Makalah Definisi Dan Tujuan Surveilan

16
ILMU DASAR KEPERAWATAN 2B DEFINISI DAN TUJUAN SURVEILANS MAKALAH oleh Kelompok 5

description

Surveilens

Transcript of Makalah Definisi Dan Tujuan Surveilan

ILMU DASAR KEPERAWATAN 2B

DEFINISI DAN TUJUAN SURVEILANS

MAKALAH

oleh

Kelompok 5

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

ILMU DASAR KEPERAWATAN 2B

Definisi dan tujuan Surveilans

Disusun guna menyelesaikan tugas mata kuliah

Ilmu Dasar Kperawatan 2B

Dosen Pengampu: Ns. Latifa Aini S., M.Kep.

oleh

Yessi Anggun Perdana 142310101023

Septyana Milla Arifin 142310101089

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS JEMBER

2015

PEMBAHASAN

Pengertian Surveillans

Surveilans epidemiologi merupakan suatu rangkaian proses yang sistematis dan berkesinambungan dalam pengumpulan, analisa dan interpretasi data kesehatan. Kegiatan ini merupakan upaya untuk mengurangi dan memantau suatu peristiwa kesehatan. Dengan mengamati secara terus-menerus dan sistematis maka perubahan-perubahan kecenderungan penyakit dan faktor yang mempengaruhinya dapat diamati atau diantisipasi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah investigasi dan pengendalian penyakit dengan tepat.

Surveilans epidemiologi sendiri menurut Depkes RI (2003), merupakan suatu proses pengamatan terus menerus dan sistematik terhadap terjadinya penyebaran penyakit serta kondisi yang memperbesar risiko penularan dengan melakukan pengumpulan data, analisis, interpretasi dan penyebaran interpretasi serta tindak lanjut perbaikan dan perubahan.

Menurut Thacker (2000), surveilans epidemiologi adalah suatu rangkaian yang dilakukan secara terus menerus dan sistematik dalam mengumpul, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi data peristiwa kesehatan yang bermutu untuk perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap upaya pelayanaan kesehatan masyarakat disertai dengan penyebarluasan informasi tersebut kepada pihak lintas terkait.

Menurut Karyadi (1994), surveilans epidemiologi adalah :“Pengumpulan data epidemiologi yang akan digunakan sebagai dasar dari kegiatan-kegiatan dalam bidang penanggulangan penyakit, yaitu :

1. Perencanaan program pemberantasan penyakit. Mengenal epidemiologi penyakit berarti mengenal masalah yang kita hadapi. Dengan demikian suatu perencanaan program dapat diharapkan akan berhasil dengan baik.

2. Evaluasi program pemberantasan penyakit. Bila kita tahu keadaan penyakit sebelum ada program pemberantasannya dan kita menentukan keadaan penyakit setelah program ini, maka kita dapat mengukur dengan angka-angka keberhasilan dari program pemberantasan penyakit tersebut.

3. Penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB)/ wabah. Suatu sistem surveilans yang efektif harus peka terhadap perubahan-perubahan pola penyakit di suatu daerah tertentu. Setiap kecenderungan peningkatan insidens, perlu secepatnya dapat diperkirakan dan setiap KLB secepatnya dapat diketahui. Dengan demikian suatu peningkatan insidens atau perluasan wilayah suatu KLB dapat dicegah”.

Menurut WHO surveilans adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan.

Menurut CDC (Center of Disease Control) surveilans adalah pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya kesehatan masyarakat, dipadukan dengan diseminasi data secara tepat waktu kepada pihak-pihak yang perlu mengetahuinya.

Surveilans merupakan pengumpulan, analisis, dan analisis data secara terus-menerus dan sistematis yang kemudian didiseminasikan (disebarluaskan) kepada pihak-pihak yang bertanggungjawab dalam pencegahan penyakit dan masalah

kesehatan lainnya (DCP2, 2008). Surveilans memantau terus-menerus kejadian dan kecenderungan penyakit, mendeteksi dan memprediksi outbreak pada populasi, mengamati faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit, seperti perubahan-perubahan biologis pada agen, vektor, dan reservoir. Selanjutnya surveilans menghubungkan informasi tersebut kepada pembuat keputusan agar dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan dan pengendalian penyakit (Last, 2001). Kadang digunakan istilah surveilans epidemiologi. Baik surveilans kesehatan masyarakat maupun surveilans epidemiologi hakikatnya sama saja, sebab menggunakan metode yang sama, dan tujuan epidemiologi adalah untuk mengendalikan masalah kesehatan masyarakat, sehingga epidemiologi dikenal sebagai sains inti kesehatan masyarakat (core science of public health).

Surveilans memungkinkan pengambil keeputusan untuk memimpin dan mengelola dengan efektif. Surveilans kesehatan masyarakat memberikan informasi kewaspadaan dini bagi pengambil keputusan dan manajer tentang masalah-masalah kesehatan yang perlu diperhatikan pada suatu populasi. Surveilans kesehatan masyarakat merupakan instrumen penting untuk mencegah outbreak penyakit dan mengembangkan respons segera ketika penyakit mulai menyebar. Informasi dari surveilans juga penting bagi kementerian kesehatan, kementerian keuangan, dan donor, untuk memonitor sejauh mana populasi telah terlayani dengan baik (DCP2, 2008).

Dalam epidemiologi telah lama dipakai istilah “Surveillance” mula-mula yang diberikan kepada “Surveillance” ialah satu macam observasi dari seoarang atau orang-orang yang disangka menderita suatu penyakit menular dengan cara mengadakan berupa pengawasan medis, tanpa mengawasi kebebasan bergerak dari orang-orang yang bersangkutan. Obeservasi ini terutama dilakukan pada penderita penyakit menular yang berbahaya seperti kolera, pes, cacar, dan sifilis. Lamanya observasi sama dengan masa tunas penyakit yang bersangkutan. Maksud sebenarnya dari pengamatan seperti ini ialah supaya dengan segera dapat memberi pengobatan dan isolasi terhadap penyakit yang timbul pada kasus yang dicurigai itu.

Arti dari “surveillance” berkembang dan lebih meluas jangkauannnya. Mulai tahun 1950 istilah “Surveillance” dipakai dalam hubungan suatu penyakit seluruhnya dan bukan pada penderita saja. Pada waktu mulai dijalankan program-program pemberantasan penyakit seperti malaria dan cacar. Cara untuk mengetahui kemajuan dari program-program tersebut dengan melihat menurunnya jumlah peristiwa dan dimana terdapat peristiwa tersebut. Karena “Surveillance” ini memerlukan ilmu epidemiologi.

Dengan demikian Surveilens Epidemilogi mencakup keterangan keterangan mengenai penderita, tempat, waktu, keadaan vector dan factor-faktor lain yang ada hubungannya dengan penyakit. Perlunya keterangan keterangan yang banyak itu disebabkan oleh berubahnya pendapat tentang pathogenesis penyakit menular. Awalnya orang berpendapat bahwa penyakit menular disebabkan oleh hanya satu factor saja yaitu kuman, tetapi sakrang orang berpendapat sebagai berikut: walaupun kuman diperlukan untuk menimbulkan suatu penyakit atau menularkan penyakit tersebut lebih lanjut. Faktor-faktor lain seperti dosis dari infeksi, macam dan lamanya penularan, keadaan umum dan gizi dari penderita dan lingkungannya ikut menentukan terjadi penyakit.

Terdapat 3 ciri khas dari Surveillen yaitu :

1. Pengumpulan data epidemiologi secara sistematis dan secara terus-menerus.

2. Pengolahan, analisa dan interpretasi data tersebut yang menghasilkan suatu informasi

3. Penyebaran dan hasil data tersebut kepada orang-orang atau lembaga yang berkepentingan

4. Menggunakan informasi tersebut dalam rangka memantau, menilai dan merencankan kembali program-program atau pelayanan kesehatan

Sistem surveilans menurut para ahli mempunyai beberapa persyaratan (Thacker, 1992; Romaguera et al., 2000; German, 2001; Klaucke, 1992; Koplan,1999) :

1. Sederhana (simplicity).

Kesederhanaan sistem surveilans dinilai baik dari sudut pandang struktur, termasuk aliran informasi dan kesederhanaan pelaksanaan. Salah satu cara termudah untuk menilai kesederhanaan sistem surveilans adalah dengan melihat bagan alirnya. Besar dan jenis informasi yang diperlukan untuk menunjang diagnosis, sumber pelapor, cara pengiriman data, organisasi yang menerima pelaporan, pengolahan dan analisa data perlu dirancang agar tidak membutuhkan sumber daya yang terlalu besar dan prosudur yang terlalu rumit.

2. Kelenturan (flexibility).

Sistem surveilans yang lentur dapat mengadaptasi perubahan-perubahan dalam kebutuhan informasi atau kondisi operasional tanpa memerlukan banyak biaya, waktu dan tenaga.

3. Dapat diterima (acceptability).

Penerimaan terhadap sistem surveilans tercermin dari tingkat partisipasi individu, organisasi dan lembaga kesehatan. Beberapa indikator penerimaan terhadap sistem surveilans adalah jumlah proporsi para pelapor, kelengkapan pengisian formulir pelaporan, dan ketepatan waktu pelaporan.

4. Kepekaan (sensitivity).

Sensitivitas sistem surveilans suatu sistem surveilans dapat dinilai dari kemampuan mendeteksi kejadian kasus-kasus penyakit atau kondisi kesehatan yang dipantau dan kemampuan mengidentifikasi kejadian luar biasa (KLB) atau wabah. Faktor-¬faktor yang berpengaruh adalah: proporsi penderita, yang berobat ke pelayanan kesehatan, kemampuan mendiagnose secara benar dan kemungkinan kasus yang terdiagnose akan dilaporkan. Suatu sistem surveilans yang kurang sensitive masih bermanfaat untuk memantau adanya trend penyakit asalkan sensivitas sistem tidak berubah.

5. Kemampuan memberikan nilai duga positif (positif predictive value)

Daya prediktif suatu surveilans diukur sebagai proporsi mereka yang diidentifikasi sebagai kasus, yang memang menderita penyakit atau kondisi sasaran surveilans (positive predcktve value). Sistem surveilans dengan nilai prediksi rendah akan menimbulkan banyak kasus yang sebenarnya merupakan penyakit lain, bukan penyakit sasaran surveilans. Akibatnya terjadi pemborosan khususnya bila kasus-kasus palsu tersebut diselidiki sebagai wabah. (Gordis, 1996)

6. Keterwakilan (representativeness).

Sistem surveilans yang representative mampu mendeskripsikan secara akurat distribusi kejadian penyakit menurut karakteristik orang, tempat dan waktu.

7. Kualitas data (data quality).

Kualitas data merupakan bagian penting yang menggambarkan kelengkapan dan validitas dari data yang dikumpulkan, dan untuk melihat data tersebut dapat dilihat berapa jumlah yang tidak melaporkan serta laporan yang tidak diketahui. Kualitas data sistem surveilans berhubungan dengan keterwakilan dan penerimaan serta dipengaruhi oleh pelaksanaan skrining dan tes diagnostik dalam hal ini penerapan dari definisi kasus yang tepat.

8. Stabilitas data (data stability).

Stabilitas data berhubungan dengan keterandalan (kemampuan untuk mengumpulkan data, mengorganisasi dan menyediakan data tanpa mengalami hambatan) ketersediaan (kemampuan untuk kelangsungan beroperasinya sewaktu dibutuhkan) dari sistem surveilans.

9. Ketepatan waktu (timeliness).

Ketepatan waktu suatu sistem surveilans dipengaruhi oleh ketepatan dalam proses data mulai dari deteksi, pengisian form, pelaporan, pengolahan data, dan pendistribusian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan penyakit¬penyakit tertentu perlu dilakukan dengan cepat agar dapat dikendalikan secara efektif atau agar tidak meluas sehingga membahayakan masyarakat.

Surveilans Epidemiologis, secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

1. Surveilans Pasif Surveilans pasif adalah pengumpulan data yang diperoleh dari laporan

bulanan sarana pelayanan kesehatan di daerah. Dari data yang diperoleh, dapat diketahui distribusi geografis tentang berbagai penyakit menular, dan perubahan – perubahan yang terjadi serta kebutuhan tentang penelitian sebagai tindak lanjut.

System surveilans pasif tidak sensitive dan memiliki spesifitas yang rendah, tetapi system ini sangat berguna untuk pemantauan kecenderungan penyakit jangka panjang.

Surveilans pasif mewajibkan adanya pelaporan dari setiap klinik, dokter praktik, dan pusat kesehatan atau rumah sakit yang memberikan pelayanan medis terhadap populasi yang beresiko. Akan tetapi, walaupun sudah diwajibkan secara hukum, surveilans pasif tetap tidak sensitive karena tidak semua kasus didiagnosis dengan tepat selama masa penularan yang rendah ketika tingkat kecurigaan tenaga professional medis juga rendah.

2. Surveilans AktifSuveilans aktif adalah pengumpulan data yang dilakukan secara

langsung untuk mempelajari penyakit tertentu dalam waktu yang relatif singkat (seminggu sekali atau 2 minggu sekali) yang dilakukan oleh petugas kesehatan untuk mencatat ada atau tidaknya kasus baru penyakit tertentu.

Tujuan system surveilans aktif adalah memungkinkan lembaga kesehatan setempat untuk memantau penyebaran penyakit di dalam masyarakat dan mampu untuk menyatakan, kapan saja, tempat berlangsungnya penyebaran penyakit, dan jenis kesakitan yang berhubungan

dengan infeksi peyakit tersebut. Untuk mencapai sasaran ini, system yang dilakukan harus bersifat aktif dan mendapat dukungan laboratorium diagnostic yang baik. Jika dikelola dengan baik dan efektif, system surveilans semacam ini pasti dapat memberikan peringatan dini atau memiliki kemampuan ini prediktif terhadap epidemic penyakit tersebut. Rasionalnya adalah jika epidemi dapat diprediksikan, maka epidemi tersebut dapat dicegah.

Pencatatan meliputi Variabel Demografis seperti : Umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi; Saat atau waktu timbulnya gejala ; Pola Makanan ; Tempat Kejadian yang berkaitan dengan penyakit tertentu dan Pencatatan ini tetap dilakukan walaupun tidak ditemukan kasus baru. Surveilans Aktif dilakukan apabila : a). Ditemukan kasus baru, b). Penelitian tentang cara penyebaran yang baru suatu penyakit tertentu, c). Resiko tinggi terjadinya penyakit musiman, d). Penyakit tertentu yang timbul di daerah baru atau akan menimbulkan

pengaruh pada kelompok penduduk tertentu atau penyakit dengan insidensi yang rendah mendadak terjadi peningkatan.

Kegunaan Surveilans dalam epidemiologi :1. Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi dari suatu penyakit;2. Menentukan penyakit mana yang di prioritaskan untuk diobati atau di

brantas;3. Meramalkan terjadinya wabah;4. Menilai dan memantau pelaksanaan program pemberantasan penyakit

menular dan program-program kesehatan lainnya, seperti program mengatasi kecelakaan, program kesehatan gigi, program gizi, dan lainnya;

5. Mengetahui jangkauan atau cakupan dari pelayanan kesehatan.

Tujuan Surveilans Surveilans bertujuan memberikan informasi tepat waktu tentang masalah

kesehatan populasi, sehingga penyakit dan faktor risiko dapat dideteksi dini dan dapat dilakukan respons pelayanan kesehatan dengan lebih efektif. Tujuan khusus surveilans: 1. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit; 2. Mendeteksi perubahan mendadak insidensi penyakit, untuk mendeteksi dini

outbreak; 3. Memantau kesehatan populasi, menaksir besarnya beban penyakit (disease

burden) pada populasi;4. Menentukan kebutuhan kesehatan prioritas, membantu perencanaan,

implementasi, monitoring, dan evaluasi program kesehatan;5. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatan;6. Mengidentifikasi kebutuhan riset (Last, 2001; Giesecke, 2002; JHU, 2002).

Tujuan Surveilans Epidemiologis (menurut WHO, 2002) adalah sebagai berikut : 1. Memprediksi dan mendeteksi dini Epidemi (Outbreak). 2. Memonitor, mengevaluasi, dan memperbaiki program pencegahan dan

pengendalian penyakit. 3. Sebagai sumber informasi untuk penentuan prioritas, pengambilan kebijakan,

perencanaan, implementasi, dan alokasi sumber daya kesehatan. 4. Monitoring kecenderungan penyakit Endemis dan mengestimasi dampak

penyakit di masa mendatang.5. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut.

SOAL

1. Seorang petugas kesehatan sedang melakukan proses dimana mereka melakukan pengumpulan data, mengolah, menganalisis suatu wabah atau peristiwa kesehatan yang terjadi di desa Rawamangun.Berdasarkan kasus diatas seorang petugas kesehatan sedang melakukan kegiatan…a. Monitoringb. Pemantauanc. Penelitaind. Surveilanse. Pengamatan Jawaban D

2. Penyataan berikut yang merupakan ciri khas dari surveilans, kecuali…a. Pengumpulan data epidemiologi suatu penyakit dilakukan secara terus-

menerus dan sistematisb. Penyebaran dan hasil data diberikan kepada lembaga yang berkepentinganc. Surveilans dapat dilakukan oleh semua orangd. Pengolahan, analisa, dan interpretasi data tersebut menghasilkan suatu

informasie. Menggunakan informasi tersebut dalam rangka memantau, menilai dan

merencankan kembali program-program atau pelayanan kesehatanJawaban C

3. Di desa Bangsalsari sedang dilanda wabah cikungunya. Sudah 3 bulan wabah ini berlangsung tetapi hingga sekarang belum ada kemajuan yang pasti bahwa wabah ini akan berakhir. Setiap hari semakin banyak korban yang berjatuhan. Hal ini dikarenakan masih banyaknya warga desa Bangsalsari yang meremehkan penyakit tersebut. Alhasil hanya sedikit warga yang mau berobat ke pelayanan kesehatan terdekat.Berdasarkan kasus di atas salah satu syarat surveilans yang belum terpenuhi adalah…a. Kesederhanaanb. Ketepatan waktuc. Kepekaan d. Kualitas datae. Keterwakilan Jawaban C

4. Sebulan yang lau beberapa warga sumberbaru terjangkit wabah flu burung. Namun wabah ini dapat segera diatasi dalam waktu kurang dari satu bulan. Hal ini dikarenakan petugas kesehatan dalam melakukan pelaporan wabah, pengolahan data dan pendistribusian informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dilakukan dengan cepat dan efektif. Oleh karena itu, wabah flu burung tersebut tidak meluas dan membahayakan masyarakat.Berdasarkan kasus di atas salah satu syarat surveilans yang sudah terpenuhi adalah…a. Kesederhanaanb. Kepekaanc. Ketepatan waktud. Kualitas datae. KeterwakilanJawaban C

5. Berikut syarat-syarat yang harus dimilki surveilans:1. Sumber pelapor

2. Pengisian form3. Cara pengiriman data4. Pengolahan dataSyarat kesederhanaan (simplicity) yang ada pada surveilans adalah…a. 1,2,3b. 1,3c. 2,4d. 4e. 1,2,3,4Jawaban B

6. Di desa Sukomaju sedang dilanda wabah Demam Berdarah. Petugas kesehatan turun langsung dalam melakukan kunjungan secara berkala (seminggu sekali) untuk melihat perkembangan dari wabah tersebut. Dengan adanya petugas yang turun langsung dalam melakukan investigasi data yang dihasilkan juga akurat.Berdasarkan kasus di atas, petugas kesehatan dalam pengamatanya menggunakan pendekatan…a. Surveilans aktifb. Surveilans pasifc. Surveilans berkalad. Surveilans non berkalae. Monitoring Jawaban A

7. Di desa Cilebek dalam penanganan kasus wabah, petugas kesehatan tidak turun langsung ke lapangan. Petugas kesehatan mengumpulkan data dengan cara menerima data tersebut dari unit pelayanan kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya.Berdasarkan kasus di atas, petugas kesehatan dalam dalam pengamatannya menggunakan pendekatan…a. Surveilans aktifb. Surveilans pasifc. Surveilans berkalad. Surveilans non berkalae. Monitoring Jawaban B

8. Berikut adalah ciri-ciri suveilans :1. Pengumpulan data dilakukan secara singkat2. Pencatatan meliputi variable demografis3. Pengumpulan data dilakukan secara langsung4. Tidak sensitive dan memiliki spesifitas yang rendahYang merupakan ciri-ciri surveilans aktif adalah…a. 1,2,3b. 1,3c. 2,4d. 4e. 1,2,3,4Jawaban A

9. Berikut adalah unsur-unsur variable demografis :1. Umur2. Jenis kelamin3. Pola makanan4. Sosial ekonomiYang merupakan variable demografis pada pencatatan surveilans adalah…

a. 1,2,3b. 1,3c. 2,4d. 4e. 1,2,3,4Jawaban E

10. Berikut beberapa pernyataan mengenai surveilans :1. Memprediksi dan mendeteksi dini epidemic2. Mengidentifikasi kebutuhan riset dan investigasi lebih lanjut3. Memonitor kecenderungan (trends) penyakit4. Mengevaluasi cakupan dan efektivitas program kesehatanYang merupakan tujuan dari surveilans adalah…a. 1,2,3b. 1,3c. 2,4d. 4e. 1,2,3,4Jawaban E

DAFTAR PUSTAKA

https://adityasetyawan.files.wordpress.com/2008/10/hand-out-surveilans-epidemiologi-smt-iv-20082.pdf

Abramson, J.H., 1991, Metode Survey dalam kedokteran komunitas, Pengantar study Epidemiologi dan evaluatif, Supardi, S. Gajah Mada University Presss, Yogyakarta.

Peran Surveilans dalam upaya penanggulangan KLB penyakit menular dan Keracunan, Ditjen PPM & PL. 1998.

Update Guidelines for evaluating Public Health Surveilance system, MMWR. German R.R., 2001,

Romaguera, R.A., German, R.R., Klaucke, D.N., 2000, Evaluating Public Health Surveilance dalam Principles and Practice of Public Health Surveilance, second edition. Oxford University Press, New York.

Thacker, S.B., Berkelman, R.L., 1992, History of Public Health Surveilance, dalam Pubic Health Surveilance. Van Nostrand Reinhold, New York.

Buehler, J.W., 1998, Surveilance, dalam modern Epidemiology,

Efendy, Ferry & Makhfudly. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salaemba Medika

Pencegahan dan Pengendalian Dengue dan Demam Berdarah Dengue. Jakarta : EGC