Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
-
Upload
ojicatel -
Category
Engineering
-
view
231 -
download
2
Transcript of Makalah Ekonomi Teknik, Break Even Point
1
MAKALAH
EKONOMI TEKNIK
Break Even Point (BEP)
NAMA : Muhammad Fauzi
NPM :14412950
KELAS : 3IB02
TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS GUNADARMA
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya pribadi panjatkan kehadirat Allah.SWT yang telah memberikan saya
kesempatan untuk menyelesaikan Makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini ditulis sejatinya untuk memenuhi tugas Dosen Ekonomi Teknik. Mohon dimaklumi apabila mendapatkan beberapa kesalahan atau penepatan dalam Makalah ini sebab saya hanya
manusia biasa yang tidak luput dari salah dan dosa. Semoga makalah ini dapat menjadikan suatu yang bermanfaat bagi pembaca lebih-lebih saya pribadi. Sekian dan terima kasih.
3
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN................................................................................................................... 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Break Even Point (BEP) ............................................................................................................... 5
BAB III
METODE PENYELESAIAN
Pendekatan Matematis ............................................................................................................................................ 7
Pendekatan Grafik..................................................................................................................................................... 8
BAB IV
KESIMPULAN-KESIMPULAN......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................... ... 10
4
BAB I
Pendahuluan
Pada hakekatnya tujuan dari mendirikan suatu usaha adalah berharap untuk memperoleh laba yang maksimal agar kelangsungan hidup perusahaan terus berjalan dari waktu ke waktu, manajemen yang baik dan efisien adalah manajemen yang dapat mengelola dan mengambil
keputusan yang berguna bagi kelangsungan hidup perusahaan guna untuk mencapai tujuan tersebut. Bagi pengusaha-pengusaha yang ingin survive dan sukses harus berusaha untuk
meningkatkan volume penjualan yang dicapai perusahaan, karena hal ini akan mempengaruhi pencapaian laba usaha yang maksimal. Apabila perusahaan mampu meningkatkan volume penjualan, maka perusahaan mempunyai kemungkinan mampu meningkatkan jumlah
keuntungan yang lebih besar, selain keuntungan yang meningkat dapat pula menaikkan efisiensi perusahaan (Alex S, 1996 : 14).
Ukuran yang sering dipakai untuk menilai sukses tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang diperoleh perusahaan. Sedangkan untuk dapat mencapai laba yang besar (dalam perencanaan maupun realisasinya) dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu biaya produksi,
harga jual, dan volume penjualan (Munawir, 1995: 184). Biaya akan menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi
volume produksi dan volume produksi ini akan langsung mempengaruhi biaya. Oleh karena itu dalam perencanaan, hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan yang sangat penting. Salah satu pendekatan yang digunakan manajemen dalam perencanaan laba
adalah metode titik impas (break even point). Metode break even point (BEP) erat kaitannya dengan hubungan biaya, volume, dan laba yang merupakan teknik
untuk menggabungkan, mengkoordinasikan dan menafsirkan data produksi dan distribusi untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan. Impas sendiri diartikan keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Dapat pula dengan kata
lain suatu usaha dikatakan impas jika pendapatan sama dengan jumlah biaya. Dengan demikian metode BEP adalah suatu alat yang digunakan untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel keuntungan, dan volume penjualan (Bambang Riyanto, 1997:359). Melalui metode BEP, perusahaan dapat dengan mudah menentukan volume penjualan yang
dibutuhkan untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan. Metode BEP atau titik impas merupakan teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya total, laba yang
diharapkan dan volume penjualan. Secara umum metode BEP ini juga memberikan informasi mengenai margin of safety yang mempunyai kegunaan sebagai indikasi dan gambaran kepada manajemen berapakah penurunan penjualan dapat ditaksir sehingga usaha yang dijalankan
tidak menderita rugi. Untuk dapat menggunakan metode BEP, biaya yang terjadi harus dipisahkan menjadi biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dan bertambah dengan adanya perubahan volume kegiatan. Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Apabila suatu industri hanya
mempunyai biaya variabel, maka tidak akan muncul masalah break even dalam industri tersebut. Masalah break even baru muncul apabila suatu industri disamping
mempunyai biaya variabel juga mempunyai biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara totalitas akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan besarnya biaya tetap secara totalitas tidak mengalami perubahan meskipun ada perubahan volume
produksi.
5
BAB II TINJAUAN PUSATAKA
A.Pengertian Break Even Point (BEP)
BEP dapat diartikan suatu keadaan di mana dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan yang dinilai menggunakan total
biaya). Metode BEP tidak hanya semata-mata untuk mengetahui keadaan perusahaan apakah mencapai titik BEP, akan tetapi metode BEP mampu memberikan informasi kepada pinjaman perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya dengan
kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan. Definisi Break Even Point dari pendapat berbagai ahli terlihat ada kesamaan diantaranya pendapat-pendapat
tersebut adalah : 1.Menurut Bambang Riyanto (1995:359). Analisis break even point adalah suatu tehnik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan
volume kegiatan. Oleh karena analisis tersebut mempelajari hubungan antara biaya keuntungan volume kegiatan, maka analisis tersebut
sering pula disebut “Cost Profit Volume analysis (C. P. V analysis). Dalam perencanaan keuntungan, analisis break even point merupakan “profit planning approach” yang mendasarkan pada hubungan antara biaya (cost)dan penghasilan penjualan (revenue).”
2.Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003:75) mendefinisikan break
even dalam buku terjemahan “Akuntansi Biaya: Penekanan Manajerial ” sebagai berikut: “Titik impas (break even point ) adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba maupun rugi bersih”.
3.Menurut Reza Lingga (2003: 436) “Break Even Point adalah suatu titik atau
suatu keadaan dimana perusahaan di dalam operasinya tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita rugi. Dengan kata lain pada keadaan itu keuntungan dan kerugian sama dengan nol, hal ini bisa terjadi apa bila perusahaan dalamoperasinya menggunakan biaya
tetap dan volume penjualan hanya cukupuntuk menutup biaya tetap dan biaya variabel.”
4.Menurut Hansen dan Mowen (2005:274) dalam buku terjemahan “Management Accounting” menyebutkan: “Break even point adalah titik”
dimana total pendapatan sama dengan total biaya, titik dimana laba sama dengan nol”.
5.Menurut Charles T. Horngren, Srikant M Datar, dan Gorge Foster (2003:75) mendefinisikan break even dalam buku terjemahan “Akuntansi Biaya:
Penekanan Manajerial ” sebagai berikut: “Titik impas (break even point ) adalah volume penjualan dimana pendapatan dan jumlah bebannya sama, tidak terdapat laba
maupun rugi bersih”. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan dengan kata lain, pada keadaan break event point keuntungan atau kerugian sama dengan Nol (0) yaitu. Suatu kondisi dimana
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita kerugian, atau TR (total revenue)= TC (total cost), dimana laba = 0 Hal ini bisa terjadi, apabila perubahaan di dalam operasinya
menggunakan biaya tetap. Dan volume penjualan hanya cukup untuk menutup biaya tetap
6
dan biaya variabel. Dengan mengetahui titik impasnya (Break Even Point ), manajemen suatu perusahaan dapat mengindikasikan tingkat penjualan yang disyaratkan agar terhindar dari
kerugian, dan diharapkan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk masa yang akan datang. Dengan mengetahui titik impas ini, manajer juga dapat mengetahui sasaran
volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan yang dipimpinnya.
7
BAB III
METODE PENYELESAIAN
Dalam mencari tingkat break even, alat analisis yang biasa digunakan antara lain: pendekatan
matematis dan pendekatan grafis
1.Pendekatan Matematis
Dalam perhitungan BEP dengan pendekatan Matematis dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu : atas dasar unit dan atas dasar rupiah. Seperti pada pengertian BEP bahwa: perusahaan
tidak memperoleh laba atau menderita rugi, total penghasilan sama dengan total biaya, laba
sama dengan nol.
Jika:
TR = Total penghasilan
TC = Total biaya
P = Harga jual per unit
VC = Biaya variabel
FC = Biaya tetap total selama satahun dan
Q = Kuantitas penjualan
Sehingga persamaan dapat dibuat sebagai berikut:
Rumus BEP dalam unit sebagai berikut:
Rumus BEP dalam rupiah sebagai berikut:
Penerapan sederhana sebagai contoh: suatu bisnis untuk memproduksi suatu produk membutuhkan
biaya tetap Rp. 8000,- dan membutuhkan biaya variable Rp. 200,- per unit serta produknya dijual
dengan harga Rp. 300,- per unit. Dengan perhitungan matematis dapat kita hitung :
8
2.Pendekatan Grafik Pada tingkat BEP dapat dihitung dengan berbagai macam rumus secara sistematis selain itu
juga perhitungan untuk menentukan luas operasi pada tingkat BEP dapat dilakukan dengan suatu rumus tetapi untuk menggambarkan tingkat volume dengan labanya maka diperlukan
grafik atau bagan BEP. (Munawir, 1995: 192). Pada gambar tersebut akan nampak jelas garis biaya tetap, biaya total yang menggambarkan jumlah biaya tetap dan biaya variabel serta garis penghasilan penjualan. Besarnya volume
penjualan atas produksi dalam unit nampak pada sumbu horizontal (sumbu x) dan besarnya biaya dan penghasilan akan nampak pada sumbu vertikal (sumbu y). pada gambar tersebut
titik impas terletak pada persilangan antara garis penjualan dengan garis total biaya. Cara membuat grafik garis impas dapat dilakukan dengan dua cara: a.Garis biaya tetap digambarkan horizontal sejajar dengan sumbu x
b.Garis biaya tetap digambarkan sejajar dengan garis biaya variabel
Grafik BEP dapat digambar seperti di bawah ini:
Gambar 1.Gambar Grafik BEP Seperti telah disebutkan, biaya variable per unit dan pendapatan per unit dapat berubah dengan berubahnya kapasitas produksi atau volume
penjualan. Gambar 2 menunjukkan bagaimana analisis break-even digunakan dalam situasi seperti ini.
Gambar 2. Model BEP Biaya Variable dan Pendapatan
9
BAB IV
Kesimpulan-kesimpulan
1.Agustina Pradita Marhaeni (2009) melalui penelitiannya yang berjudul
“Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Industri Kecil Tegel di Kecamatan Pedurungan Periode (2004 -2008)” menyimpulkan
bahwa dengan menggunakan analisis break even point maka perencanaan laba dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien yang dibuktikan:
a.Dengan diketahuinya ramalan BEP yang akan datang maka pimpinan dapat mencapai tujuan sesuai dengan waktu yang direncanakan yang bertujuan untuk menetapkan produk
mana yang dapat menjadi unggulan diihat dari Break Even Point, Margin Of Safety dan profit margin. Sehingga manajemen dapat fokus dalam pencapaian keuntungan.
b.Dengan analisa Break Even Point maka diketahui berapa biaya yang harus dikeluarkan dan berapa besar labanya, dengan demikian maka pimpinan dapat menekan biaya produksi
dengan tidak mengurangi keuntungan. 2.Rinda Christina (2012), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Hubungan Break
Even Point Dengan Perencanaan Laba Jangka Pendek Pada CV. Adi Putra Utama Palembang”, menyimpulkan sebagai berikut:
a. Perencanaan laba jangka pendek dengan menggunakan analisis break even point membutuhkan adanya biaya, dan biayabiaya yang terjadi harus dapat dipisahkan antara biaya
tetap dan biaya variabelnya. Pemisahan biaya memberikan informasi berapa besarnya marjin kontribusi perusahaan yang sangat berguna untuk perhitungan break even point dan analisis
margin of safety. b. Penentuan volume penjualan minimum dapat menggunakan break even point dan analisis
margin of safety, sebab dengan analisis tersebut akan menghasilkan informasi yang sangat berguna bagi perusahaan untuk mengetahui berapa besar penurunan yang boleh terjadi pada
penjualan yang dianggarkan oleh perusahaan untuk mengetahui berapa besar penurunan yang boleh terjadi dari penjualan yang dianggarkan oleh perusahaan, atau tingkat penjualan yang aman untuk dilakukan agar perusahaan tidak menderita kerugian.
c.Adanya hubungan yang positif antara analisis break even point dengan perencanaan laba
jangka pendek.
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/8281238/Metode_Break_Even_Point_BEP
Alwi, Syafaruddin. 1990. Alal-Alat Dalam Pembelanjaan. Andi Offset Yogyakarta.
Christina, Rinda. 2012 Analisis Hubungan Break Even Point Dengan Perencanaan Laba
Jangka Pendek Pada CV. Adi Putra Utama Palembang .STIE MDP. Jurnal Ilmiah. Djarwanto. 1990. Pokok-Pokok Anulisis Laporan Keuangan. BPFE. Yogyakarta.
Handoko, T Hani. 1986. Manajemen. BPFE. Yogyakarta.
Hansen. 2006. Akuntansi Manajemen. Buku Kesatu. Salemba Empat. Jakarta.
Marhaeni, Agustina Pradita. 2009. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Laba Pada Industri Kecil Tegel di Kecamatan Pedurungan Periode (2004 – 2008).Jurnal
Ilmiah. Matzh, Adolph. 1997. Akuntansi Biaya.Jilid Kedua. PT Erlangga, Jakarta.
Mulyadi. 1994.Akuntansi Untuk Manajemen. Bagian Penerbit STIE YKPN Yogyakarta.
Munawir, S. 1995. Cetakan ke lima. Analisa Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan . BPFE UGM. Yogyakarta.
Soepomo, Bambang. 2012. Modul Break Even Point. Politeknik Negeri Malang.