makalah fotosintesis

22
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan (sintesis) zat organik (gula) dari zat anorganik (air dan karbon dioksida) dengan bantuan energi cahaya (foton) matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa (karbohidrat) dan oksigen. Hampir semua makhluk hidup bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Organisme yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik dinamakan organisme autrotof. Pada tahun 1778 , Jan Ingenhousz , dokter kerajaan Austria , mengulangi eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses terjadinya fotosintesis ? 2. Bagaimana pengaruh cahaya tampak pada proses fotosintesis ? 3. Bagaimana keadaan lingkungan setelah proses fotosintesis terjadi ? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengertian fotosintesis. 2. Mengetahui bagaimana proses fotosintesis terjadi. 1

description

makalah sederhana fotosintesis

Transcript of makalah fotosintesis

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Fotosintesis adalah peristiwa penyusunan (sintesis) zat organik (gula) dari zat anorganik (air dan karbon dioksida) dengan bantuan energi cahaya (foton) matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa (karbohidrat) dan oksigen. Hampir semua makhluk hidup bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Organisme yang mampu menyusun senyawa organik dari senyawa anorganik dinamakan organisme autrotof.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni penghuninya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses terjadinya fotosintesis ?

2. Bagaimana pengaruh cahaya tampak pada proses fotosintesis ?

3. Bagaimana keadaan lingkungan setelah proses fotosintesis terjadi ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui pengertian fotosintesis.

2. Mengetahui bagaimana proses fotosintesis terjadi.

3. Mengetahui faktor-faktor pendukung proses fotosistesis.

4. Mengetahui berapa hasil Oksigen dari hasil fotosintesis.

1.4 Manfaat

1. Menambah informasi tentang terjadinya proses fotosintesis

2. Memberikan informasi tentang bagaimana proses penelitian tentang fotosintesis

1.5 Hipotesis

1

Hipotesis dalam penelitian tentang fotosintesis adalah kami berpendapat bahwa

cahaya sangat dibutuhkan selama proses fotosintesis dan dalam proses tersebut terjadi

pembentukan oksigen dengan adanya gelembung.

1.6 Sistematika Penulisan

Karya tulis ini tersusun dari 5 bab,

Bab I berisi pendahuluan yang tersusun dari latar belakang permasalahan, rumusan masalah,

tujuan penulisan, hipotesis dan sistematika penulisan.

Bab II berisi landasan teori dari topik permasalahan yang kita ambil.

Bab III berisi metodelogi yang tersusun atas metode penelitian dan waktu kita melakukan

penelitian

Bab IV berisi pembahasan yang tersusun dari hasil penelitian yang telah kita lakukan.

Bab V berisi penutup yang tersusun dari kesimpulan dan saran.

2

Bab II

Landasan Teori

2.1 Pengertian Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi

yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan

menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya

matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam

fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi.

Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer

bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya)

disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena

dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul

penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah

melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.

2.2 Sejarah Fotosintesis

Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum

dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada

awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang

Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui

faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari

penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya

karena pemberian air. Namun, pada tahun 1727, ahli botani Inggris, Stephen Hales

berhipotesis bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan

bahwa sebagian makanan tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya yang terlibat

dalam proses tertentu. Pada saat itu belum diketahui bahwa udara mengandung unsur

gas yang berlainan.

3

Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta

berkebangsaan Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala

dengan sebuah toples terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia

kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin,

tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa

nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia

kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah “dirusak” oleh lilin tersebut dapat

“dipulihkan” oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup

dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi

eksperimen Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada

tumbuhan sehingga dapat "memulihkan" udara yang "rusak". Ia juga menemukan

bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu

menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk

mencegah kemungkinan meracuni penghuninya. Akhirnya di tahun 1782, Jean

Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara yang “dipulihkan” dan

“merusak” itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam fotosintesis.

Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara

hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia

menemukan bahwa peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan

karbon dioksida, tetapi juga oleh pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen

inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan persamaan umum dari fotosintesis

yang menghasilkan makanan (seperti glukosa).

2.3 Pigmen

Proses fotosintesis tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada

sel yang mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen

fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada percobaan Jan

Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya mempengaruhi laju fotosintesis

pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh

setiap spektrum cahaya. Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain

yang menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai spektrum

cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan kemampuan daun dalam menyerap berbagai

4

spektrum cahaya tersebut disebabkan adanya perbedaan jenis pigmen yang

terkandung pada jaringan daun.

Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga karang dan

jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas yang mengandung pigmen

hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah satu dari pigmen fotosintesis yang

berperan penting dalam menyerap energi matahari.

2.4 Kloroplas

Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang berwarna hijau, termasuk batang dan

buah yang belum matang. Di dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam

proses fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan ruang yang disebut

stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan membran. Membran stroma ini disebut tilakoid,

yang didalamnya terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.

Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-tumpuk membentuk grana

(kumpulan granum). Granum sendiri terdiri atas membran tilakoid yang merupakan tempat

terjadinya reaksi terang dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid.

Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen seperti protein, klorofil a,

klorofil b, karetonoid, dan lipid.Secara keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula

fosfat, ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan (Mn), besi (Fe), maupun

perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi

cahaya menjadi energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa glukosa

yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya hanya merupakan sebagian dari

perangkat dalam fotosintesis yang dikenal sebagai fotosistem.

2.5 Fotosintesis pada Alga dan Bakteri

Alga terdiri dari alga multiseluler seperti ganggang hingga alga mikroskopik yang hanya terdiri

dari satu sel. Meskipun alga tidak memiliki struktur sekompleks tumbuhan darat, fotosintesis

pada keduanya terjadi dengan cara yang sama. Hanya saja karena alga memiliki berbagai jenis

pigmen dalam kloroplasnya, maka panjang gelombang cahaya yang diserapnya pun lebih

bervariasi. Semua alga menghasilkan oksigen dan kebanyakan bersifat autotrof. Hanya

sebagian kecil saja yang bersifat heterotrof yang berarti bergantung pada materi yang

dihasilkan oleh organisme lain.

5

2.6 Cahaya tampak

Cahaya tampak sebagai radiasi elektromagnetik yang paling dikenal oleh kita dapat didefinisikan

sebagai bagian dari spektrum gelombang elektromagnetik yang dapat dideteksi oleh mata

manusia. Panjang gelombang cahaya tampak bervariasi, bergantung pada warnanya. Meskipun

spektrum optik tidak ada batas yang jelas antara satu warna dengan warna lainnya, berikut

perkiraan batas warna-warna spektrum :

Ungu: 380–450 nm, Biru: 450–500 nm, Hijau: 500–550 nm, Kuning: 550–600 nm, Jingga: 600–

650 nm, Merah: 650–750 nm

6

7

Bab III

Metodelogi

3.1 Metode Penelitian

Dalam hal metode penelitian, kami melakukannya menggunakan beberapa metode, yaitu

1. Metode Penelitian dengan cara observasi

3.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam hal metode pengumpulan data, kami mencarinya dari berbagai sumber yang terkait

dengan proses pembuatan tempe dengan memanfaatkan bioteknologi yaitu :

1. Metode pengumpulan data dengan studi pustaka

Dalam penelitian kali ini, kami memperoleh informasi tentang bagaimana proses

pemanfaatan bioteknologi dalam proses pembuatan tempe. Data yang kami peroleh

didapat dari berbagai sumber yaitu melalui media internet, buku pelajaran biologi,

majalah dan surat kabar harian.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Proses penelitian tentang pemanfaatan bioteknologi pada proses pembuatan tempe ini kami

lakukan pada :

Hari : -

Tanggal : 2011

8

Pukul : -

Tempat : Laboratorium SMA Negeri 1 Tegal

Bab IV

Hasil Penelitian dan Analisis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia penting dimana tanaman, ganggang dan beberapa bakteri

memanfaatkan cahaya matahari untuk menghasilkan makanan.

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida)

Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam stroma.

REAKSI

PROSES KOMPONEN PRODUK

Reaksi terang

Energi tinggi digunakan untuk memecah air, reduksi NADP dan sintesis ATP

Cahaya dengan panjang gelombang tertentu dan klorofil p700 dan P680

Reaksi energi cahaya

Elektron dari molekul akseptor pada klorofil dikeluarkan dan diterima oleh aseptor elektron.

Protein, klorofil dan cahaya

Elektron

Transfer Elektron

Setiap elektron diangkut melalui rantai panjang oleh molekul akseptor\ elektron

Elektorn, H2O dan NADP+

NADPH+O2+H++e-

9

didalam membran tilakoid, reduksi NADP+ , pemecahan air. Beberapa H+ diakumulasikan dalam kompartemen tilakoid.

Setiap H+ dipompa menyebrangi membran tilakoid, sementara itu proton tilakoid diangkut melawan gradien konsentrasi ke dalam tilakoid. Energi yang dilepaskan digunakan untuk sintesis ATP

Membran H+ gradien ADP dan P

ATP

Reaksi gelap berenergi

CO2 direduksi emnjadi senyawa karbon kompleks berebergi lebih tinggi

RUBP, CO2, ATP, NADPH

Senyum karbon bernenergi tinggi ADP+

Faktor pembatas tersebut dapat mencegah laju fotosintesis mencapai kondisi optimum meskipun kondisi lain untuk fotosintesis telah ditingkatkan, inilah sebabnya faktor-faktor pembatas tersebut sangat mempengaruhi laju fotosintesis yaitu dengan mengendalikan laju optimum fotosintesis. Selain itu, faktor-faktor seperti translokasi karbohidrat, umur daun, serta ketersediaan nutrisi mempengaruhi fungsi organ yang penting pada fotosintesis sehingga secara tidak langsung ikut mempengaruhi laju fotosintesis

Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :

1. Intensitas cahayaLaju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksidaSemakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

3. SuhuEnzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.

4. Kadar airKekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

10

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhanPenelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

4.1 Tabel Hasil Penelitian

No. Perlakuan Waktu Suhu Awal

Suhu Akhir

Oksigen Gelembung yang dihasilkan

Kecepatan fotosintesis

1. Di tempat terang

80 Menit 300 C 420 C 7,2 ml Kecil, banyak, cepat 0,09 ml/menit

2. Di tempat redup

80 Menit 300 C 300 C 5 ml Kecil, jarang, lambat 0,00625 ml/menit

3. Ditambah es batu

95 Menit 300 C 150 C 1,23 ml Kecil, banyak 0,005 ml/menit

4. Ditambah air panas

95 Menit 300 C 370 C 0,5 ml Kecil, jarang 0,024 ml/menit

5. Ditambah NaHCO3

95 Menit 300 C 310 C 3 ml Kecil-kecil, banyak 0,0315 ml/menit

6. Ditutup Mika Merah

95 Menit 1.25 ml Kecil-kecil, sedikit 0,0185 ml/menit

11

No. Perlakuan Waktu Oksigen Gelembung yang dihasilkan

Kecepatan fotosintesis

7. Ditutup Mika Kuning

100 Menit

6,3 ml Kecil-kecil, banyak

0,063 ml/menit

8. Ditutup Mika Jingga

100 Menit

5,2 ml Kecil-kecil, banyak

0,052 ml/menit

9. Ditutup Mika Hijau

90 Menit 2,1 ml Kecil-kecil, banyak

0,023 ml/menit

10. Ditutup Mika Biru

90 Menit 1,8 ml Kecil-kecil, sedikit

0,02 ml/menit

11. Ditutup Mika Nila

105 Menit

0,5 ml Kecil, sedikit, lambat

0,029 ml/menit

12. Ditutup Mika Ungu

107 Menit

3,1 ml Kecil, sedikit, cukup cepat

0,0048 ml/menit

4.2 Analisis

Pada proses fotosintesis bergantung energi cahaya yang ada dan zat yang mempengaruhi proses fotosintesis tersebut (misal NAHCO3). Energi cahaya yang ada tersebut berasal

12

dari jenis spektrum cahaya (merah jingga kuning hijau biru nila ungu). Namun besarnya energi bergantung pada jenis klorofil yang menangkap

Dalam percobaan kali ini, regu kami mempraktekkan fotosintesis pada sungkup jingga dan kuning:

1. SUNGKUP MERAH

Klorofil cenderung menyerap cahaya dengan spektrum merah yang menghasilkan banyak energi. Elektron dari klorofil pada kedua fotosintesis akan terkesitasi ketika kloroplas mendapat cahaya. Elektron yang banyak mengadung energi ini kemudian dipindahkan melalui akseptor-akseptor unutk dimanfaatkan energinya, sehingga fotosintesis berlangsung cepat. Selain itu enzim dapat bekerja optimal, terbukti dengan banyaknya gelembung yang dihaslilkan.

2. SUNGKUP JINGGA

Kemampuan klorofil menyerap cahaya spektrum jingga lebih lemah daripada spektrum merah sehingga energi yang diserap lebih sedikit. Hal ini berpengaruh pada elektron yang berperan dalam fotosistem dan reaksi gelap. Karena energi ang diserap tidak terlalu tinggi sehingga menyebabkan kerja enzim dan reaksi berjalan agak lambat. Oleh karena itu, gelembung udara yang terjadi tidak terlalu banyak.

3. SUNGKUP KUNING

Kemampuan klorofil dalam menyerap cahaya jika disungkup kuning lemah sehinggaa energi yang didapatkan sedikit. Hal ini mempengaruhi reaksi terangdan reaksi gelap. Karena enzim yang diserap sedikit, elektron tidak tereksitasi sehingga reaksi yang terjadi lambat. Energi yang sedikit juga menyababkankk suhu rendah. Jika suhu rendah, kerja enizm tidak optimal dan reaksi juga lambat sehingga enzim tidak optimal dan reaksi juga lambat, begitu pula gelembung yang dihasilkan sedikit.

4. SUNGKUP HIJAU

Energi yang diserap oleh klorofil pada perlakuan pada sungkup warna hijau lebih sedikit daripada energi yang diserap pada warna kuning hal ini karena kemapuan klorofil menyerap cahaya spektrum hijau lebih lemah dibandingkan dengan spektrum. Karena suhu lingkungan rendah dan elektron di klorofil tidak tereksitaasi, karena enzim dalam reaksi fotosntesa menjadi sangat lambat. Akibatnya gelembung udara yang ada tidak banyak.

5. SUNGKUP BIRU

Bila dibandingkan dengan sungkup warna merah, seharusnya kemampuan klorofil menyerap cahaya dari spektrum biru masih lebih rendah atau lemah. Menyebabkan energi yang digunakan untuk fotosintesa lebih sedikit dibandingkan merah, sehingga suhu lingkungan rendah dan reaksi berjalan lebih lambat dibadningkan warna merah. Namun, bila dibandingakan dengan warna kuning kemampuan klorofil menyerap cahaya dari spektrum warna biru lebih kuat sehingga

13

reaksinya berjalan lebih cepat. Gelmbung udara berbanding lurus dengan kecepatan fotosintesa.

6. SUNGKUP UNGU

Panjang gelembang pada spektrum cahaya ungu pendek, antara 400-450 nm dan energi yag dimilik rendah. Akan tetapi, daya serap klorofil terhadap spektrum cahaya ungu sangat tinggi. Sehingga energi yang terkumpul cukup besar. Karen persediaan energi yang dimiliki lebih banyak, proses fotosintesapun berlangsung lebih cepat. Produk hasil fotosintesa yang dihasilkan lebih banyak karena enzim yang melakukan reaksi kimia bekerja optimal, gelmbung lebbih banyak.

7. DITAMBAH AIR PANAS

Berdasarkan percobaan, suhu yang dicapai setelah ditambah air panas adalah 39 C. Pada suhu ini kecepatan rekasi akan menurun/tidak seoptimal pada suhu 35 C. Akibatnya gelembung yang dihasilkan tidak sebanyak gelemung yagn dihasilkan pada tempat terang, akan tetapi gwlwmbung yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan perlakuan ditambah esbatu.

8. DITAMBAH ES BATU

Suhu air turun drasrtis menjadi 4 C, setelah ditanbah dengan es batu. Menyebabkan kerja ezim byagn tidak optimal/ bahkan sangat lambat. Umumnya raksi ini bekerja pada 5-40 C dan optimal pada suhu 35 C. Kerja enzim lambamenyebabkna gelembunga yang mengubah senyawa air. H2O menjadi 2H+ dan o- berkurang. Gelembung yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan dengan perlakuan air panas.

9. TEMPAT TERANG

Pada tempat terang tanpa penambahan substat enzim bekereja tidak optimal pada tempat terang dengan penambahan substrat, maka reaksinya pun tidak berlangsung cepat pada peralkuan ditmabah substarat.

10. DITAMBAH NAHCO3

NAHCO3 yang ditambahkan, bertindak sebagai substrat. Substarat ini sifatnya mempercepat proses fintesa. Karena proses ini berlangsung cepat, maka gelmbung yang dihasilkan pun lebih banyak bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa penamvahan substrat (NAHCO3). Substrat yag mengandung pada perlakuan ini adalah CO2. CO2 dapat darir reaksi NAHCO3 NaoH + CO2

14

Bab V

Penutup

5.1 Kesimpulan

Dari percobaan dan analisa, dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesa, yang diperlukan

Dala proses fotosintesa, bahan yang diperlukan adalah CO2 dan H2O.

Produk yang dihasilkan dari proses ini adalah glukosa dan O2

Proses fotosintesa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, cahaya, enzim, substrat, suhu

Banyaknya gelembung yang dihasilkan dipengaruhi oleh warna cahaya.

Warna yang memiliki panjang gelombang pendek {ungu} sangat cepat mempengaruhi

laju fotosintesis menghasilkan banyak gelembung gas daripada warna cahaya yang

memiliki panjang gelombang lebih besar {nila}.

Gelembung gelembung udara yang dihasilkan membuktikan adanya oksigen yang

dihasilkan selama proses fotosintesis.

15

BAB VIDaftar Pustaka

Campbell dan Reece. 2002 Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Darmawan dan Baharsjah. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan . Jakarta : PT Gramedia.

Devlin, Robert M. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York : D. Van Nostrand.

Dwijoseputro, D. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Jakarta : Gramedia.

Dwijoseputro. 1994. Pengantar Fisiologi Tanaman. Jakarta : Gramedia.

Guttman, Burton S. Dan and John, W. Hopkins. 1983. Understanding Biology. New York :

Harcourt Brace Jovanovich, Inc.

http//:www.wikipedia/fotosintesis

http//:jevuska.com/fotosintesis%makalah2010%/

http://linkpdf.com/pengaruh20%sungkup30%%pada-fotosintesis/

16

LAMPIRAN

17