Makalah HIV Fix

download Makalah HIV Fix

of 7

description

Makalah HIV Fix

Transcript of Makalah HIV Fix

Nama Lengkap : Rahmawaty AnwarNo.Hp : 081342055616E-mail : [email protected] KASUS HIV DALAM KEHAMILAN DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR PERIODE JANUARI 2011 SAMPAI DESEMBER 2012 Rahmawaty Anwar, IMS Murah Manoe, Eddy TiroBagian Obstetri dan GinekologiFakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Indonesia

AbstrakTujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran dan melakukan evaluasi terhadap kasus-kasus HIV dalam kehamilan di RSUP DR Wahidin Sudirohusodo Makassar berdasarkan data periode Januari 2011 sampai Desember 2012. Metode: Penelitian ini merupakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medik ibu bersalin di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Data yang diambil dari rekam medis meliputi jenis metode persalinan, riwayat penggunaan antiretroviral (ARV), hasil luaran berupa berat badan lahir bayi. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan piranti lunak statistik meliputi analisis deskriptif, uji bivariat dan multivariate menggunakan Chi Square atau Fisher Exact untuk data kategorik sedangkan data interval dianalisis menggunakan uji t-test. Hasil: Usia pasien bervariasi antara 18-42 tahun, dengan mayoritas pasien (53,57%) berada pada kelompok usia 20-29 tahun. Sebagian besar pasien merupakan multipara (75%). Pasien yang mendapatkan terapi antiretroviral (ARV) hanya 35,71%. Metode persalinan utama yang didapatkan pada pasien adalah seksio sesaria (67,85%), sedangkan berat badan lahir janin terbanyak (57,14%) berada pada kelompok 2500-300 gram. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa pasien yang mendapatkan terapi antiretroviral cenderung memberikan hasil luaran (berat badan lahir) bayi yang lebih baik.

Kesimpulan: Di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar telah terbukti bahwa ibu hamil dengan HIV positif cenderung memiliki hasil luaran persalinan yang lebih baik. Direkomendasikan profilaksis antiretroviral sejak awal kehamilan dalam dengan menggunakan HAART dalam menurunkan transmisi HIV dan meningkatkan keselamatan janin.Kata kunci: HIV, Kehamilan, ARV, hasil luaran

LATAR BELAKANGInfeksi Human immunodeficiency virus (HIV) adalah kondisi kronis yang dihubungkan dengan morbiditas dan mortilitas yang tinggi jika tidak diobati. Infeksi ini ditularkan melalui interaksi seksual, penggunaan obat-obatan intravena, transfusi darah, dan transmisi vertikal selama kehamilan dan menyusui. Angka transmisi perinatal hingga kini telah mencapai angka 80% pada ibu hamil dengan HIV positif yang tidak mendapatkan intervensi pengobatan. Infeksi HIV pada ibu hamil dapat mengancam kehidupan ibu serta dapat menularkan virus kepada janin. Lebih dari 90% kasus anak terinfeksi HIV, ditularkan melalui proses penularan dari ibu ke anak atau Mother To Child HIV Transmission (MTCT).1,2 Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan (2011) menunjukkan dari 21.103 ibu hamil yang menjalani tes HIV, 534 (2,5%) di antaranya positif terinfeksi HIV. Data tahun 2012 menunjukkan prevalensi HIV pada populasi usia 15-49 tahun dan prevalensi HIV pada ibu hamil di Indonesia diperkirakan akan meningkat. Jumlah kasus HIV dan AIDS diperkirakan akan meningkat dari 591.823 (2012) menjadi 785.821 (2016), dengan jumlah infeksi baru HIV yang meningkat dari 71.879 (2012) menjadi 90.915 (2016). Sementara itu, jumlah kematian terkait AIDS pada populasi 15-49 tahun akan meningkat hampir dua kali lipat di tahun 2016.1Infeksi HIV/AIDS merupakan penyebab penting dari morbiditas dan mortalias maternal dan antenatal. Anemia, persalinan prematur, Intrauterine growth restriction (IUGR), kematian fetal, dan bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan komplikasi dari infeksi HIV dalam kehamilan. Kini telah diketahui bahwa intervensi termasuk terapi antiretrviral, manajemen persalinan yang baik, dan pencegahan menyusui dapat menurunkan risiko transmisi dari ibu ke anak dari awalnya 25-40% menjadi 2% saja.3,4

METODEPenelitian ini merupakan rancangan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari rekam medik ibu bersalin di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar periode Januari 2011 sampai dengan Desember 2012. Data yang diambil dari rekam medis meliputi jenis metode persalinan, riwayat penggunaan antiretroviral (ARV), hasil luaran berupa berat badan lahir bayi. Metode persalinan adalah metode yang digunakan dalam mengeluarkan konsepsi (janin dan uri) dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain, sesuai dengan kondisi dari ibu dan janin selama kehamilan. Riwayat penggunaan antiretroviral yang dimaksud adalah konsumsi obat-obatan antiretroviral untuk penyakit HIV/AIDS selama kehamilan. Hasil luaran dinilai melalui berat lahir bayi yang dinilai dalam satuan gram dan dibagi menjadi tiga kelompok (3000g). Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan piranti lunak statistik meliputi analisis deskriptif, uji bivariat menggunakan Chi Square atau Fisher Exact untuk data kategorik sedangkan data interval dianalisis menggunakan uji t-test. Variabel yang bermakna akan diuji multivariat regresi logisitik dengan nilai 5% dan nilai p 40 tahun13,57

TOTAL28100

Paritas

Pertama725

Kedua1035,71

Ketiga932,14

Keempat27,14

TOTAL28100

Sesuai dengan tabel 1. Dalam kurun waktu tersebut, yang tercatat 28 orang ibu dengan HIV positif yang melahirkan di RSUP Dr. Wahidn Sudirohusodo Makassar dengan usia < 20, 20-19, 30-39, dan > 40 tahun berturut-turut 1 (3,57%), 15 (53,57%), 11 (39,28%), dan 1 (3,57%) kasus. Di antara 28 ibu tersebut 7 orang ibu (25%) adalah kehamilan pertama, 10 (35,71%) kehamilan kedua, 9 (32,14%) kehamilan ketiga, dan 2 (7,14%) kehamilan keempat. Tabel 2. Karakteristik pasien HIV pada kehamilan dengan metode persalinan Metode persalinann%

Seksio sesaria1967,85

Seksio sesaria + tubektomi621,42

Partus pervaginam + Jahit perineum 310,71

TOTAL28100

Sesuai dengan Tabel 2. Sejumlah dua puluh delapan kasus ibu dengan HIV positif, 19 (67,85%) kasus telah menjalankan proses persalinan melalui seksio sesaria , 6 (21,42%) kasus seksio sesaria dengan tubektomi, dan 3 (10,71%) kasus partus pervaginam dengan jahit perineum. Tabel 3. Karakteristik pasien HIV pada kehamilan dengan metode persalinan dan berat badan lahirAntiretroviral(ARV)Berat Badan Lahir Bayi

3000 g

N%n%N%

YA360,00637,50114,00

TIDAK240,001063,50686,00

TOTAL5100161007100

Sesuai dengan tabel 3. Dari data yang didapatkan ibu hamil dengan HIV yang telah menjalankan proses persalinan juga dinilai hasil luaran berupa berat badan lahir bayi yaitu dari 10 pasien yang mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV) didapatkan 3 (60,00%) kasus bayi lahir dengan berat badan < 2500 gram, 6 ( 37,50%) kasus bayi lahir dengan berat badan 2500 3000 gram, dan 1 (14,00%) kasus bayi lahir dengan berat badan >3000 gram. Dari 18 pasien yang tidak mendapatkan pengobatan antiretroviral (ARV) didapatkan 2 (40%) kasus bayi lahir dengan berat badan 3000 gr. Tabel 4. Karakteristik pasien HIV pada kehamilan dengan metode persalinan dan pemberian Antiretroviral (ARV)Antiretroviral(ARV)Metode Persalinan

Seksio SesariaSeksio sesaria + TubektomiPartus pervaginam + Jahit Perineum

N%n%N%

YA631,57466,6700

TIDAK1368,42233,343100

TOTAL1910061003100

Pada tabel 4, tertera distribusi pemberian antiretroviral sesuai dengan metode persalinan pada pasien. Dari data didapatkan dari 28 kasus ibu hamil dengan HIV positif yang telah menjalani proses persalinan seksio sesaria terdapat 6 (31,57%) kasus dari 19 kasus telah mendapatkan antiretroviral (ARV) dan 13 (68,42%) kasus tidak mendapat ARV. Dari 6 kasus yang menjalani proses persalinan dengan seksio sesaria dengan tubektomi terdapat 4 (66,67%) kasus mendapatkan ARV dan 2 (33,34%) kasus tidak mendapatkan ARV selama kehamilan. Dari 3 kasus yang melalui partus pervaginam dan jahit perineum tidak ada yang mendapatkan ARV selama kehamilan.Dari hasil uji bivariat ditemukan 2 kelompok data yang bermakna secara signifikan terhadap hasil luaran (berat badan lahir), yakni konsumsi ARV (p=0,068), dan metode kelahiran (P=0,078). Temuan dari studi ini bisa menjadi gambaran bahwa penggunaan ARV dan metode kelahiran memiliki pengaruh terhadap hasil luaran (berat badan lahir) bayi.

Tabel 5. Analisis regresi logistik

KarateristikOR Disesuaikan95% CIp

Konsumsi ARVMetode Kelahiran2,001,0060,174-22,941,426-7,097 0,0680.078

OR = rasio odds, CI = interval kepercayaan.

Analisis multivariat regresi logistik tersaji pada tabel 5 dimana apabila ibu hamil dengan HIV/AIDS mengkonsumsi ARV selama kehamilan, maka pasien memiliki kecenderungan 2 kali memiliki hasil luaran yang lebih baik. Saat ini terdapat konsensus bahwa wanita HIV positif yang hamil harus mendapatkan regimen antiretroviral yang sesuai untuk menurunkan risiko infeksi. Highly active antiretroviral therapy (HAART) yang dimulai pada awal kehamilan telah dikenal sebagai penatalaksanaan yang paling efektif dalam memperbaiki hasil luaran dan keselamatan janin. Terdapat bukti bahwa risiko transmisi HIV dari ibu ke anak dihubungkan dengan inisiasi terapi yang lambat selama kehamilan. WHO merekomendasikan profilaksis antiretroviral sejak awal kehamilan dalam dengan menggunakan HAART dalam menurunkan transmisi HIV dan meningkatkan keselamatan janin.3,4Terbukti bahwa pada ibu hamil dengan HIV positif yang tidak mendapatkan HAART memiliki angka IUGR, bayi prematur, dan persalinan melalui sectio caesarean yang lebih tinggi dibanding mereka yang memperoleh HAART. Insidens persalinan prematur juga meningkat pada ibu hamil dengan HIV positif. Terapi antiretroviral dapat menurunkan insidensi IUGR dan menurunkan mortalitas perinatal dan janin akibat IUGR.3,4 Penggunaan HAART pada wanita terinfeksi HIV telah menurunkan angka transmisi dari ibu ke anak di Eropa sekitar 1%. Namun, wanita dengan HIV positif tetap memiliki ketakutan terhadap transmisi vertikal HIV serta risiko dari hasil luaran kehamilan seperti persalinan prematur, preeklampsia, dan diabetes gestasional.5Studi retrospektif di Norwegia selama 3 tahun menunjukkan tidak ada hasil luaran dari janin yang dilahirkan oleh ibu hamil HIV positif yang terinfeksi dengan HIV. Namun 27% dari ibu hamil mengalami persalinan prematur kurang dari 37 minggu.6 Dua studi prospektif di Eropa menunjukkan tidak ada transmisi perinatal pada ibu hamil dengan viral load kurang dari 1000/ml, dimana angka transmisinya kurang dari 1% apabila ibu hamil mengkonsumsi HAART.2Tidak ada pula perbedaan dari transmisi perinatal pada wanita dengan viral count rendah yang menjalani seksio caesarean ataupun persalinan pervaginal normal, namun metode pervaginal cukup dianjurkan untuk wanita positif HIV yang memiliki angka viral count sangat rendah sebab dapat mencegah transmisi vertikal ke bayi.2

KESIMPULAN Infeksi HIV/AIDS merupakan penyebab penting dari morbiditas dan mortalitas maternal dan antenatal. Telah terbukti bahwa risiko transmisi HIV dari ibu ke anak dihubungkan dengan inisiasi terapi yang lambat selama kehamilan. Di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar telah terbukti bahwa ibu hamil dengan HIV positif cenderung memiliki hasil luaran persalinan yang baik. Oleh sebab itu, direkomendasikan profilaksis antiretroviral sejak awal kehamilan dengan menggunakan HAART dalam menurunkan transmisi HIV dan menurunkan angka kematian bayi.

DAFTAR PUSTAKA1. Mboi N. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2013 tentang Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak. Jakarta: Depkes RI; 2013.p. 12-62. Chin H, Chern BS. Pregnancy outcomes in HIV-positive women in Singapore. Proc Sing Healthcare. 2014; 23(1): 38-413. Onakewhor J, Olagbuji B, Ezeanochie M. Pregnancy outcome among HIV positive women receiving antenatal HAART versus untreated maternal HIV infection. J Phys Surg Pakistan. 2011; 21(6): 356-94. Ezechi OC, Gab-Okofor CV, et al. Pregnancy, obstetric, and neonatal outcomes in HIV positive Nigerian women. Afr J Rep Health. 2013; 17(3): 160-75. Aebi-popp K, Lapaiere O, et al. Pregnancy and delivery outcomes of HIV infected women in Switzerland 2003-2008. J Perinat Med. 2010; 38(1): 353-8