Makalah gigi dan mulut

6
Definisi Gigi adalah untuk mengunyah, atau mastikasi (Patricia A Potter, 2006) Kesehatan gigi akan sempurna apabila dengan susunan gigi yang teratur rapi, putih, bersih, dan senyum yang menawan akan membuat penampilan seseorang menjadi lebih sempurna dan percaya diri. (Rina J. Suryanegara : 2000). Jenis Gigi Menurut bentuknya, gigi terbagi menjadi dua jenis yaitu Homodontal dan Heterodontal . Homodontal merupakan bentuk gigi geligi yang sama dalam satu rongga mulut. Bentuk tersebut terdapat pada makhluk hidup seperti ikan dan burung. Sedangkan gigi geligi manusia termasuk jenis Heterodontal. Karena memiliki gigi geligi dengan berbagai bentuk dan fungsi. (Donna Pratiwi : 2009) Menurut jenisnya gigi manusia dibagi menjadi 4 jenis, yaitu : · Gigi Insisif disebut juga gigi seri. Berfungsi memotong / mengiris makanan. Gigi seri terletak dibagian depan, berjumlah empat buah ditulang rahang atas, dan empat buah di tulang rahang bawah. · Gigi Kanimus disebut juga gigi taring. Permukaan gigi berujung tajam dan berfungsi merobek makanan. Terletak di samping gigi seri. Dua buah gigi taring di tulang rahang atas dan dua buah di tulang rahang bawah masing-masing satu buah di kanan dan di kiri · Gigi Premolar disebut juga gigi geraham kecil, berfungsi merobek dan membantu menggiling dan menghaluskan makanan. Gigi ini terletak di gigi taring. Empat buah geraham kecil di tulang rahang atas dan empat buah geraham kecil di tulang rahang bawah.

description

makalah tentang ggig dan mlut

Transcript of Makalah gigi dan mulut

DefinisiGigi adalah untuk mengunyah, atau mastikasi (Patricia A Potter, 2006) Kesehatan gigi akan sempurna apabila dengan susunan gigi yang teratur rapi, putih, bersih, dan senyum yang menawan akan membuat penampilan seseorang menjadi lebih sempurna dan percaya diri. (Rina J. Suryanegara : 2000).

Jenis Gigi

Menurut bentuknya, gigi terbagi menjadi dua jenis yaitu Homodontal dan Heterodontal . Homodontal merupakan bentuk gigi geligi yang sama dalam satu rongga mulut. Bentuk tersebut terdapat pada makhluk hidup seperti ikan dan burung. Sedangkan gigi geligi manusia termasuk jenis Heterodontal. Karena memiliki gigi geligi dengan berbagai bentuk dan fungsi. (Donna Pratiwi : 2009)

Menurut jenisnya gigi manusia dibagi menjadi 4 jenis, yaitu :

Gigi Insisif disebut juga gigi seri.

Berfungsi memotong / mengiris makanan. Gigi seri terletak dibagian depan, berjumlah empat buah ditulang rahang atas, dan empat buah di tulang rahang bawah.

Gigi Kanimus disebut juga gigi taring.

Permukaan gigi berujung tajam dan berfungsi merobek makanan. Terletak di samping gigi seri. Dua buah gigi taring di tulang rahang atas dan dua buah di tulang rahang bawah masing-masing satu buah di kanan dan di kiri

Gigi Premolar disebut juga gigi geraham kecil,

berfungsi merobek dan membantu menggiling dan menghaluskan makanan. Gigi ini terletak di gigi

taring. Empat buah geraham kecil di tulang rahang atas dan empat buah geraham kecil di tulang rahang

bawah.

Gigi Molar disebut juga gigi geraham besar.

Permukaan gigi lebar dengan tonjolan dan ceruk yang berfungsi untuk mengunyah dan menggiling makanan. Terletak di belakang gigi geraham kecil. Enam buah geraham besar di tulang rahang atas dan bawah masing-masing 3 buah dikanan dan dikiri. (Agus Susanto : 2007)

Gigi seri dan gigi taring memiliki empat permukaan, sementara gigi geraham besar dan kecil memiliki lima permukaan. Masing-masing permukaan gigi berbeda, maka berbeda pula bentuk anatomisnya. Sehingga hal ini menjadi ciri khas masing-masing gigi. (Donna Pratiwi : 2009)

Lapisan yang Menyusun Gigi.

1. Email berasal dari jaringan ectoderm yang membuat email sebagai lapisan terluar pada mahkota gigi. Kandungannya sarat dengan garam kalsium. Email merupakan jaringan paling keras dan kuat

dengan kandungan an organic 96%. Karena itu, email merupakan pelindung gigi dari sensitivitas panas atau dingin dan nyeri saat mengunyah. Email tidak memiliki kemampuan regenerasi untuk mengganti bagian-bagian yang rusak. Sehingga bila terjadi kerusakan perlu dirawat dengan cara penambalan.

2. Dentin berasal dari jaringan mesoderm, yaitu susunan dan asal yang sama dengan jaringan tulang. Dentin mempunyai kemampuan untuk regenerasi. Dentin terletak dibawah email dan mahkota gigi,

dan dibawah sementum pada akar gigi. Didalam dentin terdapat pembuluh yang halus (tubula dentin) yang mengandung serabut dan kelanjutan dari sel odontoblast yang berfungsi menyalurkan rangsangan dari dentin ke sel-sel saraf, seperti rangsangan termis (panas / dingin), rangsangan khemis (asam / manis), dan rangsangan mekanis (benda keras). Rangsangan ini mula-mula diterima email diteruskan ke dentin. Melalui tubula dentin, dengan serabut-serabutnya diteruskan ke sel-sel saraf dalam rongga pulpa.

3. Sementum merupakan lapisan terluar pada lapisan akar gigi yang membatasi gigi dengan jaringan pendukungnya. Sementum berasal dari jaringan mesoderm. Fungsi sementum selain sebagai pelindung

gigi pada akar, juga sebagai penyangga gigi terhadap jaringan pendukung disekitar gigi. Selain itu, berfungsi memberikan nutrisi utama gigi yaitu fosfor pada gigi yang sudah tua dengan kondisi rongga pulpa ketika sudah menyempit.

4. Pulpa adalah struktur gigi terdalam (di bawah dentin) berupa rongga yang berisi jaringan pulpa. Jaringan pulpa sarat dengan sel saraf yang sensitive terhadap rangsangan mekanis-termis-kimia,

jaringan limfa (cairan getah bening), jaringan ikat dan pembuluh darah arteri dan vena.

Jaringan Pendukung Gigi

Gingiva dikenal dengan istilah gusi (isit). Jaringan gingiva berjalan melapisi tonjolan alveolar dan berakhir pada leher gigi. Gingiva yang menggelilingi leher gigi direkatkan oleh cincin yang disebut

junctional epithelium. Gingiva yang sehat biasanya berwarna merah muda, tergantung etnis individu. Makin gelap kulit seseorang, makin gelap pula warna merah gingivanya. Konsistensinya padat dan melekat pada tulang alveolar dibawahnya.

Tulang Alveolar merupakan penyangga gigi yang utama. Ketebalan dan ketinggian tulang alveolar bervariasi tergantung dari ada tidaknya gigi yang disangga. (Donna Pratiwi : 2009)

Ligamentum Periodontal atau membrane menempati sela antara sementum dan kantong tulang alveolar. Struktur ini merupakan jaringan ikat fibrosa yang tampak selular dan vascular. Peran utamanya adalah mendukung dan merupakan bantalan gigi pada rongga tulang tetapiiigu ia juga memberi mekanisme rangsangan (proprioseptif) yang efisien, dan mempunyai fungsi nutritive dan homeostatis. (Abraham M Rudolph : 2007)

ANASTESI LOKAL

Definisi (Geoffrey, 1992)Anestesi adalah hilangnya semua bentuk sensasi termasuk sakit, sentuhan, persepsi temperature dan tekanan dan dapat disertai dengan terganggunya fungsi motorik. Bila hanya sebagian dari tubuh yang terpengaruh, dapat digunakan istilah anestesi local atau amalgesia local.

Anestesi local menghambat impuls konduksi secara reversible sepanjang akson saraf dan membrane eksitabel lainnya yang menggunakan saluran natrium sebagai alat utama pembangkit potensial aksi. Secara klinik, kerja ini dimanfaatkan untuk menghambat sensasi sakit dari atau impuls vasokonstriktor simpatis ke bagian tubuh tertentu. Hingga saat ini belum ada obat anestesi yang ideal, dan pengembangan obat masih terus diteliti. Namun, walaupun relative mudah untuk mensintesis suatu zat kimia yang mempunyai efek anestesi local tetapi sangat sulit mengurangi efek toksik yang lebih kecil dari obat yang ada saat ini. Alasan utama kesulitan tersebut adalah kenyataan bahwa toksisitas yang sangat serius dari obat anestesi local merupakan perluasan efek terapinya pada otak dan sistem sirkulasi.

Penggolongan ObatAnestesi local dibagi menjadi dua golongan yaitu ester dan amida. Ester adalah golongan yang mudah terhidrolis sehingga waktu kerjanya cepat hilang, sementara amida merupakan golongan yang tidak mudah terhidrolisis sehingga waktu kerjanya lama. Berikut ini adalah struktur dan sifat beberapa

ester dan amida anestesi local.

Farmakokinetik (Katzung, 1998)

Anestesi local biasanya diberikan secara suntikan ke dalam daerah serabut saraf yang akan dihambat. Oleh karena itu, penyerapan dan distribusi tidak begitu penting dalam memantau mula kerja efek dalam menentukan mula kerja anestesi sama seperti pada anestesi umum terhadap SSP dan toksisitas jantung.

a. Absorpsi

Absorpsi sistemik suntikan anestesi local dari tempat suntikan dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain:

Dosis

Tempat suntikan

Ikatan obat-jaringan

Adanya bahan vasokonstriktor

Sifat fisiokimia obat

Aplikasi anestesi local pada daerah yang kaya vaskularisasi menyebabkan penyerapan obat yang sangat cepat dan kadar obat dalam darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan tempat yang perfusinya jelek. Untuk anestesi regional yang menghambat saraf yang besar, kadar darah maksimum anestesi local menurun sesuai dengan pemberian yaitu: interkostal (tertinggi)kaudalepiduralpleksus brakialissaraf isciadikus (terendah).

b. Distribusi

Anestesi local amida disebar meluas dalam tubuh setelah pemberian lobus intravena. Bukti menunjukkan bahwa penyimpanan obat mungkin terjadi dalam lemak. Setelah fase distribusi awal yang perfusinya tinggi seperti otak, hati, ginjal dan jantung diikuti oleh fase distribusi lambat yang perfusinya sedang seperti otot dan usus. Karena waktu paruh plasma yang sangat singkat dari obat tipe ester maka distribusinya tidak diketahui.

c. Metabolisme dan Ekskresi

Anastesi local diubah dalam hati dan plasma menjadi metabolit yang mudah larut dalam air dan kemudian diekskresikan ke dalam urin. Karena anestesi local yang bentuknya tak bermuatan maka mudah berdifusi melalui lipid, maka sedikit atau tidak ada sama sekali bentuk netralnya yang diekskresikan. Pengasaman urin akan meningkatkan ionisasi basa tersier menjadi bentuk bermuatan yang mudah larut dalam air, sehingga mudah dieksresikan karena bentuk ini tidak mudah diserap kembali oleh tubulus ginjal.

Tipe ester anestesi local dihidrolisis sangat cepat di dalam darah oleh butirilkolinestrase (pseudokolinesterase). Oleh karena itu, obat ini khas sekali mempunyai waktu paruh yang sangat singkat, kurang dari 1 menit untuk prokain dan kloroprokain. Ikatan amida dari anestesi local amida dihidrolisis oleh enzim mikrosomal hati. Kecepatan metabolisme senyawa amida di dalam hati ini bervariasi bagi

setiap individu, perkiraan urutannya adalah prilokain (tercepat) editokain lidokain mepivakain bupivakain (terlambat). Akibatnya toksisitas dari anestesi local tipe amida ini akan meningkat pada pasien dengan gangguan fungsi hati. Sebagai contoh, waktu paruh lidokain rerata akan memanjang dari 1,8 jam pada pasien normal menjadi lebih dari 6 jam pada pasien dengan penyakit yang berat.