Makalah Fisika Sehari-hari
-
Upload
muhammad-syarif-sas -
Category
Documents
-
view
527 -
download
0
description
Transcript of Makalah Fisika Sehari-hari
PRINSIP KERJA MONITOR TV
A. Sejarah Perkembangan Monitor TV
1884 – Paul Nipkov, Ilmuwan Jerman, berhasil mengirim gambar
elektronik menggunakan kepingan logam yang disebut teleskop elektrik
dengan resolusi 18 garis.
1888 – Freidrich Reinitzeer, ahli botani Austria, menemukan cairan
kristal liquid crystals, yang kelak menjadi bahan baku pembuatan LCD.
Namun LCD baru dikembangkan sebagai layar 60 tahun kemudian.
1897 – Tabung Sinar Katoda CRT pertama diciptakan ilmuwan
Jerman, Karl Ferdinand Braun. Ia membuat CRT dengan layar berpendar bila
terkena sinar. Inilah yang menjadi dassar televisi layar tabung.
1900 – Istilah ”Televisi” pertama kali dikemukakan Constatin Perskyl
dari Rusia pada acara International Congress of Electricity yang pertama
dalam Pameran Teknologi Dunia di Paris.
1907 – Campbell Swinton dan Boris Rosing dalam percobaan terpisah
menggunakan sinar katoda untuk mengirim gambar.
1927 – Philo T Farnsworth ilmuwan asal Utah, Amerika Serikat
mengembangkan televisi modern pertama saat berusia 21 tahun. Gagasannya
tentang ”image dissector tube menjadi dasar kerja televisi.
1929 – Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan tabung
katoda yang dinamakan ”kinescope”. Temuannya mengembangkan teknologi
yang dimiliki CRT.
1940 – Peter Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi
mencapai 343 garis.
1958 – Sebuah karya tulis ilmiah pertama tentang LCD sebagai
tampilan dikemukakan Dr. Glenn Brown.
1964 – Prototipe sel tunggal display Televisi Plasma pertamakali
diciptakan Donald Bitzer dan Gene Slottow. Langkah ini dilanjutkan Larry
Weber.
1967 – James Fergason menemukan teknik ”twisted nematic”, layar
LCD yang lebih praktis.
1968 – Layar LCD pertama kali diperkenalkan lembaga RCA]yang
dipimpin George Heilmeier.
1975 – Larry Weber dari Universitas Illionis mulai merancang layar
plasma berwarna.
1979 – Para Ilmuwan dari perusahaan Kodak berhasil menciptakan
tampilan jenis baru ”organic light emitting diode” (OLED). Sejak itu, mereka
terus mengembangkan jenis televisi OLED. Sementara itu, Walter Spear dan
Peter Le Comber membuat display warna LCD dari bahan ”thin film transfer”
yang ringan.
1981 – Stasiun televisi Jepang, NHK, mendemonstrasikan teknologi
HDTV dengan resolusi mencapai 1.125 garis.
1987 – Kodak mematenkan temuan OLED sebagai peralatan display
pertama kali.
1995 – Setelah puluhan tahun melakukan penelitian, akhirnya proyek
layar plasma Larry Weber selesai. Ia berhasil menciptakan layar plasma yang
lebih stabil dan cemerlang. Larry Weber kemudian megadakan riset dengan
investasi senilai 26 juta dolar Amerika Serikat dari perusahaan Matsushita.
Dekade 2000- Masing-masing jenis teknologi layar semakin
disempurnakan. Baik LCD, Plasma maupun CRT terus mengeluarkan produk
terakhir yang lebih sempurna dari sebelumnya.
B. TV Monitor CRT
Tabung sinar katode (bahasa Inggris: cathode ray tube atau CRT),
ditemukan oleh Karl Ferdinand Braun, merupakan sebuah tabung penampilan
yang banyak digunakan dalam layar komputer, monitor video, televisi dan
oskiloskop. CRT dikembangkan dari hasil kerja Philo Farnsworth yang
dipakai dalam seluruh pesawat televisi sampai akhir abad 20, dan merupakan
dasar perkembangan dari layar plasma, LCD dan bentuk teknologi TV
lainnya
1. Bagian-bagian monitor CRT
2. Prinsip Kerja Monitor CRT
Versi paling awal CRT adalah sebuah dioda katode-dingin, sebuah
modifikasi dari tabung Crookes (lihat sinar-X) dengan layar dilapisi fosfor,
kadangkala dinamakan tabung Braun. Versi pertama yang menggunakan
kathoda panas dikembangkan oleh J.B. Johnson (yang merupakan asal istilah
noise Johnson) dan H.W. Weinhart dari Western Electric dan menjadi produk
komersial pada 1922.
Sinar katode adalah aliran elektron kecepatan tinggi yang dipancarkan
dari katode yang dipanasi oleh elemen pemanas (heater) didalam sebuah
tabung vakum. Dalam tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah,
diarahkan menjadi pancaran elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan
dengan alat "defleksi yoke" oleh medan magnetik untuk diarahkan kearah
posisi Horisontal dan Vertikal untuk men"scan" permukaan di ujung pandang
(anode), yang sebaris dengan bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam
transisi atau rare earth. Ketika elektron menyentuh material pada layar ini,
maka elektron akan menyebabkan timbulnya cahaya. Untuk keperluan layar
CRT ini supaya fosfor berpendar atau bercahaya diperlukan tegangan tinggi
yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt dibangkitkan oleh alat yang
bernama Flyback.
Sebelum elektron ini menyentuh fosfor, dilayar tabung kaca elektron-
elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang disebut
skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar tabung untuk
memfokuskan tiga bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk tabung layar
warna. Pelat logam ini sangat tipis dan peka terhadap mangnit, jika magnet
kuat akan mengubah bentuk pelat ini sehingga tidak rata dan terjadilah warna
yang semburat dan acak kerena tembakan elektron tidak terfokus pada ketiga
titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut degausing.
Apa bila lapisan katoda dipanasi maka permukaan katoda dengan
mudah melepaskan electron-electronya.Dalam teori listrik yang bisg berpinda
atau bergerak adalah electron.Bagian electron guns akan menembakkan
elektron sesuai inputan,apabilah electron ini bertabrakan dengan lapisan
fosfot yang berada di bagian depan CRT (screen) fosfor tertembak,elektron
akan berpendar,maka kita melihat warna didepan TV.Tabung elektron-
elektron ini tentu saja tidak asal-asalan ditembakkan begitu saja,namun
terlebih dahulu di defleksikan oleh deflection yoke.itulah proses dasar
pembentukan gambar pada TV.
3. Kerusakan pada monitor CRT
Kerusakan pada monitor sangat beragam, bergantung pada merk dan
umur dari monitor tersebut. Beberapa jenis kerusakan yang sering di jumpai
dalam penggunaan monitor jenis CRT adalah sebagai berikut:
1) Mati total, pengecekan awal bisa di lakukan pada daerah power supply,
tegangan output trafo converter, dan blok horizontal. Kerusakan ini bisa
di sebabkan oleh fuse AC power yang putus, kerusakan pada power
supply, kerusakan pada salah satu tegangan DC converter, atau pada blok
horizontal output.
2) Monitor tidak ada gambar, bisa melakukan pengecekan pada daerah
osilator, blok horizontal, blok video, melakukan pengecekan tegangan DC
secara menyeluruh, dan melakukan solderan ulang pada bagian-bagian
yang mengalami panas tinggi, seperti blok horizontal dan video.
3) Tampilan warna gambar tidak lengkap, seperti gambar kuning atau merah.
Ini bisa di sebabkann oleh kerusakan pada kabel signal/VGA, dan juga
pada bagian blok video. Periksa solderan pada blok video, dan cek apakah
ada komponen yang mati/rusak.
4) Gambar gelap, ini bisa di sebabkan dari tabung/CRT yang sudah terlalu
lama di pakai (usia CRT tua), sehingga filamen CRT sudah lemah, bisa di
akali dengan mencangkok tegangan heater 6.3 volt, dengan cara
menginduksikan tegangan heater pada trafo FBT atau trafo converter.
Gambar gelap bisa juga di sebabkan oleh kerusakan pada elco/capasitor
heater.
5) Size gambar tidak normal, bisa terlalu lebar atau kecil di tengah, biasanya
di sebabkan karena transistor pada bagian horizontal rusak.
4. Perawatan Monitor CRT
Berikut tips-tips yang harus diperhatikan agar monitor CRT lebih
awet dan tahan lama.
1) Tidak dibenarkan menutup dengan kain, plastik pada ventilasi udara
monitor ini dikarenakan monitor merupakan alat elektronik yang juga
menghasilkan panas, jadi panas yang dihasil akibat proses kerja sebuah
monitor harus dibuang atau dikeluarkan melalui lobang ventilasi udara,
sehingga ventilasi udara ini tidak boleh ditutup selama kita menggunakan
monitor tersebut. Bila ingin menutup monitor agar terhindar dari
debusebaiknya dilakukan setelah pekerjaan selesai dan monitor sedang
tidak digunakan (mati).
2) Hindari meletakkan benda cair di atas monitor karena benda cair
merupakan penghantar listrik yang baik sehingga apabila benda cair
tersebut tumpah ke dalam monitor menyebabkan adanya hubungan pendek
yang berakibat pada rusaknya komponen elektornik di dalam monitor.
3) Bersihkan selalu debu-debu yang melekat pada bagian luar monitor
sesering mungkin agar mengurangi masuknya debu ke dalam monitor.
Debu juga memiliki sat besi yang juga penghantar jadi debu juga bisa
menyebabkan hubungan pendek pada rangkain elektronik monitor.
4) Gunakan stabiliser (stavolt) yang baik dan memiliki penggerak motor
untuk menghindari naik turunnya tegangan listrik agar perubahan tegangan
listrik tidak berpengaruh langsung terjadap komponen elektornik yang ada
di dalam monitor.
B. TV Monitor LCD
Monitor LCD tidak lagi menggunakan tabung elektron tetapi
menggunakan sejenis kristal liquid yang dapat berpendar. Teknologi ini
menghasilkan monitor yang dikenal dengan nama Flat Panel Display dengan
layar berbentuk pipih, dan kemampuan resolusi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan CRT. Karena bentuknya yang pipih, maka monitor
jenis flat tersebut menggunakan energi yang kecil dan banyak digunakan pada
komputer-komputer portabel.
1. Bagian-bagian
2. Prinsip Kerja
Secara Sederhana LCD (Liquid Crystal Display) terdiri dari dua
bagian utama. yaitu Backlight dan kristal cair. Backlight sendiri adalah
Bagian-bagian:1. Cahaya Lampu2. Polarizing Filter3. Kaca substrat4. Elektroda Transparant5. Penyaring warna6. Kristal Cair
sumber cahaya LCD yang biasanya terdiri dari 1 sampai 4 buah (berteknologi
seperti) lampu neon. Lampu Backlight ini berwarna putih. Lalu bagaimana
caranya LCD bisa menampilkan banyak warna. Disinilah peran dari kristal
cair. Kristal cair akan menyaring cahaya backlight. Cahaya putih merupakan
susunan dari beberapa ratus cahaya dengan warna yang berbeda. Beberapa
ratus cahaya tersebut akan terlihat jika cahaya putih mengalami refleksi atau
perubahan arah sinar. Warna yang akan dihasilkan tergantung pada sudut
refleksi. Jadi jika beda sudut refleksi maka beda pula warna yang dihasilkan.
Dengan memberikan tegangan listrik dengan nilai tertentu. Kristal cair dapat
berubah sudutnya. Dan karena tugas kristal cair adalah untuk merefleksikan
cahaya dari backlight maka cahaya backlight yang sebelumnya putih bisa
berubah menjadi banyak warna. Kristal cair bekerja seperti tirai jendela. Jika
ingin menampilkan warna putih kristal cair akan membuka selebar-lebarnya
sehingga cahaya backlight yang berwarna putih akan tampil di layar. Namun
Jika ingin menampilkan warna hitam. Kristal Cair akan menutup serapat-
rapatnya sehingga tidak ada cahaya backlight yang yang menembus (sehingga
di layar akan tampil warna hitam). Jika ingin menampilkan warna lainnya
tinggal atur sudut refleksi kristal cair.
Contrast Ratio adalah perbandingan tingkat terang (brightness) pada
posisi paling putih dan paling hitam. Pada waktu kristal cair menutup serapat-
rapatnya untuk menghasilkan warna hitam seharusnya tidak ada cahaya
backlight yang menembusnya. Namun kenyataannya masih ada cahaya
backlight yang bisa menembus kristal cair sehingga tidak bisa menampilkan
warna hitam dengan baik. Inilah salah satu kekurangan LCD. Jadi semakin
besar Contrast Ratio maka semakin bagus pula LCD dalam menampilkan
warna. cara paling mudah untuk mengetahui seberapa bagus Contrast Ratio
LCD adalah dengan menampilkan warna hitam di layar. Jika warna hitam
tersebut cenderung abu-abu maka masih ada sedikit cahaya backlight yang
berhasil menembus kristal cair.
Response Time Kristal cair pada LCD bekerja dengan cara membuka
dan menutup layaknya tirai. Proses buka tutup ini berlangsung sangat cepat
(mengikuti pergerakan gambar di layar). Karena itulah ada istilah Response
Time di LCD. Response Time adalah waktu yang diperlukan untuk berubah
dari posisi kristal cair tertutup rapat (waktu menampilkan warna hitam) ke
posisi kristal cair terbuka lebar (waktu menampilkan warna putih). Jadi
semakin cepat response time maka semakin baik. Response Time yang lambat
akan menimbulkan cacat gambar yang disebut ghosting atau jejak gambar.
Biasanya pada objek yang bergerak cepat dan menimbulkan jejak gambar
seperti beberapa bujur sangkar yang terlihat seperti persegi.
Sudut Pandang (Viewing Angle) Monitor LCD memiliki sudut
pandang yang terbatas jika dibandingkan dengan monitor CRT. Gambar
objek pada monitor CRT bisa dilihat dengan jelas dari sudut 180 derajat
sekalipun. Namun tidak dengan monitor LCD. Jika pandangan kita sedikit
bergeser dari LCD maka gambar objek akan terlihat lebih gelap atau lebih
terang. Jika anda seorang yang butuh privasi maka hal ini tidak menjadi
masalah karena orang disamping anda tidak dapat melihat apa yang ada di
monitor anda dengan mudah. Akan tetapi jika anda ingin melihat film
bersama-sama dengan teman-teman tentu hal ini akan menjadi masalah.
Perkembangan teknologi monitor LCD ini sangatlah cepat. Akhir-
akhir ini muncul beberapa tipe monitor LCD terbaru seperti LED, amoled
bahkan bermunculan tv dengan monitor layar sentuh touch screen, namun
secara umum prinsip kerjanya tetap sama, perbedaannya terletak pada lampu
yang di gunakan untuk memancarkan cahaya putih dari belakang lapisan
kristal cair, pada monitor tipe LED sumber cahaya putih menggunakan lampu
LED (Light Emitting Diode) prinsip dari lampu ini sangat berbeda dengan
neon, LED merupakan salah satu jenis dioda yang terdiri dari sebuah chip
bahan semikonduktor diolah untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut
pn (positif-negatif) persimpangan. Bila tersambung ke sumber tegangan,
mengalir powersource arus dari sisi p-atau anoda ke sisi n, atau katoda, tetapi
tidak dalam arah sebaliknya. Pembawa muatan (elektron dan lubang elektron)
mengalir ke junction dari elektroda. Ketika elektron bertemu lubang, itu jatuh
ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepaskan energi dalam bentuk
foton (cahaya). Oleh karena itu tidak ada pemberat atau Starter diperlukan,
sehingga dibutuhkan daya listrik yang lebih kecil. Konstruksi lapisan LED
tidak lebih dari 500 nm atau sama tipisnya dengan selembar kertas. Sifat
transparan pada lapisan LED memungkinkan cahaya terpencar keluar secara
optimal. Konsumsi daya listrik rendah dan terbuat dari bahan organik. Biaya
operasional yang relatif rendah dan proses perakitan yang relatif sederhana
dibanding LCD. Memiliki jangkauan wilayah warna, tingkat terang, dan
tampilan sudut pandang yang sangat luas. Piksel LED memancarkan cahaya
secara langsung, sedangkan LCD menggunakan teknologi backlight. LED
memiliki waktu reaksi hanya kurang dari 0.01 ms.
Pada monitor LCD yang menggunakan teknologi touch screen
ditambahkan lapisan sensor sentuh khusus yang akan membuat seolah-olah
layar dapat menerima dan merespon sentuhan, umumnya terdapat 3 prinsip
kerja dari monitor LCD berlapiskan sensor touch screen ini yaitu resistive,
capacitive dan surface acoustic wave system
a. Resistive Screen merupakan sistem resistif layarnya dilapisi oleh lapisan
tipis berwarna metalik yang bersifat konduktif dan resistif terhadap sinyal-
sinyal listrik. Maksud dari lapisan yang bersifat konduktif adalah lapisan
yang bersifat mudah menghantarkan sinyal listrik, sedangkan lapisan
resistif adalah lapisan yang menahan arus listrik. Kedua lapisan ini
dipisahkan oleh sebuah bintik-bintik transparan pemisah, sehingga lapisan
ini pasti terpisah satu sama lain dalam keadaan normal. Pada lapisan
konduktif tersebut juga mengalir arus listrik yang bertugas sebagai arus
referensi. Ketika terjadi sentuhan kedua lapisan ini akan dipaksa untuk
saling berkontak langsung secara fisik. Karena adanya kontak antara
lapisan konduktif dan resistif maka akan terjadi gangguan pada arus listrik
referensi tersebut. Efek dari gangguan ini pada lapisan konduktif adalah
akan terjadi perubahan arus-arus listriknya sebagai reaksi dari sebuah
kejadian sentuhan. Perubahan nilai arus referensi ini kemudian dilaporkan
ke controllernya untuk di proses lebih lanjut lagi. Informasi sentuhan tadi
diolah secara matematis oleh controller sehingga menghasilkan sebuah
koordinat dan posisi yang akurat dari sentuhan tersebut. Kemudian
informasi diintegrasikan dengan program lain sehingga menjadi aplikasi
yang mudah digunakan. Layar dengan teknologi ini memiliki tingkat
kejernihan gambar sebesar 75% saja, sehingga monitor akan tampak
kurang jernih. Touch sensor jenis ini sangat rentan dan lemah terhadap
sentuhan benda-benda yang agak tajam.eknologi ini tidak akan
terpengaruh oleh elemen-elemen lain di luar seperti misalnya debu atau
air, namun akan merespon semua sentuhan yang mengenainya, baik itu
menggunakan jari tangan langsung maupun menggunakan benda lain
seperti stylus. Sangat cocok digunakan untuk keperluan di dalam dunia
industri seperti di pabrik, laboratorium, dan banyak lagi.
Definisi sederhananya:
Layar yang cara kerjanya harus ditekan, dapat menggunakan jari atau
benda apapun yg ditekankan di layar. Kelemahan untuk layar ini adalah
jika diletakkan dikantong (terutama kantong celana), bisa tertekan-tekan
dan mengakibatkan layar jadi gampang rusak karena sering tertekan.
b. Capacitive Screen merupakan sistem kapasitif memiliki sebuah lapisan
pembungkus yang merupakan kunci dari cara kerjanya, yaitu pembungkus
yang bersifat capasitive pada seluruh permukaannya. Panel touchscreen ini
dilengkapi dengan sebuah lapisan pembungkus berbahan indium tinoxide
yang dapat meneruskan arus listrik secara kontiniu untuk kemudian
ditujukan ke sensornya. Lapisan ini dapat memanfaatkan sifat capacitive
dari tangan atau tubuh manusia, maka dari itu lapisan ini dipekerjakan
sebagai sensor sentuhan dalam touchscreen jenis ini. Ketika lapisan berada
dalam status normal (tanpa ada sentuhan tangan), sensor akan mengingat
sebuah nilai arus listrik yang dijadikan referensi. ketika jari tangan Anda
menyentuh permukaan lapisan ini, maka nilai referensi tersebut berubah
karena ada arus-arus listrik yang berubah yang masuk ke sensor. Informasi
dari kejadian ini yang berupa arus listrik akan diterima oleh sensor yang
akan diteruskan ke sebuah controller. Proses kalkulasi posisi akan dimulai
di sini. Kalkulasi ini menggunakan posisi dari ke empat titik sudur pada
panel touchscreen sebagai referensinya. Ketika hasil perhitungannya
didapat, maka koordinat dan posisi dari sentuhan tadi dapat di ketahui
dengan baik. Akhirnya informasi dari posisi tersebut akan diintegrasikan
dengan program lain untuk menjalankan sebuah aplikasi. Capasitive
touchscreen baru dapat bekerja jika sentuhan-sentuhan yang ditujukan
kepadanya berasal dari benda yang bersifat konduktif seperti misalnya jari.
Tampilan layarnya memiliki kejernihan hingga sekitar 90%, sehingga
cocok untuk digunakan dalam berbagai keperluan interaksi dalam publik
umum seperti misalnya di restoran, kios elektronik, lokasi Point Of Sales,
dsb.
Definisi sederhananya: Harus dengan sentuhan jari, tidak dapat
menggunakan benda lain (kuku, stylus, dsb). Karena layar ini bekerja
dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada ditubuh kita. Layar sentuh
model kapasitif ini hampir tidak memiliki kelemahan yang berarti, karena
layar ini adalah pengembangan terbaru untuk menggantikan layar resistif.
c. Surface Acoustic Wave System merupakan teknologi touchscreen ini
memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk mendeteksi kejadian di
permukaan layarnya. Di dalam monitor touchscreen ini terdapat dua
tranduser, pengirim dan penerima sinyal ultrasonik. Selain itu dilengkapi
juga dengan sebuah reflektor yang berfungsi sebagai pencegah agar
gelombang ultrasonic tetap berada pada area layar monitor. Kedua
tranduser ini dipasang dalam keempat sisi, dua vertikal dan dua horizontal.
Ketika panel touchscreen-nya tersentuh, ada bagian dari gelombang
tersebut yang diserap oleh sentuhan tersebut, misalnya terhalang oleh
tangan, stylus, tuts, dan banyak lagi. Sentuhan tadi telah membuat
perubahan dalam bentuk gelombang yang dipancarkan. Perubahan
gelombang ultrasonik yang terjadi kemudian diterima oleh receiver dan
diterjemahkan ke dalam bentuk pulsa-pulsa listrik. Selanjutnya informasi
sentuhan tadi berubah menjadi sebentuk data yang akan di teruskan ke
controller untuk diproses lebih lanjut. Data yang dihasilkan dari sentuhan
ini tentunya adalah data mengenai posisi tangan Anda yang menyentuh
sinyal ultrasonik tersebut. Jika ini dilakukan secara kontinyu dan terdapat
banyak sekali sensor gelombang ultrasonic pada media yang disentuhnya,
maka jadilah sebuah perangkat touchscreen yang dapat Anda gunakan.
Teknologi ini tidak menggunakan bahan pelapis metalik melainkan sebuah
lapisan kaca, maka tampilan dari layar touchscreen jenis ini mampu
meneruskan cahaya hingga 90 p
3. Kerusakan pada monitor LCD
1) LCD Mati Total tidak ada raster sama sekali - Untuk jenis kerusakan ini
biasanya yang kena adalah bagman AC-Maticnya, Untuk komponen
seperti transistor maupun kapasitor mungkin masih ada penggantinya,
asalkan bukan traAo maupun ac-matic bahkan inAerternya yang kena,
Karena jikaLCD inAerter yang kena maka akan sulit sekali mencari
penggantinya, karena komponen ini penghasil cahaya neon pada cream
lamp. Karena berdasarkan berbagai pengalaman repair, jika me-repair
LCD kok yang terkena sudah inAerter bahkan cream lamp maka minta
ampun untuk mencari penggantinya karena sulit menggunakan seri
equiAalen mengingat komponen ini bisa dibilang menghasilkan daya
paling tinggi. Kalaupun ada penggantinya, harganya cukup mahal.
2) Layar LCD tiba-tiba blur mengeluarkan gambar kabur dan membias -
Biasanya jenis kerusakan ini karena frame maupun elemen carbon pada
LCD ada yang kotor atau mengeluarkan serbuk arang, sehingga gambar
jadi membias, Kalau elemen carbon belum luka, mungkin masih bisa
diatasi dengan membersihkannya menggunakan air lunak semacam
alkohol atau cuka yang berkadar 40 - 70%, Tapi jika sudah luka maka
harus ganti satu frame dengan rangkanya, dan akhirnya harus ganti LCD.
3) LCD mengeluarkan dot - Jika dalam kondisi demikian, bisa segera
dibersihkan dengan air lunak tadi, namun juga tergantung jika dot diluar
screen utama maka masih bisa dibersihkan, namun jika berada didalam
solusi terakhir adalah membongkarnya, meskipun ada cara lain yaitu
membersihkannya dengan metode penguapan atau sublimasi dengan
teknik khusus, teknik ini cukup sulit karena membutuhkan pengalaman
dan jam terbang sangat khusus seperti untuk menangani kerusakan poin-1.
4) Saat dinyalakan led power laptop normal tapi LCD Blank layar hitam,
meskipun LED Power nyala atau blink tapi ketika dapat input masukan
dari VGA tetap saja berkedip-kedip seperti tidak dapat signal Aga, Jika
mengalami kerusakan ini, biasanya yang harus direplace adalah IC
Suspend yang mengatur dim switch triger Aga dengan LCD, atau jika
berbentuk chipset bisa direset itupun jika jelas diketahui pin data dan
resetnya, Karena LCD keluaran terbaru biasanya IC suspend sudah
terintegrasi dengan chipset gambar rgb-nya atau ( IC DriAer LCD).
4. Perawatan Monitor LCD
1) Gunakan LCD maksimal 4 - 5 jam, setelah itu matikan dengan tombol
power digit sekaligus tegangan AC 220nya, karena jika hanya dengan
tombol power, sebenarnya ac-matic LCD masih mengikat tegangan
meskipun belum diumpan ke modul penghasil gambar (Chipset Image
Engine) maupun RGB. Kelalaian melakukan ini biasanya berdampak pada
kerusakan poin-1 diatas.
2) Gunakan LCD dengan frekuensi rate tidak terlalu tinggi, Misalkan LCD
anda mampu menampilkan resolusi maksimal 1280 X 1024 85HZ, Maka
sebaiknya anda unakan frekuensi refresh rate 60HZ, Karena etaran yang
terlalu tinggi terutama untuk layar-layar dengan inchi besar sepert 19 Inch
ketas biasanya lebih peka pada frekuensi tinggi dan jika sudah terlalu
lama, biasanya mengakibatkan kerusakan jenis poin-2 diatas.
3) Pakailah LCD di tempat atau ruangan yang bisa anda jaga kebersihannya,
dan jangan membawa makanan yang mengandung minyak didepannya,
Jika anda suka nemil atau makan sambil menggunakan komputer dengan
layar LCD, sebaiknya hentikan dahulu acara kerja dengan komputer anda,
dan pindah ke lain tempat yang meman khusus untuk makan makanan
kesukaan anda, Karena percikan sedikit saja meskipun tak terlihat biasanya
akan menimbutkan noktah yang permanen dan jika dibiarkan terlalu lama
bisa menimbulkan dot pitch seperti kerusakan pada poin-3.
4) Usahakan jika anda memiliki socketnya, pakailah input jangan DB-9
keluaran VGA (Sinyal Analog) tapi unakan input digital menggunakan
socket DFI (Sinful Digital) karena sinyat in memiliki trigger lebih halus
ketimban sinyal analog, dan dengan cara in bisa membuat IC-Suspend
LCD lebih awet dan tahan lama, Gunakan ini jika anda menggunakan
VGA yang support DFI, Karena tidak semua Aga memiliki keluaran
output DFI dan tidak semua LCD memiliki sinyal digital, meskipun
sekarang rata-rata LCD sudah compatible dengan socket ini. Signal analog
Bari Aga dengan socket DB-9 in yang paling dominan menyebabkan
kerusakan poin-4. Terutama jika resolusi Aga card anda dibawah standar
monitor LCD yang diunakan, Jadi pakai VGA usahakan yang mampu
menhasilkan resolusi diatas monitor LCD yang anda gunakan.