MAKALAH DISKUSI

15
MAKALAH DISKUSI TENTANG PUISI Disusun Oleh : 1. Ida Agustina 2.Hamsyah 3. Kiki Septiana

description

s

Transcript of MAKALAH DISKUSI

Page 1: MAKALAH DISKUSI

MAKALAH DISKUSI TENTANG PUISI

Disusun Oleh :

1. Ida Agustina2. Hamsyah 3. Kiki Septiana

SMA NEGERI 1 SEKAMPUNG UDIK LAMPUNG TIMUR

TAHUN AJARAN 2015/2016

Page 2: MAKALAH DISKUSI

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, karena telah menyelesaikan makalah yang berjudul ”Analisis Puisi Pertemuan Karya Hilmi Akmal dengan Pendekatan Struktural dan Semiotik” ini dengan baik.

Penyusunan makalah ini bukan hanya doa semata, namun tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak guna penyelesaiannya. Dalam penyusunan makalah ini juga banyak mendapat bantuan dan bimbingan sehingga hal itu sangat membantu penyelesaian makalah ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu.

Dengan segala kerendahan hati penyusun selalu menanti segala kritik dan saran yang membangun  dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dalam berbagai bidang dan dapat digunakan sebagai sumbangan pikiran untuk masa yang akan datang.

Lampung Timur, 19 januari 2016

Penyusun

Page 3: MAKALAH DISKUSI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................

KATA PENGANTAR ...........................................................................................

DAFTAR ISI .........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................................

A.    Latar Belakang .............................................................................................. ....... 

B.     Rumusan Masalah ......................................................................................... ....... 

C.     Tujuan Penulisan ........................................................................................... ....... 

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................

A.    Analisis Berdasarkan Pendekatan Struktural ....................................................... 

B.     Analisis Berdasarkan Pendekatan Semiotik .................................................. ....... 

BAB III PENUTUP ...............................................................................................

A.    Simpulan ....................................................................................................... ..... 

B.     Saran ............................................................................................................. ..... 

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

Page 4: MAKALAH DISKUSI

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar BelakangSetiap orang memiliki cara yang seringkali berbeda dalam mengungkapkan

pandangannya atau permikirannya terhadap realitas yang ada di sekitar dan yang kita temui. Karya sastra merupakan hasil proses kreatif seorang sastrawan. Pada proses kreatif tersebut, tidak semata-mata hanya membutuhkan sebuah keterampilan, akan tetapi aspek pengalaman hidup, intelektual, wawasan keilmuan terutama kesusastraan, juga kejujuran sangat dibutuhkan dalam pembuatan karya sastra.

Hubungan karya satra dengan masyarakat, dengan teknologi informasi yang menyertainya, minat masyarakat terhadap manfaat penelitian interdisiplin, memberikan pengaruh terhadap perkembangan teori sastra selanjutnya. Strukturalisme, yang telah berhasil untuk memasuki hampir seluruh bidang kehidupan manusia, dianggap sebagai salah satu teori modern yang berhasil membawa manusia pada pemahaman secara maksimal.

Beberapa aliran dalam ilmu sastra, seperti strukturalisme dan ilmu sastra linguistik, dengan tepat atau tidak tepat, dinamakan diri semiotik. Semiotik ialah ilmu yang secara sistematik mempelajari tanda-tanda dan lambang – lambang, system-sistem lambang dan proses perlambangan. Dalam sastra, sistem simbol yang terpenting adalah bahasa. Sesuai dengan hakikatnya, tanda tanda bahasa dikaitkan dengan denotatum atas dasar perjanjian. Strukturalis mencoba mendeskripsikan sistem tanda sebagai bahasa-bahasa.

Bahasa adalah salah satu diantara banyak system tanda. Ilmu tentang sistem itu disebut “ semiotik ” biasa dipandang bahwa strukturalisme dan semiotik termasuk kedalam bidang teoretis yang sama. Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang memiliki banyak makna dan makna teori apa untuk membedah makna tersebut. Puisi merupakan ungkapan perasaan penulis yang diterjemahkan dalam susunan kata-kata yang membuat bait-bait berirama dan memiliki makna yang dalam.

Puisi selalu terkait dengan emosi, pengalaman, sikap, dan pendapat-pendapat tentang situasi atau kejadian yang ditampilkan secara abstrak atau implisit. Alasan yang mendorong dilakukannya penelitian dengan pendekatan strukturalisme semiotik pada puisi berjudul Puisi Berjudul “Pertemuan” karya Hilmi Akmal. Pertama karena dalam puisi tersebut banyak penggunaan bahasa sastra yang sulit di mengerti oleh sebagian orang, sehingga dilakukan penelitian secara structural semiotik. Kedua, karena puisi tersebut menceritakan tentang manusia dan Tuhannya yang menarik untuk dijadikan renungan diri kita, dengan bahasa yang menarik dan memilihan kata yang sesuai tetapi sulit dimengerti jika tidak diteliti terlebih dahulu sehingga dilakukan penelitian secara structural semiotik.

Dari uraian diatas, tampak perlu adanya sebuah analisis puisi yang uraiannya lebih mendalam, sistematis, tetapi praktis dapat dipergunakan untuk memahami puisi secara lebih mudah, oleh karena itu peneliti memfokuskan kajiannya dengan judul. Analisis Puisi Berjudul Pertemuankarya Hilmi Akmal dengan Pendekatan Strukturalisme dan Semiotik.

Page 5: MAKALAH DISKUSI

B.     Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah.

1.      Bagaimanakah analisis puisi Pertemuan berdasarkan pendekatan strukturalisme?2.      Bagaimanakah analisis puisi Pertemuan berdasarkan pendekatan semiotik?C.    Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada dua tujuan yang perlu dicapai.1.      Untuk Mendeskripsikan analisis puisi Pertemuan berdasarkan pendekatan strukturalisme.2.      Untuk Mendeskripsikan analisis puisi Pertemuan berdasarkan pendekatan semiotik.

Page 6: MAKALAH DISKUSI

BAB IIPEMBAHASAN

A.    Analisis dari Pendekatan Struktural1.      Teori Strukturalisme

Strukturalisme pada dasarnya merupakan cara berpikir tentang dunia yang terutama berhubungan dengan tanggapan dan deskripsi struktur-struktur. Dalam pandangan ini karya sastra diasumsikan sebagai fenomena yang memiliki struktur yang saling terkait satu sama lain. Struktur tersebut memiliki bagian yang kompleks, sehingga pemaknaan harus diarahkan ke dalam hubngan antar unsure secara keseluruhan akan lebih berarti disbanding bagian atau fragmen struktur ( Endraswara, 2004: 49).

Strukturalisme adalah suatu metode analisis yang dikembangkan oleh banyak semiotisian berbasis model lingusitik Saussure. Strukturalis bertujuan untuk mendeskripsikan keseluruhan pengorganisasian sistem tanda sebagai bahasa seperti yang dilakukan Lévi-Strauss dan mitos, keteraturan hubungan dan totemisme, Lacan dan alam bawah sadar; serta Barthes dan Greimas dengan grammar pada narasi. Mereka melakukan suatu pencarian untuk suatu struktur yang tersembunyi yang terletak di bawah permukaan yang tampak dari suatu fenomena.

Strukturalisme sastra tumbuh subur di tahun 1960-an sebagai usaha untuk menerapkan pada kesusastraan metode dan kemampuan memahami dari pendiri linguistik struktural modern, Ferdinand de Saussure. Saussure memandang bahasa sebagai sebuah system tanda, yang harus dipelajari secara ‘sinkronis’ maksudnya dipelajari sebagai satu sistem yang lengkap pada satu waktu tertentu dan bukan secara diakronis yaitu dalam perkembangan sejarahnya. Menurut Waluyo (1991: 28) puisi terdiri atas dua unsur pokok , yakni struktur fisik dan struktur batin. Struktur batin puisi terdiri dari atas tema, nada perasaan , dan amanat; sedangkan sedangkan struktur fiksi puisi terdiri atas; diksi, pengimajian, kata konkert, majas, versifikasi, dan tipografi.

2.      Analisis Puisia.      Metode Puisi1)   Diksi (diction)

Diksi adalah pilihan kata yang dilakukan penyair dengan cermat, teliti, dan selektif mungkin. Diksi dalam puisi “Pertemuan” ialahMenasbihkan, api, membakar, tak terbatas, air, merindu, alir, akar, pembuluh, urat-urat, reranting, dedaun, bebunga, belatang, angin, hilang.

2)   Citraan atau Daya Bayang (imagery)Citraan merupakan gambaran agan yang timbul akibat penggunaan diksi yang ketat sehingga anganan pembaca menjadi hidup.

a)        Citraan Pendengaran(1)     Menasbihkan namamub)        Citraan Penglihatan(1)   Kulihat namaku(2)   Hilang!

c)        Citraan Perasa(1)   air yang merindu alir

Page 7: MAKALAH DISKUSI

d)       Citraan Gerak(1)      Mula-mula masuk tanah(2)      Diisap akar lalu diserap pembuluh dan urat-urat

3)   Kata Konkret (the concrete word)Kata konkret merupakan kata-kata yang secara konotatif berbeda menurut kondisi dan situasi pemakainya. Kata konkret dalam puisiPertemuan ialah “menasbihkan”, kata tersebut kadang disamakan dengan kata “menyebutkan” tetapi karena kata menasbihkan dirasa lebih halus dan sopan untuk hamba dengan Sang Pencipta.

4)   Pigura Bahasa (figurative language)Pigura bahasa merupakan susunan perkataan yang terjadi karena perasaan yang tumbuh dalam hati penulis. Pigura bahasa dalam puisi salju sebagai berikut.

a)      Hiperbolaapi yang membakar airNamamu adalah waktu

b)      Personifikasiair yang merindu alir

5)   Irama dan Rima (rhythm and rime)Irama adalah tinggi-rendah, panjang-pendek, cepat-lambat suara. Rima adalah persamaan bunyi pada akhir larik. Irama dan rima pada puisi salju adalah sebagai berikut.

a.       Irama1)      Menasbihkan namamu2)      Seperti api yang membakar air3)      Mencintai namamub.      Rima1)      Akhir larik pertama dan keempat terdapat persamaan bunyi vokal /u/.2)      Akhir larik kedua dan kelima terdapat persamaan bunyi konsonan /r/.b.      Hakikat Puisi

1)    Tema atau Arti (sense)Tema merupakan pokok persoalan yang hendak disampaikan.

Puisi Pertemuan menggambarkan sebuah tema tentang seseorang yang merindukan jalan kebenaran dan jalan yang lurus, yaitu Tuhan YME.

2)      Rasa (feeling)Rasa merupakan sikap penyair terhadap pokok persoalan yang terdapat dalam puisinya.

Rasa yang diekspresikan penyair adalah kerinduan seseorang terhadap cinta dari Tuhan YME.

3)      Nada (tone)Nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca karya puisinya. Sikap  penyair terhadap

pembaca yaitu kerinduan dan untuk mengingatkan. Selama hidup manusia selalu ada yang mengawasi. Tuhan YME yang selalu bersama kita. Disetiap urat nadi kita, nafas kita, dan hidup kita.

Page 8: MAKALAH DISKUSI

4)      Tujuan atau Amanat (intention)Tujuan atau amanat merupakan sesuatu yang hendak disampaikan penyair kepada

masyarakat lewat puisi yang ditulisnya. Amanat puisi Pertemuan adalah kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah harus menyadari dimana tempat kita berpijak sekarang, karena dimanapun tempatnya Allah selalu mengawasi kita. Hendaknya kita sebagai makhluk ciptaan-Nya selalu berjalan di jalan-Nya dan selalu menyebut nama-Nya agar kita dekat dengan Allah.

B.     Analisis dari Pendekatan Semiotik1.    Teori Semiotik

Semiotik adalah ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tanda (Hoed,1992: 2). Tanda adalah sesuatu yang mewakili sesuatu yang lain dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan, dan lain-lain. Jadi, yang dapat menjadi tanda sebenarnya bukan hanya bahasa saja, melainkan berbagai hal yang melingkupi kehidupan ini –walau harus diakui bahwa bahasa adalah sistem tanda yang paling lengkap dan sempurna .

Teori Peirce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Sebuah tanda –yang disebutnya sebagai representamen– haruslah mengacu (atau mewakili) sesuatu yang disebutnya sebagai objek (acuan, ia juga menyebutnya sebagai designatum, detotatum, dan dewasa ini orang menyebutnya dengan istilah referent). Teori Saussure sebenarnya berkaitan dengan pengembangan teori linguistik secara umum, maka istilah-istilah yang dipakai (oleh para penganutnya pun) untuk bidang kajian semiotik meminjam dari istilah-istilah dan model linguistik. Bahasa sebagai sebuah sistem tanda menurut Saussure, memiliki dua unsure yang tak terpisahkan: signifier dan signified, signifiant dan signifie, atau penanda dan petanda.

Wujud significant (penanda) dapat berupa bunyi-bunyi ujaran atau huruf-huruf tulisan, sedang signifie (petanda) adalah unsur konseptual, gagasan, atau makna yang terkandung dalam penanda tersebut (Abrams, 1981: 171). Menurut Todorov (1985: 12), kajian dikelompokkan berdasarkan aspek verbal, sintaksis, dan semantik, sedang menurut kaum formalis Rusia dibedakan ke dalam wilayah kajian stilistika, komposisi, dan tematik. Kajian semiotik karya sastra, dengan demikian dapat dimulai dengan mengkaji kebahasaannya dengan menggunakan tataran-tataran seperti dalam studi linguistik.

2.    Analisisa.      Pertemuan merupakan tanda atau simbol dalam puisi ini. Kata ini merujuk pada suatu

keadaan tertentu, yang memiliki makna bersatunya dua hal dalam situasi dan kondisi tertentu.b.      Menasbihkan merupakan tanda atau simbol dalam puisi ini. Kata ini mempunyai makna

sebagai usaha untuk mengingat suatu hal dalam bentuk ucapan.c.       Api merupakan tanda dalam puisi ini yang bermakna sebagai sumber semangat atau kekuatan

dalam jiwa manusia.d.      Membakar merupakan tanda dalam puisi ini yang memiliki makna sebagai tanda semangat

yang berkobar-kobar.e.       Alir merupakan tanda dalam puisi ini yang bermakna sebagai jalan kehidupan manusia

menuju kebenaran.

Page 9: MAKALAH DISKUSI

f.        Akar, Pembuluh, Urat-urat, merupakan tanda dalam puisi ini yang memiliki makna urutan jalan atau lika-liku kehidupan yang ditempuh manusia untuk menempuh jalan kebenaran dan jalan yang terang.Reranting, Dedaun, Bebunga tanda yang memiliki makna hasil dari proses kehidupan.

g.      Waktu merupakan tanda dalam puisi ini yang memiliki makna proses atau sesuatu yang berlangsung.

h.      Hilang merupakan tanda dalam puisi ini yang bermakna sebagai sesuatu yang lenyap dan tidak kentara.

Page 10: MAKALAH DISKUSI

BAB IIIPENUTUP

A.    SimpulanPuisi Pertemuan karya Hilmi Akmal ini dianalisis dengan dua pendekatan yaitu

strukturalisme dan semiotik. Strukturalisme adalah suatu metode analisis yang dikembangkan oleh banyak semiotisian berbasis model lingusitik Saussure. Menurut Waluyo (1991: 28) puisi terdiri atas dua unsur pokok , yakni struktur fisik dan struktur batin. Struktur batin puisi terdiri dari atas tema, nada perasaan , dan amanat; sedangkan sedangkan struktur fiksi puisi terdiri atas; diksi, pengimajian, kata konkert, majas, versifikasi, dan tipografi. Teori Peirce mengatakan bahwa sesuatu itu dapat disebut sebagai tanda jika ia mewakili sesuatu yang lain. Bahasa sebagai sebuah sistem tanda menurut Saussure, memiliki dua unsure yang tak terpisahkan: signifier dan signified, signifiant dansignifie, atau penanda dan petanda.

B.     SaranMakalah ini disusun agar pembaca mengetahui analisis dalam karya sastra. Dalam

menganalisis suatu karya sastra terutama puisi, sangat memerlukan pendekatan struktural dan semiotik. Karena pendekatan ini merupakan langkah dasar untuk menemukan makna. Oleh karena itu, pendekatan ini diharapkan mampu membantu menemukan maksud dari puisi Pertemuan.

Page 11: MAKALAH DISKUSI

DAFTAR PUSTAKA

Endaswara , Suwaedi,  2005. Metode Teori Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Buana Pustaka

Pradopo, RachmatDjoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.