Makalah Done!

19
Abses Mammae Sinistra pada Ibu Menyusui Angela Sondang 102010289/F4 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11510 e-mail : [email protected] A. PENDAHULUAN Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada kalangan wanita khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang payudara ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah berbahayanya yaitu abses mammae. Abses payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan nanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri. Kondisi ini menyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh. Pada beberapa kasus, orang-orang sdengan abses payudara dapat menderita demam. Kondisi ini umumnya terjadi pada orang-orang 1

Transcript of Makalah Done!

Page 1: Makalah Done!

Abses Mammae Sinistra pada Ibu Menyusui

Angela Sondang

102010289/F4

Fakultas Kedokteran

Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat 11510

e-mail : [email protected]

A. PENDAHULUAN

Pada saat ini penyakit peradangan payudara sangat merajala lela pada kalangan

wanita khususnya pada wanita yang masih pertama kali hamil. Penyakit yang menyerang

payudara ternyata tak hanya kanker payudara saja. Ada penyakit lain yang tak kalah

berbahayanya yaitu abses mammae.

Abses payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan

nanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri. Kondisi ini

menyebabkan payudara membengkak, merah, dan nyeri bila disentuh. Pada beberapa kasus,

orang-orang sdengan abses payudara dapat menderita demam. Kondisi ini umumnya terjadi

pada orang-orang yang berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun tetapi sangat jarang terjadi

pada wanita yang tidak menghasilkan air susu ibu (ASI). Oleh karena itu, wanita yang

menyusui memiliki resiko lebih tinggi untuk terjadinya abses payudara.

Ketika ASI tidak dikeluarkan sepenuhnya sewaktu menyusui, sisa ASI

terperangkap di dalam salurannya dan menyebabkan terjadinya peradangan. Kondisi ini

dikenal sebagai mastitis. Peradangan akan meningkatkan resiko infeksi bakteri selanjutnya

pada saluran tersebut.

1

Page 2: Makalah Done!

Infeksi bakteri juga dapat terjadi melalui kulit puting payudara yang pecah. Ketika

bakteri memasuki jaringan payudara, sistem kekebalan tubuh akan berusaha untuk melawan

bakteri-bakteri tersebut dengan mengirim sel-sel darah putih ke tempat terjadinya infeksi.

Pada proses pembunuhan bakteri-bakteri ini, beberapa jaringan dapat mengalami kerusakan,

membentuk suatu kantung kecil yang akan diisi oleh nanah (campuran dari jaringan mati,

bakteri dan sel-sel darah putih), membentuk abses payudara. Untungnya, abses payudara

dapat dihilangkan melalui drainase abses dan pemakaian antibiotik.

B. DEFINISI

Breast abscess atau Abses payudara adalah akumulasi nanah pada jaringan

payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara. Cedera dan infeksi

pada payudara dapat menghasilkan gejala yang sama dengan di bagian tubuh lainnya,

kecuali pada payudara, infeksi cenderung memusat dan menghasilkan abses kecil. Hal ini

dapat menyerupai kista.

Abses Payudara adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan kumpulan

nanah yang terbentuk di bawah kulit payudara sebagai akibat dari infeksi bakteri. Akibat

penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya

tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses. Hal ini merupakan

mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah

didalam, maka infeksi bisa menyabar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit,

tergantung pada lokasi abses.

2

Page 3: Makalah Done!

Gambar No.01 Perbandingan Payudara Normal dan Terkena Abses

C. ETIOLOGI

Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan

pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu

menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu

yang rusak pada masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.

Infeksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan

dengan kanker payudara. Pada kasus yang langka, wanita muda sampai usia pertengahan

yang tidak menyusui mengalami subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap

sekitar puting susu).

Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui bebebrapa cara yaitu

sebagai berikut :

Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka dari tusukan jarum tidak steril

Bakteri menyebar dari suatu infeksi dibagian tubuh yang lain.

Bakteri yang dalam keadaan normal, hidup di dalam tubuh manusia dan tidak

menimbulkan gangguan, kadang bias menyebabkan abses.

Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika :

Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi.

Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang.

3

Page 4: Makalah Done!

Terdapat gangguan system kekebalan tubuh.

Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan

menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu.

Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu

oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih

mudah mengalami infeksi.

D. FAKTOR RESIKO

Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui. Bakteri masuk ke tubuh melalui

kulit yang rusak, biasanya pada puting susu yang rusak pada masa awal menyusui. Area

yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.

Infeksi pada payudara tidak berhubungan dengan menyusui harus dibedakan

dengan kanker payudara. Pada kasus yang langka, wanita muda sampai usia pertengahan

yang tidak menyusui mengalami subareolar abscesses (terjadi dibawah areola, area gelap

sekitar puting susu). Kondisi ini sebenarnya terjadi pada perokok.

Faktor risiko:

1. Diabetes mellitus

Selain diabetes dan obesitas yang merupakan faktor risiko utama, beberapa faktor lain

ternyata dapat meningkatkan risiko abses payudara. Hal ini terungkap dalam sebuah

penelitian di University of Iowa, yang dipublikasikan dalam Journal of The American

College of Surgeons edisi Juli 2010.

2. Perokok berat

Salah satu faktor yang dimaksud adalah rokok, yang dapat meningkatkan risiko abses

payudara 6 kali lipat dibanding pada wanita yang tidak merokok. Selain itu, rokok

juga membuat peluang kekambuhan melonjak hingga 15 kali lipat. Dari sejumlah

pasien yang mengalami kekambuhan, 60 persen di antaranya merupakan perokok

berat. Oleh karena itu, peneliti menyarankan para pendeita abses yang merokok untuk

menghentikan kebiasaanya agar risiko kambuh bisa dikurangi.

Dalam penelitian ini, para ahli melibatkan 68 wanita yang mengalami abses payudara,

termasuk 43 wanita perokok dan 9 wanita yang memiliki tindik di putingnya. Seluruh

4

Page 5: Makalah Done!

partisipan tidak memiliki riwayat kanker payudara dan tidak sedang menjalani

penyinaran dengan radiasi maupun operasi payudara dalam 12 bulan terakhir.

3. Tindik di bagian puting susu (baru pertama kali diungkapkan)

Risiko untuk mengalami abses payudara pada wanita yang putingnya ditindik

cenderung meningkat pada kurun waktu hingga 7 tahun sejak tindik dibuat.

4. Infeksi setelah melahirkan

5. Anemia

6. Penggunaan obat steroid

7. Rendahnya sistem imun

8. Penanaman silicon

E. TANDA GEJALA

1. Sakit pada payudara ibu tampak lebih parah.

2. Payudara lebih mengkilap dan berwarna merah.

3. Benjolan terasa lunak karena berisi nanah. Kadang-kadang keluar cairan nanah melalui

puting susu. Bakteri terbanyak penyebab nanah pada payudara adalah

STAFILOKOKUS AUREUS DAN SPESIES STREPTOKOKUS.

4. Pada lokasi payudara yang terkena akan tampak membengkak.Bengkak dengan getah

bening dibawah ketiak.

5. Nyeri dan teraba masa yang fluktuatif / ‘empuk

6. Sensasi rasa panas pada area yang terkena

7. Demam dan kedinginan, menggigil

8. Rasa sakit secara keseluruhan

9. Malaise, dan timbul limfadenopati pectoralis, axiller,  parasternalis, dan subclavia.

F. PATOFISIOLOGI

Luka atau lesi pada putting terjadi à peradangan à masuk (organisme ini biasanya

dari mulut bayi) à pengeluaran susu terhambat à produksi susu normal à penyumbatan

duktus àterbentuk abses.

Abses dikulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam

seringkali sulit ditemukan.Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil

5

Page 6: Makalah Done!

pemeriksaan fisik.Jika tidak sedang menyusui, bisa ditemukan mammografi atau biopsy

payudara.

Pada penderita abses biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan

jumlah sel darah putih.Untuk menentukan ukuran dari lokasi bses dalam, bisa dilakukan

pemeriksaan roentgen, USG atau CT scan.

Suatu abses seringkali membaik tanpa pengobatan, abses pecah dengan sendirinya

san mengeluarkan isinya.Kadang abses menghilang secara perlahan karena tubuh

menghancurkan infeksi yang terjadi dan menyerap sisa-sisa infeksi.Abses tidak pecah

dan bisa meninggalkan benjolan yang keras.

Patogenesis dari abses payudara adalah:

luka/lesi pada putting

organisme masuk (organisme ini biasanya dari mulut bayi)

peradangan

terjadi penyumbatan duktus

produksi susu normal

pengeluaran susu terhambat

terbetuk abses.

6

Page 7: Makalah Done!

Gambar No.02 Patofisiologi Abses Mammae

G. DIAGNOSIS

Untuk memastikan diagnosisnya perlu dilakukan aspirasi nanahnya. Diagnosis

ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui,

bisa dilakukan mammografi atau biopsi payudara. Mammografi merupakan proses

pemeriksaan payudara manusia menggunakan sinar x dosis rendah (umumnya berkisar

0,7 mSv). Biopsi adalah pengambilan sejumlah kecil jaringan dari tubuh manusia untuk

pemeriksaan patologis mikroskopik.

7

Page 8: Makalah Done!

H. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS

Differensial diagnosisnya adalah mastitis. Mastitis adalah peradangan payudara,

yang dapat disertai atau tidak disertai infeksi. Penyakit ini biasanya menyertai laktasi,

sehingga disebut juga mastitis laktasional atau mastitis puerperalis. Mastitis infeksi dapat

terjadi ketika bakteri memasuki payudara sementara menyusui. Puting susu dapat

menjadi retak atau sakit akibat menyusui. Hal ini dapat terjadi bila posisi bayi pada saat

menyusui tidak sesuai. Mastitis dapat mempengaruhi satu atau kedua payudara.

Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi

dalam waktu 1-3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui mengalami

mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan. Pada wanita pasca

menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air

susu yang terletak di bawah puting susu.

Gambar No.03 Mastitis

Gejala Mastitis

Nyeri payudara dan tegang atau bengkak

Kemerahan dengan batas jelas

Biasanya hanya satu payudara

Terjadi antara 3-4 minggu pasca persalinan

8

Page 9: Makalah Done!

I. PENATALAKSANAAN

1. Teknik menyusui yang benar.

2. Kompres payudara dengan air hangat dan air dingin secara bergantian.

3. Meskipun dalam keadaan mastitis, harus sering menyusui bayinya.

4. Mulailah menyusui pada payudara yang sehat.

5. Hentikan menyusui pada payudara yang mengalami abses, tetapi ASI harus tetap

dikeluarkan.

6. Apabila abses bertambah parah dan mengeluarkan nanah, berikan antibiotik.

7. Rujuk apabila keadaan tidak membaik.

Terapi : Evakuasi abses dengan cara dilakukan operasi (insisi abses) dalam anestesi umum.

Setelah diinsisi, diberikan drain untuk mengalirkan sisa abses yang ‘mungkin’ masih

tertinggal dalam payudara.

Abses / nanah kemudian diperiksa untuk kultur resistensi dan pemeriksaan PA.

Jika abses diperkirakan masih banyak tertinggal dalam payudara, selain dipasang drain juga

dilakukan bebat payudara dengan elastic bandage. Setelah 24 jam tindakan, pasien kontrol

kembali untuk mengganti kassa. Pasien diberikan obat antibiotika dan obat penghilang rasa

sakit.

Penanganan yang dapat dilakukan antara lain :

Jika sudah terjadi abses, perlu diberikan antibiotik intravena, aspirasi, atau insisi

dan jika perlu drainase. Setiap cairan aspirasi perlu dilakukan pemeriksaan

histologik untuk menyingkirkan keganasan . Untuk mengurangi nyeri bisa diberikan

obat pereda nyeri (misalnya acetaminophen atau ibuprofen). Kedua obat tersebut

aman untuk ibu menyusui dan bayinya.

Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4 kali/hari.

Diberikan antibiotik dan untuk mencegah pembengkakan, sebaiknya dilakukan

pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terkena.

Jika terjadi abses, biasanya dilakukan penyayatan dan pembuangan nanah, serta

dianjurkan untuk berhenti menyusui.

9

Page 10: Makalah Done!

Anjurkan ibu untuk tetap mengeluarkan ASI terutama pada payudara yang masih

mengeluarkan ASI mencegah terjadinya bendungan payudara pada sisi payudara

yang lain.

Menganjurkan ibu utnuk istirahat yang cukup yaitu minimal 7 jam sehari dan

mengkonsumsi makanan dengan pola menu makanan seimbang yang terdiri dari :

karbohidrat, protein, lemak, vitamin maupun mineral.

Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan diri terutama didaerah sekitar payudara dan

ganti balutan 2 kali sehari

Anjurkan ibu untuk datang kembali 3 hari berikutnya atau jika merasa keadaannya

tidak bertambah baik bahkan bertambah buruk

Cara perawatan Payudara

Cuci tangan sebelum melakukan perawatan payudara

Ambil kapas yang sudah diberi baby oil tempelkan pada puting payudara,

kompres 1 – 2 menit setelah itu putar kapas hingga kotoran pada putting dan

areola terangkat.

Licinkan kedua tangan dengan baby oil, Tempatkan kedua telapak tangan diantara

kedua payudara, Lakukan pengurutan dimulai dari antara payudara kearah atas,

kesamping,lalu kebawah (Memutar ) dilakukan 20 – 30 kali.

Sokong payudara dan urut dengan jari tangan .sokong payudara kiri dengan

tangan kiri,lalu tangan kanan membuat gerakan seperti menyisir menekan mulai

dari pangkal payudara sampai pada putting susu. Dilakukan 20 – 30 kali.

okong payudara dan massase dengan punggung tangan yang mengepal, lakukan

gerakan ini 20 – 30 kali.

Kompres payudara dengan waslap dan air hangat selama 1 – 2 menit.

Bersihkan payudara, Perawatan payudara bia dilakukan 2x sehari sebelum mandi.

Cara menyusui yang benar :

10

Page 11: Makalah Done!

Memberitahu ibu bahwa teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan

puting susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempngaruhi produki

ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.

a. Sebelum dan setelah menyusui selalu cuci tangan dengan sabun hingga bersih

b. Sebelum menyusui ASI dikeluarkn sedikit, kemudian dioleskan pada puting &

sekitar areola sebagai desinfektan & menjaga kelembaban puting susu.

c. Gunakan bantal atau selimut untuk menopang bayi , bayi ditidurkan diatas

pangkuan ibu dengan cara :

o Bayi dipegang dengan satu lengan kepala bayi diletakkan pada lengkung

siku ibu dan bokong baui diletakkan pada lengan. Kepala bayi tidak boleh

tertengadah atau bokong bayi ditahan dengan telapak tangan ibu.

o Satu tangan bayi diletakkan dielakang badan ibu dan yang satu didepan.

o Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara

o Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus

o Ibu menatap bayi dengan kasih sayang

d. Tangan kanan menyangga payudara kiri dan keempat jari dan ibu jari menekan

bagian atas areola .

e. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut ( rooting refleks) dengan cara

menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh mulut bayi

f. Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi didekatkan ke payudara

ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke mulut bayi . usahakan sebagian

besar areola dapat masuk mulut bayi , sehingga puting susu berada dibawah

langit langit dan lidah bayi akan menekan asi keluar dari tempat penampungan

asi yang terletak dibawah areola.

g. Tanda bayi telah kenyang adalah bayi terlihat puas setelah selesai menyusu. Lalu

sendawakan bayi setiap selesai menyusu.

11

Page 12: Makalah Done!

Gambar No.04 Cara Menyusui yang Benar

J. PENCEGAHAN

1. Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.

2. Setelah menyusui, puting susu diolesi kembali dengan ASI dan biarkan kering dengan

sendirinya (dapat diberikan salep lanolin atau vitamin A dan D)

3. Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara

4. Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan

5. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara

dengan cara memompanya

6. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada

puting susu.

7. Minum banyak cairan

8. Menjaga kebersihan puting susu

9. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.

12

Page 13: Makalah Done!

K. KESIMPULAN

Breast abscess atau Abses payudara adalah akumulasi nanah pada jaringan

payudara. Hal ini biasanya disebabkan oleh infeksi pada payudara.

Infeksi pada payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang umum ditemukan

pada kulit normal (staphylococcus aureus). Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui.

Bakteri masuk ke tubuh melalui kulit yang rusak, biasanya pada puting susu yang rusak pada

masa awal menyusui. Area yang terinfeksi akan terisi dengan nanah.

13

Page 14: Makalah Done!

DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo, Sarwono,2010. Maternal dan Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo.

2. Taber Ben-Zion, MD. 2004. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC .

3. Syaipudin, Abdul Bari.2001. Paduan Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka.

4. Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri Jilid 1. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

(EGC).

5. Manuaba, Ida Ayu Chandranita dkk. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan

KB. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran (EGC).

6. Soedigmarto, M.Prof.2009.  Perawatan Ibu.S urabaya.

7. Pardoko R.H.dr.MPH. 2008.  Perawatan Anak di Pusat Kesehatan. Surabaya

14