Makalah Efektivitas Hak Angket Dalam Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah

8/19/2019 Makalah Efektivitas Hak Angket Dalam Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah

1/24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahIndonesia merupakan negara konstitusional atau constitutional state, yaitu

negara yang dibatasai oleh konstitusi.1 Dalam empat ciri klasik negara hukum

Eropa Kontinental yang biasa disebut rechtsstaat, terdapat elemen pembatasan

kekuasaan sebagai salah satu ciri pokok negara hukum. !leh karena itu menurut

Montes"uieu dengan teori trias politica yaitu legislati#, eksekuti# dan yudikati#,

sehingga tidak ada lagi yang dominan dalam men$alankan pemerintahan, seperti

eksekuti# dalam men$alankan kebi$akannya selalu dipantau oleh legislati# atau di

Indonesia disebut De%an &er%akilan 'akyat (D&').

*erdapat tiga #ungsi utama D&', ketiga #ungsi utama tersebut adalah +ungsi

Legislasi, +ungsi Anggaran, dan +ungsi &enga%asan. &ada hakikatnya ketiga

#ungsi D&' memiliki hubungan yang erat dan ketiga #ungsi ini selalu bersentuhan

dengan #ungsi yang lainnya, misalnya ketika D&' menghasilkan ndang-ndang

yang kemudian disetu$ui bersama dengan &residen, maka D&' harus mengadakan

penga%asan terhadap pelaksanaan produk ndang-ndang oleh lembaga

Eksekuti# yakni &residen.

&eranan D&' diartikan sebagai aktiitas yang dilakukan oleh berbagai unsur

D&' seperti anggota, pemimpin, #raksi, komisi, dan badan kelengkapan D&'

secara sendiri-sendiri atau secara bersama-sama yang dilakukan dalam rangka

melaksanakan #ungsi badan tersebut. Dengan demikian, aktiitas unsur-unsur D&'

yang bertu$uan melaksanakan #ungsi per%akilan, perundang-undangan dan

penga%asan, merupakan ke%enangan lembaga ini.

1 /imly Asshiddi"ie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, cet.II, (/akarta0 'a$a%ali &ers,

1), h. 21

2 3ri 3oemantri, dkk, Ketatanegaraan Indonesia Dalam Kehidupan Politik Indonesia: 30 Tahun Kembali ke Undang-Undang Dasar !"#,cet.I, (/akarta0 &ustaka 3inar 4arapan,1556), h. 21.

1


2/24

Dalam men$alankan tugas-tugasnya D&' men$alankan #ungsinya dengan

menggunakan ke%enangan yang dimilikinya, di dalam ndang-ndang Dasar

7egara 'epublik Indonesia *ahun 1589 di$elaskan tentang tugas-tugas D&', yaitu

menga%asi $alannya kiner$a pemerintahan dengan menggunakan hak maupun

ke%a$ibannya.6 3alah satu hak yang dimiliki oleh D&' dalam men$alankan

#ungsinya untuk menga%asi pemerintahan yaitu 4ak Angket, atau hak anggota

badan legislati#

untuk mengadakan penyelidikan terhadap kebi$akan pemerintah yang penting

dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara

yang diduga bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

3ebelum D 1589 diamandemen belum dikenal adanya istilah hak angket,

istilah hak angket D&' baru mulai muncul setelah amandemen D 1589 yang

ke-. Latar belakang munculnya hak angket pasal A dalam ndang-ndang

Dasar 7egara 'epublik Indonesia *ahun 1589 karena ndang-ndang Dasar

7egara 'epublik Indonesia *ahun 1589 sebelum dan setelah perubahan

mengandung beberapa prinsip yang memiliki perbedaan-perbedaan mendasar.

&erubahan atas sistem penyelenggaraan kekuasaan yang dilakukan melalui

perubahan D 1589, adalah upaya untuk menutupi berbagai kelemahan yang

terkandung dalam D 1589 sebelum perubahan yang dirasakan dalam praktek

ketatanegaraan selama ini.

Berkaitan dengan urgensi bagaimana penggunaan hak angket D&' pasca

amandemen D 7egara 'epublik Indonesia *ahun 1589. Dalam amandemen

D 1589 yang pertama istilah hak angket belum dikenal, istilah hak angket baru

mulai muncul setelah amandemen D 1589 yang ke- yang disahkan pada

tanggal 12 Agustus . Berdasarkan latar belakang dari permasalahan yang telah

diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam skripsi dengan

3 Ma: Boboy, DP$ $I dalam Prespekti% dan &e'arah dan Tata Negara, cet.I. (/akata0

&ustaka

3inar 4arapan, 1558), h.;1

2


3/24

$udul0


4/24

A. &engertian 4ak Angket&engertian angket di dalam Black La% Dictionary yaitu en"uete yang artinya

sebagai berikut0

()n e*amination o% +itnesses take do+n a +riting b. or be%ore anauthori/ed 'udge %or the purpose o% gathering testimon. to be used in trial1"

3ehingga pengertian angket dalam kamus Black La% dapat diartikan sebagai

sebuah penyelidikan kepada para saksi (secara tertulis) baik sesudah atau sebelum

disahkan oleh hakim dengan tu$uan dikumpulkannya kesaksian untuk digunakan di

pengadilan. 3edangkan di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) angket

adalah &enyelidikan oleh lembaga per%akilan rakyat terhadap kegiatan

pemerintah.9

&engertian dan ketentuan mengenai hak angket secara eksplisit diatur dalamketentuan ndang-ndang 7omor ; *ahun 159 &asal ; *entang &erubahan

Konstitusi 'epublik Indonesia 3erikat Men$adi ndang-ndang Dasar 3ementara

'epublik Indonesia, sebagai berikut0


5/24

1. De%an &er%akilan 'akyat memiliki #ungsi legislasi, #ungsi anggaran

dan #ungsi penga%asan.. Dalam melaksanakan #ungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-

pasal lain ndang-ndang Dasar ini, De%an &er%akilan 'akyat

mempunyai hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat.

ntuk selengkapnya pengertian 4ak Angket dapat dilihat pada Bagian

&en$elasan &asal ; huru# b ndang-ndang 7omor ; tahun 5 tentang

susunan dan kedudukan Ma$elis &ermusya%aratan 'akyat, De%an &er%akilan

'akyat, De%an &er%akilan Daerah, Dan De%an &er%akilan 'akyat Daerah, yang

menyatakan sebagai berikut0

< 4ak Angket adalah 4ak D&' untuk melakukan penyelidikan terhadap

kebi$akan pemerintah yang penting dan strategis serta berdampak luas

pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan=.;

B. 3ebab *imbulnya 4ak Angket3ecara normati#, hak Angket diatur dalam ndang-ndang 7omor ? tahun

1598 tentang penetapan 4ak Angket D&' yang dibuat berdasarkan D3ementara 159 pada masa Demokrasi &arlementer. Kemudian dipertegas dalam

pasal ; huru# b 7omor tahun 6 tentang 3usunan dan Kedudukan

M&', D&', D&D, dan D&'D yang mengatur bah%a hak Angket merupakan hak

D&' untuk menyelidiki kebi$akan pemerintah yang penting dan strategis serta

berdampak luas pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang diduga

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Di dalam ndang-ndang tentang penetapan hak angket tidak men$elaskanmengenai apa sa$a yang men$adi alasan untuk memunculkan hak angket. Dalam

ketentuan tersebut ditegaskan bah%a hak angket adalah hak D&' untuk melakukan

7 'epublik Indonesia, &asal ; huru# b. ndang-ndang 7omor ; *ahun 5,

Undang-

Undang tentang Hak )ngket De+an Per+akilan $ak.at .

5


6/24

penyelidikan terhadap pelaksanaan ndang-ndang danatau kebi$akan

pemerintah. Dengan demikian hak angket dikenakan pada kebi$akan pemerintah

atau pelaksanaan ndang-ndang oleh pemerintah.2

ndang-undang 7omor ; *ahun 5 ini membatasinya dengan

menambahkan ketentuan bah%a kebi$akan atau pelaksanaan ndang-ndang yang

dilakukan memiliki hubungan ataupun keterkaitan penting, strategis dan

berdampak luas pada kehidupan masyarakat. Kemudian terdapat kemungkinan

ter$adinya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan, yang terakhir ini

men$adi ketentuan yang membedakan antara hak angket dengan hak-hak yang

dimiliki oleh D&'.

4al yang men$adi permasalahan mengenai alasan yang memungkinkan

diadakannya hak angket adalah mengenai syarat kebi$akan ataupun pelaksanaan

perundang-undangan tersebut berkaitan dengan hal penting, strategis dan

berdampak luas. *idak ada batasan mengenai seberapa penting kebi$akan tersebut,

mengenai tolak ukur yang rigid mengenai dapat tidaknya suatu kebi$akan dapat

dikenakan hak angket. 4al yang dapat di$adikan pegangan mengenai alasan untuk

menga$ukan hak angket ini adalah01. Bila kebi$akan tersebut bersentuhan langsung dengan rakyat.. Bila kebi$akan ataupun pelaksanaan ndang-ndang tersebut diduga

melanggar ndang-ndang.

C. Landasan 4ak Angket1. Landasan +iloso#is

Menurut /ohn Locke hukum membuktikan bah%a hak rakyat untuk

menyusun aturan bersi#at primer. Karena tidak ada manusia yang memiliki

kuasa untuk memasrahkan pelestarian diri, kepada kehendak absolut dan

dominasi pihak lain yang se%enang-%enang, maka bila orang yang hendak

memba%a pada kondisi perbudakan maka berhak menolak. Dengan demikian

8 'epublik Indonesia, &asal ;; ayat 6, ndang-ndang 7omor ; *ahun 5.

6


7/24

masyarakat bisa dikatakan sebagai penguasa tertinggi yang tidak

berada di ba%ah bentuk pemerintahan apapun.5

alaupun hak angket tidak disebutkan secara $elas, namun sistem

aturan yang ada pada saat itu telah ada dalam pengaturan hubungan antara

rakyat dengan penguasa. 3eperti halnya apabila ter$adi penyele%engan

kekuasaan, maka rakyat dapat mela%an atau menghukum atau

mendelegasikan terhadap per%akilannya. Maka sama halnya dengan hak

angket yang tu$uan a%alnya sama yaitu untuk menga%asi bagaimana $alannya

pemerintahan agar tidak ter$adi pelanggaran, yang pada akhirnya sesuai

dengan sila ke Lima &ancasila


8/24

a. Konstitusi IndonesiaDasar hukum mengenai pengaturan hak angket dalam

Konstitusi dapat ditemui dalam konstitusi 'epublik Indonesia 3erikat

pasal 11 yang berbunyi


9/24

ditemukan pada peraturan *ata *ertib Badan &eker$a Komite 7asional

&usat.1

&engaturan mengenai hak angket $uga dapat ditemukan dalam

peraturan De%an &er%akilan 'akyat 7omor 1 *ahun 5 tentang

*ata *ertib D&'. Dalam peraturan ini hak angket salah satunya diatur

dalam pasal 1?1 dimana dikatakan bah%a D&' memiliki hak

interpelasi, Angket, dan Menyatakan &endapat. Dalam peraturan

tata tertib ini $uga di$elaskan bagaimana proses hak angket itu

dilaksanakan.

D. Mekanisme &enggunaan 4ak Angket

Mekanisme penggunaan 4ak Angket D&' merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari struktur lembaga D&'. Adapun struktur lembaga D&' diatur

dalam 7o.; *ahun 5 tentang M&', D&', D&D, dan D&'D dan

berdasarkan peraturan D&' 7omor 1 *ahun 5 tentang *ata *ertib disebutkan

tata cara pelaksanaan 4ak Angket.

/ika dilihat dari pengaturan hak angket maka pada intinya hak angket adalah

hak untuk menyelidiki. Dalam ketentuan K4A& (ndang-ndang 7omor 2

*ahun 1521 tentang 4ukum Acara &idana) &asal 1 angka 9 mengatakan bah%a0(Pen.elidikan adalah serangkaian tindakan Pen.elidik untuk menari dan

menemukan suatu peristi+a .ang diduga sebagai tindak pidana guna

menentukan dapat atau tidakn.a dilakukan pen.idikan menurut ara .ang

diatur dalam undang-undang1,

&engertian menyelidiki yang dimaksud dengan hak angket memang tidak

dapat disamakan secara keseluruhan dengan penyelidikan dalam Kitab ndang-

ndang 4ukum &idana. 4al mengenai tindakan paksa seperti penangkapan,

menyuruh berhenti, mengambil sidik $ari, dan memotret orang dan memba%a dan

menghadapkan seorang pada penyidik tentunya D&' tidak ber%enang untuk

12 3ekretariat De%an &er%akilan 'akyat @otong 'oyong, Himpunan peraturan tata tertib

De+an Per+akilan $ak.at $epublik Indonesia !"#-!6, (B&.K7I&-D&' &emilu II), h. 15.

9


10/24


11/24

&ada sisi udikati#, D 1589 dan perubahannya menetapkan tiga lembaga

yang terkait dengan pelaksanaan kekuasaan udikati#, yaitu Mahkamah Agung,

Mahkamah Konstitusi, dan Komisi udisial. De%an &er%akilan 'akyat memiliki

ke%enangan dalam pencalonan 4akim Agung, hakim Konstitusi, dan Anggota

Komisi udisial.

&ada sisi Kekuasaan Legislati#, ter$adi penataan kelembagaan yang ditandai

dengan reposisi dan penegasan De%an &er%akilan 'akyat sebagai pemegang

kekuasaan membentuk undang-undang serta terbentuknya lembaga baru yaitu

De%an &er%akilan Daerah. 3elain itu, terdapat satu penegasan bah%a D&' adalah

lembaga yang dipilih langsung oleh rakyat, tidak ada lagi anggota yang diangkat

yaitu tusan @olongan dan AB'I.

&asal 9 D 1589 hasil amandemen menentukan bah%a D&' mempunyai

#ungsi legislasi, #ungsi Anggaran, dan +ungsi &enga%asan, dan pada pasal ;

D 1589 hasil amandemen di tentukan bah%a D&' mempunyai 4ak Interpelasi,

4ak Angket, dan 4ak Menyatakan &endapat. Atas dasar hal tersebut diatas, 4ak

Angket dalam hubungannya dengan D&' merupakan hak yang melekat pada D&'

selaku Badan Legislati# berdasarkan ketentuan konstitusi serta peraturan

perundang- undangan yang berlaku.

4ak angket merupakan bentuk penga%asan intensi# serta inestigati# D&'

terhadap kebi$aksanaan pemerintah. &eran D&' melalui 4ak Angket akan lebih

konkret daripada hanya sekadar menggunakan hak meminta keterangan, karena

dalam hak angket terkandung unsur dimana D&' $uga ikut andil menga%al proses

penyelesaian suatu kasus dan sekaligus langsung men$adi inestigator dalam kasus

tersebut. Dimana dengan terlibatnya D&' terhadap suatu kasus, maka diharapkan

upaya penyelesaian kasus ini akan semakin menemui titik terang dan mencegah

ter$adinya korupsi, kolusi dan nepotisme.

B. Contoh Kasus 4ak Angket 3ebelum dan 3esudah Amandemen D 15891. Kasus 4ak Angket 3ebelum Amandemen D 7egara 'epublik

Indonesia *ahun 1589

11


12/24

a. Masa D&' 159-159?&ada akhir tahun 1598 anggota D&', Margono D$o$ohadi

Kusumo, dan ka%an-ka%an, menga$ukan usul resolusi yang

dimaksudkan ialah supaya D&' mengadakan angket atas usahamemperoleh dan cara menggunakan deisien.18 Dibuatlah

keputusan untuk membentuk panitia angket yang terdiri dari tiga

belas orang anggota dengan Margono D$o$ohadi Kusumo sebagai

ketua panitia angket.D&' menerima baik laporan tentang hasil-hasil peker$aan

panitia angket atas usaha memperoleh dan cara menggunakan

deisien. Catatan yang diberikan masih harus dirahasiakan sampai

ada ketentuan lain dari D&'.

b. Masa D&' 159?-1595D&' hasil pemilu tahun 1599 mengacu kepda D3 *ahun

159. D&' periode ini menggunakan hak angket untuk

menyelidiki kecelakaan kereta api di *ro%ek, *asikmalaya.

Adapun tu$uan melaksanakan 4ak Angket di$elaskan dalam

usulan. 4ak angket menyebutkan bah%a, =Angket digunakan

untuk mendapatkan pen$elasan-pen$elasan yang lebih luas lebih

banyak dari pada keterangan pemerintah. Dengan melakukan hak

angket, diharapkan agar kepercayaan masyarakat yang

digambarkan dengan rasa aman dan rasa tenang= terhadap kereta

api pulih kembali. Dalam pembicaraan $uga ditekankan bah%a

panitia angket tidak mencari sipa yang salah, akan tetapi sekedar

mencari $a%aban yang lengkap, mencari keterangan-keterangan

yang diterima dan demikian dapat membantu kekacauan

$alannya kereta api.19

14 &ertama Kali 4ak Angket digunakan D&' pada tahun 159, diakses darihttp0%%%.dpr.ri.go.id.berita.

12

http://www.dpr.ri.go.id.berita/http://www.dpr.ri.go.id.berita/http://www.dpr.ri.go.id.berita/


13/24

. Kasus 4ak Angket 3etelah Amandemen D 7egara 'epublik

Indonesia *ahun 1589a. D&' Era 'e#ormasi &eriode 1555-8

&asca berakhirnya orde baru, desakan demokratisasi kehidupan

politik terus berlan$ut. 4ak Angket dibentuk D&' untuk

menyelidiki dugaan pelanggaran hukum yang dilakukan oleh

&residen Abdurrahman ahid. Adapun hal ini didasarkan pada01?

1) Berita di media massa tentang bobolnya dana milik

anatera Bulog dugaan sebesar 'p 69 milyar pada

bulan Mei .) Dugaan penyimpangan pengaliran Dana Bantuan yang

diberikan 3ultan Brunei Darussalam sebesar 3 $uta

kepada &residen Abdurrahman ahid.

Berdasarkan penyelidikan panitia ditemukan #akta-#akta

dugaan penyimpangan sehingga D&' mengeluarkan memorandum

1 kepada &residen Abdurrahman ahid

b. D&' Era 'e#ormasi &eriode 8-5&ada masa ini panitia angket digulirkan untuk menyelidiki

kasus-kasus berikut01) Kasus pen$ualan dua tanker milik &ertamina

Diusulkan oleh 6 anggota dari delapan #raksi dan disetu$ui

rapat paripurna pada 18 /uni 9 dan panitia angket melaporkan

hasil ker$anya yang direkomendasikan oleh panitia khusus

15 'iris Kahtarina, (mengenai hak angket melalui per'alanan se'arah DP$ $I dalam

berbagai prespekti% tentang memorandum kepada presiden: suatu studi terhadap pemberianmemorandum DP$ $I kepada Presiden )bdurrahman 7ahid1,h. 1;1.

16 'iris Kahtarina,


14/24

menyangkut pen$ualan dua tanker berindikasikan korupsi,

pemerintah diminta mencari celah penyelamatan tanker.

Dihasilkanlah rekomendasi akhir dari pansus angket yaitu (1)

K&K atau Ke$aksaan Agung agar segera mengusut secara tuntas

Laksamana 3ukardi yang diduga kuat terlibat dalam kasus

pen$ualan tanker FLCC Milik &ertamina () Meminta &impinan

D&'-'I untuk menugaskan Komisi III D&' 'I supaya mendesak

Komisi &emberantasan Korupsi (K&K) atau Ke$aksaan

Agung agar segera menuntaskan kasus pen$ualan tanker FLCC

tersebut.1;

) Kebi$akan pemerintah menaikkan harga BBM.Diusulkan 11; anggota dari delapan #raksi dan usulan

tersebut disetu$ui pada 'apat &aripurna.Adapun rekomendasi yang

dihasilkan ialah0 semua pihak yang meneken kontrak ker$asama

%a$ib memuat ketentuan soal prioritas pen$ualan migas sebesar

8G ke perusahaan nasional, mendesak pemerintah menga$ukan

reisi uu migas, negosiasi ulang kontrak Blok *angguh dan Blok

Cepu, dan menin$au ulang keberadaan B& Migas dan B&4 Migas.

6) &elaksanaan penyelenggaraan ibadah ha$i pada 185 4Diusulkan 1 anggota dari tu$uh #raksi dan disetu$ui

'apat &aripurna pada 1; +ebruari 5. &ansus menyelesaikan

peker$aannya pada 5 3eptember 5, sedangkan rekomendasi

yang dihasilkan sebagai berikut0 penyelenggara ibadah ha$i tahun

1 dan ? dinilai gagal, mendesak &residen memberikan

tindakan tegas kepada Menteri Agama periode 8-5,

perlunya amaandemen ndang-ndang 7o.16 *ahun 2

17 'isalah De%an &er%akilan 'akyat Indonesia, 'apat &aripurna Ke-1?, Masa 3idang III,

*ahun 3idang ?-;, h. ;2.

14


15/24

tentang penyelenggaraan 4a$i, dan perlunya rancangan

Lembaga Keuangan 4a$i.12

c. D&' Era 'e#ormasi &eriode 5-18&ada periode ini 4ak Angket digunakan untuk menyelidiki

dana Bail !ut pemerintah sebesar ?,; trilyun ke Bank Century.

&enggunaan hak angket terkait dan talangan ke bank Century

bergulir cepat di D&'. 3e$ak diusulkan oleh 165 anggota D&',

dukungan atas terus membesar. 3aat sidang &aripurna digelar 1

Desember 5 tercatat 96 orang dari sembilaan #raksi

mendukung hak angket diputuskanlah rekomendasi bah%a bailout

century menyimpang dan ,merekomendasikan agar kepolisian,

ke$aksaan dan K&K menyelidiki kasus century ini.15

18 'isalah De%an &er%akilan 'akyat Indonesia, 'apat &aripurna Ke-11, Masa 3idang I,

*ahun 3idang 5-1, h. ;2.

19 'isalah De%an &er%akilan 'akyat Indonesia, 'apat &aripurna Ke-18, Masa 3idang II,

*ahun 3idang 5-1, h. 6.

15


16/24

BAB IV

PENGGUNAAN HAK ANGKET DEWAN PERWAKILAN RAKYAT PASCA

AMANDEMEN UNDANG-UNDANG DASAR

NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

A. Kekuasaan D&' Dalam &enggunaan 4ak Angket Menurut D 1589 &asca

Amandemen beserta &eraturan &erundang-undangan 'IDalam pen$elasan mekanisme atau tata cara penggunaan hak angket sebagai

bagian dari #ungsi penga%asan D&' terhadap $alannya pemerintahan, dimulai

dengan adanya usulan untuk mengadakan penyelidikan mengenai suatu hal atau

permasalahan, yang dapat dia$ukan oleh sekurang-kurangnya 9 (dua puluh lima)orang anggota D&'. sulan tersebut disampaikan secara tertulis kepada pimpinana

D&' yang disertai dengan da#tar nama dan tanda tangan pengusul serta nama

#raksinya, dan dinyatakan dalam suatu perumusan secara $elas tentang hal yang

diselidiki yang disertai dengan pen$elasan dan rancangan biaya.

Kemudian di dalam rapat paripurna, setelah usul pengadaan angket diterima

oleh pimpinan D&', Ketua rapat memberitahukan kepada anggota D&' tentang

masuknya usul untuk mengadakan angket, yang kemudian usulan-usulan tersebut beserta pen$elasan dan rancangan biayanya diberikan kepaada anggota.

3elan$utnya pada rapat Badan Musya%arah D&', membahas penentuan %aktu

pembicaraan dalam 'apat &aripurna. 3elama usulan untuk mengadakan angket

16


17/24

belum disetu$ui oleh 'apat &aripurna, maka pengusul berhak menga$ukan

perubahan atau menariknya kembali.

Apabila $umlah tanda tangan usul untuk mengadakan angket yang belum

dibicarakan dalan 'apat &aripurna ternyata men$adi kurang dari $umlah

sebagaimana dimaksud pasal 1?? ayat (1) tersebut, maka harus diadakan

penambahan penandatanganan sehingga $umlahnya mencukupi, apabila sampai

dua kali masa persidangan $umlah penanda tanganan tidak terpenuhi, maka usul

men$adi gugur. Apabila nantinya 'apat &aripurna menyetu$ui pengadaan angket

maka dibentuk &anitia Khusus dan keputusan D&' untuk mengadakan angket.

*erhadap hasil Keputusan D&' ini, &anitia Khusus selan$utnya memberikan

laporan tertulis secara berkala sekurang-kurangnya sekali sebulan kepada

&impinan D&', kemudian laporan tersebut dibagikan kepada seluruh anggota, dan

atas usul sekurang-kurangnya 9 orang anggota tersebut, untuk selan$utnya dibuat

laporan berkala yang nantinya men$adi bahan pembicaraan dan pembahasan dalam

'apat &aripurna, kecuali apabila nantinya Badan Musya%arah akan menentukan

lain.

3etelah &anitia Khusus menyelesaikan peker$aannya, &anitia Khusus akan

memberikan laporan tertulis kepada pimpinan D&', kemudian laporan tersebut

dibagikan kepada seluruh anggota. *erhadap pengambilan keputusan tentang

laporan &anitia Khusus tersebut akan didahului dengan laporan hasil &anitia

Khusus dan pendapat akhir +raksi-+raksi yang berada di D&', yang kemudian

keputusan yang diambil tersebut kemudian akan disampaikan kepada &residen.

Apabila dilihat dari &embahasan yang berkenaan dengan ndang-ndang

7omor ; *ahun 5 *entang 3usunan dan Kedudukan M&', D&', D&D dan

D&'D beserta &eraturan *ata *ertib D&' 'I 7omor.1D&''I5 *entang

&eraturan *ata *ertib De%an &er%akilan 'akyat, maka dapat dilihat penggunaan

20 3ebastian 3alang dkk, Panduan Kiner'a DP$8DP$D 9enghindari eratan Hukum 2agi

)nggota De+an, (/akarta0 +orum 3ahabat, 5), h. 1;8

17


18/24

hak angket pada masa sebelum D 1589 di amandemen memiliki peluang yang

lebih besar untuk dapat memberhentikan &residen di masa $abatannya, apabila

&emerintah yang dalam hal ini &residen dianggap telah melanggar ndang-

ndang atau terlibat ke$ahatan.

Apabila &residen terbukti melakukan pelanggaran 4ukum yang menciderai

ndang-ndang, maka D&' dapat langsung melakukan penga$uan memorandum

1 dan memorandum kepada &residen, untuk selan$utnya D&' dapat menga$ukan

kepada M&' untuk mengadakan 3idang Istime%a.1

Di dalam 3idang Istime%a inilah kedudukan $abatan &residen ditentukan,

apakah akan ter$adi pemakHulan atau tidak ter$adi sama sekali, tergantung dari

putusan di dalam 3idang Istime%a M&'.

*erhadap penggunaan 4ak Angket pada masa setelah ndang-ndang Dasar

1589 di amandemen $ustru memiliki peluang yang lebih kecil bagi D&' untuk

dapat memberhentikan &residen di masa $abatannya, karena sesuai ketentuan

Konstitusi Amandemen ndang-ndang Dasar 7egara 'epublik Indonesia *ahun

1589, prosedur pemberhentian &residen harus melalui berbagai mekanisme, yaitu

atas penga$uan D&' kepada Mahkamah Konstitusi tentang berbagai macam alasan

pelanggaran yang telah dibuat oleh &residen untuk dinyatakan telah melanggar

atau tidak melanggar ndang-ndang Dasar 7egara 'epulik Indonesia *ahun

1589.

Mahkamah Konstitusi kemudian dengan melalui surat &utusannya kepada

D&' tentang dinyatakan telah atau tidaknya &residen telah melanggar ndang-

ndang Dasar 7egara 'epublik Indonesia *ahun 1589, untuk kemudian apabila

dinyatakan telah melanggar maka D&' dapat menga$ukan 3idang Istime%a kepada

M&' berdasarkan surat Keputusan Mahkamah Konstitusi dan untuk selan$utnya di

21 ntung ahyono, Peran Politik Poros Tengah dalam Kanah Pepolitikan Indonesia,

akarta: Pustaka Tarbiatuna, 6), h. 15.

18


19/24

limpahkan melalui 3idang Istime%a M&' baru dinyatakan bah%a &residen

berhenti atau tidak berhenti dari $abatannya sebagai &residen 'epublik Indonesia.

Contoh mengenai penggunaan hak angket pada masa sekarang ini tercermin

dalam kasus Bank Century dan dalam kasus bahan bakar minyak tahun 2.

7amun ada yang menarik dalam penggunaan hak angket, selain dimana

persetu$uan penggunaan hak angket ini sebagai puncak dari kekece%aan D&' atas

beberapa kali pemanggilan terhadap &residen untuk dimintai keterangannya

(interpelasi) tetapi semua pemanggilan di%akilkan kepada para menterinya dalam

pemberian keterangan di D&' .

Berdasarkan kesepakatan dalam 3idang &aripurna dalam penggunaan hak

angket ini bukan ditu$ukan untuk memanggil &residen ataupun sampai bermaksud

berupaya untuk memberhentikan &residen, namun $ustru adalah upaya D&' untuk

membantu &emerintah dalam hal ini &residen untuk membuka (transparan) secara

$elas dan obyekti# atas dugaan kegiatan ma#ia minyak yang selama ini berlangsung

sangat tertutup, sebagai salah satu indikator yang menyebabkan keterpurukan

ekonomi dan $uga dalam kasus Bank Century yang telah merugikan negara hingga

trilyunan.

B. &ermasalahan Dalam &enggunaan 4ak Angket 3esudah Amandemen D

1589Dalam pelaksanaan hak angket D&' yang pernah dilakukan terdapat beberapa

permasalahan-permasalahan antara lain01. Mengenai ketentuan ndang-ndang 7omor ; *ahun 5 yang

mengenai si#at pelaksanaan hak angket.Mengenai hal ini pernah men$adi permasalahan pada masa pengusulan

hak angket mengenai penyelidikan kasus Dana Milik anatera Bulog dan

Dana Bantuan 3ultan Brunei Darussalam kepada &residen Abdurrahman

ahid. Dimana pada saat memberikan kesaksian para saksi meminta agar

22 Ari# 'ahman,


20/24

didampingi oleh pengacara.6 7amun hal ini bertentangan dengan

ketentuan ndang-ndang hak angket pasal 6 ayat (1) yang

mengarahkan pemeriksaan dilakukan dalam rapat tertutup. 3edangkan

dalam &asal 8 ayat (1) *ata *ertib D&' 5 'apat tertutup adalah

rapat yang hanya boleh dihadiri oleh anggota dan mereka yang diundang.

3ehingga kehadiran pengacara dianggap sebagai pihak yang tidak

diiHinkan untuk hadir dalam rapat pemeriksaan hak angket.

7amun disisi lain hak untuk didampingi penasehat hukum adalah 4ak

Asasi manusia, sehingga $ika hal ini tidak dipenuhi maka dianggap

sebagai suatu pelanggaran. Mengenai si#at pemeriksaan hak angket secara

secara khusus diatur dalam undang-undang nomor ? tahun 1598. Ada

beberapa hal yang men$adi pertimbangan apakah pemeriksaan tersebut

dilaksanakan secara tertutup atau terbuka.

. Mengenai 4asil 4ak Angket

Mengenai hasil hak angket seringkali memiliki dampak politik

terhadap pihak tertentu. Misalkan dalam hak angket mengenai penyidikan

kasus Dana Milik anatera Bulog dan Dana Bantuan 3ultan Brunei

Darussalam kepada &residen Abdurrahman ahid dan D&' membentuk

&ansus hak angket Buloggate dan Bruneigate.8 Dimana pada akhirnya

penyelidikan mengeluarkan kesimpulan0a. Dalam Kasus Dana anatera Bulog, &ansus berpendapat0


21/24

ahid tentang masalah Bantuan 3ultan Brunei Darussalam

menun$ukan bah%a &residen telah menyampaikan keterangan

yang tidak sebenarnya kepada masyarakat.=

Kemudian D&' mengeluarkan Memorandum I yang isinya

mengingatkan bah%a &residen Abdurrahman ahid sungguh-sungguh

melanggar 4aluan 7egara yaitu0

1) &asal 5 D 1589, tentang sumpah $abatan dan) Melanggar *A& M&' no. JIM&'1552 tentang

&enyelenggaraan 7egara yang Bersih dan Bebaas KK7.9

3esuai dengan *A& M&' no. JIM&'1552 ternyata hingga turunnya

memorandum ke III &residen tidak menanggapinya sehingga beru$ung

pada sidang istime%a M&' dan berakibat diturunkannya &residen

Abdurrahman ahid sebagai &residen Indonesia.

Berbeda dengan sebelumnya, diba%ah ndang-ndang 7omor ;

*ahun 5, terdapat beberapa ketentuan yang berbeda dan lebih

menghasilkan kepastian hukum bagi hasil hak angket. Beberapa

perubahan telah di$elaskan sebelumnya yaitu0

1) 4adirnya Mahkamah Konstitusi dalam proses impeachment

&residen oleh M&' ) Dicabutnya *A& M&' 7omor. IIIM&'15;2, sehingga tidak

ada lagi proses memorandum yang diberikan D&' kepada

&residen.

BAB V

PENUTUP

25 ntung ahyono, Peran Politik Poros Tengah dalam Kanah Pepolitikan Indonesia,

akarta: Pustaka Tarbiatuna, 6), h. 15.

21


22/24

A. Kesi!"#$%

Demokrasi mencapai tingkat kema$uan saat terccapai kede%asaan politik

suatu negara. 4al ini perlu dicermati dan di$adikan pedoman dalam gerak dan praktek politik yang ber$alan untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap

elit politik.

&enggunaan hak angket secara politik sah dan sudah semestinya dipilih.

Kendati demikian e#ekti#itas penggunaan hak angket $uga harus men$addi

pertimbangan penting. Ekses yang muncul saat hak angket kembali tidak mampu

menyelesaikan persoalan yang diselidiki dan hendak diselesaikan secara tuntas

maka akan melemahkan ke%iba%aan lembaga legislati# di mata publik dan secara politik $uga melemahkan institusi D&' itu sendiri.

Ketika hak angket dipilih maka konsekuensi yang harus dipenuhi adalah

penga%alan kasus yang sedang diselidiki secara total hingga memberantas dan

menyelesaikan masalah tersebut hingga men$adi $alan untuk selesainya kasus

dengan solusi tuntas atas persoalan sehingga publik merasakan ada ker$a

kenegaraan yang dilakukan D&' 'I dengan men$a%ab harapan publik.

&erlu ketegasan dan keseriusan pengambil inisiati# hak angket agar apa yang

dipilih bukan hanya untuk diperdebatkan secara ontologis atau legitimasi hak

angket namun $uga mesti dipertimbangkan aksiologi dan dampak dari pilihan

terkait eksistensi D&' itu sendiri mengingat daya yang dimiliki hak angket setelah

proses amandemen dan pilihan presiden secara langsung ber$alan maka tidak lagi

sehebat ketika D 1589 belum diamandemen. Dimana hak angket dan

interpelasi bisa memakHulkan presiden.

B. S$&$%1. D&' hendaknya agar membuat &eraturan tentang hak angket lebih

$elas, terutama tentang proses mekanisme penggunaan hak angket agar

tidak multi ta#sir, sehingga tidak ter$adi pelanggaran-pelanggaran

dalam proses penggunaan hak angket.

22


23/24

. &enulis menyarankan agar hasil hak angket dapat men$adi di$adikan

bukti di dalam proses pengadilan, karena selama ini hasil penyelidikan

dari hak angket tidak bisa di$adikan bukti dalam proses pengadilan.

4al ini menyebabkan ter$adi pemborosan, tidak e#isiennya kiner$a

anggota D&' bahkan buang-buang anggaran dalam proses

penyelidikan hak angket D&'.6. 4arus ada sanksi tegas terhadap anggota D&' apabila dalam

mengunakan hak angket melanggar, menyalahgunakan, dan keluar dari

aturan-aturan mekanisme penggunan hak angket.

D$'($& P"s($)$

A.@arner, Bryan. 2lak 4a+ Ditionar.. 7inth Edition. est @roup, 5.

Asshiddi"ie, /imly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, /akarta0 'a$a%ali

&ers, 1.

23


24/24

Boboy, Ma:. DP$ $I dalam Prespekti% dan &e'arah dan Tata Negara

/akata0 &ustaka 3inar 4arapan, 1558.

@hu#ron, 'od$il. Ketegangan Presiden dan Parlemen, &ebuah

Makalah Efektivitas Hak Angket Dalam Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah

Documents

Transcript of Makalah Efektivitas Hak Angket Dalam Pelaksanaan Kebijakan Pemerintah