Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

21
PENGUASAAN BENDA (BEZIT) Oleh: Trini Handayani ABSTRAK: Bezit adalah kedudukan menguasai atau menikmati suatu barang yang ada dalam kekuasaan seseorang secara pribadi atau perantaraan orang lain, seakan-akan barang itu miliknya. Bezit atas benda dibagi menjadi dua, yaitu: bezit yang beritikad baik (bezit te goeder trouw), apabila bezitter (pemegang bezit) memperoleh benda itu tanpa adanya cacat- cacat di dalamnya dan bezit beritikad buruk (bezit te kwader trouw) apabila pemegangnya (bezitter) mengetahui bahwa benda yang dikuasainya bukan miliknya. Berakhirnya bezit dapat atas kehendak sendiri dan bukan karena kehendak sendiri. KATA KUNCI: Pengertian Benda, Hukum Benda (ZakenRecht), Bezit, Bezitter. 1. PENGERTIAN HUKUM PERDATA Hukum Perdata adalah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku setiap orang terhadap orang lain

Transcript of Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

Page 1: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

PENGUASAAN BENDA (BEZIT)

Oleh: Trini Handayani

ABSTRAK:

    Bezit adalah kedudukan menguasai atau menikmati suatu barang yang ada

dalam kekuasaan seseorang secara pribadi atau perantaraan orang lain, seakan-

akan barang itu miliknya. Bezit atas benda dibagi menjadi dua, yaitu: bezit yang

beritikad baik (bezit te goeder trouw), apabila bezitter (pemegang bezit)

memperoleh benda itu tanpa adanya cacat-cacat di dalamnya dan bezit beritikad

buruk (bezit te kwader trouw) apabila pemegangnya (bezitter) mengetahui

bahwa benda yang dikuasainya bukan miliknya. Berakhirnya bezit dapat atas

kehendak sendiri dan bukan karena kehendak sendiri.

KATA KUNCI:

Pengertian Benda, Hukum Benda (ZakenRecht), Bezit, Bezitter.

1. PENGERTIAN HUKUM PERDATA

Hukum Perdata adalah aturan-aturan hukum yang mengatur tingkah laku

setiap orang terhadap orang lain yang berkaitan dengan hak dan kewajiban yang

timbul dalam pergaulan masyarakat maupun keluarga.

Hukum Perdata dibedakan menjadi dua, yaitu: Hukum Perdata Materiil

dan Hukum Perdata Formil. Hukum Perdata Materiil mengatur kepentingan-

kepentingan perdata setiap subyek hukum, sedangkan Hukum Perdata Formil

mengatur bagaimana cara seseorang mempertahankan haknya apabila dilanggar

orang lain. Hukum Perdata Formil mempertahankan Hukum Perdata Materiil,

Page 2: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

karena Hukum Perdata Formil berfungsi menerapkan Hukum Perdata Materiil

apabila ada yang melanggarnya.

Sistematika Hukum Perdata menurut pembagian KUHPerdata:

Buku I    : tentang orang (Personenrecht);

Buku II    : tentang hukum benda (ZakenRecht);

Buku III    : tentang Perikatan (Van Verbintenissen);

Buku IV    : tentang Pembuktian dan Daluwarsa (Van Verjaring).

2. HUKUM BENDA:

Pengertian Benda:

1. Sebagai barang yang dapat dilihat/ berwujud (pengertian sempit);

2. Sebagai kekayaan seseorang yang berupa hak dan penghasilan;

3. Sebagai obyek hukum, lawannya subyek hukum.

Menurut Pasal 499 KUHPerdata : kebendaan ialah tiap-tiap barang dan tiap-tiap

hak yang dapat dikuasasi oleh hak milik.

Benda sebagai obyek hukum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Benda Berwujud: benda yang dapat diraba dengan pancaindera (contoh:

tanah, rumah, binatang, dsb);

2. Benda yang tidak dapat diraba (contoh: hasil pikiran seseorang, hak

pengarang, hak tagihan/ piutang, dsb).

Page 3: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

Macam-macam Benda:

Di dalam Pasal 503, 504 dan Pasal 505 KUHPerdata telah ditentukan

pembagian benda. Benda dalam ketentuan tersebut dibagi menjadi dua macam,

yaitu:

1. Benda bertubuh dan tidak bertubuh;

2. Benda bergerak dan tidak bergerak.

Menurut Subekti dan Vollmar, dikenal empat macam benda, yaitu:

1. Benda yang dapat diganti (contoh: uang) dan yang tidak dapat diganti

(contoh: seekor kuda);

2. Benda yang dapat diperdagangkan (praktis semua barang dapat

diperdagangkan) dan yang tidak dapat diperdagangkan atau di luar

perdagangan (contoh: jalan, lapangan umum);

3. Benda yang dapat dibagi (contoh: beras) dan benda yang tidak dapat

dibagi (contoh: kerbau);

4. Benda bergerak dan benda tidak bergerak.

Dari keempat macam pembagian benda tersebut, yang paling penting

adalah pembagian benda dalam benda yang bergerak dan benda yang tidak

bergerak. Ada dua hal penting dari pembagian benda tersebut, yaitu:

1. Penting untuk penyerahan, penyerahan benda tidak bergerak biasanya

diperlukan pendaftaran, seperti tanah harus didaftarkan di Kantor Badan

Pertanahan Nasional (BPN) tingkat Kabupaten/ Kota. Penyerahan untuk

benda bergerak biasanya dilakukan dengan penyerahan nyata;

Page 4: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

2. Penting untuk pembebanan atau jaminan.

1. PENGUASAAN (BEZIT)

3. Dasar hukum, pengertian dan unsur-unsur Bezit;

4. Pembagian Bezit;

5. Cara memperoleh dan mempertahankan Bezit;

6. Hak-hak Bezitter;

7. Berakhirnya Bezit.

DASAR HUKUM, PENGERTIAN DAN UNSUR-UNSUR BEZIT:

Bezit diatur dalam Pasal 529 sampai dengan 568 KUHPerdata.

Istilah Bezit berasal dari kata Zitten (Belanda), yang secara letterlijk berarti

menduduki. Bezit adalah kedudukan menguasai atau menikmati suatu barang

yang ada dalam kekuasaan seseorang secara pribadi atau perantaraan orang lain,

seakan-akan barang itu miliknya. Kata seakan-akan mengandung makna

bahwa barang-barang yang ada di tangan bezitter merupakan miliknya, namun

secara yuridis belum tentu ia sebagai pemiliknya. Misalnya: A secara nyata

menguasai sebidang tanah sawah seluas 2 ha. Namun, secara yuridis formal

belum tentu tanah itu sebagai miliknya, mungkin saja tanah itu milik si B. Bezitter

hanya bertindak sebagai penggarap atau telah menguasai tanah itu secara illegal.

Menurut pendapat Salim HS, bezit adalah suatu keadaan yang senyatanya,

seseorang menguasai suatu benda, baik benda bergerak maupun tidak bergerak,

Page 5: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

namun secara yuridis formal benda itu belum tentu miliknya. Ini berarti bahwa

bezitter hanya menguasai benda secara materiil saja, sedangkan secara yuridis

formal benda itu milik orang lain.

    Menguasai suatu benda mungkin sebagai pemegang saja atau mungkin sebagai

orang yang menikmati bendanya. Menguasai benda sebagai pemegang saja,

misalnya pada hak gadai. Pemegang benda jaminan tidak boleh menikmati benda

jaminan, ia hanya menguasai sebagai pemegang saja (holder).

Menguasai benda sebagai orang yang menikmati, artinya mengambil manfaat

secara materiil, misalnya pada hak memungut hasil, hak pakai dan mendiami, hak

sewa. Penguasa benda tidak hanya memegang, melainkan menikmati dan itu

adalah hak yang diperolehnya atas suatu benda.

Menguasai benda, dapat dilakukan sendiri atau dengan perantaraan orang lain,

contoh menguasai benda yang dilakukan sendiri, menemukan intan/ emas di

tempat galian, memperoleh rusa di hutan bebas, menemukan benda berharga di

jalan, dsb. Menguasai benda semacam ini diakui oleh Undang-undang yaitu

tercantum dalam Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata.

Menguasai benda yang dilakukan dengan perantaraan orang lain, misalnya hak

gadai melalui perantaraan debitur, dalam hak memungut hasil, hak sewa, hak

pakai dalam mendiami melalui perataraan pemiliknya. Menguasai benda dengan

cara ini disetujui oleh pemiliknya berdasarkan perjanjian, jadi diakui oleh hukum.

Unsur-unsur yang tercantum dalam bezit adalah sebagai berikut:

1. Corpus;

2. Animus.

Page 6: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

Corpus artinya hubungan langsung antara orang yang menguasai dan benda yang

dikuasai.

Animus artinya hubungan tersebut harus dikehendaki oleh orang yang menguasai

benda tersebut. Orang itu harus sudah dewasa, berkehendak bebas, tidak

dipaksa, sehat pikiran dan tidak di bawah pengampuan (onder curatele).

 

PEMBAGIAN BEZIT:

Bezit atas benda dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Bezit yang beritikad baik (bezit te goeder trouw);

2. Bezit beritikad buruk (bezit te kwader trouw), tercantum dalam Pasal

530 KUHPerdata, Art 586 NBW.

Terjadinya bezit yang beritikad baik, apabila bezitter (pemegang bezit)

memperoleh benda itu tanpa adanya cacat-cacat di dalamnya.

Terjadinya bezit beritikad buruk apabila pemegangnya (bezitter) mengetahui

bahwa benda yang dikuasainya bukan miliknya. Contoh: A membeli sebuah

rumah beserta pekarangannya seluas 600 m2, teapi rumah yang dibelinya

ditinggalkan oleh A selama 10 tahun. Pada saat kembali, ternyata tanah

pekarangannya seluas 400 m2 telah dikuasai oleh B. Alasan B menguasai tanah

pekarangan tersebut adalah karena B mengira bahwa tanah itu merupakan

bagian dari tanahnya yang seluas 0,53 ha. Adanya penguasaan tanah pekarangan

yang dilakukan oleh B tersebut ternyata membuat A keberatan, kemudian A

menggugat B ke pengadilan dengan alasan penguasaan tanah secara illegal. Atas

keberatan itu, maka pengadilan, baik pada tingkat PN, PT maupun MA telah

Page 7: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

menerima gugatan yang diajukan oleh A. Berdasarkan kasus tersebut tampak

bahwa B menguasai suatu benda berdasarkan itikad buruk.

FUNGSI PENGUASAAN (BEZIT):

1. Fungsi Yustisial: siapa yang menguasai suatu benda, dianggap sebagai

orang yang berhak atas benda tersebut sampai dapat dibuktikan

sebaliknya (pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata). Hukum melindungi keadaan

ini tanpa mempersoalkan siapa sebenarnya yang mempunyai hak milik

atas benda itu. Siapa yang merasa penguasaannya (bezitnya) terganggu,

berhak mengajukan gugatan melalui Pengadilan Negeri.

Gugatan penguasaan hanya dapat diajukan kepada Pengadilan Negeri

dalam hal ada gangguan, bukan karena hilang. Pasal 550 KUHPerdata

menyatakan bahwa syarat-syarat untuk menggugat karena gangguan

penguasaan adalah:

1. penggugat harus orang yang menguasai (membezit) benda;

2. harus ada gangguan dari pihak lain.

Isi tuntutan (petitum) dalam gugatan tersebut adalah:

3. pernyataan hakim bahwa penggugat adalah orang yang menguasai

(membezit) benda;

4. perintah hakim supaya menghentikan gangguan;

5. pemulihan dalam keadaan semula (rechtsherstel);

6. minta pembayaran ganti kerugian.

Page 8: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

2. Fungsi zakenrechttelijk: fungsi penguasaan dapat merubah status orang

yang menguasai benda menjadi pemiik benda. Hal ini dapat terjadi karena

penguasaan yang terus menerus tanpa ada gugatan dari pemilik

sebenarnya. Setelah tenggang waktu tertentu, penguasaan akan berubah

menjadi hak milik melalui lembaga daluarsa (verjaring). Hak milik adalah

hak kebendaan yang paling sempurna dan lengkap.

CARA MEMPEROLEH PENGUASAAN (BEZIT)

Menurut ketentuan Pasal 538 KUHPerdata, ‘penguasaan atas suatu benda

diperoleh dengan cara menempatkan benda itu dalam kekuasaan dengan maksud

mempertahankannya untuk diri sendiri’. Unsur-unsur yang perlu diketahui

dalam pasal tersebut adalah:

1. Kata ‘menempatkan’ adalah perbuatan aktif yang mengandung gerak,

dapat dilakukan sendiri atau dilakukan orang lain atas nama;

2. Kata ‘benda’ meliputi benda bergerak dan benda tak bergerak. Benda

bergerak meliputi benda yang sudah ada pemiliknya ataupun yang belum

ada pemiliknya (res nullius);

3. Kata ‘dalam kekuasaan’ menunjukkan keharusan adanya hubungan

langsung antara orang yang menguasai dan benda yang dikuasai (corpus);

4. Kata ‘mempertahankan untuk diri sendiri’ menunjukkan keharusan

adanya ‘animus’ yaitu kehendak menguasai benda itu untuk diri sendiri,

bukan untuk orang lain. Setiap pemegang/ penguasaan benda itu

dianggap mempertahankan penguasaannya, selama benda itu tidak

beralih ke tangan orang lain atau selama benda itu tidak nyata-nyata telah

ditinggalkannya (Pasal 542 KUHPerdata).

Page 9: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

Dari unsur-unsur Pasal 538 KUHPerdata tersebut dapat diperinci cara

memperoleh penguasaan itu dengan menguasai benda yang belum atau tidak ada

pemiliknya dan menguasai benda yang sudah ada pemiliknya.

1. Menguasai benda yang tidak ada pemiliknya, disebut penguasaan originair

atau penguasaan occupation. Memperoleh penguasaan tanpa bantuan

orang lain, hanya tertuju pada benda bergerak yang tidak ada pemiliknya

(res nullius) kemudian diakui dan dikuasai. Misalnya: mengaku dan

menguasai ikan di sungai/ laut, rusa di hutan bebas, buah-buahan di hutan

belantara, benda di tempat pembuangan sampah, barang bekas yang

dibuang oleh pemiliknya, dsb;

2. Menguasai benda yang sudah ada pemiliknya, dengan bantuan orang yang

menguasai lebih dulu atau tanpa bantuan orang yang bersangkutan.

Memperoleh penguasaan tanpa bantuan orang yang menguasai lebih dulu

atau pemiliknya disebut ‘penguasaan traditio‘ atau ‘penguasaan derivatif‘

melalui penyerahan benda, misalnya penguasaan dalam hak gadai, hak

pakai, hak memungut hasil, hak sewa.

Memperoleh penguasaan tanpa bantuan orang yang menguasai lebih dulu

atau pemiliknya disebut ‘penguasaan tanpa levering’. Misalnya penguasan

benda temuan di jalan, benda orang lain yang hilang. Menurut ketentuan

Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata, penguasaan berlaku sebagai alas hak

yang sempurna (volkomen titel). Dengan demikian, orang yang menguasai

benda itu sama dengan pemiliknya.

Ketentuan Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata dibatasi oleh ayat (2), bahwa

perlindungan yang diberikan oleh ayat (1) itu tidak berlaku bagi benda-

benda yang hilang atau benda curian. Siapa yang kehilangan atau kecurian

Page 10: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

suatu benda, dalam jangka waktu tiga tahun terhitung sejak hilang atau

dicuri bendanya yang hilang berhak meminta kembali bendanya yang

hilang atau dicuri dari pemegangnya.

Tetapi jika pemegang benda itu memperoleh atau membelinya di pasar tahunan,

pelelangan umum atau dari pedagang yang lazim memperdagangkan benda itu,

pemilik benda itu harus mengembalikan harga benda yang telah dibayar oleh

pemegang itu (Pasal 582 KUHPerdata).

HAK-HAK BEZITTER:

1. Berdasarkan tujuan:

1. Penguasaan yang bertujuan memiliki benda: penguasaan ini dapat

terjadi karena Undang-undang atau karena perjanjian. Karena UU,

misalnya penguasaan atas benda milik orang lain yang hilang atau

ditemukan di suatu tempat umum. Penemunya dianggap sebagai

pemilik oleh UU (Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata), kecuali jika

dapat dibuktikan sebaliknya, dan inipun sebatas hanya dalam

tenggang waktu tiga tahun untuk benda bergerak (Pasal 1977 ayat

(2) KUHPerdata). Demikian juga penguasaan benda tidak bergerak

misalnya sebidang tanah, apabila lampau tenggang waktu 20 tahun

(dalam hal ada alas hak) atau 30 tahun (dalam hal tanpa alas hak),

tanpa diminta kembali oleh pemiliknya, Undang-undang

menentukan bahwa penguasaan berubah menjadi hak milik. Orang

yang menguasai benda itu berubah menjadi pemilik karena

daluarsa (verjaring).

2. Penguasaan yang tidak bertujuan memiliki benda: penguasaan ini

umumnya terjadi karena perjanjian yang berlaku dalam tenggang

Page 11: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

waktu tertentu saja. Berdasarkan perjanjian tertentu itu, seseorang

dapat menguasai benda milik orang lain, misalnya karena sewa

menyewa, pinjam pakai, gadai. Orang yang menguasai benda itu

tidak berkehendak memilikinya, melainkan hanya memegang,

memelihara, menyimpan atau hanya menikmati bendanya saja.

Penguasaan ini disebut detensi. Orang yang menguasai benda

disebut detentor atau houder.

2. Berdasarkan itikad orang yang menguasai benda:

1. Penguasaan yang jujur (te goeder trouw), dikatakan penguasaan

yang jujur apabila penguasaan itu diperoleh berdasarkan cara-cara

memperoleh hak milik, sedangkan yang memperoleh itu tidak

mengetahui kekurangan (cacat) yang terdapat dalam benda itu

(Pasal 531 KUHPerdata). Setiap penguasaan selalu dianggap jujur

kecuali jika dapat dibuktikan sebaliknya. Dalam hukum berlaku

asas bahwa kejujuran itu selalu ada pada setiap orang, sedangkan

ketidakjujuran harus dibuktikan (Pasal 533 KUHPerdata).

Hak-hak penguasaan yang jujur menurut hukum adalah sebagai

berikut:

1. orang yang menguasai benda dianggap sebagai

pemiliknya sampai dapat dibuktikan sebaliknya di muka

pengadilan;

2. orang yang menguasai benda itu dapat memperoleh hak

milik atas benda itu karena daluarsa (verjaring);

Page 12: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

3. orang yang menguasai benda itu berhak menikmati

segala hasilnya sampai saat penuntutan kembali benda

itu di muka pengadilan;

4. orang yang menguasai benda itu berhak

mempertahankan penguasaannya terhadap gangguan

atau berhak dipulihkan kembali apabila kehilangan

penguasaannya (Pasal 548 KUHPerdata).

2. Penguasaan yang tidak jujur (te kwader trouw), apabila orang

tersebut pada permulaan menguasai benda itu mengetahui atau

setidak-tidaknya seharusnya mengerti bahwa dengan penguasaan

benda itu ia merugikan orang lain. Pasal 532 KUHPerdata

menekankan bahwa ‘orang yang menguasai benda itu mengetaahui

bahwa benda itu bukan miliknya’. Apakah penguasaan itu

merugikan orang lain atau tidak, bukan persoalan. Hoge Raad

menekankan bahwa ‘orang yang menguasai benda itu mengetahui

bahwa penguasaan itu merugikan orang lain, apakah benda yang

dikuasai itu bukan miliknya, tidak menjadi persoalan.

Perlindungan hukum bagi orang tersebut berupa hak-hak berikut

ini sesuai dengan ketentuan Pasal 549 KUHPerdata, adalah sebagai

berikut:

1. orang yang menguasai benda dianggap sebagai

pemiliknya sampai dapat dibuktikan sebaliknya di muka

pengadilan;

Page 13: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

2. orang yang menguasai benda itu apabila telah

menikmati segala hasilnya wajib mengembalikannya

kepada yang berhak;

3. orang yang menguasai benda itu berhak

mempertahankan penguasaannya terhadap gangguan

atau berhak dipulihkan kembali apabila kehilangan

penguasaannya (Pasal 548 KUHPerdata).

 

TEORI MENGENAI PENGUASAAN BENDA BERGERAK

Menurut ketentuan Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata ‘terhadap benda bergerak

yang tidak berupa bungan maupun piutang yang tidak atas tunjuk (aan toonder),

maka siapa yang menguasainya dianggap sebagai pemiliknya’.

1. Eigendomstheorie, dikemukakan oleh Meijers yang menafsirkan Pasal

1977 ayat (1) KUHPerdata itu secara gramatikal. Penguasaan atas benda

bergerak berlaku alas hak yang sempurna (eigendom) adalah hak milik.

Dengan demikian, siapa yang menguasai benda bergerak secara jujur (te

goeder trouw) ia adalah pemilik benda itu tanpa memperhatikan apakah

ada alas hak yang sah atau tidak, apakah berasal dari orang yang

berwenang menguasai benda itu atau tidak.

2. Legitimatietheorie, dikemukakan oleh Paul Scholten, yang menyatakan

bahwa penguasaan itu bukan hak milik, penguasaan tidak sama dengan

hak milik. Penguasaan hanya berfungsi ‘mengesahkan’ orang yang

menguasai benda itu sebagai pemiliknya. Tujuan Paul Scholten dengan

teori ini ialah untuk melindungi pihak ketiga yang jujur. Tetapi tidak

Page 14: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

semua pihak ketiga yang jujur harus dilindungi. Oleh karena itu di dalam

menafsirkan Pasal 1977 ayat (1) KUHPerdata itu sedemikian rupa

sehingga perlindungan hukum oleh pasal tersebut hanya berlaku terhadap

perbuatan-perbuatan perdagangan (handelsdaden). Seseorang yang jujur

menerima suatu benda sebagai hadiah dari orang yang bukan pemilik

benda tersebut tidak perlu dilindungi terhadap pemilik asli, karena

menerima hadiah bukanlah perbuatan perdagangan. Figur hukum yang

diajarkan Paul Scholten ini disebut rechtsverfijning (penghalusan hukum).

 

BERAKHIRNYA BEZIT

Benda yang dikuasai secara bezit akan berakhir atas kehendak sendiri dari

bezitter maupun tanpa kehendak sendiri (Pasal 543 KUHPerdata sampai dengan

Pasal 547 KUHPerdata). Berakhirnya bezit atas kehendak sendiri dari bezitter

adalah bahwa bezitter menyerahkan benda tersebut secara sukarela kepada

orang lain atau meninggalkan barang yang sudah dikuasainya. Contoh: A

menyewa tanah kepada B dan mengembalikan lagi kepada B karena habisnya

masa sewanya. Sedangkan berakhirnya bezit tanpa kehendak bezitter adalah

barang yang dikuasai olehnya beralih kepada pihak lain tanpa ada kehendak dari

bezitter untuk menyerahkannya.

 

Berakhirnya bezit tanpa kehendak dari bezitter adalah:

1. Pihak lain menarik atau mengambil sebidang tanah, pekarangan atau

bangunan tanpa mempedulikan pemegang bezit (Pasal 545 KUHPerdata);

Page 15: Makalah Hukum Benda Tentang PENGUASAAN BENDA.doc

2. Sebidang tanah tenggelam karena banjir (Pasal 545 KUHPerdata);

3. Barang itu telah diambil atau dicuri oleh pihak lain (pasal 546

KUHPerdata);

4. Barang atau benda itu telah dihilangkannya dan tidak diketahui di mana

beradanya (Pasal 546 KUHPerdata);

5. Kedudukan atas benda tak bertubuh berakhir bagi bezitter apabila orang

lain menikmatinya selama satu tahun tanpa adanya gangguan dari

siapapun (Pasal 547 KUHPerdata).

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perdata Indonesia, PT Citra Aditya Bakti,

Bandung, 2000

R. Subekti & R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hkum Perdata, PT

Pradnya Paramita, cetakan ketigapuluh enam, Jakarta, 2005

Yulies Tiena Masriani, Pengantar Hukum Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta,

2004

Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), Sinar Grafika,

Yogyakarta, 2001