makalah drainase presentasi
-
Upload
annisa-putri -
Category
Documents
-
view
38 -
download
2
description
Transcript of makalah drainase presentasi
BAB 2
PEMBAHASAN
Polder dan Kincir Angin di Kinderdijk, Belanda
Belanda menerapkan sistem reklamasi lahan melalui sistem polder yang kompleks
untuk mempertahankan wilayah Belanda dari ancaman banjir dan air pasang. Polder
merupakan sistem tata air tertutup dengan elemen meliputi tanggul, pompa, saluran air,
kolam retensi, pengaturan lansekap lahan, dan instalasi air kotor terpisah. Sistem polder
mula-mula dikembangkan Belanda pada abad ke-11 dengan adanya dewan yang bertugas
untuk menjaga level ketinggian air dan untuk melindungi daerah dari banjir (waterschappen).
Kemudian sistem polder ini disempurnakan dengan penggunaan kincir angin pada abad ke-13
untuk memompa air keluar dari daerah yang berada di bawah permukaan air laut. Dengan
semakin banyaknya pembangunan sistem hidrolik inovatif di negeri Van Oranje tersebut,
polder dan kincir angin akhirnya menjadi identik dengan Negeri Belanda.
Negara Belanda merupakan negara yang tak pernah berhenti berupaya melahirkan
inovasi. Perjuangan melawan banjir telah dilakukan Belanda hampir selama satu milenium.
Lebih dari seratus bencana banjir pernah menyerang Belanda dalam kurun waktu tersebut.
Salah satu bencana banjir yang paling memakan banyak korban adalah yang terjadi pada
tahun 1953. Sebagai reaksi preventif, Pemerintah Belanda membuat Proyek Delta (Delta
Works/ Deltawerken), yaitu pembangunan infrastruktur polder strategis untuk menguatkan
pertahanan terhadap bencana banjir. Secara konsep, Proyek Delta ini akan mengurangi resiko
banjir di South Holland dan Zeeland untuk sekali per 10.000 tahun. Meskipun Proyek Delta
telah selesai tahun 1997, masih ada ancaman kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim
yang mendorong Belanda untuk terus-menerus menyempurnakan sistem poldernya. Ini
adalah perjuangan berat jangka panjang bangsa Belanda dalam menaklukan air.
Proyek Delta (Delta Works/ Deltawerken)
Proyek Delta dikonstruksi hampir selama 5 dekade dan menjadi salah satu upaya
pembangunan terbesar dalam sejarah peradaban manusia. American Society of Civil
Engineers pun menetapkannya sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia modern. Terkait
dengan pencapaian tersebut, dapat dirasakan bahwa semangat membangun dan berinovasi
Belanda sangat tinggi. Inovasi adalah instrumen utama dalam pembangunan Belanda menjadi
sebuah bangsa yang sejahtera secara ekonomi, kaya akan budaya dan memiliki reputasi tinggi
dalam bertoleransi. Ekonomi pengetahuan (knowledge economy) telah menjadi pijakan bagi
Belanda melejitkan diri dan mengambil posisi penting dalam percaturan global. Ini adalah
ekonomi dimana pengetahuan dan kreativitas menjadi faktor produksi penting, sehingga
setiap orang ditantang untuk menggunakan talenta serta mengembangkan diri sebesar
mungkin.
A. Sistem Polder
Polder adalah dataran rendah yang membentuk daerah yang dikelilingi oleh tanggul.
Pada daerah ini air buangan seperti air kotor dan air hujan dikumpulkan di suatu badan air
(sungai, kanal) lalu dipompakan ke badan air yang lebih tinggi posisinya, hingga pada
akhirnya dipompakan ke sungai atau kanal yang bermuara ke laut. Polder juga bisa diartikan
sebagai tanah yang direklamasi. Sistem polder banyak diterapkan pada reklamasi laut atau
muara sungai, juga pada manajemen air buangan (air kotor dan drainase hujan) di daerah
yang lebih rendah dari permukaan laut dan sungai.
Penerapan sistem polder dapat memecahkan masalah banjir perkotaan. Suatu
subsistem-subsistem pengelolaan tata air tersebut sangat demokratis dan mandiri sehingga
dapat dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk masyarakat dalam hal pengendalian
banjir kawasan permukiman mereka. Unsur terpenting di dalam sistem polder adalah
organisasi pengelola, tata kelola sistem berbasis partisipasi masyarakat yang demokratis dan
mandiri, serta infrastruktur tata air yang dirancang, dioperasikan dan dipelihara oleh
masyarakat. Sedangkan pemerintah hanya bertanggung jawab terhadap pengintegrasian
sistem-sistem polder, pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan sungai-sungai utama.
Hal tersebut merupakan penerapan prinsip pembagian tanggung jawab dan koordinasi dalam
good governance.
Sistem Polder
(Sumber : Laporan Akhir ” Pengembangan Teknologi Bangunan Air Pengendalian Banjir
Perkotaan Menuju Waterfront City”)
B. perngembangan Sistem Polder
Pengembangan kota-kota pantai di Indonesia seperti Jakarta dan Semarang seringkali
lebih didasarkan kepada kepentingan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, pengembangan
kawasan-kawasan ini menimbulkan banjir yang menunjukkan ketidakseimbangan
pembangunan. Maka dari itulah perlu upaya peningkatan atau pengembangan aspek teknologi
dan manajemen untuk pengendalian banjir dan ROB di kota-kota pantai di Indonesia. Dengan
demikian sistem polder dikembangkan karena menggunakan paradigma baru, diantaranya
berwawasan lingkungan (environment oriented), pendekatan kewilayahan (regional based),
dan pemberdayaan masyarakat pengguna.
Sistem polder yang merupakan suatu daerah yang dikelilingi tanggul atau tanah tinggi
dibangun agar air banjir atau genangan dapat dicegah dan pengaturan air di dalamnya dapat
dikuasai tanpa pengaruh keadaan di luarnya. Suatu subsistem-subsistem pengelolaan tata air
tersebut dianggap pas dan mandiri yang dikembangkan dan dioperasikan oleh dan untuk
masyarakat dalam pengendalian banjir kawasan permukiman. Penerapan sistem polder
selama ini dinilai sebagai salah satu jurus yang dapat memecahkan masalah banjir perkotaan.
C. Tipe-tipe polder yang dibangun
Ada 5 tipe polder menurut asalnya, tujuannya, maupun bentuknya, diantaranya polder
diperoleh dengan cara reklamasi suatu daerah rawa, air payau, dan tanah-tanah basah, polder
yang dilindungi tanggul memanjang searah sungai, polder akibat pembendungan atau
penanggulan pada muara sungai, polder akibat pengendapan sedimen pada muara, polder
yang terbentuk dari proses land subsidence perlahan-lahan dari muka tanah menjadi tanah
rendah di bawah muka air laut rata-rata.
D. Kriteria Desain Sistem Polder
Polder merupakan salah satu Sistem Tata Saluran Pembuang di Rawa yang disebut
Sistem Tertutup.
Kondisi hidrologi dan tata air dalam sistem ini dapat dikontrol sepenuhnya oleh
manusia. Biasanya sistem ini berupa sistem yang dilengkapi bangunan pengendali muka air,
misalnya pintu klep otomatis. Umumnya sistem pembuangannya menggunakan pompa.
Kelengkapan sarana fisik pada sistem polder antara lain : saluran air atau kanal atau
tampungan memanjang dan waduk, tanggul, serta pompa. Saluran air atau tampungan
memanjang dan waduk dibangun sebagai sarana untuk mengatur penyaluran air ketika elevasi
air di titik pembuangan lebih tinggi dari elevasi saluran di dalam kawasan.Yang kedua ialah
tanggul yang dibuat di sekeliling kawasan yang berguna untuk mencegah masuknya air
kedalam kawasan, baik yang berasal dari luapan sungai, limpasan permukaan atau akibat
naiknya muka air laut. Sebaliknya dengan adanya tanggul, air yang ada di dalam kawasan
tidak dapat keluar. Tanggul dibuat dengan ukuran yang lebar, besar, dan tinggi serta dapat
difungsikan sebagai jalan. Yang ketiga ialah pompa air yang berfungsi sebagai pengering air
pada badan air, dan bekerja secara otomatis apabila volume atau elevasi air melebihi nilai
perencanaan.
Gambar Cara Kerja Sistem Polder
Gambar Sistem Polder
E. keunggulan Sistem Polder
Sistem Polder mampu mengendalikan banjir dan genangan akibat aliran dari hulu,
hujan setempat naiknya muka air laut (ROB). Selain dapat mengendalikan air, sistem polder
juga dapat digunakan sebagai obyek wisata atau rekreasi, lahan pertanian, perikanan, dan
lingkungan industri serta perkantoran.
F. kelemahan Sistem Polder
Sistem kerja pada polder sangat bergantung pada pompa. Jika pompa mati, maka
kawasan akan tergenang. Sehingga diperlukan adanya pengawasan pada pompa. Selain itu,
biaya operasi dan pemeliharaannya relatif mahal.
Problema penanganan banjir di lapangan untuk kota-kota di Indonesia cukup rumit
karena ruang terbuka untuk resapan air semakin langka. Kondisi tersebut merupakan akibat
dari Tata Ruang Wilayah dan Kawasan tidak dikelola secara memadai dan alih fungsi lahan
menjadi permukiman penduduk semakin tidak terkendali. Sehingga pemerintah perlu
mengoptimalkan sistem polder dengan memasang tanggul pengaman untuk kawasan rendah
dan mengembangkan drainase di perkotaan yang masih memiliki gravitasi, guna mengurangi
kawasan banjir akibat genangan. Dalam mengembangkan sistem polder perkotaan harus
dilakukan secara terintegrasi antara rencana tata ruang dan tata air utamanya pada kota-kota
pantai yang memiliki cekungan.
Setiap tetes air buangan yang jatuh pada kawasan polder harus didrainase dengan
bantuan pompa, dan untuk itu perlu disosialisasikan konsep pengendalian pengembangan
sistem polder berkelanjutan sebagai langkah antisipasi terhadap perubahan akibat
pembangunan yang sangat mempengaruhi dan berdampak pada lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Sekar,bayun.2010. Drainase Belanda.http://pembayunsekar.blogspot.com/2010/04/belajar-
dari-tradisi-inovasi-belanda.html.Diakses pada tanggal 29 Maret 2014 jam 21:00
Sugiarti, anggun. 2012. http://anggunsugiarti.blogspot.com/2012/02/belajar-dari-sistem-polder-negera.html. Jadwal akses 29 Maret 2014 jam 21:15