Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

download Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

of 246

Transcript of Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    1/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    2/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    3/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    4/246

    Untuk Kal , anakku. Juga D ajeng Param ta, str ku. Dua orang yang membuatku selalu merasa tumbuh bahag a.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    5/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    6/246

    UCAPAN TERIMAKATerlalu banyak tangan yang menyunggi kemunculan buku ini, dan karena itu, mestinya

    ada terlalu banyak ucapan terimakasih. Hanya karena keterbatasan ruang sajalah yangmembuat tidak semua nama bisa saya kalungi ucapan terimakasih.

    Versi awal buku ini dipilih dan dipilah oleh Fahri Salam, lalu lanjut disunting oleh NodyArizona. Diberi kata pengantar oleh Agus Mulyadi, didesain dan ditata oleh HamzahIbnu Dedi, dan versi cetak diproduksi oleh Wijayakusuma Eka Putra atau lebih dikenalsebagai Eka Pocer.

    Buku ini hadir karena sebuah janji. Suatu kali, saya ingin membuat buku dari kumpulan

    terpilih status Facebook saya, terutama yang punya hubungan dengan tema-tematertentu. Buku tersebut saya janjikan untuk dibuat dalam versi digital, sehingga bisadiunduh gratis bagi siapapun yang ingin membacanya. Tentu saja tetap tersedia bagipembaca yang ingin memiliki versi cetaknya.

    Semua berlangsung dengan cepat, sederhana, dan lancar. Semua itu berkat sederetnama yang telah saya sebut di atas.

    Semoga buku sederhana ini berguna buat pembaca.

    Salam hangat, senantiasa.

    Surabaya, 19 November 2015

    Puthut EA

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    7/246

    Saya pertama kali bertemu dengan Puthut EA sekira bulan Maret 2014. Saat itu,kami bertemu di sebuah kedai kopi di bilangan Jalan Kaliurang, Depok, Yogyakarta.Sebelumnya, kami sudah sering mensen-mensenan di Twitter. Di kedai kopitersebut, kami ngobrol tentang banyak hal, tentang buku, tentang pergaulan, tentangkuliner, dan bahkan tentang kisah asmara. Dari obrolan yang hanya sekitar dua jam,saya sedikit banyak jadi tahu, bagaimana Puthut EA itu.

    Ia pribadi yang ringan, supel, lumayan lucu (sengaja saya pakai kata “lumayan”karena memang ia tidak lucu-lucu amat), dan agakkementhus . Seorang lulusan filsafatyang sampai sekarang masih sering saya ragukan kefilsafatannya.

    Puthut punya kebiasaan buruk, yaitu terlalu mudah percaya sama orang (entah inikebiasaan buruk, atau malah kebiasaan baik). kebiasaan buruk itulah yang kemudianmembuatnya enteng saja mempercayakan saya sebagai penulis kata pengantar dibukunya ini, padahal kami baru kenal satu setengah tahun. Kurangnggentho gimanacoba?

    Tapi tak apa, lagian, kalau tidak begitu, kapan lagi nama saya bisa mejeng sebagai

    penulis kata pengantar di buku yang ditulis oleh cerpenis kondang ini. Yah,idep-idep sebagai ajang eksistensi.Semenjak pertemuan di kedai kopi tersebut, kami jadi berteman baik. Ia menjadi

    teman sekaligus guru bagi saya. Ia pula yang kelak bakal memberikan saya aksesmasuk ke dalam pergaulan dunia media digital yang maha asyik lagi menyenangkan.

    Tapi sayang, saya mengenal Puthut justru pada saat ia sedang berada dalam titikterendahnya sebagai cerpenis. Semenjak kami berkenalan hingga sekarang, tak adasatupun buku kumpulan cerpen baru yang ia terbitkan. Kalaupun ada, itu adalah bukukumpulan cerpennya terdahulu yang diterbitkan ulang.

    Belakangan baru saya tahu sebabnya, ternyata, ia memang sedang sangat tertarikpada dunia kepenulisan di sosial media, khususnya Facebook. Maka tak heran jikakemudian ia lebih asyik menulis status-status Facebook ketimbang menulis cerpen.

    Di Facebook, ia menulis tentang segala sesuatu, tentang anak dan istrinya,tentang bisnisnya, tentang pergaulannya, dan tentang apapun itu yang menarik danmenurutnya pantas untuk ditulis.

    Sebagai seorang lulusan filsafat (yang sekali lagi masih sering saya ragukankefilsafatannya) cum cerpenis pilih tanding, tentu yang ia tulis bukan status murahanseperti kebanyakan pengguna Facebook, melainkan status yang unik, renyah,

    menggelitik, persuasif, dan kadang akan membuat orang bergumam “ jindul, apik tenanik ” setelah selesainya membacanya.

    Oleh: Agus Mulyadi

    Pada Mulanya Adalah

    Status facebook

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    8/246

    Bagi saya, Puthut EA adalah Jonru dalam versi yang lebih santai dan elegan (saatmenuliskan bagian ini, saya berdoa, semoga kelak Puthut EA tidak akan jadibuzzer obat peninggi badan).

    Facebook bagi Puthut adalah kanvas yang menarik untuk dicorat-coret.Ketertarikannya pada status Facebook itu juga menginspirasinya untuk mendirikanMojok.co, media onlineselow yang berangkat dari tulisan-tulisan hasil daripengembangan status-status Facebook yang menggelitik yang tersebar di seanterotimeline .

    Nah, buku “Dunia Kali dan Kisah Sehari-hari” yang sedang Anda baca saat ini adalahkumpulan status-status Puthut yang dinilai layak untuk disajikan dan dibukukan.

    Sengaja dipilih judul “Dunia Kali dan Kisah Sehari-hari” karena memang bukuini didominasi oleh tulisan-tulisan tentang anak semata wayangnya, Kali (namalengkapnya Bisma Kalijaga). Maklum, Puthut memang tipe ayah yang ideal (walaubelum masuk dalam tingkat “idola mamah-mamah muda” seperti Iqbal Aji Daryono)yang mampu membagi waktu secara ideal untuk urusan bisnis maupun keluarga.

    Mungkin Puthut berbeda jauh dengan Don Corleone, tapi untuk urusan keluarga, iapunya prinsip yang sama dengan sang Don:“A man who doesn’t spend time with his

    family can never be a real man.” Sebagai seorang lulusan filsafat (yang lagi-lagi masih sering saya ragukan

    kefilsafatannya), Puthut tentu sadar benar, bahwa kehidupan adalah momok yang kerasdan kejam, ia tega menggampar siapapun dengan rutinitas yang luarbiasa sibuk dan

    bergegas. Namun ia juga sadar, bahwa menghabiskan waktu bersama keluarga adalah jalan keluar yang ampuh untuk mangkir dari rutinitas yang serba bergegas. Ia mampumelakukannya. Dan hebatnya lagi, ia juga mampu untuk menuliskannya. Mungkin bagiPuthut, menuliskan cerita tentang keluarganya (terutama anak semata wayangnya)adalah cara yang paling tepat untuk menggampar balik si “kehidupan” yang keras dankejam itu.

    Dan bedebah, saat membaca bab pertama buku ini, saya merasa sangat panas. Lhabagaimana tidak, sebagai seorang bujangan, saya “dipaksa” untuk membaca ceritatentang bagaimana Puthut mengarungi cerita berumah tangga yang walau penuh

    dengan gesekan-gesekan kecil, namun tetap membahagiakan.Nikmat sekali membaca cerita tentang bagaimana Puthut dan istrinya salingmendukung satu sama lain. Tak kalah nikmat pula saat membaca tentang tingkah polahSi Kali yang begitu lucu dan jenaka.

    Nikmat, namun juga membuat cemburu.Pokoknya, siapa saja pemuda yang membacanya, saya yakin pasti bakal merasa

    ingin segera berumah tangga. Dan siapa saja yang membaca cerita kelucuan dankepolosan Si Kali, pasti ingin rasanya segera menghamili anak orang agar bisa segerapunya anak dan berbagi cerita.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    9/246

    Satu yang membuat saya suka dari cerita keluarga yang ditulis Puthut adalah,ia bercerita dengan sangat manusiawi. Puthut menggambarkan dirinya bukansebagai sosok superdad yang serbabisa. Ada kalanya, ia nampakkemlinthi dalamketidakmampuannya.

    Puthut membuktikan dengan sangat tepat, bahwa keluarga adalah tatanan yangberdiri dalam sebuah konsep lock and key, saling melengkapi. Dan itu ia tuliskandengan sangat jelas dalam salah satu tulisannya yang berjudul “Mengajari istri naikSepeda Motor”, dimana Puthut berkisah tentang betapa heroiknya ia saat mengajarisang istri tercinta untuk mengendarai sepeda motor, padahal dalam sisi yang lain, jikaia ingin bepergian menggunakan mobil, ia harus selalu disopiri oleh istrinya karenaPuthut memang tidak becus mengendarai mobil.

    Puthut mahir mengendarai motor dan istrinya justru kesulitan, sebaliknya, istrinyabegitu lancar mengendarai mobil, sedangkan Puthut sangat tidak becus mengendaraimobil. Sungguh sebuah ketidakbecusan yang sangat indah dan harmonis.

    Oalah...Oh ya, ini bukan buku “Kiat membangun keluarga kecil yang bahagia dan harmonis”,

    jadi isi buku ini tentu tak melulu tentang kisah Puthut dan keluarga kecilnya.Selain tentang keluarga, Puthut juga banyak menuliskan tentang perkembangan

    dunia pop (tentu saja), karena bagaimanapun juga, Puthut adalah seorang pembacaberita yang lahap. Pergaulannya yang berada dalam arus dunia digital membuatnyaharus selalu update terhadap isu-isu terkini yang sedang berkembang di masyarakat.

    Dan lagi-lagi, Puthut berhasil menuliskan itu semua, sama indahnya seperti saat iamenulis tentang anak-istrinya.Dalam kondisi tertentu, Puthut bahkan bisa begitu “spartan” dalam menuliskan

    gagasannya, salah satunya adalah saat ia berani mempertanyakan dimana sebenarnyaletak keistimewaan Jogja.

    Kawan-kawannnya juga tak luput dari incaran tulisannya. Mulai dari kawan satukomunitas, kawan bisnis, hingga kawan satu akademis.

    Dan lulusan filsafat memang harus begitu.Urusan politik lebih menarik lagi. Disaat semua orang sibuk berdebat tentang Jokowi

    dan Prabowo, Puthut justru memposisikan dirinya sebagai pihak yangluweh-luweh. Seorang Jokower punya tugas untuk membela Jokowi, pun begitu juga dengan seorangPrabower yang punya tugas untuk membela Prabowo. Nah, tugas Puthut sebagai pihakyang luweh-luweh adalah mencari kegoblokan dan kedunguan dari para Jokower danPrabower untuk kemudian menuliskannya.

    Statusnya sebagai pihak luweh-luweh itu pula yang kemudian membuat Puthutmampu melihat dunia politik dari sisi yang lain, sisi yang lebih jenaka.

    Dan itu bisa dilihat jelas dari tulisan singkatnya berjudul “Handphone”, dalam tulisantersebut, Puthut mengemukakan adanya campur tangan China dalam kemenangan

    Jokowi, namun tentu bukan campur tangan dalam bentuk intervensi politik, melainkancampur tangan HP China, karena bagaimanapun, Tanpa Hp murah produk China, mediasosial seperti Facebook, Twitter bahkan pemotretan data C1 tidak bisa dilakukan olehbanyak orang Hahaha lak bajingan

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    10/246

    Bab terakhir di buku ini adalah babMenuju Langit . Sebuah bab yang dikhususkanuntuk diisi dengan tulisan-tulisan yang penuh dengan nuansa religi. Ibarat SKJ (senamkesegaran jasmani), bab ini adalah bagian pendinginan, yang tentu diharapkan bisamembuat pembaca untuk merenung tentang hakikat hidup beragama.

    Sebagai pria yang hidup di jaman yang serba egois, Puthut jelas termasuk pria yangbegitu beruntung, ia punya keluarga yang menyenangkan, kawan-kawan yang setia,bisnis yang baik dan berkesinambungan, serta pengetahuan yang di atas rata-rata.Dengan segala apa yang sudah ia punya, maka tugas yang harus diembannya kinihanyalah satu: Berdakwah.

    Dan dakwah yang dipilih Puthut adalah dengan menuliskanMenuju Langit ini.Apa saja yang dituliskan oleh Puthut dalamMenuju Langit ? Yo baca saja sendiri tho,

    wong yang punya tugas dakwah kan Puthut, bukan saya. Nanti kalau saya ceritakandi sini, saya takut dikira menyabotase tugas dakwah. Nanti kalau saya dituntut samaPuthut, bisa berabe saya. Nanti anak istri saya mau dikasih makan apa?

    ***Pada akhirnya, saya memang hanya bisa mengantar pembaca sampai sini saja.

    Karena tugas saya memang hanya sebagai pengantar, bukan pemandu atau guide . Jadisetelah ini, perjalanan Anda akan dipandu langsung oleh si empunya gawe.

    Akhir kata, Selamat membaca. Dan bacalah sampai akhir, karena saya beranimenjamin bahwa buku ini sangat bagus. Kenapa? Karena buku ini ditulis oleh seoranglulusan filsafat (yang sampai sekarang masih sering saya ragukan kefilsafatannya).

    Yogyakarta, 20 November 2015

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    11/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    12/246

    DAFTAR ISIPROLOG

    Usia001

    BAB 1Dunia Kali

    003

    BAB 2Renungan Harian

    063

    BAB 3Komunitas & Orang-orang Sekitar123

    BAB 4Bola Sastra

    143

    BAB 5Menuju Langit181

    EPILOGJakarta-Yogya

    227

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    13/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    14/246

    PROLOG

    Umur saya baru saja masuk 38 tahun. Kalau Tuhan mengizinkan, dua tahunlagi umur saya 40 tahun. Umur yang kata banyak orang, di situlah kehidupansesungguhnya dimulai.

    Angka 8 adalah angka keberuntungan saya. Saya lahir tanggal 28, istri saya lahirtanggal 18, hari pernikahan saya dan semua hal yang saya anggap penting, saya pilihyang ada angka 8. Bisa 8, 18, 28. Saat menginap di hotel, jika memang ada pilihan,saya memilih kamar yang ada angka 8.

    Nody, sahabat saya, karena tahu saya suka angka 8, pernah memesankan tiketkereta api dengan nomor kursi 8 di gerbong 8. Hasilnya? Saya terpaksa pontang-panting karena gerbong nomor 8 terletak paling belakang. Sehingga ketika turundari gerbong pun terpaksa harus melompat karena gerbong paling belakang tidakkebagian bantaran tinggi.

    Kebetulan pula, pemain AS Roma bernomor punggung 8 adalah salah satu pemainyang saya sukai. Namanya: Adem Ljajic. Tatapan matanya dingin, seperti kebanyakanpemain berdarah Serbia. Tatapan mata seperti para pemburu dan penembak jarak

    jauh yang sabar mengincar objek bidikannya berhari-hari di belakang senapan, dalamderu badai salju. Dia tidak banyak bicara. Tendangannya kencang, dan selalu bisamenempatkan diri di posisi paling tepat.

    Saya tidak terlalu bisa menulis dinihari ini karena habis dari Asmara Art & CoffeeShop (Ascos). Menikmatibrown sugar , sembari minum bir bersama teman-teman.

    Saya seorang Aries. Bisa kalah, tapi tidak bisa menyerah.Saya seorang Aries, yang bahkan dalam keadaan mabuk berat pun saya masih

    ingat harus membelikan anak saya berkotak-kotak susu.Saya seorang Aries, bershio ular, yang lahir sesaat setelah matahari terbit.

    Dinihari ini, saya hanya ingin makan Indomie rebus sembari menunggu malam selesai.Tapi kepala saya sudah telanjut berat. Terlalu berat bahkan untuk bangkit mengambilAspirin.

    Terimakasih atas ucapan selamat dari teman-teman. Peluk erat. Salam hangat.Eh, omong-omong, Francesco Totti, dimainkan pertama kali di klub senior AS Roma,

    sekaligus menancapkan tonggak karir profesionalnya, pada tanggal 28 Maret.

    usia

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    15/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    16/246

    BAB 1DUNIA KA

    mencoba mem njam mata seorang iunda menatap punggung anaknya yang akan menukar semua harga dengan segala dharma.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    17/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    18/246

    Suami-istri yang rukun dan mintilihir itu banyak cirinya. Tentu saja sesuai dengankekhasan masing-masing. Saya akan kasih dua contoh yang khas, yang mungkinsesuai dengan kepribadian Anda dan pasangan.

    1Kalau ke mal, sang suami lihat-lihat sepatu atau baju, sang istri langsung

    semangat ikut milih mana yang pas buat sang suami.Istri: ini bagus, pas buat mas...

    Suami: tapi mahal, je...Istri: nggak apa-apa, daripada nanti nyesel...Dibelilah sepatu atau baju tersebut. Ketika lewat pajangan baju dan sepatu

    wanita, sang istri langsung sibuk mencari-cari sepatu atau baju lalu bilang: ini cocoknggak buat aku?

    2Ke gerai jam tangan. Tiba-tiba tangan sang suami ditarik oleh sang istri masuk:

    lihat-lihat yuk siapa tahu ada yang cocok buat mas.Masuklah pasangan ini dan melihat-lihat.Istri: ini bagus untuk mas...Suami: masak sih?Istri: iya...Dibelilah jam tangan tersebut. Keesokan harinya, saat sang suami mau pergi, jam

    tangan barunya nggak ada di tempat. Sang suami menelpon istrinya yang sedangmenghadiri acara keluarga.

    Suami: jamku kok nggak ada ya...Istri: ini lagi kupakai...

    Sepasang suami-ISTRI

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    19/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    20/246

    kali

    Saya, seperti halnya tokoh yang paling saya kagumi, Vito Corleone, punya perasaanyang sentimentil terhadap keluarga saya. Apalagi kepada anak saya: Kali.Saya kerap membuntutinya jika ia sendirian. Hanya sekadar ingin tahu, apa yangdilakukannya. Dan kadang-kadang mematut-matut diri, apakah apa yang ia lakukanmerupakan karakter yang diwariskan dari saya.

    Kali sering bangun dini hari ketika saya menonton sepakbola. Tiba-tiba ialangsung duduk di samping saya sambil ikut menonton. Kalau ia tahu saya maupergi malam hari, ia bangun. Minta ikut naik Vespa, memutari kompleks perumahan,baru mau ditinggal pergi.

    Dan acap kali begini. Ia menyantap dengan lahap makanan yang sangat sayasukai: tempe. Bahkan kadang ia mengambil sendiri dari meja makan.

    Apa yang dilakukan Kali pasti sama dengan apa yang dilakukan anak-anakseusianya. Tapi karena saya bapaknya, maka saya sering merasa terharu. Mungkinsama dengan apa yang dirasakan oleh Vito setiap kali melihat Santino dan anak-anaknya yang lain pada saat bermain.

    Besok pagi, Kali akan diajak ibunya, masuk ke bilik suara, mencoblos Jokowi.Bapaknya tidur di rumah.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    21/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    22/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    23/246

    makanan dan turunanKali hobi sekali makan kerupuk. Sama seperti saya. Awalnya, ia melihat saya makankerupuk. Kemudian meminta. Saya kasih sedikit. Lalu meminta terus.

    Selain suka makan kerupuk, saya juga suka makan peyek kacang dan kacangbawang. Kali pun meminta. Awalnya saya waswas, takut dia langsung menelan. Tapiternyata Kali bisa lancar mengunyah cemilan keras itu. Istri saya keberatan jika sayamemberi Kali kacang. Jadi kadang-kadang saya lakukan sembunyi-sembunyi.

    Khusus untuk kerupuk, istri saya tidak keberatan. Bahkan ia memberi porsi jumbokhusus untuk Kali jika menginginkan makan kerupuk. Tapi semua itu diberikandengan cara khas istri saya kalau makan: tertib dan tepat waktu. Beda dengan gayamakan saya yang khas ndeso dan tak tentu waktu.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    24/246

    mengajari istri naik sepeda motor

    Sebagai suami, saya kurang berhasil dalam banyak hal. Salah satunya adalah gagalmengajari istri saya naik sepeda motor.Usai menikah tahun 2010, mengajari motor istri saya adalah agenda terpenting.

    Mengingat ia akan saya ajak pindah dari Jakarta ke Yogya. Saya sering berpergiankeluar kota sehingga menjadi keniscayaan bagi istri saya untuk bisa mengendaraisepeda motor. Kalau tidak, bagaimana ia harus berbelanja atau berpergian jika sayatidak sedang di rumah?

    Tiga hari berturu-turut saya menggembleng istri saya agar bisa mengendaraimoda transportasi yang paling mudah itu. Waktu itu, sepeda motor saya adalahScoopy. Pendek, ringan dan metik. Istri saya bisa mengendarai sepeda angin.Mestinya secara teoritik tidak akan ada masalah. Tapi ternyata tidak semudah yangsaya bayangkan. Selama tiga hari itu, istri saya tidak berhasil mengendarai sepedamotor walaupun hanya 10 meter. Saya merasa gagal sebagai pelatih.

    Akhirnya harus saya tempuh solusi yang lain. Kami beli mobil kecil termurahmeskipun begitu tetap mengkis-mengkis bagi saku seorang penulis. Jadilah kamikeluarga kecil yang sedikit unik. Istri saya tidak bisa mengendarai sepeda motor,saya tidak bisa nyetir mobil. Jadi ke manapun kami berpergian berdua jika naikmobil, istri saya yang nyetir. Ketika ia hamil dan rajin periksa ke dokter, saya tetapnebeng. Sampai lahirlah Si Kali. Ketika kami berpergian bertiga naik mobil, istri sayayang nyetir mobil dan saya di belakang menjaga Si Kali.

    Hingga saya kemudian memutuskan belajar menyetir mobil setelah empattahun punya mobil. Perkaranya sepele. Musim hujan lalu, saya sering janjian samateman-teman saya baik untuk rapat maupun untuk sekadar ngopi. Kadang jam19.00, kadang jam 20.00 tapi juga tidak jarang jam 22.00. Beberapa kali saat janjian

    jam 22.00, hujan turun deras. Saya memang “anti” memakai jas hujan karena alasantertentu. Solusinya, saya diantar istri dan tentu saja anak saya. Lalu mereka pulang.Sekali dua, saya tidak terganggu. Tapi setelah lewat lima kali, saya jadi tidak enak.Akhirnya dengan tekad bulat saya belajar nyetir mobil. Soal pengalaman sayabelajar nyetir mobil akan saya ceritakan lain waktu. Kalau sempat.

    Pagi tadi saya njumbul ketika dengan muka penuh percaya diri istri saya bilangminta diajarin nyetir sepeda motor. Waduh. Sepeda motor saya sekarang sudah gantidengan Vespa metik yang berat, agak tinggi dan getarannya kencang. Kalau Scoopysaja tidak bisa, apalagi Vespa? Tapi saya tidak boleh meremehkan tekad istri sayadan tidak berhak melarang orang untuk belajar.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    25/246

    Segera saya kasih panduan singkat. Pesan saya: jangan takut. Hidup kami sudahmelalui serangkaian hal besar dan menakutkan, dan kami bisa melewatinya. Begitupesan saya, mendadak menjadi motivator. Istri saya langsung naik.Nyetater . Wus!Bisa!

    Ia memutari kompleks perumahan kami beberapa kali. Nyaris tidak ada hambatanberarti. Hanya kadang diganggu Si Kali yang sedang mengendarai mainan sepedamotornya.

    Ini hari yang luarbiasa bagi keluarga kami.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    26/246

    hadiah dari istriSesibuk apapun jika saya di Yogya, saya berusaha keras untuk makan malamdengan istri saya, kadang di luar rumah. Tapi lebih sering makan malam di rumah.Dan selama makan, kami tidak pernah membicarakan soal pekerjaan. Kami bicarayang ringan-ringan. Begitulah yang dilakukan oleh Don Vito Corleone bersamakeluarganya.

    Hari ini setelah capek seharian mengikuti tiga kegiatan yang berbeda, sayapulang untuk makan malam. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh masakan istri saya. Wah,ini hasil dari ia ikut kelas memasak sehat yang dipandu Bang Jon Priadi Barajo.Setelah makanan tandas, seperti biasa istri saya minta dinilai hasil masakannya.Saya pura-pura jadi ahli masak yang memberi penilaian.

    Acara selesai. Ketika kami berdua hendak merapikan meja, saya bilang: Saya maumembalas email karena seharian tidak sempat cek email, bisakah saya minta tolong?

    Minta tolong apa? Tanya istri saya.Buatkan Indomie goreng karena saya masih lapar.Istri saya tertawa ngakak...

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    27/246

    si kali membangkang di kamar mandi

    Saya termasuk bapak yang amat sangat jarang memandikan Kali. Sampai iaberumur 2,5 tahun mungkin tak lebih dari 10 kali saya melakukannya. Tentu dalamhal ini saya bukan contoh yang baik.

    Kali memang punya polah yang luarbiasa. Hobinya lari, tertawa dan menangis.Terlebih kalau di kamar mandi. Mendadak kamar mandi selalu menjadi medan tempur

    jika ia mandi. Lari ke pojok, memanjat, menolak disabuni, hingga istri saya butuhkesabaran ekstra.

    Kali hampir selalu menangis dan menolak jika diajak mandi. Sekaligus iamelakukan hal yang sama jika sudah selesai mandi lalu hendak diajak keluar kamarmandi. Jadi saya sering bingung, sebetulnya ia suka atau tidak sih?

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    28/246

    pagi yang mbentoyong

    Pagi ini saya terbangun karena tiga hal. Pertama karena teringat saya tidaksalat Subuh. Walaupun gothang-gothang, salat Subuh adalah salat yang palingsering saya kerjakan mengingat persis habis itu biasanya saya akan tidur. Tadi pagisemestinya begitu, saya sudah mendengar azan Subuh tapi malah mak lesss ...

    Kedua, karena saya tidur di kasur. Saya sedang tirakat tidak tidur di kasurmelainkan di lantai tanpa alas apapun. Saya tidak bisa menjelaskan hal ini kepadaAnda semua karena saya biasanya punya sedikit urusan begini sama alam. Kadangcuma makan singkong, kadang lakumbisu , kadang laku yang lain. Kali ini laku tidaktidur di kasur. Tapi tadi Subuh sangat ingin memeluk Kali. Jadi saya naik ke kasur,saya peluk anak saya itu. Damai rasanya. Eh keterusan sampai sekarang...

    Ketiga, saya mendengar suara ramai di ruang TV. Suara ibu saya yang kemarindatang, suara istri saya, suara Kali dan suara Jokowi.

    “Jo ko wi!”“O o wi!”Begitu berulang kali suara istri saya yang tampak semangat karena bakal punya

    presiden baru, ditirukan suara Si Kali. Ibu saya menimpali dengan sesekali tertawadan sesekali ikut teriak.

    Saya pindah tidur di lantai dengan mata yang sangat berat. Saya ingin memintaagar volume suara TV dikecilkan. Tapi saya berpikir biarlah toh momentum seperti initidak sering terjadi.

    Saya sedang menunggu istri saya masuk kamar untuk memberi selamat karena iapunya presiden baru. Sembari menunggu, saya tulis status di Facebook.

    Tiba-tiba terlintas bau Indomie goreng dari dapur...

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    29/246

    teralis cintaSemalam, sebagaimana malam-malam biasanya, saya pulang menjelang jam 3dinihari. Kepala sudah puyeng dan perut agak kembung. Ketika hendak membukapintu, sepintas saya melihat sesuatu yang asing. Saya menghentikan memutar kunci.

    Teralis. Jendela rumah kami sekarang ada teralisnya. Memang sekitar semingguyang lalu, istri saya bilang sebaiknya segera membuat teralis karena Kali mulaisering melompat jendela dan lari cepat ke mana saja. Terlena sedikit, kami bisakebingungan mencari bocah laki-laki yang berumur 2,5 tahun itu. Ketika keesokanharinya saya dapat bayaran sebagai “kepala suku” dari manajemen Mojokdotco,saya berikan sebagian ke istri saya untuk memesan teralis di dua jendela.

    Saya tahu lewat istri saya tiga hari lalu bahwa teralis sudah dipasang. Sayayang saat itu sedang menulis hanya menganggukkan kepala sambil mengucapkanterimakasih.

    Tadi, ketika saya perhatikan betul desain teralis itu, saya tersenyum sambilterharu.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    30/246

    Semenjak istri saya mengandung Si Kali, kami bertekad untuk mengurus anakkami sendiri, tanpa campur tangan baby sitter . Jadilah kami pasangan mudayang pontang-panting. Tentu saja apa yang dilakukan istri saya tidak bisadiperbandingkan dengan saya. Terlebih kalau saya sedang keluar kota.

    Dengan energi polah yang luarbiasa, Kali selalu membuat kamingos-ngosan .Namun semua bisa terbayar karena kami bisa mengetahui perkembangan Kali menitdemi menit. Kami agak bernafas lega kalau mertua saya datang atau orangtua sayadatang. Sejenak kami berdua bisa piknik sebentar. Walaupun hanya sekadar makanmalam berdua di luar rumah atau nonton bareng.

    Saya kira, saya bukan kategori bapak yang baik karena saya sangat jarangmemandikan Kali, memakaian baju untuknya, mencuci pakaiannya, menyuapimakanan untuknya. Saya paling hanya menemani Kali bermain, menjaga kalau diasedang tidur sambil main Twitter dan Facebook.

    Saya punya kesadaran bahwa merawat anak adalah tanggungjawab istri dansuami. Tapi prakteknya, apa yang dilakukan istri saya tetap tidak sebanding denganapa yang bisa saya lakukan.

    mengurus anak

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    31/246

    —Ini bukan catatan untuk Hari Ibu

    Kemarin, saya tiba di rumah ketika Magrib. Saya dikejutkan oleh sesuatu yangagak asing di rumah, sebuah kursi berwarna biru di depan televisi.Tentu saja saya terharu. Lalu saya memeluk istri saya dan mengucapkan selamat

    hari ibu.Rumah kami kecil. Kami bahkan tidak punya ruang tamu. Saya tidak punya ruang

    untuk bekerja. Istri saya yang dulu berprofesi sebagai seorang desainer interior lalumembuat konsep untuk menyikapi itu. Ia memfungsikan gazebo kecil di belakangrumah kami untuk menerima tamu, dan mendesain meja makan yang juga mungilsekaligus sebagai tempat saya bekerja di rumah.

    Kursi santai yang dihadiahkan kepada saya itu untuk menyelesaikan persoalankecil supaya saya tidak perlu “membongkar” sofa yang sekaligus bisa berfungsisebagai tempat tidur jika saya mau menonton film atau televisi. Sofa serbaguna itukami beli sebagai persiapan jika ada kerabat yang menginap di rumah kami. Istrisaya juga bisa menyikapi secara cerdik bagaimana rak-rak buku bisa terpasangdengan apik tanpa kehilangan fungsi utama sebagai penopang buku-buku, sehinggakami tidak perlu lemari buku yang pasti tidak kompatibel dengan rumah kami.

    Saya dan istri saya adalah dua dunia yang berbeda. Sebagai ilustrasi, begini saja.Lima tahun kami berpacaran jarak jauh. Saya di Yogya, pacar saya yang kelak jadiistri saya ini di Jakarta. Suatu saat ketika sastrawan besar Pramoedya Ananta Toermeninggal dunia, saya menelepon pacar saya, agar ia datang karena beberapa temansaya butuh tumpangan mobil. Usai pemakaman, malamnya, pacar saya itu mengirimSMS: Mas, sebetulnya siapa sih Pramoedya itu, kok yang layat banyak dan seru...

    Ilustrasi kedua. Seperti biasa, setiap berkunjung di Jakarta, saya sering diajakpacar saya untuk ikut mengecek proyek-proyeknya. Waktu itu ia bekerja disalah satu perusahaan interior terkemuka di Jakarta, di daerah Kemang. Sayaterbengong hanya karena istri saya sedang membahas persoalan engsel pintu kepihak developer. Saya mencoba menyimaknya dan nyaris tidak paham dengan apayang mereka obrolkan. Kira-kira kalau saya sarikan dan saya masukkan ke ilmuhumaniora: engsel pintu itu punya mazab. Kalau engsel pintu saja punya mazab,bagaimana dengan pintu, jendela, lantai, tembok, atap, tangga dan lain-lain? Tapiyang paling syok tentu saja soal harga. Saya baru tahu kalau ada meja kecil, sayalupa apa istilahnya, seharga Rp300 juta. Saya juga baru tahu kalau orang-orang

    kaya itu jika merombak dapur atau ruang tidur mereka, bisa menghabiskan uangmiliaran rupiah. Kalau mereka kelak, setahun atau dua tahun, merasa bosan lagi,dirombak lagi.

    istriku

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    32/246

    Tentu saja, mengantar istri saya menghadapi klien-kliennya sering membuat sayakikuk. Tapi ia selalu memperkenalkan saya ke mereka dengan nada bangga: “Ini pacarsaya, ia seorang penulis.” (((PENULIS)))

    Ketika kami menikah, istri saya meninggalkan pekerjaannya, memilih tinggal diYogya dan sangat percaya bahwa saya, suaminya, bisa menghidupi keluarga kamidengan profesi sebagai penulis. Fase itu sebetulnya adalah salah satu fase yangmembuat saya gentar menghadapi hidup. Tapi ya kami jalani saja.

    Semalam, ketika mau ke kamar mandi, saya melewati foto ini. Segera saya jepretkarena sedang sesuai dengan suasana hati dan posisinya pas. Foto pernikahan kamiberdekatan dengan buku tentang Sunan Kalijaga. Anak laki-laki kami, punya namapanggilan Kali.

    Sebelum menikah, saya sudah sepakat dengan istri saya, jika punya anak laki-laki,akan kami beri nama: Bisma. Jika dua: Bisma dan Karna. Kedua nama itu berasal daritokoh pewayangan yang saya kagumi. Persoalannya, ketika anak pertama kami lahir,kami butuh nama kedua. Tidak mungkin hanya kami beri nama Bisma saja. Di situlahsaya “berburu” nama. Pilihan pertama nama anak saya adalah Bisma Bismillah.Iramanya pas. Maknanya, kami suka. Saya berkonsultasi ke beberapa orang yangsaya anggap tahu soal agama Islam, apakah secara adab ini tepat? Akhirnya sayaputuskan tidak memakai nama tersebut.

    Pilihan kedua: Bisma Sosrokartono. Nama kedua ini adalah tokoh yang sayakagumi juga sejak masa remaja. Dan karena kehendak langit, istri saya ada pertalian

    saudara dengan beliau. Makam kedua eyangnya ada di kompleks Seda Mukti, Kudus.Sehingga setiap saya nyekar ke makam eyang istri saya, saya berkesempatan untuksekaligus nyekar di makam Sosrokartono. Kali itu, saya meminta istri saya untukberkonsultasi dengan keluarga besarnya. Intinya, nama tersebut tidak jadi kamipakai.

    Tinggal satu. Alternatif ketiga. Dan kami tidak punya alternatif keempat. BismaKalijaga. Saya juga mengagumi Sunan satu itu. Bukan ke soal keislamannya tapike soal perjalanan hidupnya yang dari bengal ke alim. Keteguhannya menjagatongkat sebagai pintu mencari ilmu. Dan terutama jiwa seninya. Ia menggubah lagu,

    menganggit cerita-cerita wayang bahkan menciptakan tokoh-tokoh pewayanganbaru.Entah kenapa, pilihan ketiga ini paling lancar. Awalnya, anak saya dipanggil

    Bisma. Tapi kemudian kami panggil dengan nama: Kali.Kini kami berada di sini. Sebuah keluarga kecil dengan kisah yang panjang, yang

    sebagian kecil saya catat. Pagi ini, istri saya pergi bersama Kali. Mereka berduapergi ke Warung Mas Kali, dilanjutkan ke kantor KBEA untuk berkoordinasi prosespindahan dari kantor lama ke kantor baru.

    Sementara saya di rumah. Mencatat kisah ini sambil menyiapkan materi rapat

    yang akan saya jalani hari ini.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    33/246

    celana

    Tadi sore, Kali mengambil 3 celana di lemari pakaiannya. Ia memakai semua celanatersebut. Sesudah itu mengambil mangkuk plastik di dapur dan dua buah sendok.Ia memukul-mukul mangkuk itu dengan kedua sendok tersebut seperti bermaindrum. Tidak lama kemudian ia berlari mengambil handuk saya, menudungkan di ataskepalanya lalu mengeluarkan suara seperti seekor dinosaurus.

    Rasanya, ia cepat besar. Sekalipun saya berusaha menangkap dan menikmatitiap momen bersamanya. Seperti tak mau kehilangan satu detik pun bagaimana iaberproses untuk tumbuh. Tapi waktu punya cara dan sangkarnya sendiri. Dan sayahanya bisa mencoba mengingat tahap demi tahap lewat foto-foto yang tersimpan ditelepon genggam ini.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    34/246

    kejutan

    Setiap hari, Si Kali selalu memberi kejutan. Anak laki-laki berusia 2 tahun 8 bulanini, seakan memberi hal segar tiap saat. Kadang mengkhawatirkan, kadangmembahagiakan.

    Suatu saat, ketika masih tertidur, mata saya dijidet-jidetkan oleh Kali sambilteriak, “Bapak,wake up! Wake up! ”

    Kontan saja saya kaget. Usai melek dan njenggelek, saya bertanya kepada istrisaya, “Sapa sing marai Mas Kaliomongan cara Landa ?”

    Istri saya hanya mengangkat bahu. Saya akhirnya juga cuma kukur-kukur gundul.Beberapa hari yang lalu, karena repot mengurus perubahan menu warung,

    istri saya masuk rumah sambil sempoyongan. Seperti biasa, kalau sudah begitu,keseimbangannya mudah goyah.Jedug! Sikutnya terbentur lingiran tembok. Kontania meringis.

    Kali yang tahu kejadian itu tiba-tiba membingungkan. Ia menarik kursi kecilnyalalu menyeret mendekat ke lemari kecil. Ia naik dan sibuk mencari sesuatu. Ternyataia mengambil kotak peralatan pasca-mandinya. Segera ia turun. Berlari. Membukakotak berisi minyak telon, minyak kemiri dan lain-lain itu di lantai. Lalu memilihsalah satu dari botol itu, membukanya, mengusap-usap ke sikut ibunya.

    Kami berdua hanya bisa bengong menyaksikan polah Si Kali.Nah, dua hari lalu kami sekeluarga kedatangan priyagung dari Magelang. Kali

    memang tipikal anak yang nggak punya takut dengan orang baru. Ia bahkanlangsung lendotan di bahu “Oom Penulis”. Saya sampai merasa khawatir karena tahutenaga Si Kali bisa membuat Penulis lucu itu kewalahan.

    Siang tadi saya perlihatkan foto ini ke dia. Kali tampak serius memperhatikanfoto ini. Terus melihat muka saya. Begitu bergantian. Saya mulai paham, lalumenunjuk bagian yangcemlorot ... “Ini ya?”

    Kali mengangguk.“O kalau bagian itu tiap orang punya beda-beda. Punya Om Agus memang

    kempling dan mencorong.”Kali tidak paham omongan saya. Tapi saya nggak peduli.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    35/246

    hobi baru

    Kali kini punya hobi baru: bersembunyi di antara bantal-bantal. Terus pura-puratidur dan pura-pura mendengkur. Nah, saya harus pura-pura membangunkan dia.Kalau tidak, dia akan menjerit keras-keras. Sesudah pura-pura saya bangunkan, dialalu berlari ke ruang depan televisi. Ambil bola sepak. Masuk lagi ke kamar sambilteriak: main boa, main boa... Mau tidak mau, saya harus menemaninya main bolasecapek dia.

    Tapi paling susah kalau dia menyeret saya ke depan televisi dan dia teriak-teriak:Jokowi, jokowi!

    Saya pusing karena tidak bisa mengatur kapan Jokowi harus muncul di televisi.Sebagai gantinya, saya membujuk sekreatif mungkin, mengambil Ipad milik istri sayaatau tablet Samsung saya, lalu mencari Jokowi di Youtube, memutarnya.

    Jika hal tersebut telah terjadi, ia segera merebut gajet tersebut dan mengutak-atik sendiri kalau nggak nyetel “Let It Go” ya main catur. Main caturnya anak usia 2tahun 7 bulan ya kayak gitu, asal pencet sana pencet sini.

    Dan kalau bosan, gajet itu dibanting. Saya kira itu “hobi” yang boros danberbahaya. Itu hobi yang paling saya awasi. Saya pasang banyak bantal disekelilingnya. Setidaknya supaya pas gajet itu dibanting kena bantal. Kalau kenatembok atau lantai ya... Ya begitulah...

    Kalau bantal-bantal sudah mengelilinginya, biasanya dia akan meletakkan gajettersebut lalu kembali asyik dengan hobi barunya: bersembunyi di balik bantal-bantal.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    36/246

    Di tradisi keluarga saya, kalau saya berbuat salah kepada orangtua ya memintamaaf kepada mereka. Juga sebaliknya. Hanya momentumnya dicari yang pas.Biasanya seusai makan malam atau seusai salat Isya.

    Di keluarga kami, sejak kecil Kali kalau melakukan “kekeliruan” (saya kasihtanda khusus karena kekeliruan apa sih yang dilakukan oleh anak berusia 2 tahun7 bulan?), ia tidak cukup hanya bilang: maaf. Ia harus duduk bersila dan ngaras. Itutradisi keluarga istri saya.

    Kadang terharu campur pengen tertawa juga melihat anak sekecil itu memintamaaf dengan cara yang “khusyuk”. Baru kemudian ibu-anak itu berpelukan.

    Oalah...

    berbuat salah

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    37/246

    potong rambut

    Waktu masih TK, saya benci potong rambut. Sehingga saya sering lari jika maudibawa ke tukang cukur rambut. Bapak saya perlu kreativitas ekstra untukmembujuk saya potong rambut. Mulai dari membelikan mainan sampai kesiapanuntuk mengisahkan dongeng baru sebelum tidur.

    Bapak saya orangnya rapi. Setiap mau berangkat sekolah, saya didudukkan didepan cermin, lalu diberi minyak rambut merek Brisk, kemudian dengan hati-hatidisisir belah pinggir. “Biar besok pintar seperti Pak Harmoko.”

    Harmoko adalah Menteri Penerangan kala itu yang paling kerap muncul di TV,memberi keterangan tentang apa saja, terutama pemutakhiran harga-harga pangan.“Pak Harmoko juga suka makan tempe,” kata bapak saya. Walhasil selain ikan laut,tempe adalah menu wajib keluarga kami. Sampai sekarang, saya penyuka tempe.Bapak saya berpindah “idola” ketika era Reformasi. Di era ketika ia waswas denganaktivitas saya, bapak saya berhenti kagum kepada Harmoko dan berpindah kagumke Amien Rais.

    Ibu saya beda lagi. Dia punya pandangan agak ganjil tentang penampilan orang.Dia tidak pernah suka gaya yang necis. Ketika teman-teman sebaya saya sibukbagaimana menghapus jerawat dari wajah mereka, ibu saya malah bilang: Laki-lakitanpa bekas jerawat tidak keren. Akhirnya saya tidak ikut-ikutan teman-teman saya.Ibu saya pengagum Sukarno. Konon mendiang kakek saya pengikut Sukarno. Dalamhal potongan rambut saya, dia berbeda dengan bapak saya.

    Maka pembangkangan saya yang pertama kepada bapak saya adalah mengubahmodel rambut Harmoko-nya menjadi belah tengah. Itu saya lakukan mungkin kelas5 SD. Tidak lama kemudian, era rambut Lupus muncul. Terus menerus sampai sayaremaja: rambut model Samsul Bahri di sinetron Siti Nurbaya, lalu model rambutHongkong seperti bintang-bintang film Hongkong.

    Saya mengikuti itu semua, tapi sudah tidak pernah lagi ke tukang cukur rambut.Kepala saya cukup diberi sentuhan oleh kakak sepupu saya atau teman-teman lainyang bisa memotong rambut. Tapi obsesi saya adalah berambut gondrong sepertiHeydi, sang vokalis Power Slave. Saya pengagum beliau sejak SMA sekalipun saat ituPower Slave belum mengeluarkan album. Saya pernah dihukum guru SMA saya untukcukur rambut. Hampir semua teman laki-laki saya satu kelas kompak. Kami semuapotong gundul pelontos sebagai bentuk protes. Akhirnya kembali kami dipanggilguru BP (bimbingan dan penyuluhan). Saat ditanya kenapa kok pelontos, saya jawab:katanya disuruh potong rambut? Waktu ditanya kenapa pelontosnya massal, apakah

    itu bentuk pembangkangan? Saya cuma jawab: ini hanya kebetulan karena tidak janjian. Guru BP tidak percaya. Tapi dia tidak bisa membuktikan apa-apa.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    38/246

    Begitu kuliah, saya berambut gondrong. Pernah sampai sepunggung. Tapikemudian saya potong pendek gara-gara kutuan. Maklum zaman “ngaktivis” kantidur nggak jelas, keramas nggak jelas. Sayang, saya tidak punya dokumentasiketika berambut gondrong. Sehingga saya tidak bisa bergaya dengan memajang fotoberambut gondrong di Facebook.

    Selebihnya sampai sekarang saya suka rambut pendek. Sederhana saja alasannya:kalau keramas tidak ribet dan tidak perlu sisiran. Hal itu memang membuat sayasedikit repot. Tiga bulan sekali harus menyempatkan diri cukur rambut. Adabeberapa kegiatan manusia keseharian yang bikin saya sering tertawa sendiri:bercermin dan sisiran. Maka ketika cukur rambut, saya geli sendiri karena di depansaya ada cermin besar sekali. Jadi saya bercermin juga tiga bulan sekali. Cukur kumisdan jenggot pun saya jarang bercermin.

    Semalam saya mengalami hal yang membahagiakan. Istri saya dan Si Kalimengantar saya untuk cukur rambut karena rambut saya mulai butuh disisir kalautidak bakal njebobok . Padahal saya paling tidak suka sisiran. Akhirnya datanglahkami ke salon rambut. Tukang cukur yang bertanya model apa, cukup saya jawab:pendek dan simpel.

    Ketika tukang cukur mulai memotong rambut saya, Kali menjerit-jerit ke arahibunya. Saya menoleh memperhatikan mereka berdua. Rupanya Kali minta potongrambut seperti saya. Ibunya mengambil keputusan cepat, meminta Kali jugadipotong.

    Akhirnya kami, bapak-anak ini, duduk bersebelahan. Sama-sama potong rambut.Ada yang basah di hati saya ketika melirik cermin Kali dan cermin saya. Semacamperasaan: anak saya mulai tumbuh besar, dan betapa makin tuanya saya. Termasukbetapa besarnya rahmat untuk saya...

    Model rambut Kali memang eksperimen ibunya dan saya. Sama seperti apa yangdilakukan bapak saya kepada saya dulu. Bedanya cuma saya tidak bilang supaya Kalimirip Harmoko.

    Ada teman saya yang potongan rambutnya dari saya kenal 10 tahun yang lalusampai sekarang tidak pernah berubah. Potongannya simpel dan pendek. Rapi.

    Tapi juga tidak pernah saya lihat dia menyisir rambut. Namanya Bilven Sandalista.Potongan rambut model Bilven itulah yang kerap disebut “potongan tidak punyapacar”.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    39/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    40/246

    kali kempingKali membuat manuver baru. Tiba-tiba ia meminta ibunya memiringkan kasuryang kami cadangkan di kamar tempat biasa dia bermain. Kemudian menggelarsajadah, dan membawa beberapa mainannya masuk ke “kolong” antara kasur dantembok.

    Kali tampak menikmati manuvernya itu. Dia merasa gembira sekali. Ngomongsendiri. Kemriyek . Ngobrol sama tembok. Tidak apa-apa. Teruskan saja, Nak...

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    41/246

    metal kecilBeberapa hari ini, tingkah Kali agak bikin repot. Ia mulai lari menghindar danmenggoda jika habis mandi. Ia tidak mau memakai pakaian. Hal ini bikin repot.Ia lari terus. Jika kemudian tertangkap tidak bisa lari lagi, ia menjerit meronta. Lalutertawa cengengesan lagi kalau sudah dilepas. Kadang sampai 30 menit bujuk-rayuyang kami lakukan, tetap saja Kali tidak mau. Terpaksa saya harus berbohong maumengajaknya pergi. Baru kemudian ia mau memakai pakaian. Tapi saya tidak sukacara itu sebab saya membohonginya.

    Ia yang biasanya mengajak saya main bola di dalam rumah ketika sore hari, kinidilakukan di pagi hari. Justru di saat saya mau berangkat tidur. Saya digeretnyasambil berteriak minta main bola. Padahal tubuh saya di puncak letih, jam untuktidur. Kalau saya tidak mau, ia akan menangis.

    Kalau saya sedang makan dan dia kebetulan sedang makan juga, ia meminta lauksaya. Padahal lauk saya rata-rata pedas. Piring saya direbut dan diganti denganpiringnya. Saya sih ikhlas saja. Namun punya risiko. Begitu ia makan makanan saya,pasti kepedesan. Hal itu membuatnya tidak mau makan makanannya.

    Kalau sudah seperti itu, istri saya hanya bisa tersenyum. Usut punya usut,ibu-anak ini sering main iseng. Foto ini salah satu buktinya. Mereka berdua maintempel-tempelan stiker di wajah Kali. Saya harus siap-siap menerima risikonya. Kalibisa meminta saya menempel stiker di muka saya, kalau saya tidak mau, ia akanmenangis.

    Apalagi semalam saya dibuat terkejut. Tiba-tiba kali tengkurap di lantai sambilteriak minta diinjak-injak. Saya memang biasanya meminta injak-injak istri sayakalau pas sangat capek sementara tukang pijat berhalangan datang. Saat sepertiitu, Kali biasanya ikut menginjak-injak saya. Begutu Kali teriak minta diinjak-injak,terpaksa saya pijit Kali pakai tangan.

    Tapi Kali malah berteriak makin keras. Ia meminta saya menginjak-injakpunggungnya dengan cara saya berdiri di atas punggungnya sebagaimana yangdilakukan istri saya dan dia saat menginjak-injak saya.

    Bagaimana nggak pusing...

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    42/246

    hasil karya istriKetika memutuskan pindah ke Yogya, istri saya sempat bingung beraktivitas.Profesinya sebagai desainer interior tidak banyak dibutuhkan di kota ini.

    Tapi kemudian ia punya ide berkreasi membuat tas dengan dibalut kain batik.Ternyata pasar menyambut baik. Setiap model tas maksimal hanya dibuat 5 buah,dengan model batik yang berbeda. Beberapa butik di Jakarta dan di Surabayameminta ikut menjual, dan beberapa desainer busana meminta tas kreasi istrisaya dipakai sebagai aksesoris untuk fashion show, dicangking para peragawatimelenggang di panggungcat walk .

    Ketika istri saya mengandung Kali, kegiatan ini dihentikan. Selain tempatworkshop pembuatannya cukup jauh yakni di Bantul, juga ia ingin konsentrasikhusus untuk kandungannya yang kian membesar.

    Sebagian tas masih ada. Tentu tidak untuk dijual melainkan sebagai barangkenangan bahwa ia pernah melakukan kreativitas ini. Tapi ia pernah bilang, suatusaat ingin kembali meneruskan berkarya membuat tas. Tentu saja saya akanmendukung sepenuhnya. Ini bukan semata soal uang namun soal bagaimanamengekspresikan diri.

    Sebab saya tidak pernah membayangkan manusia tanpa karya. Apapun karya itu.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    43/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    44/246

    kawan kaliKali suka sekali dengan tokek. Kalau dia menangis, salah satu jurus pamungkassaya adalah mencari gambar tokek di gajet, lalu menunjukkan ke dia. Kontan Kalidiam lalu sumringah.

    Kabalikan dengan Kali, ibunya takut campur jijik dengan tokek. Kalau saya danKali melihat gambar tokek berdua di gajet, Ibu Kali menyingkir. Dasar Kali, tahuibunya sengaja membuang muka atau pergi, malah dikejar ditunjukkan gambar itu.Walhasil parade jeritan Ibu Kali berpadu dengan ketawa ngakak Si Kali.

    Padahal ada seekor tokek di rumah kami. Tokek beneran. Dia masih kecil ketikakami menempati rumah ini. Sekarang sepertinya sudah beranjak “remaja”. Tokek itubersembunyi di balik lemari yang berisi perkakas dapur. Kerap Ibu Kali tidak jadimerebus air atau memasak gara-gara si tokek mecungul.

    Kalau ibunya menjerit karena tokek itu anteng dan tidak juga pergi, Kali akanmenghampiri ibunya, bilang dengan muka terlihat serius, “Baik dia, Ibu...”

    Tentu saya senang jika Kali tidak takut kepada tokek. Setidaknya, saya tak punyapekerjaan rumah untuk mengusir tokek itu dari tempatnya. Tidak tega rasanyamengusir tokek itu dari rumah.

    Dulu sekali, di rumah saya yang di kampung, ada dua tokek yang bersembunyidi balik lemari di dalam kamar saya. Kedua tokek itu sudah ada sejak saya duduk dibangku sekolah dasar. Sampai saya masa awal kuliah, kedua tokek itu masih seringterlihat. Tentu saja besar sekali. Ketika wabah bisnis menjual tokek berukuran besarsedang melanda, tidak sedikit pun saya ingin menangkap kedua tokek itu. Sekarangsaya tidak tahu apakah kedua tokek itu masih ada atau tidak.

    Saya berharap Kali dan tokek ini bersahabat. Walaupun saya juga khawatir kalausuatu saat Kali akan memegangnya. Karena saya tidak punya pengalaman itu. Sayatidak takut tokek, tapi saya tidak berani memegangnya.

    “Baik dia...” kata Kali. Berkali-kali.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    45/246

    kali mulai bersekolahKemarin Kali pergi ke sekolah untuk pertama kalinya. Padahal masih besok Mei,usianya ganjil tiga tahun. Saya tidak begitu gembira.

    Sebagai orangtua, saya punya pemikiran ideal tentang pendidikan. Saya ingin Kalibanyak bermain dengan teman-teman kampung sebayanya. Tapi “kampung” adalahsebuah kemewahan bagi saya sekeluarga. Secara ekonomi saya hanya sangguptinggal di sebuah perumahan. Itu pun sudah sangat saya syukuri. Lain waktu,semoga bisa saya kisahkan betapa mahalnya kampung bagi kebanyakan kelasmenengah di Indonesia yang tinggal di kota.

    Di perumahan ini, Kali hanya punya beberapa teman. Teman sebayanya hanya adatiga anak. Dua teman sebayanya jarang sekali berada di rumah karena sering ikutberpergian orangtua mereka. Sedangkan satu lagi temannya sudah sekolah.

    Walhasil, hari-hari Kali adalah hari-hari tanpa teman sebaya. Hal itu cukupmeresahkan hati saya dan istri saya. Tentu saja anak seusia Kali harus pelan-pelanbelajar berinteraksi dengan teman sebayanya. Belajar berbagi, bertenggang rasa,bermain bersama.

    Saya pribadi punya pandangan yang tidak baik dengan sekolah formal. Mungkinkarena pengalaman pribadi. Saya tentu saja penganut mazab “Sekolah Itu Candu”ala Roem Topatimasang. Inginnya sih kalau bisa ya mengembalikan khitah sekolahsebagai waktu luang untuk bermain dan belajar. Biar kelak Kali memilih sendiri maubelajar apa.

    Saya membayangkan Kali hidup di sebuah kampung yang ideal. Kalau dia maubelajar menyanyi dan main musik, tinggal belajar di rumah Mbak Sinden dan PakdePengrawit. Kalau mau belajar pencak silat yang langsung ke rumah Pak Merpati atauPaklik Bangau. Ketika dia ingin belajar membaca kitab ya nyantrik di Nyai Hajar atauMbah Yai, kalau mau belajar senirupa ya segera lari dengan gembira ke rumah LikSungging atau Mbokde Canting.

    Selebihnya dia bersama teman-temannya akan langsung belajar dari alambagaimana menangkap ikan, menjebak burung, bikin mobil-mobilan dari jantungpisang. Betapa ndeso dan agrarisnya pemikiran saya. Betapa romantisnya. Terlaluterperangkap masa lalu. Orangtua yang tidak maju. Orangtua yang egois hanyakarena punya pengalaman yang tidak membahagiakan tentang sekolah lalu inginanaknya tidak usah sekolah.

    Tapi itu semua adalah antologi muskil. Pada kenyataannya saya berada di sini,di sebuah perumahan yang sebagian rumah-rumah dalam keadaan kosong karena

    dibeli sebagai bagian dari produk investasi. Sedangkan yang benar-benar terisiadalah orang-orang supersibuk. Sesekali kami bertegur sapa. Mereka orang-orangbaik, hanya saja sibuk sekali. Mungkin saya di mata mereka juga sama: sibuk sekali.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    46/246

    Tentu saya juga menyadari bahwa zaman Kali berbeda dengan saya. Sebagaiorangtua, saya tidak boleh egois. Dia butuh sekolah sebab tanpa itu, Kali bisatidak punya masa depan. Lha alasan itu juga yang dulu membuat orangtua sayamenyekolahkan saya.

    Dansebetulnya

    apa sih yangdisebut“masa depan”

    itu?Ah sudahlah, jangan ke sana, nanti agak rumit obrolan kita.Tapi baiklah... Apapun itu, suka atau tidak, sepakat atau tidak, saya dan istri saya

    setelah melalui sekian rentetan diskusi yang serius dan ujicoba ke beberapa sekolah,dengan berat hati kami memutuskan: Kali harus sekolah sekalipun usianya belumganjil tiga tahun. Dia butuh teman. Dia harus belajar hidup bersama orang lain yang

    bukan keluarga intinya. Kali sebaiknya bermain dan bertemu dengan anak-anaksebayanya. Dia tidak boleh terasing dan terkucil.Dan itu semua hanya bisa dia dapatkan di sesuatu yang namanya: sekolah. Bukan

    kampung. Luarbiasa kehidupan saya...Semoga kamu baik-baik saja, Nak!

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    47/246

    laporan sementara

    Hampir sebulan Kali sekolah. Setiap dia masuk sekolah, gurunya memberi laporanaktivitas apa saja yang dilakukan bocah berumur 2 tahun 8 bulan ini. Gurunekesregepen , batin saya kalau sedang membaca laporan tertulis tentang Si Kali.

    Setidaknya ada sekali dalam seminggu Kali membuat teman sekelasnya menangis.Ada yang karena tabrakan badan. Kali memang suka menabrak-nabrakkan tubuhnyake apa saja, lalu pura-pura terjatuh dan tertawa. Kata istri saya yang mengantarKali sekolah (saya belum pernah mengantar satu kali pun), beberapa teman Kali jugasuka menabrak-nabrakkan tubuh mereka. Walhasil mereka saling menabrakkan diri.Dan pecahlah tangis teman-teman Kali.

    Suatu saat, istri saya melaporkan, Kali bikin bocor mulut seorang temannya. Sayalangsung syok. Saya pikir, saya ini orang paling manis dan paling damai di seluruhdunia, apalagi ibunya, masak anak kami hobi berkelahi. Tentu ini bukan perkelahian.Saking penasarannya, saya mencoba mengajak berkomunikasi Si Kali. Walaupunbingung juga bagaimana mengajak ngobrol anak seusia itu.

    “Nak, kenapa kamu bikin nangis temanmu?”Kali diam. Lalu malah cengengesan sambil main mobil-mobilan. Pusing saya. Istri

    saya kemudian bercerita, ada teman Kali yang main sembunyi-sembunyian di kolongtangga. Kali ikut sembunyi. Tidak lama kemudian, Si Teman menangis dan mulutnyaberdarah.

    Masak sih sampai berdarah, memang diapain sama Si Kali?“Nak, kamu apakan temanmu?” kembali saya mencoba bertanya.Kali geleng-geleng kepala sambil bicara dalam bahasa UFO yang tidak saya

    pahami. Lalu dia memperagakan adegan mendorong.Ooo... “Lha kenapa kamu dorong temanmu?” Tapi segera saya menyadari betapa

    bodohnya saya. Anak belum berumur tiga tahun kok diminta menerangkan.Akhirnya saya sedikit lega karena menurut istri saya, Kali sudah meminta maaf.Masih menurut laporan dari gurunya, Kali lebih suka main sama anak-anak yang

    berumur di atasnya. Di sekolah Kali, ada juga anak-anak TK. Kalau mereka istirahat,kadang masuk ke kelas Si Kali. Hanya Kali yang kemudian ikut nimbrung mainbersama mereka.

    Kalau dengan teman-teman sebayanya, Kali cenderung suka iseng. Temannyasedang pegang mainan, dia merebut. Kalau temannya mau menangis, dia kasih.Sepatu temannya dipakai, kursi temannya dinaikin.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    48/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    49/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    50/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    51/246

    Kali mendatangi Si Tamu dengan membawa gelas. Dia minta baik-baik kopi SiTamu. Terus menuangkan sebagian kopi ke gelasnya. Kemudian Kali menuju kolamkecil, sambil menumpahkan kopi ke kolam, dia bilang ke saya, “Bapak, ikannya

    dikasih kopi ya...”Saya dan tamu saya cuma kamitenggengen.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    52/246

    kali tak jadi berangkat piknik

    Pagi ini, saya belajar membuat keputusan yang belum pernah kami lakukan. Soalpiknik Si Kali.Beberapa hari lalu, saya dan istri saya terlibat diskusi agak serius. Sekolah di

    mana Kali belajar akan menghelat acara piknik di Kasongan. Guru Kali menyarankan,istri saya tidak perlu ikut atau mengantar bocah yang belum berumur tiga tahun itu.Biarkan Kali belajar mandiri dan menikmati waktu bersama teman-temannya, begitukira-kira ungkapan Miss Hana, guru Si Kali. Toh hanya beberapa jam, hanya di sekitarKasongan. Tapi, Miss Hana juga bilang, kalau belum tega benar, silakan ikut.

    Setelah melalui berbagai pertimbangan, akhirnya kami memutuskan jalan tengah:Kali ikut tanpa diantar ibunya sebagaimana yang disarankan Miss Hana, tapi Ibu Kaliakan menjemput ke Kasongan ketika acara hampir bubar. Saya kira itu solusi yangtepat.

    Semalam, kami pergi untuk membeli botol minuman sebagai bekal Kali pergipiknik. Kali tampak antusias. Dia, sebagaimana biasa, lari ke sana ke mari danbergulingan di lantai. Ketika botol minuman sudah kami beli, tampaknya tak sabarKali menjumpai pagi ini. Kadang di saat seperti itu, saya merasa sedang menghadapibocah berumur 5 atau 6 tahun, bukan bocah yang belum berumur tiga tahun.

    Namun semalam, ketika saya mencium Kali yang sedang terlelap, saya kaget,badan Kali terasa panas. Saya segera membangunkan istri saya dan berkonsultasi,apakah Kali harus tetap berangkat atau tidak. Semalam kami putuskan, lihat pagihari ini.

    Ternyata badan Kali tambah panas, ditambah sedikit batuk. Kami memutuskandia tidak jadi ikut piknik. Ibu Kali segera menghungi Miss Hana dan saudaranya yangkebetulan punya anak satu sekolah dengan Kali. Lalu saudara istri saya mengirimfoto ini, situasi ketika rombongan mau berangkat.

    Kali terlihat sedih. Tapi dia juga tampak mengerti kenapa tidak jadi berangkat.Saya tiba-tiba juga ikut bersedih. Hanya kemudian saya kibaskan perasaan itucepat-cepat. Setidaknya Kali mulai belajar, tidak semua hal yang dia inginkan terjadiakan benar-benar terjadi. Begitulah hidup ini.

    Dia mungkin juga perlu belajar sejak dini bahwa sakit itu penting agar selain bisatumbuh lebih baik, juga agar kita lebih bisa menghargai ketika dalam keadaan sehat.

    Pelajaran itu tampaknya bukan hanya berguna buat Kali. Tapi juga buat saya.Ayo Kali, sarapan dulu...

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    53/246

    Sekalipun dalam keadaan sakit, Kali tidak kehilangan sifat main-mainnya. Kadang juga usil. Dia melorotkan celananya, lalu joget-joget. Kaos yang dipakainyadijadikan topi. Dari dia, saya belajar, kalau sakit jangannglemprek . Usahakan hatitetap riang dan semangat. Hati yang riang adalah obat yang mujarab.

    Saya teringat suatu saat ketika duduk di bangku SMP, saya kena tipus.Jangankan berdiri, duduk minum obat pun harus dibantu. Tiba-tiba tetangga sayamemberi kabar ke ibu saya kalau tulisan saya dimuat di sebuah media massa. Sayamendengar hal itu lamat-lamat. Entah kekuatan apa, saya langsung bangkit danberlari menuju rumah tetangga saya, melihat karya pertama saya terpacak di mediamassa tersebut. Saya langsung sembuh saat itu juga.

    Selamat pagi, manteman... Bagi Anda dan anggota keluarga Anda yang sedangsakit, semoga cepat sembuh... Amin...

    usil

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    54/246

    ugmPagi tadi, Kali bersama teman-teman sekolahnya melakukan mini trip ke UGM.Semalam dia terlihat senang sekali, sambil bilang, “Besok ke UGM, ke sekolahbapak!” Begitu berulang-ulang.

    Saya tertawa. Pura-pura gembira. Padahal sesungguhnya saya sedang merasamalu karena UGM akhir-akhir ini sering didemo petani. Intelektual UGM banyakterlibat mendukung kebijakan yang tidak prorakyat.

    Tentu tidak semua begitu. Dan yang tidak semua itu, sayangnya, belum adagaungnya.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    55/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    56/246

    dunia

    Pagi begini, saya biasanya hanya bisa memandang Kali asyik bermain sendiri.Bercakap dengan dirinya sendiri. Berjalan mondar-mandir. Melempar daun-daunkering di kolam mungil di belakang rumah. Jika dibiarkan, dia bisa bermain sendirianselama dua jam. Tidak terganggu dengan apapun, dengan siapapun.

    Saya tidak mau mengganggunya. Sebab setelah besar nanti, akan terlalubanyak hal yang akan mengganggu hati dan pikirannya. Saya membiarkan Kalimenggenggam dunia. Hanya kanak-kanak yang sanggup melakukannya. Kita yangsudah dewasa, biasanya, digenggam oleh dunia. Erat.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    57/246

    kasih sayang kali

    Jadwal tidur saya tidak teratur. Kadang antara jam 7 atau 8 pagi, lalu bangunsekitar jam 2 siang. Kadang jam 10an pagi, bangun jam 4 sore. Kalau saya bisatidur malam hari, hal itu saya anggap berkah. Belum tentu tiga bulan sekali.

    Namun kalau ada pekerjaan mendadak, saya tidak jarang tidur antara jam 3 soresampai jam 6 petang. Hanya 3 jam dalam sehari. Seperti beberapa hari belakanganini. Karena sedang berurusan dengan sekian hal, saya hanya tidur di sekitar waktutersebut.

    Sementara itu, saya punya jadwal momong Si Kali. Biasanya Kali tidur siang jam 1 siang lalu bangun jam 4 sore. Ketika Kali mulai terlelap itulah, istri saya keAngkringan Mojok sampai menjelang Magrib. Waktu berdua bersama Kali inilah yangpaling saya nikmati.

    Dulu, Kali begitu bangun pasti langsung mencari ibunya, ketika ibunya tidakada di rumah, dia langsung menangis. Saya butuh waktu 5 sampai 10 menit untukmengalihkan perhatiannya. Kami kemudian sudah asyik bermain. Kini, begitu banguntidur, Kali langsung tanya, “Ibu Kali mana?”

    Biasanya saya jawab, “Ibu Kali ke Angkringan Mojok.”“Kenapa Kali tidak diajak?”“Karena Kali tidur.”“O, gitu ya...”Dia manggut-manggut terus meminta susu kotak kesukaannya, lalu kami bermain

    berdua.Beberapa hari kemarin tidak seperti itu karena ketika Kali terbangun, saya

    sedang angler tidur, kecapekan. Kali bangun jam 4, saya baru tidur jam 3. Sehinggaapa yang dilakukan Kali ketika bangun tidur, saya tidak tahu. Seperti yang terjadikemarin, saya ingat dalam lamat.

    Saya merasakan Kali memeluk saya. Dia berdiri di samping tempat tidur, sayatidur di atas tempat tidur. Dia memeluk saya berkali-kali. Saya sambil terus merem,lantas memeluknya. “Bapak capek ya?”

    Saya menjawab malas, “Iya, Mas...”Tidak lama kemudian, Kali naik ke tempat tidur. Dia menciumi saya lantas

    memeluk saya lagi. “Bapak, Kali mau main mobil-mobilan.”Saya antara sadar dan tidak menjawab, “Mas, bapak capek sekali, mau tidur

    sebentar saja. Boleh ya?”Kali memeluk saya. Dia kemudian mulai asyik bermain di tempat tidur. Dia

    ngomong sendiri. Seperti sedang mendongeng. Dan saya terlelap lagi. Sepertididongengi oleh Si Kali.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    58/246

    Hingga saya banguntidur menjelang Magrib,tepat ketika saya istri saya

    membuka pintu. Mendengarpintu dibuka, Kali langsungmelompat dari tempat tidurdan menyongsong ibunya.Sambil berteriak, “Ibu,Ibu! Bapak sedang tidur,gggrrrhhhh gggrrhhhhggggrrrhhh...” ucapnyasambil menirukan sayamengorok.

    Saya yang belum tuntastidur ketawa ngakak. Lalubangkit. Hari menjelangMagrib. Siap memulaiaktivitas lagi walaupunhanya tidur dalam waktu 3

    jam saja.Begitulah saya. Kadang

    merasa beruntung bisatidur dalam keadaan‘‘dijaga’’ anak laki-lakisaya yang belum berumurtiga tahun. Senang sekalirasanya. Terlebih dari dulusaya selalu merasa bahwatidur adalah kemewahanbagi saya.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    59/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    60/246

    adu kreatif

    Menurut informasi yang saya ketahui, seorang anak akan banyak bertanya diusia 4 tahun. Dalam sehari, seorang anak yang berusia 4 tahun bisa bertanya200 sampai dengan 400 pertanyaan. Kali hampir berusia 3 tahun. Dia sudah mulaigemar bertanya.

    Seorang sahabat saya memberi nasihat, “Kalau kamu bisa, kamu boleh kehilanganapapun itu, kesempatan, karir atau uang. Tapi jangan sampai kamu kehilangan waktuuntuk anakmu paling tidak sampai dia berumur 5 tahun. Begitu kamu kehilanganwaktu bersama dia di rentang usia itu, kamu akan makin banyak kehilangan.Segalanya berlalu makin cepat.”

    Saya sudah tentu manut. Orang kasep nikah macam saya ini, kalau sudah urusansoal anak hanya boleh manut dan manut. Tidak ada bantahan.

    Maka saya rajin menemani Kali. Minimal 5 jam dalam sehari. Tapi saya betul-betul judeg kalau sudah ditanya. Apa saja ditanya. Jadilah saya pakai jurus. Adu kreatif.Jurus pertama saya adalah jurus mbulet. Ini contoh tanya-jawab antara Kali dengansaya.

    Bapak sedang apa? Sedang makan. Makan apa? Makan lele. Lele apa? Lele goreng.Goreng apa? Goreng enak. Enak apa? Enak Kali. Kali apa? Kali Jaga. Jaga apa? JagaKali. Kali apa? Kali Jaga. Jaga apa? Jaga Kali.

    Mbulet. Hingga Kali capek. Batin saya: Bapakmu diam-diam orang kreatif je, Le...Jurus kedua saya, sebelum Kali bertanya, saya tanya duluan. Misalnya saya

    sedang di depan layar gajet saya, utak-utik nulis, Kali mendekat mau bertanya,langsung saya tanya duluan. Akhirnya dia bingung sendiri.

    Aman. Tapi ternyata untuk sementara waktu. Mendadak kemarin, Kali bikinkejutan. Saat saya mau makan, Kali mendekat hendak bertanya. Dengan sigap sayatanya duluan.

    Mas Kali sudah makan? Sudah. Makan apa? Makan krupuk. Krupuk apa? Krupukenak. Enak apa? Enak Kali. Kali apa? Kali Jaga. Jaga apa? Jaga ganteng. Ganteng apa?Ganteng tak berujung. Tak berujung apa? Berujung dunia. Dunia apa? Dunia Kali. Kaliapa? Kali Jaga. Jaga apa? Jaga ganteng.

    Weh! Trembelane. Dia putar-putar juga pertanyaan saya. Padahal biasanya Kaliakan mengakhiri dengan lari atau menjawab: Sudah, Bapak... Kali capek!

    Rupanya dia juga belajar mengerjai bapaknya. Baiklah!

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    61/246

    tertidur

    Kali biasa tertidur ketika bermain. Bahkan biasa tertidur ketika sedang ngemil ataudisuapin makanan. Tidur begitu saja. Cepat. Nyenyak.Betapa berbeda dengan saya yang nisbi susah tidur. Di saat seperti itu, saya

    akan nyawang Kali sebentar. Betapa damainya bocah kecil itu. Kadang juga sayaperhatikan lebih detil lagi: alisnya, telinganya, rambutnya, hidungnya dan lain-lain. Kemudian saya angkat dia. Saya membopong menuju tempat tidur. Di saat itu,dia akan terbangun sebentar. Kemudian terlelap lagi sambil memeluk saya erat.Kemudian saya letakkan pelan dia ke tempat tidur. Dia akan memeluk saya lagi.Saya kemudian tiduran di sampingnya. Memeluknya. Mendengar dengan jelas detak

    jantung dan nafasnya.Di momen sederhana itulah, saya merasa begitu berartinya menjadi seorang

    bapak. Kemudian saya mendoakannya. Meniupkan doa itu di ubun-ubunnya.Itu salah satu momen ketika saya bisa berdoa dengan tulus dan sederhana. Tanpa

    banyak berpikir.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    62/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    63/246

    Begitu sampai rumah, Kali langsung mengulungkan bungkusan plastik yangberisi setangkup roti. Saya mengucapkan terimakasih. Saya pikir, roti itu adalahbekalnya yang tidak habis.

    Istri saya yang kemudian bilang, tolong dong diapresiasi karena roti itu bikinanSi Kali. Ha? Kali bikin roti? Wuih! Pelajaran di sekolah Kali tadi adalah menjadi koki.Tiba-tiba saya teringat Rahung Nasution Si Koki Gadungan yang sohor itu.

    Belum usai saya mengagumi hasil racikan bocah berumur 3 tahun itu, Kalimenyodorkan ke saya sebuah undangan. Saya baca baik-baik sembari mengernyit.Kali pentas main drama? Wah... anak berumur 3 tahun main drama? Saya memastikanitu ke istri saya. Dia mengngguk. “Kali jadi orang Indian... Bapak datang ya?”

    Saya segera mengangguk. Saya harus datang. Segera saya teringat Andy SriWahyudi, aktor teater yang konon hebat itu...

    Kali sudah main sepakbola. Sudah menggambar dan menyanyi. Sudah menjadikoki. Sebentar lagi dia akan main teater. Saya harus bersabar untuk kelakmengajarinya menulis. Langsung. Bapak kepada anak. Hiyak!

    dua kejutan

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    64/246

    sapu

    Saya agak lupa, mungkin 10 tahun lalu, saya memberi pelatihan menulis sebuahorganisasi mahasiswa. Pelatihan dilakukan di Pantai Parangtritis. Selain saya,ternyata ada Mas Whani Darmawan yang memberi pelatihan teater.

    Kami berdua tidak kangsenan. Saya juga baru tahu kalau Mas Whani ikutmemberi pelatihan.

    Mas Whani mengajak putrinya yang mungkin masih berusia 7 atau 8 tahun (?).Saat itu saya diam-diam memperhatian bagaimana cara beliau mendidik putrinya.Setiap sore, Si Putri menyapu di arena pelatihan. Sempat saya mau membantu putrikecil itu, tapi Sang Bapak yang juga pendekar pencak itu memberi isyarat jangan.Prosesi menyapu dilakukan dengan pelan dan khusyuk, di bawah panduan SangBapak. Di dalam hati, saya berjanji akan meniru cara yang baik itu jika kelak punyaanak.

    Siang tadi, ketika barusan bangun tidur, saya terkejut saat dari dalam kamarmelihat Si Kali sibuk menyapu. Tentu tidak jelas apa yang disapu, arah sapuan, carapegang sapu, dll. Wah blaik, padahal saya belum menurunkan ilmu menyapu yangsaya “curi” dari Mas Whani.

    Dan saya cuma bisakamitenggengen .

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    65/246

    Mestinya kali ini saya tidak berada di kota Yogya. Tapi karena hari ini ada momenspesial, saya tetap memaksa tinggal di kota ini.Hari ini, untuk pertama kalinya Kali pentas di sekolahnya. Saya hanya sekali

    datang ke sekolahnya, itu pun hanya menjemput di pinggir jalan. Sekolah, apapunitu, seperti rumah sakit bagi saya. Sesuatu yang tidak menyenangkan dan mungkinmeninggalkan trauma. Saya sampai sekarang masih sering bermimpi tidak lulus SMAdan kuliah. Sampai sekarang.

    Hari ini lain. Bahkan semalam saya bilang ke istri saya kalau saya akanmengenakan sandal Birkenstock hadiah ulang tahun darinya Maret lalu, yang belumsempat saya pakai. Sejak pacaran, istri saya cuma mengenal 2 benda untuk ulangtahun saya, kalau tidak jam tangan Swatch ya sandal Birkenstock. Dua benda yangpasti membuat saya riang jika membuka kado ulangtahun darinya.

    Sekalipun hanya sempat tidur sejam, saya berangkat dengan riang. Tentu sajasaya tidak mandi. Hanya menggosok gigi, cuci muka, ganti pakaian. Saya hanyamandi sehari sekali atau dua hari sekali. Saya aktivis garis keras #savewater .Enggaklah, saya memang orang yang malas mandi. Tapi kadang senjata itu sayapakai jika ada aktivis sok save-save-an berdebat dengan saya. Percuma jadi aktivissave-save-an kalau mandi masih sehari dua kali.

    Cukup lama menunggu Kali naik panggung. Saya senyum-senyum sendiri, sambilsesekali mengobrol dengan istri saya dan beberapa orangtua murid.

    Tiba saatnya Kali naik panggung. Sebelum naik, dia melihat ke arah saya. Segerasaya kasih kode dengan mengerdipkan mata dan mengacungkan jempol. Kamu akanbaik-baik saja, Nak. Dan benar, saya terpingkal-pingkal melihat aksinya karena Kalilupa beberapa gerakan.

    Turun dari panggung, langsung saya ucapkan selamat kepada bocah berumur tigatahun itu. Lalu saya bilang kalau saya mau memberinya hadiah. Kamu mau hadiahapa, Nak? Kali menjawab dengan bersorak: Buku!

    Kali belum bisa membaca. Tapi dia suka buku.Segera kami bertiga meluncur ke Gramedia Ambarukmo Plaza. Kali lari ke sana

    ke mari mengambil buku-buku yang dia sukai. Saya juga asyik melihat-lihat buku.Sejam lebih, Kali dan ibunya mendatangi saya. Sudah? Keduanya mengangguk.

    Sembari menuju ke kasir, saya sempat melihat tas hitam tempat buku-buku yangdiseret oleh Kali. Saya mulai deg-degan. Benar, ketika mulai di kasir, saya ulurkandua buku yang saya ambil dari rak. Dipindai dan dihitung petugas kasir. Kemudian

    gantian buku-buku yang diambil istri saya. Giliran buku-buku Kali. Satu, dua, tiga,

    hadiah

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    66/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    67/246

    obrolan sore“Mas Kali, kalau ada teman atau saudara yang sedang sedih, kirimi mereka doa.”“Iya, Pak...”“Kalau ada orang yang sedang kesulitan dan Mas Kali tidak bisa menolong,

    doakan juga.”“Iya, Pak...”“Itu ajaran Ibu kepada Bapak.”“Gitu ya, Pak...”“Nah, ini sedang ada orang berduka di Facebook. Mari kita doakan...”Lalu kami berdoa.Saya tidak yakin Kali paham maksud saya. Tapi Dokter keluarga kami selalu

    bilang sejak Kali masih bayi merah agar kami mengajak Kali bicara selayaknya bicarakepada orang yang paham maksud kami. Dan kami selaku melakukannya.

    Kami menyaksikan sendiri Kali lebih cepat bicara, terstruktur, dan lebih mudahmengerti apa yang kami utarakan. Sekalipun usianya masih tiga tahun.

    Kemarin sore, ketika istri saya sedang mengisi bensin mobilnya, dia memintaKali memberikan uang pembelian ke tukang bensin. Usai melakukan tertib dan adabtransaksi, tiba-tiba Kali bilang, “Ibuk, Kali mau ikut mencari uang.”

    Istri saya terdiam. Tentu masih terkejut dengan kalimat Kali. Lalu dia bertanya, “Oya? Untuk apa Mas Kali?”

    “Untuk bayar bensin.”Istri saya menahan ketawa. Dia manggut-manggut.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    68/246

    Kali baru saja menjatuhkan iPad. Benda itu ambyar dalam arti sesungguhnya.Sebetulnya gajet itu adalah hadiah saya untuk istri saya, tapi tentu saja setiapsaat dipakai oleh Kali.

    Jujur saja saya sebal. Bagaimanapun bagi saya, iPad benda yang nisbi mahal. Tapisaya juga tidak bisa marah kepada anak umur tiga tahun itu. Saya teringat, bapaksaya mendidik saya cukup keras tapi dia tidak pernah marah kalau ada barangnyayang saya rusakkan atau saya hilangkan. “Takdir barang kalau gak rusak ya hilang,”ungkapnya suatu saat. “Kalau nggak siap rusak dan hilang ya jangan beli barangitu.” Tiba-tiba kalimat-kalimat itu melintas di kepala saya. Tapi tetap saja saya sebalsekali.

    Kali mendekati tempat duduk saya. Dia menangkupkan tangannya, sambil sedikitmembungkuk, “Bapak, Kali minta maaf...”

    Saya hanya meliriknya. Saya bergeming. Tetap duduk dan tidak merespons apa-apa. Kali lalu naik ke pangkuan saya. Memeluk saya. Sambil bilang lagi, “Bapak, Kaliminta maaf...”

    Akhirnya saya menjawab. “Kali kan sudah dipesan oleh ibu dan bapak, hati-hatikalau pegang iPad. Jangan dibawa lari-lari. Nanti jatuh. Akhirnya jatuh beneran.Kalau sekarang rusak seperti itu terus bagaimana?”

    “Ya beli lagi, Pak..” jawab Kali dengan suara lempeng.Saya angkat Kali dari pangkuan saya, terus saya dudukkan di kursi. Saya segera

    masuk kamar. Tiduran. Konon kata sebuah hadist jika seseorang dalam keadaanduduk masih tetap marah, disarankan untuk berbaring.

    Tidak lama kemudian,ucluk-ucluk , Kali masuk kamar. Dia memeluk saya lagi.

    kali menjatuhkan ipad

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    69/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    70/246

    Nanti malam, kedua mertua saya balik ke Jakarta, setelah beberapa hariberkunjung ke Yogya. Saya tahu, Kali pasti akan bersedih.Kali lengket dengan kakek-neneknya, baik kedua orangtua saya maupun kedua

    mertua saya. Kalau mereka berkunjung ke Yogya, jangankan bermain bersama, sayagendong pun dia enggan.

    Saya akan tahu bagaimana kisah selanjutnya. Begitu besok pagi bangun tidur,Kali akan mencari-cari kedua mertua saya, lalu menangis. Begitu juga saat bangundari tidur siang. Kalau tidak sedang tidur, dia akan menanyakan sedang di manakedua mertua saya. Dengan suara sendu, dengan mukasuntrut . Begitu berlangsungberhari-hari. Hingga Kali ceria kembali.

    Saya teringat, waktu kecil pun, sebagaimana kebanyakan anak-anak, saya jugalengket dengan kakek-nenek saya, terutama nenek dari pihak Ibu. Suatu saat, Bapaksaya mengajari mendengarkan suara burung. Jika saya bangun tidur di pagi hari lalumendengar suara burung tertentu, maka siangnya nenek saya bakal bertandang.Tentu kala itu belum ada telepon di rumah saya. Apalagi di rumah nenek saya.

    Nenek tinggal di pinggang Gunung Lasem. Karena itu pula, saya memanggilnya:Mbah Nggunung. Jaraknya berkisar 40 kilometer dari rumah saya. Dia orangyang cukup kaya untuk ukuran orang kampungnya. Jika dia datang, bukan hanyamembawa hasil kebun yang melimpah, namun juga membelikan saya mainan. Kalauakan pulang, dia memberi uang saku yang jumlahnya banyak sekali untuk ukurananak kecil waktu itu.

    Saya hapalkan betul suara burung yang dimaksud Bapak. Sekali dua, terbuktiNenek datang. Akhirnya, mirip sebuah kepastian. Jika suara burung itu saya dengardi pagi hari, begitu lonceng sekolah usai, saya langsung berlari kencang pulang, danmendapati nenek saya sudah di rumah dengan tawa renyah.

    Makin hal itu sering terjadi, makin saya percaya dengan suara burung tersebut.Hingga di kepala saya waktu itu tertanam semacam kepercayaan kalau burung itumemang dikirim nenek saya untuk memberitahu ketika dia hendak bertandang.

    Sama seperti Kali, saya akan menangis jika Nenek pulang. Bahkan sering, sayamengejar Nenek yang hendak pulang. Saya tarik-tarik kain jariknya. Terkadang,upaya saya berhasil. Nenek menunda kepulangan. Tapi lebih sering tidak berhasil.Nenek pulang saat saya sedang berada di sekolah. Lalu ketika saya sudah tiba dirumah, saya akan bersedih.

    burung

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    71/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    72/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    73/246

    Hari ini perempuan yang saya cintai ini berulang tahun. Semoga dia makinbaik, sabar, bijak, bahagia, dan makin mulia. Semalam ketika membangunkannyauntuk mengucapkan selamat ulang tahun, saya bertanya, dia mau hadiah apa. Diamenggelengkan kepala. Semua sudah cukup, katanya. Saya sungguh terharu.

    Saya menghadiahinya beberapa donat karena semalam terlalu malam saya keluarmencari kue ulang tahun. Toko-toko sudah tutup. Hanya tersisa Dunkin Donuts yangbuka. Kali yang ketika bangun tadi pagi tahu kalau ibunya berulang tahun, segeramengambil salah satu mobil-mobilannya yang paling disayangi, lalu diberikankepada ibunya, sebagai hadiah ulang tahun.

    Semalam kami sudah berdoa berdua. Pagi tadi, kami berdoa bertiga. Dan sayaingin menghabiskan sejenak waktu di pagi ini untuk mengenang, betapa tidak mudahbagi saya untuk mendapatkannya.

    Rasanya masih selalu seperti mimpi. Mimpi yang indah sekali.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    74/246

    Pagi tadi, Kali membangunkan saya. Dia mungkin satu-satunya orang yang beranimembangunkan saya dari tidur. Istri dan orang tua saya bahkan tidak beranimelakukannya. Mereka tahu betapa mahal harga tidur buat saya.

    Kali pamitan. Dia dan ibunya mau Lebaran di Jakarta, di rumah mertua saya.Muka istri saya sendu. Sepertinya dia tidak tega meninggalkan saya sendirian diYogya. Seperti biasa, saya mendoakan Kali dan istri saya. Mereka berduasuntrut .

    Selama menuju dan berada di bandara, istri saya melaporkan, Kali selalubertanya: Ibu, kenapa Bapak tidak ikut kita? Dia bekerja ya? Dia bekerja untuk belisusu Kali ya?”

    Diberi kabar seperti itu, saya tak bisa menahan laju air mata.Detik itu pula saya berjanji sedini mungkin akan memperkenalkan Kali apa arti

    tanggung jawab. Apa artinya menjadi pemimpin. Orang-orang yang siap sedihdan kesepian agar orang lain bisa tertawa gembira. Orang-orang yang bisa sajabergembira, bersenang-senang dengan menanggalkan semua tanggung jawab sosialmereka. Tapi mereka memilih untuk tidak menikmati kesempatan itu.

    Bergembiralah, Kali. Doaku selalu menyala untukmu...

    doa

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    75/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    76/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    77/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    78/246

    waras

    Tembakau, juga ganja, dalam literatur kuno semua bangsa hanya dipakai untukdua hal: ritual spiritual dan pengobatan.Kenapa kemudian tembakau dan ganja dianggap “jahat”? Ada sejarah

    imperialisme, kapitalisme yang berkelindan di sana. Kalau baca buku jangan cumaversi WHO dan Kementerian Kesehatan. Baca juga buku-buku yang lain.

    Pada akhirnya, konsumsi itu seperti yang sering dibilang orang bijak: janganberlebihan. Makan gorengan ya jangan berlebihan, makan nasi juga, makan kambing

    juga, minum kopi, minumwine , merokok bahkan air putih pun yang konon sangatsehat tidak boleh berlebihan. Semua yang berlebihan tidak baik.

    Selain menjaga kesehatan fisik Anda, jangan lupa yang jauh lebih penting adalahmenjaga kesehatan jiwa dan tentu saja: jaga kewarasan pikiran Anda.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    79/246

    Lama sekali kopi menjadi musuh kesehatan. Sekarang banyak penelitian yangmenyatakan sebaliknya.Lama sekali sarapan dianggap sebagai keharusan atau syarat sehat. Sekarang

    banyak ahli kesehatan yang menentangnya.Lama sekali puasa dan jenis-jenis tirakat lain menjadi polemik kesehatan, kini

    banyak ahli kesehatan yang menganjurkannya.Gula dan garam akhir-akhir ini sering dianggap sebagai musuh tubuh. Beberapa

    hari ini saya bertemu ahli-ahli kesehatan yang waswas atas isu itu.Semua akan terasa membingungkan kalau menganggap yang lalu selalu benar.

    Dan yang sifatnya individual dianggap umum.

    kesehatan

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    80/246

    Banyak orang menduga saya punya masalah besar dengan dokter. “Masalah”dalam hal ini berarti pengertian negatif. Anggapan itu keliru total.Saya justru punya hubungan yang baik dengan para dokter. Saya banyak belajar

    dari mereka. Dan sejauh ini, saya tidak pernah menghina profesi lain. Penulis, dokter,guru, tukang jual soto, tukang sate, presiden, semua sama. Kalau bekerja demikebaikan, sama-sama mulia.

    Tahun 2003 sampai dengan 2005, saya ikut penelitian kesehatan. Di sana sayaberinteraksi dengan banyak dokter. Hingga suatu malam, seusai makan malam, sayabertanya ke seorang dokter: bagaimana metodologi dan piranti penelitian yangmereka lakukan sehingga bisa membuat konklusi: 80 persen penderita penyakit

    jantung itu karena merokok. Kemudian dokter tersebut memberitahu caranya:Pertama, dipilih 10 penderita masalah jantung. Lalu ditanya, apakah mereka

    merokok? Jika ada 4 orang yang menjawab, mereka centangi. Lalu tanya lagi: apakahada yang pernah merokok? Ada dua yang menjawab, centang. Diteruskan: apakahada yang keluarganya merokok? Ada dua lagi, dicentang lagi. Ada 8 orang dari 10penderita penyakit jantung yang terkait langsung maupun tidak langsung denganrokok. Kesimpulan didapat dari sana.

    Malam itu saya bilang bahwa model penelitian itu mengganggu akal sehat saya.Mestinya, kalau mau adil, ambil 10 orang perokok, periksa mereka. Atau ambil 10perokok dan 10 bukan perokok kemudian diperbandingkan. Kompleksitas variabelkuantitatif kesehatan orang tidak bisa disederhanakan seperti itu. Ketidaksetujuansaya yang lain, penelitian kesehatan tidak bisa kuantitatif saja, mestinya adakualitatifnya.

    Tapi dokter tersebut bilang: itu sudah “template” dari atas. Tidak bisa diganggu.Semenjak itu saya sangat hati-hati dengan penelitian kesehatan.

    Ketika istri saya mengandung Si Kali, saya ganti beberapa dokter supaya dapatdokter yang pas. Bukan yang lebih cerdas. Kadang kesehatan itu soal psikologis

    juga. Rasa nyaman istri saya terhadap dokter juga penting. Dari beberapa kali gantidokter saya juga tahu hal baru. Misalnya, setiap dokter saya tanya pantanganmakanan. Karena saya memang tidak tahu, saya sempat tanya: boleh tidak istri sayamakan nanas?

    Dokter tersebut menjawab: boleh dan bagus.Saya tentu saja kaget. Bukankah konon orang hamil dilarang makan nanas?

    saya dan dokter

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    81/246

    Dokter itu menjawab, kisah itu tinggalan kolonial. Waktu itu, supaya perkebunannanas tidak dicuri oleh kaum kita, maka dibuat mitos bahwa nanas muda (karenakalau tua kan sudah dipanen) akan membahayakan janin. Faktanya tidak demikian.Nanas bagus untuk orang hamil. Tentu saja nanas tua dan matang, ngapain menyiksadiri makan nanas muda yang masam. Sialnya kisah bahaya nanas buat kandungandipercaya sampai sekarang.

    Dokter yang lain pernah saya tanya, apa yang tidak boleh dikonsumsi istri saya?“Anda dan istri muslim?”Saya mengangguk.“Kalau begitu jangan makan babi dan anjing.”Saya ketawa ngakak. Intinya dokter tersebut bilang makan apa saja boleh, yang

    tidak boleh adalah makan makanan dengan cara berlebihan.Si Kali punya dokter langganan. Karena kami rajin berinteraksi, akhirnya dokter

    tersebut tahu kalau saya seorang penulis. Suatu saat, ia meminta tolong untukdibuatkan tulisan bahaya orang yang melarang mengkonsumsi garam dan gula.

    “Sekarang orang-orang ini gila semua. Dikit-dikit dilarang makan garam. Dikit-dikit dilarang makan gula. Garam itu penting buat tubuh kita. Gula juga penting.Bahaya hanya jika orang tersebut dalam kondisi tertentu. Seruan itu tidak bolehbersifat umum.”

    Saya mengangguk pura-pura paham. Tapi saya mengerti substansi apa yangdimaksud dokter tersebut.

    Saya juga pernah berantem keras dengan dokter karena waktu itu istri sayadikondisikan agar mau memberi sufor ke Kali. Saya maki-maki dokter tersebutsampai ia pucat di depan banyak pasien dan di depan paramedis anakbuahnya.

    Jadi saya tidak punya masalah dengan dokter.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    82/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    83/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    84/246

    Orang yang sudah mengaku salah ya dimaafkan. Mengaku salah dan memaafkanitu perbuatan baik. Tapi ya nggak perlu diperumit dengan nggak ini nggak itu,karena begini karena begitu, macam politikus saja. Biasa saja lah.

    maaf

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    85/246

    Menulis itu mirip-miriplah sama sepakbola. Ada teorinya, ada prakteknya.Kalau Anda belajar di sekolah sepakbola atau bergabung dgn tim sepakbola, pasti

    diajari bagaimana berlari, menendang bola, membayang-bayangi lawan, mencegat,mengoper, kerjasama tim, dan lain-lain.

    Kalau Anda belajar teori menulis tanpa praktek, seperti pemain bola disuruhlatihan terus tanpa pernah bertanding.

    Tapi hati-hati, akan aneh kalau ada komentator bola menyalahkan pemain yangmenggolkan bola lewat jejakan tumit atau betis. Hanya gara-gara nggak ada teorimenendang bola dengan cara menjejakkan tumit atau lewat betis.

    teori dan praktek

    Teori itu penting .Berlatih itu penting .Bertanding juga penting .Bikin gol lebih penting lagi.Dengan cara apapun.Maradona pun bikin gol lewat tangan. Malah dicatat dalam sejarah. Begitulah.

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    86/246

    Rasionalitas bukan satu-satunya cara mendekati dan memahami realitas. Apalagiuntuk yang sebesar fenomena alam seperti gunung njeblug , gempa, tsunami, danlain-lain. Maka baik pemerintah maupun kaum “intelektual” sebaiknya rendah hatiuntuk menerima pendekatan-pendekatan lain demi kemaslahatan banyak pihak.Terlebih pemerintah, sebab selain punya kuasa politik juga kuasa birokrasi dananggaran.

    logika

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    87/246

    Kadang-kadang saya agak risih kalo dibilang penulis itu profesi alusan, bukankerja fisik. Padahal pengalaman saya, kalau sedang bekerja, tidur hanya 2 ataupaling banyak 3 jam dalam sehari. Dan bukan sehari dua hari tapi bisa seminggu duaminggu.

    Kalau fisik nggak kuat, dijaminnjempalik . Setidaknya nyawang satu monitor jaditiga.

    anggapan

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    88/246

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    89/246

    Pengalaman dari hanya berdasarkan pengamatansekeliling. Orang yang baik hati, pemurah, suka menolong,hidupnya baik-baik saja. Rezekinyasempulur . Orang yangpelit, tak pedulian, suka merepotkan orang, hidupnya penuhpersoalan. Banyak kena apes.

    budi

  • 8/15/2019 Dunia Kali & Kisah Sehari-hari

    90/246

    Mendengar percakapan ini:+ kamu punya kaos yang harganya per biji Rp5 ribu? Ada partai X yang mau

    pesan Rp10 ribu per kaos.- aku hanya punya yang sebiji Rp10 ribu.Aku: bajindul, satu kaos kok Rp5 ribu dan Rp10 ribu. Dibelikan rokok cuma dapat

    satu bungk