makalah DHF

20
LAPORAN PENDAHULUAN DHF 1. Pengertian DHF DHF adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Arthropart Born Virus) dan ditularkan melalui nyamuk Aedes Albopiktus dan Aedes Aegepti (Ngastiyah, 1997). Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler, kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein (Nelson, 2000). DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul rejatan (flek) angka kematian akan cukup tinggi (Mansjoer, Arif, 2001). DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan nyamuk aedes aegypti betina, biasanya disertai dengan 5-7 hari dengan gejala- gejala pendarahan dan bila timbul renjatan (flek) angka kematian cukup tinggi. 1

description

new

Transcript of makalah DHF

Page 1: makalah DHF

LAPORAN PENDAHULUAN DHF

1. Pengertian DHF

DHF adalah infeksi akut yang disebabkan oleh arbovirus (Arthropart

Born Virus) dan ditularkan melalui nyamuk Aedes Albopiktus dan Aedes

Aegepti (Ngastiyah, 1997).

Demam Berdarah Dengue ialah suatu penyakit demam berat yang sering

mematikan, disebabkan oleh virus, ditandai oleh permeabilitas kapiler,

kelainan hemostasis dan pada kasus berat, sindrom syok kehilangan protein

(Nelson, 2000).

DHF (Dengue Haemoragic Fever) adalah penyakit yang terdapat pada

anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan sendi

yang biasanya memburuk setelah dua hari pertama dan apabila timbul rejatan

(flek) angka kematian akan cukup tinggi (Mansjoer, Arif, 2001).

DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue melalui gigitan

nyamuk aedes aegypti betina, biasanya disertai dengan 5-7 hari dengan

gejala-gejala pendarahan dan bila timbul renjatan (flek) angka kematian

cukup tinggi.

Gambar 1.1 Aedes Aegypti Mosquito

1

Page 2: makalah DHF

Gambar 1.2 Karakteristik Demam Berdarah

2. Klasifikasi

Menurut WHO (1986) dibagi menjadi empat :

a. Derajad 1

Demam disertai gejala klinis lain atau tanpa perdarahan spontan,

uji tournikuet positif, trombositopeni dan hemokonsentrasi.

b. Derajad 2

Sama dengan derajad 1, ditambah dengan gejala-gejala

perdarahan spontan seperti hematomesis melena, perdarahan gusi.

c. Derajad 3

Ditandai dengan gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi

lemah dan cepat (>120 kali/ mnt), tekanan nadi sempit (<120

mmHg), dan tekanan darah menurun.

d. Derajad 4

Nadi tidak teraba, tekanan darah tidak teratur, (denyut jantung

>140 kali/ mnt), anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan

kulit tampak biru.

2

Page 3: makalah DHF

Derajad WHO (1997) :

a. Derajad 1

Demam dengan test rumple leed positif.

b. Derajad 2

Derajad 1disertai dengan perdarahan spontan di kulit atau

perdarahan lain.

c. Derajad 3

Ditemukan kegagalan sirkulasi, yaitu: nadi cepat dan lemah,

tekanan nadi menurun/hipotensi disertai dengan kulit dingin,

lembab dan pasien menjadi gelasah.

d. Derajad 4

Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak

dapat diukur.

3. Etiologi

Virus dengue dibawa oleh nyamuk aedes aegepty (betina) dan dan aedes

albopiktus sebagai vector ke tubuh manusia melalui gigitan nyamuk tersebut.

Infeksi yang pertama kali dapat memberi gejala sebagai dengue fever dengan

gejala utama demam, nyeri otot/sendi (Mansjoer, Arif, 2000).

4. Manifestasi Klinis

Demam tinggi selama 2-7 hari.

Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit : ptechie, ekhimosis,

hematoma.

Epistaksis, hematemesis melena, hematuri.

Mual, muntah, tidak ada nafsu makan , diare, konstipasi.

Nyari otot, tulang, sendi, abdomen dan ulu hati.

Sakit kepala, pembengkakan sekitar mata, pembesaran hati-limpa dan

kelenjar getah bening.

Tanda-tanda rejatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah

menurun, gelisah, nadi cepat dan lemah).

3

Page 4: makalah DHF

Gambar 1.3 Siklus Demam Berdarah

Gambar 1.4 Gejala Demam Berdarah

4

Page 5: makalah DHF

5. Patofisiologi

Virus dengue yang telah masuk ke tubuh akan menimbulkan demam

karena proses infeksi. Hal tersebut akan merangsang hipotalamus sehingga

terjadi termoregulasi yang akan meningkatkan reabsorsi Na dan air sehingga

terjadi hipovolemi, selain itu juga terjadi kebocoran plasma karena terjadi

peningkatan permeabilitas membran yang juga mengakibatkan hipovolemi,

syok dan jika tak teratasi akan terjadi hipoksia jaringan yang dapat

mengakibatkan kematian.

Selain itu kerusakan endotel juga dapat mengakibatkan trombositopenia

yang akan mengakibatkan perdarahan, dan jika virus masuk ke usus akan

mengakibatkan gastroenteritis sehingga terjadi mual dan muntah.

5

Page 6: makalah DHF

Usus

Perdarahan : Trombositopenia

DehidrasiGangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Mula/muntah

Gastroenteritis

Defisit volume cairan

Kompleks virus - antibodi

Depresi sumsum tulang

Infeksi virus dengue

Hipotalamus

Peningkatan suhu tubuh

Hipovolemia

Kebocoran plasma

Permeabilitas membrane meningkat

Anti histamine dilepaskan

Aktivitas komponen

Kematian

Ekstravaskuler

Efusi pleura

Asidosis metabolikGangguan pertukaran gasIntoleransi aktivitas

Hipoksia jaringan

Perfusi jaringan

Pathway

6

Page 7: makalah DHF

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pada kasus DHF yang dijadikan pemeriksaan penunjang yaitu

menggunakan darah atau disebut lab serial yang terdiri dari Hemoglobin,

PCV, dan trombosit. Pemeriksaan menunjukkan adanya trompositopenia

(100.000/ml atau kurang) dan hemotoksit sebanyak 20% atau lebih

dibandingkan dengan nilai hematoksit pada masa konvaselen.

Air seni, mungkin ditemukan albuminuria ringan.

Sumsum tulang pada awal sakit biasanya hiposeluler, kemudian menjadi

hiperseluler pada hari ke 5 dengan gangguan maturasi dan pada hari ke

10 sudah kembali normal untuk semua sistem.

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanan DHF tanpa penyakit yaitu :

a. Tirah baring.

b. Makanan lunak dan bila belum nafsu makan diberi minum 1,5- 2

liter dalam 24 jam (susu, air dengan gula atau sirup) atau air tawar

ditambah garam.

c. Untuk hiperpireksia (40 oC/ >) dapat diberikan kompres, antibiotik

golongan asetaminofen, dan jangan diberikan asetoral karena

bahaya perdarahan.

d. Antibiotik diberikan bila terdapat kemungkinan terjadi infeksi

sekunder.

Pada pasien dengan tanda renjatan dilakukan :

a. Pemasangan infus dan dipertahankan selama 12–48 jam setelah

renjatan diatasi.

b. Observasi keadaan umum, nadi, tekanan darah, suhu dan

pernafasan tiap jam, serta Hb dan Ht tiap 4 –6 pada hari pertama,

selanjutnya tiap 24 jam.

8. Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian

vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut

dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

7

Page 8: makalah DHF

a. Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain

dengan pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat,

modifikasi tempat pengembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan

manusia.

b. Biologis

Pengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan

cupang).

c. Kimiawi

Pengendalian kimiawi antara lain :

1) Pengasapan/fogging berguna untyk mengurangi kemungkinan

penularan sampai batas waktu tertentu.

2) Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air

seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

Gambar 1.5 Cara Pencegahan Demam Berdarah

8

Page 9: makalah DHF

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Identitas

Meliputi :Nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa,

status perkawinan, pekerjaan,pendidikan,tanggal MRS, no registrasi

dan diagnosa medis.

Riwayat Kesehatan

a. Keluhan Utama

Pada umumnya pasien merasa demam, mula, muntah, anoreksia,

perdarahan, nyeri kepala sampai dapat terjadi syok berat.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Riwayat DHF terjadi pada 2-7 hari pertama dengan disertai

demam yang tinggi disertai gejala seperti anoreksia, malase, nyeri

pada punggung, tulang persendian dan kepala.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Biasanya pasien belum pernah mengalami penyakit seperti yang

diderita sekarang.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Tanyakan pada keluarga apakah ada anggota keluarga yang pernah

mengalami penyakit yang serupa.

Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum :

Suhu tubuh tinggi (39,4-41,1 oC), menggigil

Hipotensi

Nadi cepat dan lemah

b. Kulit : tampak bintik merah (ptekie), hematom, ekimosis.

c. Kepala : mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor

(kadang).

d. Dada : nyeri tekan epigastrik, nafas cepat dan sering berat.

e. Abdomen : pada palpasi teraba pembesaran hati dan limfe pada

keadaan dehidrasi, turgor kulit menurun.

9

Page 10: makalah DHF

f. Ekstremitas : ekstremitas dingin, sianosis.

ADL

a. Pola Nutrisi : terjadi mual, muntah, anoreksia.

b. Pola Eliminasi : dapat terjadi diare/konstipasi, melena.

c. Pola Istirahat dan Tidur : dapat terganggu karena panas, sakit

kepala dan nyeri.

d. Pola Aktivitas dan Latihan : lebih banyak berdian di rumah selama

musim hujan dapat terjadi nyeri otot dan sendi, pegal-pegal pada

seluruh tubuh, menurunnya aktifitas.

e. Pola Personal Hygiene : pegal-pegal pada seluruh tubuh saat panas

dapat meningkatkan ketergantungan kebutuhan perawatan diri.

Pemeriksaan Penunjang

a. Hb dan PCV meningkat (≥ 20 %).

b. Trombositopenia (≤ 100.000/mL).

c. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis).

d. IgD positif.

e. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia,

hipokloremia, dan hiponatremia.

f. Urium dan pH darah mungkin meningkat.

g. Asidosis metabolic : Pco < 35-40 mmHg, HCO rendah.

h. SGOT/SGPT memungkinkan meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi virus dengue

(viremia).

Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif,

perdarahan.

Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake nutrisi yang tidak adekuat, mual, muntah, anoreksia.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi tubuh yang lemah.

3. Rencana Keperawatan

10

Page 11: makalah DHF

Tgl/

Jam

No.

Dx

Tujuan & KH Intervensi Rasional

1 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama ….x24 jam,

diharapkan suhu tubuh

kembali normal

dengan kriteria hasil :

1. Suhu tubuh

antara 36-37 oC

2. Membrane

mukosa lembab

3. Nadi dalam

batas normal

(80-100x/menit)

4. Pasien bebas

dari demam

1. Monitor TTV tiap 4

jam sekali.

2. Berikan kompres

pada daerah axila

dan lipatan paha.

3. Anjurkan pasien

untuk banyak

minum (1500-2000

cc/hari.

4. Anjurkan klien

untuk memakai

pakaian yang tipis

dan mudah

menyerap keringat.

5. Observasi intake dan

output.

6. Kolaborasi dalam

pemberian cairan

dan obat antipiretik.

1. Peningkatan tanda-tanda

vital menunjukkan adanya

peningkatan suhu tubuh.

2. Dengan kompres dingin di

daerah axila dan lipatan

paha dapat mempengaruhi

hipotalamus karena daerah

tersebut terdapat banyak

pembuluh darah dan saraf

sehingga akan

menurunkan suhu tubuh.

3. Minum air yang cukup

dapat mengganti cairan

yang hilang akibat

penguapan yang

meningkat.

4. Memberikan rasa nyaman

dan pakaian yang tipis

mudah menyerap keringat

dan tidak merangsang

peningkatan suhu tubuh.

5. Mendeteksi dini

kekurangan cairan serta

mengetahui keseimbangan

cairan dan elektrolit dalam

tubuh.

6. Pemberian cairan sangat

penting bagi pasien

dengan suhu tubuh yang

tinggi. Antipiretik

11

Page 12: makalah DHF

merupakan obat khusus

untuk menurunkan.

2 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama …x24 jam,

diharapkan kebutuhan

cairan klien terpenuhi

dengan kriteria hasil :

1. Turgor kulit

kembali dalam

1 detik

2. Intake dan

output

seimbang

3. Mukosa lembab

4. Akral hangat

5. Tidak terjadi

syok

hipovolemik

1. Kaji keadaan umum

klien.

2. Observasi tanda-

tanda syok (nadi

lemah dan cepat,

tensi menurun, akral

dingin, kesadaran

menurun, gelisah).

3. Monitor tanda-tanda

dehidrasi (turgor

kulit turun, produksi

urin turun).

4. Berikan hidrasi

peroral secara

adekuat sesuai

dengan kebutuhan

tubuh.

5. Kolaborasi

pemberian cairan

intravena.

1. Menetapkan data dasar

untuk mengetahui dengan

cepat penyimpangan dari

keadaan normalnya.

2. Mengetahui tanda syok

sedini mungkin sehingga

dapat segera dilakukan

tindakan.

3. Mengetahui derajat

dehidrasi.

4. Asupan cairan sangat

diperhatikan untuk

menambah volume cairan

tubuh.

5. Pemberian cairan IV

sangat penting bagi pasien

yang mengalami deficit

volume cairan dengan

keadaan umum yang

buruk karena cairan ini

langsung masuk ke

pembuluh darah.

3 Setelah dilakukan 1. Jelaskan pada klien 1. Diharapkan klien dapat

12

Page 13: makalah DHF

tindakan keperawatan

selama ….x24 jam,

diharapkan kebutuhan

nutrisi klien terpenuhi

dengan kriteria hasil :

1. Klien dapat

menghabiskan

porsi makan

yang disediakan

2. Nafsu makan

meningkat

3. BB meningkat

4. Tidak ada

keluhan mual

dan muntah lagi

tentang pentingnya

nutrisi dan akibatnya

bila kekurangan.

2. Sajikan makanan

dalam porsi kecil

tapi sering.

3. Anjurkan pada klien

untuk

mengkonsumsi

makanan tambahan

tetapi tidak

bertentangan dengan

diet.

4. Observasi intake dan

output dalam 24

jam.

5. Hidangkan menu

makanan dalam

keadaan hangat.

6. Kolaborasi dengan

tim dokter.

mengerti dan mau bekerja

sama dalam pemberian

asuhan keperawatan.

2. Rasa mual dan muntah

dapat berkurang.

3. Dapat menambah

kebutuhan zat makanan.

4. Mengatur makanan yang

dimakan oleh klien dalam

sehari sehingga

mempermudah deteksi

dini pemasukan yang

adekuat.

5. Diharapkan mampu

merangsang nafsu makan

klien.

6. Dapat memberikan diet

yang sesuai dengan

penyakit dan kondisi

klien.

13

Page 14: makalah DHF

14

Page 15: makalah DHF

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marlyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.

Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI.

Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC.

Price, Sylfia A. 1995. Patofisiologi. Jakarta : EGC.

15