makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

58
1. HEMATURI 1.1Definisi Hematuria adalah didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Hal ini perlu dibedakan dengan bloody urethral discharge atau perdarahan per uretram, yaitu keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi. Keadaan ini sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra. Harus diyakinkan pula bahwa seorang yang menderita hematuria atau pseudo hematuria. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau kecoklatan yang bukan disebabkan oleh sel darah merah, melainkan oleh zat lain lain yang mewarnai urine misalnya pada keadaan hemoglobinuria, mioglobinuria, konsentrasi zat asam urat yang meningkat, sehabis makan atau minum bahan yang mengandung pigmen tumbuh – tumbuhan berwarna merah atau setelah mengkonsumsi beberapa obat- obatan

description

menjelaskan tentang terjadinya hematuri dan berbagai macam infeksi salukan kemih.

Transcript of makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Page 1: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

1. HEMATURI

1.1 Definisi

Hematuria adalah didapatkannya sel darah merah di dalam urine. Hal ini perlu

dibedakan dengan bloody urethral discharge atau perdarahan per uretram, yaitu

keluarnya darah dari meatus uretra eksterna tanpa melalui proses miksi. Keadaan ini

sering terjadi pada trauma uretra atau tumor uretra.

Harus diyakinkan pula bahwa seorang yang menderita hematuria atau pseudo

hematuria. Pseudo atau false hematuria adalah urine yang berwarna merah atau

kecoklatan yang bukan disebabkan oleh sel darah merah, melainkan oleh zat lain lain

yang mewarnai urine misalnya pada keadaan hemoglobinuria, mioglobinuria,

konsentrasi zat asam urat yang meningkat, sehabis makan atau minum bahan yang

mengandung pigmen tumbuh – tumbuhan berwarna merah atau setelah

mengkonsumsi beberapa obat- obatan tertentu seperti fenotiazina, piridium, porfirin,

rifampisin dan fenolftalein.

1.2 Etiologi

Hematuri dapat disebabkan oleh berbagai etiologi seperti:

a. Infeksi : Bacterial cystitis (sering), Interstitial cystitis (jarang), Prostatitis,

Uretritis, Tuberculosis, Schistosomiasis

b. Batu : Batu ginjal, Batu ureter, Batu buli-buli

Page 2: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

c. Tumor : Renal carcinoma, Ureteric carcinoma, Bladder carcinoma, Prostatic

carcinoma

d. Inflamasi : Glomerulonefritis, IgA nefropati, Goodpastures syndrome,

Radiation cystitis

e. Trauma : Trauma ginjal (trauma tumpul abdomen), Trauma buli-buli

(kateterisasi)

f. Hematologi : Terapi antikoagulan, Henoch-Schonlein purpura, Kelainan

koagulasi, Sickle cell disease

g. Olahraga : pelari jarak jauh

1.3 Gambaran Klinis

Pada anamnesis ditanyakan, hematuria bermula pada awal berkemih dimana

menunjukkan ada kelainan di uretra bagian distal. Manakala, jika hematuria

berlangsung selama berkemih menunjukkan adanya kelainan di saluran kemih bagian

atas dan jika hematuria terjadi di akhir berkemih, kemungkinan adanya kelainan di

leher dari buli-buli (bladder neck) atau uretra pars prostatika. Pada wanita yang

mengalami hematuria, perlu dipastikan apakah pasien dalam keadaan menstruasi saat

dievaluasi untuk mengambil langkah berjaga-jaga dalam mendapatkan specimen buat

analisis.

Gejala-gejala lain seperti peningkatan frekuensi berkemih dan disuria perlu

ditanyakan karena kedua gejala dapat mengarah adanya infeksi saluran kemih atau

Page 3: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

uroepithelial malignancy. Jika pada pasien didapatkan adanya nyeri kolik, perlu

dicurigai penyebab hematuria adalah batu saluran kemih. Hematuria tanpa rasa nyeri

menunjukkan kemungkinan disebabkan oleh kelainan lain seperti nefrolitiasis,

infeksi, atau nekrosis papiler. Selain itu, hematuria yang tidak nyeri serta tanpa

gejala-gejala lain dari penyakit ginjal perlu di periksa dengan lebih lanjut untuk

menolak kemungkinan adanya keganasan genitourinaria.

Keluhan lain yang ditanyakan seperti penurunan berat badan, kemerahan di

kulit, arthritis, artralgia, atau gejala penyakit paru menunjukkan adanya penyakit

sistemik termasuk sindroma vaskulitis, keganasan dan tuberkulosis. Nyeri

tenggorokan atau infeksi di kulit yang terjadi tidak lama sangat berhubung erat

dengan poststreptokokus glomerulonefritis.

Riwayat pemakaian obat penting untuk diketahui karena gambaran diskolorasi

urine atau hematuria sendiri dapat terjadi akibat pemakaian beberapa macam obat

seperti penggunaan analgesic untuk jangka waktu yang lama (analgesic

nephropathy). Penggunaan kontrasepsi oral juga dikaitkan dengan loin-pain

hematuria syndrome. Perokok dan pasien yang diobati dengan siklofosfamid juga

mempunyai risiko tinggi menderita kanker buli-buli. Riwayat keluarga seperti sickle

cell disease, polycystic kidney disease, atau penyakit ginjal yang lain serta riwayat

bepergian ke area endemik malaria atau schistosomiasis.

Page 4: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Pada pemeriksaan fisik, hipertensi terutama yang baru terjadi mungkin

merupakan tanda-tanda dari penyakit ginjal. Temuan pada pemeriksaan fisik seperti

petekia, arthritis, mononeuritis multiplex, dan eritema mungkin berkaitan dengan

koagulapati, penyakit imunologik, atau vaskulitis. Pemeriksaan prostat dan meatus

uretra juga perlu dilakukan untuk mendapatkan evaluasi yang lengkap.

1.4 Pemeriksaan Penunjang

Tidak semua pemeriksaan dilakukan ke semua pasien. Pemeriksaan dipilih

berdasarkan kemungkinan penyebab hematuria.

a. Tes darah

Darah lengkap : deteksi anemia

ESR Erythrocyte sedimentation : meningkat pada infeksi dan

keganasan

Faal ginjal : ureum dan kreatinin

b. Tes urine

Tes Dipstick : deteksi darah

Miksroskopi : hematuria mikroskopik

Sitologi urine : deteksi tumor buli-buli

Morfologi sel darah merah dalam urine : deteksi sumber perdarahan

c. Radiologi

Foto polos : mayoritas dari kasus batu ginjal, ureter dan buli-buli

Page 5: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

IVP (intravenous pyelography) :

Pemeriksaan yang sering digunakan untuk melihat struktur sistem

genitourinaria selain pemeriksaan ini lebih murah. Namun, IVP tidak dapat

mendeteksi batu saluran kemih yang berukuran diameter <3 cm dan tidak

dapat mengevaluasi buli-buli dan uretra sepenuhnya.

USG (ultrasonography) :

Sangat penting untuk mendeteksi kista dan dapat digunakan pada

pasien gagal ginjal (tidak menggunakan kontras). Namun, USG tidak dapat

mendeteksi batu saluran kemih yang berukuran diameter < 3 cm dan sangat

tidak bermanfaat untuk mengevaluasi uroepitelium.

CT scan :

CT scan dengan kontras sangat bermakna digunakan untuk mendeteksi

massa kecil parenkim ginjal, urolitiasis, dan abses ginjal. Kekurangan CT

scan adalah dalam mendeteksi keganasan uroepitelial.

MRI : dapat menentukan derajat kanker prostat

d. Patologi

Biopsi : karsinoma

Biopsi ginjal : dilakukan selepas pemeriksaan rutin ginjal

e. Bedah

Semua pemeriksaan di atas tidak dapat melakukan evaluasi dari mukosa buli-

buli, maka cystoscopy dilakukan terutama pada pasien berusia >40 tahun dan juga

Page 6: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

pasien yang masih muda tetapi mempunyai faktor risiko menderita keganasan

genitourinaria.

Flexicystoscopy : pemeriksaan endoskopi buli-buli bawah pengaruh

anestesi lokal

Rigid cystoscopy : pemeriksaan endoskopi buli-buli bawah pengaruh

anestesi umum

Retrograde ureterography : visualisasi ureter dan pelvis renalis

Ureteroscopy : pemeriksaan endoskopi ureter via buli-buli

1.5 Diagnosis Banding

a. Hemoglobinuria

b. Makanan (contoh: beetroot)

c. Obat (contoh: nitrofurantoin dan rifampisin)

d. Porphyrias

e. Menstruasi

1.6 Tatalaksana

Pada pasien dengan keluhan terdapat darah dalam urin atau hematuria, langkah

awal untuk pemeriksaan dilakukan tes urin yaitu tes dipstick. Jika hasilnya positif,

dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan sedimen urin untuk melihat apakah

terdapat sel darah merah ( eritrosit ). Jika tidak didapatkan sel darah merah, maka

Page 7: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

dapat dicurigai adanya myoglobinuria atau hemoglobinuria. Pada kasus ini juga, perlu

diperhatikan adanya riwayat penggunaan obat-obatan yang menimbulkan efek

samping yaitu hematuria.

Jika didapatkan sel darah merah dalam sedimen urin, harus dipastikan kembali

apakah terdapat pyuria atau bakteriuria, jika ada lakukan kultur urin. Hasil neharif

pada kultur urin dapat dicurigai adanya nefritis intertisial. Pada kasus yang positif sel

darah merah pada urin, harus dilakukan juga pemeriksaan ada tidaknya protein dalam

uri ( proteinuria ), jika tidak ada protein dalam urin atau yang disebut isolated

hemturia, maka dilakukan pemeriksaan darah lengkap, prothombin time, partial

tromboplastin time dan elektoforesis Hb. Pemeriksaan ini dilakukan untuk

mengevaluasi kemungkinan terjadinya suatu proses keganasan dan kelainan struktur.

Page 8: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

2. INFEKSI SALURAN KEMIH

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah infeksi bakteri yang terjadi pada saluran

kemih (mencakup organ-organ saluran kemih, yaitu ginjal, ureter, kandung kemih,

dan uretra). Infeksi saluran kemih (ISK) adalah penyakit infeksi yang kedua tersering

pada tubuh sesudah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus dilaporkan

per tahun (NKUDIC). Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan penyakit yang sering

dijumpai di masyarakat, menyerang anak-anak maupun dewasa dan merupakan

masalah kesehatan yang serius.

Infeksi saluran kemih dapat hanya mengenai saluran bagian bawah atau saluran

bagian bawah dan atas sekaligus. Infeksi saluran bawah antara lain : cystitis, uretritis,

dan prostatitis, Sedangakan infeksi saluran atas meliputi : Pyelonephritis.

2.1 CYSTITIS

2.1.1 Definisi

Cystitis adalah inflamasi akut pada kandung kemih. Cystitis akut adalah

inflamasi akut pada mukosa buli-buli yang sering disebabkan oleh infeksi oleh

bakteria. Mikroorganisme penyebab infeksi ini terutama adalah E. coli, Enteroccoci,

Proteus, dan Stafilokokus aureus yang masuk ke kandung kemih melalui uretra.

2.1.2 Etiologi

E coli menyebabkan 70-95% ISK atas dan bawah. Berbagai organisme juga

dapat menyebabkan infeksi ini, termasuk S saprophyticus, spesies Proteus, spesies

Klebsiella, Enterococcus faecalis, Enterobacteriaceae lain, dan ragi. Beberapa spesies

Page 9: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

lebih sering terjadi pada sub kelompok tertentu, seperti Staphylococcus saprophyticus

pada wanita muda.

Faktor risiko terpenting adalah adanya kateter. Kateter memasukkan organisme

ke dalam kandung kemih dan memacu kolonisasi dengan menyediakan permukaan

untuk adhesi bakteri dan menyebabkan iritasi mukosa. Hubungan seksual juga

memberikan kontribusi terhadap peningkatan risiko, seperti halnya penggunaan

diafragma dan / atau spermisida.

2.1.3 Manisfestasi Klinik

a. Cystitis biasanya memperlihatkan gejala :

b. Disuria (nyeri waktu berkemih)

c. Peningkatan frekuensi berkemih terutama pada malam hari (nokturia)

d. Perasaan ingin berkemih dan tertekan pada perut bagian bawah

e. Adanya sel-sel darah merah dalam urin (hematuria)

f. Nyeri punggung bawah atau suprapubic

g. Demam yang disertai adanya darah dalam urine pada kasus yang parah.

h. Seringnya berkemih, namun jumlah urin sedikit (oliguria)

i. Urin berwarna gelap dan keruh, serta adanya bau yang menyengat dari urin

j. Ketidaknyamanan pada daerah pelvis renalis

k. Rasa sakit di atas bagian daerah pubis (pada wanita)

l. Rasa tidak nyaman pada daerah rectum (pada pria)

2.1.4 Pemeriksaan Penunjang

Page 10: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Selain dilihat dari gejala umum sistitis seperti urgensi, frekuensi, disuria, dan,

sesekali, hematuria, dispareunia, kram perut, dan / atau nyeri kandung kemih dan

kejang. Tes yang dilakukan adalah:

a. Microscopic urinalysis

Spesimen urin menunjukkan piuria dalam spesimen yang disentrifugasi, biasanya

didefinisikan sebagai > 10 PMNs/400X high dry field (WBC, RBC, atau bakteri),

menunjukkan uretritis atau cystitis.

b. Gram stain

Pewarnaan Gram yang menampilkan> 1 organisme / minyak imersi lapangan

(1000X) menunjukkan infeksi saluran kemih bakteri (ISK).

c. Urine culture

Jika kultur urin diperoleh, ≥ 103 koloni hitungan organisme uropathogenic tunggal

(E. coli, S. saprophyticus, Proteus spp.) menunjukkan adanya ISK.

2.1.5 Patofisiologi

Saluran kemih biasanya steril. ISK tanpa komplikasi melibatkan kandung kemih

di host tanpa mendasari penyakit ginjal, metabolik, atau neurologis. Cystitis

merupakan invasi mukosa kandung kemih, paling sering oleh bakteri coliform

enterik (misalnya Escherichia coli) yang mendiami introitus vagina periuretra dan

naik ke kandung kemih melalui uretra.

Page 11: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Pada ISK berulang, E coli, puncak kolonisasi daerah periuretra 2-3 hari sebelum

perkembangan gejala cystitis akut kisaran 46-90%. Selama periode yang sama,

asimtomatik bakteriuria meningkat dari 7% menjadi 70%.

Karena hubungan seksual dapat meningkatkan migrasi ini, cystitis sering terjadi

pada wanita muda yang sehat. Umumnya, urin adalah media kultur yang baik.

Faktor-faktor yang tidak menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri termasuk pH

rendah (5,5 atau kurang), konsentrasi tinggi urea, dan adanya asam organik yang

berasal dari diet yang mencakup buah-buahan dan protein. Asam organik

meningkatkan pengasaman urin.

Sering berkemih dikaitkan dengan penurunan kejadian ISK. Biasanya, lapisan

tipis air seni tetap di dalam kandung kemih setelah mengosongkan, dan setiap

bakteri ini dikeluarkan oleh produksi sel mukosa asam organik.

Secara umum, ada 3 mekanisme utama yang bertanggung jawab untuk ISK:

Kolonisasi dengan ascending spread

Hematogenous spread

Periurogenital spread

Bakteri virulensi

Uropathogenic bakteri, berasal dari flora tinja. Ciri-ciri memfasilitasi kolonisasi

dan infeksi saluran kemih. Adhesins adalah struktur permukaan bakteri yang

memungkinkan keterikatan pada membran inang. Pada infeksi E coli, ini termasuk

pili (yaitu, fimbriae) dan outer-membran protein (misalnya, hemaglutinin). P

Page 12: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

fimbriae, yang melekat pada globoseries tipe glikolipid ditemukan dalam usus besar

dan epitel saluran kemih, yang berhubungan dengan pielonefritis dan cystitis dan

ditemukan di strain E. coli banyak yang menyebabkan urosepsis. Faktor lain yang

mungkin penting untuk virulensi E coli pada saluran kemih meliputi polisakarida

kapsuler, hemolysins, faktor nekrosis sitotoksik (CNF) protein, dan aerobactins.

Contoh lain dari virulensi bakteri adalah kemampuan dipenuhi dari Proteus

mirabilis. Musim kawin melibatkan ekspresi gen tertentu ketika bakteri ini terkena

permukaan seperti kateter. Hal ini menghasilkan gerakan terkoordinasi sejumlah

besar bakteri, memungkinkan P mirabilis untuk bergerak di permukaan padat. Hal

ini mungkin menjelaskan hubungan antara P mirabilis UTI dengan organ pada

saluran kemih.

2.1.6 Klasifikasi

Cystitis dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu;

Bacterial cystitis

Umumnya disebabkan oleh infeksi kandung kemih dengan jenis bakteri yang

disebut Escherichia coli (E. coli). Bakteri ini terjadi secara alami dalam usus

dan biasanya tidak menimbulkan masalah sampai mereka masuk ke dalam

sistem kemih

Non bacterial cystitis/ interstisial cystitis (IC)

Disebabkan oleh sejumlah hal, termasuk:

a. Dehidrasi

Page 13: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Ini dapat disebabkan oleh efek dari beberapa makanan atau minuman.

Alkohol, teh, kopi dan minuman bersoda semua dapat merangsang ginjal dan

menyebabkan dehidrasi dengan meningkatkan output urin.

b. Makanan tertentu dapat mengiritasi kandung kemih pada orang yang sensitif

c. Sesekali, (infeksi jamur) dapat menyebabkan sistitis, situasi dapat diperburuk

oleh konsumsi makanan manis.

d. Hubungan seksual dapat menyebabkan iritasi dan memar.

e. Bahan kimia dalam bentuk sabun dihilangkan, mandi gelembung dan bubuk

cuci juga dapat menyebabkan iritasi.

f. Pakaian terbuat dari serat buatan dapat mencegah udara yang mencapai

daerah perineum dan dapat menyebabkan sistitis atau thrush.

Cystitis dapat juga diklasifikasikan menjadi :

Uncomplicated Cystitis

Uncomplicated Cystitis terjadi pada pasien yang memiliki saluran genitourinari

normal; yang tidak memiliki riwayat instrumentasi terakhir, dan yang gejalanya

terbatas pada saluran kemih bawah. Uncomplicated Cystitis paling sering terjadi

pada anak, wanita aktif secara seksual. Pasien biasanya datang dengan disuria,

frekuensi kencing dan urgensi kemih.

Complicated Cystitis

Complicated Cystitis dikaitkan dengan kondisi yang dapat meningkatkan risiko

kegagalan terapi. Beberapa kondisi yang mendasarinya termasuk diabetes, gejala

Page 14: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

selama 7 hari atau lebih sebelum mencari pengobatan, gagal ginjal, kelainan

fungsional atau anatomis pada saluran kemih, ginjal transplantasi, sebuah stent

kateter berdiamnya, atau imunosupresi.

Pasien dengan cystitis akut ditemukan dengan gangguan buang air kecil,

seperti dysuria, frekuensi dan urgensi. Pasien juga merasakan nyeri punggung

bawah dan nyeri suprapubik. Hematuria dan urin keruh juga tanda yang sering

ditemukan. Cystitis jarang disertai demam, mual, muntah, badan lemah dan

kondisi umum yang menurun. Jika disertai dengan demam dan nyeri pinggang

perlu dipikirkan adanya penjalaran infeksi ke saluran kemih sebelah atas.

Reaksi inflamasi menyebabkan mukosa inflamasi kandung kemih

menjadi kemerahan (eritema), edema dan hipersensitif sehingga jika kandung

kemih terisi urine, akan mudah terangsang untuk segera mengeluarkan isinya;

hal ini menyebabkan gejala frekuensi. Kontraksi kandung kemih akan

menyebabkan rasa sakit/nyeri di daerah suprapubik dan eritema mukosa

kandung kemih mudah berdarah dan menimbulkan hematuria.

Gejala infeksi saluran kemih pada anak – anak, meliputi:

Diarrhea

Menangis tanpa henti yang tidak dapat dihentikan dengan usaha tertentu

(misalnya:

pemberian makan, dan menggendong)

Page 15: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Kehilangan nafsu makan

Demam

Mual dan muntah

Untuk anak – anak yang lebih dewasa, gejala yang ditunjukkan berupa:

rasa sakit pada panggul dan punggung bagian bawah (dengan infeksi pada

ginjal)

seringnya berkemih

ketidakmampuan memprodukasi urin dalam jumlah yang normal, dengan kata

lain, urin

berjumlah sedikit (oliguria)

tidak dapat mengontrol pengeluaran kandung kemih dan isi perut

rasa sakit pada perut dan daerah pelvis

rasa sakit pada saat berkemih (dysuria)

urin berwarna keruh dan memilki bau menyengat

2.1.7 Terapi

Non farmakologi

Selalu bersihkan anus dari belakang dan menyeka dari depan ke belakang,

tidak pernah sebaliknya. 

Bersihkan perineum sebelum berhubungan seksual.

Bersihkan urin setelah berhubungan.

Pastikan asupan cairan cukup untuk menghindari dehidrasi..

Page 16: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Farmakologi

Yang pertama dipiliih untuk pengobatan sistitis akut uncomplicated pada

nitrofurantoin monohidrat / macrocrystals, trimethoprim-sulfamethoxazole

(TMP-SMX), atau fosfomycin. Beta-laktam antibiotik dapat digunakan ketika

obat yang direkomendasikan tidak dapat digunakan. Fosfomycin dan

monohidrat nitrofurantoin / macrocrystals harus dihindari pada pasien dengan

pielonefritis awal mungkin. Fluoroquinolones biasanya disediakan untuk

complicated cystitis.

2.2 URETRITIS

2.2.1 Definisi

Uretritis sering disebut peradangan pada uretra (saluran tempat lewatnya air seni

dari kandung kemih ke luar tubuh) pada pria ditandai dengan keluarnya cairan dan/

atau gejala seperti disuria uretra atau gatal pada bagian uretra, tapi dimungkinkan

juga tanpa memperlihatkan gejala. Uretritis biasanya disebabkan karena infeksi dan

juga dapat disebabkan oleh berbagai organisme, termasuk bakteri dan jamur. Uretritis

noninfeksi seringkali disebabkan dari hasil kateterisasi medis. Uretritis juga dapat

berkembang karena sensitivitas kimia yang menyebabkan iritasi, seperti dari

spermatosit di kondom, kontrasepsi jelly, krim, atau foam.

2.2.2 Etiologi

Faktor risiko terkena uretritis, meliputi :

Page 17: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

1. Praktek seksual tertentu dapat meningkatkan tertularnya uretritis sekunder

untuk PMS.

2. Penggunaan kontrasepsi seperti kondom dapat membantu untuk mengurangi

kemungkinan STD.

3. Penggunaa spermisida dapat menyebabkan uretritis kimia.

4. Usia yang lebih muda saat berhubungan seksual pertama berkorelasi dengan

peningkatan risiko tertular PMS (penyakit menular seksual).

5. Individu dengan banyak pasangan lebih mungkin terkena PMS.

6. Preferensi seksual, pria homoseksual memiliki tingkat PMS tertinggi.

Uretritis juga dapat meningkatkan pelepasan virus dari HIV.

2.2.3 Patofisiologi

Uretritis adalah kondisi peradangan yang dapat menular atau pasca trauma di

alam. Penyebab infeksi uretritis biasanya ditularkan melalui hubungan seksual dan

digolongkan sebagai uretritis gonokokal, dimana uretritis yang disebabkan oleh

bakteri Neisseria gonorrhoeae sedangkan Uretriris Non Gonokokal disebabkan oleh

bakteri Chlamydia trachomatis, Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis,

Mycoplasma genitalium, atau Trichomonas vaginalis.

Uretritis pasca trauma dapat terjadi pada 2% - 20% pasien yang sedang

mengalami kateterisasi intermiten dan setelah instrumentasi atau penyisipan benda

asing. Kasus uretritis dengan kateter lateks 10 kali lebih tinggi dibandingkan kateter

dengan silikon.

Page 18: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Uretritis disebabkan oleh hubungan dengan sindrom menular lainnya, seperti

epididimitis, orkitis, prostatitis, procititis, arthritis reaktif, iritis, pneumonia, otitis

media, dan infeksi saluran kemih.

Pada awal mulanya pasien mengeluh sensasi perih saat buang air kecil (disuria).

Sekitar 25% kasus uretritis tidak tampak gejalanya. Timbulnya gejala pada umumnya

mulai 4 hari sampai 2 minggu setelah kontak pasangan yang terinfeksi, atau pasien

yang mungkin tanpa gejala. Pada uretal discharge tampak cairan berwarna kuning,

hijau, coklat, atau warna merah darah dari produksi urinnya. Sebuah sensasi gatal

atau iritasi pada bagian uretra. Pada pria menunjukkan keluarnya darah di urin

(hematuria). Selain itu, uretritis juga bisa disebabkan oleh infeksi bakteri

gonorrhoeae yang penampakan fisiknya sering mengeluarkan nanah dari penisnya.

Jika uretritis terjadi pada pria, saat hubungan seksual dan ejakulasi terasa

menyakitkan (orchalgia), dan adanya noda darah pada air maninya. Pada wanita

biasanya mengeluhkan gejala memburuk selama menstruasi.

Patofisiologi pada Uretritis Gonoreal

Bakteri Neisseria gonorrhoeae akan mengalami kontak seksual di uretra, lalu

akan menginvasi dan menempel pada mukosa uretra. Di dalam mukosa uretra bakteri

akan berproliferasi untuk menghancurkan sel mukosa yang mengakibatkan inflamasi,

edema pada mukosa. Peradangan pada saluran uretra inilah yang menyebabkan

uretritis.

Patofisiologi pada Uretritis Non-Gonoreal

Page 19: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Bakteri Chlamydia trachomatis masuk melalui uretra. Lalu, bakteri akan

menginvasi dan menempel pada dinding mukosa uretra. Dalam mukosa mengalami

proliferasi bakteri, dimana akan mengakibatkan peradangan dan edema mukosa ureter

sehingga menyebabkan uretritis.

2.2.4 Klasifikasi

Uretritis biasanya dikategorikan ke dalam dua bentuk, yaitu Uretritis 

Gonokokal (GU) dan Uretritis Non Gonococcal (NGU).

Gonokokal Uretritis (80% kasus) disebabkan oleh bakteri Neisseria

gonorrhoeae. Gonorrhoeae, yang merupakan bakteri gram negatif. Pasien memiliki

masa inkubasi yang lebih pendek dibandingkan dengan Uretritis Non Gonokokal.

Pada pria, infeksi orifisium mental terjadi disertai rasa terbakar ketika urinasi. Rabas

uretral purulen muncul dalam 3 sampai 14 hari (atau lebih lama) setelah kontak

seksual. Meskipun demikian penyakit ini dapat bersifat asimtomatik. Pada pria,

infeksi melibatkan jaringan di sekitar uretra, menyebabkan periuretritis, prostatis,

epididimitis, dan striktir uretra. Sterilitas dapat terjadi akibat obstruksi

vasoepididimal. Pada wanita rabas uretral tidak selalu muncul dan penyakit juga

asimtomatik. Oleh karena itu gonorea pada wanita sering tidak didiagnosis dan

dilaporkan.

Uretritis Non Gonokokal (50% kasus) disebabkan oleh Chlamydia trachomatis,

Ureaplasma urealyticum, Mycoplasma hominis, Mycoplasma genitalium dan T.

Vaginalis. Pasien memiliki inkubasi lebih lama dibandingkan dengan uretritis

Page 20: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

gonokokal. Periode inkubasi untuk NGU adalah 1-5 minggu. Jika pada pria, akan

terjadi keluhan adanya disuria tingkat sedang atau parah dan rabas uretral dengan

jumlah sedikit sampai sedang. Uretritis kateterisasi terjadi pada 2-20% pasien yang

mengalami kateterisasi intermiten dan kateter lateks cenderung lebih mungkin

menimbulkan uretritis daripada kateter silikon.

2.2.5 Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala Uretritis Gonococcal (UG) dan Uretritis Non Gonococcal

(UNG) pada dasarnya adalah sama, namun berbeda pada derajat keparahan gejala

yang timbul. Kedua uretritis baik gonoccoccal maupun UNG menyebabkan adanya

lendir, dysuria, dan gatal pada uretra. Lendir yang sangat banyak, dan purulen lebih

sering pada gonorrhea, sedangkan pada kondisi UNG, lendir yang dihasilkan lebih

sedikit dan mukoid. Pada UNG, lendir sering hanya muncul pada pagi hari, atau

hanya terlihat seperti krusta yang melekat di meatus atau terlihat seperti bercak pada

pakaian dalam. Frekuensi, hematuria, dan urgensi sering terjadi pada kedua jenis

infeksi. Masa inkubasi jauh lebih pendek pada infeksi gonorrhea, yaitu dalam 2-6

hari, sedangkan pada UNG, gejala muncul dalam 1-5 minggu setelah infeksi, dengan

masa inkubasi rata-rata 2-3 minggu.

2.2.6 Treatment

a. Farmakologi

Uretritis yang disebabkan oleh gonore dan infeksi bakteri lainnya biasanya

dapat berhasil apabila diobati dengan terapi antibiotik. Apabila disebabkan oleh

Page 21: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

clamidyal maka pengobatan yang paling efektif adalah penggunaan anticlamydial.

Penatalaksanaan terapi berdasarkan panduan The Center for Disease Control and

Prevention. Antibiotika yang direkomendasikan untuk N. Gonnorrheae :

– Cefixime 400 mg oral

– Ceftriaxone 250 mg IM

– Ciprofloxacine 500 mg oral

– Ofloxacin 400 mg oral

Keempat antibiotika diatas diberikan dalam dosis tunggal.

Infeksi gonorrheae sering diikuti dengan infeksi chlamydia. Oleh karena

itu perlu ditambahkan antibiotika anti-chlamydial :

– Azithromycin, 1000 mg oral (dosis tunggal)159

– Doxycycline 100 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari175

– Erythromycine 500 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari

– Ofloxacin 200 mg oral 2 kali sehari selama 7 hari

Seperti pada penyakit menular seksual lainnya, penatalaksanaan terhadap

pasangan seksual perlu diberikan.

Pasien dengan infeksi klamidia harus dimonitor selama 2 minggu.

Pemberian informasi kepada pasangan, pencegahan hubungan seksual

sementara serta penyelesaian terapi dengan benar harus dicek. Dalam hal

ini pasangan maupun semua orang yang memiliki kontak seksual

Page 22: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

langsung dengan penderita harus diidentifikasi dan diberikan saran untuk

mendapatkan terapi serupa.

b. Non farmakologi

Pantang untuk menggunakan kondom saat berhubungan seksual selama masa

pengobatan (lebih baik lagi tidak melakukan hubungan seks sebelum menikah).

Hal ini bertujuan untuk mengevaluasi dan mengobati pasangan seksualnya.

Uretritis yang disebabkan oleh iritasi kimia (deterjen, lotion, spermisida, atau

kontrasepsi) atau trauma diperlukan dengan cara menghindari faktor pencetusnya.

2.3 PROSTATITIS

2.3.1 Definisi

Bakterial prostatitis merupakan peradangan yang terjadi pada kelenjar prostat

dan jaringan sekitarnya. Bacterial prostatitis terbagi menjadi prostatitis akut dan

kronik. Dari definisinya, bakteri patogen dan inflamasi akan muncul pada ekskresi

prostat dan urin yang menjadi tanda untuk diagnosis bakterial prostatitis. Prostatitis

jarang terjadi pada laki-laki muda, tetapi infeksi berulang akan muncul pada pria

yang berumur di atas 30 tahun. Akut prostatitis dikarakterisasi dengan adanya batuk

yang muncul tiba-tiba, dan gejala urin dan konstitutional. Prostatitis kronis

menimbulkan gejala susah buang air kecil, sakit punggung belakang, dan tekanan

perineal. Penyakit ini merupakan infeksi berulang oleh organisme yang sama akibat

pengobatan yang tidak sempurna bakteri dari kelenjar prostat.

2.3.2 Etiologi

Page 23: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Akut bakterial prostatitis dapat disebabkan infeksi melalui uretra, refluks urin

ke dalam saluran prostat, atau penyebaran langsung dari dubur. 80% patogen adalah

organisme gram negatif seperti Eschericia coli, Enterobacter, Serratia, Pseudomonas,

Enterococcus, dan spesies prosteus. Merawat pasien di rumah dengan penggunaan

kateter yang tidak baik dapat menyebabkan resiko munculnya penyakit akut bakterial

prostatitis.

Kronis bakterial prostatitis dapat disebabkan oleh hal berikut :

Masalah utama disfungsi berkemih, baik struktural dan fungsional.

75-80% E coli menyebabkan kronik bakterial prostatitis.

C trachomatis, spesies Ureaplasma, Trichomonas vaginalis.

Organisme yang tidak umum, seperti M tuberculosis dan Coccidioides, Histoplasma,

dan spesies candida. Tuberkulosis prostatitis dapat ditemukan pada renal

tuberkulosis.

HIV

Cytomegalovirus

Kondisi inflamasi

Penyebab kronis prostatitis dan kronis pelvis pain adalah :

Patologi fungsional dan struktural kandung kemih seperti obstruksi leher vesikal dan

pseudodyssynergia

Obstruksi saluran kemih

Peningkatan tekanan pelvis

Page 24: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Inflamasi nonspesifik prostatic.

2.3.3 Patofisiologi

Di bakterial prostatitis, penularan bakteri umum terjadi, tapi hematogenus,

limfatik, dan penyebaran infeksi dari organ sekitarnya perlu diperhitungkan.

Kehadiran sel akut inflamasi pada kelenjar epitelium dan lumen prostat, dan kronik

inflamasi sel di jaringan perigandular mengkarakterisasi prostatitis. Meskipun

kehadiran dan kuantitas sel inflamatori di urin dan sekresi prostat tidak berkaitan

dengan berbagai macam gejala klinik. Sindrom kronis sakit pada panggul didiagnosis

melalui kultur urin dan sekresi prostat. Disfungsi neuromuscular atau masuknya urin

pada saluran ejakulator dan saluran prostat dapat menjadi faktor pengendapan. Virus

dan granulomatosa prostitis dapat dihubungkan dengan infeksi HIV dan penyebab

lainnya penyakit kultur negatif. Virus patogen yang umum pada prostatitis bagi

pasien yang terinfeksi HIV adalah cytomegalovirus. Mycobacteria seperti

mycobacterium tuberkulosis dan jamur seperti Candida albicans.

2.3.4 Klasifikasi

National Institutes of Health (NIH) mengklasifikasikan dan mendefinisikan

kategori prostatitis yaitu :

Kategori 1 : Akut bakterial prostatitis yaitu infeksi akut pada prostat

Kategori 2 : Kronis bakterial prostatitis, infeksi saluran kencing yang berulang dan

atau infeksi kronis pada prostat

Page 25: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Kategori 3 : kronis abakterial prostatitis atau sindrom kronis nyeri panggul,

ketidaknyamanan atau sakit pada bagian panggul selama 3 bulan dengan gejala yang

bervariasi

Kategori 3a : sindrom inflamasi kronis nyeri pada panggul, sel darah putih di semen

dan atau muncul pada sekresi prostat dan atau spesimen kandung kemih

Kategori 3b : sindrom noninflamasi kronis nyeri pada panggul, tidak ada sel darah

putih di semen atau sekresi prostat

Kategori 4 : inflamasi prostatitis asimptomatik : berdasarkan sampel biopsi, semen,

dan atau sekresi prostatik, tanpa gejala.

2.3.5 Manifestasi klinik

Demam, meriang, rasa tidak enak, mialgia, sakit pada perineal, disuria,

gangguan saluran kencing, sakit pada punggung belakang, sakit pada abdominal.

Tanda dan gejala : Akut bakterial prostatitis : demam tinggi, menggigil,

malaise, mialgia, nyeri lokal pada perineum, rektum, dan sacrococcygeal, dan disuria.

Kronis bakterial prostatitis : disuria, sakit pada punggung dan

ketidaknyamanan pada suprapubic dan perineal.

\

2.3.6 Terapi

Farmakologi : a. Trimethoprim-sulfamethoxazole

Page 26: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

b. Ciprofloxacin (golongan quinolone)

Non Farmakologi : a. menjaga kebersihan genital

b. menjaga pola makan dan minum

2.4 PYELONEPHRITIS

2.4.1 DEFINISI

Pyelonephritis adalah infeksi pada ginjal yang terjadi pada bagian pelvis ginjal.

Pyelonephritis terjadi lebih sering karena penderita terlebih dahulu sudah terinfeksi

saluran kencing bagian bawah pada bagian uretra dan kandung kemih melalui ureter

yang menghubungkan kandung kemih ke ginjal.

2.4.2 EPIDEMIOLOGI

Epidemiologi pada kejadian pielonefritis sangat sedikit. Di Amerika Serikat

ditemukan 15-17 kasus per 10.000 perempuan dan 3-4 per 10.000 laki-laki.

Sedikitnya 250.000 kasus pielonefritis didiagnosis setiap tahun di AmerikaSerikat.

Pielonefritis akut berkembang pada 20-30% wanita hamil dengan bakteriuria

asimtomatik tidak diobati (2-9,5%), paling sering pada trimester kedua akhir dan

trimester ketiga awal. Sedangkan pada bayi dan anak jarang ditemukan kasusnya.

2.4.3 ETIOLOGI

Sebagian besar pada kasus pielonefritis disebabkan oleh bakteri uropatogen

yaitu:

Page 27: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

a. Bakteri gram negatif : Escherichia coli, Proteus mirabilis, Klebsiella spp,

Citrobacter spp, Enterobacter spp, Pseudomonas aeruginosa.

b. Bakteri gram positif : Coagulase-negative staphylococci, Enterococci, Group B

streptococci, Staphylococcus aureus.

2.4.4 PATOFISIOLOGI

Pielonefritis akut hasil dari invasi bakteri pada parenkim ginjal.Bakteri

biasanya mencapai ginjal dengan naik dari saluran kemih bawah. Pada semua

kelompok umur, yang sering terjadi adalah bakteriuria, tetapi tidak menunjukkan

gejala dan tidak menyebabkan infeksi. Perkembangan infeksi dipengaruhi oleh faktor

bakteri dan faktor inang.

Bakteri juga dapat mencapai ginjal melalui aliran darah. Sumber hematogen

dari gram positif organisme, seperti Staphylococcus, yang bisa berasal dari

penyalahgunaan obat intravena dan endokarditis. Bukti eksperimental menunjukkan

bahwa penyebaran hematogen dari gram negatif organisme ke ginjal kurang mungkin

kecuali ada masalah mendasar, seperti halangan.

Data yang didapat dari beberapa penelitian yaitu berasal dari bakteri

Escherichia coli, yang menyumbang 70-90% dari kasus ISK nonkomplikasi dan 21-

54% dari kasus ISK komplikasi (yaitu, ISK sekunder yang terjadi karena kelainan

anatomi atau fungsional yang mengganggu pengosongan kandung kemih; berkaitan

dengan gangguan metabolisme, atau melibatkan patogen yang tidak biasa). Sebuah

subset dari E.coli uropathogenic (UPEC), yang juga disebut E.coli patogen

Page 28: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

ekstraintestinal (ExPEC), menyumbang isolat klinis yang paling besar pada kasus

ISK.

UPEC umumnya berasal dari filogenetik kelompok B2 dan D, yang

mengekspresikan antigen khas yaitu O, P, dan H. Gen UPEC menyandikan beberapa

faktor virulensi dipostulasikan (VFS), termasuk adhesins, siderophores, protectins,

dan racun, serta memiliki keuntungan metabolisme sintesis zat penting.

Virulensi faktor

Adhesins memiliki daerah tertentu yang menempel pada reseptor sel epitop

dengan cara key-dan lock. Mannose-sensitif adhesins (biasanya fimbriae tipe 1) pada

dasarnya ada pada semua E.coli. Mereka berkontribusi terhadap kolonisasi (misalnya

pada, kandung kemih, usus, mulut, vagina) dan mungkin patogenesis infeksi, namun

mereka juga menambahkan neutrofil polimorfonuklear (PMN), menyebabkan

pembersihan bakteri. Mannose sensitif adhesins mengizinkan bakteri untuk

menempel pada sel epitel, sehingga menolak tindakan pembersihan aliran urin dan

pengosongan kandung kemih. Mereka juga memungkinkan bakteri untuk tetap di

dekat sel epitel, meningkatkan aktivitas VFS lain.

Para fimbriae P keluarga adhesins ini epidemiologis dikaitkan dengan

prostatitis, pielonefritis (70-90% dari jenis), dan sepsis. Family adhesins ini dikaitkan

dengan kurang dari 20% tanpa gejala strain bakteriuria. Keluarga AFA Dr dikaitkan

dengan diare, ISK, dan khususnya pielonefritis pada kehamilan. Keluarga S/F1C

dikaitkan dengan meningitis neonatal dan ISK.

Page 29: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Siderophores terlibat dalam penyerapan zat besi, elemen penting untuk bakteri,

dan mungkin adhesi. Protectins dan kontribusi mereka terhadap virulensi meliputi :

Lipopolisakarida (LPS) pelapis yaitu menahan fagositosis.

Tra T dan Iss berfungsi menolak tindakan pelengkap

Omp T berfungsi membelah pertahanan tuan rumah protein (misalnya,

imunoglobulin)

Racun yang mempengaruhi fungsi sel inang berbagai, termasuk berikut ini:

Alpha-hemolisin

Nekrosis faktor sitotoksik-1

Cytolethal distending toksin

Disekresikan autotransporter toksin

Tidak ada VF tunggal yang cukup atau diperlukan untuk mempromosikan

patogenesis. Ternyata, beberapa VFS diperlukan untuk memastikan patogenesis,

meskipun adhesins memainkan peran penting.

Asimptomatik bakteriuria strain. Jenis bakteri yang memproduksi ABU

mungkin dalam beberapa hal memberikan perlindungan terhadap infeksi gejala dari

organisme UPEC dan lainnya. Di sisi lain, ABU juga dapat menyebabkan

peningkatan morbiditas dan mortalitas. Setelah bakteriuria didirikan, strain muncul

untuk berhenti memproduksi adhesins, yang memungkinkan mereka untuk bertahan

hidup dan bertahan tanpa menghasilkan reaksi inflamasi.

Patogen

Page 30: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

Seperti disebutkan di atas, akun UPEC untuk sebagian besar kasus pielonefritis

tidak rumit dan sebagian besar kasus pielonefritis. Mikroorganisme berikut ini juga

sering terisolasi:

Staphylococcus saprophyticus

Klebsiella pneumoniae

Proteus mirabilis

Enterococci

S aureus

Pseudomonas aeruginosa

Enterobacter spesies Ini adalah spektrum yang sama dari organisme

dibudidayakan di sistitis. Pada 10-15% kasus gejala sistitis, budaya menggunakan

metode rutin tetap negatif, meskipun gejala-gejala biasanya menanggapi terapi

antibiotik. Dalam beberapa kasus, budaya menggunakan media selektif telah tumbuh

Gardnerella vaginalis, Mycoplasma hominis, Ureaplasma urealyticum dan. Data ini

tidak dapat diperpanjang untuk pielonefritis akut, tetapi mereka menggambarkan

kesulitan dalam mengisolasi organisme penyebab.

Epitel tambahan dan respon inflamasi

Bukti menunjukkan bahwa patogenesis pielonefritis mengambil jalur 2-

langkah. Pertama, UPEC menempel pada epitel dan memicu respon inflamasi yang

melibatkan paling sedikit 2 reseptor, glycosphingolipid (GSL) dan Pulsa seperti

reseptor 4 (TLR4).Dalam model tikus, GSL adalah reseptor primer dan TLR4

Page 31: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

direkrut dan merupakan reseptor penting untuk membebaskan kemokin.Ketika TLR4

secara genetik tidak ada, sebuah carrier tanpa gejala berkembang pada tikus yang

terinfeksi. Kedua, sebagai akibat dari respon inflamasi, kemokin (misalnya

interleukin-8 [IL-8], yang chemotactic untuk PMN) dilepaskan dan menempel pada

reseptor kemokin neutrofil-activating 1 (CXCR1), yang memungkinkan PMN untuk

menyeberangi epitel penghalang ke dalam urin. Pada anak-anak rentan terhadap

pielonefritis, misalnya, CXCR1 ekspresi telah terbukti secara signifikan lebih rendah

dibanding subyek kontrol.

Beberapa faktor host lain bertentangan dengan ISK simtomatik.Fagositosis

bakteri dalam urin dimaksimalkan pada pH 6.5-7.5 dan osmolalitas dari 485 mOsm;

nilai-nilai yang menyimpang dari kisaran tersebut menyebabkan fagositosis secara

signifikan berkurang atau tidak ada. Faktor penting lainnya adalah tindakan

pembilasan aliran urin di ureter dan kandung kemih, penghambatan lampiran tipe 1

coli fimbriae E untuk sel uroepithelial oleh tubular protein sel-disekresikan Tamm-

Horsfall, dan penghambatan lampiran oleh beberapa mucopolysaccharides

permukaan padauroepithelial sel.

Obstruksi adalah faktor yang paling penting. Ini meniadakan efek pembilasan

aliran urin, urin memungkinkan untuk kolam (stasis urine), menyediakan media

bakteri yang berkembang biak, dan perubahan aliran darah intrarenal, mempengaruhi

pengiriman neutrofil. Obstruksi mungkin ekstrinsik atau intrinsik. Obstruksi

ekstrinsik terjadi dengan sembelit kronis (terutama pada anak), pembengkakan prostat

Page 32: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

/ massa (misalnya, hipertrofi, infeksi, kanker), dan massa retroperitoneal. Obstruksi

intrinsik terjadi dengan obstruksi kandung kemih outlet, sistokel, bola jamur, nekrosis

papiler, striktur, dan batu kemih.Dengan meningkatnya ukuran batu, kemungkinan

bagian batu berkurang sedangkan probabilitas meningkat obstruksi. Meskipun

demikian, batu sekecil 2 mm telah mengakibatkan obstruksi, sedangkan 8-mm batu

sekali-sekali lewat secara spontan. Infeksi batu, batu urease, atau triple-fosfat batu

terdiri dari magnesium amonium fosfat atau account struvite dan apatit selama 10-

15% dari semua batu kemih. Mereka mengembangkan sekunder untuk tindakan urea-

pemisahan organisme dan dapat tumbuh cepat dan berkembang (yaitu, staghorn

kalkuli). Jika tidak diobati, staghorn kalkuli akan menghancurkan ginjal dan dapat

menyebabkan kematian pasien. Komplikasi termasuk azotemia, hydropyonephrosis,

abses perinephric, pielonefritis (parah atau stadium akhir), sepsis, dan pielonefritis

xanthogranulomatous.

Pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap mungkin berhubungan dengan

obat-obatan (misalnya antikolinergik). Para spermisida nonoxynol-9 menghambat

pertumbuhan laktobasilus.Lactobacillus menghasilkan hidrogen peroksida, yang

melindungi ekosistem vagina terhadap patogen. Hubungan seksual sering

menyebabkan trauma mekanik lokal ke uretra pada kedua pasangan.

Mukosa vagina atrofik pada wanita menopause predisposes untuk kolonisasi

patogen saluran kemih dan UTI karena pH yang lebih tinggi (5,5 vs 3,8) dan tidak

adanya laktobasilus. Prostatitis bakteri (akut atau kronis) menghasilkan bakteriuria,

Page 33: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

sedangkan prostatitis nonbakterial dan sindrom nyeri pelviperineal (prostadynia)

tidak.

Organisme yang tidak biasa termasuk Mycoplasma, Pseudomonas, dan urea-

pemisahan organisme. Pseudomonas aeruginosa memiliki beberapa mekanisme yang

mendorong kepatuhan, termasuk alginat, protein membran lainnya, pili, dan

permukaan terkait exoenzyme S.

Urea-pemisahan organisme menghasilkan urease, yang menghidrolisis urea,

menghasilkan amonia, bikarbonat, dan karbonat, ini menyebabkan urin lebih basa dan

memungkinkan pembentukan kristal (staghorn kalkulus) dari jenuh dari apatit

karbonat dan struvite. Batu staghorn terus tumbuh dalam ukuran, yang mengarah ke

infeksi, obstruksi, atau keduanya.

Komplikasi obstruksi disertai infeksi termasuk hidronefrosis, pyonephrosis,

urosepsis, dan pielonefritis xanthogranulomatous.Selain itu, patogen dapat menyerap

dalam batu struvite, terlindung dari sistem kekebalan inang. Spesies Proteus adalah

urea-pemisahan yang paling umum organisme. E coli, Klebsiella, Pseudomonas, dan

Staphylococcus juga dapat menghasilkan urease, bagaimanapun, dan kadang-kadang

terlibat dalam pembentukan kalkulus staghorn.

2.4.5 Gambaran Klinis

Presentasi klasik dalam pielonefritis akut adalah tiga serangkai yaitu demam,

nyeri sudut kostovertebral, dan mual dan / atau muntah. Mungkin tidak semua

muncul gejala, bagaimanapun mereka mungkin tidak terjadi bersamaan. Gejala

Page 34: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

mungkin minimal muncul saat sudah parah dan biasanya berkembang selama jam

atau selama sehari. Jarang, timbul gejala selama beberapa hari dan bahkan mungkin

ada selama beberapa minggu sebelum pasien mencari perawatan medis. Gejala sistitis

mungkin bisa muncul pada beberapa kasus. Ini mungkin termasuk frekuensi kencing,

keraguan, nyeri perut bagian bawah, dan urgensi.

Gross hematuria (hemorrhagic cystitis) hadir dalam 30-40% kasus pielonefritis

pada wanita, paling sering wanita muda. Gross hematuria tidak biasa pada laki-laki

dan harus meminta pertimbangan dari penyebab yang lebih serius. Nyeri mungkin

ringan, sedang, atau berat. Nyeri panggul dapat terjadi unilateral atau kadang-kadang

bilateral. Ketidaknyamanan atau nyeri mungkin ada di belakang (lebih rendah atau

menengah) dan atau daerah suprapubik. Pasien mungkin menggambarkan gejala

suprapubik sebagai rasa tidak nyaman, berat, sakit, atau tekanan. Nyeri perut bagian

atas tidak biasa, dan radiasi rasa sakit ke pangkal paha sugestif dari batu saluran

kemih. Demam tidak selalu hadir. Saat ini, tidak jarang untuk suhu melebihi 103 ° F

(39,4 ° C). Pasien mungkin menunjukkan kekakuan, dan menggigil mungkin ada

tanpa adanya demam ditunjukkan. Malaise dan kelemahan juga mungkin ada.

Gejala gastrointestinal bervariasi. Anoreksia adalah umum. Mual dan muntah

bervariasi dalam frekuensi dan intensitas dari absen sampai parah. Diare terjadi

jarang, tanda-tanda dan gejala klasik diamati pada orang dewasa sering ada pada

anak-anak, terutama neonatus dan bayi. Pada anak-anak usia 2 tahun dan lebih muda,

gejala yang paling umum infeksi saluran kemih (ISK) adalah gagal tumbuh, kesulitan

Page 35: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

makan, demam, dan muntah. Saat demam hadir, pielonefritis harus dalam diagnosis

diferensial.

Pasien usia lanjut dapat hadir dengan manifestasi khas pielonefritis, atau

mereka mungkin mengalami demam, perubahan status mental, dekompensasi pada

sistem lain organ, atau kerusakan umum.

2.4.6 Terapi

Pielonefritis adalah infeksi serius yang memerlukan pengobatan dengan

antibiotik. Pengobatan secara rawat jalan direkomendasikan untuk penderita

pielonefritis.

Untuk sebagian besar kasus pielonefritis, rawat inap tidak diperlukan.

Perawatan di rumah lebih baik, asalkan penderita bisa mendapatkan dan konsisten

dapat mengambil antibiotik oral. Misalnya, mereka tidak harus terbatas pada tempat

tidur atau secara teratur muntah. Namun, rawat inap diperlukan untuk mengobati

pielonefritis lebih parah. Pemberian antibiotik secara intravena di rumah sakit hanya

untuk memastikan bahwa obat mencapai ginjal.

Antibiotik biasanya diresepkan untuk total minimal tujuh hari pemberian.

Pengobatan yang dapat diberikan di rumah sakit yaitu pemberian antibiotik secara

intravena, yang kemudian dilanjutkan dengan perawatan di rumah dengan

memberikan antibiotik dalam sediaan oral.

Page 36: makalah hematuri dan Infeksi saluran kemih

DAFTAR PUSTAKA

1. Suhendro, Nainggolan L, Chen K, Pohan HT. infeksi saluran kemih. editor sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Marcellus SK, Setiati S. Ilmu penyakit dalam Edisi V. Jakarta: Interna publishing. 2009.

2. Anderson, etc, Handbook of Clinical Drug Data, 10th edition, McGraw-Hill

Companies, USA, 174, 2002.

3. Naber KG, Bergman B, Bishop MC, Johansen TEB, Botto H. European

Association of urology : guidelines on urinary and Male genital Tract

Infections. 2001

4. Infeksi saluran kemih, http://emedicine.medscape.com/article/438091-

overview#showall, diakses tanggal 1 februari 2014

5. Infeksi saluran kemih, 2011, http://reference.medscape.com/drug/macrobid-

macrodantin-nitrofurantoin-342567, diakses pada tanggal 1 februari 2014

6. Depkes, 2007, Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas, Departemen

Kesehatan RI, Jakarta