makalah hidrokarbon

12
1 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan kegelapan menuju jalan Islami. Tak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di hadapan Allah SWT. Saya menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaannya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat saya harapkan demi perbaikan tugas ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Amin.  Kendari, Novembwer 2013 Penyusun 

description

hidrokarbon

Transcript of makalah hidrokarbon

  • 1

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

    melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas

    makalah ini tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.

    Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad

    SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya yang telah membimbing kita dari jalan

    kegelapan menuju jalan Islami.

    Tak lupa saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

    semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya

    penulisan makalah ini. Semoga semua bantuan dicatat sebagai amal sholeh di

    hadapan Allah SWT.

    Saya menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam

    menyusun makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari

    kesempurnaannya. Oleh karena itu, segala tegur sapa sangat saya harapkan demi

    perbaikan tugas ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi

    semua pembaca. Amin.

    Kendari, Novembwer 2013

    Penyusun

  • 2

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling

    sederhana. Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang

    hanya tersusun dari atom hidrogen dan atom karbon. Dalam kehidupan

    sehari-hari banyak kita temui senyawa hidrokarbon, misalnya minyak tanah,

    bensin, gas alam, plastik dan lain-lain.

    Sampai saat ini telah dikenal lebih dari 2 juta senyawa hidrokarbon.

    Untuk mempermudah mempelajari senyawa hidrokarbon yang begitu banyak,

    para ahli mengolongkan hidrokarbon berdasarkan susunan atom-atom karbon

    dalam molekulnya.

    Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan

    karbon. Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap

    air (H2O) dan karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna

    senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida

    (CO2), dan karbon monoksida (CO). Sumber utama senyawa karbon adalah

    minyak bumi dan batu bara.

    Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru

    yang akan menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan

    adanya gas karbon dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan air barit

    (Ca(OH)2 atau Ba(OH)2) melalui reaksi:

    CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)

    Senyawa karbon yang pertama kali disintesis adalah urea (dikenal

    sebagai senyawa organik) oleh Friederick Wohler dengan memanaskan

    amonium sianat menjadi urea di laboratorium.

    B. Rumusan Masalah

    1. Bagaimana sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan

    aromatik?

    2. Bagaimana membedakan senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi kimianya?

  • 3

    C. Tujuan

    1. Untuk memperlihatkan sifat-sifat khas dari senyawa hidrokarbon jenuh, tak

    jenuh dan aromatik

    2. Untuk membedakan senyawa tersebut berdasarkan sifat reaksi kimia.

  • 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Senyawa hidrokarbon adalah golongan senyawa karbon yang hanya terdiri

    atas unsur karbon dan hidrogen. Pengelompokkan senyawa hidrokarbon

    berdasarkan bentuk rantainya dibedakan menjadi senyawa hidrokarbon alifatik yang

    memiliki rantai C terbuka dan senyawa hidrokarbon siklik yang rantai atom C

    tertutup. Berdasarkan ikatannya atau kejenuhan ikatannya, senyawa hydrogen

    dikelompokkan atas senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa hidrokarbon tak

    jenuh (Untoro, 2010).

    Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.

    Pembakaran sempurna senyawa hidrokarbon akan menghasilkan uap air (H2O) dan

    karbon dioksida (CO2) dan pembakaran tidak sempurna senyawa hidrokarbon akan

    menghasilkan uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), dan karbon monoksida (CO).

    Sumber utama senyawa karbon adalah minyak bumi dan batu bara.

    Adanya uap air dapat dideteksi dengan menggunakan kertas kobalt biru yang

    akan menjadi berwarna merah muda dengan adanya air. Sedangkan adanya gas

    karbon dioksida dapat dideteksi dengan menggunakan air barit (Ca(OH)2 atau

    Ba(OH)2) melalui reaksi:

    CO2 (g) + Ca(OH)2 (aq) CaCO3 (s) + H2O (l)

    Senyawa volatil golongan hidrokarbon merupakan senyawa homolog dari

    hidrokarbon berantai lurus dan siklik. Hidrokarbon gugus alkana yang memiliki

    rantai jenuh dapat dihasilkan dan dikarboksilat dan pemisahan rantai karbon-karbon

    dari asam lemak yang lebih tinggi. Golongan alkena dapat berasal dari dekarbosilasi

    dan pemisahan rantai karbon asam lemak (Pratama, dkk., 2013).

    Dalam berikatan sesama atom karbon terdapat tiga kemukinan, pertama

    membentuk ikatan tunggal, ikatan rangkap dua dan ikatan rangkap tiga. Untuk

    penyederhanaan dapat kita ibaratkan Ikatan tunggal terjadi dari orbital s dan

    disebut ikatan () sigma pada orbital hibrid sp3 dan bentuk molekul tetrahedron

    dengan sudut 109,5o. Senyawa dengan ikatan tunggal disebut dengan senyawa

    hidrokarbon jenuh.

    Senyawa hidrokarbon dengan ikatan rangkap dua terjadi pada orbital p, dan

    ikatan ini dikenal dengan ikatan , pada ikatan rangkap dua terjadi perubahan sudut

  • 5

    akibat dua orbital p berposisi sejajar sehingga membentuk orbital sp2 (segi tiga

    datar) dan sudut yang terbentuk adalah 120o. Sama halnya dengan ikatan rangkap

    tiga terdapat dua orbital p dalam posisi sejajar sehingga merubah bentuk orbital sp

    menjadi (bentuk planar) dengan sudut 180o.

    Atom karbon pada senyawa hidrokarbon memiliki posisi yang berbeda-beda.

    Semua atom karbon (merah) yang dapat mengikat 3 atom hidrogen dan berposisi di

    tepi, disebut dengan atom karbon primer. Atom karbon nomor 3 (hijau) yang

    mengikat 2 atom hidrogen disebut dengan atom karbon sekunder. Demikian pula

    atom karbon yang mengikat hanya 1 atom hidrogen (warna abu-abu) memiliki

    posisi sebagai atom karbon tersier.

    Secara umum senyawa hidrokarbon memiliki ciri-ciri seperti, dibangun oleh

    kerangka atom karbon, ikatan yang membentuk senyawa merupakan ikatan

    kovalen. Senyawa ini titik didih yang rendah sesuai dengan berkurangnya jumlah

    atom karbon penyusunnya, mudah terbakar. Untuk senyawa hidrokarbon yang

    berikatan dengan atom H bersifat polar, dan jika mengikat atom lainnya seperti

    oksigen, nitrogen, belerang, klorida menyebabkan terjadinya molekul yang lebih

    polar.

    Hidrokarbon yang paling sederhana adalah alkana, yaitu hidrokarbon yang

    hanya mengandung ikatan kovalen tunggal. Hidrokarbon merupakan senyawa yang

    struktur molekulnya terdiri dari hidrogen dan karbon. Molekul yang paling

    sederhana dari alkana adalah metana. Metana berupa gas pada suhu dan tekanan

    baku, merupakan komponen utama gas alam (Wilbraham, 1992).

    Hidrokarbon dapat diklasifikasikan menurut macam-macam ikatan karbon

    yang dikandungnya. Hidrokarbon dengan karbon-karbon yang mempunyai satu

    ikatan dinamakan hidrokarbon jenuh. Hidrokarbon dengan dua atau lebih atom

    karbon yang mempunyai ikatan rangkap dua atau tiga dinamakan hidrokarbon tidak

    jenuh (Fessenden, 1997).

    Hidrogen dan senyawa turunannya, umumnya terbagi menjadi tiga kelompok

    besar yaitu:

    1. Hidrogen alifatik terdiri atas rantai karbon yang tidak mencakup bangun siklik.

    Golongan ini sering disebut sebagai hidrokarbon rantai terbuka atau hidrokarbon

  • 6

    siklik. Contoh hidrokarbon alifatik yaitu : C2H6 (etana) CH3CH2CH2CH2CH3

    (pentana)

    2. Hidrokarbon alisiklik atau hidrokarbon siklik terdiri atas atom karbon yang

    tersusun dalam satu lingkar atau lebih.

    3. Hidrokarbon aromatik merupakan golongan khusus senyawa siklik yang biasanya

    digambarkan sebagai lingkar enam dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap

    bersilihganti. Kelompok ini digolongkan terpisah dari hidrokarbon asiklik dan

    alifatik karena sifat fisika dan kimianya yang khas (Syukri, 1999).

    Sebagai hidrokarbon jenuh, semua atom karbon dalam alkana mempunyai

    empat ikatan tunggal dan tidak ada pasangan elektron bebas. Semua elektron

    terikat kuat oleh kedua atom. Akibatnya, senyawa ini cukup stabil dan disebut juga

    parafin yang berarti kurang reaktif (Wilbraham, 1992).

    Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau

    suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai

    lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus

    berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom

    karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom

    karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain (Fessenden, 1997).

    Alkana rantai lurus:

    CH3 CH2 - CH3

    Alkana rantai cabang :

    CH3 CH CH2 CH3

    Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang

    berbobot molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang

    tak larut dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana

    juga ada alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua

    karbonkarbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah

    maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon (Pettruci,

    1987).

    Minyak mentah terdiri atas senyawa hidrokarbon rantai jenuh (alkana),

    aromatik, resin, dan aspaltan. Hidrokarbon rantai jenuh tidak mempunyai rantai

    ganda. Hidrokarbon jenis ini dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya menjadi

  • 7

    nalkana (parafin), isoalkana dan sikloalkana (naften). Dari beberapa senyawa

    tersebut n-alkana alifatik merupakan kelompok hidrokarbon terbesar yang ada di

    minyak mentah maupun hasil penyulingan, yaitu berkisar antara 20-50%. Senyawa

    poliaromatik hidrokarbon (PAH) tersusun atas dua atau lebih cincin aromatik.

    Walaupun kandungan PAH di minyak mentah (sekitar 25%) lebih kecil dibanding

    alkana, namun senyawa ini memiliki tingkat toksisitas yang tinggi. Dengan demikian

    kedua senyawa ini merupakan komponen penting dari minyak yang mempunyai

    efek negatif bagi lingkungan. Hidrokarbon minyak adalah polutan utama pada

    lingkungan laut sebagai akibat dari limbah kilang minyak, produksi minyak lepas

    pantai, aktivitas pelayaran, dan tumpahan minyak akibat kecelakaan tanker

    (Tantowi, 2013).

    Hidrokarbon alifatik berasal dari minyak bumi sedangkan hidrokarbon aromatik

    dari batu bara. Semua hidrokarbon, alifatik dan aromatik mempunyai tiga sifat

    umum, yaitu tidak larut dalam air, lebih ringan dibanding air dan terbakar di udara

    (Wilbraham, 1992).

    Hidrokarbon yang paling sering terkandung di dalam tumbuhan adalah

    hidrokarbon golongan terpen ((C5H8)n, n= 2, 3, dst.) (Eggersdorfer,2003). Terpen-terpen

    dalam rentang hidrokarbon minyak tanah adalah kelompok monoterpen (C10H16) dan

    seskuiterpen(C15H24). Senyawa-senyawa yang termasuk dalam kelompok ini ada yang

    berantai karbon terbuka (asiklik) dan ada pula yang berantai membentuk cincin (siklik)

    (Hudaya, 2013).

    Hidrokarbon C2-C4 merupakan komponen utama dari hasil olahan minyak

    bumi, yang dibutuhkan dalam jumlah yang besar bagi industri dan

    masyarakat.Hidrokarbon C2-C4 merupakan hidrokarbon yang terdiri dari golongan

    paraffin dan olefin. Golongan paraffin berupa etana, propane dan butane,

    sedangkan golongan olefin berupa etilen, propilen dan senyawa butena.

    Hidrokarbon C2-C4 golongan parafin merupakan komponen utama untuk

    pembuatan bahan bakar gas. Adapun etilen dan propilen merupakan bahan baku

    dasar bagi industry petrokimia (Setiadi, 2007).

  • 8

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Senyawa hidrokarbon merupakan senyawa karbon yang paling sederhana.

    Dari namanya, senyawa hidrokarbon adalah senyawa karbon yang hanya tersusun

    dari atom hidrogen dan atom karbon. Identifikasi senyawa hidrokarbon ini bertujuan

    untuk Menyelidiki sifat-sifat fisik, kelarutan dan massa jenis senyawa hidrokarbon,

    Membandingkan reaktivitas antara alkana, alkena , dan senyawa aromatik,

    Menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengidentifikasi senyawa yang tidak

    diketahui. Sample yang digunakan adalah sikloheksana, toluena dan sample

    unknown (fenol).

    Senyawa organik yang hanya mengandung atom hidrogen dan karbon disebut

    hidrokarbon. Hidrokarbon terbagi menjadi dua yaitu hidrokrbon alifatik dan

    hidrokarbon siklik. Hidrokarbon alifatik dan siklik juga dibagi lagi dalam beberapa

    bagian. Hidrokarbon alifatik terbagi menjadi dua yaitu alifatik jenuh (senyawa

    alkana) dan alifatik tak jenuh (senyawa alkena dan alkuna), sedangkan hidrokarbon

    siklik terbagi menjadi tiga yaitu siklik jenuh (sikloalkana), siklik tak jenuh

    (sikloalkena), dan siklik aromatik (benzena).

    Sifat fisik yang dimiliki oleh hidrokarbon disebabkan oleh sifat non polar dari

    senyawa tersebut. Umumnya hidrokarbon tidak dapat bercampur dengan pelarut

    polar seperti air atau etanol. Sebaliknya hidrokarbon daopat bercampur dengan

    pelarut yang relative non polar seperti karbon tetra klorida (CCl4) atau

    diklorometana (CH2Cl2). Reaktivitas kimia senyawa hidrokarbon ditentukan oleh

    jenis ikatannya. Hidrokarbon jenuh (alkana) tidak reaktif terhadap sebagian besar

    pereaksi. Hidrokarbon tak jenuh (alkena dan alkuna), dapat mengalami reaksi adisi

    pada ikatan rangkap dua atau rangkap tiganya. Sedangkan senyawa aromatik

    biasanya mengalami reaksi substitusi.

    Alkana merupakan suatu golongan hidrokarbon alifatik jenuh dengan

    penyusunnya adalah atom-atom karbon dalam rantai terbuka. Alkana mempunyai

    rumus empiris CnH2n+2. Pemberian nama pada alkana dengan rantai tidak

    bercabang yaitu dengan cara menyatakan jumlah atom karbonnya dan ditambah

    akhiran ana yang berarti senyawa tersebut adalah hidrokarbon alifatik jenuh.

  • 9

    Alkana yang memiliki massa molekul rendah yaitu metana, etana, propana

    dan butana pada suhu kamar dan tekanan atmosfer berwujud gas, alkana yang

    memiliki 5-17 atom karbon berupa cairan tidak berwarna dan selebihnya berwujud

    padat. Alkana merupakan senyawa nonpolar sehingga sukar larut dalam air tetapi

    cenderung larut pada pelarut-pelarut yang nonpolar seperti eter, CCl4. Jika alkana

    ditambahkan ke dalam air alkana akan berada pada lapisan atas, hal ini disebabkan

    adanya perbedaan massa jenis antara air dan alkana. Sebagian besar alkana

    memiliki massa jenis lebih kecil dari massa jenis air.

    Alkena tergolong reaktif, karena ikatan rangkap C=C kurang stabil, mudah

    membentuk ikatan tunggal C-C. Jenis reaksi yang terkenal pada alkena adalah adisi,

    yaitu reaksi penambahan atom/gugus atom yang akan menumbuk atom-atom C

    yang reaktif, yaitu C=C dan bergabung dengan kedua atom C tersebut, sehingga

    ikatan rangkap terbuka dan berubah menjadi ikatan tunggal C-C. Sehingga C=C ini

    dapat dikatakan sebagai gugus fungsi alkena, karena C=C inilah yang menentukan

    sifat alkena.

    Benzena termasuk senyawa aromatik dan memiliki rumus molekul C6H6.

    Rumus molekul benzena memperlihatkan sifat ketakjenuhan dengan adanya ikatan

    rangkap. Tetapi ketika dilakukan uji bromin benzena tidakmemperlihatkan sifat

    ketakjenuhan karena benzena tidak melunturkan warna dari air bromin.

    Berdasarkan hasil analisis, ikatan rangkap dua karbon-karbon pada benzena

    tidak terlokalisasi pada karbon tertentu melainkan dapat berpindah-pindah. Gejala

    ini disebut resonansi. Adanya resonansi pada benzena ini menyebabkan ikatan pada

    benzena menjadi stabil, sehingga ikatan rangkapnya tidak dapat diadisi oleh air

    bromin.

    Reaksi-reaksi yang terjadi pada hidrokarbon:

    1. Reaksi Pembakaran

    Hasil pembakaran hidrokarbon adalah CO2 dan H2O. Sebagaimana reaksinya

    adalah sebagai berikut. CH4 2O2 CO2 + 2H2O

    2. Reaksi dengan Bromin

    Hidrokarbon tak jenuh bereaksi cepat dengan bromine dalam larutan CCl4.

    Reaksi yang terjadi adalah adisi bromine pada ikatan rangkap. Larutan bromine

    berwarna merah kecoklatan sedangkan hasilnya adalah tidak berwarna. Sehingga

  • 10

    terjadinya reaksi ini ditandai dengan ilangnya warna larutan bromine. Alkana

    yang tidak memiliki ikatan rangkap, tidak bereaksi dengan bromine (warna

    merah kecoklatan bromine tetap ada). Sedangkan senyawa aromatic dapat

    mengalami reaksi substitusi dengan bromine dengan adanya kjatalis Fe atau

    AlCl3. Reaksi substitusi tersebut juga menghasilkan gas HBr.

    3. Reaksi dengan H2SO4 pekat

    Hidrokarbon tak jenuh akan mengalami reaksi adisi dengan H2SO4 pekat dingin.

    Produksi yang dihasilkan adalah asam alkil sulfonat yang larut dalam H2SO4.

    Hidrokarbon tak jenuh dengan H2SO4 pekat tidak bereaksi, sedangkan alkuna

    dan senyawa aromatik bereaksi lambat.

    4. Reaksi dengan KMnO4 (Uji Baeyer)

    Larutan KMnO4 mengoksidasi senyawa tak jenuh. Alkan dan senyawa aromatic

    umumnya tidak reaktif dengan KMnO4. Terjadinya reaksi ini ditandai dengan

    hilangnya warna ungu dari KMnO4 dan terbentuknya endapan coklat MnO2.

    Produk yang dihasilkan adalah suatu glikol atau 1,2-diol.

    Untuk mengetahui sifat fisika hidrokarbon digunakan pereaksi air dan

    kloroform. Setelah melakukan percobaan tersebut dapat diketahui bahwa senyawa

    hidrokarbon tidak larut dalam air karena air bersifar polar. Semua persenyawaan

    hidrokarbon bersifat non pokar, sehingga ikatan antar molekulnya sangat lemah.

    Karena itu hidrokarbon yang berat molekulnya rendah berbentuk gas. Karena sifat

    non polar ini, hidrokarbon akan mudah larut dalam pelarut-pelarut berpolaritas

    rendah seperti kloroform (CHCl3), benzena (C6H6) dan eter (R-O-R). Selain itu

    hidrokarbon mempunyai kerapatan yang lebih kecil dari air.

    Pereaksi mengalami reaksi adisi (reaksi pemutusan ikatan rangkap atau

    pengubahan ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen tunggal). Terjadinya reaksi adisi

    ditandai dengan hilangnya warna merah cokelat dari bromin. jika warna merah pada

    bromin tidak berubah dapat di simpulkan bahwa sampel tersebut temasuk alkana

    karena tidak memiliki ikatan rangkap (tidak mengalami reaksi adisi).

  • 11

    BAB IV

    PENUTUP

    A. KESIMPULAN

    Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapar disimpulkan bahwa

    1. Senyawa hidrokarbon jenuh, tak jenuh dan aromatik cenderung memiliki sifat

    khas masing-masing, akan tetapi jika ditinjau dari sifat kelarutannya,senyawa-

    senyawa tersebut tidak dapat larut dalam pelarut polar tetapi dalampelarut

    nonpolar.

    2. Berdasarkan reaksi kimianya, dapat diketahui bahwa alkena lebih rekstif

    dibandinkan dengan alkana, alkana karena terdiri dari satu ikatan

    rangkapsehingga tidak reaktif. Sedangkan senyawa alkena dan senyawa

    aromatik memiliki reaksi yaitu pembakaran, adisi dan polimerisasi.

    B. SARAN

    Saran saya pada percobaan ini adalah sebaiknya perlu diadakan

    ketersediaan bahan-bahan untuk percobaan ini agar kesempatan untuk langsung

    mengenal senyawa hidrokarbon tidak tertutup untuk para praktikan.

  • 12

    DAFTAR PUSTAKA

    Fessenden, Ralph J, dan Fessenden, Joan S. 1997. Dasar-dasar Kimia Organik. Bina Aksara. Jakarta.

    Hudaya, T., dkk., 2013, Hidrogenasi Elektrokimia Hidrokarbon Terpen.

    Petrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Jilid 3. Erlangga.

    Jakarta.

    Pratam, R., I., dkk., 2013, Komposisi Kandungan Senyawa Flavor Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Segar Dan Hasil Pengukusannya, Jurnal Akuatika, Vol. IV No. 1.

    Setiadi, dkk., 2007, Konversi Katalitik N-Butanol Menjadi Hidrokarbon C2-C4 Menggunakan Katalis B2O3/Zeolit Alam, Jurnal Teknik Kimia Indonesia, Vol. 6, No. 2.

    Syukri, S. 1999. KImia Dasar 3. ITB. Bandung.

    Tantowi, A., dkk., 2013, Keragaman Bakteri Laut Pendegradasi Alkana Dan Poliaromatik Hidrokarbon Di Pulau Pari Jakarta (Diversity Of Alkane And Polyaromatic Hydrocarbon Degrading Bacteria In Pari Island (Jakarta), Jurnal Biologi Indonesia, Vo. 9, No. 1.

    Untoro, J., dkk., 2010, Buku Pintar pelajaran SMA IPA, Jakarta, Wahyumedia.

    Wilbraham, A. C. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. ITB. Bandung.