MAKALAH EROSI
-
Upload
zahrah-shafira -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
description
Transcript of MAKALAH EROSI
![Page 1: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/1.jpg)
Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan partikel lainnya) akibat transportasi angin, air atau es, karakteristik hujan, creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi maupun fisik, atau gabungan keduanya.Menurut istilah ilmu geologi erosi adalah suatu perubahan bentuk batuan, tanah atau lumpur yang disebabkan oleh kekuatan air, angin, es, pengaruh gaya berat dan organisme hidup. Angin yang berhembus kencang terus-menerus dapat mengikis batuan di dinding-dinding lembah. Air yang mengalir terus-menerus selama jutaan tahun dapat menggerusbatuan di sekitar seperti yang terjadi pada Grand Canyon di Amerika. Demikian pula erosi akibat es yang disebut dengan glacier yang dapat meretakkan batuan jika celah-celah batuan yang terisi dengan air yang membeku.Erosi sebenarnya merupakan proses alami yang mudah dikenali, namun di kebanyakan tempat kejadian ini diperparah oleh aktivitas manusia dalam tata guna lahan yang buruk, penggundulan hutan, kegiatan pertambangan, perkebunan dan perladangan, kegiatan konstruksi / pembangunan yang tidak tertata dengan baik dan pembangunan jalan. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan tanaman pertanian biasanya mengalami erosi yang jauh lebih besar dari tanah dengan vegetasi alaminya. Alih fungsi hutan menjadi ladang pertanian meningkatkan erosi, karena struktur akar tanaman hutan yang kuat mengikat tanah digantikan dengan struktur akar tanaman pertanian yang lebih lemah. Bagaimanapun, praktik tata guna lahan yang maju dapat membatasi erosi, menggunakan teknik semisal terrace-building, praktik konservasi ladang dan penanaman pohon.Erosivitas dan Bentuk-Bentuk ErosiErosivitas adalah suatu proses dimana tanah dihancurkan dan kemudian dipindahkan ketempat lain oleh
kekuatan air, angin dan gravitasi. Di daerah tropis, seperti di negara kita mempunyai curah hujan tinggi
sehingga erosi yang disebabkan oleh angin tidak begitu banyak terjadi. Erosi menyebabkan hilangnya lapisan
atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta berkurangnya kemampuan tanah untuk
menyerap dan menahan air. Tanah yang terangkut tersebut akan diendapkan di tempat lain: didalam sungai,
waduk, danau, saluran irigasi dan sebagainya (Arsyad, 1989)..
Berbicara tentang erosi, maka tidak lepas dari aliran permukaan. Dengan adanya aliran air di atas
permukaan tanah, tanah dapat terkikis dan selanjutnya diangkut ke tempat yang lebih rendah. Dengan demikian
terjadilah perpindahan lapisan tanah; mineral-mineral dan bahan organik yang terdapat pada permukaan tanah
(Sjahrullah, 1987).
Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian-bagian tanah dari suatu tempat yang diangkut
oleh media alami ketempat lain. Ada dua macam erosi, yaitu erosi normal dan erosi dipercepat. Erosi normal
juga disebut erosi geologi atau erosi alami merupakan proses-proses pengangkutan tanah yang terjadi dibawah
keadaan vegetasi alami. Biasanya terjadi dengan laju yang lambat yang memungkinkan terbentuknya tanah
yang tebal yang mampu mendukung pertumbuhan vegetasi secara normal. Erosi dipercepat adalah
pengangkutan tanah yang menimbulkan kerusakan tanah sebagai akibat perbuatan manusia yang mengganggu
keseimbangan antara proses pembentukan dan pengangkutan tanah (Arsyad, 1989).
Menurut Arsyad (1989) erosi dipercepat dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain sebagai
berikut :
a. Merosotnya peroduktivitas tanah pada lahan yang tererosi, yang disertai dengan merosotnya daya dukung
serta kualitas lingkungan hidup.
b. Sungai, waduk, dan saluran irigasi/drainase di daerah hilir menjadi dangkal, sehingga daya guna dan basil
guna berkurang.
![Page 2: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/2.jpg)
c. Secara tidak langsung mengakibatkan terjadinya banjir yang kronis pada setiap musim penghijauan dan
kekeringan pada musim kemarau.
d. Dapat menghilangkan fungsi hidrologi tanah.
Menurut Arsyad (1989) menurut bentuknya, erosi dibedakan dalam : erosi percik, erosi lembar, erosi
alur, erosi parit, erosi tebing sungai, erosi internal dan tanah longsor.
1) Erosi Percik (Splash erosion) adalah proses terkelupasnya patikel-partikel tanah bagian atas oleh tenaga
kinetik air hujan bebas atau sebagai air lolos. Arah dan jarak terkelupasnya partikel-partikel tanah
ditentukan oleh kemiringan lereng, kecepatan dan arah angin, keadaan kekasaran permukaan tanah, dan
penutupan tanah.
2) Erosi Lembar (Sheet erosion) adalah erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan tanah di daerah
berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian (runoff).
3) Erosi Alur (Rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah
oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. Alur-alur yang terjadi masih dangkal
dan dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah.
4) Erosi Parit (Gully erosion) proses terjadinya sama dengan erosi alur, tetapi saluran yang terbentuk sudah
sedemikian dalamnya sehingga tidak dapat dihilangkan dengan pengolahan tanah biasa.
5) Erosi Tebing Sungai (Streambank erosion) adalah pengikisan tanah pada tebing-tebing sungai dan
pengerusan dasar sungai oleh aliran air sungai. Erosi tebing akan lebih hebat jika vegetasi penutup tebing
telah habis atau jika dilakukan pengolahan tanah terlalu dekat tebing.
6) Erosi Internal (Internal or subsurface erosion) adalah terangkutnya butir-butir primer kebawah ke dalam
celah-celah atau pori-pori tanah sehingga tanah menjadi kedap air dan udara. Erosi internal menyebabkan
menurunnya kapasitas infiltrasi tanah dengan cepat sehingga aliran permukaan meningkat yang
menyebabkan terjadinya erosi lembar atau erosi alur.
7) Tanah Longsor (Landslide) adalah suatu bentuk erosi yang pengangkutan atau pemindahan tanahnya
terjadi pada suatu saat dalam volume yang besar.
Jenis-Jenis Erosi
Berdasarkan jenisnya erosi di bagi empat jenis
1. Erosi Air
Erosi air dimulai dari jatuhnya air hujan. Air hujan tersebut tidak mampu memecahkan agregat (bahan-bahan
mineral yang tidak bergerak seperti batu kerikil dan debu) dan menghempaskan partikel-partikel bersama
percikan air hujan.
Adapun bentuk atau tipe erosinya sebagai berikut :
a. Erosi percikan yang terjadi karena percikan air hujan kemudian mengalir menuruni lereng secara terus
menerus.
b. Erosi permukaan yang terjadi karena aliran air yang mengalir secara terus menerus.
c. Erosi parit yaitu aliran erosi berbentuk parit-parit.
![Page 3: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/3.jpg)
2. Erosi Angin
Erosi angin terjadi di daerah berpasir, mengakibatkan terbentuknya bukit-bukit pasir. Proses pengikisan bantuan
yang dilakukan oleh angin disebut deflasi. Proses erosi ini hanya terjadi di daerah yang kering, misalnya :
padang pasir dan pantai berpasir.
3. Erosi Gletser
Erosi gletser disebut juga extarasi gletser atau es. Terdapat di daerah kutub dan puncak-puncak gunung tinggi
seperti Gunung Himalaya, Alpen, Rocky Mountain, pegunungan Jaya Wijaya.
4. Erosi Abrasi
Erosi abrasi menyebabkan terbentuknya cliff. Cliff adalah lereng dengan dinding bagian atas menggantung
karena dinding bagian bawah telah terkikis oleh gelombang air laut.
Proses terjadi erosiErosi merupakan proses alamiah yang tidak bisa atau sulit dihilangkan sama sekali atau tingkat erosinya nol, khusunya untuk lahanlahan yang diusahakan untuk pertanian. Tindakan yang dapat dilakukan adalah mengusahakan supaya erosi yang terjadi masih di bawah ambang batas yang maksimum (soil loss tolerance), yaitu besarnya erosi tidak melebihi laju pembentukan tanah (Suripin, 2001)Menurut Suripin (2001) erosi terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap pelepasan partikel tunggal dari masa tanah dan tahap pengangkutan oleh media yang erosif seperti aliran air dan angin. Pada kondisi dimana energi yang tersedia tidak lagi cukup untuk mengangkut partikel, maka akan terjadi tahap yang ketiga yaitu pengendapan.Proses terjadinya erosi di suatu lereng dapat digambarkan dengan suatu diagram pada Gambar 2 (Mayer dan Wishmeier, 1969) dalam Hardjowigeno (1995). Untuk dapat terjadi erosi, tanah harus dihancurkan oleh curah hujan dan aliran permukaan, kemudian diangkut ke tempat lain oleh curah hujan dan aliran permukaan.
![Page 4: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/4.jpg)
Gambar 2. Diagram Proses Terjadinya Erosi Air (Meyer dan Wiscmeier, 1969 di dalam Hardjowigeno 1995)Pada Gambar 2 dapat dilihat bahwa pada suatu bagian lereng terdapat input bahan-bahan tanah yang dapat dierosikan yang berasal dari lereng atas serta penghancuran tanah di tempat tersebut oleh pukulan curah hujan dan pengikisan aliran permukaan. Kecuali itu terdapat output akibat pengangkutan tanah oleh curahan air hujan dan aliran permukaan (run off). Bila total daya angkut dari air tersebut (curahan air hujan + aliran permukaan), lebih besar dari tanah yang tersedia, maka akan terjadi erosi. Sebaliknya bila total daya angkut lebih kecil dari total tanah yang dihancurkan akan terjadi pengendapan di bagian lereng tersebut.Di daerah beriklim tropika basah, aliran merupakan penyebab utama erosi tanah, sedangkan angin tidak mempunyai pengaruh yang berarti. Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan :
1. pengelupasan (detachment), 2. pengangkutan (transportation), dan 3. pengendapan (sedimentation) (Asdak, 1995).
Proses erosi oleh air merupakan kombinasi dua sub proses yaitu :1. penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer oleh energi tumbuk butir-butir hujan yang
menimpa tanah dan perendaman oleh air yang tergenang, dan pemindahan (pengangkutan) butir-butir tanah oleh percikan hujan, dan
2. penghancuran struktur tanah diikuti pengangkutan butir-butir tanah tersebut oleh air yang mengalir dipermukaan tanah. Secara skematis proses terjadinya erosi diperlihatkan pada gambar 2.1
![Page 5: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/5.jpg)
Gambar: Skema proses terjadinya Erosi Tanah (Arsyad, 1989)
Air hujan yang menimpa tanah-tanah terbuka akan menyebabkan tanah terdispersi. Sebagian dari air hujan yang jatuh tersebut akan mengalir di atas permukaan tanah. Banyaknya air hujan yang mengalir diatas permukaan tanah tergantung pada hubungan antara jumlah dan intensitas hujan dengan kapasitas infiltrasi tanah dan kapasitas penyimpanan air tanah. Kekuatan perusak air yang mengalir diatas permukaan tanah akan semakin besar dengan semakin curam dan makin panjang lereng permukaan tanah.
Tumbuh-tumbuhan yang hidup diatas permukaan tanah dapat memperbaiki kemampuan tanah menyerap air dan memperkecil kekuatan perusak butir-butir hujan yang jatuh, dan daya dispersi dan angkut aliran air di atas permukaan tanah. Perlakuan atau tindakan-tindakan yang diberikan manusia terhadap tanah dan tumbuh-tumbuhan di atasnya akan menentukan apakah tanah itu akan menjadi baik dan produktif atau menjadi rusak (Arsad, 1989).
Faktor-Faktor Terjadinya Erosi Begitu besarnya bahaya erosi yang pada akhirnya merugikan kehidupan manusia, oleh karena itu
beberapa ahli membagi faktor-faktor yang menjadi penyebab erosi dan berupaya untuk menanggulanginya.
Menurut (Rahim, 2000) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi erosi adalah :
1. Energi, yang meliputi hujan, air limpasan, angin, kemiringan dan panjang lereng
2. Ketahanan; erodibilitas tanah (ditentukan oleh sifat fisik dan kimia tanah), dan
3. Proteksi, penutupan tanah baik oleh vegetasi atau lainnya serta ada atau tidaknya tindakan konservasi.
Arsyad (1989) menyatakan bahwa erosi adalah akibat interaksi kerja antara faktor-faktor iklim,
topografi, tumbuh-tumbuhan (vegetasi), dan manusia terhadap tanah sebagai berikut:
E = f ( i.r.v.t.m )
Dimana :
E = Erosi
i = Iklim
v = Vegetasi
m = Manusia
f = fungsi
r = Topografi
t = Tanah
a. Iklim
Iklim merupakan faktor terpenting dalam masalah erosi sehubungan dengan fungsinya. Sebagai agen
pemecah dan transpor. Faktor iklim yang mempengaruhi erosi adalah hujan. Banyaknya curah hujan, intensitas
dan distribusi hujan menentukan dispersi hujan tehadap tanah, jumlah dan kecepatan permukaaan serta
![Page 6: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/6.jpg)
besarnya kerusakan erosi. Angin adalah faktor lain yang menentukan kecepatan jatuh butir hujan. Angin selain
sebagai agen transport dalam erosi di beberapa kawasan juga bersama-sama dengan temperatur, kelambaban
dan penyinaran matahari berpengaruh terhadap evapotranspirasi, sehingga mengurangi kandungan air dalam
tanah yang berarti memperbesar kembali kapasitas infiltrasi tanah.
b. Topografi
Kemiringan dan panjang lereng adalah dua faktor yang menentukan karakteristik topografi suatu daerah
aliran sungai. Kedua faktor tersebut penting untuk terjadinya erosi karena faktor-faktor tersebut menentukan
besarnya kecepatan dan volume air larian. Unsur lain yang berpengaruh adalah konfigurasi, keseragaman dan
arah lereng.
Panjang lereng dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai suatu titik dimana air masuk
ke dalam saluran atau sungai, atau dimana kemiringan lereng berkurang sedemikian rupa sehingga kecepatan
aliran air berubah. Air yang mengalir di permukaan tanah akan terkumpul di ujung lereng. Dengan demikian
berarti lebih banyak air yang mengalir dan semakin besar kecepatannya di bagian bawah lereng dari pada
bagian atas.
c. Vegetasi
Vegetasi penutup tanah yang baik seperti rumput yang tebal, atau hutan yang lebat akan menghilangkan
pengaruh hujan dan topografi terhadap erosi yang lebih berperan dalam menurunkan besarnya erosi adalah
tumbuhan bahwa karena ia merupakan stratum vegetasi terakhir yang akan menentukan besar kecilnya erosi
percikan. Pengaruh vegetasi terhadap aliran permukaan dan erosi dibagi dalam lima bagian, yakni:
1. Sebagai intersepsi hujan oleh tajuk tanaman.
2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan kekuatan perusak air.
3. Pengaruh akar dan kegiatan-kegiatan biologi yang berhubungan dengan pertumbuhan vegetasi dan
pengaruhnya terhadap stabilitas struktur dan porositas tanah.
4. Transpiransi yang mengakibatkan kandungan air tanah berkurang sehingga meningkatkan kapasitas
infiltrasi.
d.Tanah
Berbagai tipe tanah mempunyai kepekaan terhadap erosi yang berbeda-beda. Sifat-sifat tanah yang
mempengaruhi kepekaan erosi adalah (1) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi laju infiltrasi, permeabilitas
menahan air, dan (2) sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketahanan struktur tanah terhadap dispersi dan
pengikisan oleh butir-butir hujan yang jatuh dan aliran permukaan. Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi erosi
adalah tekstur, struktur, bahan organik, kedalaman, sifat lapisan tanah, dan tingkat kesuburan tanah.
e. Manusia
Manusia dapat mencegah dan mempercepat terjadinya erosi, tergantung bagaimana manusia
mengelolahnya. Manusialah yang menentukan apakah tanah yang dihasilkannya akan merusak dan tidak
![Page 7: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/7.jpg)
produktif atau menjadi baik dan produktif secara lestari. Banyak faktor yang menentukan apakah manusia akan
mempertahankan dan merawat serta mengusahakan tanahnya secara bijaksana sehingga menjadi lebih baik dan
dapat memberikan pendapatan yang cukup untuk jangka waktu yang tidak terbatas.
Persebaran Erosi
Daerah yang paling banyak mengalami erosi umumnya terbatas pada daerah didalam zoneantara 40◦LU dan 40◦LS. Didalam zone ini tanah-tanah daerah tropika adalah yang paling banyak tererosi. Keadaan iklim menentukan kecenderungan erosi oleh karena mencerminkan tidak saja besarnya dan pola curah hujan akan tetapi juga jenis dan pertumbuhan vegetasi serta jenis tanah. Rendahnya curah hujan di daerah beriklim kering menyebabkan erosi oleh air tidak berarti.Erosi juga tidak berarti di daerah-daerah beriklim basah yang masih tetutup vegetasi hutan lebat dan rimbun dengan tanah yang stabil selama vegetasinya belum terganggu. Akan tetapi di daerah terakhir ini
Erosi yang dahsyat. Di daerah beriklim agak kering, baik dalam keadaan alami maupun keadaan yang telah terganggu, sering sekali ditandai oleh tanah yang peka erosi oleh tegakan vegetasi yang tidak stabil dan tidak merata sebagai akibat rendahnya kandungan air tanah selama musim kering yang panjang. Curah hujan di daerah agak kering terjadi dalam musim yang singkat dan sering kali dengan intensitas yang tinggi. Kombinasi antara vegetasi yang jarang dengan curah hujan yang berintensitas tinggi mengakibatkan laju erosi yang tinggi bahkan pada tempat-tempat yang agk datarpun. Oleh karena itu, benar kesimpulan yang menghubungkan ancaman erosi yang tertinggi yang terjadi di daerah tropika basah yang telah terganggu vegetasinyadan di daerah agk kering, jika dibandingkan dengan erosi di daerah kering dan daerah tropika basah yang belum terganggu vegetasinya.
Erosi di Wilayah Tropis
Di daerah tropis, seperti di negara kita mempunyai curah hujan tinggi sehingga
erosi yang disebabkan oleh angin tidak begitu banyak terjadi. Erosi menyebabkan
hilangnya lapisan atas tanah yang subur dan baik untuk pertumbuhan tanaman serta
berkurangnya kemampuan tanah untuk menyerap dan menahan air. Tanah yang
terangkut tersebut akan diendapkan di tempat lain: didalam sungai, waduk, danau,
saluran irigasi dan sebagainya.
Air yang mengalir merupakan pelaku utama proses erosi di daerah tropis yang
memiliki curah hujan yang tinggi. Massa air yang jatuh sebagai hujan dan mengalir di
atas permukaan tanah sampai yang mengalir melalui parit dan sungai telah bekerja
dalam proses erosi. Ketika air hujan menggenang di atas permukaan tanah, erosi juga
terjadi terutama pada tanah yang datar atau lahan yang baru di tebangi pepohonannya
yang disebut sheet erotion yaitu erosi lembar atau erosi permukaan. Pada saat air
genangan tersebut mengalir, mula-mula akan mengikis permukaan tanah seperti alur-
alur yang kecil. Jika alur-alur tersebut mirip hasil erosi, disebut erosi alur atau riil
erotion.
Erosi alur dapat berlanjut menjadi erosi yang lebih besar, yaitu erosi parit atau
gully erotion. Pada parit-parit yang tererosi, terjadi erosi mudik atau headward erotion
yaitu erosi yang menyebabkan suatu lembah, parit atau sungai diperpanjang ke arah
![Page 8: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/8.jpg)
hulu. Jeram yang ada pada alur sungai dan megalami erosi mudik akan berpindah
secara perlahan ke arah hulu sungai.
Negara-negara tropis pada umumnya memiliki musim panas dan musim hujan.
Selama musim panas, tumbuhan-tumbuhan tanah biasanya mengalami kekeringan dan
menjadi tipis sehingga tanah tidak terlindung. Akibatnya, pada waktu turun hujan
sebagian besar lapisan atas tanah dapat terbawa air, yang tinggal hanya tanah yang
tidak rata dengan banyak selokan dan tanah berkurang kesuburannya. Tidak hanya
tanah yang miring, lahan-lahan yang datar pun mudah mengalami erosi dan terancam
rusak. Di samping hujan, irigasi yang berlebihan dapat juga menyebabkan erosi tanah.
Erosi di Wilayah Semi Arid (agak kering)
Topografi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada
tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak.
Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman
solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang
tahun, pengaruh iklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah.
Didaerah beriklim humid tropika dengan bahan induk tuff vulkanik, pada tanah
yang datar membentuk tanah jenis latosol berwarna coklat, sedangkan di lereng
pegunungan akan terbentuk latosol merah. Didaerah semi arid (agak kering) dengan
bahan induk naval pada topografi datar akan membentuk tanah jenis grumosol, kelabu,
sedangkan dilereng pegunungan terbentuk tanah jenis grumosol berwarna kuning
coklat. Di lereng pegunungan yang curam akan terbentuk tanah dangkal. Adanya
pengaliran air menyebabkan tertimbunnya garam-garam di kaki lereng, sehingga di
kaki gunung berapi di daerah sub humid terbentuk tanah berwarna kecoklat-coklatan
yang bersifat seperti grumosol, baik secara fisik maupun kimianya. Di lereng cekung
seringkali bergabung membentuk cekungan pengendapan yang mampu menampung air
dan bahan-bahan tertentu sehingga terbentuk tanah rawang atau merawang.
Bencana baik erosi ataupun kekeringan khususnya di daerah kering (semi arid)
dapat dianalisa melalui foto udara. Hal ini dapat dilihat hadir atau tidaknya vegetasi,
keberadaan tumbuhan xerophythic yang menutupi, hadirnya binatang
berkerangka/sekeletal, dan perkembangan permukaan aeolian (padang pasir, gurun
pasir) mungkin tampak. Kerentanan kekeringan dapat diprediksi/digambarkan di
berbagai tingkatan melalui studi terrain.
Erosi di Wilayah Humid
Untuk wilayah humid, tanah mineralnya mempunyai perkembangan profil, agak
tebal, tekstur lempung berat, struktur kersai (granular) di lapisan atas dan gumpal
![Page 9: MAKALAH EROSI](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022082411/5695d0eb1a28ab9b029468ac/html5/thumbnails/9.jpg)
hingga pejal di lapisan bawah, konsistensi bila basah sangat lekat dan plastis, bila
kering sangat keras dan tanah retak-retak, umumnya bersifat alkalis, kejenuhan basa,
dan kapasitas absorpsi tinggi, permeabilitas lambat dan peka erosi. Jenis ini berasal
dari batu kapur, mergel, batuan lempung atau tuf vulkanik bersifat basa.
Penyebarannya di daerah iklim sub humid, curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun.
Tanah mempunyai perkembangan profil, solum sedang hingga dangkal, warna coklat hingga merah,
mempunyai horizon B argilik, tekstur geluh hingga lempung, struktur gumpal bersudut, konsistensi teguh dan
lekat bila basah, pH netral hingga agak basa, kejenuhan basa tinggi, daya absorpsi sedang, permeabilitas sedang
dan peka erosi, berasal dari batuan kapur keras (limestone) dan tuf vulkanis bersifat basa. Penyebaran di daerah
beriklim sub humid, bulan kering nyata. Curah hujan kurang dari 2500 mm/tahun, di daerah pegunungan
lipatan, topografi Karst dan lereng vulkan ketinggian di bawah 400 m. Khusus tanah mediteran merah-kuning
di daerah topografi Karst disebut terra rossa.