan persetujuan yang diperlukan dalam pelaksanaan

kegiatan usaha yang direncanakan Emiten telah diperoleh;

d. status pemilikan aktiva yang materiil dari Emiten;

e. sengketa (litigasi) yang penting dan relevan, tuntutan perdata atau

pidana serta tindakan hukum lainnya menyangkut Emiten, komisaris atau

direktur;

f. apakah modal Emiten dan perubahan-perubahan yang direncanakan,

diajukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

telah memperoleh semua persetujuan yang diperlukan;

g. hal-hal yang materiil lainnya sehubungan dengan status hukum dari

Emiten dan penawaran Efek yang akan dilaksanakan.

Di samping itu berkenaan dengan pendapat hukum, ada beberapa aspek

yang menonjol dalam pendapat hukum, yaitu :

a. Pendapat hukum merupakan dasar penilaian perjanjian;

b. Pendapat hukum haruslah yang dapat diterima oleh perjanjian;

c. Pendapat hukum haruslah dibuat oleh konsultan yang ditunjuk oleh

Emiten dan berkulaitas sebagai konsultan hukum yang independen.

2. Membenahi suatu perusahaan yang akan go publik, misalnya dengan

melakukan restrukturisasi dalam berbagai hal;

3. Ikut mendampingi dan memberikan advis hukum kepada kliennya, yang

diduga telah melakukan pelanggaran hukum pasar modal;

4. Ikut membantu profesi lain yang terlibat dalam kegiatan pasar modal untuk

menangani masalah-masalah hukum, seperti membantu notaris, akuntan,

underwriter dalam pembuatan kontrak-kontrak;

16

Page 17: Makalah Hukum Pasar Modal

5. Merupakan mitra pemerintah, dalam hal ini Bapepam untuk memecahkan

berbagai peraturan hukum pasar modal.

E. Tanggung Gugat Konsultan Hukum Pasar Modal

Pada prinsipnya tanggung gugat Konsultan hukum pasar modal hanya

terbatas pada pendapat atau keterangan yang diberikannya dalam rangka

pernyataan pendaftaran baik dalam bentuk legal audit maupun legal opinion, oleh

karena itu investor hanya dapat menuntut ganti rugi atas kerugian yang timbul

akibat dari pendapat atau penilaian yang diberikan oleh Konsultan hukum pasar

modal tersebut (lihat Pasal 80 ayat (2) UUPM beserta penjelasannya). Bahkan

lebih lanjut ditentukan dai dalam Pasal 80 ayat 3 UU No. 8 Tahun 1995, bahwa

Konsultan  hukum pasar modal tidak bertanggung gugat atas kerugian yang

diderita oleh investor apabila Konsultan hukum pasar modal. Tersebut telah

melakukan penilaian atau memberikan pendapatnya secara profesional. Adapun

penilaian atau pendapat tersebut dianggap telah diberikan secara profesional

apabila telah memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Pekerjaannya telah dilakukan sesuai dengan norma pemeriksaan;

b. Sesuai pula dengan prinsip-prinsip dan kode etik profesinya;

c. Pendapatnya atau penilaiannya itu telah diberikan secara independen;

d. Telah pula melakukan langkah-langkah kongkrit yang diperlukan untuk

memastikan kebenaran dari pernyataan atau keterangan yang diungkapkan

dalam suatu Pernyataan Pendaftaran, dalam hal ini sering disebut kewajiban

due diligence (pemeriksaan yang mendalam).

Kriteria tersebut ditentukan secara tegas di dalam penjelasan Pasal 80 ayat

3 yang bunyi lengkapnya adalah sebagai berikut: “Penjamin Pelaksana Emisi Efek

atau Profesi Penunjang Pasar Modal tidak dapat dituntut ganti rugi atas kerugian

yang dideriat oleh pemodal apabila penjamin pelaksana emisi efek atau profesi

penunjang pasar modal tersebut telah melakukan penilaian atau memberikan

pendapatnya secara profesional, dalam arti pekerjaannya telah dilaksanakan

sesuai dengan norma pemeriksaan, prinsip-prinsip dan kode etik masing-masing

17

Page 18: Makalah Hukum Pasar Modal

profesi, dan pendapatnya atau penilaiannya itu telah diberikan secara

independen. Selain itu, penjamin pelaksana emisi efek atau profesi penunjang

pasar modal telah melakukan langkah-langkah kongkrit yang diperlukan untuk

memastikan kebenaran dari pernyataan atau keterangan yang diungkapkan

dalam Pernyataan Pendaftaran”

Berkenaan dengan adanya tuntutan ganti rugi di atas maka perlu

diperhatikan adanya ketentuan di dalam Pasal 80 ayat 4 UU No. 8 Tahun 1995

yang menyebutkan bahwa tuntutan ganti rugi itu hanya diajukan dalam jangka

waktu 5 (lima) tahun sejak pernyataan pendaftaran efektif.

G. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan sebuah lembaga baru yang

dirancang untuk melakukan pengawasan secara ketat lemabag keuangan seperti

perbankan, pasar modal, reksadana, perusahaan pembiayaan, dana pensiun dan

asuransi. Adapun tujuan utama pendirian OJK adalah: Pertama, meningkatkan dan

memelihara kepercayaan publik di bidang jasa keuangan. Kedua, menegakkan

peraturan perundang-undangan di bidang jasa keuangan. Ketiga, meningkatkan

pemahaman publik mengenai bidang jasa keuangan. Keempat, melindungi

kepentingan konsumen jasa keuangan. Adapun sasaran akhirnya adalah agar krisis

keuangan seperti yang terjadi pada tahun 1997-1998 yang lalu tidak terulang

kembali.

Sebagaimana diketahui bahwa krisis yang melanda di tahun 1998 telah

membuat sistem keuangan Indonesia porak poranda. Sejak itu maka lahirlah

kesepakatan membentuk OJK yang menurut undang-undang tersebut harus

terbentuk pada tahun 2002. Meskipun OJK dibidani berdasarkan kesepakatan dan

diamanatkan oleh UU, nyatanya sampai dengan 2002 draf pembentukan OJK

belum ada, sampai akhirnya UU No 23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) tersebut

direvisi, menjadi UU No 24 2004 yang menyatakan tugas BI adalah mencapai dan

memelihara kestabilan nilai rupiah.

Setelah lebih dari tiga tahun akhirnya sidang paripurna DPR pada tanggal

19 Desember 2003 menyelesaikan amandemen Undang-Undang Bank Indonesia.

Usulan amendemen ini semula diajukan semasa pemerintahan Presiden Gus Dur.

18

Page 19: Makalah Hukum Pasar Modal

Undang-undang hasil amendemen ini disebut oleh Menteri Keuangan Boediono

sebagai undang-undang bank sentral modern. Salah satu masalah krusial yang

memperlambat proses amendemen ini adalah menentukan siapa yang berwenang

mengawasi industri perbankan. Terjadi tarik ulur yang alot antara Bank Indonesia

dan pemerintah yang dalam kaitan ini diwakili oleh Departemen Keuangan.

Kompromi yang dicapai akhirnya menetapkan bahwa OJK akan dibentuk paling

lambat tahun 2010. Sebelum diamandemen bunyi ketentuannya adalah Lembaga

Pengawas Jasa Keuangan/LPJK (yang kemudian menjadi OJK) paling lambat

sudah harus dibentuk pada akhir Desember 2002.

Secara historis, ide pembentukan OJK sebenarnya adalah hasil kompromi

untuk menghindari jalan buntu pembahasan undang-undang tentang Bank

Indonesia oleh DPR. Pada awal pemerintahan Presiden Habibie, pemerintah

mengajukan RUU tentang Bank Indonesia yang memberikan independensi kepada

bank sentral. RUU ini disamping memberikan independensi tetapi juga

mengeluarkan fungsi pengawasan perbankan dari Bank Indonesia. Ide pemisahan

fungsi pengawasan dari bank sentral ini datang dari Helmut Schlesinger, mantan

Gubernur Bundesbank (bank sentral Jerman) yang pada waktu penyusunan RUU

(kemudian menjadi Undang-Undang No. 23 Tahun 1999) bertindak sebagai

konsultan. Mengambil pola bank sentral Jerman yang tidak mengawasi bank.

Sejauh ini, perumusan pembentukan OJK dilakukan berdasarkan hasil

kajian mengenai Bank Indonesia, Bapepam, lembaga keuangan yang dibina oleh

Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan dan lembaga Otoritas Jasa Keuangan di

negara lain. Pokok-pokok pikiran dalam perumusan pembentukan OJK

menyangkut (1.) status dan kedudukan, (2.) objek pengawasan, (3.) fungsi, (4.)

governance, (5.) pendanaan, (6.) koordinasi, dan (7.) responsibilitas dan

akuntabilitas OJK.

RUU tentang Otoritas Jasa Keuangan didusun dengan pertimbangan antara

lain:

1. Untuk mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara

berkelanjutan dan stabil, diperlukan industri jasa keuangan yang sehat,

teratur, dan mempunyai daya saing yang tinggi.

19

Page 20: Makalah Hukum Pasar Modal

2. Untuk itu diperlukan otoritas jasa keuangan yang bertugas melaksanakan

pengawasan yang dapat mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan tugas

pengawasan tersebut.

3. Sebagai pelaksanaan Pasal 34 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank

Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 6

Tahun 2009.

Pasal 34 UU tentang Bank Indonesia memuat pokok pikiran sebagai

berikut:

1. Pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan dengan Undang-

undang. Buletin Hukum Perbankan dan Kebanksentralan • Volume 8, Nomor

3, September 2010

2. Lembaga tersebut harus bersifat independen dalam menjalankan tugasnya dan

kedudukannya berada di luar pemerintah dan berkewajiban menyampaikan

laporan kepada BPK dan DPR.

3. Dalam melaksanakan tugasnya lembaga tersebut (supervisory body)

melakukan koordinasi dan kerjasama dengan Bank Indonesia.

4. Koordinasi dan kerjasama tersebut diatur dalam Undang-undang

pembentukan lembaga pengawasan dimaksud.

5. Lembaga pengawasan tersebut dapat mengeluarkan ketentuan yang berkaitan

dengan pelaksanaan tugas pengawasan bank dengan koordinasi dengan Bank

Indonesia dan meminta penjelasan dari Bank Indonesia, serta keterangan dan

data makro yang diperlukan.

6. Pengalihan fungsi pengawasan dari Bank Indonesia kepada lembaga

pengawas sektor jasa keuangan dilakukan secara bertahap setelah dipenuhi

syarat-syarat yang ditentukan dalam Undang-undang.

7. Pembentukan lembaga pengawasan sektor jasa keuangan akan dilaksanakan

selambat-lambatnya tanggal 31 Desember 2010.

8. Sepanjang lembaga pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat

(1) belum dibentuk, menurut Pasal 35 UU tentang Bank Indonesia maka

tugas pengaturan dan pengawasan bank dilaksanakan oleh Bank Indonesia.

20

Page 21: Makalah Hukum Pasar Modal

1. Status dan kedudukan

OJK merupakan lembaga independen yang tidak berafiliasi pada

departemen tertentu. OJK berkedudukan di luar pemerintah - dalam arti kabinet -

tetapi merupakan bagian dari eksekutif. Sejalan dengan hal ini, OJK bertanggung

jawab kepada Presiden.

Independensi OJK tidak diwujudkan dalam bentuk keterpisahan

organisatoris dari pemerintah. Independensi lembaga ini akan ditentukan oleh

struktur governance dan intergritas para penyelenggaranya yang mampu

mencegah setiap upaya campur tangan dari pihak manapun dalam kegiatan

pengaturan, pembinaan dan pengawasan lembaga keuangan dan lembaga lain

yang mengelola dana masyarakat. Untuk itu, struktur governance dan syarat-

syarat pokok penyelenggara OJK harus diatur dengan jelas pada tingkat undang-

undang.

OJK merupakan lembaga yang memiliki hak, kewajiban, tugas dan

wewenang, termasuk wewenang untuk berhubungan dan melakukan perjanjian

atau perikatan hukum dengan orang atau badan hukum lain. Segala akibat dari

pelaksanaan hak, kewajiban, tugas dan wewenang sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan tidak dapat dibebankan pada pejabat atau karyawan OJK.

Walaupun berdiri secara independen, OJK tetap perlu berhubungan kerja

dengan departemen, lembaga pemerintah nondepartemen atau lembaga Negara

yang lain. Walaupun pembagaian fungsi pembinaan moneter, fiskal, serta pasar

dan lembaga keuangan diantara Bank Indonesia, pemerintah dan OJK nantinya

akan lengkap diatur dalam perundang-undangan, dalam praktik akan tetap ada

situasi dan area kebijakan yang harus ditangani secara bersamasama.

Dalam bidang-bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat, OJK

juga harus berhubungan kerja dengan DPR, lembaga-lembaga perlindungan hak

konsumen atau lembaga-lembaga peradilan.

OJK juga akan perlu berkoordinasi dengan lembaga-lembaga lain yang

saat ini belum terbentuk. Sebagai contoh, pemerintah telah membentuk lembaga

penjaminan simpanan (deposit insurance institution), OJK akan harus melakukan

kerja sama yang erat dengan lembaga ini untuk menghindari penyalahgunaan

21

Page 22: Makalah Hukum Pasar Modal

program penjaminan simpanan oleh pemilik atau pengelola bank atau pihak-pihak

lain.

2. Objek pengawasan

Objek pengawasan OJK adalah sebagai berikut:

a. bank;

b. perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang usaha perasuransian;

c. perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang pasar modal dan

perdaganganberjangka;

d. dana pensiun;

e. perusahaan pembiayaan;

f. pengadaian;

g. modal ventura;

h. badan penyelenggara program jaminan sosial tenaga kerja;

i. badan penyelengga program pensiun atau program jaminan/santunan lain

untuk pegawai negeri sipil dan anggota TNI/POLRI;

j. koperasi simpan pinjam;

k. lembaga keuangan lain dan badan – badan lain yang mengelola dan

masyarakat.

Dengan mempertimbangkan kekuatan OJK pada saat pendirinya

pengawasan terhadap objek pada huruf h, i, j, dan k dapat didelegasikan kepada

pihak lain seperti pemerintah daerah atau asosiasi industri. Walaupun demikian,

OJK tetap berwenang dalam menentukan kebijakan pengawasan lembaga

pengelola dana masyarakat secara nasional.

3. Fungsi

Berdasarkan ketentuan pasal 34 Undang-undang tentang Bank Indonesia

beserta penjelasannya dapat disimpulkan bahwa OJK akan bertugas mengawasi

bank, lembaga-lembaga usaha perasuransian, lembaga-lembaga usaha pasar

modal, dana pensiun, lembaga-lembaga usaha pembiayaan, modal ventura, dan

lembaga-lembaga lain yang mengelola dana masyarakat. Dengan demikian OJK

akan mengambil alih sebagian tugas dan wewenang Bank Indonesia, Direktorat

Jenderal Lembaga Keuangan, Badan Pengawas Pasar Modal, dan institusi-institusi

pemerintah lain yang selama ini mengawasi lembaga pengelola dana masyarakat.

22

Page 23: Makalah Hukum Pasar Modal

Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas, fungsi OJK ditunjukan dalam Tabel

Fungsi OJK

FUNGSI OJK

BANK BUKAN BANK LEMBAGA LAIN

PENGATURAN OJK OJK ?

PEMBERIAN IZIN OJK OJK OJK

PENGAWASAN OJK OJK OJK

PERNCABUTAN IZIN OJK OJK OJK

Keterangan :1) Bukan bank adalah lembaga keuangan bukan bank sebagaimana dimaksud dalam huruf b s/d huruf j dari objekpengawasan di atas.2) Lembaga lain adalah lembaga-lembaga keuangan lain dan badan-badan lain yang mengelola dana masyarakatsebagaimana dimaksud dalam huruf k dari objek pengawasan di atas.

Pengaturan kegiatan bank yang terkait dengan kewenangan Bank

Indonesia sebagai otoritas moneter, tetap berada ditangan Bank Indonesia. Dalam

beberapa hal yang lain, pengaturan kegiatan bank harus dikoordinasikan oleh

OJKdan Bank Indonesia.

4. Governance

OJK terdiri atas sebuah Dewan Eksekutif dan tenaga profesional. Dewan

Eksekutif akan menjadi organ penentu dan pengambil kebijakan atas nama OJK.

Adapun para tenaga profesional akan menjadi pelaksana operasional fungsi

pengawasan dan pengaturan.

Dewan Eksekutif terdiri atas sekurang-kurangnya tujuh orang dan

sebanyak-banyaknya sembilan orang anggota. Salah satu diantara anggota dipilih

sebagai Ketua.

Ketua Dewan Eksekutif OJK dicalonkan dan diangkat oleh Presiden atas

persetujuan DPR. Anggota-anggota lain dari Dewan Eksekutif OJK dicalonkan

oleh Ketua Dewan Eksekutif dan diangkat oleh Presiden. Dalam pengangkatan

Ketua maupun anggota Dewan Eksekutif OJK, Presiden bertindak selaku kepala

pemerintahan.

Masa jabatan anggota Dewan Eksekutif OJK diusulkan empat tahun.

Setiap anggota dapat diangkat untuk sebanyak-banyaknya dua periode jabatan.

Untuk menjamin konsistensi kebijakan, masa jabatan anggota Dewan Eksekutif

23

Page 24: Makalah Hukum Pasar Modal

berselang-seling. Penggantian anggota Dewan Eksekutif terjadi tidak secara

bersamaan untuk semua anggota, melainkan separuh dewan untuk

setiappenggantian.

Pembagian tugas dan wewenang diantara anggota-anggota Dewan

Eksekutif OJK ditetapkan oleh dewan itu sendiri. Dewan Eksekutif juga akan

menyusun struktur organisasi di bawah dewan, menetapkan uraian tugas dan

jabatan, menetapkan sistem penggajian, merencanakan dan melaksanakan

rekrutmen staf, melakukan pembinaan staf dan hal-hal lain untuk kelancaran

pelaksanaan tugas organisasi.

Dewan Eksekutif OJK menyelenggarakan rapat-rapat secara periodik.

Dalam rapat-rapat tersebut, perlu dibuka kesempatan untuk kehadiran wakil-wakil

dari Bank Indonesia dan pemerintah, terutama bila fungsi pengaturan dan

pengawasan dipisahkan, dan OJK hanya menjalankan fungsi pengawasan. Tata

cara rapat dan pengambilan keputusan dalam rapat akan diatur dalam undang-

undang mengenai OJK.

5. Pendanaan

OJK harus ditetapkan sebagai lembaga nirlaba. OJK tidak boleh

mendapatkan keuntungan dari kegiatan usahanya, walaupun tidak berarti pula

OJK boleh mengabaikan prinsip efisiensi dalam menjalankan kegiatannya.

Untuk menjaga independensi organisasi dan integritas karyawannya,

pendanaan kegiatan OJK sejauh mungkin harus dilakukan secara swadana.

Pendanaan dipungut dari lembaga-lembaga yang diawasinya dalam bentuk:

a. biaya registrasi untuk lembaga-lembaga keuangan baru;

b. iuran tahunan;

c. iuran untuk kegiatan audit; dan

d. denda, bunga atau bentuk lainnya.

Biaya registrasi dapat ditetapkan sama besarnya untuk setiap lembaga

yang akan diawasi. Iuran tahunan ditentukan menurut basar kekayaan dari

lembaga tersebut. Adapun iuran untuk kegiatan audit dapat ditetapkan sama besar

untuk semua lembaga atau bervariasi menurut besar kekayaan masing-masing.

OJK harus menghitung besar biaya atau iuran-iuran ini agar cukup untuk

mendanai seluruh kegiatannya dan dapat mempertahankan prinsip nirlaba.

24

Page 25: Makalah Hukum Pasar Modal

Masalah pendanaan akan segera muncul pada awal pembentukan OJK.

Pada saat tersebut OJK belum dapat memungut biaya registrasi atau iuraniuran

dari lembaga-lembaga yang diawasinya. Untuk mengatasi masalah pendanaan

awal ini, pemerintah perlu menyetorkan dana ke OJK. Dana tidak dapat

diperlakukan sebagai penyertaan modal pemerintah dan karenanya pemerintah

tidak berhak atas dividen atau imbalannya sejenisnya dai OJK.

Apabila karena hal-hal yang secara normal tidak dapat diperkirakan, OJK

kekurangan dana untuk membiayai kegiatan-kegiatannya, OJK dapat diberi

wewenang untuk mencari dan mendapatkan dana dari pihak lain (misalnya dengan

meminjam kepada pemerintah). Namun demikian, sarana pendanaan darurat ini

harus dirumuskan dengan baik untuk menghindari pemanfaatan secara tidak benar

oleh OJK atau pejabat-pejabatnya.

Pengeluaran-pengeluaran OJK diatur dan direncanakan semata-mata untuk

menunjang pelaksanaan tugasnya. Pengeluaran tersebut dapat berupa pengeluaran

modal dan pengeluaran biaya. Pengeluaran modal dilakukan untuk mendapatkan

aktiva tetap atau aktiva lain yang diperlukan guna pelaksanaan tugas OJK.

Pengeluaran biaya mencakup gaji pejabat dan karyawannya, biaya operasional,

biaya pemeliharaan aktiva, biaya pembelian alat tulis dan kantor, dan lain

sebagainya.

Dalam keadaan tertentu, penerima OJK dan biaya registrasi, iuran-iuran,

denda, bunga dan bentuk pungutan lain mungkin lebih besar daripada

penggeluarannya. Dalam keadaan demikian, kelebihan penerimaan dari

pengeluaran harus digunakan untuk meningkatkan kualitas kegiatan dan

pelayanan di tahun berikutnya. Kelebihan ini kiranya juga layak untuk

diperlakukan sebagai “bukan objek pajak”.

OJK harus menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja. Rencana

anggaran tersebut harus disampaikan Presiden.

6. Koordinasi

Keterlibatan OJK dalam upaya pemurnian fungsi fiskal dan moneter

hendaknya didesain sedemikian rupa sehingga masing-masing otoritas mempu

melaksanakan fungsinya dengan baik. Arena-arena tugas yang memerlukan

koordinasi antara otoritas fiskal, moneter dan OJK harus ditegaskan secara

25

Page 26: Makalah Hukum Pasar Modal

konkret di dalam peraturan perundangan. Sistem koordinasi yang terbentuk harus

dapat memperjelas pemisahan tugas serta pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Permintaan informasi oleh Otoritas Moneter dan Otoritas fiskal untuk

membentu pelaksanaan fungsi moneter dan fiskal sepanjang tidak bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan di bidang Otoritas Jasa Keuanganwajib

dipenuhi oleh OJK.

Disamping itu secara proaktif OJK juga diharapkan memberikan informasi

kepada otoritas terkait dalam hal dari hasil pengawasannya menunjukan adanya

indikasi keadaan yang dapat membahayakan perekonomian nasional.

Mengingat fungsi pengawasan sangat erat dengan penegakan hukum, OJK

juga harus berkoordinasi dengan instansi penegakan hukum seperti kepolisian dan

kejaksaan. Untuk itu, bila dipandang perlu, OJK dapat membentuk organ

koordinasi yang beranggotakan Kepala Kepolisian Republik Indonesia, Jaksa

Agung dan Ketua Dewan Eksekutif OJK.

7. Responsibilitas dan akuntabilitas OJK

OJK bertanggung jawab kepada Presiden. Untuk itu OJK akan

menyampaikan laporan secara periodik kepada Presiden, yang mencangkup

laporan kegiatan dan laporan keuangan. Presiden dapat meminta pihak

independen untuk memeriksa OJK.

Untuk memberi kesempatan kepada masyarakat, khususnya yang

diwajibkan membayar biaya registrasi dan iuran-iuran, mengawasi penggunaan

dana oleh OJK, lembaga ini harus mengumumkan laporan keuangannya kepada

masyarakat. Pengumuman tersebut dilakukan dengan menempatkan bagian-bagian

tertentu dari laporan keuangan OJK pada Koran-koran yang memiliki jangkauan

edaran luas. Untuk mendapatkan tanggapan dari industri jasa keuangan yang

diawasinya, OJK menyelenggarakan pertemuan tahunan dengan para pelaku

industri jasa keuangan tersebut.

Akuntabilitas OJK kepada publik juga diwujudkan dengan kehadiran OJK

pada rapat-rapat kerja dengan DPR. Dalam kesempatan tersebut, OJK

memberikan penjelasan atau informasi mengenai kinerja pengawasannya.

26

Page 27: Makalah Hukum Pasar Modal

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan pasar modal Indonesia yang sedemikian pesat, turut

mengembangkan jumlah dan ragam kejahatan yang terjadi di pasar modal. Salah

satu kejahatan yang paling sering terjadi di pasar modal adalah market

manipulation. Manipulasi pasar dapat berbentuk manipulasi terhadap perdagangan

efek dan manipulasi terhadap harga efek. Kejahatan-kejahatan yang terjadi di

pasar modal umumnya sangat sulit dibuktikan sehingga sulit juga dibawa ke meja

hijau. Di satu sisi, kejahatan ini sulit dibuktikan karena memang dilakukan secara

profesional oleh penjahat-penjahat kerah putih (white color criminal) yang

bersembunyi di balik korporasi dan rekening efek yang mereka buka. Di sisi lain,

kesulitan diakibatkan oleh karena alat bukti elektronis yang sulit diterima oleh

sistem hukum Indonesia. Selain itu, niat Bapepam sebagai polisi di bidang pasar

modal untuk membuktikan dan menuntut pelaku kejahatan dinilai kurang

memadai. Dari uraian tentang kedudukan dan wewenang Bapepam-LK sebagai

Badan Otoritas di Bidang Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, dapatlah

dikemukakan rangkuman sebagai berikut :

1. Bapepam-LK berkedudukan sebagai badan otoritas di bidang pasar modal

dan lembaga keuangan, berada di bawah Menteri Keuangan dengan tugas

membina, mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal serta

merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang lembaga keuangan, sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh

Menteri Keuangan dan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

2. Sebagai badan otoritas di bidang pasar modal dan lembaga keuangan,

Bapepam-LK memiliki kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan

dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran

dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari

perundang-undangan di bidang pasar modal, dan melakukan penegakan

27

Page 28: Makalah Hukum Pasar Modal

hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di

bidang Pasar Modal.

3. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan prinsip keterbukaan informasi di

dalam kegiatan pasar modal, tidak terlepas dari peranan Konsultan hukum,

sebagai salah satu profesi penunjang pasar modal. Konsultan hukum pasar

modal tersebut diberi tugas untuk memberikan pendapat,

keterangan/persetujuan berkenaan dengan Emiten dalam rangka

pernyataan pendaftaran, dalam hal ini dalam bentuk pemeriksaan hukum

(legal audit) dan pendapat hukum (legal opinion).

4. Dalam rangka melaksanakan bidang tugasnya tersebut, Konsultan hukum

pasar modal diwajibkan mematuhi kode etik dan standar profesi yang

ditetapkan oleh asosiasinya, dalam hal ini HKPM (Himpunan Konsultan

hukum Pasar Modal), yang bersifat independen, serta harus mematuhi pula

segala ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.

5. Untuk menjamin agar pendapat dan keterangan yang diberikan oleh

Konsultan Hu-kum pasar modal benar-benar sesuai dengan kode etik dan

standar profesi, diberikan secara independen serta mendukung prinsip

keterbukaan, maka ditentukan adanya kewajiban untuk ikut bertanggung

gugat atas kerugian yang diderita investor dalam hal pendapat dan

keterangan yang diberikan tidak sesuai dengan yang dimaksud.

6. OJK adalah lembaga yang menjalankan fungsi pemerintah dalam mengatur

dan mengawasi sektor jasa keuangan. Sesuai dengan penjelasan pasal 24

Undang-undang No. 3 Tahun 2004 OJK harus independen tidak ada

campur tangan diluar pihak sebagaiman dimaksud undang-undang tersebut

(BPK dan DPR)

B. Saran

Berdasarkan pembahasan Bapepam harus konsisten dalam menegakan

prinsip-prinsip yang berlaku di pasar modal, diantaranya mengenai keterbukaan

informasi. Bapepam harus tegas menindak para pihak (khususnya emiten dan

perusahaan publik) yang melanggar prinsip ini. Sejauh Bapepam konsisten

terhadap penegakan hukum terhadap pasar modal, tingkat kepercayaan investor

28

Page 29: Makalah Hukum Pasar Modal

(domestik dan asing) terhadap pasar modal Indonesia semakin bertumbuh.

Sebagai institusi yang memiliki otoritas di bidang pasar modal dan lembaga

keuangan, Bapepam-LK harus selalu siap menghadapi dinamika pasar modal dan

sektor keuangan yang dinamis, atraktif dan selalu berubah. Pembentukan OJK

akan mempengaruhi tugas dan wewenang sebelumnya diemban Bapepam-LK

maka diperlukan penyesuaian dan pengkoordinasian pada tingkat peraturan yang

lebih teknis dan operasional agar OJK berperan secara optimal.

29

Page 30: Makalah Hukum Pasar Modal

DAFTAR PUSTAKA

Fuad Rahmany, Makalah Seminar Pasar Modal Cides, Cides, Jakarta, 07 April

2008

I Nyoman Tjegger, Pokok-pokok Materi Undang-undang Pasar Modal,

Universitas Udayana, Bali, 1997

Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung, 1996

Nindyo Pramono, Pengantar Tentang Pasar Modal di Indonesia, PT. Citra Aditya

Bakti, Bandung, 1997

Republik Indonesia, Master Plan Pasar Modal Indonesia 2005-2009, Bapepam,

Jakarta, 2005

Undang-Undang nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal

30