Makalah distribusi

14
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dahulu hingga sekarang, masih berlangsung kontroversi luas dan sengit tentang pokok persoalan distribusi pendapatan antar berbagai golongan rakyat disetiap Negara demokratis di dunia. Hal ini disebabkan kesejahteraan ekonomi rakyat sangat tergantung pada cara distribusi seluruh pendapatan nasional. Dikemukakan bahwa teori distribusi hendaknya dapat mengatasi masalah distribusi pendapatan di antara berbagai kelas rakyat. Teori ekonomi modern mengenai distribusi merupakan suatu teori yang menetapkan harga jasa produksi. Teori distribusi factorial, atau fungsional membantu kita untuk menentukan harga jasa yang diberikan oleh bermacam-macan faktor produksi. Adapun perbedaan dalam kehidupan manusia merupakan ketetapan Allah. Dengan perbedaan inilah manusia mempunyai peran lebih diantara makhluk lain di kehidupan ini. Disamping itu perbedaan ini membawa pentingnya makna kerja sama antara satu orang dengan orang lain dalam memenuhi kepentingan hidupnya. Perbedaan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, tetapi dengan perbedaan ini bukan menjadi alasan manusia antara satu orang dengan orang lain untuk melegitimasi kedudukannya di hadapan Allah sebagai makhluk mulia atau hina. B. Rumusan Masalah Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni: 1. Apa pengertian dari Distribusi itu sendiri? 2. Apa saja macam-macam dari teori-teori Distribusi? 3. Dalil-dalil apa sajakah yang berkaitan dengan Distribusi?

Transcript of Makalah distribusi

Page 1: Makalah distribusi

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sejak dahulu hingga sekarang, masih berlangsung kontroversi luas dan sengit tentang pokok

persoalan  distribusi pendapatan antar berbagai golongan rakyat disetiap Negara demokratis

di dunia. Hal ini disebabkan kesejahteraan ekonomi rakyat sangat tergantung pada cara

distribusi seluruh pendapatan nasional. Dikemukakan bahwa teori distribusi hendaknya dapat

mengatasi masalah distribusi pendapatan di antara berbagai kelas rakyat. Teori ekonomi

modern mengenai distribusi merupakan suatu teori yang menetapkan harga jasa produksi.

Teori distribusi factorial, atau fungsional membantu kita untuk menentukan harga jasa yang

diberikan oleh bermacam-macan faktor produksi.

Adapun perbedaan dalam kehidupan manusia merupakan ketetapan Allah. Dengan perbedaan

inilah manusia mempunyai peran lebih diantara makhluk lain di kehidupan ini. Disamping itu

perbedaan ini membawa pentingnya makna kerja sama antara satu orang dengan orang lain

dalam memenuhi kepentingan hidupnya. Perbedaan merupakan bagian yang tidak dapat

dipisahkan, tetapi dengan perbedaan ini bukan menjadi alasan manusia antara satu orang

dengan orang lain untuk melegitimasi kedudukannya di hadapan Allah sebagai makhluk

mulia atau hina.

B.  Rumusan Masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni:

1.      Apa pengertian dari Distribusi itu sendiri?

2.      Apa saja macam-macam dari teori-teori Distribusi?

3.      Dalil-dalil apa sajakah yang berkaitan dengan Distribusi?

C.      Tujuan Penulisan

Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari penulisan makalah ini

adalah:

1.        Untuk mengetahui tujuan dari distribusi.

2.        Untuk mengetahui macam-macam teori-teori distribusi.

3.        Untuk mengetahui jenis-jenis dalil yang berkaitan dengan distribusi.

Page 2: Makalah distribusi

BAB II

PEMBAHASAN

A.  Pengertian Dstribusi

Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan

para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi

tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.

Dalam menciptakan ketiga faedah tersebut, terdapat dua aspek penting yang terlibat di

dalamnya yaitu:

1.    Lembaga yang berfungsi sebagai saluran distribusi (Channel of distribution/marketing

channel).

2.    Aktivitas yang menyalurkan arus fisik barang (Physical distribution).[1]

Sedangkan menurut Afandi, secara garis besar, pendistribusian dapat diartikan sebagai

kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang

dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang

diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat, dan saat dibutuhkan).[2] Pihak yang melakukan

kegiatan distribusi disebut sebagai distributor. [3]

Dengan kata lain, proses distribusi merupakan aktivitas pemasaran yang mampu:

1.    Menciptakan nilai tambah produk melalui fungsi-fungsi pemasaran yang dapat

merealisasikan kegunaan/utilitas bentuk, tempat, waktu, dan kepemilikan.

2.    Memperlancar arus saluran pemasaran (marketing channel flow) secara fisik dan non-

fisik.

Yang dimaksud dengan arus pemasaran adalah aliran kegiatan yang terjadi di antara lembaga-

lembaga pemasaran yang terlibat di dalam proses pemasaran. Arus pemasaran tersebut

meliputi arus barang fisik, arus kepemilikan, arus informasi, arus promosi, arus negosiasi,

arus pembayaran, arus pendanaan, arus penanggungan risiko, dan arus pemesanan.

Dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas distribusi, perusahaan kerapkali harus bekerja sama

dengan berbagai perantara (middleman) dan saluran distribusi (distribution channel) untuk

menawarkan produknya ke pasar.[4]

Saluran Distribusi

Menurut Winardi (1989:299) yang dimaksud dengan saluran distribusi adalah sebagai berikut

:

“ Saluran distribusi merupakan suatu kelompok perantara yang berhubungan erat satu sama

lain dan yang menyalurkan produk-produk kepada pembeli.“

Page 3: Makalah distribusi

Sedangkan menurut Sedangkan Philip Kotler (1997:140) mengemukakan bahwa :

“ Saluran distribusi adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung dan terlibat

dalam proses untuk menjadikan suatu barang atau jasa siap untuk digunakan atau

dikonsumsi “.

Saluran distribusi pada dasarnya merupakan perantara yang menjembatani antara produsen

dan konsumen. Perantara tersebut dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu ;

Pedagang perantara dan Agen perantara. Perbedaannya terletak pada aspek pemilikan serta

proses negoisasi dalam pemindahan produk yang disalurkan tersebut.

1.    Pedagang Perantara

Pada dasarnya, pedagang perantara (merchant middleman) ini bertanggung jawab terhadap

pemilikan semua barang yang dipasarkannya atau dengan kata lain pedagang mempunyai hak

atas kepemilikan barang. Ada dua kelompok yang termasuk dalam pedagang perantara,

yaitu ; pedagang besar dan pengecer. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa produsen

juga dapat bertindak sekaligus sebagai pedagang, karena selain membuat barang juga

memperdagangkannya.

2.    Agen Perantara

Agen perantara (Agent middle man) ini tidak mempunyai hak milik atas semua barang yang

mereka tangani.

Distribusi Fisik

Distribusi fisik merupakan aspek penting kedua dalam rangka menjadikan suatu produk

tersedia bagi konsumen dalam jumlah, waktu, dan tempat yang tepat.

Dewan Manajemen Distribusi Fisik Nasional Amerika Serikat mendefinisikan distribusi fisik

sebagai berikut : “ Suatu rangkaian aktivitas yang luas mengenai pemindahan barang jadi

secara efisien dari akhir batas produksi kepara konsumen, serta didalam beberapa hal

mencakup pemindahan bahan mentah dari suatu pembekal keawal batas produksi “.[5]

Sistem Distribusi

Sistem distribusi bertujuan agar benda-benda hasil produksi sampai kepada konsumen dengan

lancar, tetapi harus memperhatikan kondisi produsen dan sarana yang tersedia dalam

masyarakat, dimana sistem distribusi yang baik akan sangat mendukung kegiatan produksi

dan konsumsi.

Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan

beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan:

1.    Distribusi langsung, dimana produsen menyalurkan hasil produksinya langsung kepada

konsumen.

2.    Distribusi semi langsung, dimana penyaluran barang hasil produksi dari produsen ke

konsumen melalui badan perantara milik produsen itu sendiri.[6]

Page 4: Makalah distribusi

Dalam hal ini, islam menjadikan distribusi sebagai koridor bagi produksi. Adapun gagasan

mengenai hubungan ini diantaranya, yaitu:

1.    Sistem ekonomi Islam memandang hukum-hukum (norma-norma) yang dibawahnya

sebagai hukum yang permanen, tetap, serta valid disetiap zaman dan disegala tempat.

2.    Islam memandang proses produksi yang dijalankan oleh pekerja sebagai sebuah fase

dimana berlaku hukum umum distribusi. Penggalian mata air, penebangan kayu di hutan,

penambangan mineral, semua itu adalah proses produksi.

3.    Ketika level dan potensi produksi meningkat, dominasi manusia atas alam pun

meningkat. Lalu akan tiba saatnya dimana manusia dengan kemampuan produksinya

mengeksploitasi alam dengan skala yang lebih besar dan jangkauan yang lebih luas.[7]

B.  Teori-Teori Distribusi

Konsep dasar kapitalis dalam permasalahan distribusi adalah kepemilikan (private) pribadi.

Makanya permasalahan yang timbul adalah adanya perbedaan mencolok pada kepemilikan,

pendapatan harta pusaka peninggal leluhurnya masing-masing. Milton H. Spencer (1977),

menulis bukunya contemporary Economics. “Kapitalisme merupakan sebuah system

organisasi ekonomi yang dicirikan oleh hak milik private (individu) atas alat-alat produksi

dan distribusi (tanah, pabrik-pabrik, jalan-jalan kereta api, dan sebagainya) dan

pemanfaatannya untuk mencapai laba dalam kondisi-kondisi yang sangat kompetitif .[8]

Teori Keadilan   Distribusi

1.    Teori Egalitarianisme

Teori Egalitarianisme didasarkan atas prinsip pertama. Mereka berpendapat bahwa kita baru

membagi dengan adil bila semua orang yang mendapat bagian yang sama ( Equal ). Membagi

dengan adil berarti sama rata. Jika karena alasan apa saja tidak semua orang mendapat bagian

yang sama menurut egalitarianisme pembagian itu tidak adil betul.

2.     Teori Sosialistis

Teori Sosialistis tentang keadilan distributive memilih prinsip kebutuhan sebagai dasarnya.

Menurut mereka masyarakat diatur dengan adil, jika kebutuhan semua warga terpenuhi,

seperti kebutuhan akan sandang, pangan, papan. Secara konkret, sosialisme terutama

memikirkan masalah–masalah perkerjaan bagi kaum buruh dalam konteks industrialisasi.

3.    Teori Liberalistis

Liberalisme justru menolak pembagian atas dasar kebutuhan sebagai tidak adil. Karena

manusia adalah makhluk bebas, kita harus membagi menurut usaha–usaha bebas dari

individu–individu bersangkutan. Yang tidak berusaha tak mempunyai hak pula untuk

memperoleh sesuatu. Liberalisme menolak sebagai sangat tidak etis sikap Free Rider benalu

yang menumpang hidup pada usaha lain tanpa mengeluarkan air keringat sendiri.

Lembaga hak milik swasta merupakan elemen paling pokok dari kapitalisme. Para individu

memperoleh perangsang agar aktiva mereka dimanfaatkan seproduktif mungkin. Hal tersebut

Page 5: Makalah distribusi

sangat mempengaruhi distribusi kekayaan serta pendapatan karena individu-individu

diperkenankan untuk menghimpun aktiva dan memberikannya kepada ahli waris secara

mutlak apabila mereka meninggal dunia.

1.    Sewa

Sewa menurut Ricardo adalah bagian hasil tanah yang dibayar kepada tuan tanah untuk

penggunaan kekayaan tanah asli dan tak dapat merusak. Menurut dia sewa adalah surplus

diferensial.

2.    Upah

Teori upah yang pada umumnya diterima adalah teori produk menejerial. Menurut teori ini

upah ditentukan keseimbangan antara kekuatan permintaan dan persediaan.

Pengisapan terhadap buruh oleh para majikan dilarang dalam islam. Dalam hal ini adalah

membesarkan hati untuk mengutip pernyataan Nabi Muhammad SAW bahwa :

“ Manusia tidak brhak atas bagian yang tidak diberikan tuhan kepadanya, tuhan

memberikan kepada setiap orang haknya, oleh karena itu jangan mengganggu apa yang

dimiliki oleh orang lain”.

3.    Mekanisme Pasar

Dalam konsep ekonomi islam penentuan harga dilakukan oleh kekuatan kekuatan pasar, yaitu

kekuatan permintaan dan kekuatan penawaran. Dalam konsep islam pertemuan permintaan

dengan penawaran tersebut haruslah terjadi secara rela sama rela, tadak ada pihak yang

merasa terpaksa untuk melakukan transaksi pada tingkat harga tersebut.

4.    Zakat

Zakat merupakan pukulan hebat bagi kapitalisme. Sayangnya, terjadi kesalahpahaman

mengenai zakat. Beberapa dari mereka menganggapnya sebagai suatu amal pribadi, padahal

zakat adalah pajak wajib atas tabungan dan harta benda berdasarkan suku yang berbeda beda,

mulai dari dua sampai dua puluh persen.

Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan dampak kegiatan zakat didalam suatu

perekonomian dewasa ini belum banyak berkembang. Karena unsur zakat dalam system

ekonomi konvensional bukan merupakan suatu variabel utama dalam struktur teori yang ada.

Dalam struktur ekonomi konvensional unsure utama dalam kebijakan fiscal adalah unsure-

unsur yang berasal dari berbagai jenis pajak sebagai sumber penerimaan pemerintah dan

unsure-unsur yang berkaitan dengan variabel pengeluaran pemerintah.[9]

 

 

C.  Dalil-Dalil Tentang Distribusi

Alquran adalah sumber ajaran Islam. Kitab Suci ini menempati posisi sentral, bukan saja

dalam perkembangan dan pengembangan ilmu-ilmu keislaman, tetapi juga merupakan

inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad

sejarah umat ini. Jika demikian halnya, maka pemahaman terhadap ayat-ayat Alquran melalui

Page 6: Makalah distribusi

penafsiran-penafsirannya, mempunyai peranan yang sangat besar bagi maju-mundurnya

umat. Sekaligus, penafsiran-penafsiran itu dapat mencerminkan perkembangan serta corak

pemikiran para mufasir.

1.    Distribusi Harta (al-mâl)

Kata al-mâl dalam Alquran disebut tidak kurang dari 86 kali.[7] Kata ini disebutkan Alquran

dalam dua bentuk. Pertama, dalam bentuk tidak disandarkan kepada kataganti (ghair mudhâf

ilâ dlâmir), seperti al-mâl, mâlan, al-amwâl dan amwâlan (32 kali). Kedua, disandarkan

kepada kataganti, seperti mâluhu, mâliyah, amwâlukum dan amwâluhum (54 kali).

Ayat-ayat tentang harta yaitu:

Qs. Al-Fajr (89): 20

šcq™7ÏtéBur tA$yJø9$# ${7ãm $tJy_ ÇËÉÈ

Artinya:

“Dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.”

Qs. Al-Kahfi (18): 34

šc%x.ur ¼çms9 Ö�yJrO tA$s)sù ¾ÏmÎ7Ås»|ÁÏ9 uqèdur ÿ¼çnâ‘Ír$ptä† O$tRr&

çŽsYø.r& y

7ZÏB Zw$tB –“tãr&ur #\�xÿtR ÇÌÍÈ

Artinya:

“Dan dia mempunyai kekayaan besar, Maka ia Berkata kepada Kawannya (yang mukmin)

ketika bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan pengikut-

pengikutku lebih kuat"

Dari sekian ayat yang secara tersurat menyatakan kata al-mâl, kiranya kita dapat menarik

beberapa benang merah yang dapat kita nilai sebagai pandangan Alquran yang harus

mendasari segenap aktivitas pendistribusian harta. Pandangan itu antara lain:

a.    Harta adalah Milik Allah (al-mâl mâl Allâh)

Dalam Alquran hanya sekali kata al-mâl yang secara tegas dinisbahkan kepada Allah (mâl

Allâh), yaitu dalam Qs. al-Nûr ayat 33:

É#Ïÿ÷ètGó¡uŠø9ur tûïÏ%©!$# Ÿw tbr߉Ågs† %·n%s3ÏR 4Ó®Lym ãNåkuŽÏZøóムª!

$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù 3 tûïÏ%©!$#ur tbqäótGö6tƒ |=»tGÅ3ø9$# $£JÏB ôMs3n=tB

öNä3ãZ»yJ÷ƒr& öNèdqç7Ï?%s3sù ÷bÎ) öNçGôJÎ=tæ öNÍkŽÏù #ZŽöyz ( Nèdqè?#uäur�

`ÏiB ÉA$¨B «!$# ü“Ï%©!$# öNä38s?#uä 4 Ÿwur (#qèdÌõ3è? öNä3ÏG»uŠtGsù ’n?tã Ïä!�$tóÎ7ø9$# ÷bÎ) tb÷Šu‘r& $YYÁptrB (#qäótGö;tGÏj9 uÚttã Ío4quŠptø:$# $u‹÷R‘‰9$#� �

4 `tBur £`‘gdÌõ3ム¨bÎ*sù ©!$# .`ÏB ω÷èt/ £`ÎgÏdºtø.Î) Ö‘qàÿxî ÒO‹Ïm§‘ ÇÌÌÈ� �

Artinya:

Page 7: Makalah distribusi

“Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian (diri)nya,

sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan budak-budak yang kamu

miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika

kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian

dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. dan janganlah kamu paksa budak-budak

wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, Karena

kamu hendak mencari keuntungan duniawi. dan barangsiapa yang memaksa mereka, Maka

Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (kepada mereka)

sesudah mereka dipaksa itu.”

b.      Perintah dan Anjuran Menyangkut Distribusi Kekayaan

Perintah Al-Qur’an menyangkut distribusi harta di antaranya adalah mengeluarkan zakat.

Firman-Nya dalam Qs. al-Taubah ayat 103 yang artinya “Ambillah zakat dari sebagian harta

mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan berdoalah untuk

mereka…”

Pandangan bahwa harta adalah milik Allah akan melahirkan sejumlah prinsip yang secara

langsung ada kaitannya dengan pemanfaatan kekayaan dan semangat sosialisme. Prinsip-

prinsip itu antara lain :

a.       Benda-benda ekonomi adalah harta kekayaan milik Allah yang kemudian dititipkan

kepada manusia yang dijadikannya menjadi amanat yang harus dijaga. Hal ini sebagaimana

dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Anfaal ayat 28.

b.      Harta yang halal itu setiap tahun harus dibersihkan dengan zakat. Firman Allah dalam

Surat AL-Lail ayat 18.

c.       Orang-orang miskin mempunyai hak yang pasti dalam hartanya orang-orang kaya.

Surat Ad-Dzaryiat ayat 19 yang berbunyi:

þ’Îûur öNÎgÏ9ºuqøBr& A,ym È@ͬ!$¡¡=Ïj9 ÏQrã�óspRùQ$#ur ÇÊÒÈ

Artinya:

“Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin

yang tidak mendapat bagian.”

d.      Kejahatan tertinggi terhadap kemanusian ialah menumpukan kekayaan pribadi tanpa

memberinya fungsi social.

Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al-Humazah ayat 2-3 :

“Ï%©!$# yìuHsd Zw$tB ¼çnyŠ£‰tãur ÇËÈ Ü=|¡øts† ¨br& ÿ¼ã&s!$tB

¼çnt$s#÷{r& ÇÌÈ

e.       Manusia tidak akan memperoleh kebajikan sebelum mendistribusikan harta yang

dicintainya.

Page 8: Makalah distribusi

 Keterangan ini terdapat dalam Surat Ali Imran ayat 92 :

`s9 (#qä9$oYs? §ŽÉ9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB šcq™6ÏtéB 4 $tBur

(#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ

*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ Ò ŠO Î=tæ ÇÒËÈ

Artinya:

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu

menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. dan apa saja yang kamu nafkahkan Maka

Sesungguhnya Allah mengetahuinya.”

f.        Penerima amanat harta tidak boleh menggunakan harta semaunya dan untuk

kepentingan diri sendiri, melainkan harus dengan timbang rasa supaya tidak menyinggung

rasa keadilan umum, tidak kikir dan juga tidak boros. Firman Allah dalam Surat al-Furqon

ayat 67.[10]

BAB III

PENUTUP

A.  Simpulan

Distribusi adalah kegiatan penyaluran hasil produksi berupa barang dan jasa dari produsen ke

konsumen guna memenuhi kebutuhan manusia. Pihak yang melakukan kegiatan distribusi

disebut sebagai distributor.

Dalam penyaluran hasil produksi dari produsen ke konsumen, produsen dapat menggunakan

beberapa jenis sistem distribusi yang dapat dikelompokkan:

1.    Distribusi langsung,

2.    Distribusi semi langsung,

Teori Keadilan   Distribusi

1.    Teori Egalitarianisme

2.     Teori Sosialistis

Page 9: Makalah distribusi

4.    Teori Liberalistis

B.  Saran

Penulis berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas

yang berkenaan dengan materi ini. Kritik dan saran yang membangun juga sangat dibutuhkan

penulis dalam perkembangan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http/Abualitya.wordpress.com/2010/02/03/menentukan-arah-baru-study

Baqir Ash Shadir Muhammad, Buku Induk Ekonomi Islam, Jakarta : Zahra, 2008

http://devoav1997.webnode.com/tags/pengertian distribusi dan saluran distribusi

http://id.wordpress.com/tag/manajement/ekonomi

http://inspirasiku.blogspot.com/search/label/distribusi

Mannan M.A., Ekonomi Islam,Jakarta : Intermasa, 1992

Sudarsono Heri, Konsep Ekonomi Islam Suatu Pengantar, Ekonisia, Yogyakarta :2004

Wasana Jaka, kirbrandoko, Pengantar Mikroekonomi, Jakarta : Erlangga, 1990

[1] Heri Sudarsono, konsep Ekonomi Islam suatu pengantar, Ekonisia:Yogyakarta, 2004, h.

234

[2] http://Abualitya.wordpress.com/2010/02/03/menentukan-arah-baru-study

[3] Ibid h. 235

[4] Drs. Jaka Wasana Dkk, Pengantar Mikroekonomi, Erlangga : Jakarta 1990 h. 129

[5] http://id.wordpress.com/tag/manajement/ekonomi

[6] http://devoav1997.webnode.com/tags/pengertian distribusi dan saluran distribusi

[7] Muh. Baqir Ash Shadr, buku Induk Ekonomi Islam, Zahra: Jakarta. 2008, h. 434

[8] ibid

[9]  M.A. Mannan, Ekonomi Islam Teori dan Praktek, Intermasa : Jakarta. 1992, h.114

[10] http://inspirasiku.blogspot.com/search/label/distribusi