Makalah etika profesi depandi enda

17
Halaman | 1 MAKALAH PERANAN GENERASI MUDA, PERKEMBANGAN MORAL DAN ETIKA REMAJA DI INDONESIAOLEH : DEPANDI ENDA NIM : 1106315 PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS 2013

Transcript of Makalah etika profesi depandi enda

Page 1: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 1

MAKALAH

‘PERANAN GENERASI MUDA, PERKEMBANGAN MORAL DAN

ETIKA REMAJA DI INDONESIA’

OLEH :

DEPANDI ENDA

NIM : 1106315

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK INFORMATIKA

POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

2013

Page 2: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi

yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock 1992).

Secara umum masa remaja adalah individu yang sedang mengalami peralihan dari

masa anak-anak menuju masa dewasa dengan ditandai perkembangan yang sangat

cepat dari aspek fisik, psikis, dan sosial. Remaja dan pemuda diibaratkan sebagai

batang muda yang akan menentukan nasib dari negara itu sendiri karena remaja

dan pemudalah yang akan membangun bangsa ini.

Kemajuan dan kemunduran bangsa Indonesia tidak terlepas dari para

remaja dan pemuda yang mengisi pembangunan di masa kemerdekaan saat ini.

Bangsa Indonesia sendiri bukanlah bangsa yang miskin dan terbelakang akan

tetapi merupakan suatu bangsa yang besar dan memiliki cita peradaban yang

tinggi. Pada masa lampau, Indonesia pernah mengalami masa kejayaan dan

keemasan di dunia Internasional melalui kerajaan maritim yang tangguh. Banyak

bukti-bukti yang menunjukkan bahwa peradaban bangsa Indonesia sangat tinggi

seperti adanya bangunan bersejarah, karya tulis dan sistem kearifan lokal yang

diwariskan secara turun-temurun. Dulu kita percaya sekali bahwa tiga modal dasar

yang dipunyai Indonesia seperti wilayah yang luas, melimpahnya sumberdaya

alam dan jumlah penduduk yang besar, akan membawa bangsa kita menjadi

makmur dan sejahtera. Tetapi ternyata semuanya itu tidak terbukti.

Pengalaman di atas dapat dijadikan contoh untuk para remaja dan pemuda

sekarang dalam mangisi pembangunan untuk kemajuan bangsa yang kokoh.

Mirisnya bangsa ini semakin tidak mengalami kemajuan yang pesat seperti masa

lampau. Masalah datang silih berganti baik dalam aspek pembangunan di bidang

ekonomi, hukum, sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain-lain. Hal ini

Page 3: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 3

menandakan peran aktif dari remaja dan pemuda Indonesia yang masih belum

optimal dalam melaksanakan kewajibannya sebagai generasi penerus bangsa. Di

samping itu kemerosotan atau krisis akhlak dan moral sangat mempengaruhi

remaja Indonesia saat ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka dapat

ditentukan beberapa rumusan masalah, antara lain adalah :

1. Apa itu moral dan etika?

2. Apa permasalah yang terjadi saat ini pada generasi penerus?

3. Remaja sekarang lebih mampu berekpresi pada emosi dan mengungkapkan

tanpa sembunyi-sembunyi dan malu.

4. Ketidakseimbangan yang menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan

terhadap stress

5. Permasalahan Pada Generasi Muda Saat Ini

6. Faktor apa saja yang membuat mulai lunturnya moral dan etika generasi

penerus

7. Solusi untuk mengatasi penurunan moral dan etika pada generasi penerus

1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat, maka dapat diambil

beberapa penjelasan tentang tujuan penulisan makalah ini, antara lain adalah:

1. Mengetahui makna dan penjelasan tentang moral dan etika

2. Dapat memberi pengetahuan tentang masalah yang ada di masyarakat atau

kalangan remaja saat ini.

3. Dapat mengetahui faktor-faktor yang dapat menjadikan lunturnya moral

generasi penerus, serta agar orang tua dapat meminimalkan hal-hal yang dapat

menjadikan lunturnya moral dan etika generasi penerus.

4. Mengerti bagaimana solusi / cara untuk menindak lanjuti masalah lunturnya

moral dan etika generasi penerus.

Page 4: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

1. Pengertian Moral

Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata „moral‟ yaitu

mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai

arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata

„etika‟, maka secara etimologis, kata ‟etika‟ sama dengan kata „moral‟ karena

kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata

lain, kalau arti kata ‟moral‟ sama dengan kata „etika‟, maka rumusan arti kata

„moral‟ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan yang

membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu „etika‟ dari bahasa Yunani dan

„moral‟ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar

narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu

melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau

bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut

berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik.

Prinsip moral atau moral (dari bahasa Latin: moralitas) membawa

pengertian ajaran atau pegangan berkenaan dengan buruk baik sesuatu perbuatan

(kelakuan, kewajipan, dll), sikap atau cara berkelakuan yang berasaskan atau yang

diukur dari segi baik buruk sesuatu akhlak. Ia merujuk kepada konsep etika

kemanusiaan yang digunakan dalam tiga konteks, yaitu:

1. Hati nurani individu;

2. Sistem-sistem prinsip dan pertimbangan kekadang dipanggil nilai moral yang

dikongsi dalam sesuatu komuniti kebudayaan, keagamaan, kesekularan atau

kefalsafahan; dan

3. Tatalaku atau prinsip moral tingkah laku.

Moral pribadi mentakrifkan dan membezakan niat, motivasi, atau tindakan

yang betul dan yang salah, sebagaimana yang dibelajar, dilahirkan, atau

dikembangkan di dalam setiap orang perseorangan.

Page 5: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 5

„Moralitas‟ (dari kata sifat Latin moralis) mempunyai arti yang pada

dasarnya sama dengan „moral‟, hanya ada nada lebih abstrak. Berbicara tentang

“moralitas suatu perbuatan”, artinya segi moral suatu perbuatan atau baik

buruknya perbuatan tersebut. Moralitas adalah sifat moral atau keseluruhan asas

dan nilai yang berkenaan dengan baik dan buruk.

2. Pengertian Etika

Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti

karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan

dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai

apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk

atau baik serta suatu tanggung jawab. Menurut Martin [1993], etika didefinisikan

sebagai “the discipline which can act as the performance index or reference for

our control system“. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self

control“, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk

kepentingan kelompok social (profesi) itu sendiri.

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam

pendapat-pendapat spontan kita. Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan,

antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang

lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya

dilakukan oleh manusia.

Secara metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan

sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis dalam

melakukan refleksi. Karena itulah etika merupakan suatu ilmu. Sebagai suatu

ilmu, objek dari etika adalah tingkah laku manusia. Akan tetapi berbeda dengan

ilmu-ilmu lain yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut

pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk terhadap

perbuatan manusia.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama: meta-etika (studi konsep etika),

etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi penggunaan

nilai-nilai etika).

Page 6: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 6

Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara

tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia,

melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan

manusia ini, ditentukan oleh bermacam-macam norma. Norma ini masih dibagi

lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun.

Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan, norma agama

berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan

santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari

etika. Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette)berarti sopan santun.

Etika dibagi menjadi beberapa macam, antara lain adalah:

a) Etika filososfis

b) Etika teologis

c) Etika sosiologis

d) Etika normativ dan adaptif

Disini akan disebutkan fungsi atau guna dari etika, adalah:

1. Etika membuat kita memiliki pendirian dalam pergolakan berbagai pandangan

moral yang kita hadapi.

2. Etika membenatu agar kita tidak kehilangan orientasi dalam transformasi

budaya, sosial, ekonomi, politik dan intelektual dewasa ini melanda dunia kita.

3. Etika juga membantu kita sanggup menghadapi idiologi-idiologi yang

merebak di dalam masyarakt secara kritis dan obeyktif.

4. Etika membantu agamwan untuk menemukan dasar dan kemapanan iman

kepercayaan sehingga tidak tertutyp dengan perubahan jaman.

5. Banyak yang bilang pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah

dibandingkan pada masa-masa sepuluh tahun silam.Remaja sekarang lebih

mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa

sembunyi-sembunyi dan malu seperti dulu.Sudah lumrah saat kita melihat

remaja mengungkapkan kemarahan,sedih dan kegembiraannya dengan kata-

kata yang terucap secara langsung,tanpa basa-basi seperti halnya remaja pada

zaman dahulu.Dengan biasa mereka mengekspresikan perasaan cinta dan

sayang pada pacar mereka di tempat-tempat umum.Sudah umum dilihat saat

Page 7: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 7

ini bila di mall-mall para remaja biasa bergandengan tangan,berpelukan

bahkan berciuman.Buat oarang tua perilaku seperti ini sangat mengejutkan

dan membuat mereka merasa khawatir.Namun seringkali para orang tua lupa

bahwa saat mereka remaja,perilaku mereka pun sering membuat kecut hati

para orang tua mereka sendiri.Namun apabila orang tua terlalu keras akibat

perasaan khawatir yang mereka miliki,maka remaja akan cenderung

memberontak dan bersikap jauh lebih keras dan pertikaian antara orang tua

dan anak pun tidak dapat lagi dihindari.

B. Remaja Sekarang Lebih Mampu Berekpsresi

Banyak yang bilang pergaulan remaja saat ini sudah sangat jauh berubah

dibandingkan pada masa-masa sepuluh tahun silam.Remaja sekarang lebih

mampu berekspresi pada emosi dan mengungkapkan perasaan tanpa sembunyi-

sembunyi dan malu seperti dulu.Sudah lumrah saat kita melihat remaja

mengungkapkan kemarahan,sedih dan kegembiraannya dengan kata-kata yang

terucap secara langsung,tanpa basa-basi seperti halnya remaja pada zaman

dahulu.Dengan biasa mereka mengekspresikan perasaan cinta dan sayang pada

pacar mereka di tempat-tempat umum.Sudah umum dilihat saat ini bila di mall-

mall para remaja biasa bergandengan tangan,berpelukan bahkan berciuman.Buat

oarang tua perilaku seperti ini sangat mengejutkan dan membuat mereka merasa

khawatir.Namun seringkali para orang tua lupa bahwa saat mereka

remaja,perilaku mereka pun sering membuat kecut hati para orang tua mereka

sendiri.Namun apabila orang tua terlalu keras akibat perasaan khawatir yang

mereka miliki,maka remaja akan cenderung memberontak dan bersikap jauh lebih

keras dan pertikaian antara orang tua dan anak pun tidak dapat lagi dihindari.

Remaja bergaul adalah sebuah kabutuhan.Sama halnya dengan dahaga

yang ingin terpuasan.Mereka ingin mengenal banyak orang dari berbagai

lingkungan.Ini sebetulnya tidak terlepas dari proses pencarian jati diri

semata.Dengan membebaskan perasaan dan isi hati,mereka juga mengharapkan

kebebasan dan ketenangan jiwa.Bila dikekang,mereka nampak begitu sedih dan

Page 8: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 8

terkekang.Tapi bila pergaulan terlalu dibebaskan juga sangat

mengkhawatirkan.Yang penting berkomunikasi dan terarah.Bilamana sang remaja

masih mampu berkomunikasi dengan keluarga dan orang tua.maka bimbingan

untuk pergaulan pun dapat tersampaikan.Informasi tentang apa yang sebaiknya

mereka lakukan dengan teman-teman dan apa efek dari apa yang mereka lakukan

dan perbuat juga perlu dikomunikasikan.

C. Keadaan yang Tidak Seimbang pada Remaja

Sebanarnya karakteristik dan perjalanan tumbuh kembang remaja tidak

pernah berubah antara generasi lalu dengan generasi sekarang.Masa remaja

tetaplah merupakan suatu fase pertumbuhan dan perkembangan antara masa anak

dan dewasa.Dalam periode ini pastilah terjadi perubahan yang sangat pesat dalam

dimensi fisik,mental dan sosial.Masa ini juga merupakan periode pencarian

identitas diri,sehingga remaja sangat mudah terpengaruh oleh

lingkungan.Umumnya proses pematangan fisik lebih cepat dari pematangan

psikososialnya.Karena itu seringkali terjadinya ketidakseimbangan yang

menyebabkan remaja sangat sensitif dan rawan terhadap stres.Perkembangan fisik

remaja dalam usia ini,juga perkembangan kematangan seksualnya,mengalami

perubahan yang sangat pesat dan sudah seharusnya menjadi perhatian khusus

remaja.Keadaan ini merupakan salah satu penyebab atau alasan bagi remaja untuk

coba-coba bereksperimen dengan aktivitas seks,termasuk juga mencoba

menggunakan narkoba.

D. Permasalahan Pada Generasi Muda Saat Ini

Perubahan cepat dalam teknologi informasi telah merubah sebagian besar

masyarakat dunia, terutama yang tinggal diperkotaan dan khususnya kelakuan

remaja Indonesia. Sebagaimana diketahui dengan adanya kemajuan informasi di

satu sisi remaja merasa diuntungkan dengan adanya media yang membahas

seputar masalah dan kebutuhan mereka, sedangkan di sisi lain media merasa kaum

remajalah yang tepat menjadi konsumen dari berbagai produk yang ditawarkan.

Page 9: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 9

Seperti diketahui bersama bahwa media, berperan besar dalam

pembentukan budaya masyarakat dan proses peniruan gaya hidup, tidak

mengherankan pada masa sekarang adanya perubahan cepat dalam teknologi

informasi menimbulkan pengaruh negatif, meskipun pengaruh positifnya masih

terasa. Kalau dapat diumpamakan remaja perkotaan sudah tertular dengan gaya

hidup barat. Hal ini terlihat pada remaja mengikuti perkembangan mode dunia,

mulai dari fashion, gaya rambut, casting HP yang berganti-ganti, pakaian dan

sebagainya. Melalui pengaruh ini, remaja diajarkan untuk hidup boros dan

menjadi tidak kritis terhadap persoalan sosial yang terjadi dimasyarakat karena

terbuai dengan perkembangan zaman.

Lebih jauh lagi, dampak bagi remaja dapat dilihat khususnya remaja

perempuan cenderung tertanam dalam pandangan mereka jika perempuan menarik

adalah perempuan yang agresif dan seksi. Selain itu, dengan semakin mudahnya

remaja mendapatkan VCD porno dan internet yang menampilkan gambar-gambar

porno, membuat para remaja penasaran untuk mencobanya, malalui kehidupan

seks bebas atau bahkan jika hasrat seksualnya tinggi bisa nekat melakukan

pemerkosaan.

Di samping itu juga, terdapat juga pemilik warung kecil terlihat

menjajakan “kondom”, pemilik warung tersebut menegaskan bahwa yang menjadi

pembeli utama adalah kaum remaja tidak terlepas dari kalangan lain. Dalam pada

itu, terdapat juga fenomena kehidupan remaja diperkotaan sering terlihat terdapat

berduan pasangan muda-mudi yang belum resmi melakukan sikap tidak sesuai

dengan norma, ironisnya lagi terkadang terjadi penggeledahan oleh pihak yang

berwenang karena terdapat praktek mesum. Selain itu juga remaja putri yang

berjilbab pun patut dipertanyakan, meskipun tidak semuanya. Sungguh

pemandangan yang kiranya menandakan bahwa moral remaja bangsa ini mulai

merosot.

Berdasarkan penjelasan / hasil wawancara pada ketua RT atau lingkungan

setempat, didapatkan beberapa informasi, bahwa kecenderungan masalah pada

generasi muda pada era globalisasi saat ini adalah mereka tidak mengerti norma

moral dan etika yang harus digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu

Page 10: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 10

juga banyaknya generasi muda yang ikut dalam suatu perkumpulan yang pada

hakikatnya tidak menguntungkan bagi mereka, malah sebaliknya, di perkumpulan

tersebut seorang remaja ataupun muda-mudi dapat terbawa oleh pergaulan yang

tidak baik.

Terjadinya penurunan moral tersebut pada hakikatnya tidak terlepas dari

faktor internal (keluarga) karena dari dalam keluargalah faktor utama yang dapat

menghambat atau setidaknya seorang anak dapat dikendalikan. Misalnya saja

dengan bimbingan dan arahan dari orang tua, seorang anak diberi nasihat-nasihat

yang baik tidak hanya pada saat berkumpul bersama saja, namun di sela-sela

waktu yang ada hendaknya diberi arahan yang baik.

Seorang anak juga harusnya dikontrol tentang pergaulannya kapan

waktunya untuk main dan mengerjakan pekerjaan ataupun tugas-tugasnya yang

lain. Serta membatasi pergaulan remaja agar tidak terbawa teman-temannya yang

mungkin penghuni pergaulan bebas (negatif).

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya moral dan etika generasi

muda

Dalam hal ini ada beberapa hal yang mempengaruhi menurunnya moral

dan etika pada generasi muda (penerus). Dari data yang diperoleh, baik dari

wawancara terhadap narasumber maupun dari sumber-sumber lain, hal yang

mempengaruhi antara lain adalah:

1. Longgarnya pegangan terhadap agama

Sudah menjadi tragedi dari dunia maju, dimana segala sesuatu hampir dapat

dicapai dengan ilmu pengetahuan, sehingga keyakinan beragam mulai terdesak,

kepercayaan kepada Tuhan tinggal simbol, larangan-larangan dan suruhan-

suruhan Tuhan tidak diindahkan lagi. Dengan longgarnya pegangan seseorang

pada ajaran agama, maka hilanglah kekuatan pengontrol yang ada didalam

dirinya. Dengan demikian satu-satunya alat pengawas dan pengatur moral yang

dimilikinya adalah masyarakat dengan hukum dan peraturanya. Namun biasanya

pengawasan masyarakat itu tidak sekuat pengawasan dari dalam diri sendiri.

Page 11: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 11

Karen pengawasan masyarakat itu datang dari luar, jika orang luar tidak tahu, atau

tidak ada orang yang disangka akan mengetahuinya, maka dengan senang hati

orang itu akan berani melanggar peraturan-peraturan dan hukum-hukum sosial itu.

Dan apabila dalam masyarakat itu banyak ornag yang melakukuan pelanggaran

moral, dengan sendirinya orang yang kurang iman tadi tidak akan mudah pula

meniru melakukan pelanggaran-pelanggaran yang sama. Tetapi jika setiap orang

teguh keyakinannya kepada Tuhan serta menjalankan agama dengan sungguh-

sungguh, tidak perlu lagi adanya pengawasan yang ketat, karena setiap orang

sudah dapat menjaga dirinya sendiri, tidak mau melanggar hukum-hukum dan

ketentuan-ketentuan Tuhan. Sebaliknya dengan semakin jauhnya masyarakat dari

agama, semakin sudah memelihara moral orang dalam masyarakat itu, dan

semakin kacaulah suasana, karena semakin banyak pelanggaran-pelanggaran, hak,

hukum dan nilai moral.

2. Kurang efektifnya pembinaan moral yang dilakukan oleh rumahtangga,

sekolah maupun masyarakat.

Pembinaan moral yang dilakukan oleh ketiga institusi ini tidak berjalan

menurut semsetinya atau yang sebiasanya. Pembinaan moral dirumah tangga

misalnya harus dilakukan dari sejak anak masih kecil, sesuai dengan kemampuan

dan umurnya. Karena setiap anak lahir, belum mengerti mana uang benar dan

mana yang salah, dan belum tahu batas-batas dan ketentuan moral yang tidak

berlaku dalam lingkungannya. Tanpa dibiasakan menanamkan sikap yang

dianggap baik untuk manumbuhkan moral, anak-anak akan dibesarkan tanpa

mengenal moral itu. Pembinaan moral pada anak dirumah tangga bukan dengan

cara menyuruh anak menghapalkan rumusan tentang baik dan buruk, melainkan

harus dibiasakan. Zakiah Darajat mangatakan, moral bukanlah suatu pelajaran

yang dapat dicapai dengan mempelajari saja, tanpa membiasakan hidup bermoral

dari sejak keci. Moral itu tumbuh dari tindakan kepada pengertian dan tidak

sebaliknya. Seperti halnya rumah tangga, sekolahpun dapat mengambil peranan

yang penting dalam pembinaan moral anak didik. Hendaknya dapat diusahakan

agar sekolah menjadi lapangan baik bagi pertumuhan dan perkembangan mental

Page 12: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 12

dan moral anak didik. Di samping tempat pemberian pengetahuan, pengembangan

bakat dan kecerdasan. Dengan kata lain, supaya sekolah merupakan lapangan

sosial bagi anak-anak, dimana pertumbuhan mantal, moral dan sosial serta segala

aspek kepribadian berjalan dengan baik. Untuk menumbuhkan sikap moral yang

demikian itu, pendidikan agama diabaikan di sekolah, maka didikan agama yang

diterima dirumah tidak akan berkembang, bahkan mungkin terhalang. Selanjutnya

masyarakat juga harus mengambil peranan dalam pembinaan moral. Masyarakat

yanglebih rusak moralnya perelu segera diperbaiki dan dimulai dari diri sendiri,

keluarga dan orang-orang terdekat dengan kita. Karena kerusakan masyarakat itu

sangat besar pengaruhnya dalam pembinaan moral anak-anak. Terjadinya

kerusakan moral dikalangan pelajar dan generasi muda sebagaimana disebutakan

diatas, karena tidak efektifnnya keluarga, sekolah dan masyarakat dalam

pembinaan moral. Bahkan ketiga lembaga tersebut satu dan lainnya saling

bertolak belakang, tidak seirama, dan tidak kondusif bagi pembinaan moral.

3. Dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis.

Sekarang ini sering kita dengar dari radio atau bacaan dari surat kabar tentang

anak-anak sekolah menengah yang ditemukan oleh gurunya atau polisi

mengantongi obat-obat, gambar-gambar cabul, alat-alat kotrasepsi seperti kondom

dan benda-banda tajam. Semua alat-alat tersebut biasanya digunakan untuk hal-

hal yang dapat merusak moral. Namun, gejala penyimpangan tersebut terjadi

karena pola hidup yang semata-mata mengejar kepuasan materi, kesenangan hawa

nafsu dan tidak mengindahkan nilai-nilai agama. Timbulnya sikap tersebut tidak

bisa dilepaskan dari derasnya arus budaya matrealistis, hedonistis dan sekularistis

yang disalurkan melalui tulisan-tulisan, bacaan-bacaan, lukisan-lukisan, siaran-

siaran, pertunjukan-prtunjukan dan sebagainya. Penyaluran arus budaya yang

demikian itu didukung oleh para penyandang modal yang semata-mata mengeruk

keuntungan material dan memanfaatkan kecenderungan para remaja, tanpa

memperhatikan dampaknya bagi kerusakan moral. Derasnya arus budaya yang

demikian diduga termasuk faktor yang paling besar andilnya dalam

menghancurkan moral para remaja dan generasi muda umumnya.

Page 13: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 13

4. Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah.

Pemerintah yang diketahui memiliki kekuasaan (power), uang, teknologi,

sumber daya manusia dan sebagainya tampaknya belum menunjukan kemauan

yang sungguh-sunguh untuk melakuka pembinaan moral bangsa. Hal yang

demikian semaikin diperparah lagi oleh adanya ulah sebagian elit penguasa yang

semata-mata mengejar kedudukan, peluang, kekayaan dan sebagainya dengan

cara-cara tidak mendidik, seperti korupsi, kolusi dan nepotisme yang hingga kini

belum adanya tanda-tanda untuk hilang. Mereka asik memperebutkan kekuasaan,

mareri dan sebagainya dengan cara-cara tidak terpuji itu, dengan tidak

memperhitungkan dampaknya bagi kerusakan moral bangsa. Bangsa jadi ikut-

ikutan, tidak mau mendengarkan lagi apa yang disarankan dan dianjurkan

pemerintah, karena secara moral mereka sudah kehiangan daya efektifitasnya.

Sikap sebagian elit penguasa yang demikian itu semakin memperparah moral

bangsa, dan sudah waktunya dihentikan. Kekuasaan, uang, teknologi dan sumber

daya yang dimiliki pemerintah seharusnya digunakan untuk merumuskan konsep

pembinaan moral bangsa dan aplikasinya secara bersungguh-sungguh dan

berkesinambungan.

Beberapa faktor lain yang menyebabkan menurunnya moral dan etika generasi

muda saat ini adalah:

a) Salah pergaulan, apabila kita salah memilih pergaulan kita juga bisa ikut-

ikutan untuk melakukan hal yang tidak baik

b) Orang tua yang kurang perhatian, apabila orang tua kuran memperhatikan

anaknya, bisa-bisa anaknya merasa tidak nyaman berada di rumah dan selalu

keluar rumah. Hal ini bisa menyebabkan remaja terkena pergaulan bebas.

c) Ingin mengikuti trend, bisa saja awalmya para remaja merokok adalah ingin

terlihat keren, padahal hal itu sama sekali tidak benar. Lalu kalu sudah

mencoba merokok dia juga akan mencoba hal-hal yang lainnya seperti

narkoba dan seks bebas.

d) Himpitan ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat

pelarian.

Page 14: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 14

F. Solusi untuk mengatasi penurunan moral dan etika pada generasi penerus

Ada beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan

yang ada pada generasi penerus pada saat ini, diantaranya adalah:

1. Untuk meghindari salah pergaulan, kita harus pandai memilah dan memilih

teman dekat. Karena pergaulan akan sangat berpengaruh terhadap etika, moral

dan kepribadian seseorang.

2. Peran orang tua sangat penting dalam pembentukan karakter seseorang,

terutama dalam mengenalkan pendidikan agama sejak dini. Perhatian dari

orang tua juga sangat penting. Karena pada banyak kasus, kurangnya

perhatian orang tua dapat menyebabkan dampak buruk pada sikap anak.

3. Memperluas wawasan dan pengetahuan akan sangat berguna untuk menyaring

pengaruh buruk dari lingkungan, misalnya kebiasaan merokok. Dewasa ini,

orang-orang menganggap bahwa merokok meningkatkan kepercayaan diri

dalam pergaulan. Padahal jika dilihat dari sisi kesehatan, merokok dapat

menyebabkan banyak penyakit, baik pada perokok aktif maupun pasif.

Sehingga kebiasaan ini tidak hanya akan mempengaruhi dirinya sendiri,

melainkan juga orang-orang di sekelilingnya.

4. Diadakannya pembinaan moral dan akhlak, diharapkan, dengan bekal

pembinaan moral dan akhlak yang baik dan kuat, mereka nantinya tidak

mudah terjerumus dipengaruhi hal yang negatif lagi.

5. Meningkatkan iman dan takwa dengan cara bersyukur, bersabar, dan beramal

sholeh.

6. Melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya positif, seperti ikut dalam suatu

perkumpulan remaja masjid, ikut pengajian-pengajian rutin, pagelaran seni,

serta olahraga, karena hal tersebut juga dapat meminimalkan untuk seorang

anak terjun kedalam kegiatan0kegiatan yang sifatnya mubadir (sia-sia), semua

jenis kegiatan rutin,selama kegiatan tersebut bersifat positif serta dapat juga

untuk mengukir prestasi.

Page 15: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 15

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Secara etimologis, pengertian moral dan etika pada hakikatnya adalah sama,

kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan ,adat. Dengan

kata lain, kalau arti kata ‟moral‟ sama dengan kata „etika‟, maka rumusan arti

kata „moral‟ adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi

seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Sedangkan

yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu „etika‟ dari bahasa Yunani

dan „moral‟ dari bahasa Latin

2. Permasalahan yang terjadi pada generasi penerus bangsa saat ini adalah

menurunnya moral, akhlak dan etika. Sehingga kehidupan yang mereka jalani

tdak sesuai dengan tuntunan yang ada, banyak diantara mereka yang

terjerumus pada kehidupan atau pergaulan yang bebas.

3. Beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya moral generasi muda antara

lain adalah Longgarnya pegangan terhadap agama, Kurang efektifnya

pembinaan moral yang dilakukan oleh rumah tangga, sekolah maupun

masyarakat, Dasarnya harus budaya materialistis, hedonistis dan sekularistis,

Belum adanya kemauan yang sungguh-sungguh dari pemerintah, Salah

pergaulan, Orang tua yang kurang perhatian, Ingin mengikuti trend, Himpitan

ekonomi yang membuat para remaja stress dan butuh tempat pelarian.

4. Solusi yang dapat dilakukan untuk menanggulangi (setidaknya

meminimalkan) masalah menurunnya moral dan etika generasi penerus

adalah: Memilih teman pergaulan, orang tua harus lebih mengawasi pergaulan

anak-anaknya, serta lebih memberi perhatian, diadakannya pembekalah moral

dan akhlak, meningkatkan keimanan dan ketakwaan, melakukan kegiatan

yang bersifat positif.

Page 16: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 16

B. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan antara lain adalah:

1. Hendaknya bimbingan moral, etika dan kepribadian dilakukan sejak dini

melalui pendekatan keluarga, sehingga seorang anak setelah menginjak

dewasa, sudah mempunyai bekal yang cukup. Seperti pembekalan bagaimana

cara bersikap yang baik pada orang yang lebih tua serat unggah-ungguh yang

sesuai dengan norma yang berlaku.

2. Seorang anak hendaknya dimaksukkan pada suatu tempat yang dalam lingkup

pembekalan rohani (seperti pengajian / TPQ) dan lain sebagainya agar lebih

memantapkan bekal ilmu agama.

3. Orang tua hendaknya selalu mengawasi pergaulan anak-anaknya, serta

memilih mana teman yang baik untuk pergaulan dan mana teman yang

diidentifikasi akan merusak moral buah hatinya.

4. Pemerintah hendaknya mencanangkan program pendidikan nilai dan moral

dalam sebuah kurikulum pendidikan, sehingga di lngkungan sekolah tidak

hanya mengenyam pendidikan-pendidikan umum, namun juga mendapatkan

pendidikan nilai dan moral.

5. Hendaknya ada kerjasama baik antara keluarga, masyarakat dan pemerintah

guna mencetak generasi masa depan yang lebih baik.

Page 17: Makalah etika profesi   depandi enda

Halaman | 17

DAFTAR RUJUKAN

Djakfar, muhammad. 2007. Agama,Etika,dan Ekonomi. Malang: UIN-Malang

press.

Senali, moh saifulloh A. 2009. Pembina Akhlak Umat. Surabaya: Terbit Terang.

http://ongiem-pgsd.blogspot.com/2012/01/bab-i-pendahuluan.html

http://rochem.wordpress.com/2012/01/04/perkembangan-moral-remaja-di-era-

modernisasi/