makalah ED50

13
A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mengamati perubahan aktifitas perubahan perilaku setelah pemberian diazepam secara intraperitoneal 2. Menentukan ED50 ( dosis yang memberikan efektif) tidur Diazepam B. DASAR TEORI ED 50 (effective Dose 50) adalah dosis yang menimbulkan efik terapi pada 50% individu. Pemberian Diazepam secara intraperitoneal digunakan untuk menentukan ED 50 yaitu dosis yang memberikan efek tidur pada 50% individual atau separuh dari jumlah individu yang diamati. Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pendepresi susunan saraf pusat. Efeknya tergantung kepada dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan. Hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati ( Farmakologi dan terapi UI ed.5,2007). Diazepam merupakan obat dari golongan benzodiazepin, yang bekerja pada susunan syaraf pusat dengan efek utama : sedasi, hypnosis, pengurangan terhadap rangsang emosi, relaksasi dan anti-konvulsi. Benzodiazepin yang tidak larut dalam air adalah Diazepam dan Lorazepam, oleh karenanya obat-obat ini tidak diberikan secara intra vena pada pasien, karena dapat menyebabkan iritasi vena, sehingga diberikan secara intra muscular dalam pelarut propilenglikol,. Benzodiazepin dosis hipnotik, pada kadar puncak dapat menimbulkan efek samping berikut, kepala ringan, malas, lamban, inkoordinasi

description

farmakologi

Transcript of makalah ED50

Page 1: makalah ED50

A. TUJUAN PRAKTIKUM1. Mengamati perubahan aktifitas perubahan perilaku setelah pemberian

diazepam secara intraperitoneal2. Menentukan ED50 ( dosis yang memberikan efektif) tidur Diazepam

B. DASAR TEORIED50 (effective Dose 50) adalah dosis yang menimbulkan efik

terapi pada 50% individu. Pemberian Diazepam secara intraperitoneal digunakan untuk menentukan ED50 yaitu dosis yang memberikan efek tidur pada 50% individual atau separuh dari jumlah individu yang diamati.

Hipnotik dan sedatif merupakan golongan obat pendepresi susunan saraf pusat. Efeknya tergantung kepada dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan. Hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati ( Farmakologi dan terapi UI ed.5,2007).

Diazepam merupakan obat dari golongan benzodiazepin, yang bekerja pada susunan syaraf pusat dengan efek utama : sedasi, hypnosis, pengurangan terhadap rangsang emosi, relaksasi dan anti-konvulsi. Benzodiazepin yang tidak larut dalam air adalah Diazepam dan Lorazepam, oleh karenanya obat-obat ini tidak diberikan secara intra vena pada pasien, karena dapat menyebabkan iritasi vena, sehingga diberikan secara intra muscular dalam pelarut propilenglikol,.

Benzodiazepin dosis hipnotik, pada kadar puncak dapat menimbulkan efek samping berikut, kepala ringan, malas, lamban, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan psikomotor.

C. ALAT DAN BAHAN1. Kapas, kain, spuit, kasa, klem2. Kandang, tikus 3 ekor3. Alkohol4. Diazepam ( dosis 1 mg/kg BB, 2,5 mg/kg BB , 5 mg / kg BB ) yang

tersedia diazepam (10 mg/2 ml)

D. PROSEDUR KERJA1. Bersihkan permukaan abdomen tikus dengan kapas alkohol2. Suntikan pada masing-masing tikus : diazepam dengan dosis 1 mg/kg

BB; 2,5 mg/kgBB; 5 mg/kgBB secara intraperitoneal.3. Amati perubahan perilaku tikus (seperti yang tertera pada lembar

pengamatan ) dengan seksama.

Page 2: makalah ED50

E. SKEMA KERJA

F. TABEL PENGAMATAN

Menit

Nomor eksperimen

Postur tubuh

Aktifitas motor

ataxia Righting reflex

Test kasa

analgesia

ptosis mati

5 123

++++

+++++

++++

+++++

+++++

+++

+++

10 123

+++++

++++++

+++++

+++++

++++++

+++

+++

15 123

+++++

+++++++

+++++

+++++

+++++

+++

+++

TIKUS 1 TIKUS 2 TIKUS 3

Bersihkan abdomen

dengan kapas alkohol

Bersihkan abdomen

dengan kapas alkohol

Bersihkan abdomen

dengan kapas alkohol

Suntikan diazepam dosis 1mg/kgBB

Suntikan diazepam dosis 1mg/kgBB

Suntikan diazepam dosis 1mg/kgBB

Amati perubahan perilaku tikus

Page 3: makalah ED50

+30 1

23

+++++

++++++++

+++++

+++++

++++++

+++

+++++

60 123

+++++

++++++++

+++++

+++++

+++++

+++

++++

KETERANGAN1. Postur tubuh

+ = Jaga = kepala dan punggung tegak++ =

Ngantuk= kepala tegak, punggung mulai datar

+++ = Tidur = kepala dan punggung

2. Aktifitas motor

+ = Gerak spontan++ = Gerak spontan bila dipegang+++ = Gerak menurun saat dipegang++++

= Tidak ada gerak spontan pada saat dipegang

3. Ataksia

+ = gerakan berjalan inkoordinasi++ = inkoordinasi jelas terlihat+++ = tidak dapat berjalan lurus

4. Righting reflex

+ = Diam pada satu posisi miring++ = Diam pada dua posisi miring+++ = Diam pada waktu terlentang

5. Test kasa

+ = tidak jatuh apabila kasa dibalik dan digoyang

++ = jatuh apabila kasa dibalik+++ = jatuh apabila posisi kasa 90O

++++

= jatuh apabila posisi kasa 45O

Page 4: makalah ED50

6. Analgesia

+ = respon berkurang saat telapak kaki di jepit++ = tidak ada respon saat telapak kaki di jepit

7. Ptosis

+ = ptosis kurang dari 1/2++ = 1/2+++ = seluruh palpebra tertutup

DOSIS RESPON TIDUR ( +/-) PADA TIKUS NO.

% INDIKASI YANG BERPERAN1 2 3 4 5 6

1 mg - - - - - - 0 %2,5 mg + - - - + - 33,3 %5 mg + + + + + + 100 %

Perhitungan regresia = -26,87b = 25,170r = 0,9989

y = bx+a50 = 25,170 (x) + (-26,87)

X= 3,05 mg (ED50)

G. PERHITUNGAN DOSIS

Berat tikus 1 = 125 gBerat tikus 2 = 120 gBerat tikus 3 = 140 g

Tikus 10,125 kg x1mg

1 kg=0,125 mg

Page 5: makalah ED50

0,125 mg x 2 ml1 0m g

=0,025 m l

Tikus 20,12 0 kg x2,5 mg

1 kg=0 , 3 mg

0 ,3 mg x2 ml1 0 mg

=0 , 06 ml

Tikus 30 ,140 kg x7,5 mg

1 kg=1,05 mg

1,05 mg x 2ml10 mg

=0 ,21 ml

H. PEMBAHASAN1. Farmakodinamik

Hampir semua efek benzodiazepine merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan efek utama : sedasi, hipnitis, pengurangan rangsangan emosi, relaksi otot dan anti konvulsi. Hanya dua efek saja yang merupakan kerja golongan ini pada jaringan perifer : vasodilatasi kotoner setelah pemberian dosis terapi benzodiazepine tertentu secara IV, dan blockade neuromuscular yang hanya terjadi pada pemberian dosis tinggi.

Berbagai efek yang menyerupai benzodiazepine yang diamati secara invivo maupun invitro yang telah digolongkan sebagai :efek agonis penuh yaitu senyawa yang sepenuhnya serupa efek benzodiazepine misalnya diazepam; efek agonies parsial, yaitu efek senyawa yang menghasilkan efek maksimum yang kurang kuat dibandingkan diazepam; efek inferse agonis, yaitu senyawa yang menghasilkan efek kebalikan dari efek diazepam pada saat tidak adanya senyawa yang mirip benzodiazepine, dan efek invers – agonis paesial. Sebagian besar efek agonis invers agonis dapat dilawan atau dicegah oleh antagonis benzodiazepine flumazenin, melalui

Page 6: makalah ED50

persaingan ikatannya dengan reseptor benzodiazepine. Zat ini mewakili berbagai golongan senyawa yang bekerja memblok secara spesifik efek agonis dan invers agonis benzodiazepine.

SSPprofil farmakologi benzodiazepine sangat berbeda pada spesies

yang berbeda ; pada spesies tertentu hewan coba dapat meningkatkan kewaspadaannya sebelum timbul depresi SSP. Pada tikus pemberian 7-nitro-benzodiazepin menginduksi reaksi heperaktifitas, tapi tidak pada spesies lain. Efek telaksasi otot pada dan antikonvulsi pada tikus sesuai dengan efek sedasi, hypnosis, dan antisietas pada manusia.

Beberapa benzodiazepine menginduksi hipotonia otot tanpa gangguan gerak otot normal, obat ini mengurangi kekakuan pada pasien serebral paesy. Efek relaksasi otot diazepam 10 x lebih selektif dibanding meprobamat, namun tingkat selektifitas ini tidak terlihat jelas pada manusia. Klonazepam dosis nonsedatif pada manusia sudah merelaksasi otot, tapi benzodiazepine dan diazepam tidak. Toleransi terjadi pada efek relaksasi otot dan ataksia obat ini.

Pada hewan coba,benzodiazepine menghambat aktifitas bangkitan yang diinduksi oleh pentilentetrazol dan pikrotoksin, tapi bangkitan yang diinduksi oleh striknin dan elektrosyok maksimal hanya disukresi pada dosis yang mengganggu aktifitas gerakan otot. Flurazepam, triazolan, klonazepam, bromazepam, dan nitrazepam merupakan anti konvulsi yang lebih selektif dibanding derivat lain.adanya toleransi terhadap efek konvulsi membatasi penggunaan benzodiazepine untuk mengobati kelainan kebangkitan pada manusia.walaupun terlihat adanya efek analgetik benzodiazepine pada hewan coba, pada manusia hanya terjadi analgesi selintas setelah pemberian diazepam.

Efek pada elektroensefalogram (EEG) dan tingkatan tidurEfek benzodiazepine pada EEG menyerupai hipnotik sedative lain.

Aktifitas α menurun, namun terjadi peningkatan dalam aktifitas cepat tegangan-rendah. Toleransi terjadi terhadap efek tersebut. Sebagian besar benzodiazepine mengurangi waktu jatuh tidur terutama pada penggunaan awal, dan mengurangi jumlah terbangun dan waktu yang dibutuhkan pada tingkatan nol (tingkatan terjaga). Lamanya waktu pada tingkatan satu biasanya berkurang, dan terjadi

Page 7: makalah ED50

penurunan yang nyata dalam lamanya waktu pada tin gkat tidur gelombang lambat. Sebagian besar benzodiazepine menaikkan lamanya waktu dari jatuh tidur sampai mulainya tidur. REM dan umumnya waktu tidur REM menjadi singkat namun siklus tidur REM biasanya bertambah.

Secara keseluruhan efek pemberian benzodiazepine menaikkan tidur total terutama karena penambahan waktu pada tingkatan dua yang merupakan bagian terbesar pada tidur non REM.

PernafasanBenzodiazepine dosis hipnotik tidak berefek pada pernafasan orang

normal. Penggunaaannya perlu diperhatikan pada individu yang menderita kelainan fungsi hati. Benzodiazepine dapat memperburuk keadaan tidur yang berhubungan dengan kelainan pernafasan dengan mengganggu control terhadap otot pernafasan bagian atas atau menurunkan respon fentilasi CO2.

System kardiovaskulerEfek benzodiazepine pada system kardiovaskular umumnya ringan,

kecuali pada intoksitasi berat. Pada dosis anesthesia semua benzodiazepine dapat menurunkan tekanan darah dan menaikkan denyut jantung.

Saluran cernaBenzodiazepine diduga dapat memperbaiki berbagai gangguan

saluran cerna yang berhubungan dengan adanya ansietas. Diazepam secara nyata menurunkan sekresi cairan lambung waktu malam.

2. FarmakokinetikSifat farmakokimia dan farmakokinetik benzodiazepine sangat

mempengaruhi penggunaannya dalam klinik karena menentukan lama kerjanya. Semua benzodiazepine dalam bentuk nonionic memiliki koevisien distribusi lemak; air yang tinggi; namun sifat lipofiliknya dapat berfariasi leh dari 50x, bergantung pada polaritas dan elektronegatifitas berbagai senyawa benzodiazepam. Semua benzodiazepine diapsorbsi secara sempurna, kecuali klorazepat, klorazepat baru diabsorbsi sempurna setelah di dekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-desmetil diazepam. Golongan benzodiazepine menurut lama kerjanya dibagi menjadi 4 golongan dan

Page 8: makalah ED50

diazepam termasuk senyawa yang bekerja dengan t1/2 lebih lama dari 24 jam.

Benzodiazepine dan metabolit aktifnya terikat pada protei plasma. Kekuatan ikatannya berhubungan erat dengan sifat lipofiliknya, berkisar dari 70% (alprazolam) sampai 99% (diazepam) kadarnya pada cairan serebrospinal kira-kira sama dengan kadar obat bebas didalam plasma. Metabolit aktif benzodiazepine umumnya di biotranformasi lebih lambat dari senyawa asalnya, sehingga lama kerja benjodiazepin tidak sesuai dengan paruh waktu flurazepam 2-3 jam, tetapi waktu paruh metabolit aktifnya 50 jam atau lebih. Sebaliknya pada benzodiazepine yang diinaktifkan pada reaksi pertama kecepatan metabolism menjadi penentu lama kerjanya misalnya oksazepam, lorazepam, temazepam,triazolam dan midazolam.metabolisme benzodiazepim terjadi dalam tiga tahap yaitu: 1 desalkilasi,2 hidrokolasi dan 3 konjugasi .

Hipnotik ideal harus memiliki mula kerja cepat ,mampu mempertahankan tidur sepanjang malam dan tidak meninggalkan efek residu pada keesokan harinya .diantara benzodiazepin yang digunakan sebagai hipnotik ,secara teoritis triazolam paling mendekati criteria tersebut. Namun dalam prakteknya ,bagi beberapa pasien penggunaan hipnotik yang cepat tereliminasi dalam darah merugikan karna masa kerjanya pendek,sehingga lama tidurnya kurang dan menimbulkan rebound insomnia pada saat penghentian obat. Fluramzepam kurang sesuai sebagai hipnotik ,sebab kecepatan eliminasi metabolitnya aktifnya yang sangat lambat. Namun dengan pemilihan dosis yang hati –hati,fluramzepam dan benzodiazepine lain yang memiliki kecepatan eliminasi lebih lambat dari triazolam masih dapat digunakan secara efektif.

3. EFEKBenzodiazepin dengan dosis hipnotik pada saat mencapai kadar

plasma puncak nya dapat menimbulkan efek samping adalah Light headness, lassitude, lambat bereaksi, inkoordinasi motorik. Ataksia gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan coordinator berfikir, bingung disatria, mulut kering dan rasa pahit.

Efek samping lain yang relative terjadi adalah lemah badan, sakit kepala, pandangan kabur, vertigo, mual dan muntah, diare, sakit dada dan gastric. Benzodiazepine dengan efek antikolvusi kadang-kadang malahan meningkatkan frekuensi bangkitan pada penderita epilepsy.

Page 9: makalah ED50

Ketergantungan sudah dapat terjadi pada pengguna benzodiazepine dosis terapi secara teratur untuk waktu lama. Gejala puttus obat dapat menyebabkan makin hebatnya kelainan yang semula ingin diobati misalnya insomnia dan ansietas, berkeringat, lemah badandan pusing kepala. Penghentian sebaiknya dilakukan secara bertahap. Penggunaan benzodiazepine dosis tinggi dalam waktu lama dapat menyebabkan gejala ketergantungan yang lebih parah setelah pemutusan obat yaitu : depresi, panic, paranoid, mialgia, kejang ototdan bahkan konvulsi.Secara umum benzodiazepine merupakan obat yang relative aman. Bahkan dosis tinggi jarangbmenimbulkan kematian kecualin bila digunakan sama-sama dengan depresan SSP ynag lain misalnya alcohol. Walaupun takar lajak benzodiazepine jarang menyebabkan depresi kardiovaskular serta pernapasan yang berat, dosis terrapin dapat mempengaruhi pernafasan pada penderita obstruksi paru-paru kronik.

I. KESIMPULAN