Makalah Fitokimia (Maserasi Psidii Folium)

13
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuhan berkhasiat obat B. Tujuan Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu memahami teknik penyarian simplisia dengan cara maserasi dan hal – hal yang harus diperhatikan dalam menyari simplisia dengan cara maserasi.

description

Fitokimia

Transcript of Makalah Fitokimia (Maserasi Psidii Folium)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang kaya akan tumbuhan berkhasiat obat

B. TujuanTujuan dari penulisan makalah ini adalah agar mahasiswa mampu memahami teknik penyarian simplisia dengan cara maserasi dan hal hal yang harus diperhatikan dalam menyari simplisia dengan cara maserasi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jambu Biji

Jambu batu (Psidium guajava) atau sering juga disebut jambu biji, jambu siki dan jambu klutuk adalah tanaman tropis yang berasal dari Brazil, disebarkan ke Indonesia melalui Thailand. Jambu batu memiliki buah yang berwarna hijau dengan daging buah berwarna putih atau merah dan berasa asam-manis. Buah jambu batu dikenal mengandung banyak vitamin C.

Jambu Biji Psidium guajava L. dapat ditanam melalui biji atau cangkok. Syarat tumbuhnya membutuhkan air, hindari daerah kering. Termasuk jenis pepohonan yang tumbuh diketinggian 2 sampai 1000 Dpl. Tanaman ini tumbuh dimana saja baik ditanam dipekarangan rumah, pinggir jalan, tepi ladang, halaman sekolah, dan lain sebagainya. Tanaman ini tersebar di Asia Tenggara, sampai Asia Selatan, meliputi India dan Srilangka.

Jambu biji termasuk tanaman perdu dan memiliki banyak cabang dan ranting; batang pohonnya keras. Permukaan kulit luar pohon jambu biji berwarna coklat dan licin. Apabila kulit kayu jambu biji tersebut dikelupas, akan terlihat permukaan batang kayunya basah. Bentuk daunnya umumnya bercorak bulat telur dengan ukuran yang agak besar. Bunganya kecil-kecil berwarna putih dan muncul dari balik ketiak daun. Tanaman ini dapat tumbuh subur di daerah dataran rendah sampai pada ketinggian 1200 meter diatas permukaan laut. Pada umur 2-3 tahun jambu biji sudah mulai berbuah. Bijinya banyak dan terdapat pada daging buahnya.

Sistematika tumbuhanJambu biji memiliki klasifikasi ilmiah sebagai berikut :

Kingdom

: Plantae

Subkingdom: Tracheobionta

Superdivisio: Spermatophyta

Divisio

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub-kelas: Rosidae

Ordo

: Myrtales

Familia: MyrtaceaeGenus

: Psidium

Spesies: Psidium guajavaL.

Di Indonesia dan di dunia, jambu biji memiliki nama yang berbeda-beda sesuai dengan daerah tempat tumbuh, seperti :

Indonesia: Jambu batu, Jambu biji, Jambu kluthuk (Jaww), giawas (Papua), Glima breueh (Aceh) GNmeu beru (Gayo) Galiman (Batak) Masiambu (Nias) Jambu biji (Melayu), Jambu klutuk (Sunda) Jambu klutuk {Jawa Tengah) Jambu biji (Madura), Gayomas (Manado) Darnbu (Gorontalo) Hiabuto (Buol)Jambu (Bare) Jambu paratugala (Makasar) Jambu Paratukala (Bugis)

Malaysia: Jambu Batu, Jambu Biji

Pilipina:Bayabas, Guayabas, Kalimbahin

Vietnam:Oi

Thailand:Farang

Cina :Fan shi liu gan

Inggris:Guava

Ciri mikroskopikPsidium guajavaL. memiliki ciri mikroskopik, sebagai berikut :

Epidermis atas :

Terdiri dari 1 lapis sel ,pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus, tidak terdapat stomata.

Epidermis bawah :

Sel lebih kecil, pipih, terentang tangensial, bentuk poligonal, dinding antiklinal lurus.

Stomata :

Tipe anomositik, banyak tedapat pada permukaan bawah.

Rambut penutup :

Terdapat pada kedua permukaan, lebih banyak pada permukaan bawah, bentuk kerucut ramping yang umumnya agak bengkok, terdiri dari 1 sel, berdinding tebal, jernih, panjang rambut 150 m sampai 300 m, pangkal rambut kadang kadang mebengkok, lumen kadang kandang mengandung zat warna kuning kecoklatan.

Jaringan air :

Terdapat dibawah epidermis atas, terdiri dari 2 sampai 3 lapis sel yang besar, jernih dan tersusun rapat tanpa ruang antarsel.

Iodoblas :

Terdapat di beberapa tempat, berisi hablur kasium oksalat berbentuk roset yang besar dan bentuk prisma.

Kelenjar minyak :

Rongga minyak berbentuk lisigen besar, terdapat lebih banyak di bagian bawah dan pada bagian atas.

Jaringan palisade :

Terdiri dari 5 sampai 6 lapis sel, terletak dibawah jaringan air, 2 lapis sel yang pertama lebih besar dan mengandung lebih banyak zat hijau daun, lapisan lapisan berikutnya berongga lebih banyak.

Serbuk :

Warna hijau keabu abuan. Fragmen pengenal banyak terdapat rambut penutup yang terlepas ; hablur kasium oksalat ; stomata tipe anomositik ; mesofil dengan kelenjar lisigen.

Gambar tanaman utuhDibawah ini adalah gambar tanaman utuh dari Psidium guajavaL..:

Kandungan kimiaDaun dan batang Psidium guajava mengandung saponin,tlavonokla dan tanin, di sarnping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri. Buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tanin, sedang pada bunganya tidak banyak mengandung tanin. Daun jambu biji juga mengandung zat lain kecuali tanin, seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin. Kandungan buah jambu biji (100 gr) - Kalori 49 kal - Vitamin A 25 SI - Vitamin B1 0,02 mg - Vitamin C 87 mg - Kalsium 14 mg - Hidrat Arang 12,2 gram - Fosfor 28 mg - Besi 1,1 mg - Protein 0,9 mg - Lemak 0,3 gram - Air 86 gram

KhasiatDaun jambu biji dikenal sebagai bahan obat tradisional untuk batuk dan diare.

Daun mengandung tanin dapat sebagai pengurang kejang pada sakit perut.

Penyembuh atau pembunuh kuman. Rebusan daun segar diminum 3x sehari pagi Siang dan dapat menyembuhkan penyakit Maag.

Sakit Perut, rebusan daun segar, dapat ditambahkan akarnya, direbus kemudian disaring dan diminum, berguna untuk menghentikan diare. Atau dapat juga daun muda dimakan mentah diberi garam sedikit agar rasanya enak.

Diare Atau mencret. Daun jambu biji dikunyah, apat ditambahkan sedikit garam dan ditelan. Atau daun jambu biji muda ditumbuk, diberi air masak lalu diperas dan disaring diminum dua kali sehari satu gelas.

Diare pada bayi yang masih menyusui: Bahan daun jambu biji yang masih muda dan garam secukupnya. Cara menggunakan: dikunyah oleh ibu yang menyusui bayi tersebut, airnya ditelan dan ampasnya dibuang.

Masuk Angin, Bahan: 10 lembar daun jambu biji yang masih muda, 1 butir cabai merah, 3 mata buah asam, 1 potong gula kelapa, garam secukupnya. Cara membuat : semua bahan tersebut direbus bersama dengan 1 liter air sampai mendidih kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.

Sariawan, Bahan: 1 genggam daun jambu biji, 1 potong kulit batang jambu biji. Cara membuat: direbus bersama dengan 2 gelas air sampai mendidih, kemudian disaring untuk diambil airnya. Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari.

Sakit Kulit, Bahan: 1 genggam daun jambu biji yang masih muda, 7 kuntum bunga jambu biji. Cara membuat: ditumbuk bersama-sama sampai halus cara menggunakan: untuk menggosok bagian kulit yang sakit.

Obat luka baru, Sebaiknya memakai pucuk daun muda kemudian dikunyah sampai lembut kemudian ditempelkan diluka, berguna untuk menghentikan pendarahan pada luka baru, juga berguna sebagai pembunuh kuman.Pembersih pasca persalinan. Kulit pohon biasa dipakai sebagai pembersih pasca persalinan ambil tiga genggam kecil kulit pohon boleh dicampur dengan pucuk daun, kemudian direbus dan airnya diminum.Pembasmi hama atau ensektisida alami, Bakarlah daun jambu biji yang sudah dikeringkan, abunya dilarutkan didalam air dan semprotkan disarang nyamuk. Cara ini lebih ramah lingkungan dan aman dari pada dengan bahan kimia lainnya kadang kadang berdapak bagi kesehatan terutama bagi anak anak.

Memasak telur pindang serta pengawet daging, disaat orang berburu. Disaat dapat buruan binatang isi perutnya dibuangnya, kemudian dimasukan daun jambu biji sampai penuh, daging binatang buruan akan awet dalam perjalanan pulang.B. Maserasi

Maserasi adalah proses penyarian dengan cara merendam simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruang. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Proses maserasi yaitu cairan penyari akan menembus dinding sel, masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan konsentrasi sehingga menyebabkan larutan yang pekat akan keluar. Hal ini terjadi secara terus menerus sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi larutan di luar dan di dalam sel. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut dalam cairan penyari dan tidak mengandung zat yang mudah mengembang cairan penyari.

Cairan penyari yang dapat digunakan dalam proses maserasi dapat berupa air, etanol, atanol air dan pelarut lain. Bila cairan penyari yang digunakan adalah air maka untuk mencegah timbulnya kapang dapat ditambahkan bahan pengawat yang diberikan pada awal penyarian.Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sederhana dan mudah didapatkan atau diusahakan, sedangkan kerugian dari cara penyarian dengan maserasi adalah waktu pengerjaan yang lama serta hasil penyarian yang kurang sempurna.

Pada umumnya maserasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. 10 bagian simplisia dengan derajat halus yg cocok dimasukkan dalam bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari.

2. Bejana tersebut kemudian ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya dan sesekali diaduk.

3. Setelah 5 hari disaring dan ampasnya diperas, tambahkan cairan penyari secukupnya pada ampas, aduk dan saring sehingga diperoleh hasil sebanyak 100 bagian.4. Bejana kemudian ditutup, dibiarkan di tempat yang sejuk dan terlindung dari cahaya selama 2 hari, kemudian endapan dipisahkan.

Pada penyarian dengan cara maserasi, perlu dilakukan pengadukan dengan tujuan untuk meratakan konsentrasi larutan di luar serbuk simpisia, sehingga adanya pengadukan tersebut menyebabkan terdapatnya derajat perbedaan konsentrasi sekecil kecilnya antara larutan di dalam sel dengan larutan di luar sel. Hasil penyarian dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama dua hari untuk mengendapkan zat zat yang tidak diperlukan tetapi ikut terlarut dalam cairan penyari.

C. Rotary Evaporator

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan1. Alat

Bejana maserasi, beaker glass, timbangan analitik, batang pengaduk, gelas ukur, kertas saring, botol wadah, corong, alumunium foil, spatula, dll.

2. Bahan

Daun jambu biji segar 300 g dan pelarut.B. Metode Ekstraksi

Metode ekstraksi yang digunakan yaitu maserasi yang merupakan proses penyarian dengan cara merendam simplisia menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruang. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan penyariBAB IV

PEMBAHASAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

B. Saran

Daftar pustakaAnonim. Materia Medika Indonesia edisi I. Departemen Kesehatan RI. Jakarta : 1977. (Hal. 92)

www.wikipedia.com