Makalah Fister (Global Warming)

17
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya  penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Fisiologi Ternak ini dengan  baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai kelulusan Mata Kuliah Fisiologi Ternak di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu global warming serta dampaknya terhadap metabolisme ternak. Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada: 1. (Isis nama dosen) selaku Dosen pengampu mata kuliah Fisiologi Ternak yang telah memberikan bimbingan dan arahan, sehingga mempermudah dalam penyusunan makalah. 2. Semua pihak yang membantu penyusunan laporan ini. Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis. Purwokerto, Juni 2014 Penulis

description

tugas fisiologi ternak

Transcript of Makalah Fister (Global Warming)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas berkat dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Fisiologi Ternak ini dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai kelulusan Mata Kuliah Fisiologi Ternak di Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Penyusunan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat mengetahui apa itu global warming serta dampaknya terhadap metabolisme ternak.Pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada:1. (Isis nama dosen) selaku Dosen pengampu mata kuliah Fisiologi Ternak yang telah memberikan bimbingan dan arahan, sehingga mempermudah dalam penyusunan makalah.2. Semua pihak yang membantu penyusunan laporan ini.Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis.

Purwokerto, Juni 2014Penulis

PENDAHULUAN

Latar BelakangGlobal Warming atau Pemanasan Global pada dasarnya adalah fenomena peningkatan temperature global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (greenhouse effect) yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas-gas seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4), dinitrooksida (N2O) dan CFC atau Chorofluorocarbon. Global Warming mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi makhluk hidup dan lingkungannya, terutama lingkungan bio-geofisik seperti mencairnya es di kutub, kenaikan pemukaan air laut, perluasan gurun pasir, peningkatan hujan dan banjir, perubahan iklim, dan migrasi fauna dan hama penyakit.Kondisi alam sekitar adalah faktor penentu pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Setiap makhluk hidup memerlukan energi untuk kelangsungan hidupnya. Sumber energi dapat diperoleh dari makanan yang telah melalui proses penguraian dalam tubuh sehingga terbentuknya hasil penguraian berupa energi. Proses penguraian zat-zat makanan dalam tubuh ini disebut dengan proses Metabolisme.Karena kondisi alam yang sudah berubah ayang diakibatkan oleh pemanasan global, maka proses penguraian atau metabolisme yang terjadi dewasa ini telah berubah yang disebabkan kondisi alam sekitar mahluk hidup tinggal kini berubah. Hal ini menyebabkan proses metabolisme dipaksa harus menyesuaikan dengan kondisi alam saat ini agar dapat menghasilkan energi dengan kondisi alam sekitar yang sudah terkena dampak dari pemanasan global yang terjadi. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Global Warming dan Metabolisme2. Apa saja penyebab terjadinya Global Warming3. Apa dampak yang ditimbulkan oleh Global Warming pada metabolisme ternak4. Bagaimana cara pencegahan Global Warming

Tujuan1. Mengetahui tentang Global Warming dan Metabolisme2. Mengetahui penyebab terjadinya Global Warming3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan Global Warming pada metabolisme ternak4. Mengetahui cara pencegahan Global Warming

PEMBAHASAN

Pengertian Global Warming dan MetabolismeGlobal Warming atau Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer. Pemanasan Global akan diikuti dengan Perubahan Iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu (Caray,2009).Menurut Samadi (2007) Pemanasan global adalah kenaikan suhu permukaan bumi akibat peningkatan emisi karbon dioksida dan gas-gas lain yang dikenal sebagai gas rumah kaca. Pola hidup manusia pun tanpa disadari ikut berperan atas terjadinya pencemaran gas rumah kaca. Kegiatan manusia yang berpengaruh terhadap pencemaran gas rumah kaca diantanya adalah penggunaan bahan bakar fosil misalnya minyak, gas dan batu bara seperti pada pembangkit tenaga listirk, kendaraan bermotor dan penyejuk ruangan (AC).Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk hidup, proses ini merupakan pertukaran zat ataupun suatu organism dengan lingkungannya. Metabolisme berasal dari bahasa Yunani, yaitu metabole yang berarti perubahan, dapat kita katakana bahwa makhluk hidup mendapat, mengolah dan mengubah suatu zat melalui proses kimiawi untuk mempertahankan hidupnya (Hadi,2014).Metabolisme selanjutnya dibagi menjadi dua tipe perubahan kimia. Yang pertama dikenal sebagai katabolisme, yaitu senyawa kompleks mengalami degradasi menjadi senyawa yang lebih ssderhana. Kedua dikenal sebagai anabolisme, yaitu senyawa kompleks akan disintesa dari senyawa yang lebih sederhana. Selama proses katabolisme dan anabolisme, sejumlah metabolit sisa yang dihasilkan akan ditransformasi, didetoksikasi (jika toksik) dan diekskresi. Proses metabolik di dalam tubuh akan melepaskan energi untuk kerja fisik dan sintesis komponen tubuh, karbohidrat, protein dan lipida. Dalam proses metabolisme, hati dan jaringan darah memainkan peranan yang sangat penting (Sumba, 2012).

Penyebab Global Warming1. Efek Rumah KacaSegala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, cahaya berubah menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembai sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya (Rusbiantoro, 2008).Laporan Perserikatan Bangsa Bangsa tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, "industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%)." Hampir seperlima (20 persen) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia.Sektor peternakan telah menyumbang 9 persen karbon dioksida, 37 persen gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65 persen dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64 persen amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam (Devi, 2010).

2. Efek Umpan BalikProses umpan balik yang terjadi mempengaruhi penyebab pemanasan global. Sebagai contoh adalah pada proses penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pada awalnya pemanasan akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah (Team SOS, 2011).

3. Penggundulan HutanMaraknya kasus penggundulan hutan merupakan salah satu penyebab pemanasan global saat ini. Penggundulan hutan yang mengurangi penyerapan karbon oleh pohon, menyebabkan emisi karbon bertambah sebesar 20%, dan mengubah iklim mikro lokal dan siklus hidrologis, sehingga mempengaruhi kesuburan tanah. Hutan yang menjadi paru-paru Bumi kini tidak dapat berfungsi secara maksimal karena sudah sangat berkurangnya jumlah pohon yang ada. Jumlah pohon yang ada tidak dapat menyeimbangi banyaknya jumlah CO2 yang ada di Bumi (Supriatna, 2008).

2.3 Dampak Global Warming pada Metabolisme TernakPengaruh pemanasan global terhadap produktivitas ternak dapat berdampak langsung dan tidak langsung. Pengaruh langsung meliputi : perubahan suhu tubuh yang mengakibatkan perubahan suhu darah yang memasuki daerah hipotalamus; dan juga perubahan suhu tubuh menyebabkan perubahan aktivitas metabolisme, produksi susu menurun dan timbulnya beberapa penyakit. Sedangkan pengaruh tidak langsung adalah perubahan nafsu makan atau konsumsi pakan, sehingga ketersediaan zat-zat pakan organik dan anorganik untuk produktivitas ternak berkurang dan proses fisiologi dalam tubuh (Rahardja, 2010). Ternak dalam kehidupannya secara fisik dipengaruhi oleh lingkungannya baik itu lingkungan fisik, lingkungan biologi dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik yang secara langsung diterima oleh ternak antara lain, dari tanah,temperatur, sinar matahari, kelembaban dan juga angin. Ternak untuk mempertahankan diri dari lingkungan yang mempengaruhi baik langsungmaupun tidak langsung, akan memproduksi panas. Panas tersebut yangdiproduksi oleh ternak akan menggantikan panas yang hilang akibat penyesuaiansuhu tubuh ternak (Rudini, 2009).Ternak dalam melepaskan panas untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungannya melalui radiasi, konveksi, konduksi, evaporasi dan metabolisme.Perpindahan energy yang dikeluarkan ternak pada lingkungannya sesuai denganpanas yang dihasilkan (Hafez. By. E.S.E, 1968).Ternak yang tidak dapat menahan lingkungan yang panas, akan menyebabkan proses metabolismenya tidak berjalan dengn baik. Bulan maret 2008 tercatat sebagai bulan terpanas dalam sejarah dunia. Di argentina, dampak dari pemanasan global yang terjadi pada mert 2008 mengakibatkan beberpa korban jiwa meninggal karena kepanasan, mematikan ratusan ikan air tawar, serta 15% hewan ternak mati. Hal tersebut sebagian besar dikarenakan kondisi tubuh yang belum terbiasa dalam melakukan proses metabolisme dengan keadaan sekitar yang sangat panas (Team SOS,2011).Akibat dari terjadinya hujan asam dan polusi yang berlebihan menyebabkan merosotnya lahan untuk hewan ternak termasuk lahan untuk tanaman pangan. Hal tersebut terjadi diantaranya di Amerika, Eropa, dan Rusia. Hujan asam dan polusi yang ditimbulkan mempengaruhi kesehatan bagi hewan ternak yang dimiliki masyarakat, membuat metabolisme yang dilakukan ternak terganggu dan mangakibatkan beberapa hewan sakit bahkan mati (Brown, 1995).Perubahan iklim secara global (global warming) yang terjadi di dunia termasuk di Indonesia menyebabkan terjadinya heat stress pada ternak. Heat stress diprediksi dapat menjadi maslah utama dalam penggemukan sapi potong dimasa yang akan dating. Kondisi lingkungan ekstrim akibat tingginya temperature, radiasi matahari, dan kelembapan, serta rendahnya kecepatan angin dapat menyebabkan heat stress pada ternak. Kondisi ini membuat ternak mengalami gangguan fungsi fisiologi dan penurunan imunitas akibat terganggunya proses metabolisme dalam tubuh ternak (Brown-Brandl et al, 2005; Hahn, 1999; Mader et al.,2006 dalam Ramdani, 2008).Heat stress mempunyai pengaruh negatif dari sisi animal welfare (Silanikove, 2000 ; Young,1993). Heat stress dapat menurunkan produktifitas sapi akibat penurunan konsumsi dan efisiensi pakan . Heat stress dapat juga menurunkan kualitas daging akibat kenaikan pH daging di atas normal (5,5) dan pada waktu dipotong kandungan glikogen daging sangat rendah, ini menyebabkan daging berwama gelap (Bartos et al., 1988; Bartos et al., 1993 ;Kreikemeier et al ., 1998; Immonen et al., 2000; Kadim et al ., 2004; Tarrant dan Sherington 1980). Disisi lain, Hahn (1999) dan Gaughan (2002) melaporkan bahwa sapi yang mengalami heat stress akan mengalami penurunan konsumsi pakan berakibat pada penurunan konsumsi energi . Untuk Bos Taurus, Hahn (1999) melaporkan bahwa konsumsi pakan akan menurun bila suhu berada diatas 25C. Keadaan ini bisa lebih parah apabila ditambah dengan kelembapan tinggi,dan kecepatan angin rendah (Ramdani, 2008).

Pencegahan Global WarmingTerdapat beberapa cara untuk mencegah terjadinya Global Warming, diantaranya :1. Membiasakan diri untuk memilih produk lokal, karena produk lokal tidak membutuhkan biaya transport dan bahan bakar.2. Gunakan listrik seperlunya, artinya matikan lampu apabila tidak dipakai, dan gunakan lampu yang hemat energy.3. Gunakan thermostat dan timer pada AC apabila terpaksa menggunakan AC atau penyejuk ruangan.4. Pakailah tas kertas daur ulang pada saat berbelanja5. Biasakan mandi menggunakan air dingin apabila sedang tidak sakit, agar menghemat bahan bakar atau listrik yang digunakan oleh water heater.6. Bersihkan filter AC secara teratur, karena debu yang menyumbat dapat menyebabkan mesin bekerja keras dan membutuhkan listrik lebih banyak.7. Gunakan kendaran umum untuk transportasi, untuk mengurangi polusi udara8. Tanam pohon di sekitar lingkungan tempat tinggal (Farida, 2009).

PENUTUP

Kesimpulan1. Global Warming atau Pemanasan Global adalah meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi akibat peningkatan jumlah emisi Gas Rumah Kaca di atmosfer.2. Metabolisme adalah suatu proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh semua makhluk hidup, dan merupakan proses pertukaran zat ataupun suatu organisme dengan lingkungannya.3. Metabolisme berdasarkan perubahan kimianya terbagi menjadi dua yaitu Katabolisme dan Anabolisme.4. Efek Rumah Kaca, Efek Umpan Balik dan Penggundulan Hutan merupakan penyebab terjadinya Global Warming5. Menurunnya kesehatan ternak, Heat Stress, Menurunya produktivitas ternak adalah dampak yang ditimbulkan oleh Global Warming yang menyebabkan terganggunya proses metabolisme dalam tubuh ternak.6. Cara pencegahan terjadinya Global Warming adalah menanam pohon di lingkungan tempat tinggal atau melakukan penghijauan, menghemat listrik, dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Brown, Lester R, dkk, 1995. Masa Depan Bumi. Yayasan Obor Indonesia. JakartaDevi. 2010. Industri Peternakan yang menyebabkan Pemanasan Global (Global Warming). Devil88-belajarberbagi.blogspot.com/2010/04/industry-peternakan-yang-menyebabkan.htmlFarida, Nur. 2009. Me and Global Environment:aku dan lingkunganku.Grasindo. Jakarta.Hadi, Abdul. 2014. Pengertian dan Proses Metabolisme. http://softilmu.blogspot.com/2014/01/pengertian-dan-proses-metabolisme.htmlHafez. By. E.S.E, 1968. Adaptation of Domestic Animals. Lea and Febiger. PhiladelphiaRamdani, Diky. 2008. Pengaruh heat stress terhadap performa sapi potong. Prosiding Seminar Nasional Sapi Potong.Rahardja, D.P. 2010. Ilmu Lingkungan Ternak. Massagena Pers Makassar.Rudini, Didi. 2009. Pengaruh Iklim Tropik terhadap pertumbuhan Ternak Unggas. Ilmu Lingkungan Ternak.Rusbianto, Dadang. 2008. Global Warming For Beginner. RedaksiO2. Yogyakarta.Samadi. 2006. GEOGRAFI 1 SMA KELAS X. Yudistira. Jakarta.

Sumba, George Edishon. 2012. Dinamika Fisiologi dan Metabolisme pada aktivitasternakkerja. http://husbandryanimalthomndsgregoriuss.blogspot.com/2012/06/dinamika-fisiologi-dan-metabolisme-pada.htmlSupriatna, Jatna. 2008. Melestarikan Alam Indonesia. Obor Indonesia. Jakarta.Team SOS, 2011. Pemanasan Global : solusi dan peluang bisnis. Gramedia. Jakarta.

MAKALAH FISIOLOGI TERNAKPengaruh Global Warming Terhadap Metabolisme Ternak

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi ternak

Disusun oleh :Nama : Anggi Siti Anggraeni WardianaNIM : D1E013215Kelas :C

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS PETERNAKANPURWOKERTO2014DAFTAR ISIKATA PENGANTAR1PENDAHULUAN21.1.Latar Belakang21.2.Rumusan Masalah31.3.Tujuan3PEMBAHASAN41.4.Pengertian Global Warming dan Metabolisme41.5.Penyebab Global Warming51.6.Pencegahan Global Warming11PENUTUP121.7.Kesimpulan12DAFTAR PUSTAKA13