MAKALAH FILSAFAT
-
Upload
alfin-ja-wassalam -
Category
Documents
-
view
5.725 -
download
0
Transcript of MAKALAH FILSAFAT
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Puji Syukur kita panjatkan ke hadhirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-nya kepada kita semua,
sehingga kami dapat membuat makalah ini dengan judul MASA
PATRISTIK DAN SKOALISTIK. Shalawat dan salam kita haturkan
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw, kaum kerabatnya,
sahabat dan para pengikut beliau dari dulu, kini hingga akhir zaman.
Terlebih dahulu penyusun menyadari dengan sepenuhnya bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan. Oleh
karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak
kami harapkan agar dalam pembuatan makalah di lain waktu bisa lebih
baik lagi, Tahap demi tahap telah di lakukan, namun setelah kerja keras
yang cukup memakan tenaga, dan pikiran, akhirnya pembuatan makalah
ini bisa terselesaikan.
Dengan rasa syukur dan terima kasih yang tak terhinggakan
kepada Bapak Hamlan, S.Ag selaku dosen mata kuliah filsafat umum
yang telah membimbing dan memberikan kuliah demi lancarnya tugas
ini. Mudah-mudahan beliau senantiasa mendapatkan magh’firah, sehat
badan, dan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amiin ya rabbal
alamin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam menghadapi seluruh kenyataan dalam hidupnya, manusia
senatiasa terkagum atas apa yang dilihatnya. Manusia ragu-ragu apakah ia
tidak ditipu oleh panca-inderanya, dan mulai menyadari keterbatasannya.
Dalam situasi itu banyak yang berpaling kepada agama atau kepercayaan
Ilahiah.
Tetapi sudah sejak awal sejarah, ternyata sikap iman penuh taqwa
itu tidak menahan manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk
mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas)
itu. Proses itu mencari tahu itu menghasilkan kesadaran, yang disebut
pencerahan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis dan
koheren, dan cara mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, maka
lahirlah ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang;
(1) disusun metodis, sistematis dan koheren (“bertalian”) tentang suatu
bidang tertentu dari kenyataan (realitas), dan yang
(2) dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang
(pengetahuan) tersebut.
Makin ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal-hal yang
khusus dari kenyataan (realitas), makin nyatalah tuntutan untuk mencari
tahu tentang seluruh kenyataan (realitas).
1
Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang
sekarang kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita
mengenal ilmu kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat
manusia lebih dulu memfikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat
apa yang mereka lihat. Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita
sebut sebagai sebuah jawaban filsafati.
Kegiatan manusia yang memiliki tingkat tertinggi adalah filsafat
yang merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada
sejauh mungkin bagi manusia . Bagian filsafat yang paling mulia adalah
filsafat pertama, yaitu pengetahuan kebenaran pertama yang merupakan
sebab dari segala kebenaran (Al-Kindi, 801 – 873 M).
Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat
adalah ratio yang bertanya. Obyek materinya semua yang ada. Maka
menjadi tugas filsafat mempersoalkan segala sesuatu yang ada sampai
akhirnya menemukan kebijaksanaan universal.
Sonny Keraf dan Mikhael Dua mengartikan ilmu filsafat sebagai
ilmu tentang bertanya atau berpikir tentang segala sesuatu (apa saja dan
bahkan tentang pemikiran itu sendiri) dari segala sudut pandang.
Meski bagaimanapun banyaknya gambaran yang kita dapatkan
tentang filsafat, sebenarnya masih sulit untuk mendefinisikan secara
konkret apa itu filsafat dan apa kriteria suatu pemikiran hingga kita bisa
memvonisnya, karena filsafat bukanlah sebuah disiplin ilmu. Sebagaimana
definisinya, sejarah dan perkembangan filsafat pun takkan pernah habis
untuk dikupas. Tapi justru karena itulah mengapa fisafat begitu layak
untuk dikaji demi mencari serta memaknai segala esensi kehidupan.
2
B. Klasifikasi Filsafat
Dalam membangun tradisi filsafat banyak orang mengajukan
pertanyaan yang sama, menanggapi, dan meneruskan karya-karya
pendahulunya sesuai dengan latar belakang budaya, bahasa, bahkan agama
tempat tradisi filsafat itu dibangun. Oleh karena itu, filsafat biasa
diklasifikasikan menurut daerah geografis dan latar belakang budayanya.
Dewasa ini filsafat biasa dibagi menjadi dua kategori besar menurut
wilayah dan menurut latar belakang agama. Menurut wilayah bisa dibagi
menjadi: “Filsafat Barat”, “Filsafat Timur”, dan “Filsafat Timur Tengah”.
Sementara latar belakang agama dibagi menjadi: “Filsafat Islam”, “Filsafat
Budha”, “Filsafat Hindu”, dan “Filsafat Kristen”.
3
BAB IIPEMBAHASAN
A. Masa Patristik
Istilah Patristik berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang
artinya para pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari
golongan atas atau golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah
menimbulkan sikap yang beragam pemikaranya. Mereka ada yang menolak
filsafat yunani. dan ada yang menerimanya.
Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa
sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, dan tidak
dibenarkan apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti filsafat
Yunani. Bagi mereka yang menerima sebagai alasanya beranggapan;
bahwa walaupun telah ada sumber kebenaran yaitu firman tuhan, tetapi
tidak ada jeleknya menggunakan filsafat yunani hanya diambil
metodosnya saja (tata cara berpikir). juga, walaupun filsafat Yunani
sebagai kebenaran manusia, akan tetapi manusia juga sebagai ciptaan
tuhan. jadi, memakai / menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama
dalam hal - hal tertentu tidak bertentangan dengan agama.
Tokoh-tokoh Terpenting
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang - orang
yang menerima filsafat Yunani menuduh bahwa mereka (orang - orang
Kristen yang menolak filsafat Yunani) itu munafik. Kemudian, orang -
orang yang dituduh munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut
dianggap fitnah. Dan pembelaan dari orang - orang yang menolak filsafat
Yunani mengatakan bahwa dirinyalah yang benar - benar hidup sejalan
dengan tuhan.
4
Akibatnya muncul upaya untuk membela agama Kristen, yaitu para
apologis (pembela agama Kristen) dengan kesadarannya membela iman
Kristen dari serangan filsafat Yunani. Para pembela iman Kristen adalah
Justinus Martir, Irenaeus, Klemens, Origenes, Gregorius Nissa,
Tertullianus, Diosios Arepagos, Aurelius Augustinus.
1. Tertullianus (160 - 222 )
Di antara para pembela iman Kristen adalah Tertullianus ia
dilahirkan bukan dari keluarga Kristen, tetapi setelah melaksanakan
pertobatan ia menjadi gigih membela Kristen secara fanatik. Ia menulak
kehadiran filsafat Yunani, karna filsafat dianggap sesuatu yang tidak
perlu. Baginya berpendapat, bahwa whyu tuhan sudahlah cukup, dan tidak
ada hubungan antara teologi dengan filsafat, tidak hubungan antara
Yerussalem (pusat agama) dengan Yunani (pusat fisafat), tidak ada
hubungan antara gereja dengan akedemi, tidak ada hubungan antara
Kristen dengan penemuan baru.
Selanjutnya ia mengatakan, bahwa dibanding dengan cahaya
Kristen, maka segala yang dikatakan oleh para filosof Yunani dianggap
tidak penting. Karna apa yang dikatakan oleh para filosof Yunani tentang
kebenaran pada hakikatnya sebagai kutipan dari kitab suci. Akan tetapi
karena kebodohan para filosof, kebenaran kitab suci tersebut dipalsukan.
Akan tetapi lama kelamaan, Tertullianus akhirnya menerima juga
filsafat yunani sebagai cara berpikir yang rasional. Alasannya,
bagaimanapun juga berpikir yang rasional diperlukan sekali. Pada saat itu,
karena pemikiran filsafat yang diharapkan tidak dibakukan. Saat itu
filsafat hanya mengajarkan pemikiran-pemikiran ahli pikir Yunani saja.
5
Sehingga, akhirnya Tertullianus melihat filsafat hanya dimensi
praktisnya saja, dan ia menerima filsafat sebagai cara atau metode berpikir
untuk memikirkan kebenaran keberadaan Tuhan beserta sifat-sifatnya.
2. Augustinus (354-430)
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran
filsafat, antara lain platonisme dan skeptisisme. Ia telah diakui
keberhasilannya dalam membentuk filsafat abad pertengahan, sengga ia
dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati. Ia seorang tokoh besar di
bidang teologi dan filsafat.
Setelah ia mempelajari aliran Skeptisisme, ia kemudian tidak
menyetujui atau menyukainya, karena di dalamnya terdapat pertentangan
batiniah. Orang dapat meragukan segalanya, akan tetapi orang tidak dapat
meragukan bahwa ia ragu-ragu. Seseorang yang ragu-ragu sebenarnya ia
berpikir dan seseorang yang berpikir sesungguhnya ia berada (eksis).
Menurut Augustinus, daya pemikiran manusia ada batasanya, tetapi
pikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada
batasnya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat
berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.
Dan menurutnya lagi, Allah menciptakan dunia ex nihilo (konsep
yang kemudian juga diikuti oleh Thomas Aquinas). Artinya dalam
menciptakan dunia dan isinya, Allah tidak menggunakan bahan. Jadi,
berbeda dengan konsep pencitaan yang diajarkan Plato bahwa me on
merupakan dasar atau materi segala sesuatu. Dunia diciptakan sesuai
dengan ide-ide Allah. Manusia dan dunia berpatisipasi dengan ide-ide
ilahi. Pada manusia partisipasi itu lebih aktif dibanding dunia materi.
6
Akhirnya, ajaran Augustinus berhasil menguasai sepuluh abad, dan
mempengaruhi pemikiran Eropa. Perlu diperhatikan bahwa para pemikir
patristik itu sebagai pelopor pemikiran skolastik. Mengapa ajaran
Augustinus sebagai akal dari skolastik dapat mendominasi hamper sepuluh
abad, karena ajarannya lebih bersifat sebagai metode daripada suatu siste,
sehingga ajarannya mampu meresap sampai masa skolastik.
Filsafat patristik mengalami kemunduran sejak abad V hungga abad
VIII. Di Barat dan Timur muncul tokoh-tokoh dan pemikir- pemikir baru
dengan corak pemikiran yang mulai berbeda dengan masa patristik.
B. Masa Skoalistik
Istilah skoalistik adalah kata sifat yang berasal dari kata school,
yang berarti sekolah. Jadi skoalistik berarti aliran atau yang berkaitan
dengan sekolah. perkataan skoalistik merupakan corak khas dari sejarah
filsafat abad pertengahan.
Terdapat beberapa pengertian dari corak khas skoalistik, yaitu:
a. Filsafat Skoalistik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-
mata agama. Karena skoalistik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad
pertengahaan yang religious.
b. Filsafat Skoalistik adalah filsafat yang ,mengabdi kepada teologi,
atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai
berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk. Dari rumusan
tersebut kemudian muncul istilah: skoalistik Yahudi, skoalistik arab dan
lain-lainnya.
c. Filsafat Skoalistik adalah suatu sistem yang termasuk jajaran
pengatahuan alam kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa yang
lebih tinggi antara kepercayaan dan akal.
d. Filsafat Skoalistik adalah filsafat Nasrani, karena banyak dipengaruhi
oleh ajaran gereja.
7
Filsafat Skoalistik ini dapat berkembang dan tumbuh kerena
beberapa faktor, yaitu:
1. Faktor Relegius
faktor religious mempengaruhi corak pemikiran filsafatnya. Yang
dimaksud dengan faktor religius adalah keadaan lingkungan saat itu yang
berkehidupan religius. mereka beranggapan bahwa hidup di dunia ini suatu
perjalanan ke tanah suci Yarussalem. Dunia ini bagaikan negeri asing, dan
sebagai tempat pembuangan limbah air mata saja (tempat kesedihan).
Sebagai dunia yang menjadi tanah airnya adalah surga. Manusia tidak
dapat sampai ke tanah airnya (surga) dengan kemampuanya sendiri,
sehingga harus ditolong. karena manusia itu menurut sifat kodratnya
mempunyai cela atau kelemahan yang dilakukan (diwariskan) oleh Adam.
Mereka juga berkeyakinan bahwa Isa anak tuhan berperan sebagai
pembebasan dan pemberi bahagia. Ia akan memberi pengampunan
sekaligus menolongnya. maka hanya dengan jalan pengampunan inilah
manusia dapat tertolong agar dapat mencapi tanah airnya (surga).
Anggapan dan keyakinan inilah yang dijaidakn dasar filsafatnya.
2. Faktor Ilmu Pengetahuan
Pada Saat itu telah banyak didirikan lembaga pengajaran yang
diupayakan oleh biara-biara, gereja ataupun dari keluarga istana, dan
kepustakaan diambil dari para penulis Latin, Arab (Islam), dan Yunani.
Masa Skaolistik terbagi menjadi tiga periode, yaitu:
1. Skoalistik Awal, berlangsung dari tahun 800-1200.
2. Skoalistik Puncak, berlangsung dari tahun 1200-1300.
3. Skoalistik Akhir, berlangsung dari tahun 1300-1450.
8
Skoalistik Awal
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Maseh, pemikiran filsafat Patristik
mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau.
Hal ini disebabkan, karena pada saat itu terjadi serangan terhadap
Romawi, sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh
yang telah di bangun selama berabad-abad dibangun.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada dibawah Karel
Agung (742-814) baru dapat memberikan suasana ketenangan dalam
bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termasuk kehidupan
manusia serta pemikiran filsafat yang kesemuanya menampakkan mulai
adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah merupakan kecemerlangan abad
pertengahan,di mana arah pemikirannya berbeda sekali dengan
sebelumnya.
Pada saat inilah merupakan zaman baru bangsa Eropa yang ditandai
dengan skoalistik yang di dalamnya banyak diupayakan ilmu pengetahuan
yang dikembangkan di sekolah-sekolah . Pada mulanya skoalistik ini
timbul pertama kalinya di biara Italia selatan, dan akhirnya sampai
berpengaruh ke Jerman dan Belanda.
Kurikulum pengajarannya meliputi studi duniawi atau artes librales
meliputi: tata bahasa, retorika, dialektika (seni berdiskusi), ilmu hitung,
ilmu ukur, ilmu perbintangan, dan musik.
Diantara tokoh-tokohnya adalah Aquinas (735-805), Johannes
Scotes Eriugena (815-870), Peter Lombard (1100-1160), John Salisbury
(1115-1180), Peter Abaelardus (1079-1180).
9
Skoalistik Puncak
Masa ini merupakan kejayaan skoalistik yang berlangsung dari
tahun 1200-1300, dan masa ini juga disebut masa berbunga. Karena pada
itu ditandai dengan munculnya universitas-universitas dan ordo-ordo, yang
secara bersama-sama ikut menyelenggarakan atau memajukan ilmu
pengetahuan, disamping juga peranan universitas sebagai sumber atau
pusta ilmu pengetahuan dan kebudayaan.
Terdapat beberapa faktor mengapa pada masa skoalistik mencapai
pada puncaknya, yaitu:
a. Adanya pengaruh Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad
ke-12, sehingga sampai abad ke-13 telah tumbuh menjadi ilmu
pengetahuan yang luas.
b. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Perancis.
Universitas ini merupakan gabungan dari beberapa sekolah.
Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya: Universitas di
Paris, di Oxford, di Mont Pellier, di Camridge dan lain-lainya.
c. Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena
banyaknya perhatian orangterhadap ilmu pengetahuan, sehingga
menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan suasana yang
semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap
kehidupan kerohanian di mana kebanyakan tokoh-tokohnya
memegang peran di bidang filsafat dan teologi, seperti: Albertus de
Grote, Thomas Aquilanus, Binaventura, J.D. Scotus, William
Ocham.
Upaya Pengkristenisasian Ajaran Aritoteles
Pada mulanya hanya sebagai ahli pikir yang mebawa dan
meneruskan ajaran Aristoteles, akan tetapi upaya ini mendapatkan
perlawanan dari Augustinus.
10
Hal ini dikarenakan, adanya suatu anggapan bahwa ajaran
Aristoteles yang mulai dikenal pada abad ke-12 telah diolah dan tercemar
oleh ahli pikir Arab (Islam). Hal ini dianggap sangat membahayakan
ajaran Kristen. Keadaan yang demikian ini bertolak belakang bahwa ajaran
Aristatoles masih diajarkan di fakultas-fakultas bahkan dianggapnya
sebagai pelajaran yang penting dan harus dipelajari
Untuk menghindari adanya pencemaran tersebut di atas (dari ahli
pikir Arab atau Islam) maka Albertus Magnus dan Thomas Aquinas
sengaja menghilangkan unsur-unsur atau selipan dari Ibnu Rusyd, dengan
menerjemahkan langsung dari bahasa latinnya. Juga, bagian-bagian ajaran
Aristoteles yang bertentangan dengan ajaran Kristen, diganti dengan teori-
teori baru yang bersumber pada ajaran Aristoteles dan diselaraskan dengan
ajaran Kristen. Langkah terakhir, dari ajaran Aristoteles yang telah
diselaraskan dengan ajaran ilmiah (suatu sintesa antara kepercayaan akal).
Upaya Thomas Aquinas ini sangat berhasil dengan terbitnya sebuah
buku Summa Theologiae dan sekaligus merupakan bukti bahwa Ajaran
Aristoteles telah mendapat kemenangan dan sangat mempengaruhi seluruh
Perkembangan skoalistik.
Thomas Aquinas (1225-1274)
Ia lahir di Roccasecca, Italia, pada tahun 1225 dari keluarga angsawan, baik
Bapaknya maupun Ibunya. Pada masa mudanya dia hidup bersama
Pamannyayang menjadi pemimpin orpo di monte Cassino. Ia beraa disana pada
1230-1239. Pada tahun 1239-1244 ia belajar Universitas Napoli, tahun 1245-
1248. di Universitas Paris di bawah bimbingan Albertus tetap berada di Cologne.
Tahun 1252 ia kembali belajar di Universitas Paris pada fakultas teologi. Tahun
1256 ia diberi Ijazah (Licenti Docendi) dalam bidang teologi, dan ia mengajar
disana sampai tahun 1259.
11
Tahun 1269-1272 ia kembali ke Universitas Paris untuk menyusun
tantangan terhadap ajaran Ibnu Rusyd. Sejak tahun 1272 ia mulai mengajar di
Universiti Napoli. Ia meninggal pada tahun 1247 di Lyons. karyanya yang paling
penting ialah Suma Contra Gentiles (1258-1264) dan Summa Theologcai . (1266-
1273) (Lihat Avey: 99).
Skoalistik Akhir
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam-
macam pemikiran filsafat yang menjadi kiblatnya, sehingga
memperlihatkan stagnasi (kemandengan). Di antara tokoh-tokohnya adalah
William Ockham (1285-1349), Nicolas Cusasu (1401-1464)
12
BAB III
PENUTUP
Jauh sebelum manusia menemukan dan menetapkan apa yang sekarang
kita sebut sesuatu sebagai suatu disiplin ilmu sebagaimana kita mengenal ilmu
kedokteran, fisika, matematika, dan lain sebagainya, umat manusia lebih dulu
memfikirkan dengan bertanya tentang berbagai hakikat apa yang mereka lihat.
Dan jawaban mereka itulah yang nanti akan kita sebut sebagai sebuah jawaban
filsafati. Kalau ilmu diibiratkan sebagai sebuah pohon yang memiliki berbagai
cabang pemikiran, ranting pemahaman, serta buah solusi, maka filsafat adalah
tanah dasar tempat pohon tersebut berpijak dan tumbuh.
Metode filsafat adalah metode bertanya. Objek formal filsafat adalah ratio
yang bertanya. Sedang objek materinya ialah semua yang ada yang bagi manusia
perlu dipertanyakan hakikatnya. Maka menjadi tugas filsafat mempersoalkan
segala sesuatu yang ada sampai akhirnya menemukan kebijaksanaan universal.
Banyak yang bertanya-tanya mengapa filsafat muncul di Yunani dan tidak
di daerah yang berberadaban lain kala itu seperti Babilonia, Yudea (Israel) atau
Mesir. Jawabannya sederhana: di Yunani, tidak seperti di daerah lain-lainnya
tidak ada kasta pendeta sehingga secara intelektual orang lebih bebas.
Dalam perkembanganya, filsafat Yunani sempat mengalami masa pasang
surut. Ketika peradaban Eropa harus berhadapan dengan otoritas Gereja dan
imperium Romawi yang bertindak tegas terhadap keberadaan filsafat di mana
dianggap mengancam kedudukannya sebagai penguasa ketika itu.
13
Filsafat Yunani kembali muncul pada masa kejayaan Islam dinasti
Abbasiyah sekitar awal abad 9 M. Tetapi di puncak kejayaannya, dunia filsafat
Islam mulai mengalami kemunduran ketika antara para kaum filsuf yang diwakili
oleh Ibnu Rusd dengan para kaum ulama oleh Al-Ghazali yang menganggap
filsafat dapat menjerumuskan manusia ke dalam Atheisme bergolak. Hal ini
setelah Ibnu Rusd sendiri menyatakan bahwa jalan filsafat merupakan jalan
terbaik untuk mencapai kebenaran sejati dibanding jalan yang ditempuh oleh ahli
atau mistikus agama.
Setelah abad ke-13, peradaban filsafat islam benar-benar mengalami
kejumudan setelah kaum ulama berhasil memenangkan perdebatan panjang
dengan kaum filosof. Kajian filsafat dilarang masuk kurikulum pendidikan.
Pemerintahan mempercayakan semua konsep berfikir kepada para ulama dan ahli
tafsir agama. Beriringan dengan itu, di Eropa, demam filsafat sedang menjamur.
Banyak buku-buku karangan filosof muslim yang diterjemahkan kedalam bahasa
latin. Ini sekaligus menunjukkan bahwa setelah pihak gereja berkuasa pada
masanya dan sebelum peradaban Islam mulai menerjemahkan teks-teks aristoteles
dan lain sebagainya oleh Al Kindhi, di Eropa benar-benar tidak ditemukan lagi
buku-buku filsafat hasil peradaban Yunani.
Entah kebetulan atau tidak, ketika filsafat di dunia islam bisa dikatakan
telah usai dan berpindah ke eropa, peradaban islam pun mengalami kemunduran
sementara di eropa sendiri mengalami masa yang disebut sebagai abad
Renaissance atau abad pencerahan, pada sekitar abad ke-15 M.
Tapi tidak demikian halnya dalam komunitas gereja. Periode ini juga
menghantarkan dunia kristen menjadi terbelah. Doktrin para pendeta katolik terus
mendapatkan protes dari kaum Protestan.
14
Adapun para filsuf zaman modern setelah masa aufklarung, abad ke-17 M,
menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama,
tidak juga dari para penguasa, tetapi dari diri manusia sendiri. Para filsuf modern
yang tercatat dalam sejarah ialah Descartes, Karl Marx, Nietsche, JJ Rosseau, Dan
lain sebagainya.
15
DAFTAR PUSTAKA
è www.muslimphilosophy.com
è id.wikipedia.org
è www.cidcm.umd.edu
è blog.wordpress.com
è philosopi Mingguan Indonesia
è Harian KOMPAS Rabu, 02 Mar 2005 Halaman: 46
è kognItar.wordpres.org
http://www.pdf-search-engine.com
http://pdfdatabase.com
16
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………..………………………….............…….....…… i
KATA PENGANTAR………………………...............………………........….… ii
DAFTAR ISI……………………..........……………………………………........ iii
BAB I : Pendahuluan………………..............………………………….….......… 1
A. Latar Belakang…………………………………………...................……....… 1
B. Klasifikasi Filsafat……………………………………………………...…..… 3
BAB II : Pembahasan…………………………….......…………………….....… 4
A. Masa Patristik................................................................................... 4
B. Masa Skoalistik................................................................................ 7
BAB III Penutup………………………………………………………………... 13
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….......… 16