PPT ekologi Tumbuhan spesies dan komunitas sebagai unit ekologi
Makalah Ekologi Tumbuhan
-
Upload
agus-harianto -
Category
Documents
-
view
51 -
download
0
description
Transcript of Makalah Ekologi Tumbuhan
-
Makalah Ekologi Tumbuhan
EKOSISTEM LAUT
Oleh :
Kelompok 11
Kusfebriani (3415081962)
Noor Andryan Ilsan (3415081977)
Yunita Kurniasih (3415083252)
Pendidikan Biologi Reguler 2008
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI
JAKARTA 2011
-
BAB I
PENDAHULUAN
Ekosistem laut merupakan suatu kumpulan integral dari berbagai
komponen abiotik (fisika-kimia) dan biotik (organisme hidup) yang berkaitan
satu sama lain dan saling berinteraksi membentuk suatu unit fungsional.
Komponen-komponen ini secara fungsional tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Apabila terjadi perubahan pada salah satu dari komponen-komponen
tersebut (misalnya perubahan nilai parameter fisika-kimia perairan), maka akan
menyebabkan perubahan pada komponen lainnya (misalnya perubahan
kualitatif dan kuantitatif organismenya). Perubahan ini tentunya dapat
mempengaruhi keseluruhan sistem yang ada, baik dalam kesatuan struktur
fungsional maupun dalam keseimbangannya. Kelangsungan suatu fungsi
ekosistem dapat menentukan kelestarian dari sumberdaya hayati sebagai
komponen yang terlibat dalam sistem tersebut. Oleh sebab itu, untuk menjamin
sumberdaya hayatinya, maka hubungan-hubungan ekologis yang berlangsung
di antara komponen-komponen sumberdaya hayati yang menyusun suatu
sistem, perlu diperhatikan.
Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3 permukaan bumi ( + 70 % ). Ciri-
cirinya ; memiliki kadar mineral yang tinggi, ion terbanyak ialah Cl`(55%),
namun kadar garam di laut bervariasi, ada yang tinggi (seperti di daerah
tropika) dan ada yang rendah (di laut beriklim dingin); Ekosistem air laut tidak
dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Daerah pantai merupakan daerah perbatasan antara ekosistem laut dan
ekosistem darat. Karena hempasan gelombang dan hembusan angin maka
pasir dari pantai membentuk gundukan ke arah darat. Setelah gundukan pasir
itu biasanya terdapat hutan yang dinamakan hutan pantai. Tumbahan pada
hutan pantai cukup beragam. Tumbuhan tersebut bergerombol membentuk
unit-unit tertentu sesuai dengan habitatnya. Suatu unit vegetasi yang terbentuk
karena habitatnya disebut formasi. Setiap formasi diberi nama sesuai dengan
spesies tumbuhan yang paling dominan. Misalnya, formasi pres-caprae,
1
-
tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-caprae; dan formasi Baringtonia,
vegetasi dominan adalah pohon Baringtonia (butun).
Ikan dapat ditemukan dihampir semua genangan air yang berukuran
besar, baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman yang
bervariasi, dari dekat permukaan air hingga beberapa ribu meter dibawah
permukaan air. Namun danau yang terlalu asin seperti Great Salt Lake tidak
bias menghidupi ikan. Ada beberapa spesies ikan yang dibudidayakan dan
dipelihara hanya untuk hiasan dalam aquarium, atau yang lebih kita kenal
dengan ikan hias.
Banyak hal yang perlu dikaji dari ekosistem laut. Terutama untuk
komponen biotik yang merupakan satu unit kehidupan yang alami dan saling
berinteraksi dalam suatu komunitas tertentu. Dalam makalah ini akan dijelaskan
mengenai daerah ekosistem laut dengan komponen ekosistemnya, ekosistem
sekitar laut yaitu ekosistem pantai, mangrove dan ekosistem terumbu karang,
serta hal yang berkaitan dengan keberlangsungan kehidupan laut yaitu
berbagai rantai makanan yang melibatkan ekosistem laut.
2
-
BAB II
ISI
A. PEMBAGIAN ZONASI LAUT
Ekologi laut dibagi menjadi beberapa zona terutama di dasarkan atas
penembusan cahaya matahari. Secara sistematik lautan dibagi menjadi dua
zona utama yaitu zona neritik dan zona oseanik.
a. Zona Neritik
Zona neritik atau zona dekat pantai, biasanya terletak di sepanjang pantai
dan dangkal. Lebar zona neritik kira-kira 16-240km. Zona litoral merupakan
zona di antara batas pasang dan surut. Sedangkan zona sublitoral kira-kira
sampai kedalaman 200 meter mulai batas surut.
b. Zona Oseanik
Merupakan bagian laut terbuka. Zona oseanik dibagi menjadi batial, abisal,
dan hadal. Zona batial terletak pada kedalaman 200-4000 meter. Abisal
dan hadal merupakan bagian yang lebih dalam sampai dasar lautan.
Berdasarkan penembusan cahaya terdapat dua zona yang berbeda, yaitu:
1. Zona fotik atau zona eufotik
Zona ini mulai dari permukaan laut sampai kedalaman kira-kira 150
meter. Pada zona ini cahaya matahari masih bisa menembus sehingga
menunjukkan adanya aktivitas fotosintesis
2. Zona afotik
Merupakan bagian yang tidak mendapatkan cahaya matahari,
meliputi batial, abisal dan hadal.
Menurut zona atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa
zona sebagai berikut :
a. Zona litoral atau jalur pasang, yaitu bagian cekungan lautan yang terletak di
antara pasang naik dan pasang surut atau daerah yang berbatasan dengan
darat.
3
-
b. Zona epineritik, yaitu bagian cekungan lautan di antara garis-garis surut
dan tempat paling dalam yang masih dapat dicapai oleh daya sinar
matahari
c. Zona neritik, yaitu bagian cekungan lautan /daerah yang masih dapat
ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar dalamnya 300 meter
sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik
hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Laut Jawa, Laut Natuna, Selat
Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau.
d. Zona batial ( wilayah laut dalam ), yaitu bagian cekungan lautan yang
dalamnya antara 200-2.000. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar
matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang
terdapat di zona neritik.
e. Zona abisal ( wilayah laut sangat dalam ), yaitu bagian cekungan lautan
yang dalamnya lebih dalam dari 2.000 m. Di wilayah ini suhu sangat dingin,
tidak ada tumbuhan, dan jenis hewan yang berada pada lingkungan ini
sangat terbatas
4
-
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal (zona oseanik),
berturut-turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai
berikut :
a. Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b. Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan
kedalaman 200 1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
c. Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
d. Abisal pelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tida
e. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan
Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat
ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang terten
KOMPOSISI KOMUNITAS DAERAH DASAR BENUA
a. Plankton
Secara sederhana plankton diartikan sebagai hewan dan tumbuhan renik
yang terhanyut di laut. Nama plankton berasal dari akar kata Yunani planet
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal (zona oseanik),
turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan
kedalaman 200 1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
Abisal pelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
matahari tidak mampu menembus daerah ini.
Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan
Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat
ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang terten
KOMPOSISI KOMUNITAS DAERAH DASAR BENUA
Secara sederhana plankton diartikan sebagai hewan dan tumbuhan renik
yang terhanyut di laut. Nama plankton berasal dari akar kata Yunani planet
Menurut wilayah permukaannya secara horizontal (zona oseanik),
turut dari tepi laut semakin ke tengah, laut dibedakan sebagai
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan
kedalaman 200 1000 m. Hewannya misalnya ikan hiu.
Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman
2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya gurita.
Abisal pelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai
4.000m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar
Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan
Taut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat
ini adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.
Secara sederhana plankton diartikan sebagai hewan dan tumbuhan renik
yang terhanyut di laut. Nama plankton berasal dari akar kata Yunani planet
5
-
yang berarti pengembara. Istilah plankton pertama kali diterapkan untuk
organisme di laut oleh Victor Hensen direktur Ekspedisi Jerman pada tahun
1889, yang dikenal dengan Plankton Expedition yang khusus dibiayai untuk
menentukan dan membuat sitematika organisme laut (Charton dan Tietjin,
1989).
Plankton terdiri dari dua kelompok besar organisme akuatik yang berbeda
yaitu organisme fotosintetik atau fitoplankton dan organisme non fotosintetik
atau zooplankton.
Fitoplankton
Fitoplankton adalah tumbuhan mikroskopik (bersel tunggal, berbentuk
filamen atau berbentuk rantai) yang menempati bagian atas perairan (zona
fotik) laut terbuka dan lingkungan pantai. Nama fitoplankton diambil dari istilah
Yunani, phyton atau "tanaman" dan planktos berarti "pengembara" atau
"penghanyut. Walaupun bentuk uniseluler/bersel tunggal meliputi hampir
sebagian besar fitoplankton, beberapa alga hijau dan alga biru-hijau ada yang
berbentuk filamen (yaitu sel-sel yang berkembang seperti benang).
6
-
Koloni diatom dan dan alga biru
saling berhubungan. Tidak seluruh organisme fotosintetik pelagis bersifat
mikroskopi, sebagai contohnya adalah alga multiseluler makroskopoik
Sargassum spp, yang merupakan hasil biom
Atlantik Utara.
Selain digolongkan berdasarkan taksonominya, fitoplankton bisa
digolongkan berdasarkan ukurannya. Berdasarkan ukurannya ada beberapa
golongan fitoplankton.
Koloni diatom dan dan alga biru-hijau juga memproduksi rangkaian sel yang
saling berhubungan. Tidak seluruh organisme fotosintetik pelagis bersifat
mikroskopi, sebagai contohnya adalah alga multiseluler makroskopoik
spp, yang merupakan hasil biomasa utama di Laut Sargasso di
Selain digolongkan berdasarkan taksonominya, fitoplankton bisa
digolongkan berdasarkan ukurannya. Berdasarkan ukurannya ada beberapa
golongan fitoplankton.
hijau juga memproduksi rangkaian sel yang
saling berhubungan. Tidak seluruh organisme fotosintetik pelagis bersifat
mikroskopi, sebagai contohnya adalah alga multiseluler makroskopoik
asa utama di Laut Sargasso di
Selain digolongkan berdasarkan taksonominya, fitoplankton bisa
digolongkan berdasarkan ukurannya. Berdasarkan ukurannya ada beberapa
7
-
Lebih dari separuh fitoplankton termasuk dalam ultraplankton dan
nanoplankton. Untuk keperluan praktis para ahli sering membedakan alga
mikroskopik ke dalam net plankton dan nanoplankton ditentukan oleh ukuran
mata jaring plankton net
sampel net plankton yang dapat tertahan pada plankton net dengan ukuran
mata 64 m lebih didominasi oleh jenis diatom dan Nanoplankton yang lolos dari plankton net meliputi sejumlah besar
coccolithipohore dan spesies kecil dari diatom.
Secara taksonomi ada beberapa kelas dari fitoplankton. Empat kelas
diantara 13 kelas yang ada tersebut merupakan kelompok penting dalam
ekosistem laut yaitu
Chlorophyceae.
Lebih dari separuh fitoplankton termasuk dalam ultraplankton dan
nanoplankton. Untuk keperluan praktis para ahli sering membedakan alga
mikroskopik ke dalam net plankton dan nanoplankton ditentukan oleh ukuran
plankton net yang digunakan dilapangan. Pada perairan pantai
sampel net plankton yang dapat tertahan pada plankton net dengan ukuran
mata 64 m lebih didominasi oleh jenis diatom dan Nanoplankton yang lolos dari plankton net meliputi sejumlah besar
spesies kecil dari diatom.
Secara taksonomi ada beberapa kelas dari fitoplankton. Empat kelas
diantara 13 kelas yang ada tersebut merupakan kelompok penting dalam
ekosistem laut yaitu Bacillariophyceae, Dinophyceae,Haptophyceae
Lebih dari separuh fitoplankton termasuk dalam ultraplankton dan
nanoplankton. Untuk keperluan praktis para ahli sering membedakan alga-alga
mikroskopik ke dalam net plankton dan nanoplankton ditentukan oleh ukuran
ilapangan. Pada perairan pantai
sampel net plankton yang dapat tertahan pada plankton net dengan ukuran
mata 64 m lebih didominasi oleh jenis diatom dan Dinoflagellata. Nanoplankton yang lolos dari plankton net meliputi sejumlah besar
Secara taksonomi ada beberapa kelas dari fitoplankton. Empat kelas
diantara 13 kelas yang ada tersebut merupakan kelompok penting dalam
Bacillariophyceae, Dinophyceae,Haptophyceae dan
8
-
Zooplankton
Zooplankton merupakan plankton hewani yang terhanyut secara pasif
karena terbatasnya kempuan bergerak. Beberapa contoh jenis zooplankton
dapat dilihat pada Gambar 7. Berbeda dengan fitoplankton , zooplankton
hampir meliputi seluruh filum hewan mulai dari protozoa (hewan bersel tunggal)
sampai filum Chordata (hewan bertulang belakang). Para ahli kelautan juga
mengklasifikasikan zooplankton sesuai ukuran dan la
plankton.
Zooplankton merupakan plankton hewani yang terhanyut secara pasif
karena terbatasnya kempuan bergerak. Beberapa contoh jenis zooplankton
Gambar 7. Berbeda dengan fitoplankton , zooplankton
hampir meliputi seluruh filum hewan mulai dari protozoa (hewan bersel tunggal)
sampai filum Chordata (hewan bertulang belakang). Para ahli kelautan juga
mengklasifikasikan zooplankton sesuai ukuran dan lamanya hidup sebagai
Zooplankton merupakan plankton hewani yang terhanyut secara pasif
karena terbatasnya kempuan bergerak. Beberapa contoh jenis zooplankton
Gambar 7. Berbeda dengan fitoplankton , zooplankton
hampir meliputi seluruh filum hewan mulai dari protozoa (hewan bersel tunggal)
sampai filum Chordata (hewan bertulang belakang). Para ahli kelautan juga
manya hidup sebagai
9
-
Ada tiga katagori ukuran zoopalnkton yang dikenal dengan
mikrozooplankton, mesozooplankton, dan makrozooplankton. Mikrozooplankton
meliputi zooplankton yang dapat melewati plankton net dengan mata 202 m dan mesozooplankton adalah yang tersangkut sedangkan
dapat ditangkap dengan
Berdasarkan sikulus hidupnya zooplankton ada yang selamanya sebagai
plankton (holoplankton) dan ada yang sebagian hidupnya (pada awal hidupnya)
saja sebagai plankton
dari larva planktonik dan bentik invertebrata, bentik chordata dan nekton
(ichtyoplankton). Kelompok holoplankton yang dominan antara lain copepoda,
cladosera dan rotifera. Beberapa genera dari copepo
pantai seperti Acartia, Eurytemora, Pseudodiaptomus dan Tortanus. Spesies
copepoda umumnya mendominasi fauna holoplanktonik. Copepoda calanoid
Ada tiga katagori ukuran zoopalnkton yang dikenal dengan
mikrozooplankton, mesozooplankton, dan makrozooplankton. Mikrozooplankton
meliputi zooplankton yang dapat melewati plankton net dengan mata 202 m dan mesozooplankton adalah yang tersangkut sedangkan makrozooplankton
dapat ditangkap dengan plankton net dengan lebar mata 505m.Berdasarkan sikulus hidupnya zooplankton ada yang selamanya sebagai
plankton (holoplankton) dan ada yang sebagian hidupnya (pada awal hidupnya)
saja sebagai plankton (meroplankton). Organisme meroplankton terutama terdiri
dari larva planktonik dan bentik invertebrata, bentik chordata dan nekton
(ichtyoplankton). Kelompok holoplankton yang dominan antara lain copepoda,
cladosera dan rotifera. Beberapa genera dari copepoda menempati perairan
pantai seperti Acartia, Eurytemora, Pseudodiaptomus dan Tortanus. Spesies
copepoda umumnya mendominasi fauna holoplanktonik. Copepoda calanoid
Ada tiga katagori ukuran zoopalnkton yang dikenal dengan
mikrozooplankton, mesozooplankton, dan makrozooplankton. Mikrozooplankton
meliputi zooplankton yang dapat melewati plankton net dengan mata 202 m makrozooplankton
dengan lebar mata 505m.Berdasarkan sikulus hidupnya zooplankton ada yang selamanya sebagai
plankton (holoplankton) dan ada yang sebagian hidupnya (pada awal hidupnya)
(meroplankton). Organisme meroplankton terutama terdiri
dari larva planktonik dan bentik invertebrata, bentik chordata dan nekton
(ichtyoplankton). Kelompok holoplankton yang dominan antara lain copepoda,
da menempati perairan
pantai seperti Acartia, Eurytemora, Pseudodiaptomus dan Tortanus. Spesies
copepoda umumnya mendominasi fauna holoplanktonik. Copepoda calanoid
10
-
melebihi jumlah cyclopoid dan harpacticoid pada ekosistem estuaria. Cyclopoid
umumnya litoral dan bentik tetapi beberapa merupakan spesies planktonik.
b. Bentos
Bentos adalah organisme yang hidup di dasar laut, tidak aktif, memiliki jumlah
sesile yang sangat banyak. Bentos dibagi menjadi dua berdasarkan cara
hidupnya, yaitu epifauna dan infauna. Epifauna adalah organisme yang hidup di
permukaan, baik melekat ataupun bergerak bebas di permukaan. Sedangkan
infauna adalah organisme yang menggali dan membentuk terowongan atau
liang pada dasar laut. Beberapa contoh bentos antara lain kerang, bulu babi,
bintang laut, cambuk laut, terumbu karang dan lain-lain. Tubuh bentos banyak
mengandung mineral kapur.
c. Nekton dan Neuton
Organisme nektonik (nekton) adalah organisme yang memiliki pergerakan
yang kuat dan mampu mempertahankan posisinya dari pengaruh arus.
Kemampuan pergerakan ini merupakan ciri khas organisme jenis ini sehingga
organisme ini dapat memperoleh makanannya dengan memangsa, menghindari
pemangsaan, serta menghindari kondisi lingkungan yang tidak cocok bagi
kehidupannya.
11
-
Organisme nektonik sebagian besar terdiri dari ikan, reptil, dan invertebrate
cepalopoda. Sedangkan organisme bentik adalah organisme dengan
pergerakan yang sangat terbatas dan oleh karena itu organisme ini banyak
terdapat pada daerah bentik (dasar perairan). Organisme bentik umumnya dari
jenis organisme yang hidup menancap, membuat lubang (burrowing) atau
merayap didasar perairan. Beberapa contoh organisme menancap misalnya
lamun, karang, teritip, tiram dan remis. Contoh organisme pembuat lubang
antara lain cacing, kima, kerang, dan keong. Beberapa jenis crustacean seperti
udang dan kepiting merupakan organisme yang hidup merayap.
Neuton adalah hewan yang berada di permukaan air laut. Hewan tersebut
hidup atau hanya sekedar mencari makan saja. Misalnya, bakteri dan alga
uniseluler, serangga atau burung pemakan ikan.
EKOSISTEM LINGKUNGAN LAUT
Ekosistem Hutan Pantai
1. Formasi Pres-Caprae
Pada formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-caprae,
tumbuhan lainnya adalah Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin),
Canavalia maritime, Euphorbia atoto, Pandanus tectorius (pandan),
Crinum asiaticum (bakung), Scaevola frutescens (babakoan).
2. Formasi Baringtonia
Vegetasi dominan adalah pohon Baringtonia (butun), tumbuhan lainnya
adalah Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina, Hernandia,
Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia catapa (ketapang).
Ekosistem Mangrove
Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di daerah pantai yang
selalu atau secara teratur tergenang air laut dan terpengaruh oleh pasang surut
air laut tetapi tidak terpengaruh oleh iklim. Sedangkan daerah pantai adalah
daratan yang terletak di bagian hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) yang
berbatasan dengan laut dan masih dipengaruhi oleh pasang surut, dengan
kelerengan kurang dari 8% (Departemen Kehutanan, 1994 dalam Santoso,
2000).
12
-
Menurut Nybakken (1992), hutan mangrove adalah sebutan umum yang
digunakan untuk menggambarkan suatu varietas komunitas pantai tropik yang
didominasi oleh beberapa spesies pohon-pohon yang khas atau semak-semak
yang mempunyai kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.
Ekosistem mangrove adalah suatu sistem di alam tempat
berlangsungnya kehidupan yang mencerminkan hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya dan diantara makhluk hidup itu sendiri,
terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang surut air laut, dan
didominasi oleh spesies pohon atau semak yang
khas dan mampu tumbuh dalam perairan asin/payau (Santoso,
2000). Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang (Coral reef ) merupakan masyarakat organisme yang
hidup didasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup
kuat menahan gaya gelombang laut. Sedangkan organismeorganisme yang
dominan hidup disini adalah binatang-binatang karang yang mempunyai
kerangka kapur, dan algae yang banyak diantaranya juga mengandung kapur.
Berkaitan dengan terumbu karang diatas dibedakan antara binatang karang
atau karang (reef coral ) sebagai individu organism atau komponen dari
masyarakat dan terumbu karang (coral reef ) sebagai suatu ekosistem.
Terumbu karang (coral reef ) sebagai ekosistem dasar laut dengan
penghuni utama karang batu mempunyai arsitektur yang mengagumkan dan
dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut polip. Dalam bentuk
sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh
seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh
tentakel. Namun pada kebanyakan spesies, satu individu polip karang akan
berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni.
Berdasarkan kepada kemampuan memproduksi kapur maka karang
dibedakan menjadi dua kelompok yaitu karang hermatipik dan karang
ahermatipik. Karang hermatifik adalah karang yang dapat membentuk
bangunan karang yang dikenal menghasilkan terumbu dan penyebarannya
hanya ditemukan didaerah tropis. Karang ahermatipik tidak menghasilkan
terumbu dan ini merupakan kelompok yang tersebar luas diseluruh dunia.
13
-
Perbedaan utama karang Hermatipik dan karang ahermatipik adalah adanya
simbiosis mutualisme antara karang hermatipik dengan zooxanthellae, yaitu
sejenis algae unisular (Dinoflagellata unisular), seperti Gymnodinium
microadriatum, yang terdapat di jaringan-jaringan polip binatang karang dan
melaksanakan fotosistesis.
Hasil samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang
struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan untuk
menentukan jenis atau spesies binatang karang. Karang hermatipik mempunyai
sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat hewan dan tumbuhan sehingga
arah pertumbuhannya selalu bersifat fototeopik positif. Umumnya jenis karang
ini hidup di perairan pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya
matahari masih sampai ke dasar perairan tersebut Disamping itu untuk hidup
binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara 25-32oC
(Nybakken, 1982).
Menurut Veron (1995) terumbu karang merupakan endapan massif
(deposit) padat kalsium (CaCO3) yang dihasilkan oleh karang dengan sedikit
tambahan dari alga berkapur (Calcareous algae) dan organisme -organisme
lain yang mensekresikan kalsium karbonat (CaCO3). Dalam proses
pembentukan terumbu karang maka karang batu (Scleractina ) merupakan
penyusun yang paling penting atau hewan karang pembangun terumbu (reef -
building corals). Karang batu termasuk ke dalam Kelas Anthozoa yaitu anggota
Filum Coelenterata yang hanya mempunyai stadium polip. Kelas Anthozoa
tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan
Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, morfologi dan
fisiologi.
Hewan karang sebagai pembangun utama terumbu adalah organisme
laut yang efisien karena mampu tumbuh subur dalam lingkungan sedikit nutrien
(oligotrofik). Menurut Sumich (1992) dan Burke et al. (2002) sebagian besar
spesies karang melakukan simbiosis dengan alga simbiotik yaitu zooxanthellae
yang hidup di dalam jaringannya. Dalam simbiosis, zooxanthellae menghasilkan
oksigen dan senyawa organik melalui fotosintesis yang akan dimanfaatkan oleh
14
-
karang, sedangkan karang menghasilkan komponen inorganik berupa nitrat,
fosfat dan karbon dioksida untuk keperluan hidup zooxanthellae.
Selanjutnya adanya proses fotosintesa oleh alga menyebabkan
bertambahnya produksi kalsium karbonat dengan menghilangkan karbon
dioksida dan merangsang reaksi kimia sebagai berikut:
Ca (HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2Fotosintesa oleh algae yang bersimbiose membuat karang pembentuk
terumbu menghasilkan deposist cangkang yang terbuat dari kalsium karbonat,
kira-kira 10 kali lebih cepat daripada karang yang tidak membentuk terumbu
(ahermatipik) dan tidak bersimbiose dengan zooxanthellae. Veron (1995) dan
Wallace (1998) mengemukakan bahwa ekosistem terumbumkarang adalah unik
karena umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitive terhadap
perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu, salinitas, sedimentasi,
eutrofikasi dan memerlukan kualitas perairan alami (pristine). Demikian halnya
dengan perubahan suhu lingkungan akibat pemanasan global yang melanda
perairan tropis di tahun 1998 telah menyebabkan pemutihan karang (coral
bleaching) yang diikuti dengan kematian massal mencapai 90-95%.
Selanjutnya Nybakken (1992) mengelompokkan terumbu karang menjadi
tiga tipe umum yaitu :
a.Terumbu karang tepi (Fringing reef/shore reef )
b.Terumbu karang penghalang (Barrier reef)
c.Terumbu karang cincin (atoll)
Diantara tiga struktur tersebut, terumbu karang yang paling umum dijumpai di
perairan Indonesia adalah terumbu karang tepi. Penjelasan ketiga tipe terumbu
karang sebagai berikut :
1) Terumbu karang tepi (fringing reef) ini berkembang di sepanjang pantai dan
mencapai kedalaman tidak lebih dari 40m. Terumbu karang ini tumbuh ke atas
atau kearah laut. Pertumbuhan terbaik biasanya terdapat dibagian yang cukup
arus. Sedangkan diantara pantai dan tepi luar terumbu, karang batu cenderung
mempunyai pertumbuhaan yang kurang baik bahkan banyak mati karena sering
mengalami kekeringan dan banyak endapan yang datang dari darat.
15
-
2) Terumbu karang tipe penghalang (Barrief reef ) terletak di berbagai jarak
kejauhan dari pantai dan dipisahkan dari pantai tersebut oleh dasar laut yang
terlalu dalam untuk pertumbuhan karang batu (40-70 m). Umumnya memanjang
menyusuri pantai dan biasanya berputar-putar seakan akan merupakan
penghalang bagi pendatang yang datang dari luar. Contohnya adalah The
Greaat Barier reef yang berderet disebelah timur laut Australia dengan panjang
1.350 mil.
3) Terumbu karang cincin (atol) yang melingkari suatu goba (laggon).
Kedalaman goba didalam atol sekitar 45m jarang sampai 100m seperti terumbu
karang penghalang. Contohnya adalah atol di Pulau Taka Bone Rate di
Sulawesi Selatan.
RANTAI MAKANAN PADA KAWASAN SAMUDERA
Proses saling memangsa antar satu dengan yang lainnya disebut rantai
makanan (food chain) sedangkan rangkaian rantai makanan disebut jarring
makanan (food web). Pada rantai makanan maupun pada jaring makanan
fitoplankton menempati tempat yang terendah sebagai produser primer. Rantai
makanan grazing di laut dimulai dari fitoplankton sebagai produser dan
zooplankton sebagai konsumer (grazer). Apabila terjadi kematian baik
fitoplankton maupun zooplankton maka akan menjadi mata rantai pertama
dalam rantai makan detritus (detritus food chain). Kedua rantai makanan
tersebut menjadi siklus dasar dalam produksi di laut .
Secara garis besar tingkat trofik dalam jejaring makanan dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok produsen yang bersifat autotrof karena dapat
memanfaatkan energi matahari untuk mengubah bahan-bahan anorganik
menjadi karbohidrat dan oksigen yang diperlukan seluruh makhluk hidup, dan
kelompok konsumen yang tidak dapat mengasimilasi bahan makanan dan
oksigen secara mandiri (heterotrof).
16
-
Nybakken (1992) mengelompokkan
makanan karang adalah alga koralin, alga hijau alga coklat dan zooxanthella.
Dari gambar diatas dapat diamati bahwa produser dikonsumsi oleh sejumlah
organisme avertebrata seperti bintang laut raksasa ( Acanthaster planc
invertebrata seperti ikan kepe
yang memakan alga yang banyak terdapat di ekosistem karang seperti ikan
famili Acanthuridae. Tipe pemangsaan yang ada adalah 50
Goldman dan Talbot 1976 da
dari ikan karnivora di ekosistem terumbu karang adalah opurtunistik. Mengambil
apa saja yang berguna bagi mereka. Mereka juga memakan mangsa yang
berbeda pada tingkatan yang berbeda dalam siklus kehidupan mereka.
Ada dua kelompok rantai makanan yang ada di ekosistem laut yaitu
rantai makanan grazing (
(detritus food chain). Kedua jenis rantai makanan tersebut saling melengkapi
dan membentuk sebuah siklus yang kontinu
dari proses transfer makanan pertama kali oleh organisme herbivora melalui
proses grazing. Makanan pertama itu berupa fitoplankton dan herbivor yang
memanfatkan fitoplankton adalah zooplankton. Mata rantai pertama pada ran
makanan ini adalah fitoplankton yang merupakan sumber pertama bagi seluruh
Nybakken (1992) mengelompokkan produsen yang terdapat pada jarring
makanan karang adalah alga koralin, alga hijau alga coklat dan zooxanthella.
Dari gambar diatas dapat diamati bahwa produser dikonsumsi oleh sejumlah
organisme avertebrata seperti bintang laut raksasa ( Acanthaster planc
invertebrata seperti ikan kepe-kepe (Chaetodontidae). Terdapat juga organisme
yang memakan alga yang banyak terdapat di ekosistem karang seperti ikan
famili Acanthuridae. Tipe pemangsaan yang ada adalah 50-70 % karnivora.
Goldman dan Talbot 1976 dalam Nybakken (1992) menyatakan bahwa banyak
dari ikan karnivora di ekosistem terumbu karang adalah opurtunistik. Mengambil
apa saja yang berguna bagi mereka. Mereka juga memakan mangsa yang
berbeda pada tingkatan yang berbeda dalam siklus kehidupan mereka.
Ada dua kelompok rantai makanan yang ada di ekosistem laut yaitu
rantai makanan grazing (grazing food chain) dan rantai makanan detrital
). Kedua jenis rantai makanan tersebut saling melengkapi
dan membentuk sebuah siklus yang kontinus. Rantai makanan grazing dimulai
dari proses transfer makanan pertama kali oleh organisme herbivora melalui
proses grazing. Makanan pertama itu berupa fitoplankton dan herbivor yang
memanfatkan fitoplankton adalah zooplankton. Mata rantai pertama pada ran
makanan ini adalah fitoplankton yang merupakan sumber pertama bagi seluruh
produsen yang terdapat pada jarring
makanan karang adalah alga koralin, alga hijau alga coklat dan zooxanthella.
Dari gambar diatas dapat diamati bahwa produser dikonsumsi oleh sejumlah
organisme avertebrata seperti bintang laut raksasa ( Acanthaster planci ) dan
kepe (Chaetodontidae). Terdapat juga organisme
yang memakan alga yang banyak terdapat di ekosistem karang seperti ikan
70 % karnivora.
lam Nybakken (1992) menyatakan bahwa banyak
dari ikan karnivora di ekosistem terumbu karang adalah opurtunistik. Mengambil
apa saja yang berguna bagi mereka. Mereka juga memakan mangsa yang
berbeda pada tingkatan yang berbeda dalam siklus kehidupan mereka.
Ada dua kelompok rantai makanan yang ada di ekosistem laut yaitu
) dan rantai makanan detrital
). Kedua jenis rantai makanan tersebut saling melengkapi
s. Rantai makanan grazing dimulai
dari proses transfer makanan pertama kali oleh organisme herbivora melalui
proses grazing. Makanan pertama itu berupa fitoplankton dan herbivor yang
memanfatkan fitoplankton adalah zooplankton. Mata rantai pertama pada rantai
makanan ini adalah fitoplankton yang merupakan sumber pertama bagi seluruh
17
-
kehidupan di laut. Ujung dari rantai makanan ini adalah konsumer tingkat tinggi
(seperti ikan dan konsumer lainnya) yang apabila mengalami kematian akan
menjadi detritus pada ekosistem laut.
18
-
BAB III
KESIMPULAN
Secara sistematik lautan dibagi menjadi dua zona utama yaitu zona neritik dan
zona oseanik. Zona oseanik terbagi atas daerah fotik dan afotik. Menurut zona
atau jalur kedalamannya, laut dapat dibedakan menjadi beberapa zona yaitu;
zona litoral atau jalur pasang, zona epineritik, zona neritik, zona batial, zona
abisal. Komponen ekosistem laut ada plankton, bentos, nekton dan neuton.
Beberapa ekosistem lingkungan laut ada ekosistem hutan pantai, ekosistem
mangrove dan ekosistem terumbu karang. Rantai makanan pada ekosistem laut
yaitu rantai makanan grazing (grazing food chain) dan rantai makanan detrital
(detritus food chain).
19
-
DAFTAR PUSTAKA
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Santoso, N., H.W. Arifin. 1998. Rehabilitas Hutan Mangrove Pada Jalur Hijau Di
Indonesia. Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove
(LPP Mangrove).